BUPATI MERANGIN,
Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian
daerah;
b. Bahwa dalam rangka memenuhi perkembangan kebijakan nasional dan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan diberlakukannya
undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah, maka peraturan daerah kabupaten merangin Nomor 06 Tahun 2000
tentang retribusi tempat rekreasi dan olah raga tidak sesuai lagi sehingga
perlu diganti;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 156 ayat (1) undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, perlu
ditetapkan dengan peraturan daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan peraturan daerah tentang retribusi
tempat rekreasi dan olahraga;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukaan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II
Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor
50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755);
;
3. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro
Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3969);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Merangin.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Merangin.
4. Peraturan Daerah selanjutnya disebut Perda adalah Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
6. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga adalah Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merangin.
7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Merangin.
8. Dinas pengelolaan keuangan dan Aset daerah kabupaten Merangin yang
selanjutnya disingkat DPKAD.
9. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
10. Badan Usaha adalah suatu bentuk usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan,
firma, kongsi, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk
badan lainnya.
11. Retribusi Jasa Usaha adalah Retribusi atas jasa yang disediakan oleh
Pemerintah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
12. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat rekreasi
pariwisata dan olah raga yang dimiliki atau dikelola oleh Pemerintah.
13. Wajib Retribusi adalah orang pribadi, Dinas atau Badan yang menurut
peraturan Perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi.
14. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat
SPdORD adalah Surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk
melaporkan data objek retribusi sebagai dasar perhitungan dan
pembayaran retribusi yang terhutang menurut Peraturan Perundang-
Undangan.
15. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu
dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah
Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang
terutang.
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB, adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi yang lebih besar dari
pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
18. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka
pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah
berdasarkan peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah.
19. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi
daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
20. Surat tagihan retribusi daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi adminisrasi berupa
bunga dan atau denda.
B A B II
NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga dipungut retribusi atas
pelayanan tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga yang disediakan, dimiliki
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan tempat rekreasi, parawisata, dan olahraga
yang disediakan,dimiliki, dan atau dikelola Pemerintah Daerah.
(2) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Tempat Rekreasi / Wisata :
1). Arboretum Rio Alif Dusun Mudo;
2). Bukit Tiung ;
3). Dam Betuk Tambang Baru;
4) Danau Pauh Jangkat;
5) Danau Depati Empat Jangkat;
6) Goa Tiangko Sungai Manau;
7) Goa Singayau;
8) Air Terjun sigerincing;
9) Teluk Unang Sakti;
10) Dam Sesah;
11) Air Pana Gerou, dan
12) Air Terjun Telun Perentak.
b. Tempat Olah Raga
1). Arung Jeram Batang Merangin;
c. Sarana Pariwisata/Usaha Jasa Wisata
1). Kereta Api Wisata
2). Musium
3). Buaiyan Keliling
4) Sepeda Air Wisata
5) Perahu Tempek Wisata
6) Los Niaga
7) Lapak Niaga PKL dan
8) WC Umum
d. Kendaraan Masuk Kawasan Wisata
(3) Yang tidak termasuk objek Retribusi adalah Pelayanan tempat Rekreasi,
Pariwisata dan Olah Raga yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh
pemerintah,BUMN,BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah Orang Pribadi, Dinas atau Badan yang menggunakan
fasilitas tempat rekreasi, pariwisata dan olah raga.
B A B III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi tempat rekreasi, pariwisata dan olah raga digolongkan sebagai retribusi
Jasa Usaha.
B A B IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekuensi pemanfaatan tempat
rekreasi, pariwisata dan olah raga.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi tempat
rekreasi dan olah raga dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang layak
apabila dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
B A B VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
(1) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai
dengan pemanfaatan masing-masing tempat rekreasi pariwisata dan olah
raga sebagai berikut :
BESARNYA RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA
a. Tempat Pariwisata
1). Arboetum Rio Alif Rp.7.000,-/Org Per 1x Masuk
2). Bukit Tiung Rp.6.000,-/Org Per 1x Masuk
3). Dam Betuk Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
4). Danau Pauh Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
5). Danau Deputi Empat Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
6). Goa Tiongko Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
7). Goa Sengayau Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
8). Air Terjun Segerincing Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
9). Tluk Wang Sakti Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
10). Dam Sesah Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
11). Air Panas Grow dan Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
12). Air Terjun Perentak. Rp.5.000,-/Org Per 1x Masuk
b. Tempat Olah Raga
1). Pemakaian Kawasan Rp.250.000,-/P 1xLintas Rute
Rute Lintas Arung Jeram erahu
(2). Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan terhadap
pemanfaatan dalam upaya kegiatan pengembangan serta pembinaan atlet
daerah dan pemanfaatan oleh siswi-siswi Kabupaten Merangin.
(3). Tarif Retribusi sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dapat ditinjau kembali
untuk paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(4). Peninjauan kembali tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan dengan memperhatikan indek harga dan perkembangan keadaan
perekonomian.
(5). Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati
.
B A B VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
B A B VIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
B A B IX
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 11
BABX
PRINSIP PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1) Prinsip dan saran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
didasarkan atas tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan
secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
B A B XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
B A B XII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua
persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau
kurang bayar dan ditagih dengan STRD.
B A B XIII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
B A B XIV
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 16
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan
inisiatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Bupati.
B A B XV
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUARSA
Pasal 17
Pasal 18
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kadaluarsa dapat dihapus.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan
inisiatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Bupati.
B A B XVI
INSENTIF PEMUNGGUTAN
Pasal 19
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberikan insentif
atas dasar pencapaian kinerja.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Bupati.
B A B XVII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 20
(1) Selain penyidik pejabat kepolisian Negara Republik indonesia, pejabat
pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Dispora dapat diberikan
kewenangan untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
dalam peraturan daerah ini;
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan
dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut
umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor
8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
B A B XVIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 21
(1) Wajib retribusi yang tidak melakukan kewjibannya sehingga merugikan
keungan Daerah diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau
pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terhutang yang
tidak/kurang dibayar.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
B A B XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat peraturan Daerah ini mulai berlaku, peraturan Daerah kabupaten
Merangin Nomor 06 Tahun 2000 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga,
(Lembaran Daerah Kabupaten MeranginTahun 2000 Nomor 06), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku..
Pasal 23
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Bangko
Pada tanggal 2012
BUPATI MERANGIN
NALIM
Diundangkan di Bangko
Pada tanggal 2012
A. KHAFID MOEIN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2012 NOMOR........
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN
NOMOR TAHUN 2010
TENTANG
RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA
I. PENJELASAN UMUM
Peraturan daerah ini adalah penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun
2001 dimana Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga merupakan salah satu jenis Retribusi
Daerah, dimana dalam Kabupaten Merangin potensi ini sangat mendukung, untuk itu perlu digali
dan dikembangkan dalam upaya meningkatan penerimaan daerah.
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PELELANGAN/ PEMILIHAN DAN PENGADAAN LANGSUNG
MITRA KERJA SEBAGAI PENGELOLA OBJEK WISATA DAM BETUK KECAMATAN TABIR
KABUPATEN MERANGIN.
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan-
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan di
perbaiki kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan Di :Bangko
Pada Tanggal : 12 Juli 2005
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal I
Pemberian Tugas
Pemberi tugas adalah Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya
Atas nama Pemerintah Kabupaten Merangin
Pasal 2
Nama/ Lokasi Kegiatan
Pasal 3
Pembina/ Pengawas Kegiatan Adalah
Pembina
a. Jabatan : Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Merangin
b. Alamat : Jl. Mayor H. Syamsudin Uban No. 1 Bangko
Pengawas
a. Jabatan : Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata
Kantor Parwisata Seni dan Budaya Kab. Merangin
b. Alamat : Jl. Mayor H. Syamsudin Uban No. 1 Bangko
Pasal 4
Pengelola Kegiatan
Pasal 5
Dasar Pelelangan
Pasal 6
Panitia Pelelangan
Pasal 7
Ketentuan-ketentuan Dasar
4. Setiap calon mitra kerja ( penyewa ) wajib membayar biaya operasional Panitia Pelaksana
Pelelangan/ Pemilihan/ Penunjukan langsung yaitu biaya administrasi sebesar Rp.250.000,00
( Dua ratus lima puluh Ribu rupiah ) pada saat pendaftaran/ pengambilan dokumen lelang.
Hal ini dilakukan karena biaya tersebut tidak tersedia dalam Dask Kantor Pariwisata Seni dan
Budaya 2005
Pasal 8
Dokumen Pelelangan
Pasal 9
Syarat-syarat Peserta Lelang
Pasal 10
Penjelasan/ Aanwyzing
Rapat penjelasan akan dilaksanakan satu kali berupa penjelasan administrasi/ RKS dan
peninjauan lapangan/ objek wisata, yaitu :
a. Pemberian penjelasan akan dilaksanakan pada :
Hari/ Tangal : Rabu, 10 Agustus 2005
Waktu : Jam 09.30 WIB
Tempat :
b. Penjelasan lapangan
Hari/ Tangal : Rabu, 10 Agustus 2005
Waktu : Jam 09.30 WIB
Tempat :
c. Berita acara rapat penjelasan/ aanwyzing memuat semua perubahan ( tambah/ kurang ) yang
akan ditandatangani oleh minimal 1 ( satu ) calon mitra kerja, dan disampaikan kepada calon
peserta lelang pada
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
(1) Wajib retribusi yang tidak melakukan kewjibannya sehingga merugikan keungan Daerah
diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3
(tiga) kali jumlah retribusi terhutang yang tidak/kurang dibayar.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelarangan.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan inisiatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
B A B XVII
PENYIDIKAN
Pasal 19
(5) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di Bidang Perpajakan Daerah atau Retribusi sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
j. Menghentikan Penyidikan;
(7) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan
dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut
umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor
8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
B A B XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 06 Tahun 2000 tentang Retribusi Tempat Rekreasi
dan Olah Raga, (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2000 Nomor 06)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 21
BUPATI MERANGIN
NALI M
Diundangkan di Bangko
Pada tanggal 2012
A. KHAFID MOEIN