Anda di halaman 1dari 43

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Judul


2.1.1. Pusat Kebudayaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat diartikan sebagai tempat yang
letaknya di bagian tengah, pangkal yang menjadi pimpinan1. Pusat adalah pokok pangkal
(berbagai urusan, hal dan sebagainya); tempat yang memiliki aktivitas tinggi yang dapat
menarik dari daerah sekitar (Poerdarminto, W.J.S, 2003)
Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan
yang didapat oleh anggota masyarakat (Adiputra, 2010). Menurut Tylor, kebudayaan
adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain (Nyoman Kutha Ratna, 2005: 5).
Menurut Marvin Harris (1999: 19) yaitu seluruh aspek kehidupan manusia dalam
masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku.
Berdasarkan definisi tersebut kebudayaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
aktivitas manusia yang kompleks dalam masyarakat, yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan yang
diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku.
Pusat kebudayaan adalah tempat yang menjadi pangkal keseluruhan aktivitas
manusia yang kompleks dalam masyarakat, yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan yang
diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku.

2.1.2. Kebudayaan Korea


a. Korea dan Alamnya
Republik Korea (Korea Selatan) dengan nama lokal Daehan-minguk secara
astronomis terbentang antara 38º LU sampai 33 ºLU dan 126 º BT sampai 132 º BT.

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskses dari https://kbbi.web.id/pusat pada 14 Maret 2018
pukul14.20

10
Sedangkan secara georgrafis letaknya strategis, yaitu di pusat Asia Timur Laut, terbentang
di antara Jepang, Rusia Timur, dan China. Luasan wilayah Korea Selatan 100210 km2.

Gambar 2.1. Peta Korea Selatan


Sumber : https://intanhalimah95.wordpress.com/2014/04/13/artikel-pertamaku/

Bendera Korea disebut Taegukgi dengan desain yang melambangkan prinsip Yin
dan Yang dalam filosofi Asia. Bagian merah paling atas melambangkan kekuatan proaktif
kosmik dari yang, sedangkan bagian berwarna biru melambangkan kekuatan responsif
dari Yin. Dua kekuatan ini mewujudkan konsep pergerakan yang terus-menerus,
keseimbangan dan keselarasan yang menandakan ruang lingkup tidak terbatas. Lingkaran
dikelilingi dengan empat trigram, satu dimasing-masing sudut yang melambangkan empat
unsur alam semesta, yakni langit, bumi, api, dan air. Republik Korea memiliki bunga
nasional, yakni Mugunghwa (Mawar Sharon)

Gambar 2.2. Bendera Republik Korea dan Bunga Mugunghwa


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Korea_Selatan

11
Korea memiliki iklim daratan musim dingin dengan udara yang sangat dingin dan
kering serta musim panas yang sangat panas dan lembab. Korea memiliki empat musim
yang berbeda, yakni musim semi (awal April dan berlangsung selama bulan Mei), musim
panas (berawal di bulan Juni dan berlangsung selama lebih kurang 4 bulan), musim hujan
(akhir Juni sampai pertengahan Juli), dan musim dingin (berawal di bulan Desember dan
berakhir sampai dengan akhir Februari).

b. Budaya Korea
1. Bahasa
Bahasa resmi yang digunakan di Korea adalah Bahasa Korea (한국어/조선말).

Sistem penulisan bahasa Korea yang asli disebut Hangeul. Hangeul terdiri atas 10 huruf
vokal dan 14 konsonan yang dapat digabung membentuk kelompok suku kata dengan
jumlah banyak. Hangeul mudah dipelajari dan ditulis sehingga sangat membantu
membuat tingkat melek huruf yang tinggi dan majunya industri penerbitan Korea

Gambar 2.3. Hangeul


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

2. Rumah tradisional
Rumah tradisional Korea disebut ‘hanok’ dibangun tanpa menggunakan paku dan
hanya disusun dengan sambungan balok kayu. Korea telah mengembangkan teknik
arsitektural unik untuk membangun perumahan yang diadaptasikan dengan lingkungan
sekitarnya sehingga penghuni merasa lebih terlindungi. Ciri khas dari hanok adalah:
- Adanya system penghangat pada lantai yang disebut ondol. Ondol adalah ‘batu
hangat’ yang dikembangkan pada masa prasejarah. Ondol merupakan system yang
dipasang di bawah lantai pada ruangan yang mengalirkan panas dari tungku
perapian di dapur da juga menghalau asap secara efektif melalui sekat-sekat di
bawah lantai yang dihubungkan ke cerobong asap.
12
Gambar 2.4. Hanok, Rumah Tradisional Korea
Sumber : http://id.korean-culture.org/id/137/korea/37

- Maru (ruangan berlantai kayu) yang terletak di tengah rumah dan punya multi
fungsi. Ruangan ini biasanya lebih besar dibandingkan ruangan lainnya. Karena
berada di atas permukaan tanah, udara dapat dengan bebas bersirkulasi di bawah
lantai dan menyebabkan ruangan terasa lebih sejuk terutama di saat musim panas.
- Atap rumah yang khas dipakai adalah tegel keramik atau jerami. Warna atap
biasanya abu-abu tua, tetapi ada juga yang memakai warna cerah. Seperti yang ada
di kediaman resmi Presiden Korea, Cheongwadae, yang artinya “Rumah Biru”,
karena atapnya yang berwarna biru.

Hanok (한옥) dibangun berdasarkan prinsip fengshui yang dianut masyarakat

Korea dimana rumah dibangun berdasarkan kondisi alam atau georafis Korea yang
berbukit dan bergunung serta iklim empat musim yang dimiliki negara Korea. Prinsip

ini mengatur pembangunan rumah Korea (한옥) membelakangi gunung dan dekat dengan

air (sungai). Prinsip ini disebut dengan baesanimsu/bêsanimsu (배산임수).2

Model hanok berdasarkan geografis Korea adalah seagai berikut3:

a. Hanok model huruf Miem (ㅁ) atau persegi

Hanok model ini adalah hanok yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti

bangun bidang persegi, atau huruf miem (ㅁ) dalam aksara Korea. Hanok model ini

2
Firsty, Chrysant, 한옥 (Hanok) ~ Rumah Tradisional Korea (Korean Traditional House), diakses dari
https://firstychrysant.wordpress.com/2012/06/12/%ED%95%9C%EC%98%A5-hanok-rumah-tradisional-
korea-korean-traditional-house/ pada 3 Mei 2018 pukul16.40 WITA
3
Ibid.

13
membantu menghambat atau mengurangi angina dingin masuk ke bagian dalam
rumah serta banyak dimiliki oleh rakyat biasa yang terdapat di wilayah Korea bagian
utara dan bagian tengah.

b. Hanok model huruf giyeok (ㄱ) atau nien (ㄴ) atau letter L.

Hanok ini memiliki ruang–ruang bangunan rumah disusun seperti huruf L yang dalam
aksara Korea menyerupai huruf giyeok. Rumah model ini adalah rumah rakyat biasa
yang banyak terdapat di wilayah Korea bagian selatan yang lebih hangat.
c. Model huruf 1
Merupakan model hanok yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti huruf I
dalam abjad, atau huruf I dalam aksara Korea. Rumah ini banyak dimiliki oleh para
petani kecil yang terdapat di bagian tengah Korea.

Bagian-bagian hanok adalah sebagai berikut4 :


- Cheoma, yakni bagian ujung atap hanok yang melengkung yang menjadi salah satu
unsur penting bagi hanok karena panjang atau ukuran choma menentukan jumlah sinar
matahari dan angina yang masuk ke dalam rumah atau hanok. dengan demikian udara
di dalam hanok pada saat musim dingin tetap hangat sementara pada musim panas
rumah tetap segar. Bentuk cheoma yang ujungnya melengkung dengan lembut
merupakan salah satu bentuk artistic hanok yang menjadikan hanok terlihat lebih indah.
- Bang, yakni ruangan. Ruangan yang dimaksudkan adalah ruang-ruangan yang terdapat
di dalam hanok yang dibuat berdasarkan aturan-aturan konfusianisme yang
berkembang di Korea. Terdapat pemisahan ruangan di dalam rumah antara ruangan
untuk pria yang disebut sarangbang dengan ruangan untuk wanita dan anak-anak yang
disebut anbang.
- Sarangbang, yakni ruangan untuk kaum pria atau kepala keluarga yang berada paling
depan bangunan rumah. Di dalam sarangbang terdapat rak buku, meja belajar yang di
atasnya tersedia munbangsau atau empat harta karun dalam belajar, yakni kertas, kuas,
batang tinta dan tinta. Terdapat juga byeongpung atau folding screen yang berisi
lukisan.

