Laporan Interm
Laporan Interm
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan, atas berkat, kasih dan karuniaNya
laporan antara pekerjaan Peyusunan dan sistem informasi dapat
selesai.
Tim konsultan berusaha untuk menyampaikan progress pekerjaan
dilapangan, hasil pengumpulan data lapangan, dan
tampilan/simulasi awal perangkat teknologi yang digunakan dalam
membangun system informasi jalan di Kota Tangerang. Tim
Konsultan menyebut pekerjaan ini SOLAH Kabupaten Lombok
Utara, dimana SOLAH adalah singkatan dari kata Sistem Informasi
Lingkungan Hidup. Diharapkan dengan adanya sistem Informasi
Lingkungan Hidup Ini pemerintah Kabupaten Lombok Utara melalui
dinas Lingkungan Hidup Perumahan Kawasan Permukiman dapat
mempermudah dan mempercepat proses perencanaan dan
pembangunan jalan di wilayah kota Tangerang.
Sistem Informasi Jalan (SISJA) kota Tangerang dibangun dengan
basis web. Perangkat ini mudah, efisien, up to date, dan efektif.
Tim konsultan berharap melalui laporan antara ini, adanya
masukan dari berbagai SKPD terkait guna perbaikan dalam
kegiatan survey lapangan yang akan dilakukan dan
pembangunan sistem informasi jalan (SISJA).
Semoga bermanfaat
Tangerang, September 2012
PT. Bahana Nusantara
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan 5
1.1 Latar belakang 5
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan 5
1.3 Sasaran Pekerjan 6
1.4 Keluaran Pekerjaan 6
1.5 Ruang Lingkup Pekerjaan 6
1.5.1 Pengumpulan Data 6
1.5.2 Survey 6
1.5.3 Pengolahan Data 7
1.5.4 Pembuatan Sistem Informasi 7
1.5.5 Penyajian Data 8
1.6 Metodologi Pekerjaan 8
1.7 Kerangka berfikir pekerjaan 9
Bab 2 Profil Kota Tangerang 10
2.1 Administrasi dan Geografis 10
2.2 Demografi Wilayah Kota 11
2.3 Jaringan Jalan di Kota Tangerang 14
Bab 3 Updating Data Jalan Kota Tangerang 17
3.1. Ketersediaan Data 17
3.1.1. Kondisi Database Jalan Kota Tangerang 17
3.1.2. Peta Lokasi Jalan Kota Tangerang 23
3.2. Hasil Survey Lapangan/Updating 143
Bab 4 Sistem Informasi Jalan (SISJA) Kota Tangerang 150
4.1. Struktur Sistem Informasi Jalan Kota Tangerang 150
4.2. Arsitektur Sistem Informasi Berbasis Web 151
4.3. Tampilan Web Sistem Informasi Jalan Kota Tangerang 152
Bab 5 Penutup 157
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Panjang jalan per kelas/fungsi di Kota 15
Tabel 2 Panjang Ruas Jalan Di Kota Tangerang, 2012 20
Tabel 3 Data Jalan Kota (Terlampir) 22
Tabel 4 Perubahan tipe perkerasan ruas jalan 143
Tabel 5 Data ruas jalan kota Tangerang dan Titik Awal/Akhir, 2012
145
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka berfikir pekerjaan 9
Gambar 2 Perkembangan jumlah penduduk kota Tangerang 12
Gambar 3 Pertumbuhan penduduk kota Tangerang 13
Gambar 4 Kepadatan penduduk kota Tangerang 13
Gambar 5 Laju pertumbuhan penduduk kota Tangerang 14
Gambar 6 Karakteristik jalan di kota Tangerang 15
Gambar 7 Penampang Melintan Jalan Kota Tipe D-2 19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
iv
Sementara itu, sejalan dengan kebijakan penyelenggaraan
desentralisasi, otonomi daerah yang mengedepankan prinsip
demokratis, transparan dan akuntabel, maka setiap Pemerintah
Daerah dituntut untuk dapat menyediakan berbagai sarana dan
prasarana untuk mendukung kinerja Pemerintah Daerah tersebut
baik secara operasional maupun pada tingkat pengambilan
keputusan atau tingkat puncak eksekutif.
v
sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang
perencanaan pembangunan daerah.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menyebutkan bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah harus mengembangkan sistem
informasi lingkungan hidup dalam mendukung pelaksanaan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Juga disebutkan
bahwa sistem informasi lingkungan paling sedikit memuat informasi
yang salah satunya adalah status lingkungan hidup. Status
Lingkungan Hidup (SLH) artinya merupakan bagian dari Sistem
Informasi Lingkungan Hidup (SILH).
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), selain telah melaporkan Status
Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) setiap tahunnya. Selain itu, sejak
tahun 2002, KLH telah mendorong pemerintah daerah baik provinsi
maupun kabupaten/kota untuk mengembangkan Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). SLHD merupakan laporan tahunan
dari pemerintah daerah kepada publik yang mengambarkan kondisi
dan pengelolaan lingkungan hidup di masing-masing daerah.
Kabupaten Lombok Utara menyadari betul pentingnya otonomi
pembangunan, dalam arti, perencanaan dan evaluasi hasil
pembangunan harus dilakukan secara mandiri dengan
memanfaatkan sistem informasi yang canggih, unggul, ter-update
setiap saat, dan berkesinambungan.
Potensi kekayaan alam dan sumberdaya manusia yang cukup
melimpah dan tersebar di berbagai tempat, sebagai keunggulan
komparatif di Kabupaten Lombok Utara harus dikembangkan
secara optimal.
vi
yang tersedia, sumberdaya ekonomi, sumberdaya manusia serta
pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan penduduk.
vii
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN
Tujuan yang akan dicapai adalah membuat sistem informasi
Lingkungan Hidup ( SOLAH) Penyajian Data Informasi Lingkungan
Hidup Daerah, yang nanti dapat diakses oleh segala lapisan, untuk
dapat kiranya menjadi indicator, rujukan perencanaan
pembangunan Lingkungan, dan juga sebagai ruang akses informasi
terbuka terkait perijinan lingkungan juga dapat dijadikan indicator
keberhasilan penilaian pembangunan sector Lingkungan Hidup.
viii
hingga Nasional
2. Terciptanya standar format pelaporan kegiatan pembangunan
Lingkungan Hidup di Kabupaten Lombok Utara,
3. Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah daerah dalam
menginventori data dan membuka ruang informasi yang luang
mengenai Lingkungan Hidup melalui Sistem Informasi Lingkungan
Hidup Daerah ( SOLAH )
1. Kegiatan persiapan:
Penghimpunan masukan dari pengguna mengenai
kebutuhan data dan informasi kegiatan/pembangunan
Lingkungan di Kabupaten Lombok Utara.
Perumusan kebutuhan informasi yang terkait dengan
kegiatan/pembangunan Lingkungan Hidup di wilayah
Kabupaten Lombok Utara. Menghimpun masukan dari
Masayarakat sebagai user ( Pencari Informasi )
ix
Perumusan kebutuhan data yang terkait dengan
kegiatan/pembangunan fisik di wilayah Kabupaten Lombok
Utara.
a. Perancangan hasil keluaran (output) SOLAH.
b. Desain mekanisme survei, pengumpulan data dan
verifikasi data.
c. Merancang dan menyajikan program SOLAH.
d. Merancang Sistem Informasi SOLAH.
e. Menyusun spesifikasi teknis peralatan komputer SOLAH.
f. Menyusun mekanisme pembaruan (updating) data
reguler untuk kebutuhan pasca kegiatan.
x
g. Analisis data hasil survey.
xi
5. Kegiatan pembahasan dan diskusi, mencakup kegiatan
pembahasan dan diskusi hasil pelaksanaan dan laporan.
6. Penyusunan dan pembuatan laporan, mencakup kegiatan
penyusunan laporan sebagai berikut:
a. Laporan .
b. Laporan antara/laporan interim.
c. Laporan akhir yang terdiri dari laporan utama,
xii
2. Memuat Informasi lengkap mengenai kondisi masa lalu
dan kini
3. Web yang dibuat, mudah dimengerti dan digunakan
Fleksibel
Sistem bersifat Online dan mudah diakses kapan saja
dan di mana saja
Mobilitas
Sistem dapat diakses melalui berbagai perangkat
dengan berbagai ukuran, seperti pada Laptop, PC
maupun Smartphon
Histori
Sistem dapat menyimpan aktivitas pengguna sehingga
dapat melakukan pemantauan jika terjadi kesalahan
dalam update data
Data Tabel & Grafik
Data Base disajikan dalam bentuk numeric, tabel, grafik
dan Visual dengan beragam ekstensi
Friendly Admin and User
Data dapat disajikan dan diakses dengan mudah oleh
admin maupun user, dengan berbagai macam bentuk
hard ware atau perangkat keras
xiii
8. Menampilkan tulisan dan logo Pemerintah Kabupaten
Lombok Utara
xiv
Microsoft accces, FoxPro, dan/atau sql yang nantinya akan
disepakati dengan pemberi pekerjaan.
4. Tahap pembuatan system informasi lingkungan hidup (
SOLAH ), yaitu pekerjaan membangun system data
berbasis WEB dengan melakukan pemograman dengan
perangkat lunak yang umum dan bersahabat seperti PHP
dan SQL. pada perangkat lunak ini, akan diintegrasikan
dengan database (sumber data) yang telah dilakukan
pengkinian. Pada tahapan ini akan dilakukan pemodelan
yang akan disepakati bersama dengan pemberi
pekerjaan.
xv
DATA DAN INFORMASI :
1. Peta Bakosurtanal terupdate skala 25.000 s/d 10.000;
2. Data Setatus Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016 - 2017
3. Data spasial jalan yang sudah ada
4. Peta RTRW Kabupaten Lombok Utara
5. Data Lingkungan Hidup Pendukung Lainnya
BAB 2
xvi
kita untuk tetap terjaga, tetap belajar memilah potensi untuk
dikembangkan tanpa mengurangi esensi lingkungan yang lalu
membuatnya menjadi mahal, Lingkungan dengan
keanekaragaman potensi, menjadikan Kabupaten Lombok Utara
salah satu destinasi popular, dan Lingkungan adalah tiang utama
dari nadi sector sector yang berkembang saat ini,
Kondisi Geografis
Kabupaten Lombok Utara merupakan kabupaten
termuda di wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat terletak
antara 1150 46’ - 1150 28’ Bujur Timur dan antara 80 120’ – 80 550’
Lintang Selatan. Total luas daratan Kabupaten Lombok Utara
mencapai 809,53 Km2dan luas perairan laut mencapai 503,24
Km2dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Lombok Barat
Timur : Kaupaten Lombok Tengah dan Kabupaten
Lombok Timur
Barat : Selat Lombok.
xvii
Gambar 1.1. Peta RTRW Kabupaten Lombok Utara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008,
Kabupaten Lombok Utara terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu
Kecamatan Bayan dengan luas daratan 329,10 Km2,
Kecamatan Kayangan dengan luas daratan 126,35 Km2 ,
Kecamatan Gangga dengan luas daratan 157,35 Km2,
Kecamatan Tanjung dengan luas daratan 115,64 Km2,
Kecamatan Pemenang dengan luas daratan 81,09 Km2
dengan Ibukota Kabupaten di Kecamatan Tanjung.
B.2. Topografi
Kemiringan tanah (lereng) adalah beda tinggi dari dua
tempat yang berbeda yang dinyatakan dalam persen artinya
beberapa meter berbeda tinggi dari dua tempat yang
berbeda yang dinyatakan dalam jarak 100 meter mempunyai
beda tinggi 2 meter. Pada tabel 1.1 sebagian besar permukaan
tanah di Kabupaten Lombok Utara mempunyai kemiringan
tanah diatas 40% yaitu mencapai 48.571,80 Ha atau 60% dari
keseluruhan wilayah. Diikuti dengan kemiringan tanah 15-40%
xviii
yang meliputi 20.238,25 Ha atau 25% dari keseluruhan luas
tanah. Kemiringan tanah 2-15% mencapai luas 10.523,89 Ha
atau 13% dan kemiringan 0-2% mencapai luas 1.619,06 Ha atau
hanya 2% dari keseluruhan luas tanah yang ada.
Tabel 1.1 Luas Daratan Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten
xix
Lombok Utara Dirinci Per Kecamatan
Klasifikasi Kemiringan Tanah (Ha)
No Kecamatan Jmlh %
0-2 % % 2-15 % % 15-40 % % > 40 % %
1 Pemenan 162,18 10,02 1.054,17 10,02 2.027,25 10,02 4.865,40 10,02 8.109 10,02
g
2 Tanjung 231,28 14,28 1.503,32 14,28 2.891,00 14,28 6.938,40 14,28 11.564 14,28
3 Gangga 314,70 19,44 2.045,55 19,44 3.933,75 19,44 9.441,00 19,44 15.735 19,44
4 Kayangan 252,70 15,61 1.642,55 15,61 3.158,75 15,61 7.581,00 15,61 12.635 15,61
5 Bayan 658,20 40,65 4.278,30 40,65 8.227,50 40,65 19.746,00 40,65 32.910 40,65
TOTAL 1.619,06 2,00 10.523,89 13,00 20.238,25 25,00 48.571,80 60,00 80.953 100,00
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Perwakilan Lombok Utara
Ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Utara berada
pada kisaran 0 > 1000 meter keatas dari permukaan laut
dengan ketinggian rata-rata 539,69 m dari permukaan laut.
Luas wilayah dengan ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan
laut mencapai 8.095,30 Ha, wilayah dengan ketinggian 100 –
500 meter d.p.l1 mencapai 1.6619,06 Ha dan diatas 1000 meter
d.p.l mencapai 539,69 Ha.
1
d.p.l adalah ketinggian yang diukur dari permukaan laut
Tabel 1.2 Luas Daratan Berdasarkan Ketinggian Tanah Usaha
Kabupaten Lombok Utara
Ketinggian
0-100 m 100-500 m 500-1000 m >1000 m
Jumlah
No Kecamatan WTUI a,b,c WTU i.d WTU II WTU II
Luas Luas Luas Luas Luas
% % % % %
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Pemenang 810.90 10.02 162.18 10.02 81.090 10.02 54.06 10.02 81.090 10.02
2 Tanjung 1,156.40 14.28 231.28 14.28 115.64 14.28 77.09 14.28 115.64 14.28
3 Gangga 1,537.50 19.44 314.70 19.44 157.35 19.44 104.90 19.44 157.35 19.44
4 Kayangan 1,263.50 15.61 252.70 15.61 126.35 15.61 84.23 15.61 126.35 15.61
5 Bayan 3,290.10 40.64 658.02 40.64 329.01 40.64 219.34 40.64 329.01 40.64
TOTAL 8.095,35 100,00 1,619.06 100,00 809.53 100,00 539.69 100,00 809,530 100,00
Sumber : Profil Kabupaten Lombok Utara, 2012/2013
B.3. Geologi
Kondisi geologi dan tektonik daerah Lombok Utara tidak
terlepas dari kondisi geologi regional Pulau Lombok. Fisiografi
Pulau Lombok termasuk ke dalam Busur Bergunung Api. Nusa
Tenggara yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah
timur dan Busur Banda dalam gunung api sebelah barat.
Satuan batuan yang tersingkap di Pulau Lombok terdiri
dari batuan gunung api, batuan sedimen dan batuan
terobosan yang umumnya berkisar dari tersier hingga kuarter.
Satuan batuan tertua adalah Formasi Pengulung berumur
Oligosen Akhir – Miosen Awal yang tersusun oleh endapan
produk gunung api berupa breksi, lava dan tuf dengan lensa
batu gamping. Formasi ini menjemari dengan Formasi
Kawangan yang terdiri atas perselingan butupasir kuarsa,
batulempung dan breksi. Keduanya diterobos oleh batuan
ii
intrusi yang bersusun dasit dan basal yang diduga berumur
miosen tengah.
iii
penyerobotan daerah sempadan sungai untuk permukiman
juga menjadi permasalahan di Kabupaten Lombok Utara.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara
pada Tahun 2015 melakukan pemantauan kualitas air sungai
yang dilakukan di bagian hulu dan hilir Sungai Segara
(Kecamatan Gangga) dan Sungai Sokong (Kecamatan
Tanjung) yang merupakan sungai prioritas yang masuk dalam
golongan air kelas III. Pemantauan ini dilakukan pada bulan
Agustus dengan kondisi iklim berada pada musim kemarau dan
bulan Desember saat musum hujan. Pemantauan kualitas air
sungai mengukur parameter fisik be rupa tem pe ra tu r, TDS
dan TSS, Daya Hantar Listrik (DHL), parameter kimia berupa pH,
DO, BOD, COD, nitrat (NO3), nitrit (NO2), amonia (NH3), Cl
bebas, fosfat (PO4), Fenol, sianida (CN) dan kandungan sulfur
(H2S). Parameter mikrobiologi yang diujikan adalah kandungan
koliform dan kolitinja. Sedangkan untuk parameter kimia organik
mengukur minyak dan lemak serta deterjen. Dari hasil uji
laboratorium diperoleh kadar dari parameter yang diuji
sebagian besar masih di bawah baku mutu dan masih dalam
batas toleransi untuk air kelas III sebagaimana yang ditetapkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
C.2. Kondisi Pesisir, Pantai dan Laut
Kabupaten Lombok Utara memiliki wilayah perairan
seluas 594,71 Km2 dengan panjang garis pantai 125 Km.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Lombok Utara, kawasan
sempadan pantai ditetapkan pada kawasan sepanjang tepian
pantai sejauh 100 meter dari pasang tertinggi secara
proporsional sesuai dengan bentuk, letak dan kondisi fisik
iv
pantai. Keberadaan potensi sumberdaya wilayah pesisir dan
laut Kabupaten Lombok Utara telah memberikan sumbangan
bagi pembangunan, khususnya bagi pengembangan sektor
pariwisata (pariwisata bahari) yang merupakan lokomotif
penggerak pembangunan Kabupaten Lombok Utara dan
menopang sektor-sektor lainnya seperti perikanan,
perhubungan, akomodasi dan atau sektor riil lainnnya.
Sumbangan potensi sumberdaya pesisir dan laut mampu
meningkatkan kesejahteraan sebagian besar masyarakat
pesisir, termasuk masyarakat Kabupaten Lombok Utara secara
umum.
Ekosistem terumbu karang di tiga Gili merupakan obyek
wisata utama. Berdasarkan klasifikasi tipe atau formasi terumbu
karang, formasi yang ditemukan di Gili Meno, Gili Trawangan
dan Gili Air (Gili Matra) termasuk terumbu karang tepi. Luas
potensi terumbu karang yang terdapat di Taman Wisata
Perairan (TWP) Gili Matra adalah ± 448,7634 Ha, dengan rincian
192,9621 Ha di Gili Trawangan, 118,9508 Ha di Gili Meno dan
136,8505 Ha di Gili Air (Balai Konservasi Sumber Daya Alam
Propinsi NTB, 2012). Kondisi terumbu karang di Gili Matra ditinjau
dari persentase tutupan terumbu karang rata-rata
menunjukkan kriteria sedang yaitu berkisar antara 25% - 50%.
Luas ekosistem terumbu karang di Kabupaten Lombok
Utara adalah 477,8 Ha di Kecamatan Pemenang dan sekitar
94,4 Ha di Kecamatan Tanjung. Sedangkan luas padang lamun
sekitar 346,7 Ha di Kecamatan Pemenang, 80,6 Ha di
Kecamatan Tanjung dan 28 Ha di Kecamatan Gangga. Luas
daerah mangrove yang tercatat hanya 46 Ha di Gili Meno
Kecamatan Pemenang.
C.3. Kondisi Kualitas Udara Ambien
v
Sampai dengan saat ini, penyumbang polutan udara di
Kabupaten Lombok Utara berasal dari sumber bergerak (sektor
transportasi). Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok
Utara melakukan pemantauan kualitas udara ambient
menggunakan metode passive sampler dengan parameter uji
sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Lokasi
pengambilan sampel dilakukan pada 4 titik, masing-masing di
depan Polsek Tanjung sebagai lokasi yang mewakili pusat
transportasi, terminal Tanjung sebagai lokasi pusat industri,
perumahan Medana Asri Tanjung sebagai pusat perumahan
dan di depan Kantor Desa Pemenang Barat sebagai lokasi
yang mewakili pusat perkantoran/komersial.
Dari hasil uji yang diperoleh, konsentrasi rata-rata SO2
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi rata-rata NO2.
Konsentrasi SO2 dan NO2 tertinggi berada di lokasi transportasi
yaitu sebesar 8,24 µg/Nm3 dan 11,23 µg/Nm3, sedangkan
konsentrasi SO2 dan NO2 terendah berada di lokasi
perkantoran/komersial yaitu sebesar 6,18 µg/Nm3 dan 6,27
µg/Nm3. Untuk lokasi industri dan perkantoran, konsentrasi SO2
sama yaitu 7,93 µg/Nm3, sedangkan konsentrasi NO2 untuk
lokasi industri sebesar 6,60 µg/Nm3 dan untuk lokasi
perkantoran/komersil sebesar 9,65 µg/Nm3. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1991
tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, hasil uji SO2 dan
NO2 di Kabupaten Lombok Utara masih di bawah baku mutu.
C.4. Hutan dan Lahan
Luas wilayah Ka b up a te n L om b ok Uta ra 1.312,77
Km2 yang terdiri dari lautan seluas 503,24 Km2 dan daratan
809,53 Km2. Penggunaan lahan di Kabupaten Lombok Utara
secara umum dirinci menjadi lahan sawah sebesar 10,6%,
vi
l a h a n b u k a n s a w a h s e b e s a r 6 0 ,7 8 % d a n l a h a n b u k a n
p e r t a n i a n s e b e s a r 1 7 ,1 7 %. Total luas lahan sawah 8.581 Ha.
Jika dirinci menurut Kecamatan, luas lahan sawah terbesar
terdapat di Kecamatan Bayan yang luasnya mencapai 3.316
Ha, namun secara proporsional hanya 10,08% dari total luas
lahan di Kecamatan Bayan, diikuti dengan Kecamatan
Kayangan yang memiliki 2.899 Ha lahan sawah atau 22,94% dari
luas wilayahnya, Kecamatan Gangga 1.238 Ha lahan sawah
atau 7,87% dari luas wilayahnya, Kecamatan Tanjung 711 Ha
lahan sawah atau 6,15% dari luas wilayahnya. Sedangkan
Kecamatan Pemenang 417 Ha lahan sawah atau hanya 5,14%
dari luas wilayahnya.
Untuk lahan bukan sawah namun masih digunakan
untuk kebutuhan pertanian secara luas meliputi tegalan dan
kebun, total luasnya mencapai 49.205 Ha, luas terbesar
terdapat di Kecamatan Bayan yaitu 20.046 Ha, diikuti
Kecamatan Tanjung 10.319 Ha, Kecamatan Gangga seluas
8.224 Ha, Kecamatan Pemenang 6.851 Ha dan Kecamatan
Kayangan 3.765 Ha. Lahan bukan pertanian di Kabupaten
Lombok Utara luasnya sekitar 13.899 Ha atau 17,17% dari luas
wilayah, tersebar di Kecamatan Bayan seluas 268 Ha,
Kecamatan Gangga 6.273 Ha, Kecamatan Kayangan 5.971 Ha,
Kecamatan Tanjung 534 Ha dan Kecamatan Pemenang 853
Ha. Luas lahan sawah masih sama sejak tahun 2010 hingga
tahun 2013 dengan luas 8.304 Ha. Namun pada tahun 2014
mengalami peningkatan hingga 0,34%. Lahan bukan sawah
juga mengalami peningkatan mencapai 7,21%, sedangkan
lahan bukan pertanian mengalami penurunan lagi mencapai
19% dari total luas lahan.
Berdasarkan fungsi atau statusnya, kawasan hutan di
vii
Kabupaten Lombok Utara terdiri dari kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani yang juga termasuk dalam kawasan konservasi
seluas 10.210 Ha, hutan lindung Rempek dan Pusuk seluas
11.198,22 Ha, Hutan Produksi seluas 5.171,52 Ha dan Hutan
Produksi Terbatas seluas 6.984,38 Ha (Dinas Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Lombok Utara, 2012). Selain itu, di Kecamatan Bayan terdapat
Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan hasil produksi kayu
bakar seluas 1.405 Ha.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Lombok Utara, kawasan
lindung di Kabupaten Lombok Utara luasnya kurang lebih
24.993,44 Ha. Kawasan lindung ini meliputi Kawasan Hutan
Lindung termasuk didalamnya hutan adat, kawasan yang
memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya,
kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam,
pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana
alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.
Kawasan Hutan Lindung luasnya mencapai 11.828,44 Ha
yang meliputi Kawasan Hutan Lindung Gunung Rinjani seluas
11.198,22 Ha dan Kawasan Hutan Lindung Pandan Mas dengan
luas 630,22 Ha. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi
kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air yang
merupakan bagian dari Kawasan Hutan Lindung meliputi
Taman Nasional Gunung Rinjani seluas kurang lebih 10.210 Ha
dan kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) Tanjung–Sembelia.
Sedangkan kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan
sempadan sungai, kawasan sekitar danau, kawasan mata air,
sempadan pantai dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang
Terbuka Hijau kota, yaitu kawasan hutan kota yang berfungsi
sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dikembangkan pada
viii
Ibukota Kabupaten dan Kota Kecamatan.
C.5. Kondisi Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat merupakan salah satu elemen
yang sangat penting dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, untuk itu kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Lombok Utara menunjuk kader-kader
lingkungan dan aktif melakukan sosialisasi guna meningkatkan
kesadaran masyarakat. Sampai saat ini kesadaran dan peran
serta masyarakat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
masih sangat minim, namun sudah ada beberapa organisasi
atau kelompok masyarakat peduli lingkungan yang terbentuk
dan berperan dalam konservasi terumbu karang maupun
penghijauan.
C.6. Kondisi Penaatan/Penegakan Hukum Lingkungan
Berbagai kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan
muncul setiap saat. Hal ini sebagai dampak dari kegiatan/
aktitifitas manusia termasuk di dalamnya kegiatan industri dan
jasa pariwisata serta kegiatan lainnya merupakan sumber
pencemar yang perlu dikendalikan sejak awal, karena tanpa
ada langkah-langkah pencegahan akan menimbulkan
masalah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Di sisi lain masyarakat sangat sensitif terhadap berbagai
permasalahan hukum dan berkecenderungan berbuat
menurut caranya sendiri dengan mengerahkan masa
mendatangi kegiatan usaha yang mereka anggap sebagai
penyebab pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.
Bertolak dari itu dirasakan betapa pentingnya peran
pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator, mediator untuk
menjadi penengah dalam menyelesaikan berbagai kasus
permasalahan pencemaran dan kerusakan Lingkungan Hidup.
ix
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dalam hal ini
Kantor Lingkungan Hidup membentuk pos pengaduan
masyarakat tentang masalah lingkungan, namun di
Kabupaten Lombok Utara sampai saat ini belum membentuk
Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu.
BAB 3
x
3.1.1. KONDISI DATABASE
Database yang tersedia di Dinas Lingkungan Hidup Perumahan
Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Lombok Utara berupa :
1. Data SLHD yang sudah disusun rapi kedalam dokumen
microsoft word menurut ketentuan penyusunan SIL
xi
3.3.2. Hasil Survey Lapangan
Hasil survey lapangan adalah hasil pengamatan secara
langsung terhadap komponen survey Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Utara. Pada sub bab ini, disampaikan
temuan-temuan lapangan yang ada dan perubahan-
perubahan yang terjadi Lingkungan Hidup. Selain itu juga
disampaikan foto-foto hasil pendokumentasian Keadaan
lingkungan Hidup
2. HUTAN
Hutan merupakan sumberdaya alam yang terbaharukan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan
merupakan aset multiguna yang tidak saja menghasilkan
produk seperti kayu, arang, pulp dan lain-lain, tetapi juga
xii
memiliki nilai lain (non-use) seperti pelindung panas, pemecah
angin, dan pelindung tanah dari bahaya erosi, serta habitat
satwa dan hewan lainnya, Soemarwoto (2001).
3. AIR PERMUKAAN.
Air permukaan sangat rentan terhadap pencemaran,
terutama yang berasal dari masyarakat, yaitu terutama
karena kebiasaan masyarakat yang masih suka membuang
sampah dan limbah rumah tangga ke sungai. Hal tersebut
menyebabkan kualitas sungai atau air permukaan menurun
atau mengalami pencemaran. Jika pencemaran terjadi,
maka masyarakat pula lah yang dirugikan karena tidak bisa
memanfaatkan sungai atau air permukaantersebut.
4. AIR TANAH
Meningkatnya pemukiman dan jumlah penduduk membuat
ketersediaan air tanah menurun, berdasarkan survey
indevenden pawang rinjani di desa Jenggala ( dusun
Penyambuan ) (2015) tiap rumah setidaknya memiliki sumur
yang menyedot air tanah sehingga menyebabkan penurunan
permukaan tanah. Selain penurunan permukaan tanah,
apabila kondisi ini terus berlangsung tanpa dilakukan upaya
pengelolaan yang berkelanjutan, dikhawatirkan pada tahun-
tahun mendatang akan terjadi defisit sumber daya air.
5. UDARA
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan,
dan tumbuhan, mengganggu kenyamanan dan estetika,
xiii
atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan
oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
6. PESISIR
Dan hampir semua Kecamatan yang berada di kabupaten
Lombok utara dekat dengan pantai. Menurut Undang-
Undang tentang penataan ruang, kawasan pantai termasuk
kawasan lindung dimana sepanjang pantai 100 meter dari titik
pasang tertinggi ke arah darat harus dilindungi atau batas
kawasan budidaya .
xiv
BAB 4
SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK UTARA
xv
■ Data Pengguna Sistem Informasi Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Utara. Data pengguna ini adalah data identitas
pengguna berdasarkan kewenangannya menggunakan Sistem
Informasi berbasis web.
■ Data Lingkungan Hidup yang didapat dari hasil survey yang
dilakukan team survey. Data survey yang di-upload kedalam
database akan ditampilkan sebagai informasi Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Utara
■ Laporan Data Lingkungan Hidup. Laporan-laporan yang
dihasilkan dimaksudkan memberikan kemudahan bagi Dinas
lingkungan Hidup Perumahan Kawasan dan Permukiman
Kabupaten Lombok Utara, untuk memberikan informasi kondisi
likungan hidup kabupaten Lombok Utara dalam rentan waktu yang
berbeda
| 4.2.Arsitektur Sistem Informasi Berbasis Web
Sistem Informasi yang akan dibangun membutuhkan arsitektur
sistemnya, hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
ringkas tentang sebuah sistem informasi. Pada gambar dibawah ini
dijelaskan bahwa sistem informasi berbasis web akan diakses
menggunakan browser yang tersedia di komputer pengguna
(client computer).
Browser ini akan menerjemahkan informasi yang disajikan dalam
halaman web berbentuk HyperText Markup Language (HTML).
Sistem Informasi berbasis Web merupakan Web Application
sebagai aplikasi yang dibangun menggunakan bahasa
pemrograman web. Data-data akan disimpan dalam database
(DB) dan terhubung melalui Services untuk dapat diakses oleh
pengguna.
xvi
| 4.3. Tampilan Web Sistem Informasi Jalan Kota Tangerang
Berikut ini adalah tampilan-tampilan (view) yang terdapat dalam
sistem informasi jalan kota Tangerang. Sebelum melakukan akses
Sistem Informasi Jalan di Kota Tangerang, pengguna terlebih dulu
menjalankan browser yang sudah tersedia di komputer pengguna.
Browser yang disediakan bisa berupa Internet Explorer, Mozilla
Firefox, Google Chrome dan browser lainnya. Selanjutnya komputer
pengguna harus mempunyai koneksi internet jika ingin melakukan
akses Sistem Informasi ini, dikarenakan program dan database
Sistem Informasi Jalan di Kota Tangerang sementara tersimpan di
server hosting yang dapat diakses secara online.
Tampilan : Awal
Tampilan : Login
xvii
Isi Content : user ID dan Password yang dibutuhkan untuk masuk
kedalam sistem informasi jalan Kota Tangerang.
Pada tampilan login, ini akan dicustomized/rubah sesuai masukan
dan kebutuhan dari pengguna, dalam hal ini adalah Dinas
Pekerjaan Umum.
xviii
manual maupun dengan memilih sub sub menus yang telah
disediakan. Diantaranya :
1. Kode jalan
2. Nama ruas jalan
3. Kecamatan
4. Kelurahan
5. Type Perkerasan
6. Panjang (Meter)
7. Klasifikasi Jalan
8. Lebar Saluran Kiri (Meter)
9. Lebar Badan Jalan (Meter)
10. Lebar Saluran Kanan (Meter)
11. Titik Awal (koordinat geografis/decimal degree)
12. Titik Akhir (koordinat geografis/decimal degree)
13. Lampiran gambar : sesuai keperluan
14. Lampiran dokumen : sesuai keperluan.
Operator dapat melakukan input data atau update data dari
setiap ruas jalan yang ada. Sistem ini juga menyediakan upload
data berupa gambar, dokumen (attachment files)
xix
2. Nama ruas jalan
3. Kecamatan
4. Kelurahan
5. Type Perkerasan
6. Panjang (Meter)
7. Klasifikasi Jalan
8. Lebar Saluran Kiri (Meter)
9. Lebar Badan Jalan (Meter)
10. Lebar Saluran Kanan (Meter)
11. Titik Awal (koordinat geografis/decimal degree)
12. Titik Akhir (koordinat geografis/decimal degree)
13. Lampiran gambar : sesuai keperluan
14. Lampiran dokumen : sesuai keperluan.
15. Googlemap
BAB 5 PENUTUP
Sistem informasi jalan Kota Tangerang diharapkan dapat membantu
pemerintah kota Tangerang dalam melakukan pemantauan,
evaluasi, perencanaan, pengganggaranan, pembangunan dan
pengembangan jalan-jalan yang ada di kota Tangerang. Didalam
pengembangan perangkat lunak ini, dapat ditambahkan informasi
penting lainnya seperti sarana traffic light, informasi tingkat
kerusakan jalan dan lainnya yang dianggap perlu untuk mendukung
pemerintah kota Tangerang dalam mengambil keputusan dalam
sector transportasi.
Mengingat bahwa progress dilapangan yang masih berlangsung
dan proses updating masih dilakukan, laporan antara ini akan
disempurnakan melalui proses asistensi dengan pemberi pekerjaan,
melalui presentasi kepada publik lintas Satuan Kerja Perangkat
xx
Daerah (SKPD) dan simulasi yang dilakukan. Masukan tersebut
digunakan untuk meningkatkan kualitas kerja dan pengembangan
perangkat lunak Sistem Informasi Jalan (SISJA) dan akan
disampaikan ke dalam laporan draf akhir.
Akhir kata, ucapan terima kasih dari konsultan kepada pemberi
pekerjaan, khususnya pemerintah kota Tangerang untuk
mempercayakan pekerjaan ini kepada kami. Commented [LAPK1]:
xxi