PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Liza Kartika
NIM : 048114010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Liza Kartika
NIM : 048114010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya pada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Hipoglikemik Infusa Biji Pinang pada
Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program
sebagai wujud harapan dan cita-cita penulis untuk selalu belajar tanpa batas.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan laporan skripsi.
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan,
3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt., yang telah bersedia meluangkan waktu
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
5. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si. yang telah membantu penulis selama
determinasi tanaman.
7. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Yuwono, Mas Sigit, Mas Wagiran,
Mas Sarwanto, Mas Andre, Mas Otok, Mas Parlan, Mas Kunto, Mas Agung
selaku laboran dan karyawan Fakultas Farmasi USD yang telah membantu
8. Papi, Mami tercinta atas segala doa dan kasih sayang tiada henti yang telah
10. Yosephine, Tika, Fili, Hendrikus dan keluarga, Hel Diyanto atas persahabatan
11. Feri Dian, Rizky, Dika, Chika yang menjadi teman seperjuangan di
laboratorium.
12. Ferry Anto, Willy Anto, Fhery Catur, Felicitas, Teddy, Andi atas dukungan,
13. Dessy Roseta, Agnes Rufina, Tara untuk bantuan dalam pengerjaan dan
14. Rony, Donald, Raden Natalino, Andrew, Ratna, Cicil, Eka, Wiwid untuk
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
15. Meiki Haryadi, Ryu Deka atas dukungan dan sumbangan kata-kata dalam
naskah.
16. Teman-teman angkatan 2004 kelas A, B, dan C serta secara khusus kelompok
praktikum A.
19. Sahabat-sahabat di SMU Stella Duce I, SLTP Stella Duce I, SD Tarakanita, dan
TK Sekar Melati.
20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Beberapa tahun belakangan ini penggunaan bahan alami sebagai obat amat
marak di tanah air. Karena harga obat sintetis yang semakin mahal, dan melihat
bahwa diabetes mellitus merupakan penyakit yang berbahaya, maka muncullah
pemikiran untuk membuktikan kebenaran manfaat infusa biji pinang sebagai obat
diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data sebagai bukti
adanya efek hipoglikemik infusa biji pinang pada tikus putih jantan yang dibebani
glukosa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni dan dikerjakan
mengikuti rancangan acak lengkap pola searah.
Efek hipoglikemik infusa biji pinang diuji mengikuti metode uji toleransi
glukosa oral (UTGO). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 ekor tikus
yang terdiri atas tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif
diberi perlakuan air suling, kelompok II diberi larutan CMC-Na 1% sebagai kontrol
negatif pensuspensi glibenklamida, kelompok III diberi suspensi glibenklamida 0,45
mg/kgBB sebagai kontrol positif dan kelompok IV, V, VI, dan VII diberi perlakuan
infusa biji pinang dengan peringkat dosis 0,51 g/kgBB, 0,765 g/kgBB, 1,147 g/kgBB,
dan 1,721 g/kgBB secara per-oral. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode
enzimatik Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP). Data kadar glukosa darah
pada tiap waktu sampling pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan
metode GLM Repeated Measure. Sedangkan nilai LDDK0-300 glukosa darah dianalisis
secara statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan kemudian dilanjutkan dengan uji
Mann Whitney bertaraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa biji pinang dengan dosis 0,51
g/kgBB sampai 1,721 g/kgBB memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar
13,69 % sampai 25,30 % terhadap kontrol negatif. Peringkat dosis 0,765 g/kgBB
memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol
negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa infusa biji pinang memiliki efek
hipoglikemik, dengan persentase perbedaan daya sebesar 77,62% jika dibandingkan
dengan glibenklamida.
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
At least few years, the use of herbal medicine is lift up. Because the price of
sintetic medicine always higher than before, and diabetes mellitus is one of the quite
dangerous diseases, so there is an idea to prove the advantages water extract of the
nuts of Areca catechu L. as diabetes mellitus drugs. The purpose of this research is to
get the prove of hypoglycemic effect from water extract of the nuts of Areca catechu
L. to male white rat that loaded by glucose. This research was purely experimental
with complete random pattern design.
The hypoglycemic effect on male rat which had been given glucose was tested
through Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). Thirty five mice were divided into
seven groups with seven different kinds of treatment for each group. Group I was
treated by aquadest 5ml/kg bw as negative control, group II was treated by CMC-Na
1 % as negative control from glibenclamide, group III was treated by glibenclamide
0.45 mg/kg bw as positive control, group IV, V, VI, and VII were treated water
extract of the nuts of Areca catechu L. which have equivalent dosage 0.51 g/kg bw,
0.765 g/kg bw, 1.147 g/kg bw, and 1.721 g/kg bw, and all the dispention were per os.
Blood glucose level was assayed with Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP)
enzymatic method. The data of blood glucose level from each sampling time on each
group was statistically analyzed using GLM Repeated Measure design. The AUC0-300
of blood glucose was statistically analyzed using Kruskal Wallis test and then
continued with Mann Whitney test with 95% level of convidence.
The result indicated that water extract of the nuts of Areca catechu L. with
0.51 g/kg bw until 1.721 g/kg bw dosages decreased the concentration of blood
glucose from 13.69 % until 25.30 % to negative control. Level dosage 0.765 g/kg bw
decreased the concentration of blood glucose significantly to negative control. Thus,
it can be concluded that water extract of the nuts of Areca catechu L. has
hypoglycemic effect, 77.62% if compare with glibenclamide.
Key words : Areca catechu L., GOD-PAP, hypoglycemic effect, diabetes mellitus
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................... vi
INTISARI ..................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
1. Permasalahan............................................................................... 3
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Definisi ........................................................................................ 11
2. Penyebab ..................................................................................... 12
3. Gejala ......................................................................................... 12
4. Klasifikasi .................................................................................. 13
D. Glibenklamida ................................................................................ 17
F. Spektrofotometri .............................................................................. 21
G. Infusa ................................................................................................ 22
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
I. Hipotesis .......................................................................................... 23
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN ................................................................................................ 66
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................. 96
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel IV. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa
standar ......................................................................................... 41
Tabel VIII.Data kadar glukosa darah rata - rata dan LDDK0-300 setiap
Tabel IX. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah ...... 54
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel XII. Test Mean LDDK0-300 ketujuh kelompok perlakuan dengan uji
Kruskal-Wallis ............................................................................ 57
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 11. Diagram pengaruh waktu pemberian infusa biji pinang terhadap
LDDK .................................................................................... 48
Gambar 12. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata
xix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
xx
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu
sampling ............................................................................... 77
Lampiran 10. Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah ....... 81
xxi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pembekuan darah
Phenol p-aminophenazone
λ : panjang gelombang
xxii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, di negara-negara maju dan berkembang, lama hidup
kesehatan yang utama dan sebab-sebab kematian sekarang ini adalah karena
defisiensi insulin atau gangguan kerja insulin, atau karena keduanya. Tujuan terapi
neuropati, terapi intensif pada pasien yang mempunyai faktor resiko kardiovaskuler,
dan meningkatkan kualitas serta kuantitas hidup pasien (Triplitt, Reasner, dan Isley,
2005).
mellitus termasuk salah satu jenis penyakit yang banyak diderita masyarakat.
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Pada dasarnya diabetes mellitus tidak berbahaya tetapi yang justru ditakutkan
menimbulkan berbagai penyakit lain, seperti penyakit jantung, darah tinggi, dan
gangguan pada ginjal serta kerusakan-kerusakan pada saraf dan retina mata. Diabetes
menggunakan terapi herbal atau tanaman obat dewasa ini di seluruh dunia
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terapi herbal atau tanaman obat
merupakan salah satu metode perawatan dalam konsep pengobatan tradisional China
selain dengan akupuntur, terapi diet, dan latihan pikiran atau tubuh. Terapi peradaban
mengontrol glukosa darah dengan kombinasi modifikasi diet, insulin dan atau agen
farmakologik oral, penurunan berat badan jika tepat, dan latihan (Covington, 2001).
terbesar yang dipercaya sebagai penyembuh mujarab serta telah memberi sumbangan
terbesar dalam proses penelitian dan pengembangan kesehatan manusia secara luas.
Beberapa obat herba telah lulus pengujian secara ilmiah dan yang lainnya dalam
kesehatan pengguna secara tradisional. Biji pinang merupakan salah satu alternatif
obat tradisional yang oleh masyarakat digunakan untuk menurunkan kadar gula
3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
darah pada penderita diabetes mellitus. Penggunaan biji pinang ini didasarkan
pemakaian dalam masyarakat adalah dengan memecah biji pinang menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil kemudian direbus dan diminum hasil rebusannya. Untuk itu
perlu diteliti keefektifan biji pinang dalam menurunkan kadar gula dalam darah
Dengan demikian hasilnya diharapkan dapat berguna untuk membantu para penderita
1. Permasalahan
2. Keaslian penelitian
oleh Yanti (1982) yang berjudul the protective effects agains induced diarrhea of
curcuma extract, Areca catechu extract and both extract combined with kaolin in
oleh Tsai dan Jung-Fa (2004) yang berjudul Habitual Betel Quid Chewing and Risk
semakin banyak mengunyah pinang dan dalam jangka waktu yang lama akan
meningkatkan resiko kanker hati; dan oleh Chun (2007) dengan judul Betel-quid use
is associated with heart disease in woman, hasilnya yaitu dengan mengkonsumsi biji
pinang akan mempengaruhi penyakit jantung pada wanita. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang telah ada karena melihat aspek dari segi farmakologik yaitu
efek hipoglikemik infusa biji pinang terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan
terbebani glukosa.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
c. Manfaat praktis
informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para
antidiabetik.
5
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
B. Tujuan
1. Tujuan umum
mengenai efek hipoglikemik infusa biji pinang demi kepentingan ilmu pengetahuan.
2. Tujuan khusus
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Pinang
1. Keterangan botani
Tanaman pinang (Areca catechu L.) termasuk dalam familia Palmae (Stenis,
1992).
2. Nama daerah
batang bongkah, pining, boni (Sumatra). Gahat, gehat, kahat, taan, pinang
(Sulawesi). Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku) (Anonim, 2007).
3. Morfologi tanaman
dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat
ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30
m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun
Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang
helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan
ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah
rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek
6
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga
jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4
mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal
buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang
3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu,
bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar
dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna
warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya
merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil
zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk
4. Kandungan kimia
riboflavin, sodium, steric-acid, sucrose, tannin, thiamin, water, zinc (Duke, 2007).
B. Transport Glukosa
penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis karbohidrat baik
terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan berperan sebagai salah
satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Glukosa yang telah
diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel
otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood
glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi proses
metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan untuk
Sekresi insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar
sel beta pankreas. Mekanisme kerja faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
9
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pada keadaan puasa, kadar glukosa darah turun, ATP-sensitive K channels pada
membrane sel beta akan terbuka sehingga ion kalium akan meninggalkan sel beta,
dan Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel beta,
dan perangsangan sel beta untuk mensekresi insulin menurun (Merentek, 2006).
Pada saat keadaan setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat dan
akan ditangkap oleh sel beta melalui glucose transporter 2 (GLUT2) dan dibawa ke
dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi glukosa-6-
glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis juga menghasilkan produk 6-8
ATP. Penambahan ATP ini akan meningkatkan rasio ATP/ADP dan menutup
membran sel sehingga membuka terowongan kalsium dan kalsium akan masuk
kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke dalam sel (Merentek, 2006).
Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah (Cartailler, 2004)
10
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase, yaitu early peak
(fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang disekresi
pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai). Fase 2 atau
disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit setelah
untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa darah
diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu menurunkan
glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan insulin lebih banyak,
tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin sebagaimana pada orang non
C. Diabetes Mellitus
1. Definisi
panyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Diabetes
mellitus dihasilkan dari kurangnya sekresi insulin, kurangnya sensitivitas insulin atau
serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang
menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes
mellitus semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel,
sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya
hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat hingga darah menjadi
hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya adalah glikosuria yang
timbul, karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat
dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati
2. Penyebab
sebagian lagi karena faktor dari luar misalnya obesitas, kehamilan, akromegali, dan
obat-obatan seperti kortikosteroid, pil kontrasepsi, dan diuretika. Penyakit ini bersifat
menahun dan penderitanya dari segala lapisan umur (Martin, Mayes, dan Rodwell,
1983).
3. Gejala
ekskresi air kemih dalam jumlah yang banyak (poliuria), rasa lapar (polifagia), haus
terus menerus (polidipsia), turunnya berat badan, ketonuria dan asidosis. Gejala
selanjutnya akibat diabetes mellitus dalam waktu yang lama adalah degenerasi
dinding pembuluh darah dan pengaruhnya terhadap berbagai organ tubuh terutama
tidak berbahaya kecuali bila sampai darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan
intrasel. Yang berbahaya dari diabetes mellitus adalah bila terjadi glukosuria karena
glukosa bersifat diuresis osmotik maka diuresis akan meningkat yang disertai
tubuh akan membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energi yang disertai
dan diasetat yang membuat darah menjadi asam. Akibatnya terjadi ketoasidosis yang
13
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
bisa berakhir pada koma diabetik dan kematian, selain itu nafas penderita juga
4. Klasifikasi
mempublikasikan suatu klasifikasi dan kriteria diagnosis yang baru, yang pada saat
ini secara luas digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia.
Klasifikasi yang baru ini membagi diabetes mellitus atas empat kelompok yaitu
diabetes mellitus tipe-1, diabetes mellitus tipe-2, diabetes mellitus bentuk khusus,
kerusakan sel β dan mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin yang absolut. Pada
bentuk otoimun dapat ditemukan beberapa petanda imun (Immune Markers) yang
Sebagian kecil penderita diabetes mellitus tipe-1 penyebabnya tidak jelas (idiopatik),
pada mereka ini jelas ditemukan insulinopeni tanpa petanda imun, dan mudah sekali
Bentuk ini bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin defisiensi insulin
relatif, sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.
Diabetes mellitus tipe-2 merupakan jenis diabetes mellitus yang paling sering
14
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Indonesia. Sebagian besar diabetes tipe-2 diderita oleh orang gemuk (di negara barat
sekitar 85%, di Indonesia 60%), disertai dengan resistensi insulin, dan tidak
Klasifikasi baru dari diabetes mellitus non tipe-1 dan non tipe-2 yaitu:
c) Dan lain-lain
a) Leprechaunism
b) Sindrom Rabson-Mendelhall
c) Dan lain-lain
3) Lipoatrophic diabetes
b) Pancreatitis
c) Dan lain-lain
4) Endokrinopati
a) Acromegaly
15
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b) Pheochomocytoma
c) Dan lain-lain
a) Glukokortikoid
b) Diuretik Thiazid
c) Dan lain-lain
6) Infeksi
a) Congential rubella
b) Cytomegalovirus
c) Dan lain-lain
a) Sindrom “Stiff-man”
a) Down's syndrome
b) Turner's syndrome
ditemukan pada saat hamil dan diperkirakan insidens sebesar 1-3 %. Pada umumnya
mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga, pada saat itu terjadi
Dengan keluhan klinis yang jelas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu sudah
misalnya haus dan banyak kencing, berat badan menurun, glukosuria, bahkan
mellitus apabila kadar glukosa darah sewaktu 200 mg% (plasma vena).
