Kasus Obgyn Fix
Kasus Obgyn Fix
PENDAHULUAN
1. Rekam Medik
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
No RM : 03 19 07
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
b. Anamnesis
1. Keluhan Utama
kemaluan secara tiba-tiba sewaktu bangun tidur pada pagi hari sebanyak ±
50 cc. Tidak terdapat gumpalan, tidak nyeri, tidak mulas, dan tidak ada
keluar cairan tertahankan dari jalan lahir. Os mengaku tidak ada riwayat
terjatuh sebelumnya.
3. Riwayat Perkawinan
4. Riwayat Reproduksi
Riwayat menarche usia 15 tahun, siklus teratur, lama siklus 28 hari, lama
haid 7 hari, banyaknya 2-3 pembalut perhari, volume 20 cc, disminore (-).
5. Riwayat Kehamilan/Melahirkan
G4P2A1
Anak pertama laki-laki lahir hidup tahun 2008, aterm, partus spontan,
kesehatan.
Anak ketiga laki-laki lahir hidup tahun 2014, aterm, partus spontan,
6. Riwayat KB
HPHT : 23-05-2017
TP : 30-12-2017
2
Antenatal Care : ya
Imunisasi TT : ya
Cukup
c. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 59 kg
3
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5˚C
2. Status Generalis
Kepala
lanngsung (+/+)
Leher
4
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Toraks
Paru – paru
ekspirasi
Jantung
radang
Abdomen
tanda radang, Benjolan (-), Jejas (-), Linea nigra (-), Striae alba (-)
5
Palpasi : teraba ballotemen, TFU 23cm
Anogenital
Ekstremitas
Akral hangat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, oedem tungkai -/-,
a. Pemeriksaan Luar
Abdomen
tanda radang, Benjolan (-), Jejas (-), Linea nigra (-), Striae alba (-)
Genitalia Eksterna
Inspekulo
6
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
Hasil
- Gravida 28 minggu dengan janin tunggal hidup intrauterine
- Plasenta insersi di corpus posterior uteri menutupi ostium uteri
internum
7
2. Labolatorium
a. Pemeriksaan hematologi
MCV 85 80-96 fl
MCH 29 27-31 pg
8
b. Diagnosa Kerja
c. Diagnosis Banding
- Solusio plasenta
d. Prognosis
Dubia et bonam
e. Terapi
3. Ceftiraxone 3x1/ IV
f. Follow Up
9
gr/dl duvadilan gtt xx tpm
3x1 amp/ IV
- Dexamethason 2 x
2 amp (2 hari)
- Puasa
- RC USG pukul
13.00
14/11/2017 07.00 S : keluar darah segar dari kemaluan Lapor dr. Bambang,
perdarahan
Terapi
-IVFD RL + 1 amp
- Ceftiraxone 3x1/ IV
10
- Asam traneksamat
3x1 amp/ IV
- Dexamethason 2 x
2 amp (2 hari)
perdarahan
total
Terapi
-IVFD RL + 1 amp
- Ceftiraxone 3x1/ IV
- Asam traneksamat
3x1 amp/ IV
- Dexamethason 2 x
11
2 amp (2 hari)
gr/dl total
obgyn RSPBA
Terapi
-Amoksilin
3x500mg/oral
- Asam mefenamat
3x500mg/ oral
- Inbion 1x1tab/oral
12
BAB II
ANALISIS KASUS
1. Anamnesis
Berdasarkan teori gejala klinik perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi
setelah umur kehamilan 20 minggu atau pada akhir kehamilan trimester ke-2 atau
karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada serviks seperti
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa dapat diklasifikasikan
menjadi 3 jenis yaitu plasenta previa totalis jika seluruh ostium uteri tertutup oleh
plasenta, plasenta previa lateralis jika hanya sebagian ostium uteri yang tertutup oleh
plasenta, dan plasenta previa marginalis jika hanya pada pinggir ostium uteri terdapat
jaringan plasenta.
13
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau
bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan
berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi
tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen-bawah
uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya
kehamilan, segmen-bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen
bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah
terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang
plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang
letaknya normal.
14
Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum, perdarahan
terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih
dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum.Sebaliknya, pada plasenta
previa parsialis atau marginalis, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau
dibawah 30 minggu tetapi lebih dari separuh kejadinanya terjadi pada kehamilan
diatas 34 minggu
yang berumur > 35 tahun kira – kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan
primigravida yang berumur < 25 tahun. Dan begitu juga pada grande multippara
plasenta sering terjadi pada umur > 35 tahun di bandingkan umur < 25 tahun.
Analisis Kasus
- gumpalan (-)
- nyeri (-)
- mulas (-)
15
- usia ibu 35 tahun
- multigravida
- kehamilan 28 minggu
2. Pemeriksaan Fisik
plasenta dimana pada solusio plasenta akan ditemukan perabaan abdomen dan
uterus yang lebih tegang sehingga bagian-bagian janin tidak dapat diidentifikasi
plasenta terletak pada bagian kutub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak
Analisis Kasus
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kondisi pasien masih dalam batas normal.Pada
Pada pemeriksaan obstetri dengan perabaan fornises akan teraba bantalan lunak
pada presentasi kepala. Pada pemeriksaan dalam dapat teraba adanya plasenta dan
letak kepala masih tinggi karena terhalang oleh plasenta.Pemeriksaan dalam pada
16
plasenta previa hanya dibenarkan bila dilakukan secara double set-up di kamar
operasi yang telah siap untuk melakukan terapi aktif apabila kehamilan akan
Analisis Kasus
previa tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam karena dapat memicu terjadinya
dilakukan dengan hati-hati jika presentasi terbawah janin adalah kepala, namun
pada pasien pemeriksaan ini juga tidak dilakukan untuk mencegah terjadi
3. Pemeriksaan Penunjang
akan lebih tinggi lagi. Dengan bantuan USG, plasenta previa dapat didiagnosis
17
plasenta seiring bertambah besarnya uterus. Pada pemeriksaan USG akan
Analisis Kasus
masih dalam keadaan reaktif dan tidak ditemukan tanda-tanda gawat janin.Ini
dapat membedakan dengan solusio plasenta dimana pada solusio plasenta lebih
plasenta yang berinsersi di korpus posterior menutupi ostium uteri internum yang
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaa plasenta previa ada 2 cara yaitu terapi ekspektatif dan terapi aktif.
paritas, banyaknya perdarahan per vaginam, dan keadaan umum ibu dan
dilakukan apabila umur kehamilan 24-34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau
banyak, dan keadaan ibu dan anak baik.Pada terapi ekspektatif, pasien dirawat di
rumah sakit sampai berat anak kurang lebih 2500 gram atau kehamilan sudah
18
Terapi aktif bertujuan untuk mengakhiri kehamilan dan dilakukan pada
kehamilan yang cukup bulan, perdarahan yang banyak, dan keadaan umum
ibu atau anak buruk. Terapi aktif dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
kecil, nulipara, dan tingkat plasenta previa yang berat, biasanya dilakukan
terminasi secara sectio cesarea, Pada perdarahan yang sedang atau sedikit,
plasenta previa yang ringan, dan anak yang mati cenderung dilahirkan secara
per vaginam.
Analisa kasus
- Ceftiraxone 3x1/ IV
19
BAB III
KESIMPULAN
lahir karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada
Penegakan diagnosa pada pasien ini sudah tepat yaitu plasenta previa
dilakukan pada pasien ini sudah tepat. Penatalakasanan awal yang dilakukan
dilanjutkan dengan terapi aktif ketika terjadi perdarahan yang semakin hebat.
20