PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Perancangan
Karena suatu perencanaan elemen mesin harus benar-benar akurat dan
teliti, maka khusus dalam perencanaan ini terdapat beberapa tujuan agar memiliki
efesiensi yang tinggi, antara lain:
BAB II
2
TEORI DASAR
Untuk merancang sistem penggerak rantai rol dibutuhkan jarak antara titik
pusat crank atau bottom bracket dengan pusat sprocket atau hub roda belakang
untuk menentukan panjang rantai. Chainstay atau, lebih tepatnya, rear center.Ini
adalah pengukuran horisontal antara pusat roda belakang dan tengah BB. Panjang
chainstay menenukan dimana pengendara berada pada sepeda, chainstay ynga
lebih panjang dapat membantu sepeda tetap stabil saat turunan dan juga
3
membantu tetap didepan saat tanjakan. Sebagai hitungan kasar 450mm merupakan
ukuran standar untuk sepeda gunung. Sedangkan jarak antara kedua titik pusat
crank ideal adalah 770 mm, tapi ini juga tergantung dengan ukuran travel roda.
3.1 Crank
Crank adalah gigi depan yang menggabung dengan pedal. Terbagi atas tiga
bagian: single ring, double ring, triple ring. Pada umumnya sepeda gunung
dilengkapi tiga crank (triple ring), jumlah giginya: 44-32-22, penomeran crank
dimulai dengan gigi yang paling dekat dengan frem, semakin jauh dari frem
nomornya membesar dan apabila dikayuh sepeda akan terasa lebih berat. Contoh
crank ada pada gambar 2-3.
4
Gamabar 2-3. Crank.
5
3.2 Sprocket
Sprocket adalah gigi belakang sepeda yang menggabung dengan wheelset
(satu set roda) yang terdiri dari hub, pelg, dan jari-jari. Sprocket pada sepeda
bermacam-macam tingkat kecepatan: 6,7,8,9,dan 10 tingkat kecepatan. biasanya
sepeda gunung menggunakan sprocket dengan 9 tingkat kecepatan yaitu dengan
fariasi jumlah gigi 32 28 24 21 18 16 14 12- 11. Contoh sprocket
seperti pada gambar 2-4 dibawah ini.
6
Untuk sproket dudukannya tidak lansung keporos seperti roda gigi. Pada
sepeda sproket menempel pada hub wheelset, berdasarkan spesifikasi hub roda
belakang sepeda gunung diameter dudukan sproket adalah 45mm.
7
2.2 Rantai Rol
Ciri dasar dari penggerak rantai antara lain perbandingan yang konstan
karena tidak ada slip, umur panjang dan kemampuannya untuk menggerakkan
sejumlah poros dari suatu sumber daya tunggal. Rantai rol telah distandarisasikan
ukurannya oleh ANSI.
Tabel 2-1. Ukuran rantai rol beruntai tunggal menurut standar amerika
8
9
Gambar 2-6. Perikatan rantai dan sproket
Sudut /2, melalui mana mata rantai berayun sementara ia memasuki
perkontakan, disebut sudut-artikulasi (angle of articulation). Dapat dilihat bahwa
besar sudut ini adalah fungsi dari jumlah gigi. Putaran dari mata ratai melalui
sudut ini menyebabkan tumbukan antara rol dengan gigi jentara dan juga keausan
pada sambungan rantai. Karena umur dari penggerak yang dipilih secara tepat
adalah fungsi dari keausan dan kekuatan lelah permukaan rol, maka adalah
penting untuk mengurangi sudut artikulasi tersebut sebanyak mungkin. Harga-
harga dari sudut ini telah digambarkan sibagai fungsi dari jumlah gigi pada
gambar berikut
Gambar 2-7. Hubungan antara sudut artikulasi dengan jumlah gigi spriket;
hubungan antara jumlah gigi sproket dengan variasi kecepatan penghubung.
10
Jumlah gigi jentara juga mempengaruhi perbandingan kecepatan selama
putaran melalui sudut puncak . Pada posisi yang tampak pada gambar 2-6 rantai
AB menyinggung lingkaran puncak sproket.
Sproket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor
untuk ukuran besar. Untuk penghitungan kekuatan belum ada cara yang tetap
seperti roda gigi. Dalam gambar 2-8 ditunjukan dua macam bentuk gigi, dimana
bentuk-S adalah yang biasa dipakai. Tata cara pemillihan rantai dapat diuraikan
menurut diagram pada gambar 2-9. Daya yang akan ditransmisikan (kW), putaran
poros penggerak dan yang digerakkan (rpm) dan jarak sumbu poros kira-kira
(mm), diberikan terlebih dahulu. Daya yang akan ditransmisikan perlu dikoreksi
menurut mesin yang akan digerakkan dan penggerak mulanya, dengan faktor
koreksi dalam tabel 2-2. Dengan menggunakan putaran (rpm) dari poros yang
berutaran tinggi dan daya yang telah dikoreksi (kW), carilah nomor rantai dan
jumlah gigi sproket kecil sesuai gambar 2-9. Jumlah gigi ini sebaiknya merupakan
bilangan ganjil dan lebih dari 15. Jumlah gigi minimum yang diizinkan adalah 13,
dan jumlah gigi besar dibatasi , maksimum 144 buah. Perbandingan dapat
diizinkan sampai 10/1. Sudut kontak antara rantai dan sproket kecil harus lebih
besar dari 120o.
11
Gambar 2-9. Diagaram pemilihan rantai rol.
(1) tiga rangkaian
(2) dua rangkaian
(3) satu rangkaian
Transmisi rantai akan lebih halus dan kurang bunyinya jika dipakai rantai
dengan jarak bagi kecil dan jumlah gigi sproket yang lebih banyak. Rangkaia
banyak dipakai apabila rangkaian tunggal tidak mempunyai kapasitas yang cukup.
12
Periksa apakah naf sproket cukup besar untuk lubang yang diperlukan dengan
atau tampa pasak. Sering kali nomor rantai yang akan dipelih tergantung dengan
pemeriksaan ini. Nomor rantai dan jumlah rangkaian dapat berubah sesuai dengan
ruang yang tersidia.
Diameter lingkaran jarak bagi Dp (mm), diameter luar Dk (mm), telah
disinggung diatas bos atau naf DB (mm), adalah penting untuk lubang poros.
Diameter naf yang diberi alur pasak dapat dihitung dengan persemaan DBmax, jika
jarak bagi rantai dan jumlah jarak bagi sproket diketahui, diameter naf dapat
dihitung.
Jarak sumbu poros pada dasarnya dapat dibuat sependek mungkin sampai
gigi kedua sproket hampir bersentuhan. Tetapi, jarak yang ideal adalah antara 30
sampai 50 kali jarak bagi rantai. Untuk beban yang berfluktausi, jarak tersebut
harus dikurangi sampai 20 kali jarak bagi rantai. Setelah jumlah gigi sproket dan
jarak sumbu poros ditentukan.
Apa bila dipakai motor listrik sebagai penggerak, maka pada waktu distart
dan dihentikan, harga gaya F akan lebih besar daripada yang dihitung. Dalam hal
ini, kekuatan rata-rata dibagi dengan beban maksimum yang diizinkan, yaitu
faktor keamanan harus diambil sebesar 6 atau lebih untuk satu rangkaian. Harga F
tidak boleh lebih dari beban maksimum yang diizinkan Fu (kg).
3. Momen rencana
13
6. Diameter naf maksimum
8. Kecepatan rantai
BAB III
PENGHITUNGAN ULANG
Faktor koreksi yang di ambil dari tabel 2-2 adalah motor bakar
dengan penggetrak mekanis, kejutan sedang.
14
Dari gambar 2-9 diagram pemilihan rantai rol dengan kecepatan
putaran crank 180rpm maka dipilih nomor rantai ANSI 40
berdasarkan daya diatas
15
3.9 Panjang rantai yang dinyatakan dalam jumlah mata rantai
Dari dasar teori kita ketahui jarak sumbu kedua crank adalah 770mm
Panjang rantai dari jumlah mata rantai tidak boleh ganjil karena ada
rantai offside jadi panjang jumlah mata rantai 154
Karena panjang mata rantai maka jarak sumbu harus disesuaikan denagan
panjang mata rantai yang dipilih
16
3.1 Penghitungan Sistim Penggerak Roda Belakang
Faktor koreksi yang di ambil dari tabel 2-2 adalah motor bakar dengan
penggetrak mekanis, kejutan sedang.
Dari gambar 2-9 diagram pemilihan rantai rol dengan kecepatan putaran
crank 180rpm maka dipilih nomor rantai ANSI 40 berdasarkan daya diatas
3.2.2 Penghitungan Crank 2
3.2.3 Penghitungan Crank 3
17
3.2.4 Perbandingan reduksi putaran Crank 1
Crank1-Sproket1
Crank1-Sprocket2
Crank1-Sprocket3
Crank1-Sprocket4
Crank1-Sprocket5
Crank1-Sprocket6
Crank2-Sproket1
Crank2-Sprocket2
Crank2-Sprocket3
Crank2-Sprocket4
18
Crank2-Sprocket5
Crank2-Sprocket6
Crank3-Sproket1
Crank3-Sprocket2
Crank3-Sprocket3
Crank3-Sprocket4
Crank3-Sprocket5
Crank3-Sprocket6
3.2.8 Penghitungan Sproket 2
19
3.2.9 Penghitungan Sproket 3
3.2.10 Penghitungan Sproket 4
3.2.11 Penghitungan Sproket 5
3.2.12 Penghitungan Sproket 6
20
Maka jumlah mata untai rantai digenapkan menjadi 124 mata untai
21