Glukosa plasma dalam keadaan puasa dibagi atas tiga nilai, yaitu < 110 mg/dl,
antara > 110 mg/dl sampai < 126 mg/dl, dan ≥ 126 mg/dl. Kadar glukosa plasma
puasa < 110 mg/dl dinyatakan normal, ≥ 126 mg/dl adalah diabetes mellitus,
sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
Sehingga pada mereka dengan kadar glukosa plasma vena setelah puasa sedikitnya
10 jam > 126 mg/dl sudah cukup untuk membuat diagnosis diabetes mellitus.
Apabila pada pemeriksaan glukosa darah sewaktu kadar glukosa plasma tidak
normal, yaitu antara 140-200 mg/dl, maka harus dilakukan pemeriksaan tes toleransi
glukosa oral untuk meyakinkan apakah diabetes mellitus atau bukan. Sesuai dengan
kesepakatan WHO maka tes toleransi glukosa oral harus dilakukan dengan memberi
adalah sebagai berikut, toleransi glukosa normal apabila < 140 mg/dl, toleransi
17
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
glukosa terganggu (TGT) apabila kadar glukosa > 140 mg/dl , dan diabetes mellitus
(Adam, 2000)
a. Terapi primer
Terapi primer terdiri atas diet diabetes mellitus, latihan fisik/olah raga, dan
penyuluhan kesehatan.
b. Terapi sekunder
(Lanywati, 2006)
D. Glibenklamida
Cl
C N C C S N C NH
H H2 H2 O2 H
OCH 3 O O
meningkatkan fungsi sel-sel islet β pankreas. Pada terapi jangka pendek, hal ini
normal puasa, peningkatan konsentrasi insulin dalam plasma dan penurunan glukosa
plasma terjadi 15-60 menit setelah pemberian glibenklamida oral dan mencapai
maksimum setelah 1-2 jam sebelum kembali ke nilai dasar setelah 3 jam (Dollery,
1999).
hipoglikemik yang sangat rendah. Meskipun analisis spesifik untuk senyawa yang
yang singkat, tetapi efek biologis glibenklamida jelas bertahan selama 24 jam setelah
pemberian satu dosis tunggal yang diberikan pada pagi hari pada pasien diabetes.
Awal dosis pemberian yang biasa adalah 2,5 mg/hari atau kurang,dan rata-rata dosis
pemeliharaan adalah 5-10 mg/hari yang diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi
19
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
hari; tidak dianjurkan untuk memberikan dosis pemeliharaan lebih dari 20 mg/hari
(Katzung, 2002).
Pada suatu penelitian yang bertujuan untuk membuktikan khasiat suatu obat
antidiabetes, hewan uji yang digunakan perlu diubah keadaannya menjadi diabetes
baik DMTI maupun DMTTI. Suatu keadaan DMTI dapat dibuat secara
pankreatektomi dan juga secara kimia dengan menggunakan zat kimia sebagai
yang diakibatkan oleh rusaknya sel β pada pankreas. DMTTI dapat dihasilkan
dengan pembebasan glukosa peroral sebagai diabetoagen pada dosis 1,75 g/kg BB
dan menghasilkan larutan berwarna hijau setelah dipanaskan. Kadar glukosa darah
dapat ditentukan sesuai dengan intensitas warna yang terjadi diukur secara
spektrofotometri.
b. metode enzimatik
glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya glukosa oksidase, maka glukosa dioksidasi
oleh udara (O2) menjadi asam glukuronat disertai pembentukan hidrogen peroksida.
c. metode oksidasi-reduksi
suatu oksidan ferrisianida. Oksida ini direduksi menjadi ferrosianida oleh glukosa
dalam suasana basa dengan pemanasan, kemudian kelebihan garam ferri dititrasi
secara iodometri.
21
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
F. Spektrofotometri
mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik pada
dengan materi. Materi dapat berupa atom, ion, atau molekul, sedang radiasi
elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang ditransmisikan dalam ruang
dengan kecepatan tinggi (Khopkar, 1990). Interaksi antara molekul yang mempunyai
gugus kromofor dan radiasi elektromagnetik pada daerah sinar ultraviolet dan sinar
serapan ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif karena jumlah radiasi
(Skoog, 1985).
Penentuan panjang gelombang pada saat serapan maksimum dapat digunakan untuk
karena pada konsentrasi yang diberikan maka pada panjang gelombang tersebut
2. Pada pita maksimum, perubahan yang kecil pada panjang gelombang akan
memberikan perubahan serapan yang minimal (kecuali kalau pita absorpsi sangat
G. Infusa
Menurut Farmakope Indonesia edisi III infusa merupakan sediaan cair yang
dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15
menit. Pembuatannya dengan cara mencampur simplisia dengan derajat halus yang
sesuai dalam panci dengan air secukupnya, kemudian dipanaskan di atas penangas
air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sesekali diaduk.
Serkai selagi panas dengan kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki. Infusa dapat dibuat dari
bahan segar maupun bahan kering seperti daun, bunga, akar, ranting, dan kayu.
H. Landasan Teori
Kandungan kimia yang terdapat dalam biji pinang yang menimbulkan efek
2007). Pada penelitian ini menggunakan bentuk sediaan infusa sehingga kandungan
kimia dalam biji pinang yang akan tersari adalah ascorbic-acid, manganese, dan
I. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel utama
Dosis infusa biji pinang adalah jumlah gram (g) infusa biji pinang tiap satuan
b. Variabel tergantung : kadar glukosa dalam darah (mg/dl) yang diperoleh dari
pengukuran absorbansi mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-300 yang dihitung
24
25
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
4. Definisi operasional
1. Bahan penelitian
a. hewan uji
Tikus putih jantan galur Wistar, umur 2 - 3 bulan, berat badan 175 - 225 gram,
Dharma.
b. bahan uji
Biji pinang diperoleh dari Yogyakarta. Biji pinang dipilih dari buah pinang
c. senyawa pembanding
e. lain-lain
1) natrium oksalat p.a. 2 mg/ml sebagai antikoagulan pada waktu pengambilan darah
2) glukosa monohidrat p.a, Merck, sebagai larutan untuk uji toleransi glukosa oral
Dharma
2. Alat penelitian
g. kuvet
27
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
h. oven (Marius)
k. holder
D. Jalannya Penelitian
a. Pengolahan bahan
Pengambilan biji pinang dilakukan pada bulan Juni tahun 2007 dan dipilih
dari buah yang sudah tua. Kriteria buah yang sudah tua yaitu buahnya
2) Pembersihan
Biji pinang yang akan diolah harus bebas dari debu, kotoran, pasir atau tanah.
Oleh karena itu biji harus dicuci dengan air bersih secara berulang-ulang
paling tidak sampai tiga kali kemudian ditiriskan. Air yang digunakan adalah
air mengalir.
28
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
3) Pengeringan
Setelah diserbuk, serbuk biji pinang yang akan digunakan dimasukkan dalam
oven pada suhu 500 C sampai kering sehingga bahan tersebut tidak mudah
Simplisia (berupa serbuk kering) dengan derajat halus yang sesuai dicampur
dengan air secukupnya dalam panci. Kemudian dipanaskan di atas penangas air
selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sesekali diaduk.
