Anda di halaman 1dari 8

M.

Irwan Rizali : Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Kelurahan Mattoangin

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE


KONTRASEPSI SUNTIK DI KELURAHAN MATTOANGIN
KECAMATAN MARISO KOTA MAKASSAR

Factors Associated withContraceptive Injection Method Selectionin


Mattoangin Sub-district, Mariso District, Makassar City
Muhammad Irwan Rizali, Muhammad Ikhsan, A. Ummu Salmah
Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar
(muhammad_irwanrizali@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar setelah China, India dan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, salah satu upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan Program Kelu-
arga Berencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, pengetahuan, jum-
lah anak hidup, ketersediaan alat kontrasepsi, dukungan petugas kesehatan, kesepakatan suami dan istri, dan efek
samping dalam pemilihan metode kontrasepsi suntik di Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar
tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel dalam
penelitian ini adalah wanita aseptor KB aktif yang menggunakan metode kontrasepsi suntik dan non suntik di
Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar yang diambil acak secara systematic random sampling
dengan besar sampel 193 responden. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan
uji statistik chi square dan koefisien phi (φ). Hasil penelitian diperoleh bahwa umur (p=0,023, φ=0,164), pendidi-
kan (p=0,000, φ=0,307), pengetahuan (p=0,000, φ=0,341), jumlah anak hidup (p=0,019, φ=0,169), ketersediaan
alat kontrasepsi (p=0,016, φ=0,173), dukungan petugas kesehatan (p=0,000 ,φ=0,347), kesepakatan suami dan
istri (p=0,002, φ=0,225) dan efek samping (p=0,033, φ=0,351) memiliki hubungan dengan pemilihan metode kon-
trasepsi suntik. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara umur, pendidikan, pengetahuan, jumlah anak hidup,
ketersediaan alat kontrasepsi, dukungan petugas kesehatan, kesepakatan suami dan istri serta efek samping dengan
pemilihan metode kontrasepsi suntik.
Kata Kunci : Pemilihan, metode, KB Suntik

ABSTRACT
Indonesia is the most populous country after China, India and the United States. Therefore, one of the
government’s efforts to reduce the rate of population growth is by the Family Planning Program. This research
aims to determine the relationship among age, education, knowledge, number of living children, the availability
of contraception equipments, health workers support, husbands and wives agreement, and the side effects of the
contraceptive injection method selection in Mattoangin Sub-district, Mariso District, Makassar in 2013. This re-
search was conducted using analytical survey with a cross sectional study approach. The samples in this research
were women in Mattoangin Sub-district, Mariso District, Makassar who were active family planning acceptors
amd used the contraceptive injection as well as non-injection methods. Samples of 193 respondents were selected
using systematic random sampling. The data were analyzed using univariate and bivariate analysis with chi-
square statistical analysis and phi (φ) coefficient. The results of this study found that age (p=0,023, φ=0,164),
education (p=0,000, φ=0,307), knowledge (p=0,000, φ=0,341), number of living children (p=0,019, φ=0,169 ),
the availability of contraception equipments (p = 0,016, φ = 0,173), health workers support(p = 0,000, φ = 0,347),
husbands and wives agreement (p=0,002, φ=0,225) and the side effects (p=0,033, φ=0,351) are associated with
the selection of the injection contraception method. In conclusion,there were relationships between age, educa-
tion, knowledge, number of living children, the availability of contraception equipments, health workers support,
husbands and wives agreement, and the side effects of the contraceptive injection selection method.
Keywords : Selection, method, contraceptive injection

176
JURNAL MKMI, September 2013, hal 176-183

PENDAHULUAN peserta MOP (0,12%), peserta kondom (7,55%),


Pembangunan kesehatan adalah suatu peserta implan (9,54%), peserta suntik (43,53%),
bagian dari pembangunan nasional yang bertu- dan peserta pil (33,13%). Data ini menunjukkan
juan meningkatkan kesadaran, kemauan, serta bahwa keikutsertaan pria dalam program KB di
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar Sulawesi Selatan masih relatif rendah.4 Semen-
terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi- tara itu di Kota Makassar, diproyeksikan jumlah
tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut yang menggunakan kontrasepsi, yaitu suntikan
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indone- (51,15%), pil (32,14%), IUD (4,5%), implant/
sia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. susuk (3,87%), MOW (1,69%), kondom (5,81%)
Peningkatan jumlah penduduk merupakan dan MOP (0,84%).5
salah satu masalah besar bagi negara berkem- Menurut data yang diperoleh dari Petugas
bang. Indonesia merupakan negara dengan jum- Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) tahun
lah penduduk terbesar setelah China, India dan 2012 di Puskesmas Dahlia Kelurahan Matto-
Amerika Serikat. Berdasarkan sensus penduduk angin Kecamatan Mariso tercatat jumlah peserta
tahun 2010 diketahui jumlah penduduk Indo- KB aktif sebanyak 403 dengan perincian, IUD
nesia adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang (2,977%), MOP (0%), kondom (0,248%), implant
mencakup mereka yang bertempat tinggal di (2,233%), suntikan (61,786%), dan pil (31,761%).
daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa Berdasarkan data teersebut peserta KB aktif yang
(49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak terbanyak adalah suntikan (61,786%) sedangkan
119.321.070 jiwa (50,21 persen). Laju pertum- non suntikan (38,214%).
buhan penduduk tahun 2000-2010 sebesar 1,49 Berdasarkan data (PLKB) tahun 2012 di
persen per tahun.1 Puskesmas Dahlia bahwa minat peserta KB un-
Salah satu cara yang digunakan untuk tuk memilih metode suntik lebih tinggi dari pada
menekan laju pertumbuhan penduduk adalah metode kontrasepsi lainnya, Melihat hal tersebut
melalui pengendalian angka kelahiran. Pemerin- peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang
tah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga berhubungan dengan pemilihan metode kontra-
Berencana (BKKBN) telah menerapkan program sepsi suntik di Kelurahan Mattoangin Kecamatan
Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak Mariso Kota Makassar tahun 2013.
tahun 1970. Pada dasawarsa awal berjalannya
program KB (1970-1980), laju pertumbuhan BAHAN DAN METODE
penduduk Indonesia meningkat menjadi 2,37% Jenis penelitian ini adalah survei analitik
dari 2,13% pada dasawarsa sebelumnya. Kemu- dengan rancangan cross sectional study. Peneli-
dian pada dasawarsa selanjutnya (1980-1990), tian ini dilakukan di Kelurahan Mattoangin Keca-
laju pertumbuhan penduduk Indonesia dapat matan Mariso Kota Makassar tahun 2013 dengan
ditekan menjadi 1,98% dan 1,40% pada dekade alasan kelurahan tersebut merupakan salah satu
berikutnya (1990-2000). Selanjutnya pada tahun kelurahan dengan persentase peserta KB Suntik
2000-2010 laju pertumbuhan penduduk mening- tertinggi, yaitu sebanyak 249 peserta (61,787%)
kat menjadi 1,49%.2 yang terdapat di Kecamatan Mariso. Populasi
Berdasarkan Teori Green dan Kreuter, pada penelitian ini adalah seluruh peserta KB
bahwa pemakaian alat kontrasepsi dipengaruhi aktif yang ada di lokasi penelitian yang tercatat
oleh beberapa faktor yakni umur, pendidikan, sampai Desember 2012 berdasarkan data yang
pengetahuan, jumlah anak hidup, ketersediaan diperoleh dari PLKB Puskesmas Dahlia berjum-
alat kontrasepsi, dukungan petugas kesehatan, lah 403 peserta KB aktif yang terdiri dari peserta
kesepakatan suami dan istri dan efek samping.3 KB suntik 249 orang dan non suntik 154 orang.
Tingkat kesertaaan ber-KB di Provinsi Sulawesi Sampel pada penelitian ini adalah wanita aseptor
Selatan pada tahun 2011 sebesar 72,62% dari KB aktif yang menggunakan metode kontrasepsi
1.280.930 Pasangan Usia Subur dengan rincian suntik dan non suntik di Kelurahan Mattoangin
peserta IUD (4,48%), peserta MOW (1,65%), Kecamatan Mariso Kota Makassar yang diambil

