Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN: 2549-5070

p-ISSN: 2549-8231

Journal of Medives Volume 2, No. 1, 2018, pp. 107-115


http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika/article/view/528

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN


KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI
PERSAMAAN GARIS LURUS

Sarah Isnaeni1, Lailatul Fajriyah2, Evi Sri Risky3, Ratni Purwasih4, Wahyu Hidayat5
1,2,3,4,5Program Studi Pendidikan Matematika IKIP Siliwangi
ratnipurwasih61@gmail.com

Diterima: November 2017. Disetujui: Desember 2017. Dipublikasikan: Januari 2018

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penalaran dan kemandirian
belajar pada materi persamaan garis lurus siswa SMP. Metode penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 5 Cimahi pada kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2017-2018. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi pada materi Persamaan
Garis Lurus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E. Untuk memperoleh data
penelitian digunakan instrumen berupa tes soal uraian dan angket kemandirian belajar.
Hasil penelitian didapat kesimpulan: (1) tingkat kemampuan penalaran matematis siswa
dalam penyelesaian masih level rendah; (2) kesulitan siswa pada umunya belum
memahami soal dan prakonsep masih rendah; (3) siswa belum tertanam rasa belajar
secara mandiri.

Kata kunci: kemampuan penalaran matematis, kemandirian belajar.

ABSTRACT
This study aims to analyze the ability of reasoning and self-regulated learning on the
material of equations of straight lines of junior high school students. This research
method using qualitative descriptive method. This research is conducted in SMP Negeri
5 Cimahi in Grade VIII of academic year 2017-2018. The population of this study is the
students of class VIII SMP Negeri 5 Cimahi who have studied the material of the
equation of straight line. The subject of the research is the students of class VIII E. To
obtain the research data used the instrument in the form of test description and
questionnaire self-regulated learning. The results of the research concluded: (1) the
level of students' mathematical reasoning ability in the problem solving is still low
level; (2) students' difficulties in general have not understood the problem and the
preconception is still low; (3) students have not embedded the sense of learning
independently.

Keywords: mathematical reasoning ability, self-regulated learning .

How to Cite: Isnaeni, R., Fajriyah, L., Risky, E. S., Purwasih, R., & Hidayat, W. (2018). Analisis
Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP pada Materi Persamaan Garis
Lurus. Journal of Medives, 2 (1), 107-115.
108 | Journal of Medives, Volume 2, No. 1, 2018, pp. 107-115

PENDAHULUAN diri, sehingga lebih mudah memahami


Matematika sebagai suatu disiplin konsep. Hal ini bertujuan agar potensi
ilmu yang secara jelas mengandalkan yang dimiliki peserta didik mampu
proses berpikir, yang di dalamnya meningkat dan berkembang secara
terkandung sebagai aspek yang secara optimal. Selain itu, sikap jujur atau
substansial menuntun siswa untuk kemandirian belajar, objektif, sistematis
berpikir logis menurut pola dan aturan dan terbuka terhadap perkembangan
yang telah tersusun baku. Matematika di ilmu pengetahuan merupakan harapan
sekolah mempunyai peranan yang cukup dari pembelajaran matematika (Sari &
besar dalam kemampuan berpikir meme- Nurjaman, 2017). Untuk mencapai
cahkan masalah di kehidupan sehari- kemampuan penalaran matematis dalam
hari. Menurut Sariningsih & Purwasih pembelajaran siswa memerlukan peri-
(2017) pendidikan matematika dapat laku yang memadai salah satunya
mendorong masyarakat untuk selalu kemandirian belajar. Kemandirian bela-
maju, terbukti dengan adanya perkem- jar adalah kondisi aktifitas belajar siswa
bangan teknologi modern. Oleh karena yang mandiri tidak tergantung pada
itu, belajar matematika dengan baik orang lain. Dengan kemandirian belajar,
merupakan langkah pertama dalam siswa dapat menilai kemampuan diri
penguasaan konsep. sendiri akan mema-hami, menalar dan
Dalam mengembangkan pengua- mengerjakan suatu soal atau masalah.
saan konsep pelajaran yang baik, Selain itu, pentingnya afektif tertuang
penalaran siswa sangat dibutuhkan untuk dalam NCTM (Himmah, 2017) yaitu
memberi arti dalam proses belajar siswa belajar tentang nilai matematika
mandiri, misalnya dengan adanya (to value mathematics), siswa percaya
keinginan untuk mencari hubungan diri mengerjakan matema-tika (to do
konseptual antara pengetahuan yang mathematics), siswa menjadi pemecah
dimiliki dengan yang dipelajari di dalam masalah matematik (become mathema-
pembelajaran. Menurut Riyanto & Siroj tical problem solver), siswa belajar
(2011) salah satu tujuan pembelajaran berkomunikasi matematik (to communi-
matematika di sekolah ialah mengguna- cate mathematically), dan siswa men-
kan penalaran pada pola dan sifat. jelaskan secara matematik (to reason
Pernyataan ini juga di dukung oleh mathematically).
pernyataan Kusumah (2011) bahwa Berdasarkan studi pendahuluan,
kemampuan penalaran matematis adalah terdapat masih banyak siswa yang belum
kemampuan yang dapat memahami pola memiliki kemampuan nalar yang baik.
hubungan diantara subjek-subjek ber- Kemampuan penalaran yang dimiliki
dasarkan teorema atau dalil yang sudah siswa masih belum optimal dan
terbukti kebenarannya. Jika siswa diberi kemandirian belajar pun masih menjadi
kesempatan untuk menggunakan kete- hambatan. Beranekaragam tingkat kesu-
rampilan bernalarnya dalam melakukan litan yang dialami peserta didik dalam
pendugaan-pendugaanya berdasarkan pembelajaran mandiri mulai dari kurang
pengalaman atau sepengetahuannya sen- paham terhadap konsep sampai motivasi
Ratni Purwasih, Sarah I., Lailatul F., Evi Sri R., Wahyu H. - Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan | 109

