Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH TEKNIK EKSPLORASI

MAKALAH BAHAN GALIAN FOSFAT

Oleh:
HAZQAN HARI ASRI
17137128 / 2017

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kekayaan

tambang yang paling besar, hal ini dapat kita ketahui dari daerah-daerah

penghasil tambang di %ndonesiayang beraneka ragam. Tidak hanya itu dapat

kita pelajari dari sejarah proses pembentukan permukaan bumi Negara

indonesia memiliki potensi penghasil bahan tambang karena dahulunya saat

pembentukan permukaan bumi terjadi proses sedimentasi, serta beberapa

daerah terdapat bekas bentukan pegunungan, salah satunya bahan galian

fosfat.

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen

dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan

sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau

berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena

gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2)

yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan

fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit

kompleks dan sienit.

Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan

kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat al uminium hidros).


Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite

[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite

(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih

atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5

H. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut

dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan

menambahkan asam, Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5,

antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh

jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair

atau K2O).

Gambar 1. Batuan Fosfat

2. GEOLOGI

2.1. Mula Jadi dan Mineralogi

Endapan fosfat yang terbentuk dari tumpukan sekresi (kotoran) burung

atau kelelawar yang larut oleh air (hujan) atau air tanah dan meresap ke
dalam tubuh batugamping, bereaksi dengan kalsit untuk membentuk

hidroksil fluorapatit atau Ca5(PO4)3(OH,F) dalam rekahan atau menyusup

diantara perlapisan batugamping, maupun terendapkan di dasar

batugamping. Umumnya terdapat secara terbatas dalam gua-gua gamping,

terutama di Pegunungan Selatan Jawa, Gresik, Cepu dan Pati, serta di Pulau

Madura. Pada umumnya endapan ini kurang bernilai komersial karena hanya

merupakan urat-urat memanjang yang tidak menerus, dengan ketebalan

beberapa cm sampai 20 cm, walaupun pada beberapa lokasi dapat mencapai

50 cm. Akan tetapi endapan jenis ini termasuk batuan fosfat yang cukup

reaktif, sehingga dapat sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan lokal,

atau dikembangkan dalam skala kecil. Endapan fosfat tipe guano yang telah

teridentifikasi di Indonesia tersebar di 60 lokasi, sekitar 48 lokasi

diantaranya ditemukan di Pulau Jawa dan Madura. Kadar P2O5 tercatat

antara 4-40%, akan tetapi pada umumnya diatas 15%. Total sumber daya

fosfat Indonesia hanya sekitar 20 juta ton, padahal konsumsi fosfat lebih dari

1 juta ton setahun (DIM, 2004)

Batuan fosfat merupakan sumber inorganik dari fosfor (P), salah satu

nutrisi agronomi yang bersama dengan nitrogen (N) dan potassium

(kalium/K) sangat penting bagi pertumbuhan secara umum, termasuk

pembentukan protein, akar, mempercepat kematangan bijih, meningkatkan

produk bijih-bijihan dan umbi-umbian, serta memperkuat tubuh tanaman.

Oleh karena itu kekurangan fosfor mengakibatkan tanaman menjadi kerdil,


akar sangat sedikit, daun menguning sebelum waktunya dan secara

keseluruhan pertumbuhan akan terhambat. Selain itu pada tanah tropis,

kekurangan P merupakan hal biasa, juga kekurangan kalsium (Ca),

keasaman tanah tinggi, keracunan Al, dan tipis, sehingga jika tidak cepat

diatasi, tanah akan menjadi tandus.

2.2. Potensi dan Cadangan Fosfat Indonesia

Sebaran endapan fosfat di daerah Madura tersebar setempat setempat

mengisi rekahan, dolina dan gua - gua, dalam jumlah yang kecil - kecil,

umumnya terdapat pada batugamping terumbu Formasi Madura (Tpm)

sebagian kecil pada batugamping lempungan Formasi Pasean (Tmp) dan

batugamping berlapis Formasi Bulu (Tmb).

Endapan fosfat di Kabupaten Sampang terdapat di Bira Timur,

Kecamatan Sokobanah, Kecamatan Sampang, Omben, Kedundung,

Ketapang dan Kecamatan Jrengik, jumlah sumberdaya sekitar 5.000.000 m3.

Kisaran kandungan P2O5 antara 2,28 - 37,09 %.

Di daearh Kabupaten Pamekasan dilakukan pemboran inti sebanyak

10 lokasi ( 5 lokasi di daerah G. Kacepe, Kecamatan Pasean dan 5 lokasi di

daerah G. Nadere, Kecamatan Palengaan) dengan kedalaman berkisar antara

25 - 50 m, total kedalaman sekitar 300,70 m. Endapan fosfat di daerah

Kabupaten Pamekasan terdapat di Kecamatan Pasean, Pakong dan di

Kecamatan Palengaan. Mineralnya terdiri dari kolofan, dahlit dan


hidroksiapatit, dengan kisaran kandungan P2O5 antara 5,61 - 37,79 %,

jumlah sumberdaya sekitar 23.400 m3.

Lokasi endapan fosfat di daerah Kabupaten Sumenep terdapat sebanyak 45,

yang berada di 22 desa, sejumlah desa tersebut termasuk dalam wilayah 11

kecamatan, di setiap desa terdapat beberapa lokasi yang berdekatan maupun

terpisah agak jauh. Mineralnya terdiri dari kolofan, dahlit dan hidroksiapatit,

dengan kisaran kandungan P2O5 antara 6,20 - 44,23 %, terendah terdapat di

Desa Ellak Daya, Kecamatan Lenteng (P/17 = 6,20 %) dan tertinggi di daerah

Desa Kabunan, Kecamatan Sumenep (P/15 = 44,23 %). Endapan fosfat

dengan kandungan P2O5 diatas 30 % terdapat sebanyak 15 lokasi sekitar 33,3

% dari keseluruhan jumlah lokasi, tersebar di 10 desa dan 8 kecamatan. Luas

sebaran fosfat seluruhnya sekitar 31 Ha dengan jumlah sumberdaya sekitar

827.500 m3.

3. PERTAMBANGAN

3.1. Eksplorasi

 Pembuatan Sumur Uji

Sebelum dilakukannya eksplorasi rinci, pada tahapan ini dilakukan

kegiatan test pit, yang bertujuan untuk mencari indikasi endapan bahan

galian fosfat tersebut, mekanisme ini dilakukan pada tahap eksplorasi

sebelum dilakukan eksplorasi detail yaitu tahapan pemboran inti, test pit

dilakukan dengan kedalaman 1- 5 meter.


Gambar 2. Sumur uji

 Pemboran inti

Tahapan ini dilakukan setelah ditentukannya hasil dari test pit dan layak

untuk dilakukan ketahap selanjutnya yaitu pemboran inti untuk mengetahui

cadangan yang ada. Setelah didapatkan hasil dari kegiatan eksplorasi rinci

ini dan dinyatakan prospek dan selanjutnya dilakukan kegiatan

penambangan.

Gambar 3. Sampel pada core box


3.2 Penambangaan

Untuk kegiatan penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka

yaitu open pit mining, penambangan dilakukan dengan menggunakan alat gali

muat excavator backhoe dan alat angkut Dumptruct sebagai pengangkut.

3.3 Pengolahan

Material berbentuk bongkahan atau raw material diangkut dari lokasi

penambangan menuju lokasi pengolahan, untuk peralatan pengolahan yang

ada diantaranya :

 Stone Crusher sebagai mesin penghancuran materialhingga menjadi

product.

 Hammer Mill sebagai mesin penghalus material

 Washer Miil sebagai pencuci material

4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI

Product hasil penambangan yang sudah dioleh berguna sebagai industry

pembuatan pupuk, untuk pembuatan super fosfat (pupuk) dan untuk pembuatan

asam fosfat sebagai bahan pembuat minuman bersoda.

4.1 Prosedur Pengujian

Pengujian dilakukan dengan cara spektrofotometri dapat dianggap sebagai

perluasan suatu pemeriksaan visual, yang dengan studi lebih mendalam dari
absorbsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan

dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan ketelitian yang

lebih besar.

Perlatan Untuk Analisa Spektrofotometri adalah : Spektrofotometer.

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitrans atau absorbans suatu

contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deretan

contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-

alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau perekam, maupun

sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap. Pengertian lengkap dari spektrofotometer

memerlukan suatu pengetahuan terperinci tentang optik dan elektronika. Dan

biasanya dalam praktek alat-alat sinar tunggal dijalankan dengan tangan dan alat-

alat sinar rangkap biasanya menonjolkan pencatatan spektrum absorpsi (R. A. Day,

Jr. and A. L. Underwood, 1989). Spektrofotometer terdiri atas alat spektrometer dan

fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau diabsorbsikan. Jadi spektrofotometer adalah alat yang

digunakan untuk mengukur energi secara relatif apabila energi tersebut

ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang

gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah

panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini dapat diperoleh

dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis (Khopkar, 1990).
Dari percobaan spektrofotometri analisa phospat dapat disimpulkan

bahwa:

 Semakin besar konsentrasi maka absorbansi juga semakin besar.

 Fungsi pengenceran adalah untuk meminimalisir kesalahan, karena hukum

Beer berlaku pada larutan encer agar larutan dapat ditembus cahaya.

 Fungsi penambahan reagen adalah untuk mempermudah pembacaan warna

dengan mereaksikannya dengan larutan sampel Air Sungai Kalimas dan Air

Sungai Keputih yang akan dianalisa.

 Fungsi larutan blangko adalah untuk mengimbangi pengaruh kekeruhan

sampel.

 Pada analisa sampel Air Sungai kalimas mempunyai konsentrasi PO43- sebesar

570 ppm dengan absorbansi 0,301. Menurut SNI bahwa air ini tidak memenuhi

syarat oleh penetapan baku mutu untuk kelas 1 yaitu batasnya hanya sampai 0.2

untuk absorbansi.

 Pada analisa sampel Air sungai Keputih mempunyai konsentrasi PO43-sebesar

40 ppm dengan absorbansi 0,028. Menurut SNI bahwa air ini memenuhi syarat

oleh penetapan baku mutu untuk kelas 1 yaitu batasnya hanya 0.2 untuk

absorbansi.
4.2 Sifat Dan Kegunaan

Lebih dari 90% produksi fosfat di Indonesia, khususnya kalsiumfosfat

Ca3(PO4)2, digunakan untuk keperluan industri pupuk, baik pupuk alam

maupun pupuk buatan. Sisanya dikonsumsi oleh berbagai industri seperti kaca

lembaran, karet, industri kimia, dan lain-lain. Penggunaan fosfor dalam bentuk

unsur digunakan untuk keperluan fotografi, korek api, bahan peledak dan lain-

lain. Terdapat dua tipe dari unsur fosfor, yaitu fosfor putih dan fosfor

merah.Fosfor putih hampir tidak larut dalam air, larut dalam alkohol dan larutan

organik tertentu. Fosfor putih digunakan dalam pembuatan asam fosfat

(H3PO4) dan bila dicampurkan dengan lelehan metal seperti timah dan tembaga

menghasilkan alloy tertentu (special alloy), fosfor dalam bentuk ferro fosfor

digunakan dalam berbagai industri metallurgi, untuk memperoleh logam

dengan standar dan keperluan tertentu.

5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK

5.1 Perkembangan Pemasokan dan Permintaan

Batuan fosfat umumnya terdapat di daerah pegunungan karang, batu

gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua. Potensi deposit batu

fosfat terbesar yaitu provinsi Jawa Timur teman-teman, berdasarkan Pusat

Sumber Daya Geologi (2008), deposit batu fosfat di Indonesia menurut Peta

Potensi Sumber Daya Geologi seluruh kabupaten di Indonesia adalah sebagai

berikut :
5.2 Prospek

Kebutuhan bahan baku tepung fosfat untuk lndustry dipenuhi dari perusahaan

penggilingan yang tersebar di sepanjang jalur utara Pulau Madura mulai dari

Kabupaten Bangkalan hingga Kabupaten Sumenep. Untuk memperoleh kepastian

dalam pengadaan bahan baku. lndustry membina15 perusahaan penggilingan yang

tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Fosfat Alam Madura (APFAM). Dalam pasar

bahan baku Industry berada pada posisi yang kuat karena struktur pasarnya yang

monopsonistik. Posisi yang kuat ini terlihat dari perusahaan yang menetapkan kuota

produksi bagi masing-masing pengusaha penggilingan dan memegang kendali

dalam
menentukan harga beli tepung fosfat. Harga beli tepung fosfat ini ditetapkan

berdasarkan kualitas. Dengan demikian maka dalam pengadaan bahan baku lndustry

mempunyai kepastian baik dalam kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

6. PENUTUP

Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai

elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan

polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat.

Fosfat adalah fosfor yang berikatan dengan oksigen yang berupa senyawa

anorganik.Sedangkan Fosfor merupakan sumber energi untuk metabolisme sel

dalam bentuk Adenosin Tri Fosfat (ATP) yang terdapat dalam ion fosfat yang

berupa elemen.Fosfat banyak ditemukan di dalam bebatuan.Senyawa fosfat dalam

perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan

pelapukan tumbuhan, dan dari laut itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Moersidi Sediyarso, 1998, P-Alam sebagai Pupuk P untuk Budidaya Pertanian.


Makalah disajikan pada seminar Fosfat Indonesia sebagai
bahan pupuk dan masalahnya, Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral/BPPT, Jakarta 24
Maret 1998, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Situmorang, R.L., dkk., 1977, Geologi Lembar Waru-Sumenep, Jawa, Lembar
1609-3, 1608-6,1609-1 dan 1708-4, skala 1 : 100.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sutaatmadja, J., Sabarna,B., Hadiana, D., Mudjahar KS., Sarino, 1994,
Eksplorasi Pendahuluan Sumberdaya Endapan
Fosfat di daerah Kabupaten Sampang, Pulau Madura,
Propinsi Jawa Timur, Proyek Eksplorasi Bahan Galian Industri
dan Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral, 37 h.
Sutaatmadja, J., Sabarna, B., Mudjahar KS., 1996, Eksplorasi Lanjutan Endapan
Fosfat di daerah Kabupaten Pamekasan,
Propinsi Jawa Timur, Proyek Eksplorasi
Bahan Galian Logam, Industri dan Batubara,
Direktorat Sumberdaya Mineral.
Tatang Suryana, Ir., MM.,Penggunaan Phosphate Rock di PT. Petrokimia
Gresik. Makalah disajikan pada seminar
Fosfat Indonesia sebagai bahan pupuk dan masalahnya,
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral/BPPT,
Jakarta 24 Maret 1998, PT. Petrokimia Gresik.

Anda mungkin juga menyukai