177
M. Irwan Rizali : Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Kelurahan Mattoangin

secara acak secara systematic random sampling. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di
Data primer diperoleh melalui kunjungan dari Kelurahan Mattoangin Kecamatan
rumah ke rumah dengan wawancara langsung ke- Mariso Kota Makassar
pada responden dengan menggunakan kuesioner. Karakteristik n %
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, se- Jenis Alat Kontrasepsi
perti data mengenai jumlah peserta KB aktif ber- Suntik 120 62,2
dasarkan alat kontrasepsi yang digunakan tahun Pil 46 23,8
2012 di Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mari- Kondom 2 1,0
IUD 14 7,3
so diperoleh dari PLKB Puskesmas Dahlia. Data
MOP/MOW 2 1,0
yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis de- Implant/Susuk 9 4,7
ngan menggunakan program komputer. Analisis Kelompok Umur
hubungan variabel independen dengan depen- < 20 Tahun 1 0,5
den dengan menggunakan uji chi square dengan 20-24 Tahun 26 13,5
tingkat signifikansi (α)=0,05 serta uji kekuatan 25-29 Tahun 39 20,2
hubungan dengan menggunakan koefisien phi 30-34 Tahun 41 21,2
(φ). Data yang telah dianalisis disajikan dalam 35-39 Tahun 43 22,3
bentuk tabel, grafik dan narasi untuk membahas 40-44 Tahun 24 12,4
hasil penelitian. 45-49 Tahun 12 6,2
≥ 50 Tahun 7 3,6
Tingkat Pendidikan
HASIL Tidak Tamat SD 3 1,6
Jenis KB yang paling banyak digunakan Tamat SD 27 14,0
responden terdapat pada suntik, yaitu sebanyak Tamat SMP 38 19,7
120 orang atau sebesar 62,2% dan terendah pada Tamat SMA/SMK 108 56,0
kondom dan MOP/MOW, yaitu masing-masing Tamat PT 17 8,8
sebanyak 2 orang atau sebesar (1,0%). Untuk ke- Jenis Pekerjaan
Buruh 6 3,1
lompok umur, lebih banyak lebih banyak berada
PNS 7 3,6
pada kelompok umur 35-39 tahun yaitu sebanyak Wiraswasta 21 10,9
43 orang atau sebesar 22,3% dan paling sedikit Tukang Becak/Bentor 5 2,6
pada kelompok umur di bawah 20 tahun, yaitu Tidak Bekerja/IRT 154 79,8
1 orang (0,5%). Dilihat dari tingkat pendidikan, Jumlah 193 100,0
peserta KB lebih banyak ditemukan berpendidi- Sumber : Data Primer, 2013
kan tamat SMA/SMK yaitu sebanyak 108 orang
atau sebesar 56,0% dan paling sedikit adalah 109 responden atau 56,6%. Pada tingkat penge-
yang tidak tamat SD, yaitu sebanyak 3 orang atau tahuan menunjukkan bahwa, responden lebih ba-
sebesar 1,6%. Sedangkan pada tingkat pekerjaan nyak memiliki pengetahuan yang cukup, yaitu se-
paling banyak yang tidak bekerja/Ibu Rumah banyak 134 responden atau 69,4%. Pada jumlah
Tangga (IRT), yaitu sebanyak 154 orang atau anak hidup menunjukkan bahwa, responden lebih
sebesar 79,8% dan yang paling sedikit adalah banyak memiliki jumlah anak hidup yang cukup,
tukang becak/bentor, yaitu 5 orang atau sebesar yaitu sebanyak 161 responden atau 83,4%. Pada
2,6% (Tabel 1). variabel ketersediaan alat kontrasepsi, menun-
Responden lebih banyak memilih alat kon- jukkan bahwa 174 responden atau 90,2% me-
trasepsi suntikan, yaitu sebanyak 120 responden ngatakan bahwa alat kontrasepsi yang digunakan
atau 62,2%. Pada kelompok umur menunjukkan selalu tersedia. Pada variabel dukungan petugas
bahwa,responden lebih banyak pada kelompok kesehatan menunjukkan bahwa 177 responden
umur yang tidak berisiko (20-35 tahun) yakni 110 atau 91,7% mendapatkan dukungan dari petugas
responden atau 54,2%. Pada tingkat pendidikan kesehatan. Pada variabel kesepakatan suami dan
menunjukkan bahwa, responden lebih banyak istri menunjukkan bahwa 134 responden atau
memiliki pendidikan yang tinggi, yaitu sebanyak 86,3% mendapatkan dukungan atau kesepakatan