4
Ibid.

14
- Anbang, yakni ruangan yang digunakan untuk kaum wanita dan anak-anak. Pada
ruangan ini tidak ada kaum pria termasuk suami sendiri. Ruangan digunakan kaum
wanita (istri) untuk beraktivitas dan pada malam hari berfungsi sebagai kamar tidur
bersama suaminya.
Pada ruangan ini terdapat lemari yang berfungsi sebagai tempat menyimpan buku,
dokumen, perlengkapan tidur seperti Kasur dan selimut yang bisa dilipat dan disimpan.
Di lantai juga terdapat kaca rias yang disebut gyeongdae dalam kotak kecil.
Dalam rumah yang lebih besar bangunan yang terpisah untuk kaum wanita disebut
dengan anchae yang berfungsi sebagau bangunan utama rumah. Di dalam bangunan
ini terdapat ruang yang berada di depan anbang yang disebut dengan geonneonbang.
- Sarangdaecheong, adalah ruang terbuka atau bisa disebut juga teras atau koridor
beratap yang menghubungkan ruangan utama dengan bangunan depan yang
menghadap ke halaman dan digunakan keluarga untuk berkumpul dan mengadakan
perayaan khusus seperti pernikahan.
- Bueok, yakni dapur. Posisi dapur lebih rendah sekitar 75 cm-90 cm dari bangunan
utama rumah.
- Ondol, yakni system penghangat atau pemanas tradisional pada hanok.
- Sadang, yaitu bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai ruang abu atau ruang
altar untuk arwah para leluhur.
- Jangdokdae, adalah tempayan-tempayan tembikar yang digunakan untuk membuat
kimchi.
- Soseldaemun, adalah pintu gerbang utama hanok yang biasanya terdapat di rumah-
rumah bangsawan atau yangban.
- Madang atau halaman rumah
- Haengnangchae atau bangunan untuk tempat tinggal para pelayan yang berada dekat
pintu masuk.
- Gwangchae atau bangunan untuk gudang.

15
3. Pakaian
Orang Korea menenun kain dari rami dan ubi garut serta mengembangbiakan ulat
sutera untuk menghasilkan sutra. Pakaian orang Korea dikenal dengan nama hanbok,
terdiri atas beberapa bagian yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, yakni :
- Laki-laki memakai jeogori (jaket), baji (celana panjang), dan durumangi (mantel)
dengan topi, tali pinggang, dan sepatu. Topi tradisional Korea disebut gat,
digunakan saat keluar rumah atau menghadiri acara-acara penting.
- Perempuan memakai jeogori (jaket pendek) dengan dua pita panjang yang diikat
untuk membentuk otgoreum (simpul), rok panjang berpinggang tinggi yang disebut
chima, sebuah durumagi, beoseon (kaos kaki katun putih), dan sepatu berbentuk
perahu.

Gambar 2.5. Pakaian Tradisional Korea dan Gat


Sumber : https://wenitasya.wordpress.com/article-and-picture/

4. Harta UNESCO di Korea


UNESCO mengajui nilai unik dan karakter yang khusus dari budaya Korea dengan
menempatkan sejumlah harta Korea pada daftar warisan dunia, antara lain :
Tabel 2.1. Harta UNESCO di Korea
No. Nama Gambar
1. Kuil Bulguksa dan Gua Seokguram,
keduanya di Gyeongju, Propinsi
Gyeongsangbuk-do.

16
No. Nama Gambar
Gambar 2.2 Pintu Masuk yang Megah dari
Kuil Bulgoksa di Gyeongju
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
2. Kuil Haeinsa Janggyeongpanjeon,
Penyimpanan untuk Balok Kayu Tripitaka
Koreana di propinsi Gyeongsangnam-do; dan
Jongmyo, Kuil Leluhur Kerajaan di Seoul.

Gambar 2.2 Haeinsa Janggyeongpanjeon


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

3. Istana Changdeokgung di Seoul dan Benteng


Hwaseong di Suwon
dimasukkan ke dalam daftar tersebut pada
tahun 1997.

Gambar 2.2 Istana Changdeokgung


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
4. Pada tahun 2000, dua harta Korea lainnya
ditambahkan ke dalam daftar yaitu: Situs
Dolmen di Gochang, Hwaseong dan
Ganghwa; serta Kota Bersejarah Gyeongju,
ibukota dari Kerajaan Silla kuno (tahun 57
SM – tahun 935 M) di mana harta budaya
yang tak terhitung banyaknya dan tempat
bersejarah dilestarikan dengan baik.

