Taufiq Al-Amin*
Abstact
So far an approach in overcoming poverty, both at the national, regional and local, generally is with a purely
economic approach. The problem of poverty seems to be simply understood as a problem of lack of income, so
that the prevention programs which are carried out especially by the government focus only on the provision
of assistance in the field of capital, the provision of subsidies, aid equipment and the like. This paper uses the
form of social capital theory to understand, map out and promote poverty reduction by optimally utilizing social
capital in the community.
By utilizing social capital theory of Bourdieu, Coleman and Putnam, this research takes place in the Betet Village,
Pesantren, Kediri City as the unit of analysis. The basic consideration of the location chosen is that Betet village
is one of village areas in Kediri which implements poverty reduction programs since 2009 until now.
The result shows that the poverty reduction in Betet village is implemented through a series of stages called
PNPM Mandiri Urban cycle; it is started with a reflection of poverty, self power-mapping, determination of a
medium-term program of poverty reduction programs. The characteristics of social capital of Betet Village
community has grown and developed far before the PNPM program is implemented. The characteristics of social
capital includes trust, links that has formed, values and norms that are awakened, participation and pro-active
action. The existence of social capital contributes positively to their poverty reduction programs that emphasize
community participation in various activities.
Keywords: Poverty, social capital, empowerment, PNPM-MP
Abstrak
Selama ini pendekatan dalam mengatasi kemiskinan, baik di tingkat nasional, regional maupun
lokal, umumnya adalah dengan pendekatan ekonomi semata. Masalah kemiskinan sepertinya hanya
dipahami sebagai sebuah persoalan kekurangan pendapatan, sehingga program penanggulangan
yang dilakukan, khususnya yang dilakukan pemerintah, berkutat pada pemberian bantuan di bidang
permodalan, pemberian subsidi, bantuan peralatan dan semacamnya. Tulisan ini berupa menggunakan
teori modal sosial untuk memahami, memetakan dan mendorong pengetasan kemiskinan dengan
memanfaatkan modal sosial secara maksimal di masyarakat.
Dengan memanfaatkan teori modal sosial dari Bourdieu, Coleman dan Putnam, penelitian ini
mengambil lokasi di Kelurahan Betet Kecamatan Pesantren Kota Kediri sebagai unit analisis. Adapun
dasar pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut, antara lain bahwa Kelurahan Betet merupakan salah
satu wilayah kelurahan di Kota Kediri yang melaksanakan program penanggulangan kemiskinan
sejak tahun 2009 sampai sekarang.
Hasilnya, penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Betet dilaksanakan melalui serangkaian tahapan
yang disebut siklus PNPM Mandiri Perkotaan, mulai refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya,
penetapan rencana program jangka menengah program penanggulangan kemiskinan. Karakteristik
modal sosial masyarakat Kelurahan Betet sudah tumbuh dan berkembang jauh sebelum program
PNPM dilaksanakan. Karakteristik modal sosial ini meliputi kepercayaan (trust), jaringan yang
telah terbentuk, nilai dan norma yang terbangun, partisipasi dan tindakan pro-aktif. Keberadaan
modal sosial ini berkontribusi positif dengan adanya program penanggulangan kemiskinan yang
menekankan keikutsertaan masyarakat dalam beragam aktivitasnya.
Kata Kunci: Kemiskinan, modal sosial, pemberdayaan, PNPM-MP
*
Dosen STAIN Kediri
ISSN: 1829-9571
50 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
kerja (network) dan saling percaya (mutual masyarakat. Meskipun demikian, modal sosial
trust) di kalangan masyarakat.3 tidaklah sederhana, yang hanya sebagai jumlah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dari seluruh institusi yang ada, namun ia adalah
penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan juga semacam perekat yang mengikat semua
Betet Kecamatan Pesantren Kota Kediri. orang dalam masyarakat. Dalam social capital,
Adapun dasar pertimbangan dipilihnya lokasi dibutuhkan adanya nilai saling berbagi (shared
tersebut, antara lain bahwa Kelurahan Betet values) serta pengorganisasian peran-peran
merupakan salah satu wilayah kelurahan (rules) yang diekspresikan dalam hubungan-
di Kota Kediri yang melaksanakan program hubungan personal (personal relationships),
penanggulangan kemiskinan sejak tahun kepercayaan (trust), dan common sense tentang
2009 sampai sekarang. Selain itu, Kelurahan tanggung jawab bersama, sehingga masyarakat
Betet wilayahnya memiliki lahan pertanian bukan hanya sekedar kumpulan individu
cukup luas yakni 80,455 hektar ditambah luas belaka.5
ladangnya 47.030 hektar, namun dilihat dari Putnam (1995) mengartikan modal sosial
tingkat produktifitas penduduknya justru sebagai; “features of social organization such
rendah, yakni 59 Orang. Sedangkan dari sektor as networks, norms, and social trust that
industri produktifitasnya paling tinggi yakni facilitate coordination and cooperation for
593 Orang.4 Tulisan ini berfokus pada analisis mutual benefit”. (Modal sosial menjadi perekat
tentang karakteristik modal sosial yang dimiliki bagi setiap individu, dalam bentuk norma,
masyarakat Kelurahan Betet Kecamatan kepercayaan dan jaringan kerja, sehingga
Pesantren Kota Kediri, jaringan sosial dan terjadi kerjasama yang saling menguntungkan,
kelembagaan yang dimiliki, serta kontribusi untuk mencapai tujuan bersama). Hal ini juga
dan peranan modal sosial masyarakat melalui mengandung pengertian bahwa diperlukan
pengembangan kelembagaan sebagai upaya adanya suatu social networks dan etworks of civic
pengentasan kemiskinan. engagement, jaringan sosial yang ada dalam
masyarakat dan norma yang mendorong
II. METODE PENELITIAN produktivitas komunitas. Bahkan lebih jauh,
1. Modal Sosial Putnam melonggarkan pemaknaan asosiasi
Modal sosial (Social Capital) awalnya horisontal, tidak hanya yang memberi desireable
dipahami sebagai suatu bentuk di mana outcome (hasil pendapatan yang diharapkan)
masyarakat menaruh kepercayaan terhadap melainkan juga undesirable outcome (hasil
komunitas dan individu sebagai bagian tambahan).6
di dalamnya. Mereka membuat aturan Menurut Woolcock (dalam Winter, 2000),
kesepakatan bersama sebagai suatu nilai dalam konsep modal sosial pertama kali digunakan
komunitasnya. Di sini, aspirasi masyarakat oleh L. F. Hanifan pada tahun 1916 ketika
mulai terakomodasi, komunitas dan jaringan mempelajari bagaimana pengaruh sekolah
lokal (kelembagaan) teradaptasi sebagai desa (rural school) terhadap perkembangan
suatu modal pengembangan komunitas dan daerah bagian Barat Virginia. Bourdieu
pemberdayaan masyarakat. Menurut World (1986) mengemukakan, bahwa modal sosial
Bank (1998), modal sosial dalam lembaga merupakan sumberdaya dari suatu institusi
sosial di masyarakat yang terdiri dari moral, kelompok. Modal sosial merupakan jaringan
kepercayaan, jaringan, dan tindakan sosial 5
World Bank, The Initiative on Defining, Monitoring and
di dalamnya merupakan hal yang siginfikan Measuring Social Capital Text of Proposal Approved for Funding,
dalam pengembangan sosial dan ekonomi Social Capital Initiative Working Paper No.2, tahun 1998.
World Bank, Social Development Family, Environmentally and
3
Ali Wafa, Urgensi Keberadaan Social Capital dalam Kelompok- Socially Sustainable Development Network, June 1988.
kelompok Sosial Masyarakat, hlm. 45 6
Robert D. Putnam, Making Democracy Work: Civic Tradition
4
Data monografi Kelurahan Betet Kecamatan Pesantren in Modern Italy, hlm. 23
ISSN: 1829-9571
52 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
lebih dalam lagi, ketika melihatnya sebagai Definisi yang lebih lengkap tentang
sumber daya yang berfungsi pada level sosial. kemiskinan dikemukakan oleh John Friedman.
Ciri ini menjadikan penjelasan Putnam rentan Menurut Friedman (1979), kemiskinan adalah
pada tuduhan fungsionalisme, dan dapat ketidaksamaan untuk mengakumulasi basis
membantu menjelaskan penekanan yang terus kekuasaan sosial. Sementara yang dimaksud
dilakukannya pada sisi cemerlang modal sosial. basis kekuasaan sosial itu menurut Friedman
2. Kemiskinan meliputi. Pertama, modal produktif atas asset,
Di mata sebagian ahli, kemiskinan acapkali misalnya tanah, perumahan, peralatan, dan
didefinisikan semata hanya sebagai fenomena kesehatan. Kedua, sumber keuangan, seperti
ekonomi, dalam arti rendahnya penghasilan income dan kredit yang memadai. Ketiga,
atau tidak dimilikinya mata pencaharian organisasi sosial dan politik yang dapat
yang cukup mapan untuk tempat bergantung digunakan untuk mencapai kepentingan
hidup. Pendapat seperti ini, untuk sebagian bersama, seperti koperasi. Keempat, network
mungkin benar, tetapi diakui atau tidak kurang atau jaringan sosial untuk memperoleh
mencerminkan kondisi riil yang sebenarnya pekerjaan, barang-barang, pengetahuan dan
dihadapi keluarga miskin. Kemiskinan ketrampilan yang memadai. Kelima, informasi-
sesungguhnya bukan semata-mata kurangnya informasi yang berguna untuk kehidupan.
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup Menurut akar penyebab yang
pokok atau standar hidup layak, namun lebih melatarbelakanginya, secara teoritis
dari itu esensi kemiskinan adalah menyangkut kemiskinan dibedakan menjadi dua kategori.
kemungkinan atau probabilitas orang atau Pertama, kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan
keluarga miskin itu untuk melangsungkan yang timbul sebagai akibat sumber daya yang
dan mengembangkan usaha serta taraf langka jumlahnya dan/atau karena tingkat
kehidupannya. perkembangan teknologi yang sangat rendah.
Banyak bukti menunjukkan bahwa yang Artinya, faktor yang menyebabkan suatu
disebut orang atau keluarga miskin pada masyarakat menjadi miskin adalah secara
umumnya selalu lemah dalam kemampuan alami memang ada, dan bukan bahwa akan ada
berusaha dan terbatas aksesnya kepada kelompok atau individu di dalam masyarakat
kegiatan ekonomi sehingga seringkali makin tersebut yang lebih miskin dari yang lain.
tertinggal jauh dari masyarakat lain yang Mungkin saja dalam keadaan kemiskinan
memiliki potensi lebih tinggi. Studi yang alamiah tersebut akan terdapat perbedaan
dilakukan Wignjosoebroto dkk., (1992) tentang kekayaan, tetapi dampak perbedaan tersebut
kehidupan masyarakat rentan di Kotamadya akan diperlunak atau dieliminasi oleh adanya
Surabaya menemukan bahwa seseorang atau pranata-pranata tradisional, seperti pola
sebuah keluarga yang dalam kemiskinan, hubungan patron-client, jiwa gotong-royong,
mereka umumnya tidaklah banyak berdaya, dan sejenisnya yang fungsional untuk meredam
ruang geraknya serba terbatas, dan cenderung kemungkinan timbulnya kecemburuan sosial.
kesulitan untuk terserap dalam sektor- Kedua, kemiskinan buatan, yakni
sektor yang memungkinkan mereka dapat kemiskinan yang terjadi karena struktur
mengembangkan usahanya. Jangankan untuk sosial yang ada membuat anggota atau
mengembangkan diri menuju ke taraf sejahtera, kelompok masyarakat tidak menguasai
sedangkan untuk bertahan menegakkan hidup sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara
fisiknya pada taraf yang sub-sisten saja bagi merata. Dengan demikian, sebagian anggota
keluarga miskin hampir-hampir merupakan masyarakat tetap miskin walaupun sebenarnya
hal yang mustahil, bila tidak ditopang oleh jumlah total produksi yang dihasilkan oleh
jaringan dan pranata sosial di lingkungan masyarakat tersebut bila dibagi rata dapat
sekitarnya. membebaskan semua anggota masyarakat
ISSN: 1829-9571
54 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
Mandiri Perkotaan. Penggunaan data warga Sementara menurut Shardlow dalam
miskin hasil pemetaan swadaya tersebut dapat Adi (2008), pemberdayaan adalah bagaimana
direkomendasikan dengan pertimbangan individu, kelompok ataupun komunitas
bahwa; (i) Baik konsep kemiskinan absolut dan berusaha mengontrol kehidupan mereka
relatif keduanya menggunakan unit analisis sendiri dan mengusahakan untuk membentuk
yang sama, yaitu keluarga; (ii) Data tersedia masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
lengkap by name dan by address; (iii) Tersedia data Pemberdayaan merujuk pada pengertian
update yang secara berkala diperbarui setiap perluasan kebebasan memilih dan bertindak.
tahunnya melalui siklus review partisipatif; (iv) Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini
Dikelola oleh lembaga keswadayaan masyarakat sangat terbatas karena ketidakmampuan
yang representatif dan dapat dipertanggung- bersuara (voicelessness) dan ketidakberdayaan
jawabkan validitasnya, dan yang paling (powerlessness) dalam hubungannya dengan
mendasar (v) sesuai dengan kondisi nyata dan negara dan pasar. Karena kemiskinan
nilai-nilai sosial yang berlaku di lingkungan adalah multi-dimensi, masyarakat miskin
masyarakat. membutuhkan kemampuan pada tingkat
3. Pemberdayaan Masyarakat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan
Dalam konteks pembangunan, istilah perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti
pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah bertindak bersama untuk mengatasi masalah).
baru melainkan sudah sering dilontarkan Memberdayakan masyarakat miskin dan
semenjak adanya kesadaran bahwa faktor terbelakang menuntut upaya menghilangkan
manusia memegang peran penting dalam penyebab ketidakmampuan mereka
pembangunan. Carlzon dan Macauley meningkatkan kualitas hidupnya.
sebagaimana dikutip oleh Wasistiono (1998), Definisi pemberdayaan yang dikemukakan
mengemukakan bahwa yang dimaksud para pakar sangat beragam dan kontekstual.
dengan pemberdayaan adalah membebaskan Akan tetapi dari berbagai definisi tersebut,
seseorang dari kendali yang kaku, dan memberi dapat ditarik suatu benang merah bahwa
orang kebebasan untuk bertanggung jawab pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya untuk memampukan dan memandirikan
dan tindakan-tindakannya. Sementara dalam masyarakat. Atau dengan kata lain, adalah
sumber yang sama, Carver dan Clatter Back bagaimana menolong masyarakat untuk mampu
(1995) mendefinisikan pemberdayaan sebagai menolong dirinya sendiri. Pendekatan utama
upaya memberi keberanian dan kesempatan dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa
pada individu untuk mengambil tanggung- masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai
jawab perorangan guna meningkatkan dan proyek pembangunan, tetapi merupakan
memberikan kontribusi pada tujuan organisasi. subjek dari upaya pembangunannya sendiri.
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari
“empowerment”, pada intinya diartikan III. PEMBAHASAN
sebagai upaya untuk membantu klien A. Sebaran dan Jumlah Keluarga Miskin
memperoleh daya untuk mengambil keputusan Kemiskinan yang terjadi di masyarakat Betet
dan menentukan tindakan yanga akan ia kebanyakan berkaitan dengan kepemilikan
lakukan yang terkait dengan diri mereka, aset, sedangkan tingkat kepedulian masyarakat
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi cukup tinggi dan kerukunan di masyarakat
dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini masih terjaga. Sebaran keluarga miskin berada
dilakukan melalui peningkatan kemampuan menyebar di seluruh wilayah kelurahan dan
dan rasa percaya diri untuk menggunakan tidak membentuk kantong. Wilayah yang
daya yang ia miliki, antara lain transfer daya mempunyai keluarga miskin paling tinggi
dari lingkungan. yaitu RW 3, sedangkan RW yang tidak terdapat
ISSN: 1829-9571
56 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
ada ikatan yang menghubungkan satu titik ke 2. Kepercayaan (Trust)
titik lain dalamnya hubungan sosial. Dalam Trust atau rasa percaya adalah suatu bentuk
hal ini, hubungan sosial diikat oleh adanya keinginan untuk mengambil resiko dalam
unsur kepercayaan yang mana kepercayaan hubungan-hubungan sosial yang didasari
itu dipertahankan oleh adanya norma-norma oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan
yang ada. Pada konsep jaringan sosial, terdapat melakukan sesuatu seperti yang diharapkan
unsur kerja melalui hubungan sosial yakni dan akan senantiasa bertindak dalam suatu
kerja sama. pola tindakan yang saling mendukung,
Karang Taruna Wijaya, Kelurahan paling tidak, yang lain tidak akan bertindak
Betet Kecamatan Santren Kota Kediri, telah merugikan diri dan kelompoknya (Robert
didirikan sejak tahun 2008. Untuk lebih D. Putnam, 1993, 1995, dan 2002). Dalam
mengikat solidaritas antar anggota, mereka pandangan Fukuyama (1995, 2002), trust adalah
merencanakan kegiatan rutin yang positif. sikap saling mempercayai di masyarakat yang
Salah satunya mengadakan pameran produk memungkinkan masyarakat tersebut saling
lokal berupa parut dan sulak. Sebelum acara bersatu dengan yang lain dan memberikan
rapat kerja di Karang Taruna Wijaya, biasanya kontribusi pada peningkatan modal sosial.
diadakan arisan sebagai sarana bertemu dan Ukuran kepercayaan antar individu dan
berkumpul. “Kalau bertemu hanya untuk rapat, antar kelompok di kelurahan Betet masih
lama-lama akan jenuh. Akhirnya disepakati tinggi. Hal ini bisa peneliti tunjukkan lewat
dalam persiapan rapat kerja sekalian dibentuk program PNPM dari aspek ekomomi, yaitu
kelompok arisan untuk menambah semangat melalui ekonomi bergulir. Dalam kegiatan
kita bertemu,” kata Hartono, Ketua Karang ini, masyarakat yang membutuhkan bantuan
Taruna Wijaya Kelurahan Betet. modal usaha dipersilahkan untuk membentuk
Dalam rapat kerja yang dilakukan secara Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
singkat pada bulan April, memunculkan yang anggotanya lima orang. Dalam KSM
keinginan untuk melakukan sebuah kegiatan tersebut, dibuat mekanisme peminjaman dan
rutin, baik mingguan, bulanan maupun pengembalian yang sudah diatur sebelumnya.
tahunan. Hasil raker menetapkan kegiatan Setelah sepuluh bulan, dan menginjak sepuluh
rutin mingguan berupa arisan, bulanan berupa bulan kedua, didapatkan fakta bahwa KSM
lintas alam yang diberi nama Kartapela, dalam mengelola pinjaman modal tidak ada
singkatan dari Karangtaruna Pecinta Alam, yang macet. Kalaupun ada kasus tidak bisa
dan untuk kegiatan tahunan masih seputar bayar cicilan hanya beberapa orang saja, itupun
Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN), tidak sampai mengganggu keuangan bersama.
seperti Agustusan, Mauludan dan lain-lain. Dari kasus tersebut, dapat disimpulkan
Selain itu juga melakukan kegiatan rutin bahwa ikatan kepercayaan yang dibangun
setiap hari secara berkelanjutan, misalnya masih cukup efektif dan bisa menjadi modal
rebana, band, kerajinan tangan, musik akustik berlangsungnya kegiatan tersebut hingga
tradisional, kerja bakti, olahraga, pelatihan sampai putaran yang baru. Karena perguliran
komputer, teater dan jalan santai. Kegiatan dana berjalan lancer dan tidak ada yang
harian ini bisa bersifat insidental. Mengapa macet, maka KSM yang bersangkutan dapat
semua ini dilakukan? Menurut Hartono, untuk mengajukan pinjaman modal lagi yang
menunjukkan eksistensi organisasi Karang jumlahnya lebih besar dari tahun sebelumnya.
Taruna dan menumbuhkan kreatifitas bagi 3. Norma Sosial.
anggota yang baru, di samping itu juga sebagai Norma-norma sosial akan sangat berperan
upaya mengorganisisr sumber daya lokal untuk dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku
dikembangkan. yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian
norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan
ISSN: 1829-9571
58 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
bantuan yang sifatnya dilayani, melainkan seberapa besar modal sosial disertakan dalam
lebih memberi pilihan untuk lebih banyak setiap tahapannya. Berikut ini akan dijelaskan
melayani secara proaktif. Bentuk modal sosial peran modal sosial dan kontrubusinya dalam
ini biasa juga disebut bentuk modern dari setiap siklus atau tahapan.
suatu pengelompokan, group, asosiasi atau 1. Refleksi Kemiskinan
masyarakat. Prinsip-prinsip pengorganisasian Refleksi kemiskinan dilakukan untuk
yang dianut didasarkan pada prinsip menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat
universalisme tentang persamaan, kebebasan, terhadap akar penyebab masalah kemiskinan.
nilai-nilai kemajemukan dan kemanusiaan, Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena
terbuka dan mandiri. selama ini seringkali dalam berbagai program
Prinsip pertama yang dimiliki masyarakat yang menempatkan masyarakat sebagai
Betet, yaitu persamaan bahwasanya setiap ’objek’, masyarakat diajak untuk melakukan
anggota dalam suatu kelompok memiliki hak berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
dan kewajiban yang sama. Setiap keputusan mengetahui dan menyadari masalah yang
kelompok berdasarkan kesepakatan yang sebenarnya, masalah dirumuskan oleh ’orang
egaliter dari setiap anggota kelompok. Kedua, luar’. Kondisi tersebut menyebabkan dalam
adalah kebebasan bahwasannya setiap anggota pemecahan masalah, masyarakat hanya
kelompok bebas berbicara, mengemukakan sekedar melaksanakan kehendak ’orang luar’
pendapat dan ide yang dapat mengembangkan atau karena tergiur dengan ’iming – iming’
kelompok tersebut. Ketiga, adalah bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan
kemajemukan dan humanitarian. Bahwasanya karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan
nilai nilai kemanusiaan, penghormatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan
terhadap hak asasi setiap anggota dan orang masalah mereka.
lain merupakan prinsip-prinsip dasar dalam Metode yang digunakan dalam refleksi
pengembangan asosiasi, group, atau kelompok kemiskinan adalah FGD (focus group discussion)
melalui masyarakat tertentu. atau DKT (diskusi kelompok terarah). Focus
Di Kelurahan Betet, banyak kelompok Group Discussion atau Diskusi kelompok Terarah
sosial dibentuk dalam rangka untuk memuhi merupakan metodologi penelitian (wawancara
kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. kelompok) untuk menggali persepsi, pendapat
Bentuk-bentuk kelompok yang sudah ada dan harapan-harapan dari sekelompok
selalu melibatkan kalangan pemuda dan tokoh responden yang diwawancara. Apabila ingin
masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut mengetahui persepsi responden dari kelompok
sering mengadakan pertemuan dan sesekali tertentu secara khusus, maka FGD biasanya
mengadakan pertemuan bersama di tingkat dilakukan untuk kelompok khusus. Misalnya,
kelurahan. untuk mengetahui persepsi perempuan
terhadap air bersih, maka dilakukan hanya
C. Kontribusi dan Peran Modal Sosial dalam untuk kelompok perempuan dengan asumsi
Program Penanggulangan Kemiskinan bahwa kelompok laki-laki akan mempunyai
Kontribusi dan peran modal sosial persepsi yang berbeda dengan perempuan
dalam program penanggulangan kemiskinan terhadap air bersih.
senantiasa bervariatif tergantung kesungguhan Dalam pelaksanaan refleksi kemiskinan,
pelaksana program dalam mengikutsertakan ada 2 hal penting yang harus dilakukan, yaitu
hal tersebut dalam setiap tahapan, Dalam olah rasa dan olah pikir, sehingga pendalaman
program penanggulangan kemiskinan yang yang dilakukan melibatkan mental, rasa
dilakukan lewat PNPM Perkotaan, terdapat dan karsa. Yang pertama adalah olah pikir.
siklus atau tahapan yang harus dilalui. Siklus Proses ini merupakan analisis kritis terhadap
tersebut dapat menjadi ukuran atau indikator permasalahan kemiskinan yang dihadapi
ISSN: 1829-9571
60 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
kelompok-kelompok yang sudah eksis. Hal kesejahteraan, peningkatan wawasan dan
itu akan menambah dinamika di masyarakat pengetahuan serta keterampilan baik
karena antar kelompok akan bisa saling bersifat individu maupun kelompok
berinteraksi dan saling belajar. Bahkan, sangat 4) Berpartisipasi nyata. Setiap anggota
memungkinkan kelompok yang telah lama wajib berkontribusi kepada kelompok
eksis dan mempunyai banyak pengalaman bisa sebagai wujud komitmen dalam rangka
memberikan banyak masukan, bimbingan dan keswadayaan serta ikatan kelompok.
dorongan kepada kelompok baru. Sebaliknya, Berangkat dari kondisi tersebut, ada
kelompok yang sudah eksis juga bisa belajar dua alternatif yang bisa dilakukan program
dari kelompok PNPM Mandiri Perkotaan. penanggulangan kemiskinan ini, yaitu:
Dengan demikian, masing-masing kelompok pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok
bisa menggalang persatuan dan kekuatan yang sudah ada di masyarakat atau; kedua,
untuk menanggulangi masalah kemiskinan. membangun dan mendampingi kelompok-
Agar KSM dalam PNPM Mandiri kelompok baru. Setiap alternatif memiliki
Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi kekuatan dan kelemahan masing-masing.
pemberdayaan anggota, maka ada beberapa Bekerja dengan kelompok yang sudah ada di
prinsip yang perlu disepakati yang bisa masyarakat membuat program lebih efisien,
dijadikan pedoman di internal KSM, antara penerimaan masyarakat terhadap program
lain; berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan
1) Saling mempercayai dan saling sumber daya lokal lebih mungkin digalang.
mendukung. Sikap tersebut bisa membuat Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah
anggota mampu mengekspresikan memiliki nilai-nilai dan aturan main yang
gagasan, perasaan dan kekhawatirannya belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang
dengan nyaman. Setiap anggota KSM bebas diusung oleh program ini.
mengungkapkan pemikiran dan pendapat Apapun pilihan pendekatan yang diambil,
serta mengajukan usul dan saran yang apakah bekerja dengan kelompok yang ada
perlu dijadikan pembahasan dalam rapat atau membentuk baru, arah pendampingan
kelompok tanpa adanya rasa segan atau tetap ditujukan kepada penguatan kapasitas
adanya hambatan psikologis lainnya. kelompok sehingga mereka bisa membangun
2) Bebas dalam membuat keputusan. kultur kelompok yang lebih terbuka, adil,
Kelompok bebas menentukan dan bertanggungjawab dan mandiri. Kelompok-
memutuskan menurut kesepakatan kelompok masyarakat yang berhimpun
yang diambil oleh kelompok sendiri. untuk mencoba memecahkan permasalahan
Keputusan kelompok harus merupakan anggota secara bersama untuk menanggulangi
hasil dari permusyawaratan bersama dan kemiskinan disebut dengan “Kelompok
tidak diperkenankan adanya dominasi Swadaya Masyarakat” (KSM). Kelompok ini
dari perorangan atau beberapa orang harus menjamin kegiatannya berorientasi
yang bersifat pemaksaan kehendak atau untuk memecahkan permasalahan
intervensi dari pihak manapun dan dalam kemiskinan, artinya penerima manfaat primer
bentuk apapun. Kelompok juga berwenang dari kegiatan yang dilaksanakan adalah warga
untuk mengatur rumah tangga sendiri miskin yang sudah teridentifikasi dari hasil
sesuai dengan keputusan bersama pemetaan swadaya. Pengembangan KSM
3) Bebas dalam menetapkan kebutuhan. dengan menggunakan kelompok yang sudah
Dalam rangka peningkatan dan penguatan ada dan pembangunan KSM baru dimulai
kapasitasnya, KSM meningkatkan dengan Musyawarah.
dan menguatkan tingkat kemampuan Musyawarah pengembangan KSM ini
para anggotanya seperti: peningkatan merupakan kegiatan awal proses pembelajaran
ISSN: 1829-9571
62 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X
Keputusan, kebijakan dan tindakan yang keluarga miskin yang diidentifikasi masyarakat
tidak adil ini banyak terjadi di mana lembaga sendiri dan disepakati serta ditetapkan
kepemimpinan masyarakat yang ada belum bersama oleh masyarakat kelurahan, melalui
berdaya, karena dikelola oleh orang-orang yang proses musyawarah warga, refleksi kemiskinan
tidak berdaya yang tidak mampu menerapkan dan pemetaan swadaya berorientasi Indeks
nilai-nilai luhur dalam kebijakan-kebijakan Pembangunan Manusia, serta Tujuan
yang diputuskannya. Lembaga kepemimpinan Pembangunan Global (IPM-MDGs).
semacam ini pada umumnya memang tidak
mengakar. Pengurusnya tidak dipilih secara IV. KESIMPULAN
benar dan banyak menjadi perpanjangan Program penanggulangan kemiskinan
tangan pihak-pihak tertentu sehingga lebih melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan
berorientasi pada kepentingan pihak luar, Betet Kecamatan Pesantren Kota Kediri,
parsial atau bahkan untuk kepentingan dilaksanakan melalui serangkaian tahapan
pribadi dan kelompok tertentu. Mereka yang disebut siklus PNPM Mandiri Perkotaan,
kurang memiliki komitmen dan kepedulian mulai refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya,
pada masyarakat di wilayahnya, terutama penetapan rencana program jangka menengah
masyarakat miskin. Kondisi ini justru akan program penanggulangan kemiskinan yang
memperdalam krisis kepercayaan masyarakat disingkat PJM Pronangkis. Kegiatan siklus
terhadap berbagai lembaga kepemimpinan tersebut melibatkan partisipasi masyarakat,
masyarakat yang ada di wilayahnya. Kondisi termasuk keterlibatan keluarga miskin di
kelembagaan pimpinan masyarakat yang tidak dalamnya, yaitu mulai tahap perencanaan,
mengakar dan tidak dapat dipercaya tersebut tahap pelaksanaan dan tahap monitoring dan
pada umumnya tumbuh subur dalam situasi evaluasi.
di mana masyarakat secara umum memang Karakteristik modal sosial masyarakat
belum berdaya. Kelurahan Betet sudah tumbuh dan berkembang
Berikut dapat dilihat skema jauh sebelum program PNPM dilaksanakan.
penanggulangan kemiskinan melalui program Karakteristik modal sosial ini meliputi
PNPM perkotaan: kepercayaan (trust), jaringan yang telah
Penerima manfaat langsung dari dana BLM terbentuk, nilai dan norma yang terbangun,
yang disediakan melalui PNPM-MP adalah partisipasi dan tindakan pro-aktif. Keberadaan
ISSN: 1829-9571
64 Realita Vol. 14 No. 1 Januari 2016 | 49-64 e-ISSN: 2502-860X