belajar yang kurang. Hal ini berpengaruh yang memuat kegiatan menarik
terhadap hasil belajar yang diraih dan kesimpulan berdasarkan peristiwa yang
karakter yang tertanam jauh dari target ada. Kemampuan penalaran (mathema-
dan harapan. tical reasoning) berlangsung ketika
Persamaan garis lurus merupakan seseorang berpikir tentang suatu masalah
salah satu materi matematika pra syarat atau menyelesaikan masalah.
untuk konsep materi matematika Indikator penalaran yang
berikutnya. Dalam matematika, materi digunakan dalam penelitian ini yaitu
ini bisa membantu dalam menyelesaikan memberikan penjelasan dengan menggu-
soal-soal aljabar, terutama persamaan nakan model fakta, sifat-sifat, dan
linear. Berdasarkan hasil observasi di hubungan; mengikuti argumen logis;
kelas dalam mengerjakan soal penalaran menggunakan model fakta, sifat-sifat,
matematis pada materi persamaan garis dan hubungan; mengikuti argumen logis.
lurus, banyak siswa mengalami kesulitan Kemandirian belajar, dapat
dalam pengerjaannya, siswa masih disimpulkan bahwa indikator kemandi-
terlihat kebingungan dalam upaya rian belajar menurut Sumarmo
menyelesaikan soal-soal tersebut. Siswa (Purwasih, 2016) adalah: (1) berinisiatif
tidak dapat menyusun bukti dengan belajar dengan atau tanpa bantuan orang
lengkap dan runtut untuk menarik lain; (2) mendiagnosa kebutuhan belajar-
kesimpulan. Siswa juga berkesulitan nya sendiri; (3) merumuskan/memilih
dalam memeriksa kesahihan suatu tujuan/target belajar; (4) memilih dan
argumen. Kemampuan menduga siswa menggunakan sumber; (5) memilih
dalam menyelesaikan permasalahan strategi belajar, dan mengevaluasi hasil
matematika masih sangat kurang. Siswa belajarnya; (6) bekerjasama dengan
harus sering diarahkan dan dimotivasi, orang lain; (7) membangun makna; dan
serta nilai hasil pembelajarannya belum (8) mengontrol diri. Adapun indikator
memuaskan, masih banyak siswa yang yang akan digunakan dalam penelitian
belum bisa menjadi pembelajar mandiri. ini adalah indikator yang disampaikan
Oleh karena itu, perlu sebuah analisis oleh Sumarmo (2014).
untuk mengetahui kemampuan penalaran Menurut Hargis dan Kerlin
matematis dan kemandirian belajar (Sumarmo, 2014) mengemukakan bahwa
siswa. Analisis penalaran matematis dan kemandirian belajar (self regulated
kemandirian belajar ini mengacu pada learning) merupakan proses perancangan
jenis-jenis penyebab kesulitan kemam- dan pemantauan diri yang seksama
puan penalaran matematis dan terhadap proses kognitif dan afektif
kurangnya kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan suatu tugas akade-
SMP Negeri 5 Cimahi kelas VIII yang mik, serta siswa yang memiliki kemandi-
dikemukakan oleh peneliti. rian belajar yang tinggi cenderung lebih
Menurut Keraf (Sumarmo, 2014) baik dalam pengawasannya sendiri,
mendefinisikan istilah penalaran serupa mampu memantau, mengevaluasi, dan
dengan pengertian penalaran logis dalam mengatur belajarnya secara efektif;
tes Longeot yaitu sebagai proses berpikir menghemat waktu dalam menyelesaikan
110 | Journal of Medives, Volume 2, No. 1, 2018, pp. 107-115

tugasnya; dan mengatur belajar dan men penalaran matematis meliputi kisi-
waktu secara efisien. kisi soal, lembar kerja jawaban dan
Sesuai dengan latar belakang di penskoran, serta menyiapkan perangkat
atas, hal-hal yang ingin diuraikan yaitu: instrumen kemandirian belajar meliputi
1) mengapa siswa SMPN 5 Cimahi kelas kisi-kisi angket, bobot angket, dan
VIII masih sulit dalam penyelesaian soal penskoran. Selanjutnya pada tahap
penalaran matematis pada materi pelaksanaan siswa diberi tes penalaran
persamaan garis lurus? 2) apa penyebab matematis, setelah itu siswa mengisi
rendahnya kemandirian belajar siswa angket kemandirian belajar. Pada tahap
dalam menyelesaikan soal penalaran laporan, peneliti mengolah data yang
matematis pada materi persamaan garis diperoleh selama penelitian berlangsung
lurus? Fokus penelitian ini adalah untuk dan menyusun laporan.
melihat penyebab kesulitannya kemam- Instrumen utama dalam penelitian
puan penalaran matematis dan kurang- ini adalah tes uraian dan angket. Perang-
nya kemandirian belajar yang dilakukan kat tes yang digunakan untuk mengum-
siswa dalam proses penyelesaian soal pulkan data dalam penalaran matematis
penalaran matematis pada materi penelitian ini adalah 5 soal penalaran
persamaan garis lurus. matematis pada materi persamaan garis
lurus dan perangkat tes yang digunakan
METODE PENELITIAN untuk mengumpulkan data dalam
Tempat penelitian dilaksanakan di kemandirian belajar penelitian ini adalah
SMP Negri 5 Cimahi, Semester Ganjil 20 pernyataan negatif dan positif keman-
Tahun Akademik 2016-2017. Penelitian dirian belajar. Pengolahan data untuk
ini tergolong dalam penelitian deskriptif melihat adanya kemampuan penalaran
kualitatif yang berupaya untuk mendes- matematis dengan cara melihat jawaban
kripsikan analisis penalaran matematis siswa pada lembar jawaban, jawaban
dan kemadirian belajar siswa. siswa dibandingkan dengan jawaban
Metode yang digunakan pada yang seharusnya dan pengolahan data
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. untuk melihat kemandirian belajar siswa
Jenis ini dipilih karena bertujuan untuk dengan cara melihat bobot penskoran
menggambarkan kemampuan siswa angket yang telah diisi siswa. Sebelum
dalam menyelesaikan soal-soal penalar- tes ini diberikan, soal akan terlebih
an matematika secara mandiri. Subjek dahulu diuji untuk mengetahui validitas
dalam penelitian ini adalah VIII E. dan reliabilitas. Validitas dihitung
Subjek dipilih secara purposive dengan dengan rumus korelasi product.
meminta pendapat guru kelas yang
memahami kondisi kognitif dan afektif HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa. Metode penelitian ini adalah
Tahap penelitian terbagi menjadi deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
tiga, yaitu perencanaan, pelaksanan dan dilaksanakan pada siswa kelas VIII
pelaporan. Pada tahap perencanaan semester 1 di SMP Negeri 5 Cimahi
peneliti menyiapkan perangkat instru- tahun ajaran 2016-2017. Jumlah siswa di
Ratni Purwasih, Sarah I., Lailatul F., Evi Sri R., Wahyu H. - Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan | 111

kelas tersebut adalah 34 orang. Peneliti lami kesulitan dalam menalar soal-soal.
memberikan 5 butir soal penalaran Siswa masih kurang dalam menduga-
dengan materi Persamaan Garis Lurus. duga untuk menyelesaikan masalah, dan
Setelah selesai, siswa diberikan angket ragu untuk mengerjakannya. Maka
untuk mengukur kemampuan afektif saat dibawah ini akan dideskripsikan hasil
pembelajaran di kelas, khususnya saat analisis postes kemampuan penalaran
mengerjakan soal-soal yang biasa guru matematis kelas disajikan pada Tabel 1.
berikan. Hasil dari postes, siswa menga-

Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematika


Rata-Rata Tiap Indikator Soal
No. Data Statistika Banyak X
SMI X %
Soal Total
1 Memberikan penjelasan dengan menggunakan model 4 1 1,08 27
fakta, sifat-sifat, dan hubungan
2 Mengikuti argumen logis 4 1 0,97 24,25
3 Menyusun dan menguji konjektur 4 1 2,86 71,5 1,54
4 Merumuskan lawan contoh 4 1 0,82 20,5
5 Melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan 4 1 1,97 49,25
aturan yang disepakati

Tabel 1 menunjukkan hasil yang disepakati) memperoleh hasil 49,25%


diperoleh siswa di kelas pada hasil tes yang diartikan kemampuan penalaran
soal penalaran matematis terlihat matematis siswa sedang, dimana siswa
kesulitan dalam pengerjaan soal. Adapun cukup bisa mengerjakan soal dalam
penguraian hasil dari masing-masing menyusun, menguji konjektur, merumus-
indikator yaitu: 13,50% (memberikan kan lawan contoh dan dapat mengerja-
penjelasan dengan menggunakan model kan soal perhitungan matematika berda-
fakta, sifat-sifat, dan hubungan) dan no 2 sarkan aturan yang disepakati dalam soal
(mengikuti argumen logis) hasil 12,12% tersebut.
yang diartikan kemampuan penalaran Kesulitan belajar materi statistika
matematis siswa rendah, dimana siswa yang dialami oleh siswa disebabkan oleh
kurang memahami konsep soal tersebut beberapa faktor antara lain metode dan
untuk memberikan penjelasan dengan pendekatan yang digunakan oleh guru
menggunakan model, fakta, sifat-sifat dalam menyampaikan materi pelajaran
dan hubungan sehingga hasil tidak sesuai kurang tepat. Oleh karena itu, diperlukan
dengan yang diharapkan dan siswa pendekatan pembelajaran yang melibat-
kurang dapat mengikuti argument logis kan siswa secara intelektual dan
dari butir soal tersebut. emosional, sehingga siswa terlatih
Indikator no 3 (menyusun dan belajar secara aktif dan kreatif (Lestari,
menguji konjektur) memperoleh hasil 2017). Guru harus menyiapkan berbagai
59,50%, no 4 (merumuskan lawan macam pendekatan dan metode yang
contoh) memperoleh hasil 20,50% dan akan digunakan selama pembelajaran
no 5 (melaksanakan perhitungan berlangsung. Salah satu hasil tes kemam-
matematika berdasarkan aturan yang puan penalaran siswa pada materi
112 | Journal of Medives, Volume 2, No. 1, 2018, pp. 107-115

Persamaan Garis Lurus yang rendah Hasil post-test kemampuan pena-


terlihat pada Gambar 1. laran siswa pada materi Persamaan Garis
Lurus yang sedang terdapat pada
Gambar 2. Pada Gambar 2 dikategorikan
siswa mempunyai penalaran matematis
yang sedang dimana siswa dapat meme-
nuhi beberapa konsep dalam ketentuan
soal tersebut akan tetepi tidak semua
konsep terpenuhi dikarenakan: 1) siswa
mampu menyelidiki titik-titik koordinat
yang terletak pada suatu garis
Gambar 1. Jawaban Siswa Soal 2 persamaan; 2) siswa dapat menyelesai-
kan soal persamaan garis lurus tanpa
Pada Gambar 1, salah satu jawaban memberikan kesimpulan.
dari siswa mengenai soal persamaan Siswa yang memiliki kemampuan
garis lurus. Terlihat pada gambar penalaran rendah dipengaruhi beberapa
tersebut, ide-ide dan konsep persamaan faktor diantaranya adalah siswa masih
garis lurus belum dapat mereka kuasai belum paham terhadap konsep dasar,
secara baik. kesalahan yang dilakukan siswa belum mampu mengkomunikasi-
siswa dalam menentukan titik koordinat kan soal ke model matematika, dan
pada materi persamaan garis lurus siswa terbiasa hitungan rutin. Terlihat
diantaranya dikarenakan: 1) siswa tidak pada Gambar 1 bahwa jawaban siswa
memahami materi persamaan garis lurus belum terbiasa menjawab soal yang tidak
dengan baik; 2) siswa tidak memahami rutin. Siswa yang memiliki daya nalar
konsep persamaan garis lurus; 3) tidak baik mampu berpikir matematik di luar
dapat memahami isi soal. kebiasaan pada umumnya.
Peneliti melakukan tes angket Dengan hasil tes angket yang telah
kepada siswa yang menunjukan hasil diolah, menunjukkan bahwa siswa baik
bahwa siswa kurang dalam hal meneliti dalam motivasi belajar namun kurang
suatu permasalahan matematika dan dalam strategi belajarnya sehingga
kurang dalam mempelajari kembali memperoleh hasil dengan kategori cukup
materi yang telah guru sampaikan salah untuk mengisi soal no 3.
satunya dalam materi persamaan garis Pada hasil angket kemandirian
lurus. belajar yang diberikan kepada siswa
terlihat baik. Tetapi kemandirian belajar
yang baik tidak berpengaruh terhadap
soal penalaran matematis yang sudah
diuraikan pada tabel 4 diatas. Maka
dibawah ini akan dideskripsikan hasil
analisis data pretes kemandirian belajar
kelas disajikan pada Tabel 2.
Gambar 2. Jawaban Hasil Siswa Soal 3
Ratni Purwasih, Sarah I., Lailatul F., Evi Sri R., Wahyu H. - Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan | 113

Tabel 2. Deskriptif Statistik Pretest Kemandirian Belajar Matematis Siswa

No Indikator Banyak Total


Kategori
Indikator Pernyataan Skor X %
1 Inisiatif dan motivasi belajar 2 206 3.02 88,82% Sangat
instrinsik baik
2 Mendiagnosa kebutuhan belajar 2 173 2.54 74,70% Cukup
3 Menetapkan tujuan / target belajar 3 290 2.84 83,52% Baik
4 Memilih, menerapkan strategi 1 99 2.91 85,58% Baik
belajar
5 Memonitor, mengatur, dan meng- 2 193 2.83 83,23% Baik
kontrol belajar
6 Memandang kesulitan sebagai 2 193 2.83 83,23% Baik
tantangan
7 Memanfaatkan dan mencari sumber 2 199 2.92 85,88% Baik
yang relevan
8 Mengevaluasi proses dan hasil 2 186 2.73 80,29% Baik
belajar
9 Self eficacy/ konsep diri / kemam- 4 363 2.66 78,23% Baik
puan diri
Total 20 1902 2.79 80.20% Baik

Dari tabel diatas, menunjukkan belajar), menganggap persoalan yang


hasil yang diperoleh pada angket sulit sebagai tantangan yang harus
kemandirian belajar siswa di kelas diselesaikan, mencari sumber lain untuk
terlihat baik dengan penguraiannya yaitu pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar
pada indikator inisiatif dan motivasi hingga siswa dapat menemukan konsep
belajar instrinsik) memperoleh hasil sendiri. Kemandirian belajar siswa
88,82% menunjukan insiatif dan terlihat baik berdasarkan tabel di atas.
motivasi belajar instrinsik siswa sangat Indikator Inisiatif dan motivasi belajar
baik dimana guru selama pembelajaran instrinsik berada pada posisi sangat baik
dikelas dalam hal memberikan motivasi yaitu sekitar 88,82%.
tersampaikan. Berdasarkan temuan di lapangan
Pada indikator mendiagnosa bahwa siswa yang penalarannya baik
kebutuhan belajar memperoleh hasil lebih cenderung memiliki kemandirian
74,70% menunjukkan bahwa siswa lebih daripada siswa yang penalarannya
dalam hal meneliti suatu kebutuhan kurang. Namun, itu hanya beberapa
belajar terlihat hasil yang cukup, siswa orang dari 34 siswa. Ini menunjukan
cukup bisa mempersiapkan pembela- bahwa ada asosiasi antara kemampuan
jarannya sendiri. penalaran matematis dengan
Kemudian pada indikator nomor 3 kemandirian belajar dalam studi ini sama
sampai 9 menunjukkan hasil yang baik, dengan temuan studi yang lebih dulu
peserta didik dapat menetapkan target, yaitu adanya asosiasi antara kemampuan
penerapan strategi, mengontrol proses komunikasi dan kemandirian belajar
pembelajarannya sendiri (kemandirian siswa SMP (Qohar, 2010), antara
114 | Journal of Medives, Volume 2, No. 1, 2018, pp. 107-115

kemampuan matematika tingkat tinggi Kusumah, Y. S. (2011). Literasi


dengan kemandirian belajar (Sugandi, Mtematis. Prosiding Seminar
2010). Namun, berbeda dengan studi Nasional Pendidikan MIPA, 1-11.
Bandar Lampung: Universitas
Hidayat & Sumarmo (2013) yang
Lampung. Prees.
menyatakan bahwa tidak ada asosiasi
antara kemampuan matematik dengan Lestari, S. (2017). Penerapan
kemandirian belajar Pembelajaran Group Investigation
Dalam analisis selanjutnya, butir Untuk Meningkatkan Prestasi dan
Keaktifan Siswa Materi Statistika.
soal kemampuan penalaran yang
Journal of Medives, 1(2), 150-157.
tergolong sukar adalah mengenai model,
fakta, sifat-sifat dan hubungan sehingga Purwasih, R. (2016). Peningkatan
hasil tidak sesuai dengan yang Kemandirian Belajar Mahasiswa
diharapkan dan siswa kurang dapat Melalui Pembelajaran
Personalized System Of
mengikuti argument logis dari butir soal
Instruction. Prosiding Seminar
tersebut. Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika STKIP
PENUTUP Siliwangi. Tanggal 6 Desember
Berdasarkan hasil penelitian dan 2016.
analisis data yang telah diperoleh
Riyanto, B., & Siroj, R, A. (2014).
mengenai kesulitan siswa dalam Meningkatkan Kemampuan
menyelesaikan soal kemampuan penalar- Penalaran dan Prestasi Matematika
an pada materi persamaan garis lurus Dengan Pendekatan
disebabkan oleh kurangnya pemahaman Kontruktivisme Pada Siswa
konsep dan kesulitan siswa pada Sekolah Menengah Atas. Jurnal
kemampuan penalaran ada pada indika- Pendidikan Matematika, 5(2).
tor merumuskan lawan contoh. Keman- Sari, I. P., Purwasih, R., & Nurjaman, A.
dirian belajar siswa terletak pada (2017). Analisis Hambatan
kategori baik. Belajar Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Program Linear.
DAFTAR PUSTAKA JIPM (Jurnal Ilmiah
Hidayat, W., & Sumarmo, U. (2013). Pendidikan Matematika) 6 (1),
Kemampuan Komunikasi dan 39-46.
Berpikir Logis Matematik serta Sariningsih, R.,& Purwasih, R. (2017).
Kemandirian Belajar: Eksperimen Pembelajaran Problem Based
terhadap Siswa SMA Learning Untuk Meningkatkan
Menggunakan Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
Berbasis Masalah dan Strategi Matematis dan Self Efficacy
Think-Talk-Write. Jurnal Delta- Mahasiswa Calon Guru. Jurnal
Pi: Jurnal Matematika dan JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika, 2(1), 1- Pendidikan Matematika), 4 (1),
14. 163-177.
Himmah, W. I. (2017). Analisis Belief
Matematik Siswa Tingkat SMP.
Journal of Medives, 1(1), 49-58.
Ratni Purwasih, Sarah I., Lailatul F., Evi Sri R., Wahyu H. - Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan | 115

Sugandi, A. I. (2010). Mengembangkan Sumarmo, U. (2016). Pedoman


Kemampuan Berfikir Tingkat Pemberian Skor Pada
Tinggi Siswa SMA melalui Beragam Tes Kempuan
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika. Bahan Ajar Mata
dengan Setting Belajar Koopertaif Kuliah Evaluasi Pembelajaran
JIGSAW. Disertasi pada Sekolah Matematika. Program Magister
pascasarjana UPI. Tidak Pendidikan Matematika STKIP
diterbitkan. Siliwangi Bandung.
Sumarmo, U. (2004). Kemandirian Qohar, A. (2010). Mengembangkan
Belajar : Apa, Mengapa, dan Kemampuan Komunikasi
Bagaimana Dikembangkan pada Matematis dan Kemandirian
Peserta Didik. Laporan Penelitian Belajar Siswa SMP melalui
Hibah Pascasarjana UPI. Reciprocal Teaching. Sebagian
Bandung : Tidak dipublikasikan. disertasi pada Sekolah
Pascasarjana Universitas
Sumarmo, U. (2013). Berfikir Dan
Disposisi Matematik Serta Pendidikan Indonesia, tidak
dipublikasi.
Pembelajarannya. Bandung:
Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) UPI.

Anda mungkin juga menyukai