178
JURNAL MKMI, September 2013, hal 176-183

suami dan istri dalam memilih alat kontrasepsi Responden yang memiliki pendidikan cu-
yang digunakan oleh istri. Pada efek samping kup, lebih banyak memilih alat kontrasepsi sun-
menunjukkan bahwa, responden lebih banyak ti- tik (81,7%) sedangkan responden yang memiliki
dak memiliki efek samping yaitu sebanyak 102 pendidikan kurang, lebih banyak memilih alat
responden atau 52,8% (Tabel 2). kontrsepsi non suntik (50,7). Ada hubungan an-
tara pengetahuan dengan pemilihan metode kon-
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan trasepsi suntik (p=0,000<α=0,05), nilai koefisien
Kategori Variabel Penelitian di Ke- φ=0,341. Hal ini berarti hubungan sedang atau
lurahan Mattoangin Kecamatan
Mariso Kota Makassar dapat dikatakan bahwa variabel pengetahuan
berkontribusi sebesar 34,1% terhadap pemilihan
Variabel n %
metode kontrasepsi suntik (Tabel 3).
Kategori Alat Kontrasepsi
Responden yang memiliki jumlah anak
Suntik 120 62,2
Non Suntik 73 37,8
hidup cukup, lebih banyak memilih alat kon-
Umur trasepsi suntik (88,3%) sedangkan responden
Tidak Berisiko 110 57,0 yang memiliki jumlah anak hidup banyak, le-
Berisiko 83 43,0 bih banyak memilih alat kontrsepsi non suntik
Pendidikan (24,7%). Ada hubungan antara jumlah anak hi-
Rendah 84 43,5 dup dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik
Tinggi 109 56,5 (p=0,019<α= 0,05), nilai koefisien φ=0,169. Hal
Pengetahuan ini berarti hubungan lemah atau dapat dikatakan
Kurang 59 30,6 bahwa variabel jumlah anak hidup berkontribusi
Cukup 134 69,4
sebesar 16,9% terhadap pemilihan metode kon-
Jumlah Anak Hidup
Cukup 161 83,4
trasepsi suntik (Tabel 3).
Banyak 32 16,6 Responden yang mengatakan bahwa alat
Ketersediaan Alat Kontrasepsi kontrasepsi selalu tersedia, lebih banyak me-
Ya 174 90,2 milih alat kontrasepsi suntik (94,2%) sedangkan
Tidak 19 9,8 responden yang mengatakan bahwa alat kontra-
Dukungan Petugas Kesehatan sepsi tidak tersedia, lebih banyak memilih alat
Ya 177 91,7 kontrsepsi non suntik (16,4%). Ada hubungan
Tidak 16 8,3 antara ketersediaan alat kontrasepsi dengan pe-
Kesepakatan Suami dan Istri milihan metode kontrasepsi suntik (p=0,016<α=
Ya 134 69,4
0,05), nilai koefisien φ (phi)=0,173. Hal ini ber-
Tidak 59 30,6
Efek Samping arti hubungan lemah atau dapat dikatakan bahwa
Ya 91 47,2 variabel ketersediaan alat kontrasepsi berkontri-
Tidak 102 52,8 busi sebesar 17,3% terhadap pemilihan metode
Jumlah 193 100,0 kontrasepsi suntik (Tabel 3).
Responden yang mendapatkan dukungan
Sumber : Data Primer, 2013
dari petugas kesehatan, lebih banyak memilih alat
Responden yang memiliki pendidikan kontrasepsi suntik (99,2%) sedangkan responden
tinggi, lebih banyak memilih alat kontrasepsi yang tidak mendapatkan dukungan dari petugas
suntik (68,3%) sedangkan responden yang memi- kesehatan, lebih banyak memilih alat kontrsepsi
liki pendidikan rendah, lebih banyak memilih alat non suntik (20,5%). Ada hubungan antara umur
kontrsepsi non suntik (63,0%). Ada hubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik
antara pendidikan dengan pemilihan metode kon- (p=0,000<α=0,05), nilai koefisien φ=0,347. Hal
trasepsi suntik (p=0,000<α=0,05). Nilai koefisien ini berarti hubungan sedang atau dapat dikatakan
φ=0,307 Hal ini berarti hubungan sedang atau bahwa variabel dukungan petugas kesehatan
dapat dikatakan bahwa variabel pendidikan berkontribusi sebesar 34,7% terhadap pemilihan
berkontribusi sebesar 30,7% terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik (Tabel 3).
metode kontrasepsi suntik (Tabel 3). Responden yang mendapatkan kesepaka-

179
M. Irwan Rizali : Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Kelurahan Mattoangin

Tabel 3. Hubungan Antara Variabel Independen dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di
Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar
Pemilihan Kontrasepsi
Total
Variabel Independen Suntik Non Suntik Uji Statistik
n % n % n %
Umur
Tidak Berisiko 76 63,3 34 46,6 110 57,0 p = 0,023
Berisiko 44 36,7 39 53,4 83 43,0 φ = 0,164
Pendidikan
Tinggi 82 68,3 27 37,0 109 56,5 p = 0,000
Rendah 38 31,7 46 63,0 84 43,5 φ = 0,307
Pengetahuan
Cukup 98 81,7 36 49,3 134 69,4 p = 0,000
Kurang 22 18,3 37 50,7 59 30,6 φ = 0,341
Jumlah Anak Hidup
Cukup 106 88,3 55 75,3 161 83,4 p = 0,019
Banyak 14 11,7 18 24,7 32 16,6 φ = 0,169
Ketersediaan Alat Kontrasepsi
Ya 113 94,2 61 83,6 174 90,2 p = 0,016
Tidak 7 5,8 12 16,4 19 9,8 φ = 0,173
Dukungan Petugas Kesehatan
Ya 119 99,2 58 79,5 177 91,7 p = 0,000
Tidak 1 0,8 15 20,5 16 8,3 φ = 0,347
Kesepakatan Suami dan Istri
Ya 93 77,5 41 56,2 134 69,4 p = 0,002
Tidak 27 22,5 32 43,8 59 30,6 φ = 0,225
Efek Samping
Ya 73 60,8 18 24,7 91 47,2 p = 0,000
Tidak 47 39,2 55 75,3 102 52,8 φ = 0,351

Total 120 100,0 73 100,0 193 100,0

tan suami dan istri, lebih banyak memilih alat φ=0,351. Hal ini berarti hubungan lemah atau
kontrasepsi suntik (77,5%) sedangkan responden dapat dikatakan bahwa variabel efek samping
yang tidak mendapatkan kesepakatan suami dan berkontribusi sebesar 35,1% terhadap pemilihan
istri, lebih banyak memilih alat kontrsepsi non metode kontrasepsi suntik (Tabel 3).
suntik (43,8%). Ada hubungan antara kesepaka-
tan suami dan istri dengan pemilihan metode kon- PEMBAHASAN
trasepsi suntik (p=0,002<α=0,05), nilai koefisien Umur merupakan hal yang sangat berperan
φ=0,225. Hal ini berarti hubungan lemah atau dalam penentuan untuk menggunakan alat kon-
dapat dikatakan bahwa variabel kesepakatan sua- trasepsi karena pada fase-fase tertentu dari umur
mi dan istri berkontribusi sebesar 22,5% terhadap menentukan tingkat reproduksi seseorang. Umur
pemilihan metode kontrasepsi suntik (Tabel 3). yang terbaik bagi seorang wanita adalah antara
Responden yang memiliki efek samping, 20-30 tahun karena pada masa inilah alat-alat
lebih banyak memilih alat kontrasepsi suntik reproduksi wanita sudah siap dan cukup matang
(60,8%) sedangkan responden yang tidak memi- untuk mengandung dan melahirkan anak. Bila
liki efek samping, lebih banyak memilih alat kon- ditinjau pola dasar penggunaan kontrasepsi yang
trasepsi non suntik (75,3%). Ada hubungan antara rasional maka masa mencegah kehamilan (<20
efek samping dengan pemilihan metode kontra- tahun) dianjurkan untuk menggunakan kontra-
sepsi suntik (p=0,000<α=0,05), nilai koefisien sepsi dengan urutan yang disarankan pil KB,

180
JURNAL MKMI, September 2013, hal 176-183

AKDR/IUD, dan kondom sedangkan pada masa Selain itu kurangnya sosialisasi yang di-
menjarangkan kehamilan (20-30 tahun) dianjur- lakukan oleh petugas kesehatan tentang KB
kan untuk menggunakan kontrasepsi dengan uru- sehingga responden sangat terbatas dalam
tan AKDR/IUD, pil KB, suntikan, implant/susuk, mendapatkan informasi tentang alat kontrasepsi
kondom dan kontap. Pada masa mengakhiri ke- serta masih bersifat pasif artinya petugas kese-
hamilan (>30 tahun) dianjurkan untuk menggu- hatan menunggu pasien untuk datang di puskes-
nakan kontrasepsi dengan urutan kontap, AKDR/ mas atau rumah sakit. Sejalan dengan penelitian
IUD, implant, suntik, pil KB, dan kondom. De- yang dilakukan oleh Iriyanto, bahwa ada hubu-
ngan demikian umur akan menentukan dalam pe- ngan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB
milihan jenis kontrasepsi yang digunakan.6 Ha- suntik dalam memilih KB suntik.9 Penelitian se-
sil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang rupa yang dilakukan oleh Mardiantari bahwa ada
dilakukan oleh Sudirman di Puskesmas Mokoau hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang KB
Kota Kendari, bahwa terdapat hubungan antara suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik 3
umur dengan pemilihan KB Suntik.7 bulanan di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Ka-
Semakin tinggi tingkat pendidikan akan bupaten Purworejo.10
jelas mempengaruhi pribadi seseorang dalam Saat ini di tengah-tengah masyarakat ma-
berpendapat, berpikir, bersikap, lebih mandiri sih ada yang menganut konsep tradisional, yaitu
dan rasional dalam mengambil keputusan dan cenderung memilih untuk memiliki anak dalam
tindakan. Hal ini juga akan mempengaruhi secara jumlah yang banyak. Jika ditinjau dari sudut pan-
langsung seseorang dalam hal pengetahuannya dang ekonomi, maka jumlah anak yang banyak
akan orientasi hidupnya termasuk dalam meren- bisa menjadi sumber daya bagi keluarga untuk
canakan keluarganya. Pendidikan juga akan me- menambah penghasilan orang tua. Sebagian be-
ningkatkan kesadaran wanita terhadap manfaat sar responden mempunyai jumlah anak hidup
yang dapat dinikmati bila ia mempunyai jumlah yang cukup (≤2 anak) alasan mereka menunda
anak sedikit. Tinggi rendahnya tingkat sosial untuk mempunyai anak karena ingin mempunyai
ekonomi yang dimiliki oleh responden, membuat keluarga kecil bahagia sejahtera serta tidak ingin
responden sangat susah untuk membiayai atau terbebani ketika mempunyai jumlah anak yang
melanjutkan pendidikannya, disatu sisi pemenu- banyak seperti tidak mampu membiayai kebu-
han kebutuhan sehari-hari sangat penting untuk tuhan anak ketika sudah dewasa, tidak mampu
dipenuhi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh untuk menyekolahkan anak dan lain sebagainya.
Putriningrum di Bidan Praktik Swasta Ruvina Namun, ada pula keluarga yang menginginkan
Esien Surakarta, bahwa terdapat hubungan antara jumlah anak yang banyak, dengan alasan bahwa
pendidikan dengan pemilihan KB suntik.8 banyak anak banyak rezeki dan apabila mem-
Secara teoritis diketahui bahwa pengeta- punyai banyak anak dapat membantu orang tua
huan mempunyai kontribusi yang besar dalam dalam mencari tambahan pendapatan orang tua.
mengubah perilaku seseorang untuk berbuat se- Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
suatu. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Putriningrum di Bidan Praktik Swasta Ruvina
bahwa, semakin tinggi tingkat pengetahuan sese- Esien Surakarta bahwa ada hubungan yang ber-
orang tentang alat kontrasepsi maka akan cende- makna antara jumlah anak dalam memilih kon-
rung memilih alat kontrasepsi suntik. Hal ini trasepsi suntik.8
disebabkan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki Ketersediaan alat kontrasepsi terwujud
oleh responden sebagian besar cukup tinggi dan dalam bentuk fisik, tersedia atau tidaknya fasili-
ada pula responden yang masih berpendidikan tas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan
rendah, selain itu ada beberapa responden yang kontrasepsi). Untuk dapat digunakan, pertama
memilih alat kontrasepsi suntik bukan karena dia kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan
tahu tentang alat kontrasepsi secara umum me- mudah didapat. Promosi metode tersebut melalui
lainkan karena responden tersebut mengikuti alat media, melalui kontak langsung oleh petugas
kontrasepsi yang digunakan oleh teman terdekat program KB, oleh dokter dan sebagainya dapat
atau saudaranya. meningkatkan secara nyata pemilihan metode

181
M. Irwan Rizali : Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Kelurahan Mattoangin

kontrasepsi. Semakin tersedia suatu alat kontra- kondisi ekonomi keluarga sangat rendah. Res-
sepsi maka responden akan cenderung memilih ponden yang tidak mendapatkan dukungan dari
alat kontrasepsi suntik. Hal ini terjadi karena ke- suami menggunakan alat kontrasepsi dikarena-
ikut sertaan seseorang ber-KB dipengaruhi oleh kan suami lebih menginginkan jumlah anak yang
adanya pelayanan kontrasepsi yang dapat diper- banyak dengan anak banyak maka dapat mem-
oleh secara mudah, murah dan dapat terjangkau bantu orang tua dalam mencari uang selain itu
dalam artian alat kontrasepsi tersedia dalam ber- masih adanya pemahaman banyak anak banyak
bagai metode sesuai dengan keinginan, harganya rezeki. Sedangkan responden yang mendapatkan
murah dan terjangkau oleh semua lapisan ma- dukungan dari suami dalam menggunakan alat
syarakat. kontrasepsi dikarenakan antara suami dan istri
Tenaga kesehatan memegang peranan lebih menginginkan suatu keluarga yang ideal (2
penting dalam memberikan informasi tentang anak) dan apabila mempunyai anak banyak, maka
metode KB calon akseptor yang dalam hal ini nantinya akan susah untuk membiayai kebutuhan
khusus ibu hamil, bersalin dan nifas. Pemberian anak disetiap tahap perkembangannya serta tidak
informasi ini dilakukan melalui konseling dengan sesuai dengan tingkat pendapatan atau penghasi-
menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputu- lan orang tua. Sejalan dengan penelitian yang di-
san (ABPK) ber-KB. Sebagian besar responden lakukan oleh Rafidah dan Wibowo menunjukan
mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan, bahwa dukungan suami berpengaruh terhadap
dukungan tersebut salah satunya seperti petugas kepatuhan akseptor melakukan Keluarga Beren-
kesehatan menjelaskan terlebih dahulu tentang cana (KB) suntik di Bidan Praktik Swasta (BPS)
alat kontrasepsi yang akan dipilih oleh responden Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya.12
dan efek sampingnya dan memberikan kebebasan Efek samping kontrasepsi adalah suatu ge-
kepada responden dalam menggunakan alat kon- jala yang ditimbulkan akibat pemakaian alat kon-
trasepsi yang sesuai dengan kondisinya. Sebagian trasepsi. Efek samping potensial suatu metode
besar responden mengatakan bahwa partisipasi kontrasepsi akan mempengaruhi kehidupan par-
dari petugas kesehatan dalam memeberikan du- tisipan KB dan hal ini tentunya membuat wanita
kungan ataupun pemahaman tentang penggunaan maupun pria sebagai partisipan KB harus menen-
alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi ke- tukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dan cocok
sehatan calon akseptor KB sudah cukup bagus untuk digunakan. Apabila efek samping dapat
hal ini didukung dengan adanya hubungan antara diatasi oleh pengguna alat kontrasepsi maka
dukungan petugas kesehatan dalam pemilihan kemungkinan alat kontrasepsi tersebut tetap di-
metode kontrasepsi suntik. Sejalan dengan pene- pertahankan, sebaliknya apabila efek samping
litian yang dilakukan oleh Purba di Kecamatan tersebut terasa berat dan sangat mengganggu
Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu, bahwa maka pemakai cenderung untuk melepaskan alat
terdapat hubungan antara dukungan petugas ke- kontrasepsi tersebut. Berdasarkan hasil wawan-
sehatan dengan pemilihan metode kontrasepsi cara yang dilakukan terhadap responden, bahwa
suntik.11 sebagian besar alat kontasepsi yang digunakan
Kesepakatan antara suami dan istri dalam tidak memiliki efek samping (102 responden)
penggunaan metode kontrasepsi, dalam hal ini dan apabila alat kontrasepsi yang digunakan me-
suntik sangat diperlukan. Adanya kesepakatan miliki efek samping, tetapi dianggap tidak meng-
antara keduanya mengenai kontrasepsi yang ganggu responden efek samping tersebut seperti
dipakai oleh suami/istri menyebabkan pemakaian gangguan haid, sakit kepala, alergi dan lain se-
alat kontrasepsi dapat berlangsung secara te- bagainya. Sejalan dengan penelitian yang dilaku-
rus menerus yang merupakan usaha penurunan kan oleh Munir di Polindes Kemuning Keca-
tingkat fertilitas. Menurut istri bahwa alasan matan Palang Kabupaten Tuban, bahwa terdapat
suami untuk memberikan dukungan adalah agar hubungan kontrsepsi suntik dengan efek samping
istri tidak cepat punya anak lagi atau dapat men- amenorhoe.13 Penelitian Serupa yang dilakukan
jarangkan kehamilan. Karena jika punya banyak oleh Natalia di wilayah kerja Puskesmas Kabawo
anak sulit untuk dipenuhi kebutuhannya apalagi Kabupaten Muna, bahwa ada hubungan antara

182
JURNAL MKMI, September 2013, hal 176-183

efek samping dengan pemilihan metode kontra- 9. Iriyanto, AY. Hubungan antara Tingkat Pe-
sepsi suntik.14 ngetahuan Ibu Tentang KB Suntik dengan
Pemilihan KB Suntik di BPM Yuni Hermanto
KESIMPULAN DAN SARAN Junok Bangkalan [Karya Tulis Ilmiah]. Sura-
Ada hubungan antara umur, pendidikan, baya: Stikes Yarsis; 2012.
pengetahuan, jumlah anak hidup, ketersediaan 10. Mardiantari, D. Hubungan antara Tingkat
alat kontrasepsi, dukungan petugas kesehatan, Pengetahuan Ibu tentang KB Suntik dengan
kesepakatan suami dan istri sera efek samping Sikap dalam Memilih KB Suntik 3 Bulanan
dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik di di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupa-
Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso Kota ten Purworejo [online] 2011. [diakses 3 Ma-
Makassar. ret 2013] Available at http://www.e-journal.
Perlunya pengarahan dan penyuluhan dari 11. Purba, JT. Faktor-Faktor yang Mempenga-
petugas KB mengenai pola dasar penggunaan ruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Istri
kontrasepsi agar partisipan KB dapat memilih PUS di Kecamatan Rambah Samo Kabupat-
kontrasepsi yang sesuai dengan umur serta kondi- en Rokan Hulu Tahun 2008 [Tesis]. Medan:
si kesehatan serta pemberian informasi dari petu- Universitas Sumatera Utara: 2008.
gas KB mengenai informasi tentang jumlah anak 12. Rafidah, I, dkk. Pengaruh Dukungan Suami
ideal yang sesuai anjuran KB sehingga masyara- terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan
kat bisa keluar dari konsep budaya tradisional KB Suntik di BPS Siti Aisyah Amd.Keb Ken-
yang menyatakan banyak anak banyak rezeki. dangsari Surabaya [Skripsi]. Surabaya: Uni-
versitas Airlangga; 2010.
DAFTAR PUSTAKA 13. Munir, M. Hubungan Penggunaan Kontrasep-
si Suntik dengan Efek Samping Amenorhoe
1. TNP2K. Informasi Tematik Sensus Penduduk di Polindes Kemuning Kecamatan Palang
2010.[online] 2012. [diakses 13 Desember Kabupaten Tuban. [online] 2012 [diak-
2012] Available at http//:data.tnp2k.go.id. ses 3 Mei 2013] Available at http://journal.
2. BPS. Penduduk Indonesia Menurut Provinsi, stikesnu.com/index.php/jurnaldosen/article/
Kabupaten/Kota dan Kecamatan Sensus Pen- view/35
duduk 2010. [online] 2011 [diakses 10 No- 14. Natalia, M. Faktor Determinan Pemilihan
vember 2012] Available at http://bps.go.id. Metode Kontrasepsi Suntik pada Wanita Ak-
3. Green, L, Kreuter, M.W. Health Program septor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Ka-
Planning: an Educational and Ecological Ap- bawo Kabupaten Muna Tahun 2008 [Skripsi].
proach. Fourth Edition. New York: McGraw Makassar: Universitas Hasanuddin: 2009.
Hill; 2005.
4. Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indo-
nesia Tahun 2011. Jakarta: Kementerian Ke-
sehatan; 2011.
5. BPS. Makassar Dalam Angka. Makassar:
Badan Pusat Statistik; 2011.
6. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta; 2003.
7. Sudirman, PA. Identifikasi Akseptor Kon-
trasepsi Suntik di Puskesmas Mokoau Kota
Kendari [Karya Tulis Ilmiah]. Kendari: Aka-
demi Kebidanan Pelita Ibu; 2010.
8. Putriningrum, R. Faktor-Faktor yang Mem-
pengaruhi Ibu dalam Pemilihan Kontrasepsi
KB Suntik di BSP Ruvina Surakarta [Skrip-
si]. Surakarta: Stikes Kusuma Husada; 2010.

183

Anda mungkin juga menyukai