Serkai selagi panas dengan kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui
c. Pasca pengolahan
infusa disimpan dalam wadah tertutup yang tidak berhubungan langsung dengan
untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu sebanyak 1 biji atau ± 6,1
= 0,765 g/kgBB
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Berdasarkan perhitungan maka besarnya dosis biji pinang pada hewan uji tikus
yaitu 0,765 g/ kgBB. Untuk selanjutnya digunakan satu dosis di bawah dan dua di
atas dosis orientasi dengan faktor perkalian 1,5 sehingga didapat rentang dosis
terapi yang digunakan adalah 0,51 g/kgBB, 0,765 g/kgBB, 1,147 g/kgBB, dan
1,721 g/kgBB.
Infusa yang digunakan harus dibuat baru setiap hari. Dengan konsentrasi
10% sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi III dan dengan dosis yang akan
Dosis × BeratBadan
volume =
Konsentrasi (C )
3. Preparasi bahan
Serbuk asam benzoat p.a. ditimbang seksama sebanyak 0,50 gram dan dilarutkan
Glukosa monohidrat p.a. ditimbang seksama sebanyak 1,00 gram dan dilarutkan
dengan asam benzoat 0,1% b/v dalam labu takar 100 ml sampai tanda.
Natrium oksalat p.a. ditimbang sebanyak 1,00 gram dan dilarutkan dengan
d. Pembuatan CMC-Na 1%
dengan aquadest hangat, kemudian aduk sampai diperoleh larutan yang homogen.
(1979). Timbang 20 tablet, hitung bobot tablet. Jika ditimbang satu-satu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu
tabletpun menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan
kolom B. Nilai penyimpangan bobot rata-rata kolom A dan B dapat dilihat pada
tabel II.
= 0,45 mg glibenklamida/ kg BB
31
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dosis × BeratBadan
volume =
Konsentrasi (C )
0,45mg / kgBB × 0,200kgBB
0,8ml =
C
C = 0,09 mg/0,8 ml
C = 0,1125 mg/ml
h. Pembuatan suspensi glibenklamida 0,1125 mg/ml
0,1125 mg/ml dalam labu ukur 10 ml dari suspensi induk glibenklamida tersebut.
Dosis × BeratBadan
volume =
Konsentrasi (C )
4. Percobaan pendahuluan
resapannya pada panjang gelombang 500 nm (sesuai dengan yang tertulis dalam
leaflet Glucose GOD FS*) selama 60 menit. Waktu resapan stabil yang digunakan
Dipipet 0,75 ml; 1,00 ml; 1,50 ml; 2,00 ml; dan 2,25 ml larutan glukosa
penetapan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP. Resapan diukur secara
saat uji toleransi glikosa oral (UTGO) glibenklamida sudah memberikan efek
penurunan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 9 ekor tikus yang
kontrol positif, kontrol negatif aquades, dan kontrol negatif CMC-Na. Perlakuan
sebelum UTGO untuk kelompok kesatu, menit ke-30 sebelum UTGO untuk
kelompok kedua, dan menit ke-45 sebelum UTGO untuk kelompok ketiga.
ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO.
pengaruh waktu pemberian terhadap efek penurunan kadar glukosa darah, agar
pada saat dilakukan UTGO infusa biji pinang sudah memberikan efek dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 6 ekor tikus yang
ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO.
Penentuan waktu pemberian infusa biji pinang didasarkan pada harga LDDK0-300
terendah.
Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap pola searah, yang mana 35 ekor
dari 5 ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan kondisi yang sama, jauh dari
cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum UTGO sebagai menit ke-0 dan pada
menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Pengukuran
Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode GOD-PAP. Pada tiap kelompok
ekor dan ditampung dalam tabung microtube yang berisi 50 μl natrium oksalat
menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah
36
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
UTGO. Kemudian darah geoxalated ini diputar dalam sentrifuge selama 10 menit
Selanjutnya dibuat kurva dengan mem-plot-kan nilai kadar glukosa darah lawan
waktu ke-0 sampai menit ke 300 dengan metode trapezoid (LDDK0-300) dan
to-tn
LDDK = t1 – to x (Co + C1) + t2 – t1 x (C2 + C1) +
2 2
E. Analisis Hasil
Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik
Smirnov kemudian jika distribusinya normal dilanjutkan dengan analisis Anova One
Way dan post hoc tests LSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai LDDK0-300
glukosa darah mempunyai variansi yang berbeda maka dilakukan uji Kruskal Wallis
dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% untuk
analisis hasil :
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Mann Whitney
BAB IV
A. Determinasi Tanaman
digunakan dalam penelitian ini dilakukan determinasi agar tidak terjadi kekeliruan
bahwa tanaman yang dipakai memang benar pinang. Hasil determinasi tanaman
3).
Pembuatan simplisia uji sesuai dengan tata cara (halaman 27 – 29) dan
gambar hasil pembuatan simplisia (lampiran 4). Preparasi bahan sesuai dengan tata
C. Percobaan Pendahuluan
yang menghasilkan senyawa berwarna, oleh karena itu perlu dilakukan uji stabilitas
39
40
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
glukosa untuk mengetahui operating time (OT) dari reaksi tersebut. Tujuan dari
penentuan operating time adalah untuk mengetahui waktu resapan saat senyawa
(glucose oxidase) akan mengkatalisis oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan
kuinonimin yang berwarna merah muda (Gambar 6). Intensitas warna merah muda
CH2OH
O CH2OH O
H H
H GOD H OH
OH H H
+ O2 OH H C + H2O2
OH OH
OH OH
H OH
H OH
glukosa hidrogen
asam glukonat
peroksida
PAP
H2O2 + H2N CH3 + O N CH3
+ H2O
N CH3 N CH3
hidrogen
O N O N
peroksida
OH
fenol
kuinonimin
4 amino-antipirin (berwarna merah muda)
Gambar 6. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP (DiaSys, 2007)
41
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Data penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar 100 mg/dl dapat
Tabel IV. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar
Grafik hubungan resapan glukosa murni dengan waktu inkubasi seperti berikut:
Gambar 7. Grafik hubungan antara resapan dan waktu resapan stabil reaksi glukosa standar
pada λ 502 nm
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa pada menit ke-15 sampai menit
ke-30 memberikan grafik yang relatif datar, ini berarti pada menit tersebut terjadi
42
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
reaksi yang stabil dan sempurna antara glukosa murni dengan pereaksi GOD-PAP.
