Anda di halaman 1dari 20

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KB

DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA

OLEH
1. Ainun Najib (1120016074)
2. Muhammad Liwu (1120016068)
3. Siti Nurjanah Siska L (1120016096)
4. Muhammad Iqbal S (1120016025)
5. Sayyuti (1120016075)
6. Moh Ali Kurniawan (1120016093)
7. Alfiana Ramdhania (1120016053)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA
2016
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KB
DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA

1. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita
harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi
(Depkes RI, 1998).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker
lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia
menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker
payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab
utama penyakit kanker payudara. Sampai saat ini terjadinya kanker payudara
diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor genetika,
lingkungan dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam tubuh yang
berlebihan. Pertumbuhan jaringan payudara sangat sensitif terhadap estrogen
maka wanita yang terpapar estrogen dalam waktu yang panjang akan memiliki
risiko yang besar terhadap kanker payudara (Anonim 2004).
Terjadinya pemaparan estrogen dapat disebabkan oleh penggunaan
kontrasepsi hormonal yang mengandung kombinasi hormon yaitu estrogen dan
progesteron. Program keluarga berencana di Indonesia sudah dilaksanakan sejak
tahun 1970 dengan dibentuknya Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Program keluarga berencana dirancang berwawasan gender, artinya alat
kontrasepsi disediakan untuk perempuan maupun laki-laki. Namun dalam
pelaksanaannya pada tahun 1994 partisipasi perempuan secara nasional jumlahnya
lebih banyak daripada laki-laki yakni sebesar 52,1% dengan segala metode,
sedangkan laki-laki sebesar 0,9 % dengan metode kondom dan 0,7 % vasektomi.
Pada tahun 2000, partisipasi perempuan di Bali dalam menggunakan alat
kontrasepsi sebesar 82 % dengan segala metode dan partisipasi laki-laki sebesar
18% dengan metode kondom.Tingginya partisipasi perempuan dalam
menggunakan alat kontrasepsi berbanding lurus dengan penderitaan yang dialami
yang disebabkan oleh efek samping alat tersebut. Hal ini tercermin dari data
Kanwil Bali tahun 2000 tentang efek samping alat kontrasepsi yang dialami
perempuan dan laki-laki. Efek samping yang dialami perempuan sebanyak 161
kasus pengguna IUD, 43 kasus pengguna inplant, 1406 kasus pengguna suntikan,
333 kasus pengguna pil. Efek samping yang dialami laki-laki 15 kasus dari
pengguna kondom.Di Indonesia penggunaan hormon sebagai alat kontrasepsi
sudah populer dalam masyarakat.Pemakai kontrasepsi hormonal terbanyak adalah
jenis suntikan dan pil.Kontrasepsi oral (pil) yang paling banyak digunakan yaitu
kombinasi estrogen dan progestin (Anonim 2004).

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang KELUARGA
BERENCANA (KB) di Puskesmas Jagir Surabaya diharapkan
mengetahui tentang KELUARGA BERENCANA (KB)
2.2 Tujuan Khusus
1. Ibu mempunyai pengetahuan tentang pengertian KELUARGA
BERENCANA (KB)
2. Ibu mempunyai pengetahuan tentang tujuan KELUARGA
BERENCANA (KB)
3. Ibu mempunyai pengetahuan tentang Manfaat ASI EKSKLUSIF
4. Ibu mempunyai pengetahuan tentang macam – macam KB
3. Manfaat
3.1 Bagi Dosen
1. Mengaplikasikan teori yang sudah dikuasai agar bermanfaat bagi
kesehatan masyarakat
2. Mampu mengetahui pengetahuan masyarakat tentang KELUARGA
BERENCANA (KB)
3.2 Bagi Puskesmas
1. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam memberikan
pendidikan kesehatan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama tugas sebagai
pendidik.
3.3 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KELUARGA
BERENCANA (KB)

4. Khalayak sasaran strategi dan output


No Sasaran Strategi Output mitra
Puskesmas Jagir
Surabaya
1 Ibu yang berada diruangan Puskesmas Jagir
Surabaya

5. Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang KELUARGA BERENCANA (KB)

6. Sasaran
Seluruh ibu atau keluarga yang berada Puskesmas Jagir Surabaya
7. Rencana Kegiatan
Di bawah ini rencana kegiatan penyuluhan
No Kegiatan Tanggal Topik
1 Pembuatan SAP 12 Oktober 2016
2 Kontrak pelaksanaan 17 Oktober 2016 Penyuluhan kesehatan
kegiatan penyuluhan tentang KELUARGA
BERENCANA (KB)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : KELUARGA BERENCANA (KB)


Sasaran : Ibu-ibu di Puskesmas Jagir Surabaya
Hari/tanggal : Senin, 17 Oktober 2016
Pukul : 09.00 WIB – selesai`
Kegiatan : Penyuluhan tentang KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan tentang KELUARGA BERENCANA pada
selama 30 menit, maka ibu di Puskesmas Jagir Surabaya dapat memahami
mengenai keluarga berencana (KB).

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan ibu di Puskesmas Jagir
Surabaya mampu:
a. Memahami pengertian dari Keluarga Berencana (KB)
b. Memahami tujuan dari Keluarga Berencana (KB)
c. Memahami manfaat dari Keluarga Berencana (KB)
d. Memahami macam – macam alat KB

3. SASARAN
Ibu atau keluarga di Puskesmas Jagir Surabaya.

4. MATERI
a. Pengertian dari Keluarga Berencana (KB)
b. Tujuan dari Keluarga Berencana (KB)
c. Manfaat dari Keluarga Berencana (KB)
d. Macam – macam alat KB
5. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

6. MEDIA
a. Lembar balik
b. Leaflet tentang KB

7. SETTING
a. Setting waktu
No. Fase Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu
1. Pra interaksi  Menyiapkan satuan 5 menit
acara penyuluhan
dan bahan untuk
leaflet
 Menentukan kontrak
waktu dan materi
2. Kerja  Membuka kegiatan  Menjawab 15 menit
dengan salam
mengucapkan salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
dari penyuluhan
 Menyebutkan materi  Memperhatikan
yang akan diberikan
 Menggali  Memperhatikan
pengetahuan peserta dan menjawab
mengenai KB
 Membagi leaflet
tentang KB  Menerima
 Menjelaskan materi
tentang KB  Memperhatikan
 Memberi
kesempatan peserta  Bertanya dan
untuk bertanya lalu menjawab
didiskusikan pertanyaan yang
bersama dan diajukan
menjawab
pertanyaan
3. Evaluasi  Menanyakan kepada  Menjawab 5 menit
peserta tentang pertanyaan
materi yang telah
diberikan
4. Terminasi  Mengakhiri  Mendengarkan 5 menit
pertemuan dan dan menjawab
mengucapkan terima salam
kasih atas partisipasi
peserta dan salam
penutup

b. Setting tempat
P
Op IN
N, M, Ob IN
IN
IN IN
Keterangan:
P : Penyaji
M : Moderator
N : Notulen
Obs : Observer
IN : Ibu
8. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Susunan kepanitiaan pada penyuluhan KB ini adalah:
a. Moderator : Muhammad Liwu
b. Notulis : Sayyuti
c. Penyaji : Muhammad Iqbal dan Ainun Nadjib
d. Operator : Siti Nurjanah Siska L
e. Observer : M. Ali Kurniawan, Alfiana Ramdhania
9. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi struktur
 Kesiapan SAP dan materi, media (lembar balik, leaflet)
 Kesiapan penyuluh
b. Evaluasi proses
 Kesesuaian waktu
 Respon peserta selama penyuluhan
 Kelancaran kegiatan
 Peran penyuluh sesuai pengorganisasian
c. Evaluasi hasil
Peserta dapat:
- Menjelaskan pengertian dari Keluarga Berencana (KB)
- Menjelaskan tujuan dari Keluarga Berencana (KB)
- Menjelaskan manfaat dari Keluarga Berencana (KB)
- Menyebutkan macam – macam alat KB
MATERI

A. Pengertian Keluarga Berencana (KB)


Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Manuaba, 2003).
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997:
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga ( Suratun, 2008 ).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera ( Arum, 2008 ).

B. Tujuan Keluarga Berencana (KB)


Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87
menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002).
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan,
pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).
C. Manfaat KB
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin
tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).
Berikut manfaat KB bagi ibu dan anak, antara lain :
1. KB Bagi Ibu :
a. Perbaikan kesehatan
b. Peningkatan kesehatan
c. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
d. Waktu yang cukup untuk istirahat
e. Menikmati waktu luang
f. Dapat melakukan kegiatan lain
2. Manfaat KB Bagi anak :
a. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
b. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
c. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

D. Macam – Macam Alat KB ( Kontrasepsi)


a. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat Atau Obat-Obatan
1. Senggama terputus (Coitus Interuptus)
Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi
ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi
disadari sebelumnya oleh sebagian besar pria, dan setelah itu masih ada
waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi, waktu yang singkat ini
dapat digunakan untuk menarik keluar penis dari vagina. Keuntungan, cara
ini tidak membutuhkan biaya, alat-alat maupun persiapan, akan tetapi
kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan
pengendalian diri yang besar dari pihak pria dan bisa mengurangi
kenikmatan atau kepuasan dalam berhubungan seksual. Selanjutnya
penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.
2. LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) atau Pemberian Asi
Sepanjang sejarah para wanita mengetahui bahwa kemungkinan untuk
hamil lebih kecil apabila mereka menyusui anaknya segera setelah
melahirkan. Menyusui secara eksklusif merupakan suatu metode
kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama ibu belum mendapat
haid, dan waktunya kurang dari 6 bulan pasca persalinan. Efektivitasnya
dapat mencapai 98%. Hal ini dapat efektif bila ibu menyusui lebih dari 8
kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan laktasi, ibu tidak mendapat
haid, dan atau dalam 6 bulan pasca persalinan. Laktasi dikaitkan dengan
adanya prolaktinemia dan prolaktin menekan adanya ovulasi
b. Kontrasepsi Secara Mekanis
1. Pria
a. Kondom
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu
melakukan koitus, dan mencegah tumpahnya sperma dalam vagina.
Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid.
Keuntungan kondom, selain untuk tujuan kontrasepsi juga dapat memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin. Kekurangannya adalah ada
kalanya pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet
tersebut sebagai penghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus.
Sebab-sebab kegagalan memakai kondom adalah bocor atau koyaknya alat
itu atau tumpahnya sperma yang disebabkan oleh tidak dikeluarkannya
penis segera setelah terjadi ejakulasi. Efek samping kondom tidak ada,
kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet.
2. Wanita
a. Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk tujuan kontrasepsi.
Secara umum pessarium dapat dibagi atas dua golongan, yakni :
a). Diafragma Vaginal
Diafragma dimasukkan kedalam vagina sebelum koitus untuk menjaga
jangan sampai sperma masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat
khasiat diafragma, obat spermatisida dimasukkan kedalam mangkuk
dan dioleskan pada pinggirnya. Umumnya diafragma vaginal tidak
menimbulkan banyak efek sampingan. Efek sampingan mungkin
disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obatan spermatisida yang
dipergunakan, atau karena terjadi perkembangan bakteri yang
berlebihan dalam vagina jika diafragma dibiarkan terlalu lama
terpasang
Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah :
- Diperlukan motivasi yang cukup kuat
- Umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak
untuk digunakan secara missal
- Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan
- Tingkat kegagalan lebih tinggi dari pada pil atau AKDR
Keuntungan cara ini adalah :
- Hampir tidak ada efek sampingan
- Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya
cukup memuaskan
- Dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita yang
tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena suatu
sebab
b) Cervical Cap
Cervical cap dibuat dari karet atau plastik dan mempunyai bentuk
mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal.
Cap ini dipasang pada porsio cervicis uteri seperti memasang topi.
c. Kontrasepsi Dengan Obat-Obatan Spermatisida
Obat spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2
komponen, yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatosoon, dan
vehikulum yang non aktif dan yang dipergunakan untuk membuat tablet
creamataujelly
1. Suppositoria : Lorofin suppositoria, Rendell pessaries. Suppositorium
dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum koitus. Obat ini
baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit
sampai 1 jam.
2. Jelly atau cream
a) Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly
b) Delfen vaginal cream
Jelly lebih encer daripada cream. Obat ini disemprotkan ke dalam
vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang
lebih 20 menit sampai 1 jam.
3. Tablet busa : Sampoon , Volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan,
tablet terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air, kemudian dimasukkan
ke dalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30-60menit.
4. C-Film : merupakan benda yang tipis, dapat dilipat , dan larut dalam
air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang
tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif
setelah 30 menit. Efektivitas KB spermatisid ini kurang (3-21
kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
d. Kontrasepsi Hormonal
1. Kontrasepsi estrogen plus progestin (kombinasi)
Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron dapat diberikan peroral,
suntikan IM atau dalam bentuk koyo. Kontrasepsi oral paling sering
digunakan dan sering terdiri dari kombinasi suatu zat estrogen dan bahan
progestasional yang diminum tiap hari selama 3 minggu dan berhenti
selama 1 minggu, agar terjadi perdarahan lucut (withdrawal bleeding) dari
uterus.
2. Kontrasepsi progestasional
a. Progestin oral
Disebut juga mini pil adalah pil yang hanya mengandung progestin 350
µg atau kurang yang diminum setiap hari. Pil ini tidak terlalu populer oleh
karena insiden perdarahan irreguler dan angka kehamilannya jauh lebih
tinggi. Pilihan yang baik bagi ibu yang menyusui, mulai diminum pada
minggu ke-6 setelah melahirkan. Pil ini mengganggu kesuburan tapi tidak
selalu menghambat penetrasi ovulasi. Kemungkinan sebabnya adalah
terbentuknya mukus serviks yang menghambat penetrasi sperma dan
perubahan pematangan endometrium sehingga dapat menolak implantasi
blastokista. Kerugian dari kontrasepsi ini adalah Kegagalan kontrasepsi
dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila kontrasepsi gagal,
perdarahan uterus yang tidak jelas, kista ovarium fungsional menjadi
sering, dan pil ini harus diminum pada waktu yang sama atau hampir sama
tiap harinya, yang jika terlambat sekalipun hanya 3jam untuk 2 hari
berikutnya harus digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan
b. Kontrasepsi progestin suntik
Keunggulan suntikan progestin adalah efektivitas kontrasepsi yang
setara dengan atau lebih baik daripada kontrasepsi oral kombinasi, efek
bertahan lama dengan hanya 4-6 kali penyuntikan setahun, dan gangguan
laktasi yang minimal. Kekurangannya mencakup amenorhea
berkepanjangan, perdarahan uterus selama dan setelah pemakaian, dan
anovulasi yang lama setelah penghentian kontrasepsi.
c. Implant progestin (sistem norplant)
Sistem norplant menyalurkan levonorgestrel dalam wadah silastik
yang diimplantasikan dijaringan sub dermal
d. Injeksi medroxyprogesteron acetat atau Estradiol Sipionat
Obat kontrasepsi baru yang disuntikkan tiap bulan. Obat ini
mengandung 25 mg medroxyprogesteron acetat plus 5 mg estradiol
sipionat yang dipasarkan dengan namaLunelle atau Cyclo-Provera..
Mekanisme kerja obat ini dengan menghambat ovulasi dan menekan
proliferasi endometrium.Kadar estradiol mencapai puncak pada 3 sampai 4
hari paca injeksi dengan nilai yang setara dengan lonjakan praovulasi
dalam siklus menstruasi ovulatorik normal.
e. Metode kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Dengan memasukan benda-benda atau alat kedalam uterus untuk
tujuan mencegah kehamilan, Sampai sekarang telah banyak ditemukan
jenis-jenis AKDR, tapi yang paling banyak digunakan dalam program KB
di Indonesia adalah AKDR jenis copper T dan spiral (Lippes Loop).
Bentuk yang beredar dipasaran adalah spiral (Lippes Loop), huruf T
(Tcu380A, Tcu200C, dan NovaT), tulang ikan (MLCu350 dan 375), dan
batang (Gynefix). Unsur tambahan adalah tembaga (cuprum), atau hormon
(levonorgestrel).
Keuntungan-keuntungan AKDR
1) Umumnya hanya perlu 1 kali pemasangan dan dengan demikian satu
kali motivasi
2) Tidak menimbulkan efek sistemik
3) Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara masal
4) Efektivitas cukup tinggi
5) Reversibel
6) Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Efek samping AKDR
1) Perdarahan
2) Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada
bulan-bulan pertama pemakaian
3) Rasa nyeri dan kejang di perut
4) Gangguan pada suami
5) Ekspulsi (pengeluaran sendiri
Komplikasi AKDR
1) Infeksi
2) Perforasi
3) Kehamilan
Kontraindikasi pemasangan AKDR
1) Kontraindikasi relatif
a) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
b) Insufisiensi serviks uteri
c) Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas SC,
enukleasi mioma, dsb
d) Kelainan jinak serviks uteri, seperti erosio porsiones uteri
2) Kontraindikasi mutlak
a) Kehamilan
b) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis (Penyakit Menular
Seksual)
c) Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
d) Adanya metorhagia yang belum disembuhkan
e) Pasangan yang tidak lestari atau harmonis
f. Metode Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi)
a. Tubektomi
Tubektomi adalah suatu tindakan oklusi atau pengambilan sebagian
saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi. Tindakan tersebut
dapat dilakukan setelah persalinan atau pada masa interval. Setelah
dilakukan tubektomi, fertilitas dari pasangan tersebut akan terhenti secara
permanen. Keuntungan tubektomi :
a. Motivasinya hanya satu kali saja
b. Efektivitas hampir 100%
c. Tidak mempengaruhi libido seksualis
d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
Kerugiannya adalah bahwa tindakan ini dapat dianggap tidak
reversibel, walaupun ada kemungkinan untuk membuka tuba kembali
kepada mereka yang masih menginginkan anak lagi dengan operasi
Rekanalisasi.
b. Vasektomi
Masih banyak pria di Indonesia menganggap vasektomi tersebut
identik dengan dikebiri dan dapat menimbulkan impotensi.Vasektomi
selain aman dari kegagalan dengan tingkat keberhasilan 79%, menurut
Kasmiyati, juga mampu menaikkan libido seks. Ini berarti vasektomi sama
sekali tidak menimbulkan impotensi atau ketidak jantanan.
Indikasi vasektomi adalah bahwa pasangan suami istri tidak
menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan
kontrasepsi dilakukan pada dirinya.Kontraindikasi, sebenarnya tidak ada,
kecuali bila ada kelainan lokal yang dapat mengganggu sembuhnya luka
operasi, jadi sebaiknya harus disembuhkan dahulu.
Keuntungan vasektomi :
a. Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental
b. Tidak mengganggu libido seksualitas
c. Operasinya hanya berlangsung sebentar, sekitar 10-15 menit
Komplikasi vasektomi : infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit,
terjadinya hematom oleh karena perdarahan kapiler, epididimitis,
terbentuknya granuloma.
Kegagalan dapat terjadi karena : terjadi rekanalisasi spontan, gagal
mengenal dan memotong vas deferens, tidak diketahui adanya anomali vas
deferens, koitus dilakukan sebelum kantong seminalnya benar-benar
kosong
Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai