Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kimia Teknik

Makromolekul (Polimer)

Oleh:
Riasty Purwandari
K2512059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
MAKROMOLEKUL (POLIMER)

A. Pengelompokan Polimer
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat
digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya
terhadap panas dan reaksi pembentukannya.

a. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan
polimer sintesis.

1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh


1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam Kondensasi Susu, daging, telur, wol,
amino sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA
(sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam


kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta
lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein
bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer
alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak,
sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan
yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di
alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah
melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer
sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat
dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh
polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis
yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya pembentukan
serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli
kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis
untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

No Polimer Monomer Terdapat pada


1. Polietena Etena Kantung, kabel
plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol
plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis
lantai
4. Polivinil Vinil alcohol Bak air
alcohol
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti
lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena Pipa rekam magnetik,
glikol kain atau tekstil (wol
sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan Tekstil
heksametilena diamin
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas
melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol Penyalut cat (cat
sekunder epoksi)

b. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya


Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi
polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer)
membentuk molekul yang besar (polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

1) Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang
bertambah di dalam senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi
pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak
jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan
dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal
(ikatan jenuh). Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang
ikatan karbon berikatan rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer
adisi ini biasanya identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat
dengan polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida,
teflon dan poliisoprena.

Berikut beberapa contoh pembentukannya :


a. Pembentukan polietena (polietilena) dari etena (etilena)
O2
nCH2 = CH2 - (CH2 - CH2)n -
etena tegangan tinggi polietena

b. Pembentuka teflon dari tetrafluoro etena

nCF2 = CF2 - (CF2 - CF2)n –


tetrafluoroetena politetraetilena (teflon)

c. Pembentukan polivinil dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)

nCH2 = CH2 - (CH2 - CH)n –

Cl Cl
d. Pembentukan polisoprena dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)
CH3 CH3

nH2C = C – CH = CH2 - (HC = C - CH = CH)n -

Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari


nomor 1 dan C nomor 3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C
nomor 3 membentuk ikatan rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping dan
monomernya harus mengandung ikatan rangkap. Contoh polimer adisi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Monomer Polimer Nama polimer Kegunaan


Polietilena Tas plastik, botol,
mainan, isolasi
listrik
Polipropilena Karpet plastik,
botol
Polistirena Pernis kayu,
styrofoam, isolasi
plastik, gelas
plastik, mainan,
bahan pengepakkan
Polivinil klorida Pipa, genteng
plastik
Polivinil dienklorida Plastik wrap
Politetraetilena Alat masak, isolasi
(teflon) listrik (penutup
kabel)
Poliakrilonitril Wig (rambut palsu),
cat, benang
Polivinilasetat Tekstil, gumresin,
cat
Polimetilmetakrilat Bahan pembuat
gelas, pembuat bola
bowling

2) Polimer kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara
kedua monomernya. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan
polimer dari monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya,
senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida merupakan senyawa
biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi kondensasi. Berikut beberapa
contoh pembentukan polimerisasi kondensasi :

a) Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace Hume
Carothers di tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan Du Pont. Polimer nilon
dibentuk dari monomer asam 6-aminoheksanoat (HOOCCH2(CH2)3CH2NH2).
Dalam polimerisasi ini, gugus karboksil dari monomer berikatan dengan gugus
amino dari monomer tersebut.

b) Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron


Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2 polimer
berlainan, yaitu dari etilena glikol (polialkohol) dengan dimetil tereftalat (senyawa
ester).

Dari contoh-contoh reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa polimerisasi


kondensasi akan menghasilkan molekul kecil air dan monomernya mempunyai
gugus fungsi pada kedua ujung rantainya. Apabila dirumuskan, secara umum
reaksinya adalah sebagai berikut :

n monomer → 1 polimer + (n - 1) H2O

c) Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya


Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer
dan kopolimer.

1) Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya,
selulosa dan protein.

(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan
membentuk polimer yang berikatan tunggal.

2) Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang
monomernya tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol
formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan
tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul
yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan
proses pembentukan striktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-
sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur
rantai molekul polimer tidak beraturan 9produk polimerisasi tanpa katalis) adalah
sebagai berikut :

(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur
molekul yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer
teratur (produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :

Sistem blok :

(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok

Sistem berseling :

(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling

d) Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas
polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting
(tahan panas, seperti melamin).

1) Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak
kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

2) Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang.
Contohnya melamin dan bakelit.

B. Polimer Buatan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer
buatan. Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita :
1) Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Cara Membuat Plastik


Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern
selama beberapa dekade. Dari alat rumah tangga hingga suku cadang mobil,
plastik telah menyediakan bahan terjangkau namun kuat untuk berbagai peralatan
yang digunakan manusia. Meskipun umum ditemukan, banyak orang masih
bertanya-tanya bagaimana plastik dibuat.

Sementara proses akan bervariasi tergantung pada jenis produk akhir, ada
beberapa langkah dasar yang sama dalam pembuatan berbagai jenis barang
plastik. Untuk menjawab pertanyaan “bagaimana plastik dibuat”, penting untuk
mengetahui apa sebenarnya plastik itu sendiri. Plastik adalah salah satu bentuk
polimer yang terdiri dari rantai panjang atau rangkaian molekul yang lebih kecil
yang dikenal sebagai monomer.

Monomer tersusun dari atom yang biasanya diambil dari bahan alami atau
organik dan sering diklasifikasikan sebagai petrokimia. Segala macam monomer
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan plastik. Minyak mentah dan gas alam
merupakan sumber pembuat monomer populer yang meliputi jenis stirena, vinil
klorida, dan vinil asetat.

Polimer dibuat dengan merangkaikan rantai monomer yang dapat


dilakukan dengan metode thermosetting dan thermoplastic. Pada metode
thermosetting, monomer cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan dingin.
Monomer cair memiliki bentuk permanen sehingga produk yang dihasilkan
bersifat tahan lama. Dengan pendekatan thermoplastic, monomer cair dipanaskan
dan perlahan-lahan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, produk
kemudian didinginkan hingga menjadi item yang diinginkan.

Sementara plastik umumnya dianggap sebagai produk yang murah, plastik


dapat pula diproses menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Plastik dapat diolah
lebih lanjut sehingga memiliki karakteristik tahan panas maupun
dingin. Komponen mobil atau pesawat terbang merupakan contoh plastik yang
memiliki kualitas tinggi.

FUNGSI PLASTIK
Bentuk plastik yang bersifat mewadahi, kedap
u d a r a , d a n m e l i n d u n g menjadikan plastik mempunyai banyak
kegunaan atau fungsi, diantaranya yaitu:
 Memberi identitas pada makanan, seperti yang
t e r d a p a t d a l a m kemasan makanan atau minuman
s e b a g a i t a n d a m e r k / i d e n t i t a s makanan tersebut.
 Menolong produsen dalam menjual produk, sebagai media promosi.
 Efisien untuk mengemas produk-produk makanan dan minuman.
 Digunakan untuk perabotan rumah tangga, seperti lemari, kursi.
 Digunakan untuk peralatan dapur, seperti baskom,
p i r i n g , g e l a s , mangkuk.
 Digunakan untuk peralatan kantor, seperti pensil, pulpen

Perawatan Komponen Plastik, Chrome & Karet

Komponen-komponen pada motor seperti plastik panel Instrumen, semua terbuka


terhadap alam sekitar, terkena panas sinar matahari dan juga hujan. Untuk itu
perawatan eksra mutlak diperlukan.

Kategori : Perawatan khusus pehobi yang membutuhkan ketelatenan dan cukup


memakan waktu.

1. Perawatan Plastik Panel : Plastik warna hitam / abu-abu tua pada sisi panel
meter cluster serta plastik-plastik pada bagian lain motor yang terkena sinar
matahari langsung berisiko mengalami degradasi lebih cepat karena radiasi sinar
ultraviolet, ditambah juga faktor air hujan. Untuk melindungi plastik-plastik
tersebut bisa kita berikan zat protectant seperti misalnya Autoglym Vinyl &
Rubber Care (logo kotak kuning) / Optimum Protectant Plus / Armor All / obat-
obat lain yang sekelas.

2. Perawatan Plastik Mika Bening pada Speedometer : Bisa diberikan juga sedikit
Protectant seperti poin no. 1, sedikit saja, kemudian lap sampai bening dengan lap
Micro Fibre (Apply Zat Protectant-nya dilap Micro Fibre).

Jika plastik mika bening tersebut mulai kusam atau ada baret, maka bisa gunakan
Meguiar Clear plastik Cleaner dan Meguiar Clear plastik Polish atau Meguiar
PlastX atau obat lain yang memiliki fungsi sama.

Hal ini termasuk jika Motor Anda menggunakan plastik mika bening sebagai
“Mini Windshield” yang biasa terpasang di atas lampu depan.

3. Perawatan Aksesoris Chrome : Untuk aksesoris Chrome bisa menggunakan


obat khusus untuk perawatan Metal / Chrome seperti Autoglym Metal Polish /
Optimum Metal Polish dan jika ingin diberi sedikit wax untuk perlindungan bisa
berikan Collinite Metal Wax no. 850 atau SmartWax – SmartDetail. Apply dengan
lap Micro Fibre.

4. Perawatan Komponen Karet : Bisa gunakan protectant seperti pada poin no. 1.
5. Perawatan Pelek Tipe Metal Finish (warna logam asli) atau Chrome : Bisa
terapkan metode seperti pada poin no. 3.

6. Perawatan Cat : Perawatan cat motor sama halnya seperti perawatan cat mobil,
akan kami bahas di waktu mendatang.

Catatan penting : Tempat duduk / grip / handle kopling dan rem / injakan kaki
jangan diberi protectant karena akan membuatnya menjadi licin.

Heat Sink mesin (mesin Air Cooled) jangan diberi wax, karena permukaan sirip-
sirip Heat Sink harus ter-expose total terhadap udara, agar proses pertukaran
panas optimal.

Merek-merek obat Protectant atau pembersih yang kami sebut di atas bukanlah
untuk tujuan promosi, hal itu semata-mata demi memudahkan pengguna saja.
(http://solusisahabat.com/forum/archive/index.php/t-728.html)

2) Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-
ahli kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk
mempercepat perolehan kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar
monomer, seperti butadiene dan stirena denganm cara kopolimerisasi.

Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya


SBR (stirena-butadiena rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S.
tidak seperti polimer lain yang monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan
antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 3:1, sedangkan Buna-S perbandingan
antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer tersebutb merupakan karet
sintetis yang kuat hamper menyamai karet alam karena resisten oksidasi dan
abrasi dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat di
cross-linked kan dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak
digunakan sebagai ban mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan
rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan
kembali pada bentuk semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene
yang berasal dari monomer kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.

Jenis Karet
Karet Alam
Karet alam ialah jenis karet pertama yang ditemukan oleh manusia. setelah
penemuan proses vulkanisasi yang membuat sifat karet menjadi tidak terpengaruh
suhu, maka karet mulai degemari untuk digunakan, seperti sol sepatu, telapak ban,
dll. salah satu sifat karet alam yang sampai saat ini sulit disaingi oleh sintetik ialah
kepegasan pantul yang baik sekali, sehingga heat build up yang dihasilkan juga
rendah, dan sifat ini sangat diperlukan untuk barang jadi karet (vulkanisat) yang
kerjanya mengalami hentakan berulang-ulang, contok aplikasinya ialah ban truk
dan ban pesawat terbang. Tetapi karet alam mempunyai kelemahan yang
mengakibatkan mulai digemarinnya penggunaan keret sintetik, yaitu kurang tahan
terhadap panas dan minyak.

Karet Sintetik
Dimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang
lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. saat ini telah ada belasan jenis
karet sintetik dengan berbagai karakteristiknya, dan terus bertambah.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia. sehingga boleh
dikata bahwa untuk keperluan teknik (engineering) tidak ada pilihan lain selain
menggunakan karet alam. Sejalan dengan digunakannya karet alam untuk
berbagai keperluan, maka mulai ditemukan kelemahan2 karet alam yang
menyebabkan para ilmuwan berusaha keras untuk menciptakan jenis-jenis karet
sintetik tertentu untuk menggantikan karet alam, antara lain

1. SBR dengan berbagai variasinya


2. IR dengan berbagai variasinya
3. NBR dengan berbagai variasinya
4. EPDM dengan berbagai variasinya
5. Neoprene dengan berbagai variasinya
6. Butyl dengan berbagai variasinya
7. Hypalon dengan berbagai variasinya
8. Silicone dengan berbagai variasinya
9. Urethane dengan berbagai variasinya
10.Fluorocarbon (viton) dengan berbagai variasinya, dan masih banyak jenis karet
lainnya yang terus bermunculan.

3) Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat
memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat,
sangat lentur dan transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis
dan membuat lembaran film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar
banyak digunakan untuk pita rekam magnetic dan untuk membuat gelembung
balon yang dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut
nilon-66 karena polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-heksametilena
diamina dan enam atom C dari molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66
digunakan untuk serat kain.

4) Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran
wol, karpet, dan kaus kaki.

Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu sebagai


berikut :
a) Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa
jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara
maupun apabila terkena tanah Lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah
plastik yang banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk kantong plastik,
pembungkus halaman, ember, dsb.

b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena
plastik ini juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena
dan lebih tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga
digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kanel listrik
(insulator).

c) PVC (Polivinil Klorida)


PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa
plastik, pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.

d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan
terhadap bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket),
pelapis tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.

e) Bakelit (Fenol Formaldehida)


Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer,
yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi
dantahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan
suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
f) Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang
flexiglass. Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil
metakrilat (H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan
transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu
belakang mobil.

C. Kegunaan Polimer
Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :

a) Plastik Polietilentereftalat (PET)


Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan
dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak
rapuh. Dalam hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama.
Penggunannya sekitar 72 % sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang
baik. Plastik PET merupakan poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam
seperti : sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat
tahan lama dan mudah perawatannya.

b) Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE)
dan High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai
kantung plastik serta pembungkus makanan dan barang.
Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan
anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta
piringan hitam.

c) Polivinil Klorida (PVC)


Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga
bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe
plastik PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel.
Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan,
mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan
beberapa komponen mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan
untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik.
Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan
sekitar 68 % digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).

d) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya
seperti pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh
Wallace Carothers dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan
asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak
cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan
panjat tebing, peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.

e) Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR),
suatu polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-
butadiena. Karet sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan
karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena
minyak atau bensin.

f) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut.
Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik,
namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam
pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain
yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.

g) Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling
banyak digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain
katun dibuat dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain
yang kuat, enak dipakai, dan mudah perawatannya.

Proses Pembuatan Karet


Sintetik
Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada
tahap ini ada tiga motode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and
suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar
sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon.

Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah
tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.

Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2
tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik
resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan.
Pengalaman dan pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk
menghasilkan material yang berkualitas.

Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk
lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding
nantinya. misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel
panjang.

Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir.
dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir
yang sempurna.

Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa
material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga
didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.

Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan
sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.

Finishing & Inspection


Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan
pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.

Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka
produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada
proses produksi sebelumnya.

Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya
dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.

Semua proses diatas ialah teoritis, yang mana pada saat dilapangan seringkali
prakteknya tidak sesederhana demikian.

D. Cara Pemeliharaan Polimer

Polimer sintetik sering ditunjuk sebagai plastik, seperti polyethylene dan nylon.
Namun, kebanyakan dapat dikelompokan dalam paling tidak tiga kategori utama:
thermoplastik, thermoset, dan elastomer.

Polimer buatan biasanya digunakan dalam banyak aplikasi: pemaketan makanan,


film, fiber, tube, pipa, dll. Industri perawatan pribadi juga menggunakan polimer
untuk membantu dalam tekstur produk, pengikatan, dan 'moisture retention'
(seperti dalam gel dan conditioner rambut).

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer_sintetik

http://oketips.com/14515/bahan-pembuat-plastik-bagaimana-cara-membuat-
plastik/

http://sumantry.com/artikel/pengetahuan-dasar/65-proses-pembuatan-karet-
sintetik

id.wikipedia.org/wiki/Polimer

Anda mungkin juga menyukai