Sehingga penetapan kadar glukosa darah dapat dilakukan pada menit ke-15 sampai
dalam penelitian ini berbeda dengan instrumen yang digunakan oleh DiaSys. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui besar panjang gelombang
Gambar 8. Kurva hubungan antara λ dan resapan maksimum glukosa selama operating time
gelombang 400 - 600 nm. Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa resapan
maksimum terjadi pada panjang gelombang 502 nm, sedangkan pada leaflet DiaSys
43
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tertera bahwa panjang gelombang saat resapan maksimum terjadi pada panjang
yang digunakan belum tentu sama, oleh karena itu pada pengukuran kadar glukosa
larutan stok glukosa. Pelarut yang digunakan adalah larutan asam benzoat dengan
tujuan untuk mengawetkan glukosa selama kurun waktu tertentu. Pengawetan ini
meningkatnya kadar. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan kurva baku untuk
menunjukkan bahwa penetapan kadar glukosa dan secara spektrofotometri ini telah
Kurva baku dibuat dengan kadar 75 mg/dl, 100 mg/dl, 150 mg/dl, 200 mg/dl,
dan 225 mg/dl. Kadar glukosa ditetapkan pada panjang gelombang 502 nm dan waktu
44
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
75,37 0,266
100,49 0,343 A = 0,03217
150,74 0,478 B = 0,00306 y = 0,00306 x + 0,03217
200,99 0,668 r = 0,9976
226,11 0,717
Dari tabel V di atas terlihat bahwa harga koefisien regresi hubungan kadar dan
resapan glukosa pada λ 502 nm mendekati ±1, dan setelah dibandingkan dengan r
tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan df3 (df: degree of freedom, yaitu jumlah
sampel dikurangi dua) didapat bahwa r tabel sebesar 0,878. Dapat dilihat bahwa
harga r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan persamaan kurva
Pada persamaan kurva baku tersebut sudut yang dibentuk oleh kurva
hubungan konsentrasi dan serapan sangat kecil, sehingga dari segi sensitivitas, kurva
tersebut tidak dapat disajikan. Oleh karena itu diperlukan faktor koreksi (manipulasi)
menjadi 300 kali lebih besar, sehingga persamaan kurva baku yang diperoleh menjadi
Gambar 9. Kurva baku glukosa pada λ maksimum 502 nm selama operating time
pada prosentase penurunan harga luas daerah di daerah kurva dari menit ke-0 sampai
menit ke-300 (LDDK0-300). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-
300
teringkas pada tabel berikut:
46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel VI. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300 suspensi glibenklamida
Waktu pemberian LDDK0-300 (mg.menit /dl)
Selisih
suspensi
Kontrol Perlakuan LDDK0- % Selisih
glibenklamida 300
negatif (suspensi (mg LDDK0-300
sebelum UTGO
(CMC-Na) glibenklamida) menit /dl)
(menit ke-)
15 40435,52 25659,99 14775,53 36,54
Dari tabel VI dapat kita lihat bahwa suspensi glibenklamida yang diberikan
secara per-oral pada menit ke-30 sebelum UTGO dapat menurunkan harga LDDK0-300
sebesar 58,75% yang nilainya paling besar dibandingkan pemberian pada menit yang
menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Diagram pengaruh waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK
47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dari gambar 10 dapat kita amati bahwa pada menit ke-30 glibenklamida
paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah pada menit ke-30,
harga luas daerah di daerah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300 (LDDK0-300).
Dosis yang digunakan sesuai dengan penggunaan dalam masyarakat yaitu sebesar
0,765 g/kgBB. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300 teringkas
Tabel VII. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300 infusa biji pinang
Waktu pemberian infusa biji pinang
LDDK0-300 (mg.menit/dl)
sebelum UTGO (menit ke-)
15 33059.400
30 31982.133
45 36255.125
Dari tabel VII dapat kita lihat bahwa infusa biji pinang yang diberikan secara
per-oral pada menit ke-30 sebelum UTGO memberikan harga LDDK0-300 yang
pemberian infusa biji pinang adalah 30 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya
Gambar 11. Diagram pengaruh waktu pemberian infusa biji pinang terhadap LDDK
Dari gambar 11 dapat diamati bahwa pada menit ke-30 infusa biji pinang
tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi, kemampuan infusa biji pinang yang
paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah pada menit ke-30.
49
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar glukosa darah dengan kontrol
negatif aquadest; kontrol positif suspensi glibenklamida 0,45 mg/kgBB; dan dibuat
empat kelompok perlakuan yaitu kelompok I diberi infusa biji pinang dengan dosis
0,51 g/kgBB, kelompok II diberi infusa biji pinang dengan dosis 0,765 g/kgBB,
kelompok III diberi infusa biji pinang dengan dosis 1,147 g/kgBB, dan kelompok IV
resapan dari standar dan perlakuan. Contoh perhitungan kadar dapat dilihat pada
lampiran 7, sedangkan data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu
Tabel VIII. Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK0-300 setiap kelompok perlakuan
Kelompok Kadar glukosa darah rata-rata (mg.menit/dl) tikus putih jantan LDDK0-300
Perlakuan 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 (mg.menit/dl)
Kontrol
negatif 128,581 159,251 195,821 189,402 176,109 142,975 147,385 138,955 132,212 129,359 44166,250
aquades
Kontrol
negatif 122,288 160,288 164,160 138,408 129,128 112,656 113,517 111,120 108,907 113,824 35872,583
CMC-Na
Kontrol
98,990 127,354 129,357 105,815 73,570 45,770 40,761 49,464 46,959 58,167 18573,372
positif
Perlakuan
105,787 166,413 150,603 129,226 140,636 120,840 127,301 119,740 117,884 112,523 37638,258
I
Perlakuan
119,406 160,164 169,905 139,785 131,956 121,497 100,879 89,465 98,549 87,134 32991,651
II
Perlakuan
101,396 134,421 133,667 131,403 116,661 117,648 115,849 118,518 118,286 101,919 35386,183
III
Perlakuan
117,096 130,458 147,693 134,267 130,716 124,519 125,940 124,197 127,166 120,905 38117,371
IV
Keterangan :
Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 %
Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Perlakuan I : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB
Perlakuan II : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB
Perlakuan III : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB
Perlakuan IV : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
51
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Grafik hubungan antara kadar glukosa darah dan waktu sampling dari tiap-
dan infusa biji pinang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 12. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat
pemberian aquades, CMC-Na, suspensi glibenklamida, dan infusa biji pinang
Keterangan :
Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 %
Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Dosis 1 : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB
Dosis 2 : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB
Dosis 3 : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB
Dosis 4 : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
52
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
akibat pembebanan glukosa saat UTGO pada berbagai perlakuan. Pada kontrol
perlakuan yang lain. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif, tikus hanya diberi
aquades yang tidak memiliki efek terapetik, sehingga kadar glukosa darah ditentukan
oleh kemampuan tubuh tikus untuk menurunkan kadar glukosa, akibatnya kelompok
maksimum pada menit ke-30 sampai menit ke-45, kemudian kadar glukosa darah
menurun kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian glukosa oral. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Harper, Rodwell, dan Mayes (1979) di mana kadar
glukosa darah pada individu normal meningkat dalam satu jam setelah pemberian
glukosa oral. Absorpsi glukosa menjadi normal kembali setelah dua sampai tiga jam
setelah pemberian glukosa. Ini berarti tubuh hewan uji tersebut dalam keadaan sehat
karena masih dapat mentoleransi pembebanan glukosa UTGO pada tingkat normal.
diantara kelompok perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada kontrol positif diberi
dengan dosis infusa biji pinang 0,765 g/kgBB memberikan efek penurunan kadar
glukosa darah yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini terlihat dari
53
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kontrol positif. Urutan penurunan kadar glukosa dari yang paling baik adalah
kelompok II (infusa biji pinang dengan dosis sebesar 0,765 g/kgBB), kelompok III
(infusa biji pinang dengan dosis sebesar 1,147 g/kgBB), kelompok I (infusa biji
pinang dengan dosis sebesar 0,51 g/kgBB), dan kelompok IV (infusa biji pinang
terbentuk hampir berimpit, dan setelah dianalisis secara statistik diketahui pada menit
ke-0 hingga menit ke-30 tidak ada perbedaan bermakna dari setiap pengambilan
cuplikan pada menit yang sama, tetapi mulai menit ke-45 sampai menit ke-300
menit yang sama. Jadi dapat disimpulkan dengan adanya perbedaan perlakuan
Data kadar glukosa darah kemudian dianalisis mengikuti tata cara rancangan
GLM Repeated Measure untuk melihat perbedaan harga kadar glukosa darah pada
setiap waktu cuplikan akibat berbagai perlakuan. Hasil analisis statistik secara GLM
probability (p < 0,05) dan perbedaan yang tidak bermakna apabila p>0,05. Hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran 10 dan teringkas pada tabel IX.
54
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel IX. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah
Pada tabel IX dapat kita lihat adanya perbedaan yang bermakna (p < 0.05)
antara purata kadar glukosa darah hewan uji yang dipengaruhi oleh periode waktu
(p=0.000). Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terjadi perbedaan kadar
glukosa darah yang bermakna (signifikan) dari setiap waktu sampling darah (menit
ke 0-300) pada taraf kepercayaan 95%. Juga terlihat perbedaan yang bermakna
(p<0.05) antara purata kadar plasma hewan uji yang dipengaruhi oleh perlakuan
terhadap perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke 0-300 dengan taraf
kepercayaan 95%.
Kemampuan infusa biji pinang dalam menurunkan kadar glukosa darah dapat
menggambarkan jumlah glukosa darah yang diamati pada menit ke-0 sampai menit
Tabel X. Pengaruh praperlakuan infusa biji pinang terhadap LDDK0-300 kadar glukosa darah
tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kelompok negatif dan positif
prosentase perbedaan
terhadap
Mean LDDK0-300 ± SE
Kelompok perlakuan N Kontrol
(mg.menit/dl) Kontrol
negatif
positif
aquades
Kontrol negatif aquades 5 44166,250±1198,945 - -
Kontrol negatif CMC-Na 5 35872,583±392,180 - 93,14 BB
Kontrol positif 5 18573,372±328,880 -48,22* BB -
BB
Perlakuan I 5 37638,257±876,580 -14,78 102,64 BB
Perlakuan II 5 32991,651±1100,489 -25,30 BB 77,62 BB
Perlakuan III 5 35386,183±731,088 -19,88 BB 90,52 BB
Perlakuan IV 5 38117,371±1262,773 -13,69 BB 105,23 BB
Keterangan :
Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 %
Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Perlakuan I : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB
Perlakuan II : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB
Perlakuan III : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB
Perlakuan IV : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
BB : berbeda bermakna (p<0.05)
TB : berbeda tidak bermakna (p>0.05)
* : prosentase perbedaan kontrol positif glibenklamid terhadap kontrol
negatif CMC-Na sebagai pelarut glibenklamid
positif, perlakuan I, II, III, dan IV terhadap kontrol negatif, dengan perbedaan harga
Penurunan yang paling besar terlihat pada kontrol positif yang diberi glibenklamida.
Sedangkan untuk kelompok perlakuan infusa biji pinang, perlakuan II dengan dosis
perlakuan I, II, III, dan IV berturut-turut sebesar 93,14%, 102,64%, 77,62%, 90,52%,
56
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dan 105,23%. Pada perlakuan infusa biji pinang, perlakuan II dengan dosis 0,765
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa perlakuan infusa biji pinang dosis II lebih
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis lainnya.
Gambaran Mean LDDK pada tiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 13.
Keterangan :
Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 %
Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Dosis 1 : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB
Dosis 2 : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB
Dosis 3 : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB
Dosis 4 : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
menggunakan uji Anova One Way untuk terlebih dahulu mengetahui homogenitas
variansi data LDDK0-300. Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa variansi data
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
LDDK0-300 memang berbeda, sehingga uji Anova One Way tidak dapat dilanjutkan,
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam uji Anova One Way, antara lain data
mempunyai distribusi normal, variansi data sama, dan masing-masing data berdiri
sendiri. Perbedaan variansi data LDDK0-300 dapat dilihat dari tabel XI yang
Tabel XI. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
4,286 6 28 .003
untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai LDDK0-300 yang bermakna dari
Tabel XII. Test Mean LDDK0-300 ketujuh kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis
LDDK
Chi-Square 26,427
Df 6
Asymp. Sig. 0,000
ketujuh kelompok perlakuan, masalah yang timbul adalah kelompok perlakuan mana
yang berbeda dan tidak berbeda. Untuk itu analisis Kruskal-Wallis ini dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui pengaruh peringkat dosis infusa biji
pinang pada masing-masing kelompok. Hasil uji dinyatakan berbeda bermakna antar
58
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kelompok perlakuan bila nilai p < 0,05. Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 12 dan
kontrol positif dan menunjukkan perbedaan yang bermakna pula antara kontrol
negatif aquades terhadap kelompok perlakuan I, II, III, dan IV. Hal ini berarti kontrol
positif dan kelompok perlakuan I, II, III, dan IV dapat menurunkan kadar glukosa
Berdasarkan tabel juga dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan I, II, III, dan
kelompok perlakuan I, II, III, dan IV memiliki kemampuan dalam menurunan kadar
glukosa darah namun tidak sebanding dengan kontrol positif hal ini juga tampak dari
Sementara bila dilihat dari nilai LDDK nya, kelompok perlakuan II memiliki
nilai LDDK yang paling kecil bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan I, III,
kemampuan menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dari kelompok
Tabel XIII. Hasil uji Mann-Whitney LDDK0-300 glukosa darah tikus putih jantan terbebani
glukosa
Kelompok Kontrol Kontrol Kontrol Dosis Dosis Dosis Dosis
negatif negatif positif I II III IV
aquades CMC-Na
Kontrol - - - BB BB BB BB
negatif
aquades
Kontrol - - BB - - - -
negatif
CMC-Na
Kontrol - BB - BB BB BB BB
positif
Dosis I BB - BB - BB TB TB
Dosis II BB - BB BB - TB TB
Dosis III BB - BB TB TB - TB
Dosis IV BB - BB TB TB TB -
Keterangan:
BB : berbeda bermakna (p<0.05)
TB : berbeda tidak bermakna (p>0.05)
Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 %
Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB
Dosis I : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB
Dosis II : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB
Dosis III : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB
Dosis IV : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
adalah larutan CMC-Na 1%, dan bukan aquades, sehingga kontrol positif tidak perlu
infusa biji pinang dosis I, II, III dan IV tidak dibandingkan dengan kontrol negatif
CMC-Na 1% karena yang digunakan untuk membuat sediaan infusa adalah aquades,
dan bukan larutan CMC-Na 1%, sehingga tidak ada hubungan antara kontrol negatif
biji pinang sebenarnya dapat dilihat dari kandungan di dalam biji pinang yang
memiliki efek hipoglikemik. Kandungan dalam biji pinang yang memberikan efek
2007), namun karena teknik penyarian yang digunakan adalah infusa dengan aquades
sebagai pelarut yang bersifat polar, maka kandungan kimia dalam biji pinang yang
akan tersari adalah ascorbic-acid, manganese, dan niacin karena sifat dari ketiganya
Dari hasil penelitian diketahui bahwa infusa biji pinang memiliki efek
Efek hipoglikemik yang terjadi setelah pemberian infusa biji pinang relatif
kecil bila dibandingkan dengan glibenklamida, untuk itu disarankan pemberian dosis
secara berulang. Hal ini disebabkan penggunaan obat dari bahan alam tidak dapat
langsung memberikan efek yang maksimal, sehingga harus digunakan dalam jangka
panjang. Keuntungan dari penggunaan obat dari bahan alam bila dibandingkan
dengan obat antidiabetes oral adalah dapat meminimalkan efek samping yang akan
Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Sanubari (2008) yang juga
menggunakan biji pinang dengan dosis yang sama, namun berbeda dalam bentuk
61
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kelompok perlakuan II memberikan penurunan kadar glukosa darah pada tikus, hal
ini ditunjukkan dari hasilnya yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif. Namun
seperti halnya pada infusa ternyata hasilnya juga berbeda bermakna dengan kontrol
positif, sehingga dapat dikatakan bahwa efeknya tidak sebanding dengan kontrol
positif.
sediaan ekstrak etanolik biji pinang memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan bentuk sediaan infusa biji
pinang. Hal ini dapat dilihat dari mean LDDK0-300 kelompok perlakuan II bentuk
sediaan infusa biji pinang yang lebih besar dari bentuk sediaan ekstrak etanolik biji
pinang. LDDK0-300 kelompok perlakuan II infusa biji pinang yaitu sebesar 32991,651
mg.menit/dl dan pada ekstrak etanolik adalah sebesar 27804,937 mg.menit/dl. Hal ini
disebabkan masih ada kandungan dalam biji pinang yang tidak ikut tersari dalam
BAB V
A. Kesimpulan
1. Infusa biji pinang memiliki efek hipoglikemik karena terbukti dapat menurunkan
kadar glukosa darah tikus percobaan. Kemampuan infusa biji pinang dosis 0,51
g/kgBB sampai 1,721 g/kgBB dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah
2. Pada dosis II (0,765 g/kgBB) menunjukkan penurunan kadar glukosa darah paling
besar dibandingkan dosis infusa biji pinang yang lain. Jika dibandingkan dengan
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian dosis secara berulang dan
62
63
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M.F., 2000, Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus yang Baru,
Cermin Dunia Kedokteran, 127, 37-40, Jakarta
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 12, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Chun, C., 2007, Betel-quid use is associated with heart disease in woman,
www.american journal of clinical nutrition, volume 85, No.5. Diakses tanggal
10 Mei 2007
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M.,
2005, Pharmacotherapy, Sixth Edition, 1333, McGraw-Hill Companies, USA
Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, Second Edition, Vol I, G 66-68, Churchill
Livingstone, London
Duke, J., 2007, Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Database, http//.ars-
grin.gov. Diakses tanggal 30 Oktober 2007
Handoko, T., dan Suharto, B., 1995. Insulin, Glukagon dan Anti Diabetik Oral dalam
Farmakologi dan Terapi, (Ed), Edisi 4, 462-473, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Harper, H.H., Rodwell, V.W., and Mayes, P.A., 1979, Biochemistry, diterjemahkan
oleh Martin Muliawan, Edisi 16, 392-554, EGC, Jakarta
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku 2 Edisi 8,
698, Salemba Medika, Jakarta
Lanywati, E., 2006, Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis, 22-28, 30, Kanisius,
Yogyakarta
Martin, D.W., Mayes, P.A., and Rodwell, V.W., 1983, Harper’s: Review of
Biochemistry, diterjemahkan oleh Adji Dharma, Ed XIX, 278-281, Penerbit
Buku Kedokteran EGc, Jakarta
Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes mellitus Tipe 2, Majalah
Cermin Dunia Kedokteran, No.150, 38, 39, Jakarta
Reasner, C., and DeFronzo, R.A., 2006, Diabetes and Carbohydrate Metabolism :
Classification And Diagnosis Of Diabetes Mellitus , http://www.endotext.org/
diabetes/diabetes1/diabetesframe1.htm. Diakses tanggal 21 April 2008
Rushakoff, R., and Goldfine, I., 2006, Diabetes and Carbohydrate Metabolism : Non
Type 1 - Non Type 2 Diabetes Mellitus, http://www.endotext.org/
diabetes/diabetes7/diabetesframe7.htm. Diakses tanggal 21 April 2008
Sanubari, F.D., 2008, Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanolik Biji Pinang (Areca
catechu L.) Pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Skoog, 1985, Principles of Instrumen Analysis, 3rd Ed, 22, 164-165, Saunders
College Publishing, Philadelphia
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, 4-6, PT. Gramedia Widiasarana, Indonesia
Stenis, V., 1992, Flora untuk Sekolah di Indonesia, diterjemahkan oleh Moeso
Surjowinoto, Edisi VI, PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Ed V, cetakan I, 695-695,
Penerbit PT.Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Endocrinologic Disorder, in
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey,
L.M., (Eds), dalam Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th
Edition, 1333-1363, McGraw-Hill Companies, USA
Tsai, dan Jung-Fa, 2004, Habitual Betel Quid Chewing and Risk for Hepatocellular
Carsinoma Complicating Cirrhosis, www.medicine-abstract: volume 83.
Diakses tanggal 10 Mei 2007
Wells, B.G., 2003, Pharmacotherapy Handbook, 5th Edition, 183, McGraw Hill
Companies, USA
Widowati, L., Dzulkarnain, B., dan Sa’roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes
Mellitus, Cermin Dunia Kedokteran, 116, 53-60, Jakarta
Yanti, 1982, the protective effects agains induced diarrhea of curcuma axtract,
Areca catechu extract and both extract combined with kaolin in albino rats,
dalam daftar penelitian tanaman obat di beberapa perguruan tinggi di
Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan R.I
66
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Oven (Marius)
Sebanyak 0,1005 g serbuk asam benzoat p.a. dilarutkan dengan aquades panas
Natrium Oksalat sebanyak 5,0361 g dilatutkan dengan aquadest dalam labu takar
penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range
Berdasarkan penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang
dari range 171, 5215 mg - 232,0585 mg. Ini berarti bahwa semua tablet
Tiap tablet mengandung 5 mg zat aktif glibenklamida sehingga serbuk yang harus
C1 . V1 = C2 . V2
x = 0,45 ml
• Glibenklamida
D : 0,45 mg/kgBB
C : 0,1125 mg/ml
BB : 188,3 g
D : 0,51 g/kgBB
C : 0,1 g/ml
BB : 183,1 g
• Glukosa
D : 1,75 g/kgBB
C : 15 g/100ml
BB : 178,7 g
76
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
g. Perhitungan LDDK0-300
Resapan 0,389 0,416 0,475 0,425 0,430 0,333 0,395 0,386 0,323 0,352
Kadar 119,54 127,84 145,97 130,60 132,14 102,33 121,38 118,62 99,26 108,17
Lampiran 8. Data kadar glukosa darah (mg/dl) pada tiap perlakuan dan waktu sampling
Tabel IV PERLAKUAN I
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 107,574 201,400 172,187 139,193 120,290 115,135 123,383 122,352 94,514 103,793 36337,062
2 99,669 154,315 126,133 120,634 147,441 123,040 136,443 120,290 166,344 104,481 40244,772
3 135,412 214,460 181,810 137,818 179,404 131,632 147,785 98,638 90,046 129,913 38881,198
4 89,015 144,348 153,628 123,383 125,789 116,166 119,259 114,791 112,042 102,075 35342,091
5 97,263 117,541 119,259 125,102 130,257 118,228 109,636 142,630 126,476 122,352 37386,164
x 105,787 166,413 150,603 129,226 140,636 120,840 127,301 119,740 117,884 112,523 37638,258
Tabel V PERLAKUAN II
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK
1 112,055 155,682 176,300 150,901 137,454 119,824 112,055 101,596 108,469 86,955 35026,119
2 121,617 131,478 159,865 117,732 122,812 108,170 87,851 98,309 88,449 81,875 30671,666
3 128,191 188,850 174,208 152,395 145,522 130,581 110,860 101,298 105,481 92,034 36041,337
4 124,605 130,581 164,048 132,972 120,422 123,410 92,034 69,026 99,505 90,242 30720,970
5 110,561 194,228 175,104 144,924 133,569 125,501 101,596 77,094 90,839 84,564 32498,161
x 119,406 160,164 169,905 139,785 131,956 121,497 100,879 89,465 98,549 87,134 32991,651
LDDK
N 35
Normal Parameters a,b Mean 34677.95
Std. Deviation 7650.284
Most Extreme Absolute .216
Differences Positive .120
Negative -.216
Kolmogorov-Smirnov Z 1.275
Asymp. Sig. (2-tailed) .077
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
81
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 10. Hasil Uji GLM Repeated Measure data kadar glukosa darah
Within-Subjects Factors
Measure: kadar
Dependent
menit Variable
1 kadar0
2 kadar15
3 kadar30
4 kadar45
5 kadar60
6 kadar90
7 kadar120
8 kadar180
9 kadar240
10 kadar300
Between-Subjects Factors
Value Label N
perlakuan 1 kontrol
negatif 5
aquadest
2 kontrol
negatif 5
CMC
3 kontrol
positif
5
glibenklami
d
4 dosis 1
infusa biji 5
pinang
5 dosis 2
infusa biji 5
pinang
6 dosis 3
infusa biji 5
pinang
7 dosis 4
infusa biji 5
pinang
82
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Multivariate Testsc
Partial Eta
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig. Squared
menit Pillai's Trace .958 51.307a 9.000 20.000 .000 .958
Wilks' Lambda .042 51.307a 9.000 20.000 .000 .958
Hotelling's Trace 23.088 51.307a 9.000 20.000 .000 .958
Roy's Largest Root 23.088 51.307a 9.000 20.000 .000 .958
menit * perlakuan Pillai's Trace 2.798 2.427 54.000 150.000 .000 .466
Wilks' Lambda .004 3.881 54.000 106.575 .000 .603
Hotelling's Trace 19.703 6.689 54.000 110.000 .000 .767
Roy's Largest Root 15.109 41.970b 9.000 25.000 .000 .938
a. Exact statistic
b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
c.
Design: Intercept+perlakuan
Within Subjects Design: menit
Measure: kadar
a
Epsilon
Approx. Greenhous
Within Subjects Effect Mauchly's W Chi-Square df Sig. e-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound
menit .004 138.005 44 .000 .370 .516 .111
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables is
proportional to an identity matrix.
a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are displayed in
the Tests of Within-Subjects Effects table.
b.
Design: Intercept+perlakuan
Within Subjects Design: menit
Measure: kadar
Type III Sum Partial Eta
Source of Squares df Mean Square F Sig. Squared
menit Sphericity Assumed 113231.035 9 12581.226 53.699 .000 .657
Greenhouse-Geisser 113231.035 3.333 33972.846 53.699 .000 .657
Huynh-Feldt 113231.035 4.648 24360.761 53.699 .000 .657
Lower-bound 113231.035 1.000 113231.035 53.699 .000 .657
menit * perlakuan Sphericity Assumed 50385.704 54 933.069 3.983 .000 .460
Greenhouse-Geisser 50385.704 19.998 2519.547 3.983 .000 .460
Huynh-Feldt 50385.704 27.889 1806.681 3.983 .000 .460
Lower-bound 50385.704 6.000 8397.617 3.983 .005 .460
Error(menit) Sphericity Assumed 59041.048 252 234.290
Greenhouse-Geisser 59041.048 93.324 632.648
Huynh-Feldt 59041.048 130.147 453.651
Lower-bound 59041.048 28.000 2108.609
83
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Measure: kadar
Transformed Variable: Average
Type III Sum Partial Eta
Source of Squares df Mean Square F Sig. Squared
Intercept 5250176.243 1 5250176.243 8326.643 .000 .997
perlakuan 156063.783 6 26010.630 41.252 .000 .898
Error 17654.766 28 630.527
Measure: kadar
Type III Sum Partial Eta
Source menit of Squares df Mean Square F Sig. Squared
menit Linear 55227.197 1 55227.197 67.356 .000 .706
Quadratic 6763.856 1 6763.856 49.081 .000 .637
Cubic 34766.903 1 34766.903 135.361 .000 .829
Order 4 15212.015 1 15212.015 73.942 .000 .725
Order 5 174.390 1 174.390 .765 .389 .027
Order 6 79.285 1 79.285 .441 .512 .016
Order 7 71.941 1 71.941 .591 .448 .021
Order 8 129.561 1 129.561 1.794 .191 .060
Order 9 805.887 1 805.887 9.298 .005 .249
menit * perlakuan Linear 24816.056 6 4136.009 5.044 .001 .519
Quadratic 9909.425 6 1651.571 11.984 .000 .720
Cubic 5968.896 6 994.816 3.873 .006 .454
Order 4 1145.821 6 190.970 .928 .490 .166
Order 5 3010.370 6 501.728 2.200 .073 .320
Order 6 2876.635 6 479.439 2.669 .036 .364
Order 7 1161.074 6 193.512 1.591 .187 .254
Order 8 332.310 6 55.385 .767 .602 .141
Order 9 1165.118 6 194.186 2.240 .069 .324
Error(menit) Linear 22958.024 28 819.929
Quadratic 3858.680 28 137.810
Cubic 7191.691 28 256.846
Order 4 5760.391 28 205.728
Order 5 6387.041 28 228.109
Order 6 5030.432 28 179.658
Order 7 3405.872 28 121.638
Order 8 2022.103 28 72.218
Order 9 2426.814 28 86.672
84
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Test Statisticsa,b
LDDK
Chi-Square 26.427
df 6
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: kelompok
85
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
86
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
87
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
88
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
89
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.008
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
90
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U 1.000
Wilcoxon W 16.000
Z -2.402
Asymp. Sig. (2-tailed) .016
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.016
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U 5.000
Wilcoxon W 20.000
Z -1.567
Asymp. Sig. (2-tailed) .117
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.151
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
91
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U 11.000
Wilcoxon W 26.000
Z -.313
Asymp. Sig. (2-tailed) .754
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.841
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U 5.000
Wilcoxon W 20.000
Z -1.567
Asymp. Sig. (2-tailed) .117
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.151
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 18.000
Z -1.984
Asymp. Sig. (2-tailed) .047
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.056
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Test Statisticsb
LDDK
Mann-Whitney U 5.000
Wilcoxon W 20.000
Z -1.567
Asymp. Sig. (2-tailed) .117
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.151
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
93
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Oneway
Descriptives
LDDK
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kontrol negatif aquadest 5 44166.25 2680.921497 1198.945 40837.44590 47495.05330 41919.98 47339.91
kontrol negatif CMC 5 35872.58 876.941053 392.1800 34783.71727 36961.44953 34785.66 36936.00
kontrol positif 5 18573.37 735.397252 328.8796 17660.25591 19486.48849 17748.30 19420.05
dosis 1 5 37638.26 1960.093134 876.5803 35204.48032 40072.03448 35342.09 40244.77
dosis 2 5 32991.65 2460.767143 1100.489 29936.20463 36047.09657 30671.67 36041.34
dosis 3 5 35386.18 1634.762755 731.0881 33356.35694 37416.00906 33411.65 37475.20
dosis 4 5 38117.37 2823.647256 1262.773 34611.34946 41623.39174 34688.25 41456.45
Total 35 34677.95 7650.284465 1293.134 32049.98774 37305.91706 17748.30 47339.91
LDDK
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
4.286 6 28 .003
ANOVA
LDDK
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2E+009 6 312292198.3 75.277 .000
Within Groups 1E+008 28 4148563.989
Total 2E+009 34
94
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS