Anda di halaman 1dari 16

PERAN MODAL SOSIAL DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DI KELURAHAN BETET KECAMATAN PESANTREN KOTA KEDIRI

Taufiq Al-Amin*

Abstact
So far an approach in overcoming poverty, both at the national, regional and local, generally is with a purely
economic approach. The problem of poverty seems to be simply understood as a problem of lack of income, so
that the prevention programs which are carried out especially by the government focus only on the provision
of assistance in the field of capital, the provision of subsidies, aid equipment and the like. This paper uses the
form of social capital theory to understand, map out and promote poverty reduction by optimally utilizing social
capital in the community.
By utilizing social capital theory of Bourdieu, Coleman and Putnam, this research takes place in the Betet Village,
Pesantren, Kediri City as the unit of analysis. The basic consideration of the location chosen is that Betet village
is one of village areas in Kediri which implements poverty reduction programs since 2009 until now.
The result shows that the poverty reduction in Betet village is implemented through a series of stages called
PNPM Mandiri Urban cycle; it is started with a reflection of poverty, self power-mapping, determination of a
medium-term program of poverty reduction programs. The characteristics of social capital of Betet Village
community has grown and developed far before the PNPM program is implemented. The characteristics of social
capital includes trust, links that has formed, values ​​and norms that are awakened, participation and pro-active
action. The existence of social capital contributes positively to their poverty reduction programs that emphasize
community participation in various activities.
Keywords: Poverty, social capital, empowerment, PNPM-MP

Abstrak
Selama ini pendekatan dalam mengatasi kemiskinan, baik di tingkat nasional, regional maupun
lokal, umumnya adalah dengan pendekatan ekonomi semata. Masalah kemiskinan sepertinya hanya
dipahami sebagai sebuah persoalan kekurangan pendapatan, sehingga program penanggulangan
yang dilakukan, khususnya yang dilakukan pemerintah, berkutat pada pemberian bantuan di bidang
permodalan, pemberian subsidi, bantuan peralatan dan semacamnya. Tulisan ini berupa menggunakan
teori modal sosial untuk memahami, memetakan dan mendorong pengetasan kemiskinan dengan
memanfaatkan modal sosial secara maksimal di masyarakat.
Dengan memanfaatkan teori modal sosial dari Bourdieu, Coleman dan Putnam, penelitian ini
mengambil lokasi di Kelurahan Betet Kecamatan Pesantren Kota Kediri sebagai unit analisis. Adapun
dasar pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut, antara lain bahwa Kelurahan Betet merupakan salah
satu wilayah kelurahan di Kota Kediri yang melaksanakan program penanggulangan kemiskinan
sejak tahun 2009 sampai sekarang.
Hasilnya, penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Betet dilaksanakan melalui serangkaian tahapan
yang disebut siklus PNPM Mandiri Perkotaan, mulai refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya,
penetapan rencana program jangka menengah program penanggulangan kemiskinan. Karakteristik
modal sosial masyarakat Kelurahan Betet sudah tumbuh dan berkembang jauh sebelum program
PNPM dilaksanakan. Karakteristik modal sosial ini meliputi kepercayaan (trust), jaringan yang
telah terbentuk, nilai dan norma yang terbangun, partisipasi dan tindakan pro-aktif. Keberadaan
modal sosial ini berkontribusi positif dengan adanya program penanggulangan kemiskinan yang
menekankan keikutsertaan masyarakat dalam beragam aktivitasnya.
Kata Kunci: Kemiskinan, modal sosial, pemberdayaan, PNPM-MP

*
Dosen STAIN Kediri

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 49


I. PENDAHULUAN kekurangan pendapatan. Sangat kelihatan
Selama ini, berbagai upaya telah dilakukan pula di berbagai program yang dilaksanakan
pemerintah untuk menanggulangi dan pemerintah, umumnya hanya berusaha
menghapus kemiskinan, antara lain dengan memberikan bantuan di bidang permodalan,
merumuskan standar garis kemiskinan dan memberikan subsidi dan semacamnya.
menyusun peta kantong-kantong kemiskinan. Para peneliti mengetengahkan suatu
Di luar itu, tidak sedikit program telah disusun pendekatan tentang penanggulangan
dan dilaksanakan di lapangan, seperti terus kemiskinan, yang juga disarankan oleh para
memacu pertumbuhan ekonomi nasional, penasehat Bank Dunia. Pendekatan yang
menyediakan fasilitas kredit bagi masyarakat dimaksud adalah pendekatan modal sosial.
miskin (antara lain melalui pemberian Pendekatan ini telah ditunjukkan oleh banyak
bantuan dana), membangun infrastruktur, peneliti yang menyakini bahwa pengentasan
pengembangan model pembangunan kawasan kemiskinan berkaitan erat dengan peranan
terpadu, termasuk melaksanakan dan modal sosial. Modal sosial berkaitan dengan
meningkatkan kualitas program pembangunan social networking, norm of trust, mutual reciprocity
dan lain-lain. dan mutual benefit. Hasil penelitian Putnam
Untuk sebagian, berbagai bantuan dan (2000; 2002)1 dan Slamet (2010)2 menunjukkan
program yang telah diupayakan pemerintah bahwa modal sosial dapat membantu dalam
memang cukup bermanfaat. Namun, harus pengentasan kemiskinan. Menurut hasil
diakui bahwa upaya penanggulangan penelitian Ali Wafa (2010), modal sosial dapat
kemiskinan yang dilakukan hingga kini masih diciptakan melalui 11 pembangunan institusi-
belum membuahkan hasil yang memuaskan. institusi sosial. Institusi sosial memungkinkan
Masih banyak penduduk Indonesia baik di desa terbentuknya modal sosial yang pada gilirannya
maupun di kota yang hidup dibelit kemiskinan. dapat mengentaskan kemiskinan.
Di sisi lain, tidak bisa diingkari fakta, bahwa Konsep modal sosial (social capital)
kendati jumlah orang miskin menurun, namun menjadi salah satu komponen penting untuk
kesenjangan dalam banyak hal justru semakin menunjang model pembangunan manusia,
lebar. karena dalam model ini manusia ditempatkan
Di samping itu, faktor lain yang sebagai subjek penting yang menentukan arah
menyebabkan berbagai program pengentasan penyelenggaraan pembangunan. Partisipasi
kemiskinan menjadi kurang efektif tampaknya dan kapasitas mengorganisasikan diri menjadi
adalah berkaitan dengan kurang dibangunnya penting agar masyarakat dapat berperan dalam
ruang gerak yang memadai bagi masyarakat model pembangunan manusia. Padahal, kedua
miskin itu sendiri untuk memberdayakan kapasitas tersebut baru bisa berkembang bila
dirinya. Acap terjadi, kegiatan pembangunan ditunjang oleh modal sosial yang dimiliki
yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat. Keberadaan modal sosial juga
penduduk miskin justru terjebak menjadi menjadi penting dalam penanggulangan
program yang melahirkan ketergantungan kemiskinan karena pengentasan kemiskinan
baru, dan bahkan mematikan potensi swakarsa tidak hanya terkait dengan pemenuhan
lokal. kebutuhan ekonomi, tapi juga perluasan
Diakui atau tidak, selama ini pendekatan akses terhadap sumber daya kehidupan yang
pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, baik ditentukan pula oleh ketersediaan jejaring
di tingkat nasional, regional maupun lokal, 1
Robert D. Putnam, Making Democracy Work: Civic Tradition
umumnya adalah dengan pendekatan ekonomi in Modern Italy, Princeton: Princeton University Press, 1993.
semata. Ada kesan kuat bahwa di mata 2
Ali Wafa, Urgensi Keberadaan Social Capital dalam Kelompok-
pemerintah masalah kemiskinan sepertinya kelompok Sosial Masyarakat, Jurnal Fisip Universitas Indonesia,
No.12. tahun 2010, hlm. 48-49
hanya dipahami sebagai sebuah persoalan

ISSN: 1829-9571
50 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
kerja (network) dan saling percaya (mutual masyarakat. Meskipun demikian, modal sosial
trust) di kalangan masyarakat.3 tidaklah sederhana, yang hanya sebagai jumlah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dari seluruh institusi yang ada, namun ia adalah
penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan juga semacam perekat yang mengikat semua
Betet Kecamatan Pesantren Kota Kediri. orang dalam masyarakat. Dalam social capital,
Adapun dasar pertimbangan dipilihnya lokasi dibutuhkan adanya nilai saling berbagi (shared
tersebut, antara lain bahwa Kelurahan Betet values) serta pengorganisasian peran-peran
merupakan salah satu wilayah kelurahan (rules) yang diekspresikan dalam hubungan-
di Kota Kediri yang melaksanakan program hubungan personal (personal relationships),
penanggulangan kemiskinan sejak tahun kepercayaan (trust), dan common sense tentang
2009 sampai sekarang. Selain itu, Kelurahan tanggung jawab bersama, sehingga masyarakat
Betet wilayahnya memiliki lahan pertanian bukan hanya sekedar kumpulan individu
cukup luas yakni 80,455 hektar ditambah luas belaka.5
ladangnya 47.030 hektar, namun dilihat dari Putnam (1995) mengartikan modal sosial
tingkat produktifitas penduduknya justru sebagai; “features of social organization such
rendah, yakni 59 Orang. Sedangkan dari sektor as networks, norms, and social trust that
industri produktifitasnya paling tinggi yakni facilitate coordination and cooperation for
593 Orang.4 Tulisan ini berfokus pada analisis mutual benefit”. (Modal sosial menjadi perekat
tentang karakteristik modal sosial yang dimiliki bagi setiap individu, dalam bentuk norma,
masyarakat Kelurahan Betet Kecamatan kepercayaan dan jaringan kerja, sehingga
Pesantren Kota Kediri, jaringan sosial dan terjadi kerjasama yang saling menguntungkan,
kelembagaan yang dimiliki, serta kontribusi untuk mencapai tujuan bersama). Hal ini juga
dan peranan modal sosial masyarakat melalui mengandung pengertian bahwa diperlukan
pengembangan kelembagaan sebagai upaya adanya suatu social networks dan etworks of civic
pengentasan kemiskinan. engagement, jaringan sosial yang ada dalam
masyarakat dan norma yang mendorong
II. METODE PENELITIAN produktivitas komunitas. Bahkan lebih jauh,
1. Modal Sosial Putnam melonggarkan pemaknaan asosiasi
Modal sosial (Social Capital) awalnya horisontal, tidak hanya yang memberi desireable
dipahami sebagai suatu bentuk di mana outcome (hasil pendapatan yang diharapkan)
masyarakat menaruh kepercayaan terhadap melainkan juga undesirable outcome (hasil
komunitas dan individu sebagai bagian tambahan).6
di dalamnya. Mereka membuat aturan Menurut Woolcock (dalam Winter, 2000),
kesepakatan bersama sebagai suatu nilai dalam konsep modal sosial pertama kali digunakan
komunitasnya. Di sini, aspirasi masyarakat oleh L. F. Hanifan pada tahun 1916 ketika
mulai terakomodasi, komunitas dan jaringan mempelajari bagaimana pengaruh sekolah
lokal (kelembagaan) teradaptasi sebagai desa (rural school) terhadap perkembangan
suatu modal pengembangan komunitas dan daerah bagian Barat Virginia. Bourdieu
pemberdayaan masyarakat. Menurut World (1986) mengemukakan, bahwa modal sosial
Bank (1998), modal sosial dalam lembaga merupakan sumberdaya dari suatu institusi
sosial di masyarakat yang terdiri dari moral, kelompok. Modal sosial merupakan jaringan
kepercayaan, jaringan, dan tindakan sosial 5
World Bank, The Initiative on Defining, Monitoring and
di dalamnya merupakan hal yang siginfikan Measuring Social Capital Text of Proposal Approved for Funding,
dalam pengembangan sosial dan ekonomi Social Capital Initiative Working Paper No.2, tahun 1998.
World Bank, Social Development Family, Environmentally and
3
Ali Wafa, Urgensi Keberadaan Social Capital dalam Kelompok- Socially Sustainable Development Network, June 1988.
kelompok Sosial Masyarakat, hlm. 45 6
Robert D. Putnam, Making Democracy Work: Civic Tradition
4
Data monografi Kelurahan Betet Kecamatan Pesantren in Modern Italy, hlm. 23

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 51


kerja yang bersifat dinamis dan bukan alamiah menjadi tindakan praktis (tidak selalu disadari),
serta merupakan investasi strategis baik secara yang diterjemahkan menjadi kemampuan
individu maupun kelompok. Modal sosial yang terlihat alamiah. Jadi Habitus tumbuh
dapat menghasilkan hubungan sosial secara dalam masyarakat secara alami melalui proses
langsung dan tidak langsung dalam jangka sosial yang sangat panjang, terinternalisasi
pendek maupun jangka panjang. Hubungan dan terakulturasi dalam diri masyarakat
ini dapat dilakukan dalam hubungan tetangga, menjadi kebiasaan yang terstruktur secara
teman kerja (tempat kerja), maupun hubungan sendirinya. Habitus dibuat melalui proses
antar famili. 7 sosial, bukan individu yang mengarah ke pola
Jika dibandingkan dengan Bourdeiu, yang abadi dan ditransfer dari satu konteks
Coleman menggunakan terminologi berbeda ke konteks lainnya, tetapi yang juga bergeser
dalam menggambarkan modal sosial. Coleman dalam kaitannya dengan konteks tertentu dan
menggambarkan modal sosial bukan saja dari dari waktu ke waktu. Habitus tidak tetap atau
hasil interaksi, tetapi lebih kepada fungsi permanen, dan dapat berubah di bawah situasi
dan nilai dari modal sosial itu sendiri. Ia yang tidak terduga atau selama periode sejarah
memandang bahwa modal sosial memiliki nilai panjang.
yang terkandung didalamnya terutama dalam Bourdieu berargumen, mustahil
struktur sosial. Lebih lanjut, Coleman juga memahami dunia sosial tanpa mengetahui
menyebut modal sosial sebagai sumber-daya peran ‘modal dalam segala bentuknya, dan
karena dapat memberi kontribusi terhadap tidak sekadar dalam satu bentuk yang diakui
kesejahteraan individu dan masyarakat seperti oleh teori ekonomi’. Karya bourdieu tentang
halnya dengan sumberdaya atau modal lainnya modal sosial nyaris diabaikan oleh Coleman
(alam, ekonomi dan sumberdaya manusia). dan Putnam, maupun oleh ilmuan sosial
Dari serangkaian definisi di atas, terlihat lainnya. Hal ini karena Bourdieu tidak melihat
dengan jelas bahwa modal sosial memiliki sisi gelap modal sosial. Kendati perhatiannya
penekanan dalam beberapa hal, yaitu jaringan, terhadap ketimpangan dan kekuasaan adalah
kepercayaan, norma dan tindakan sosial. koreksi yang sangat berguna bagi Putnam dan
Piere Bourdieu memandang kekuasaan dalam Coleman, penitikberatan satu sisi pada manfaat
konteks teori masyarakat, di mana ia melihat modal sosial bagi para pemiliknya diyakini
kekuasaan sebagai budaya dan simbol yang sebagai satu kelemahan. Bourdieu melihat
dibuat, dan terus-menerus kembali dilegitimasi modal sosial yang terkesan sedikit kuno dan
melalui interaksi agen dan struktur. Cara ini individualistis.
terjadi melalui apa yang disebutnya ‘habitus’ Demikianlah modal sosial dikonsepsikan
atau norma yang disosialisasikan atau oleh Bourdieu, Coleman, Putnam, namun
kecenderungan tentang perilaku, panduan dan ketiganya melakukannya dengan cara yang
mode berpikir. berbeda. Bourdieu meletakkan pendekatan ini
Habitus adalah kebiasaan masyarakat yang pada satu arah, melihat modal sosial sebagai
melekat pada diri seseorang dalam bentuk aset yang dimanfaatkan oleh kelompok elite,
disposisi abadi, atau kapasitas terlatih dan khususnya mereka yang memiliki modal
kecenderungan terstruktur untuk berpikir, finansial dan/atau modal budaya yang terbatas,
merasa dan bertindak dengan cara determinan, seperti bangsawan Perancis dalam menjalani
yang kemudian membimbing mereka. profesinya. Bagi Coleman, modal sosial pun
Sedangkan menurut Ayub Sektiyanto bahwa dapat menjadi sumber daya bagi mereka yang
Habitus merupakan hasil ketrampilan yang relatif tidak diuntungkan, namun Coleman dan
Bourdieu sama-sama menitikberatkan aset
7
Ian Winter, Towards a theorised understanding of family sebagai sesuatu yang menjadi milik individu
life and Social Capital. Working Paper No. 21. ISSN 1440-4761.
Australia: Australian Institute of Family Studies, 2000.
atau keluarga. Putnam menggali konsep ini

ISSN: 1829-9571
52 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
lebih dalam lagi, ketika melihatnya sebagai Definisi yang lebih lengkap tentang
sumber daya yang berfungsi pada level sosial. kemiskinan dikemukakan oleh John Friedman.
Ciri ini menjadikan penjelasan Putnam rentan Menurut Friedman (1979), kemiskinan adalah
pada tuduhan fungsionalisme, dan dapat ketidaksamaan untuk mengakumulasi basis
membantu menjelaskan penekanan yang terus kekuasaan sosial. Sementara yang dimaksud
dilakukannya pada sisi cemerlang modal sosial. basis kekuasaan sosial itu menurut Friedman
2. Kemiskinan meliputi. Pertama, modal produktif atas asset,
Di mata sebagian ahli, kemiskinan acapkali misalnya tanah, perumahan, peralatan, dan
didefinisikan semata hanya sebagai fenomena kesehatan. Kedua, sumber keuangan, seperti
ekonomi, dalam arti rendahnya penghasilan income dan kredit yang memadai. Ketiga,
atau tidak dimilikinya mata pencaharian organisasi sosial dan politik yang dapat
yang cukup mapan untuk tempat bergantung digunakan untuk mencapai kepentingan
hidup. Pendapat seperti ini, untuk sebagian bersama, seperti koperasi. Keempat, network
mungkin benar, tetapi diakui atau tidak kurang atau jaringan sosial untuk memperoleh
mencerminkan kondisi riil yang sebenarnya pekerjaan, barang-barang, pengetahuan dan
dihadapi keluarga miskin. Kemiskinan ketrampilan yang memadai. Kelima, informasi-
sesungguhnya bukan semata-mata kurangnya informasi yang berguna untuk kehidupan.
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup Menurut akar penyebab yang
pokok atau standar hidup layak, namun lebih melatarbelakanginya, secara teoritis
dari itu esensi kemiskinan adalah menyangkut kemiskinan dibedakan menjadi dua kategori.
kemungkinan atau probabilitas orang atau Pertama, kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan
keluarga miskin itu untuk melangsungkan yang timbul sebagai akibat sumber daya yang
dan mengembangkan usaha serta taraf langka jumlahnya dan/atau karena tingkat
kehidupannya. perkembangan teknologi yang sangat rendah.
Banyak bukti menunjukkan bahwa yang Artinya, faktor yang menyebabkan suatu
disebut orang atau keluarga miskin pada masyarakat menjadi miskin adalah secara
umumnya selalu lemah dalam kemampuan alami memang ada, dan bukan bahwa akan ada
berusaha dan terbatas aksesnya kepada kelompok atau individu di dalam masyarakat
kegiatan ekonomi sehingga seringkali makin tersebut yang lebih miskin dari yang lain.
tertinggal jauh dari masyarakat lain yang Mungkin saja dalam keadaan kemiskinan
memiliki potensi lebih tinggi. Studi yang alamiah tersebut akan terdapat perbedaan
dilakukan Wignjosoebroto dkk., (1992) tentang kekayaan, tetapi dampak perbedaan tersebut
kehidupan masyarakat rentan di Kotamadya akan diperlunak atau dieliminasi oleh adanya
Surabaya menemukan bahwa seseorang atau pranata-pranata tradisional, seperti pola
sebuah keluarga yang dalam kemiskinan, hubungan patron-client, jiwa gotong-royong,
mereka umumnya tidaklah banyak berdaya, dan sejenisnya yang fungsional untuk meredam
ruang geraknya serba terbatas, dan cenderung kemungkinan timbulnya kecemburuan sosial.
kesulitan untuk terserap dalam sektor- Kedua, kemiskinan buatan, yakni
sektor yang memungkinkan mereka dapat kemiskinan yang terjadi karena struktur
mengembangkan usahanya. Jangankan untuk sosial yang ada membuat anggota atau
mengembangkan diri menuju ke taraf sejahtera, kelompok masyarakat tidak menguasai
sedangkan untuk bertahan menegakkan hidup sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara
fisiknya pada taraf yang sub-sisten saja bagi merata. Dengan demikian, sebagian anggota
keluarga miskin hampir-hampir merupakan masyarakat tetap miskin walaupun sebenarnya
hal yang mustahil, bila tidak ditopang oleh jumlah total produksi yang dihasilkan oleh
jaringan dan pranata sosial di lingkungan masyarakat tersebut bila dibagi rata dapat
sekitarnya. membebaskan semua anggota masyarakat

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 53


dari kemiskinan.  Kemiskinan buatan, dalam Selama golongan kecil yang kaya raya itu masih
banyak hal, terjadi bukan karena seorang menguasai berbagai kehidupan masyarakat,
individu atau anggota keluarga malas bekerja selama itu pula diperkirakan struktur sosial
atau karena mereka terus-menerus sakit. yang berlaku akan bertahan. Akibatnya
Berbeda dengan perspektif modernisasi yang terjadilah apa yang disebut dengan kemiskinan
cenderung memvonis kemiskinan bersumber struktural.
dari lemahnya etos kerja, tidak dimilikinya Golongan yang menderita kemiskinan
etika wirausaha atau karena budaya yang struktural itu, misalnya terdiri dari para
tidak terbiasa dengan kerja keras, kemiskinan petani yang tidak memiliki tanah sendiri,
buatan dalam perbincangan di kalangan atau para petani yang tanah miliknya kecil
ilmuwan sosial acapkali diidentikkan dengan sehingga hasilnya tidak mencukupi untuk
pengertian kemiskinan struktural. Menurut memberi makan kepada dirinya sendiri dan
Selo Soemardjan (1980), yang dimaksud dengan keluarganya. Termasuk golongan miskin lain
kemiskinan struktural adalah kemiskinan adalah kaum buruh yang tidak terpelajar dan
yang diderita oleh suatu golongan masyarakat, tidak terlatih, atau apa yang dengan kata asing
karena struktur sosial masyarakat itu tidak disebut unskilled labour. Golongan miskin ini
dapat ikut menggunakan sumber-sumber meliputi juga para pengusaha tanpa modal dan
pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi tanpa fasilitas dari pemerintah, yang sekarang
mereka. dapat dinamakan golongan ekonomi sangat
Secara teoritis, kemiskinan  buatan lemah.
atau kemiskinan struktural dapat diartikan Ciri utama dari kemiskinan struktural ialah
sebagai suasana kemiskinan yang dialami oleh tidak terjadinya, kalaupun terjadi sifatnya
suatu masyarakat yang penyebab utamanya lamban sekali, apa yang disebut sebagai
bersumber, dan oleh karena itu dapat dicari mobilitas sosial vertikal. Mereka yang miskin
pada struktur sosial yang berlaku sedemikian akan tetap hidup dengan kemiskinannya,
rupa keadaannya sehingga mereka yang sedangkan yang kaya akan tetap menikmati
termasuk ke dalam golongan miskin tampak kekayaannya. Mengapa bisa sampai begitu?
tidak berdaya untuk mengubah nasibnya dan Menurut pendekatan struktural, adalah
tidak mampu memperbaiki hidupnya. Struktur terletak pada kungkungan struktur sosial
sosial yang berlaku telah mengurung mereka yang menyebabkan mereka kekurangan hasrat
ke dalam suasana kemiskinan secara turun- untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
temurun selama bertahun-tahun. Sejalan Struktur sosial yang berlaku telah melahirkan
dengan itu, mereka hanya mungkin keluar berbagai corak rintangan yang menghalangi
dari penjara kemelaratan melalui suatu proses mereka untuk maju. Umpamanya kelemahan
perubahan struktur yang mendasar. ekonomi tidak memungkinkan mereka untuk
Kemiskinan struktural, biasanya terjadi memperoleh pendidikan yang berarti agar bisa
di dalam suatu masyarakat di mana terdapat melepaskan diri dari kemelaratan.
perbedaan yang tajam antara mereka yang Atas kelemahan konsep kemiskinan absolut
hidup melarat dengan mereka yang hidup tersebut, sangat dianjurkan bagi stakeholders
dalam kemewahan dan kaya raya. Mereka itu, di Kota Kediri untuk menggunakan konsep
walaupun merupakan mayoritas terbesar dari kemiskinan relatif sebagai pembanding. Data
masyarakat, dalam realita tidak mempunyai ini telah ada dan tersedia lengkap di 46 wilayah
kekuatan apa-apa untuk mampu memperbaiki kelurahan di Kota Kediri, berdasarkan hasil
nasib hidupnya. Sedangkan minoritas kecil sensus warga miskin melalui kegiatan pemetaan
masyarakat yang kaya raya biasanya berhasil swadaya yang diprakarsai oleh Program
memonopoli dan mengontrol berbagai Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
kehidupan, terutama segi ekonomi dan politik. (P2KP), atau yang kini dikenal dengan PNPM

ISSN: 1829-9571
54 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
Mandiri Perkotaan. Penggunaan data warga Sementara menurut Shardlow dalam
miskin hasil pemetaan swadaya tersebut dapat Adi (2008), pemberdayaan adalah bagaimana
direkomendasikan dengan pertimbangan individu, kelompok ataupun komunitas
bahwa; (i) Baik konsep kemiskinan absolut dan berusaha mengontrol kehidupan mereka
relatif keduanya menggunakan unit analisis sendiri dan mengusahakan untuk membentuk
yang sama, yaitu keluarga; (ii) Data tersedia masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
lengkap by name dan by address; (iii) Tersedia data Pemberdayaan merujuk pada pengertian
update yang secara berkala diperbarui setiap perluasan kebebasan memilih dan bertindak.
tahunnya melalui siklus review partisipatif; (iv) Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini
Dikelola oleh lembaga keswadayaan masyarakat sangat terbatas karena ketidakmampuan
yang representatif dan dapat dipertanggung- bersuara (voicelessness) dan ketidakberdayaan
jawabkan validitasnya, dan yang paling (powerlessness) dalam hubungannya dengan
mendasar (v) sesuai dengan kondisi nyata dan negara dan pasar. Karena kemiskinan
nilai-nilai sosial yang berlaku di lingkungan adalah multi-dimensi, masyarakat miskin
masyarakat. membutuhkan kemampuan pada tingkat
3. Pemberdayaan Masyarakat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan
Dalam konteks pembangunan, istilah perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti
pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah bertindak bersama untuk mengatasi masalah).
baru melainkan sudah sering dilontarkan Memberdayakan masyarakat miskin dan
semenjak adanya kesadaran bahwa faktor terbelakang menuntut upaya menghilangkan
manusia memegang peran penting dalam penyebab ketidakmampuan mereka
pembangunan. Carlzon dan Macauley meningkatkan kualitas hidupnya.
sebagaimana dikutip oleh Wasistiono (1998), Definisi pemberdayaan yang dikemukakan
mengemukakan bahwa yang dimaksud para pakar sangat beragam dan kontekstual.
dengan pemberdayaan adalah membebaskan Akan tetapi dari berbagai definisi tersebut,
seseorang dari kendali yang kaku, dan memberi dapat ditarik suatu benang merah bahwa
orang kebebasan untuk bertanggung jawab pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya untuk memampukan dan memandirikan
dan tindakan-tindakannya. Sementara dalam masyarakat. Atau dengan kata lain, adalah
sumber yang sama, Carver dan Clatter Back bagaimana menolong masyarakat untuk mampu
(1995) mendefinisikan pemberdayaan sebagai menolong dirinya sendiri. Pendekatan utama
upaya memberi keberanian dan kesempatan dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa
pada individu untuk mengambil tanggung- masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai
jawab perorangan guna meningkatkan dan proyek pembangunan, tetapi merupakan
memberikan kontribusi pada tujuan organisasi. subjek dari upaya pembangunannya sendiri.
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari
“empowerment”, pada intinya diartikan III. PEMBAHASAN
sebagai upaya untuk membantu klien A. Sebaran dan Jumlah Keluarga Miskin
memperoleh daya untuk mengambil keputusan Kemiskinan yang terjadi di masyarakat Betet
dan menentukan tindakan yanga akan ia kebanyakan berkaitan dengan kepemilikan
lakukan yang terkait dengan diri mereka, aset, sedangkan tingkat kepedulian masyarakat
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi cukup tinggi dan kerukunan di masyarakat
dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini masih terjaga. Sebaran keluarga miskin berada
dilakukan melalui peningkatan kemampuan menyebar di seluruh wilayah kelurahan dan
dan rasa percaya diri untuk menggunakan tidak membentuk kantong. Wilayah yang
daya yang ia miliki, antara lain transfer daya mempunyai keluarga miskin paling tinggi
dari lingkungan. yaitu RW 3, sedangkan RW yang tidak terdapat

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 55


kemiskinan di daerahnya berada di RW 9, RT 22 sekelompok orang dalam suatu asosiasi atau
dan RT 23, karena kawasan RT ini merupakan perkumpulan dalam melibatkan diri dalam suatu
kawasan perumahan Kelurahan Betet. jaringan hubungan sosial. Masyarakat selalu
Kondisi kemiskinan yang terjadi di berhubungan sosial dengan masyarakat yang
Kelurahan Betet, diketahui bahwa RT10 lain melalui berbagai variasi hubungan yang
mempunyai tingkat kemiskinan tertinggi, yaitu saling berdampingan dan dilakukan atas prinsip
sebesar 10,52% dan RT11 mempunyai tingkat kesukarelaan (voluntary), kesamaan (equality),
kemiskinan sebesar 7,58%. Tingkat kemiskinan kebebasan (freedom) dan keadaban (civility).
yang terendah di Kelurahan Betet adalah RT 22 Kemampuan anggota kelompok/masyarakat
dan 23, serta RW 09 dengan prosentase 0,00%. untuk selalu menyatukan diri dalam suatu pola
Kedua RT ini merupakan kawasan Perumahan hubungan yang sinergetis akan sangat besar
Betet Indah. Dari peta kondisi kemiskinan pengaruhnya dalam menentukan kuat tidaknya
sebagaimana yang telah diuraikan tersebut, modal sosial suatu kelompok.
maka langkah selanjutnya adalah memanfaatkan Dalam kontek penanggulangan kemiskinan
potensi yang ada pada masyarakat. Langkah di Kelurahan Betet, peran serta masyarakat
pemetaan potensi tersebut disebut pemetaan dalam program kemiskinan relatif tinggi.
swadaya. Dengan memanfaatkan potensi atau Keterlibatan tersebut dapat diciptakan karena
keswadayaan dapat ditemukan bagaimana adanya kebersamaan yang terus dibangun
strategi dalam penanggulangan kemiskinan. oleh masyarakat, maupun antara masyarakat
Pihak yang terlibat dalam aktivitas tersebut, dengan aparat kelurahan dalam berbagai
mulai dari rembug masyarakat di tingkat RT kesempatan, misalnya lewat pertemuan
hingga RW dan kelurahan. Keseluruhan tahapan rutin perbulan di kantor kelurahan maupun
tersebut difasilitasi oleh Lembaga Keswadayaan memanfaatkan pertemuan-pertemuan rutin
Masyarakat (LKM), bersama fasilitator atau keagamaan semacam pengajian, tahlil dan
pendamping. sejenisnya.
Dalam aktivitas penanggulangan Keguyuban yang tercipta di masyarakat
kemiskinan, LKM Betet bekerja sama dengan Betet relatif terjaga, mengingat Betet sebagai
tokoh masyarakat dan perangkat kelurahan. sebuah kelurahan dulunya adalah sebuah
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tujuan desa yang memilki kesejarahan dan nilai-
program tersebut yang menghendaki adanya nilai kebersamaan yang telah terbangun
partisipasi dan keterlibatan masyarakat sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian
sebesar-besarnya. Selain itu, bertitik tolak sebelumnya. Partisipasi tersebut juga muncul
dari pemikiran bahwa pembangunan yang saat kegiatan-kegiatan bersama digelar.
dilakukan tidak hanya berorientasi hasil tetapi Misalnya, saat penelitian ini bersamaan
juga memperhatikan proses. Dengan pratisipasi dengan pelaksanaan peringatan kemerdekaan
dan keterlibatan yang tinggi dalam aktivitas RI, yakni mengadakan jalan santai mengelilingi
ini, tidak saja sebuah aktivitas dapat mudah Desa Betet. Berdasarkan hasil pengamatan
dilakukan atau diselesaikan, namun juga peneliti, jumlah masyarakat yang terlibat
menyangkut kepercayaan yang sangat penting. sangat banyak. Kegiatan tersebut selain diikuti
Kepercayaan (trust) adalah bagian penting dari oleh anak-anak dan pemuda, juga diikuti oleh
modal sosial yang menjadikan sebuah program para orang tua, baik laki maupun perempuan.
dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan Hal ini membuktikan bahwa solidaritas sosial
pengguna, utamanya masyarakat miskin. masyarakat Betet masih tinggi dan terkelola
dengan baik.
B. Karakteristik Modal Sosial 1. Jaringan (Resiprocity)
Salah satu kunci keberhasilan membangun Menurut Agusyanto (2007), jaringan sosial
modal sosial terletak pula pada kemampuan merupakan suatu jaringan tipe khusus di mana

ISSN: 1829-9571
56 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
ada ikatan yang menghubungkan satu titik ke 2. Kepercayaan (Trust)
titik lain dalamnya hubungan sosial. Dalam Trust atau rasa percaya adalah suatu bentuk
hal ini, hubungan sosial diikat oleh adanya keinginan untuk mengambil resiko dalam
unsur kepercayaan yang mana kepercayaan hubungan-hubungan sosial yang didasari
itu dipertahankan oleh adanya norma-norma oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan
yang ada. Pada konsep jaringan sosial, terdapat melakukan sesuatu seperti yang diharapkan
unsur kerja melalui hubungan sosial yakni dan akan senantiasa bertindak dalam suatu
kerja sama. pola tindakan yang saling mendukung,
Karang Taruna Wijaya, Kelurahan paling tidak, yang lain tidak akan bertindak
Betet Kecamatan Santren Kota Kediri, telah merugikan diri dan kelompoknya (Robert
didirikan sejak tahun 2008. Untuk lebih D. Putnam, 1993, 1995, dan 2002). Dalam
mengikat solidaritas antar anggota, mereka pandangan Fukuyama (1995, 2002), trust adalah
merencanakan kegiatan rutin yang positif. sikap saling mempercayai di masyarakat yang
Salah satunya mengadakan pameran produk memungkinkan masyarakat tersebut saling
lokal berupa parut dan sulak. Sebelum acara bersatu dengan yang lain dan memberikan
rapat kerja di Karang Taruna Wijaya, biasanya kontribusi pada peningkatan modal sosial.
diadakan arisan sebagai sarana bertemu dan Ukuran kepercayaan antar individu dan
berkumpul. “Kalau bertemu hanya untuk rapat, antar kelompok di kelurahan Betet masih
lama-lama akan jenuh. Akhirnya disepakati tinggi. Hal ini bisa peneliti tunjukkan lewat
dalam persiapan rapat kerja sekalian dibentuk program PNPM dari aspek ekomomi, yaitu
kelompok arisan untuk menambah semangat melalui ekonomi bergulir. Dalam kegiatan
kita bertemu,” kata Hartono, Ketua Karang ini, masyarakat yang membutuhkan bantuan
Taruna Wijaya Kelurahan Betet. modal usaha dipersilahkan untuk membentuk
Dalam rapat kerja yang dilakukan secara Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
singkat pada bulan April, memunculkan yang anggotanya lima orang. Dalam KSM
keinginan untuk melakukan sebuah kegiatan tersebut, dibuat mekanisme peminjaman dan
rutin, baik mingguan, bulanan maupun pengembalian yang sudah diatur sebelumnya.
tahunan. Hasil raker menetapkan kegiatan Setelah sepuluh bulan, dan menginjak sepuluh
rutin mingguan berupa arisan, bulanan berupa bulan kedua, didapatkan fakta bahwa KSM
lintas alam yang diberi nama Kartapela, dalam mengelola pinjaman modal tidak ada
singkatan dari Karangtaruna Pecinta Alam, yang macet. Kalaupun ada kasus tidak bisa
dan untuk kegiatan tahunan masih seputar bayar cicilan hanya beberapa orang saja, itupun
Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN), tidak sampai mengganggu keuangan bersama.
seperti Agustusan, Mauludan dan lain-lain. Dari kasus tersebut, dapat disimpulkan
Selain itu juga melakukan kegiatan rutin bahwa ikatan kepercayaan yang dibangun
setiap hari secara berkelanjutan, misalnya masih cukup efektif dan bisa menjadi modal
rebana, band, kerajinan tangan, musik akustik berlangsungnya kegiatan tersebut hingga
tradisional, kerja bakti, olahraga, pelatihan sampai putaran yang baru. Karena perguliran
komputer, teater dan jalan santai. Kegiatan dana berjalan lancer dan tidak ada yang
harian ini bisa bersifat insidental. Mengapa macet, maka KSM yang bersangkutan dapat
semua ini dilakukan? Menurut Hartono, untuk mengajukan pinjaman modal lagi yang
menunjukkan eksistensi organisasi Karang jumlahnya lebih besar dari tahun sebelumnya.
Taruna dan menumbuhkan kreatifitas bagi 3. Norma Sosial.
anggota yang baru, di samping itu juga sebagai Norma-norma sosial akan sangat berperan
upaya mengorganisisr sumber daya lokal untuk dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku
dikembangkan. yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian
norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 57


yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh 4. Nilai-Nilai
anggota masyarakat pada suatu entitas Nilai adalah suatu ide yang telah turun
sosial tertentu. Norma-norma ini biasanya temurun dianggap benar dan penting oleh
terinstusionalisasi dan mengandung sangsi anggota kelompok masyarakat. Yang masuk
sosial yang dapat mencegah individu berbuat dalam kategori ini, termasuk nilai-nilai baik
sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang bersumber dari adat istiadat maupun
yang berlaku di masyarakatnya. Aturan-aturan dari agama atau kepercayaan. Mayoritas
kolektif tersebut biasanya tidak tertulis, tapi masyarakat Betet adalah memeluk agama
dipahami oleh setiap anggota rnasyarakatnya Islam, meskipun juga ada yang memeluk agama
dan menentukan pola tingkah laku yang Kristen dan Katolik. Nilai-nilai kebersamaan,
diharapkan dalam konteks hubungan sosial. kejujuran dan kerjasama sangat menonjol pada
Perwujudan pelaksanaan norma dalam masyarakat Betet. Hal ini peneliti temukan
praktek di Kelurahan Betet tidak selalu dalam saat mereka menggelar acara, selain dalam
bentuk manifest dan formal. Norma yang kepanitiaan melibatkan warga yang berbeda
dianut oleh masyarakat Betet lebih banyak agama juga dalam acara tersebut tidak jarang
terinternalisasi dalam setiap pribadi atau mengundang kesenian tradisi dari agama lain,
individu. Hal tersebut bisa dimaklumi karena misalnya saat jalan sehat bersama. Panitia
pada dasarnya setiap nilai dan norma yang juga mengundang kesenian Barongsai yang
berlaku di masyarakat dilakukan melalui proses merupakan produk kesenian agama Konghucu.
sosialisasi dan internalisasi sejak dini melalui Saat itu, kesenian Barongsai yang diundang
keluarga. Keberadaan dan fungsi keluarga berasal dari Klenteng Tridarma Kediri.
yang ada di masyarakat masih berjalan kuat, Sebagai gambaran tingginya tingkat
meski di sisi lain banyak mengalami tantangan kebersamaan dan toleransi masyarakat,
yang semakin tidak kecil, yaitu dengan berikut komentar aktivis pemuda, Hartono;
hadirnya media sebagai saluran informasi yang ”Kebersamaan di Betet sudah lama terbangun
mengusung norma-norma baru dalam ranah dan biasa mengundang lain agama untuk
internal mereka. terlibat dalam acara bersama. Di samping juga
Pernah suatu ketika di Betet digemparkan sudah ada peguyuban atau komunitas antar
dengan berita menyebarnya video porno yang agama yang di dalamnya berkumpul beragam
diklaim pelakunya dari Betet. Menanggapi hal latar belakang sosial dan ekonomi, serta
tersebut masyarakat terlihat sangat reaktif agama.”9
dalam mensikapinya, salah satunya adalah 5. Tindakan Proaktif
dengan melaporkan kepada pihak kepolisisan Salah satu unsur penting dari modal sosial
tentang kebenaran informasi tersebut. Apakah adalah keinginan yang kuat dari anggota
benar pelakunya dari masyarakat Betet. Setelah kelompok untuk tidak saja berpartisipasi,
diproses lebih lanjut oleh pihak kepolisian, tetapi senantiasa mencari jalan bagi
ternyata pelakunya bukan berasal dari Betet. keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan
Berdasarkan contoh kasus di atas, bahwa masyarakat. Ide dasar dari premis ini, bahwa
masyarakat masih memegang teguh norma. seseorang atau kelompok senantiasa kreatif
Karso, salah seorang warga mengatakan; dan aktif. Mereka melibatkan diri dan
“Menurut saya, kita semua jadi malu kalau mencari kesempatan-kesempatan yang dapat
memang berita tentang menyebarnya video memperkaya, tidak saja dan sisi material
porno tersebut benar. Lebih baik dia keluar tapi juga kekayaan hubungan-hubungan
saja dari Betet. Kita nggak mau desa ini dikotori sosial, dan menguntungkan kelompok, tanpa
oleh ulah oknum semacam itu”8 merugikan orang lain secara bersama-sama.
Mereka cenderung tidak menyukai bantuan-
8
Hasil wawancara tanggal 20 September 2015 9
Hasil wawancara tanggal 24 september 2015

ISSN: 1829-9571
58 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
bantuan yang sifatnya dilayani, melainkan seberapa besar modal sosial disertakan dalam
lebih memberi pilihan untuk lebih banyak setiap tahapannya. Berikut ini akan dijelaskan
melayani secara proaktif. Bentuk modal sosial peran modal sosial dan kontrubusinya dalam
ini biasa juga disebut bentuk modern dari setiap siklus atau tahapan.
suatu pengelompokan, group, asosiasi atau 1. Refleksi Kemiskinan
masyarakat. Prinsip-prinsip pengorganisasian Refleksi kemiskinan dilakukan untuk
yang dianut didasarkan pada prinsip menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat
universalisme tentang persamaan, kebebasan, terhadap akar penyebab masalah kemiskinan.
nilai-nilai kemajemukan dan kemanusiaan, Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena
terbuka dan mandiri. selama ini seringkali dalam berbagai program
Prinsip pertama yang dimiliki masyarakat yang menempatkan masyarakat sebagai
Betet, yaitu persamaan bahwasanya setiap ’objek’, masyarakat diajak untuk melakukan
anggota dalam suatu kelompok memiliki hak berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
dan kewajiban yang sama. Setiap keputusan mengetahui dan menyadari masalah yang
kelompok berdasarkan kesepakatan yang sebenarnya, masalah dirumuskan oleh ’orang
egaliter dari setiap anggota kelompok. Kedua, luar’. Kondisi tersebut menyebabkan dalam
adalah kebebasan bahwasannya setiap anggota pemecahan masalah, masyarakat hanya
kelompok bebas berbicara, mengemukakan sekedar melaksanakan kehendak ’orang luar’
pendapat dan ide yang dapat mengembangkan atau karena tergiur dengan ’iming – iming’
kelompok tersebut. Ketiga, adalah bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan
kemajemukan dan humanitarian. Bahwasanya karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan
nilai nilai kemanusiaan, penghormatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan
terhadap hak asasi setiap anggota dan orang masalah mereka.
lain merupakan prinsip-prinsip dasar dalam Metode yang digunakan dalam refleksi
pengembangan asosiasi, group, atau kelompok kemiskinan adalah FGD (focus group discussion)
melalui masyarakat tertentu. atau DKT (diskusi kelompok terarah). Focus
Di Kelurahan Betet, banyak kelompok Group Discussion atau Diskusi kelompok Terarah
sosial dibentuk dalam rangka untuk memuhi merupakan metodologi penelitian (wawancara
kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. kelompok) untuk menggali persepsi, pendapat
Bentuk-bentuk kelompok yang sudah ada dan harapan-harapan dari sekelompok
selalu melibatkan kalangan pemuda dan tokoh responden yang diwawancara. Apabila ingin
masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut mengetahui persepsi responden dari kelompok
sering mengadakan pertemuan dan sesekali tertentu secara khusus, maka FGD biasanya
mengadakan pertemuan bersama di tingkat dilakukan untuk kelompok khusus. Misalnya,
kelurahan. untuk mengetahui persepsi perempuan
terhadap air bersih, maka dilakukan hanya
C. Kontribusi dan Peran Modal Sosial dalam untuk kelompok perempuan dengan asumsi
Program Penanggulangan Kemiskinan bahwa kelompok laki-laki akan mempunyai
Kontribusi dan peran modal sosial persepsi yang berbeda dengan perempuan
dalam program penanggulangan kemiskinan terhadap air bersih.
senantiasa bervariatif tergantung kesungguhan Dalam pelaksanaan refleksi kemiskinan,
pelaksana program dalam mengikutsertakan ada 2 hal penting yang harus dilakukan, yaitu
hal tersebut dalam setiap tahapan, Dalam olah rasa dan olah pikir, sehingga pendalaman
program penanggulangan kemiskinan yang yang dilakukan melibatkan mental, rasa
dilakukan lewat PNPM Perkotaan, terdapat dan karsa. Yang pertama adalah olah pikir.
siklus atau tahapan yang harus dilalui. Siklus Proses ini merupakan analisis kritis terhadap
tersebut dapat menjadi ukuran atau indikator permasalahan kemiskinan yang dihadapi

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 59


masyarakat, untuk membuka mekanisme- mengambil langsung dari pengrajin di Betet
mekanisme yang selama ini sering tidak tergali dan diekspor ke Australia. Kendalanya untuk
dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis melakukan sendiri, sementara jaringan
terhadap permasalahan kemiskinan sering juga keluar itu belum dimiliki sehingga harus ada
disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari distributor sendiri yang melakukannya.
secara kritis hubungan sebab akibat, sampai Sumber daya yang dimiliki kelurahan Betet,
hal-hal yang paling dalam sehingga dapat menginspirasi pemuda Karangtaruna untuk
ditemukan akar permasalahan kemiskinan mengadakan pameran produk lokal sekaligus
yang sebenarnya. gebyar seni. Kegiatan ini bertujuan untuk
Kedua adalah olah rasa, yaitu upaya menumbuhkan kreatifitas pengurus Kartar
untuk merefleksikan ke dalam, terutama yang kedepannya akan membangun sendiri
yang menyangkut sikap dan perilaku mereka usaha bersama. Har, salah seorang responden
terhadap permasalahan kemiskinan. Upaya penelitian mengaskan; “Penampilan musik
olah rasa lebih menyentuh ’hati’ masing-masing rebana, musik akustik, musik tradisional
orang yang terlibat dalam proses refleksi kenthongan, teater, pameran lukisan, dan
untuk merenungkan apa yang telah diperbuat, pameran produk lokal diharapkan akan
sumbangan apa yang telah diberikan untuk menumbuhkan bakat-bakat baru bagi anggota
melakukan upaya penanggulangan kemiskinan Kartar”.
dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup Tanggapan Lurah Betet, Surono, terkait
masyarakat kegiatan yang dilakukan pemuda sangat
Dari olah pikir dan olah rasa di atas, positif. Di berujar; “Oke, kita akan usahakan
diharapkan cara pandang peserta yang terlibat sebagian pendanaan dari kelurahan karena
dalam diskusi akan berubah dan berimplikasi untuk tahun ini belum ada alokasi dana
pada: terkait kepemudaan. Sebab LPMK, lembaga
1. Kesadaran bahwa seharusnya mereka tidak pemberdayaan masyarakat kelurahan,
menjadi bagian yang menambah persoalan, sebagai pengelola anggaran kelurahan
tetapi merupakan bagian dari pemecahan belum mengalokasikan dana untuk kegiatan
masalah dengan cara berkehendak untuk karangtaruna atau pemuda.
memelihara nilai-nilai luhur kemanusiaan, 2. Pembentukan Kelompok Swadaya
2. Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap Masyarakat
dan perilaku yang sesuai dengan nilai- Di masyarakat pada umumnya telah ada
nilai luhur, merupakan awal dari banyak kelompok masyarakat, baik yang
tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat didirikan dan dikelola oleh masyarakat
menumbuhkan kepercayaan pihak luar sendiri, maupun oleh pihak-pihak tertentu
terhadap masyarakat setempat. yang punya kepedulian. Ketika PNPM-MP
Berbicara tentang sumber daya lokal, di juga menggunakan pendekatan kelompok,
Kelurahan Betet terdapat banyak sekali home maka PNPM-MP akan banyak membentuk
industry, seperti kopi bubuk gatut kaca, meubel, KSM, meskipun tidak menutup kemungkinan
perusahaan peleg (daur ulang), jok kendaraan, memaksimalkan kelompok-kelompok yang
parut, sulak, keset, dan masih banyak lagi. sudah ada. Ada kemungkinan kelompok
Untuk pengrajin sulak, bahkan melibatkan PNPM-MP agak berbeda dengan kelompok
warga sekitar untuk menjadi tenaga kerja lain yang sudah ada, karena KSM di PNPM-MP
borongan. adalah KSM yang terdiri dari warga miskin dan
Hasil produksi sulak Betet dipasarkan manfaatnya langsung dirasakan oleh warga
ke Jakarta, Bali, Tulungagung, Blitar, dan miskin.
Kediri sendiri. Untuk ekspornya dilakukan Terbentuknya KSM-KSM yang dibentuk
oleh tangan kedua, yakni distributor yang PNPM Mandiri Perkotaan akan terjadi di antara

ISSN: 1829-9571
60 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
kelompok-kelompok yang sudah eksis. Hal kesejahteraan, peningkatan wawasan dan
itu akan menambah dinamika di masyarakat pengetahuan serta keterampilan baik
karena antar kelompok akan bisa saling bersifat individu maupun kelompok
berinteraksi dan saling belajar. Bahkan, sangat 4) Berpartisipasi nyata. Setiap anggota
memungkinkan kelompok yang telah lama wajib berkontribusi kepada kelompok
eksis dan mempunyai banyak pengalaman bisa sebagai wujud komitmen dalam rangka
memberikan banyak masukan, bimbingan dan keswadayaan serta ikatan kelompok.
dorongan kepada kelompok baru. Sebaliknya, Berangkat dari kondisi tersebut, ada
kelompok yang sudah eksis juga bisa belajar dua alternatif yang bisa dilakukan program
dari kelompok PNPM Mandiri Perkotaan. penanggulangan kemiskinan ini, yaitu:
Dengan demikian, masing-masing kelompok pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok
bisa menggalang persatuan dan kekuatan yang sudah ada di masyarakat atau; kedua,
untuk menanggulangi masalah kemiskinan. membangun dan mendampingi kelompok-
Agar KSM dalam PNPM Mandiri kelompok baru. Setiap alternatif memiliki
Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi kekuatan dan kelemahan masing-masing.
pemberdayaan anggota, maka ada beberapa Bekerja dengan kelompok yang sudah ada di
prinsip yang perlu disepakati yang bisa masyarakat membuat program lebih efisien,
dijadikan pedoman di internal KSM, antara penerimaan masyarakat terhadap program
lain; berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan
1) Saling mempercayai dan saling sumber daya lokal lebih mungkin digalang.
mendukung. Sikap tersebut bisa membuat Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah
anggota mampu mengekspresikan memiliki nilai-nilai dan aturan main yang
gagasan, perasaan dan kekhawatirannya belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang
dengan nyaman. Setiap anggota KSM bebas diusung oleh program ini.
mengungkapkan pemikiran dan pendapat Apapun pilihan pendekatan yang diambil,
serta mengajukan usul dan saran yang apakah bekerja dengan kelompok yang ada
perlu dijadikan pembahasan dalam rapat atau membentuk baru, arah pendampingan
kelompok tanpa adanya rasa segan atau tetap ditujukan kepada penguatan kapasitas
adanya hambatan psikologis lainnya. kelompok sehingga mereka bisa membangun
2) Bebas dalam membuat keputusan. kultur kelompok yang lebih terbuka, adil,
Kelompok bebas menentukan dan bertanggungjawab dan mandiri. Kelompok-
memutuskan menurut kesepakatan kelompok masyarakat yang berhimpun
yang diambil oleh kelompok sendiri. untuk mencoba memecahkan permasalahan
Keputusan kelompok harus merupakan anggota secara bersama untuk menanggulangi
hasil dari permusyawaratan bersama dan kemiskinan disebut dengan “Kelompok
tidak diperkenankan adanya dominasi Swadaya Masyarakat” (KSM). Kelompok ini
dari perorangan atau beberapa orang harus menjamin kegiatannya berorientasi
yang bersifat pemaksaan kehendak atau untuk memecahkan permasalahan
intervensi dari pihak manapun dan dalam kemiskinan, artinya penerima manfaat primer
bentuk apapun. Kelompok juga berwenang dari kegiatan yang dilaksanakan adalah warga
untuk mengatur rumah tangga sendiri miskin yang sudah teridentifikasi dari hasil
sesuai dengan keputusan bersama pemetaan swadaya. Pengembangan KSM
3) Bebas dalam menetapkan kebutuhan. dengan menggunakan kelompok yang sudah
Dalam rangka peningkatan dan penguatan ada dan pembangunan KSM baru dimulai
kapasitasnya, KSM meningkatkan dengan Musyawarah.
dan menguatkan tingkat kemampuan Musyawarah pengembangan KSM ini
para anggotanya seperti: peningkatan merupakan kegiatan awal proses pembelajaran

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 61


di tingkat masyarakat bertumpu pada 4. Kemitraan (Channeling)
kelompok. Kegiatan ini merupakan proses Tahun 2011, LKM Sejahtera Kelurahan
identifikasi dan penentuan kelompok Betet melakukan kemitraan bersama Dinas
masyarakat yang akan didampingi. Keputusan Perikanan kota Kediri melalui kegiatan sosial
apakah satu kelompok bisa didampingi atau yang teraplikasikan melalui pelatihan budidaya
tidak harus merupakan kesepakatan bersama ikan lele. Sedangkan peran Dinas Perikanan
seluruh anggota kelompok dan pelaku dalam kemitraanya adalah melalui bantuan
program penanggulangan kemiskinan di bibit ikan, pelatihan budidaya dan Pembinaan
tingkat kelurahan/desa. Semua pihak harus Rutin di setiap bulannya,
bersepakat akan “substansi pesan”, tujuan, Tahun 2014, KSM Bintang Harapan dan Jaya
nilai, prinsip-prinsip dasar, serta peran dan Abadi sebagai binaan LKM Sejahtera melakukan
fungsi pengembangan KSM. kemitraan dengan Komisi PPAD melalui
3. Realisasi Penggunaan Dana Bantuan sosialisasi HIV AIDS sebagai dampak perilaku
Langsung Masyarakat (BLM) sosial. Peran Komisi PPAD memfasilitasi nara
Bantuan Langsung Masyarakat melalui sumber, tempat dan konsumsi. Selain itu, di
PNPM-MP yang telah di terima LKM Sejahtera tahun yang sama kedua KSM tersebut juga
Kelurahan Betet sebesar Rp. 1.200.000.000,- melakukan kemitraan dengan Dinas Pertanian
(Satu Milyar Dua Ratus Juta rupiah) yang telah dan Peternakan dengan melaksanakan
di salurkan mulai tahun 2009 sampai tahun Pelatihan Budidaya Ikan Hias Cupang. Peran
2014. Dana tersebut terinci sebagai berikut; dinas dalam hal ini adalah memberikan
tahun 2009 BLM yang diterima sebesar Rp. pelatihan dan juga bibit ikan cupang.
200.000.000,- (Dua Ratus juta rupiah), tahun Lemahnya modal sosial pada gilirannya juga
2010 BLM yang diterima Rp. 200.000.000,- mendorong pergeseran perilaku masyarakat
(Dua Ratus juta rupiah), tahun 2011 BLM yang yang semakin jauh dari semangat kemandirian,
diterima sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus kebersamaan dan kepedulian untuk mengatasi
juta rupiah), tahun 2012 BLM yang diterima persoalannya secara bersama. Kondisi modal
sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus juta sosial masyarakat yang melemah serta
rupiah), tahun 2013 BLM yang diterima sebesar memudar tersebut salah satunya disebabkan
Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus juta rupiah), oleh keputusan, kebijakan dan tindakan
tahun 2014 BLM yang diterima sebesar Rp. dari pengelola program kemiskinan dan
200.000.000,- (Dua Ratus juta rupiah) pemimpin-pemimpin masyarakat yang selama
Dana BLM LKM Sejahtera Kelurahan Betet ini cenderung tidak adil, tidak transparan dan
dimanfaatkan ke dalam kegiatan Tridaya tidak tanggung gugat. Akibatnya menimbulkan
pembangunan sebagai berikut: kecurigaan, ketidakpedulian dan skeptisme di
masyarakat.

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)


Pagu Pemanfaatan Tridaya (Rp) Pemanfaatan
Total (Rp)
Tahun Lingkungan Ekonomi Sosial BOP (Rp)

2009 120.750.000 55.000.000 16.750.000 7.500.000 200.000.000

2010 174.750.000   17.750.000 7.500.000 200.000.000

2011 152.800.000 20.000.000 19.700.000 7.500.000 200.000.000

2012 165.000.000 20.000.000 7.500.000 7.500.000 200.000.000

2013 180.000.000   12.500.000 7.500.000 200.000.000

2014 145.500.000   47.000.000 7.500.000 200.000.000

ISSN: 1829-9571
62 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
Keputusan, kebijakan dan tindakan yang keluarga miskin yang diidentifikasi masyarakat
tidak adil ini banyak terjadi di mana lembaga sendiri dan disepakati serta ditetapkan
kepemimpinan masyarakat yang ada belum bersama oleh masyarakat kelurahan, melalui
berdaya, karena dikelola oleh orang-orang yang proses musyawarah warga, refleksi kemiskinan
tidak berdaya yang tidak mampu menerapkan dan pemetaan swadaya berorientasi Indeks
nilai-nilai luhur dalam kebijakan-kebijakan Pembangunan Manusia, serta Tujuan
yang diputuskannya. Lembaga kepemimpinan Pembangunan Global (IPM-MDGs).
semacam ini pada umumnya memang tidak
mengakar. Pengurusnya tidak dipilih secara IV. KESIMPULAN
benar dan banyak menjadi perpanjangan Program penanggulangan kemiskinan
tangan pihak-pihak tertentu sehingga lebih melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan
berorientasi pada kepentingan pihak luar, Betet Kecamatan Pesantren Kota Kediri,
parsial atau bahkan untuk kepentingan dilaksanakan melalui serangkaian tahapan
pribadi dan kelompok tertentu. Mereka yang disebut siklus PNPM Mandiri Perkotaan,
kurang memiliki komitmen dan kepedulian mulai refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya,
pada masyarakat di wilayahnya, terutama penetapan rencana program jangka menengah
masyarakat miskin. Kondisi ini justru akan program penanggulangan kemiskinan yang
memperdalam krisis kepercayaan masyarakat disingkat PJM Pronangkis. Kegiatan siklus
terhadap berbagai lembaga kepemimpinan tersebut melibatkan partisipasi masyarakat,
masyarakat yang ada di wilayahnya. Kondisi termasuk keterlibatan keluarga miskin di
kelembagaan pimpinan masyarakat yang tidak dalamnya, yaitu mulai tahap perencanaan,
mengakar dan tidak dapat dipercaya tersebut tahap pelaksanaan dan tahap monitoring dan
pada umumnya tumbuh subur dalam situasi evaluasi.
di mana masyarakat secara umum memang Karakteristik modal sosial masyarakat
belum berdaya. Kelurahan Betet sudah tumbuh dan berkembang
Berikut dapat dilihat skema jauh sebelum program PNPM dilaksanakan.
penanggulangan kemiskinan melalui program Karakteristik modal sosial ini meliputi
PNPM perkotaan: kepercayaan (trust), jaringan yang telah

Penerima manfaat langsung dari dana BLM terbentuk, nilai dan norma yang terbangun,
yang disediakan melalui PNPM-MP adalah partisipasi dan tindakan pro-aktif. Keberadaan

Taufiq Al-Amin, Peran Modal Sosial dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 63


modal sosial ini berkontribusi positif dengan DAFTAR PUSTAKA
adanya program penanggulangan kemiskinan
yang menekankan keikutsertaan masyarakat
dalam beragam aktivitasnya.
Sementara itu, jaringan sosial dan Ali, M. Saleh, Penguatan Kelembagaan Lokal
kelembagaan yang dimiliki masyarakat Melalui Pendekatan Modal Sosial di Kabupaten
Kelurahan Betet juga sudah mulai terbangun Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Penelitian
lama di masyarakat. Jaringan sosial ini selalu Bappeda Kabupaten Mamuju Utara dengan
diperlukan dalam setiap aspek kehidupan Universitas Hasanuddin, 2009.
bersama, misalnya di bidang kesehatan, Andini, Mita dan Dyah Budiastuti, Analisis
keagaaman, pendidikan dan keamanan Pengaruh Kreativitas dan Perilaku Inovatif
lingkungan. Jaringan sosial dan kelembagaan Terhadap Kinerja Karyawan, Penelitian Binus
di masyarakat Kelurahan Betet tumbuh University, Jakarta, 2011.
seiring dengan perkembangan sosial budaya
masyarakat. Jaringan dan kelembagaan Asar, Muhammad, Dialektika Pengetahuan Lokal
tersebut bersifat non-formal atau kultural. dan Non Lokal. Studi Kasus Pasang Ri Kajang
Sedangkan jaringan dan kelembagaan yang dalam Pengelolaan Hutan Adat Ammatoa
bersifat formal mengikuti pola dan sistem (Disertasi), 2013.
pemerintahan di mana suatu program Chambers, R. Pembangunan Desa: Mulai Dari
membutuhkan pembentukan lembaga baru. Belakang, Jakarta: LP3ES, 1988.
Keberadaan modal sosial dalam program
Ibrahim, L. D. Memanfaatkan Modal Sosial
penanggulangan kemiskinan di Kelurahan
Komunitas Lokal dalam Program Kepedulian
Betet sangat besar peranannya. Hal ini
Korporasi. Jurnal Filantropi dan Masyarakat
dibuktikan dengan diterapkannya siklus PNPM
Madani GALANG. Vol.1.No. 2. Tahun 2006.
yang mengkonsepsikan pentingnya partisipasi
masyarakat mulai tahap perencanaan, Koentjaraningrat, Penduduk Indonesia; Masalah-
pelaksanaan dan evaluasi, sesuai dengan nilai Masalah Pembangunan, Bunga Rampai
dan norma sosial yang dimiliki masyarakat. Antropologi Terapan, Jakarta: LP3ES, 1984.
Salah satu peran modal sosial dalam program Lawang R, M,Z, Kapital Sosial dalam Perspektif
tersebut adalah tumbuhnya kepercayaan Sosiologik (Suatu Pengantar), Jakarta: Fisip
(trust) antar para pelaku program, pembagian UI Press, 2004.
tugas antar bidang dan tumbuhnya nilai-nilai
kebersamaan. Hal tersebut dapat diamati Pranadji, T., Model Pemberdayaan Masyarakat
melalui beragam kegiatan yang tercakup Perdesaan untuk Pengelolaan Agroekosistem
dalam tridaya, yaitu bidang pembangunan Lahan Kering (Studi Penguatan Modal Sosial
infra struktur lingkungan, bidang sosial dan dalam Desa-desa Hulu DAS Ex Proyek Bangun
bidang ekonomi. Desa, Kabupaten Gunung Kidul dan Ex Proyek
Pertanian Lahan Kering, Kabupaten Boyolali,
Disertasi IPB Bogor, tahun 2006.
Suandi, Modal Sosial dan Kesejahteraan Ekonomi
Keluarga di Daerah Perdesaan Provinsi Jambi
(Disertasi), tahun 2007,
Wafa, Ali. Urgensi Keberadaan Social Capital dalam
Kelompok-kelompok Sosial. Masyarakat,
Jurnal Fisip Universitas Indonesia. No.12.
tahun 2003.

ISSN: 1829-9571
64 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X

Anda mungkin juga menyukai