Anda di halaman 1dari 6

Kasus :

Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang rawat penyakit dalam dengan
diagnosis medis tuberculosis paru. Pasien mengeluh sesak dan batuk berdahak dan hasil
pengkajian di dapatkan frekuensi napas 20x/menit, nadi 92x/menit dan terdengar suara
ronkhi pada kedua apex paru. Pasien telah menjalani pengobatan tetapi sempat terputus.
A. Interpretasi
No Data Keterangan
1. Laki-laki usia TB paru menyerang siapa saja. Di negara berkembang sebagian
45 tahun besar penderita TB paru berumur dibawah 50 tahun. Penelitian
Rizkyani pada tahun 2008 menunjukkan jumlah penderita TB
paru positif 87,6 % berasal dari usia produktif ( 15-54 tahun ).
Penyakit TB paru menyerang orang dewasa dan anak-anak,
laki-laki dan perempuan. TB paru menyerang sebagian besar
laki-laki usia produktif. ( Dinkes, 2012)
2. Batuk Batuk disebabkan oleh rangsangan membran mukosa di
berdahak sepanjang saluran pernapasan. Batuk dapat terjadi akibat
adanya rangsangan yang dapat dibawa oleh udara seperti asap,
kabut, debu, dan gas. Batuk merupakan pertahanan pertama
pasien terhadap penumpukan sekresi dalam bronkhi dan
bronkielus. Adanya batuk dapat menunjukkan penyakit
pulmonal yang serius. Pasien yang batuk cukup lama biasanya
membentuk sputum yang biasanya disebut dahak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa batuk berdahak adalah batuk yang
mengeluarkan sputum ( Suzanne C. Smeltzer, 2002 )
3. Sesak napas Sesak napas atau disebut dengan dispnea meruapkan kesulitan
bernapas atau pernapasan pendek. Sesak napas biasanya
menandakan keadaan klinis yang signifikan biasanya sebagai
tanda penyakit jantung dan paru. Penyakit akut paru
menyebabkan peningkatan tingkat dipsnea ( Suzanne C.
Smeltzer, 2002 )
4. Suara Ronkhi Ronkhi adalah bunyi gaduh yang dalam dengan puncak yang
rendah yang terdengar saat ekspirasi. Ronkhi disebabkan oleh
adanya pergerakan udara yang melewati jalan napas
trakeobronkial yng menyempit. Penyempitan tersebut dapat
disebabkan oleh adanya sekresi atau tumor.

5. Telah -
menjalani
pengobatan
tetapi sempat
terputus
5. Penyebab Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Tuberculosis Mycobacterium tuberculosis complex. TB dapat
paru mempengaruhi beberapa organ tubuh : kelenjar limfa , tulang,
rongga pleura, ginjal, usus dan peritonium, perikardium, kulit.

6. Pengobatan Individu yang sudah positif menderita tuberkuosis dapat


pada diobati menggunakan Program Nasional Penanggulangan TBC
Tuberculosis (strategi DOTS). Penderita harus mengonsumsi Obat Anti
paru Tuberkulosis (OAT) minimal selama enam bulan (Cahyono,
2010).
7. Penularan Tuberkulosis dapat ditularkan oleh perpindahan melalui udara.
Tuberkulosis Seseorang dapat menularkan infeksi melalui berbicara,
Paru batuk,bersin, tertawa dan bernyayi yang akan mengeluarkan
droplet. Droplet yang berukuran besar akan menetap dan yang
kecil akan tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang
sistem imunnya rendah. ( Suzanne C. Smeltzer, 2002 )
4) Mengidentifikasi masalah ataupun issues : mensintesis fakta dan kesimpulan
untuk membuat diagnosis masalah klien

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang berlebih


(00031)
DS :
- Sesak napas (dipsnea)
- Batuk berdahak

DO

- Suara nafas tambahan (ronkhi)

2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan .... (00079)

DS :

- Perilaku tidak taat ( pengobatan terputus)

DO :

5) Menetapkan tujuan : menguraikan apa yang diinginkan, outcome yang


diharapkan, berdasarkan kerangka waktu tertentu.

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang berlebih


(00031)
a. Status pernafasan : kepatenan jalan nafas (0410)
 Dalam waktu 3x24 jam saluran trakeobronkial klien dapat terbuka
dan lancar untuk pertukaran udara dengan kriteria hasil :
 Klien dapat mengeluarkan sekret secara efektif
 Suara nafas tambahan (ronkhi) tidak terdengar
 Dispnea klien berkurang
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ..... (00079)
a. Perilaku patuh : pengobatan yang disarankan (1623)
 Dalam waktu 3 minggu klien diharapkan patuh mengkonsumsi obat
secara rutin sesuai yang direkomendasikan oleh professional
kesehatan dengan kriteria hasil :
 Klien mengkonsumsi obat sesuai jangka waktu yang
ditentukan.
 Klien mengetahui daftar semua obat-obatan dengan dosis
dan frekuensi pemberian.
 Klien dapat memastikan pastokan obat yang cukup

6) Mengambil tindakan : memilih tindakan berdasarkan berbagai altenatif tujuan


yang ada.
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang
berlebih (00031)
Intervensi :
a. Fisioterapi dada ( 3230)
 Lakukan fisioterapi dada minimal 2 jam setelah makan
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Monitor status respirasi dan kardiologi
 Monitor karakteristik dan jumlah sekret
 Gunakan bantal untuk menopang tubuh klien
 Tepuk dada dengan teratur dan cepat dengan menggunakan telapak
tangan yang dikuncupkan di atas area yang ditentukan selama 3-4
menit.
 Getarkan cepat dan kuat dengan telapak tangan, jaga agar bahu dan
lengan tetap lurus, pereglangan tangan kencang, pada area yang
akan di fisioterapi dada ketika pasien menghembuskan nafas atau
batuk 3-4 kali.
 Instruksikan pasien untuk mengelurkan nafas dengan teknik nafas
dalam.
 Anjurkan untuk batuk selama dan setelah tindakan
 Monitor kemapuan pasien sebelum dan setelah prosedur ( TTV dan
tingkat kenyamanan).

2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ..... (00079)


Intervensi
a. Pengajaran : peresepan obat-obatan (5616)
 Intruksikan klien mengenai dosis rute dan durasi setiap obat
 Intruksikan klien mengenai cara pemberian setiap obat
 Evaluasi kemampuan klien dalam menggunakan obat secara
mandiri
 Menginformasikan pada klien mengenai konsekuensi tidak
menggunakan obat atau menghentikan obat secara tiba-tiba
 Informsikan pada klien mengenai efek samping setiap obat
 Membantu klien membuat jadwal pemakaian obat
 Informasikan pada klien mengenai cara membeli obat-obatan yang
diresepkan.

7) Mengevaluasi : mengevaluasi efektivitas hasil dan tindakan.


-

8) Merefleksikan proses dan pembelajaran baru : merenungkan apa yang telah


dipelajari dan bisa melakukan hal yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Suharjo B. 2010. Vaksinasi, Cara ampuh cegah penyakit infeski. Kanisius :
Yogyakerta

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Jawa Tengah. www.dinkesjatengprov.go.id

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner and
Suddarth. Edisi 8. Jaakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai