Anda di halaman 1dari 15










Batu kapur merupakan batu yang tergolong dalam
batuan sedimen yang pembentukannya dipengaruhi oleh
peranan organisme. Organisme yang dimaksud adalah
organisme laut, yakni binatang karang. Dengan demikian
daerah kapur itu sebelumnya merupakan laut. Dan biasanya
kaya akan fosil
POKOK PEMBAHASAN
1. Kondisi Geologi Batu Kapur
2. Eksplorasi Batu Kapur
3. Penambangan Batu Kapur
4. Manfaat dan Kegunaan Batu Kapur dan
spesifikasinya
5. Potensi Batu kapur di Indonesia
1. KONDISI GEOLOGI

Dalam ilmu geologi batu kapur disebut


sebagai batu gamping dan termasuk
dalam batuan sedimen, baik sedimen
Klastik maupun sedimen Non klastik

Dalam Proses pembentukan batu kapur


sendiri melalui beberapa cara Yaitu :
1. Mekanik
2. Kimia
3. Biologi/Organik
1. Mekanik
Pembentukan batu kapur dengan proses ini yaitu pada
saat unsur mineral atau material yang telah
mengalami pelapukan sebelumnya, tertransportasi oleh
media melalui air sungai dan terjadi sedimentasi.

Dan pada umumnya batu kapur yang terbentuk


dengan proses ini banyak terdapat di sungai baik di
hulu maupun di hilir
2. Kimia
Pembentukan batu kapur dengan proses kimia yaitu
didasarkan pada kondisi iklim dan keadaan lingkungan tertentu
dalam air tawar atau asin dari mineral – mineral organik dan
anorganik kemudian terakumulasi dan terendapkan pada suatu besin.
yang berfungsi sebagai “mangkuk” geologi. kemudian terjadi Up-Lifting
atau pengangkatan formasi batuan sehingga batu kapur yang awalnya
terdapat di bawah endapan danau dan sungai yang besar terangkat
sehingga letaknya menjadi berada di sebuah gunung dan bukit. Proses
pengangkatan atau up-lifting terjadi akibat adanya aktivitas vulkanis atau
aktivitas tektonik atau keduanya.
3. Biologi

Batu kapur yang terjadi pada proses ini terbentuk dari


pengendapan cangkang foraminifera. Pada saat hewan –
hewan tersebut mati, mereka terlepas meninggalkan
cangkangnya dan terakumulasi, terendapkan pada
cekungan laut dangkal. Kemudian semua berproses
sekitar jutaan tahun. Oleh karena itu pada umumnya
batu kapur jenis ini terdapat di pantai dan laut dangkal.
 
2. EKSPLORASI BATU KAPUR

Eksplorasi batu kapur dilakukan secara bertahap


dengan berbagai cara sesuai kondisi di lapangan,
contoh dengan cara pemboran atau menggunakan
metode geolistrik.

Eksplorasi menggunakan geolistrik di lakukan dengan


metode GEOFISIKA yang bekerja atas prinsip aliran
listrik yang dialirkan melalui elektroda yang di
tancapkan pada permukaan lapisan. kemudian
masing – masing lapisan batuan terpresentasikan
oleh variasi berdasarkan nilai restivitasnya, dalam
bentuk aplikasi warna maupun aplikasi lainnya.
Distribusi Nilai Restivitas

Kedalaman Nilai Tahanan


No Lapisan batuan Konfigurasi Warna
(m) Jesnis (Ωm)
Dugaan asosiasi antara lempung,
1 0 – 5,38 17 - 33,70 Biru 1
lanau dan lempung berpasir
Dugaan kerikil dan lempung
2 6,0 - 46 100 Hijau 2,3
berpasir kering

3 45 – 115 15,9 Dugaan pasir atau kerikil jenuh air Biru 2,3

Dugaan batu pasir, kerikil dan batu


4 115 – 200 422 Kuning 1
gamping.
3. PENAMBANGAN BATU KAPUR
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1976 tentang
Pertambangan, batu kapur sebagaibahan galian termasuk dalam
bahan galian golongan C. penambanganbatuan kapur ini diusahakan
oleh rakyat.
Pada Awalnya Dalam melakukan penambangan kapur, masyarakat
biasa bekerja secara berkelompok dan Peralatan yang
digunakanpun hanya peralatan-peralatan sederhana, yakni cangkul,
ganco, linggis, dan beberapa peralatan bantu lainnya.

Namun seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat,


penambangan batu kapur kini telah mengalami kemajuan dapat di
tinjau dari aktifitas atau kegiatan penambangannya telah
mengggunakan alat- alat yang lebih canggih.
Secara umum, penambangan batu gamping / batu kapur
Indonesia dilakukan dengan cara tambang terbuka (kuari). Tanah
penutup (overburden) yang terdiri dari tanah dan vegetasi
dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat dengan
menggunakan bulldozer . Kemudian dilakukan pemboran dan
peledakan sampai di dapat ukuran bongkah yang sesuai. Untuk
bongkah yang terlalu besar perlu di bor dan diledak-ulang
(secondary blasting).
Pengambilan bongkah batu gamping biasanya dilakukan dengan
wheel loader, lalu dimuat ke alat transportasi (dump truck, belt
conveyor, lori dan lain-lain). dan kemudian batu kapur tersebut
dimanfaatkan ke berbagai bidang – bidang sesuai kebutuhan.
 
4. PEMANFAATAN BATU KAPUR
Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang
banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan
pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, bahan penstabil
jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik,
bahan pembuatan semen dan pembuatan karbid.
5. POTENSI BATU KAPUR DI INDONESIA
Propinsi Jumlah Keterangan

1. D.I Aceh 100,857  Seluruh cadangan batu kapur ini


2. Sumatera Utara 5,709  terklasifikasi sebagai cadangan
3. Sumatera Barat 23.273,300  tereka (termasuk hipotesis dan
4. Riau 6,875  48,631  spekulatif), kecuali cadangan di Nusa
5. Sumatera Selatan 2,730  2,961  TenggaraTimur, sejumlah 61,376 juta
6. Bengkulu 672,820  ton sebagai cadangan (probable)
7. Lampung 125,000  terunjuk.
8. Jawa Barat 416,400 
9. Jawa Tengah & DIY 1.006,800 
10. Jawa Timur 543,000 
11. Kalimantan Selatan 1.917,386 
12. Kalimantan Tengah 229,784 
13. Nusa Tenggara Barat  66,300 
14. Nusa Tenggara Timur  19,946 
15. Sulawesi Utara 240,000
16. Sulawesi Selatan
17. Irian Jaya

Total 28.678,500
Secara umum prospek cadangan batu kapur Indonesia mempunyai
kadar sbb [8]:
CaO              :   40  - 55 %;
SiO               :  0,23 - 18,12%;
Al2O3                     :  0,20 -   4,33%;
Fe2O3            :  0,10 -   1,36%;
MgO             :  0,05 -   4.26%;
CO2              :  35,74-42.78%;
H20               :  0,10 -   0,85%;
P2O5             :  0,072 -0.109%;
K2                : 0,18
L.O.I            : 40,06%.
SEKIAN DAN TERIMAH KASIH

EVENDI S BAKANUKU
GEOLOGY

Anda mungkin juga menyukai