Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TUGAS AKHIR

A. Judul Tugas Akhir


Perhitungan Beban Pendingin Ruangan Aula Gedung 7in1 MIPA Unsyiah.

B. Ruang Lingkup
Termodinamika Teknik Dasar, Perpindahan Panas Dasar, Pesawat
Pengkondisian Udara, Teknik Pendingin.

C. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat cepat dalam segala permasalahan
kehidupan membuat manusia berlomba ̵ lomba untuk bersaing demi
mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Teknologi ̵ teknologi yang
digunakan untuk memenuhi kenyamanan dalam ruangan sudah sangat banyak
di perjual belikan di pasar dengan bentuk praktis dan hemat biaya.

Ruangan adalah suatu tempat tertutup dengan langit-langit yang berada dalam
rumah atau bentuk bangunan lainnya. Ruangan biasanya memiliki pintu dan
beberapa jendela yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya, aliran
udara, dan akses menuju ruangan tersebut. Dalam hal pemakaian ruangan
saat bekerja secara kontinu membuat orang lebih cepat lelah dan merasa
kurang nyaman di saat bekerja, faktor kenyamanan menjadi hal utama untuk
memaksimalkan pekerjaan.

Untuk dapat mencapai kondisi nyaman ruangan kerja sesuai standar maka
permasalahan ini bisa terjawab dengan cara mengkondisikan udara di dalam
ruangan, perencanaan sistem pengkondisian udara dapat di lakukan apabila
telah di lakukan perhitungan beban pendingin. Perhitungan beban pendingin
perlu di lakukan terlebih dahulu, hal ini di perlukan karena besarnya beban
pendigin berpengaruh terhadap pemilihan unit AC yang tepat sehingga
kenyamanan dapat di peroleh.
Ruangan aula 7in1 MIPA Unsyiah resmi di bangun pada bulan Mei 2017,
merupakan salah satu ruang multifungsi di antaranya sebagai ruang
rapat/kongres, seminar, pameran dan pergelaran. Berdasarkan hal tersebut,
suatu ruangan yang akan di kondisikan dengan memasang sistem

1
pengkondisian udara maka perlu di ketahui terlebih dahulu nilai total beban
pendingin. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis tertarik dan
berusaha untuk menghitung beban pendingin yang ada pada ruang aula 7in1
MIPA Unsyiah, sehingga dapat di upayakan pemilihan mesin pengkondisian
udara yang tepat guna memberikan kenyamanan bagi orang yang berada
didalam ruangan tersebut.

D. Perumusan Masalah
Ruangan aula 7in1 MIPA Unsyiah di rancang sebagai ruang multifungsi
yang di gunakan untuk rapat/kongres, seminar, dan kuliah umum. Orang-
orang yang melakukan aktivitas di dalam ruangan untuk waktu lama akan
menyebabkan ketidaknyamanan, sehingga menyebabkan orang bekerja
dengan kurang maksimal. Penuntasan masalah untuk dapat mencapai kondisi
nyaman ruangan kerja sesuai standar tersebut maka di butuhkan suatu sistem
pengkondisian udara. Sistem pengkondisian udara tidak akan menjawab
masalah ini apabila perhitungan beban pendingin tidak di lakukan.

Beberapa langkah ̵ langkah keputusan dalam penulisan tugas akhir ini, adalah
sebagai berikut :
1. Data cuaca dan iklim di ambil dari BMKG Banda Aceh.
2. Studi kasus di lapangan di gunakan berdasarkan data kondisi gedung dari
fakultas MIPA Unsyiah.
3. Pada saat bangunan beroperasi, beban panas internal di anggap maksimal
yaitu kapasitas orang maksimal, lampu dan peralatan menyala selama jam
operasi.
4. Perhitungan beban pendingin diambil pada beban puncak

E. Tujuan dan Manfaat


Tujuan penelitian ini adalah menghitung berapa besar total beban
pendinginan ruangan aula gedung 7in1 Unsyiah berdasarkan pengamatan dan
data dari fakultas MIPA Unsyiah.

2
Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah membantu untuk
pemilihan unit AC dengan kapasitas mesin pendingin ruangan yang sesuai
dengan kebutuhan ruangan aula.

F. Tinjauan Pustaka
1. Perhitungan beban kalor
Menurut Arismunandar Wiranto, Heizo Saito, (1995 : 25 ̵ 48),
Perhitungan beban kalor sebaiknya di lakukan oleh insinyur
perancangnya sendiri, oleh karena dialah yang di anggap mengetahui
atau dapat memperkirakan keadaan atau hal lain yang dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan dari keadaan sehari-hari.

2. Kenyamanan
Menurut Anonym, (1997), kenyamanan adalah suatu kondisi
dimana ada kepuasan terhadap keadaan di sekitarnya.
Jika seseorang berada di dalam suatu ruangan tertutup untuk jangka
waktu yang lama maka pada suatu ketika ia akan merasa kurang
nyaman.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan


Menurut Auliciems A, S.V Szokolay, (1997), kenyamanan di
pengaruhi oleh beberapa faktor, yakni temperatur udara, pergerakan
angin, kelembaban udara, radiasi, faktor subyektif seperti metabolisme
tubuh, pakaian, makanan dan minuman, bentuk tubuh, serta usia dan
jenis kelamin, temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin,
serta aktivitas.

4. Dasar Pendinginan Ruangan


Proses pendinginan ruangan merupakan hasil dari efek
pendinginan dari sistem refrigerasi. Dalam suatu siklus refrigerasi
dapat menghasilkan efek pendinginan dan pemanasan. Efek
pendinginan inilah yang kemudian di kembangkan dan dimanfaatkan
untuk pendinginan ruangan. Suatu sistem refrigerasi terdiri dari 4

3
komponen utama, yaitu evaporator, kompresor, kondensor, dan katup
ekspansi.

5. Beban Pendingin
Pada tahap perencanaan, perhitungan beban pendingin yang tepat
harus di lakukan karena hasil perhitungan yang tepat akan menjadi
dasar untuk pemilihan jenis dan kapasitas peralatan mesin pendingin.
Beban pendingin secara garis besar terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu :
1. Beban pendingin sensibel
2. Beban pendingin laten

6. Perhitungan Beban Pendingin


6.1 Beban pendingin sensibel
Beban pendingin sensibel yaitu : beban pendingin yang berasal
dari luar dan dalam ruangan yang mengakibatkan kenaikan temperatur
ruangan yang akan di kondisikan. Adapun yang termasuk panas
sensibel yaitu :
̵ ̵ Transmisi panas melalui dinding, kaca, dan atap
̵ ̵ Transmisi panas akibat ventilasi
̵ ̵ Panas yang masuk akibat infiltrasi
̵ ̵ Panas lampu penerangan dan peralatan listrik
̵ ̵ Panas dari manusia
a. Transmisi panas melalui struktur dinding beton
Besarnya laju panas yang di transmisikan melalui struktur dinding
beton, menurut Jordan, R. C, Preister, G.B (1981 : 220), dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
Qb = U x A x ΔTe..……………………………………….......(1)

Untuk mencari U dinding, menurut Harris, N.C (1983 : 116) dapat


dihitung dengan persamaan berikut :
U = ..……………………………………….............................(2)

Konduktansi lapisan permukaan luar struktur bangunan tersebut


menurut Kreider, Jan. F (1981 ; 4 ̵ 22) dihitung denga persamaan :
ƒ0 = 5,7 + 3,8 V..……………………………....…………......(3)

Setelah diketahui besarnya konduktansi, maka harus diketahui


perbedaan temperatur ekivalen dinding beton, menurut Carrier, W.H

4
(1965 : 1 ̵ 64), perbedaan temperatur dapat dicari dengan persamaan
berikut :
Δte = 0,55 ..…………………………….........................(3)

b. Transmisi panas melalui dinding kaca


Menurut Carrier, W.H (1965 : 1 ̵ 32), laju panas melalui kaca
dihitung dengan persamaan berikut :
Qdk = OAF x storage load factor x PSHG x A..…………......(3)

Untuk mencari faktor koreksi keseluruhan dihitung dengan


persamaan berikut :
OAF = SHGF x nilai koreksi ..……………............................(3)

Menurut Carrier, W.H (1965 : 1 ̵ 51), Presentase hantaran panas


oleh kaca yaitu :
t = 1 ̶ 0,05 ̶ a..……………...................................................(3)

Menurut Carrier, W.H (1965 : 1 ̵ 41), RSHG (reaksi tambahan laju


panas matahari) dihitung dengan persamaan :
RSHG = t + (0,4 x a) R..……………......................................(3)

Untuk mengetahui SHGF (faktor tambahan laju panas matahari)


dihitung dengan persamaan :
SHGF = RHSG/0,88 R..……………......................................(3)

c. Transmisi panas melalui lantai bangunan


Menurut Carrier, W.H (1965 : 1 ̵ 73), besarnya laju panas melalui
lantai dihitung dengan persamaan berikut :
Ql = U x A x (To ̶ Ti ̶ 5) ..…………….....................................(3)

Menurut Harris, N.C (1983 : 116), koefisien perpindahan panas


menyeluruh melalui lantai dapat dihitung dengan persamaan berikut :
U= ..……………......................................(3)

d. Transmisi panas melalui atap bangunan


Menurut Jordan, R.C, Preister, G.B (1981 : 220), laju panas melalui
atap bangunan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Qa = U x A x ΔTe..……………...............................................(3)

Perpindahan panas menyeluruh atap dapat dihitung dengan


persamaan berikut :

5
U = ..……………......................................(3)

e. Panas sensibel akibat infiltrasi


Menurut Harris, N.C (1983 : 134), laju panas sensibel yang
diakibatkan oleh infiltrasi dihitung dengan persamaan berikut :
Qis = 1,08 x cfm x (To ̶ Ti) ..…………….................................(3)

f. Panas sensibel akibat ventilasi


Udara ventilasi adalah udara dari luar ruangan yang dibutuhkan
untuk menjaga agar suhu didalam ruangan tetap segar dan mengurangi
konsentrasi asap, bau serta CO2 atau hal lain yang tidak diinginkan.
Besarnya laju panas yang diakibatkan karena ventilasi, menurut
Harris, N.C (1983 : 134), dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Qvs = 1,08 x cfm x (To ̶ Ti) ..…………….................................(3)

g. Panas sensibel yang dihasilkan oleh manusia


Menurut Carrier, W.H (1965 : 1 ̵ 38), besarnya laju panas yang
dihasilkan manusia dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Qms = jumlah orang x tambahan panas x faktor tersimpan x faktor
keanekaragaman..……………...........................(3)

h. Panas sensibel dari lampu dan peralatan listrik


̵ ̵ Panas sensibel dari lampu
Beban pendingin yang dihasilkan lampu, menurut Carrier, W.H
(1965 : 1 ̵ 38) dihitung dengan persamaan berikut :
Qlp = total Watt x tambahan panas x faktor tersimpan x faktor
keanekaragaman..…………….................................................(3)
̵ ̵ Panas sensibel dari peralatan listrik
Beban pendingin yang dihasilkan dari peralatan listrik, menurut
Carrier, W.H 91965 : 1 ̵ 101) dihitung dengan persamaan berikut :
Qts = Qb + Ql + Qa + Qdk + Qis + Qvs + Qms + Qlp + Qpl..……...(3)

6.2 Beban pendingin laten


Beban pendingin laten adalah panas yang berasal dari luar dan
dalam ruangan akibat adanya kandungan air, panas laten tidak

6
menaikkan temperatur akan tetapi menaikkan kelembaban udara
ruangan. Panas laten terdiri atas :

̵ ̵ Penguapan dari tubuh manusia


̵ ̵ Uap air panas
̵ ̵ Udara luar yang dipergunakan sebagai ventilasi
̵ ̵ Udara luar akibat infiltrasi

a. Panas laten akibat infiltrasi


Menurut Harris, N.C (1983 : 134), laju panas infiltrasi dihitung
dengan persamaan berikut :
Qil = 0,68 x cfm x (Wo ̶ Wi) ..……………..............................(3)

b. Panas laten akibat ventilasi


Menurut Harris, N.C (1983 : 134), laju panas infiltrasi dihitung
dengan persamaan berikut :
Qvl = 0,68 x cfm x (Wo ̶ Wi) ..……………..............................(3)

c. Panas laten yang dihasilkan manusia


Laju panas laten yang dihasilkan manusia menurut Carrier, W.H
(1965 : 1 ̵ 38), dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Qms = jumlah orang x tambahan panas x faktor tersimpan x faktor
keanekaragaman..……………...........................(3)

Dengan demikian total laju panas laten adalah jumlah dari


keseluruhan panas laten yang telah disebutkan di atas. Persamaan total
laju panas laten yaitu :
Qtl = Qil + Qvl + Qml..……………...........................................(3)
6.3 Beban pendingin sebenarnya
a. Besarnya RSH (laju panas sensibel ruangan)
Laju panas sensibel ruangan adalah jumlah seluruh beban laju panas
sensibel ditambah faktor keamanan. Persamaannya adalah :
RSH = Qts + (faktor keamanan x Qts) ..……………................(3)

b. Besarnya RLH (laju panas laten ruangan)


Laju panas laten ruangan adalah jumlah seluruh beban laju panas
laten ditambah faktor keamanan. Persamaannya adalah :
RLH = Qtl + (faktor keamanan x Qtl) ..……………................(3)

c. GTH (laju panas total terpenting)

7
GTH adalah jumlah laju panas sensibel total (TSH) dan laju panas
laten total (TLH). Persamaannya adalah :
GTH = TSH + TLH..……………............................................(3)

TSH = RSH + OASH + (BF x RSH) ..……..............(3)

TLH = RLH + OALH + (BF x RLH) ..……............(3)

G. Metodologi

Metode yang di gunakan dalam penulisan ini adalah metode


perhitungan beban pendingin pada beban puncak berdasarkan persamaan ̵
persamaan dari buku, data lapangan yang diperoleh di Fakultas MIPA
Unsyiah dan BMKG Banda Aceh.

Perhitungan percobaan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :


a. Letak gedung secara geografis pada posisi 5,5° LU dan 9,5° BT.
b. Melakukan studi literatur yang bersumber dari buku, jurnal, dan internet.
c. Melakukan observasi lapangan di Fakultas MIPA Unsyiah dan wawancara
dengan pimpinan proyek terkait studi kasus permasalahan yang terjadi
pada kenyamanan dalam ruangan.
d. Melakukan pengumpulan data yang di butuhkan untuk perhitungan.
e. Menentukan parameter yang di butuhkan untuk menghitung beban
pendingin.
f. Data yang di butuhkan adalah data aktual, data desain aula dan data SNI
03-6572-2001 dan ASHRAE Handbook : Fundamentals, 1997, ASHRAE,
Inc.
g. Menghitung luas permukaan dinding, kaca, lantai dan langit ̵ langit.
h. Menjumlahkan banyak penghuni, lampu, kursi, peralatan elektronik dll.

8
i. Menentukan hasil perhitungan dan pembahasan.
j. Membuat kesimpulan dari perhitungan.

Diagram alir perhitungan di bawah ini akan menjelaskan secara lebih


jelas mengenai metode perhitungan yang dilakukan.

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan Data

Tahapan Perhitungan :
1. Perhitungan beban pendingin sensibel
2. Perhitungan beban pendingin laten
3. Menjumlahkan total beban pendingin
sebenarnya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

9
G. Jadwal Kegiatan

Aktivitas Bulan
1 2 3 4 5 6

Studi Literatur
Pengambilan Data
Penulisan TGA
Sidang TGA

H. Daftar Pustaka
[1]. Carrier, W.H, 1965, Hand Book of Air Conditioning System Design,
McGraw Publishing Company Limited, New York.
[2]. Harris, N.C, 1983, Modern Air Conditioning Practice,Third Edition,
McGraw ̵ Hill International Book Company, Singapore.
[3]. Jordan, R.C, and G.B, Preister, 1981, Refigeration and Air
Conditioning, Second Edition, Prentice Hall, New Delhi.
[4]. Arismunandar Wiranto, Heizo Saito, 1995, Penyegaran Udara,
Cetakan Kelima, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
[5]. Kreider, J.F, and F. Kreith, 1981, Solar Energy hand Book, McGraw ̵
hill Book Company, New york.
[6]. Anonym, 1997, ASHRAE Handbook : Fundamentals, ASHRAE Inc,
New york.

[7]. Auliciems A, S.V Szokolay, 1997, Thermal Comfort, PLEA (Passive


and Low Energy Achitecture Internasional), Australia.

10

Anda mungkin juga menyukai