(a)

(b)

17
No. Nama Gambar

(c)
Gambar 2.2 (a) Dolmen; (b) Hwaseong; (c)
Makam Kerajaan Sila di Gyeongju
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
5. Pada tahun 2007, UNESCO menyebut pulau vulkanik Korea, Jejudo, dan pipa laharnya, sebagai
keindahan tiada terkira dari kekayaan alam yang menjadi saksi dari sejarah planet kita
6. Pada tahun 2009, 40 makam kerajaan Dinasti
Joseon ditambahkan ke dalam daftar tersebut.
Makam tersebut telah dibangun berdasarkan
teori ramalan kuno yang berdasar topografi
yang dikenal dalam bahasa Inggris dengan
nama Chinanya, feng shui.

Gambar 2.2 Makam Kerajaan Dinasti Joseon


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
7. Pada bulan Juli 2010, Komisi Warisan Dunia
UNESCO (World
Heritage Commission), dalam pertemuan
umum yang ke 34 di Brasilia, Brazil
menyetujui Desa Rakyat Hahoe dan
Yangdong, keduanya berlokasi di Propinsi
Gyeongsangbuk-do, sebagai Situs Warisan
Dunia karena nilai budayanya yang unik.
Tempat tersebut dikenal akan pelestarian Gambar 2.2 Desa Hahoe-Desa Suku Bersejarah
kehidupan rakyat yang berorientasi tertua di Korea
Konfusianisme, yang berpusat pada era Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
Joseon.

Pada tahun1997, UNESCO memulai daftar memori dunia dengan tujuan


melestarikan dan menyebarkan informasi tentang warisan dokumen dunia yang terancam
hilang untuk selamanya. Berikut beberapa dokumen Korea yang masuk dalam daftar
memori dunia :

18
Tabel 2.2. Dokumen Korea Yang Masuk Dalam Daftar Memori Dunia
No. Nama Gambar
1. Hunminjeongeum (Fonetik Tepat untuk
Mengajar Rakyat), merupakan buku utama
yang digunakan untuk mengajarkan Hangeul,
alphabet Korea yang diciptakan oleh
penguasa keempat Dinasti Joseon, Raja
Sejong Agung (memerintah tahun 1418-
1450). Alphabet baru ini diresmikan
penggunaannya pada tahun 1446.

Gambar 2.2 Hunminjeongeum


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
2. Joseonwangjosillok (Catatan Sejarah Dinasti Joseon), dihasilkan dari tradisi menyiapkan catatan
sejarah dari setiap pemerintahan. Catatan ini dimulai dari tahun 1413 dengan Catatan Sejarah
Raja Taejo, pendiri dan raja pertama dari Dinasti Joseon, dan berlanjut sampai berakhirnya masa
pemerintahan dinasti ini di tahun 1910.
3. Buljo Jikjisimcheyojeol (Ajaran Terpilih dari
Sages Budha dan Master Seon), dikumpulkan
pada tahun 1372 oleh Biksu Baegun (1298-
1374), berisi ajaran-ajaran penting dari
agama Budha Seon (Zen).

Gambar 2.2 Buljo Jikjisimcheyojeol


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
4. Seungjeongwon Ilgi (Buku Harian Sekretariat Kerajaan), catatan rinci tentang kejadian sehari-
hari dan jadwal resmi pemerintahan dari Raja Taejo, raja pertama Dinasti Joseon (memerintah
tahun 1392-1398) sampai Raja Sunjong, raja ke-27 dan terakhir dari Dinasti Joseon (memerintah
tahun 1907-1910).
5. Cetakan balok-balok kayu Tripitaka Koreana
dan
beraneka-ragam manuskrip-manuskrip
agama Budha, Uigwe (Protokol Kerajaan
Dinasti Joseon).

Gambar 2.2 Protokol Kerajaan Dinasti


Joseon
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

19
No. Nama Gambar
6. Donguibogam (Prinsip dan Praktek
Pengobatan Timur), merupakan kamus
lengkap (encyclopedia) ilmu kedokteran dan
teknik pengobatan yang dikumpulkan dan
disunting oleh Heo Jun (1539-1615) pada
awal abad ke-17, dengan dibantu oleh para
ahli medis dan para cendikiawan dengan
instruksi raja.

Gambar 2.2 Protokol Kerajaan Dinasti


Joseon
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

Pada tahun 1998, UNESCO menerbitkan Proklamasi Karya Agung Warisan Budaya
Lisan dan Non-bendawi Manusia (Proclamation Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) untuk melindungi warisan budaya dunia lisan dan non-bendawi.
Sejak pernyataan pertamanya pada tahun 2001, tiga peninggalan budaya non-bendawi
Korea telah di nyatakan sebagai Karya Agung, yaitu :
Tabel 2.2. Tiga Peninggalan Budaya Non-Bendawi Korea Telah Di Nyatakan
Sebagai Karya Agung
No. Nama Gambar
1. Jongmyojerye dan Jongmyojeryeak (upacara
pemujaan leluhur kerajaan dan musik ritual)

Gambar 2.2 Jongmyojeryeak (Musik Ritual


Kerajaan untuk Pemujaan Leluhur)
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
2. Pansori (epic song/lagu bernarasi),
merupakan jenis musik bercerita, yang
dinyanyikan oleh seorang vokalis dan diiringi
sebuah gendang.

Gambar 2.2 Pansori


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

20
No. Nama Gambar
3. Festival Gangneung Danoje. Danoje,
dilaksanakan untuk memohon panen yang
baik, jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 dari
kalender bulan Korea dan menandai
berakhirnya musim tanam padi dan jelai
musim semi. Secara tradisional, perayaan ini
adalah salah satu dari tiga hari besar yang
paling penting yaitu Seollal (Tahun Baru
Imlek) dan Chuseok (ucapan syukur).
Gambar 2.2 Tari Topeng dari Festival
Gangneun Danoje
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

4. Pada tahun 2010, UNESCO menambahkan


Gagok ke
dalam daftar, yaitu siklus lagu berlirik yang
didampingi orkestra; Daemokjang, arsitektur
kayu tradisional, dan pemburuan
menggunakan burung elang.

Gambar 2.2 Gagok


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
5. Cheoyongmu (Tari Cheoyong) adalah tarian
di mana penari memakai
topeng Cheoyong.

Gambar 2.2 Cheoyongmu


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
6. Yeongsanjae mengacu pada upacara agama
Budha yang biasanya dilakukan pada hari ke-
49 setelah kematian seseorang untuk
membantu arwah orang yang meninggal
tersebut menemukan jalannya ke Nirwana.

Gambar 2.2 Yeongsanjae


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

21
No. Nama Gambar
7. Jeju Chilmeoridang Yeongdeunggut adalah
ritual shaman (gut) yang dilakukan di makam
leluhur Chilmeoridang berlokasi di Geonip-
dong, Jeju.

Gambar 2.2 Jeju Chilmeoridang


Yeongdeunggut
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
8. Tari Melingkar Ganggangsullae adalah
bentuk seni primitif gabungan dari lagu, tari
dan musik yang dapat disamakan dengan tari
balada gaya Korea.

Gambar 2.2 Tari Melingkar Ganggangsullae


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
9. Daemokjang mengacu kepada ahli kayu atau
seniman yang membangun bangunan-
bangunan penting seperti istana, kuil dan
rumah, atau kepada keterampilan mereka

Gambar 2.2 Daemokjang


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
10. Maesanyang, kegiatan tradisional melatih
elang dan jenis burung pemangsa lainnya
untuk menangkap makanan yang ada di alam
bebas, merupakan salah satu olahraga
berburu tertua yang dikenal manusia.

Gambar 2.2 Maesanyang


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

22
No. Nama Gambar
11. Taekkyeon adalah seni bela diri tradisional
Korea yang menggunakan
ritme tarian yang mengalir seperti gerakan
menyerang atau melayang dengan langkah
ringan di atas lawan.

Gambar 2.2 Taekkyeon


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012
12. Hansan Mosi. Mosi atau rami halus, dibuat di
Hanson, wilayah dari Chungcheongnam-do
(Propinsi Chungcheon Selatan) adalah kain
tenunan terbuat dari getah pohon rami.
Secara tradisional digunakan untuk pakaian
musim panas, Mosi menjadi lambang dari
tradisi estetika unik Korea

Gambar 2.2 Hansan Mosi


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

5. Makanan
Korea kaya akan kuliner khasnya, antara lain sebagai berikut.
- Nasi masih merupakan makanan pokok bagi kebanyakan orang Korea yang
biasanya ditemani dengan beragam lauk pauk, kebanyakan sayur mayor berbumbu,
sup, makanan berkuah dan daging.
- Kimchi. Salah satu pelengkap hidangan tradisional Korea adalah kimchi, yakni
campuran berbagai asinan sayur seperti sawi putih, lobak,daun bawang dan timun
(terdapat kimchi yang dibuat pedas dengan penambahan bubuk cabe merah,
sementara kimchi lain tidak diberi cabe merah atau direndam dalam cairan sedap).

23
-
Gambar 2.6. Pembuatan Baechu Kimchi
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

- Doenjang (tauco ala Korea), dengan kandungan anti kankernya telah menarik
perhatian para aahli gizi zaman sekarang. Orang Korea biasanya membuat doenjang
di rumah dengan merebus kacang kedelai kuning, mengeringkannya di tempat yang
terlindung dari sinar matahari, merendamnya dalam air garam, dan memfermentasi
di bawah sinar matahari.
- Bulgogi berbumbu (biasanya sapi) dan galbi (iga sapi atau babi) merupakan
makanan favorit orang Korea maupun orang asing.
- Ssalbap (nasi putih), merupakan jenis nasi yang paling banyak dikonsumsi orang
Korea.
- Juk (bubur), adalah makanan tertua Korea. Biji-bijian direbus lama
di dalam air. Ada berbagai macam bubur berdasarkan bahan-bahannya. Bubur
lembut dan lunak untuk perut, dan kaya gizi, sehingga sangat ideal untuk pasien.
Untuk orang sibuk zaman sekarang ini, juk sangat baik untuk pengganti makan pagi.
- Kalguksu dan naengmyeon, merupakan mie khas Korea
- Tang (sup), jjigae (makanan berkuah), dan jeongeol (casserole)
- Banchan (lauk pauk)

24
- Minuman keras tradisional, terbuat dari fermentasi berbagai macam bijian. Terdapat
makgeolli (arak beras tradisional), soju (minuman keras hasil sulingan yang paling
banyak dikenal di Korea), dan gwasilju (wine buah).
- Tteok (kue beras), umumnya dibuat dari tepung beras putih, bahan-bahan seperti
mugwort, kacang merah, kurma/jujubes, kacang-kacangan dan chestnut
ditambahkan untuk memperkaya rasa.
- Hidangan Penutup: Nampan yang berisi teh dan kue-kue atau Hangwa
disebut dagwasang dan biasanya dihidangkan pada akhir acara makan. Dapat juga
dihidangkan sebagai jamuan untuk para tamu atau sebagai makanan ringan.

6. Kesusasteraan
Secara kronologis, kesusastraan Korea lazimnya dibagi dalam periode klasik dan
modern.
- Periode klasik
Kesusastraan klasik Korea berkembang dengan latar belakang kepercayaan-
kepercayaan tradisional rakyat yang juga dipengaruhi oleh Taoisme, Konfusianisme, dan
Budhisme. Di antara ajaran-ajaran ini, agama Budha memiliki pengaruh paling besar,
diikuti oleh pengaruh-pengaruh konfusianisme selama berkuasanya Dinasti Joseon.
- Periode modern
Kesusastraan modern Korea berkembang sebagai hasil
hubungan dengan budaya Barat, yang menyusul proses modernisasi. Tidak hanya
pemikiran-pemikiran Kristen, namun juga berbagai macam kecenderungan dan pengaruh
artistik diimpor dari Barat. Seiring dengan berkembangnya ”Pendidikan Baru” dan
”Gerakan Bahasa dan Kesusasteraan Nasional,” sistem penulisan huruf Cina, yang telah
lama merepresentasikan budaya kelas dominan, kehilangan fungsi sosio-kultural yang
selama ini dinikmatinya.
Contoh karya sastra Korea :
- Honggildongjeon
Honggildongjeon (Kisah Hong Gil-dong, novel pertama yang diterbitkan dalam
Hangeul) merupakan karya yang berisi kritik sosial yang dengan tajam mengkritik

25
ketidakadilan Joseon dengan perlakuan dikriminatif atas keturunan tidak sah dan
kesenjangan-kesenjangan dalam masyarakat berdasarkan kekayaannya.
- Yongbieocheonga
Naskah ini memuji kebajikan leluhur untuk Rumah Yi, keluarga pendiri Dinasti
Joseon, menyamakan mereka dengan sebuah pohon berakar dalam dan sumber air dalam.

Gambar 2.7. Honggildongjeon (kiri), Yongbieocheonga (kanan)


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

7. Seni Lukis
Kemajuan terbesar dalam seni lukis Korea terjadi pada periode Dinasti
Joseon. Para pelukis profesional yang terlatih serta para seniman terpelajar
memainkan peran utama dalam perkembangan seni lukis Korea. Secara khusus,
pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik dan perkembangan ideologi pada abad ke-18
berperan sebagai katalisator bagi gaya seni lukis khas Korea yang dominan.
Kecenderungan ini bisa dilihat pada lukisan-lukisan pemandangan dari lingkungan Korea
nyata dan jenis lukisan dengan tema-tema sekuler. Jeong Seon (1676–1759) dan Kim
Hong-do (1745–setelah 1806) dianggap sebagai dua pelukis utama pada periode ini. Jeong
Seon mengisi kanvasnya dengan pemandangan indah gunung gunung di Korea,
berdasarkan gaya lukis aliran selatan dari Cina, sehingga ia mampu menciptakan gaya
lukis Korea yang khas.

26
Gambar 2.8. Seni Lukis Korea
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

8. Musik dan Tarian


- Hyeonhakgeum (Kecapi Berbentuk Bangau Hitam) yang diciptakan oleh Wang
San-ak dari Goguryeo dengan mengubah kecapi tujuh senar dari Dinasti Jin di Cina.
- Gayageum, kecapi yang digunakan di Kerajaan Gaya (42 – 562 M).
Alat musik Gayageum yang terdiri dari 12 senar masih dimainkan di
jaman Korea modern.
- Samulnori adalah ansambel perkusi untuk empat instrumen berbeda: kkwaenggwari
(gong metal kecil), jing (gong metal besar), janggu (gendang berbentuk jarum pasir),
dan buk (gendang berbentuk tong).

Gambar 2.9. Instrumen Musik Perkusi Untuk Samulnori


Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

27
Gambar 2.10. Ansambel musik tradisional nasional menampilkan
Sujecheon (Hidup Lama Seabadi Surga)
Sumber : Korea : Dulu & Sekarang, 2012

- Cheoyongmu (Tari Topeng) dari Kerajaan Silla, Hakchum


(Tari Bangau) dari Kerajaan Goryeo, dan Chunaengjeon (Tarian Burung Bulbul di
Musim Semi) dari Dinasti Joseon – seluruh tarian ini telah dianggap sebagai ”Harta
Budaya Non-bendawi” (Intangible Cultural Properties) oleh Pemerintah sebagai
upaya untuk mendukung keberlangsungannya.

9. Shopping
Korea Selatan dikenal sebagai surga belanja bagi para pelancong yang menawarkan
berbagai macam item dengan harga yang terjangkau. Item belanja yang terkenal termasuk
perhiasan, ginseng, bulu binatang, sutra, peti antik, keramik, vernis, kuningan, sulaman
dan banyak lagi produk-produk Korea yang unik.
- Pasar grosir pakaian (shoping mall pakaian)
Pasar grosir pakaian yang terkonsentrasi di Dongdaemun menjadi pusat belanja
terkemuka di Korea.
- Pasar tradisional
Merupakan tempat yang
- Myeong-dong
Myeong-dong adalah lebih dari hanya sekedar distrik perbelanjaan. Tempat ini
seperti sebuah taman hiburan yang penuh dengan kegembiraan dari pagi sampai
malam hari.

28
- Insa-dong
Insa-dong adalah tempat untuk melihat dan merasakan tradisional Korea, dimana
jalanan dipenuhi dengan berbagai hasil karya seni, barang antik Korea, tempat-
tempat minum the tradisional, dan restoran yang membuat pengunjung dapat
merasakan secara langsung keunikan budaya Korea.
- Itaewon
Tempat ini dicintai oleh trendsetter Korea dan pecinta fashion yang mengunjungi
daerah tersebut untuk menemukan item yang baru dan unik.
- Pasar Dongdaemun dan Namdaemun
Merupakan dua dari area yang paling ramai di Seoul karena harga yang murah dan
segalanya mulai dari fashion sampai rumput buatan dapat ditemukan di sini.

10. Wisata di Seoul dan sekitarnya5


- Wisata sejarah, diantaranya adalah :
a. Istana Gyoengbuk
Merupakan simbol keagungan dan kebanggaan warga negara Korea Selatan
yang didirikan pada tahun 1395 pada masa dinasti Joseon. Saat memasuki
gerbang utama Gwanghwamun terdapat hamparan batu yang luas tempat
patung Raja Sejong didirikan dan di bawahnya dibangun museum bawah tanah,
yakni Museum Nasional Rakyat Korea. Lapangan depan istana dijadikan
tempat berfoto dengan menyewa dan memakai hanbok.

Gambar 2.11. Suasana di depan Istana Gyeongbukgung saat malam hari


Sumber : dokumentasi Hari Putra, 2016

5
Hari Putrawa, “Serunya Wisata di Seoul dan Sekitarnya”, Sensasi Seru Jalan-jalan di Korea Selatan,
INAKOS Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada Universitas Terbuka Indonesia, 2016, 31-39

29
b. Namsan Tower (Seoul Tower)
Merupakan salah satu objek wisata favorit wisatawan mancanegara karena love
lock atau gembok cintanya yang konon alkisah menjadi lambing cinta bagi
pasangan yang menuliskan namanya di gembok dan diikatkan di salah satu
pagar di sekitar menara. Konon, cinta mereka akan langgeng selamanya. Dari
Seoul Tower ini pemandangan kota Seoul dapat dilihat. Selain itu berbagai
atraksi juga dapat dinikmati, salah satunya adalah prosesi pergantian kerajaan
yang dikisahkan sedang menjaga area menara Seoul. Tempat ini juga
menyuguhkan spot-spot yang bagus untuk bermain, menyewa hanbok,
bersantap makan siang atau malam, belanja souvenir, dan lain-lain.

Gambar 2.12. Namsan Tower dan Gembok Cinta


Sumber : https://www.canstockphoto.co.uk/namsan-tower-in-seoul-42267332.html

- Wisata Alam dan Buatan


a. Pulau Nami
Tempat ini merupakan salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi
wisatawan asing apabila berkunjung ke Korea Selatan. Drama Winter Sonata
telah menjadikan pulau ini ramai dikunjungi wisatawan. Pulau ini penuh dengan
keindahan alam termasuk pohon-pohon besar yang berjejeran di kedua sisi jalur
setapak utama pulau ini yang merupakan salah satu ciri khas dari pulau.

Gambar 2.13. Pepohonan di Pulau Nami


Sumber : http://kesiniaja.com/wisata-mancanegara/romantis-dan-eksotis-ini-4-keindahan-
musim-di-nami-island/

30
b. Sungai Han
Perpaduan wisara alam dengan sungai Han dan wisata buatan didesain sangat
nyaman untuk bermain ini dilengkapi dengan jogging track, kolam renang, spot-
spot bagus untuk acara atau sekedar nongkrong.

Gambar 2.14. Taman Sepanjang Sungai Han


Sumber : https://ceritairma.com/2014/03/07/taman-di-sepanjang-tepian-sungai-han-hangang/

c. Trick Eye Museum di Hongdae


Museum unik nan interaktif ini terletak masih di sekitar Seoul. Kawasan ini
menjadi daya Tarik sendiri untuk wisatawan yang berkunjung karena dapat
melihat kreativitas anak muda yang sering memamerkan bakat-bakatnya di
sepanjang jalan Hongik.
d. Cheonggyechon
Merupakan sebuah kali yang dulu ditutupi karena di atasnya dibangun jalan
layang. Sungai ini direvitalisasi kembali dan jalan layang nya dirobohkan. Kali
atau sungai kecil yang berada di tengah Kota Seoul ini sangat bersih dengan air
yang jernih dan menyegarkan. Daerah di sekitanya juga sangat bagus sebagai
tempat beristirahat dan bersantai sambal memandangi Seoul.

Gambar 2.15. Suasana di depan Istana Gyeongbukgung saat malam hari


Sumber : dokumentasi Hari Putra, 2016

31
d. Hallyu atau Korean Wave
Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea
secara global di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia, yang secara singkat mengacu
pada globalisasi budaya Korea Selatan (Ul fianti, 2011:1). “Hallyu” atau Korean wave
adalah istilah yang diberikan untuk budaya pop Korea Selatan yang tersebar secara global
di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia (Shim, 2006: 25). Istilah ini diciptakan
oleh Cina pada pertengahan tahun 1999 oleh
wartawan Beijing yang terkejut dengan pertumbuhan popularitas hiburan
dan budaya Korea di Cina.
Korea Wave sering diidentikan sebagai K-Pop. K-Pop merupakan sebutan untuk
musik pop Korea yang secara harafiah merupakan kepanjangan dari Korean Pop. Namun
Kpop bukanlah awal penyebaran Korean Wave. Penggemar musik popular Korea
mengawali ketertarikannya melalui soundtrack dari drama seri Korea yang ditayangkan
di televisi yang menyebabkan mereka mencaru tahu siapa yang menyanyikannya dan
segala informasi tentang lagu tersebut (http://www.korea.net/detail.do?guid=28234).
Penyebaran budaya pop Korea di Indonesia dimulai sejak tahun 2002 setelah piala
dunia Korea Selatan dan Jepang. Momen yang ditayangkan di stasiun televisi Indonesia
tersebut digunakan untuk memperkenalkan drama seri Korea Selatan atau K-Drama. Hal
ini menunjukkan bahwa penyebaran hallyu di Indonesia telah berlangsung lebih dari satu
dekade. Korean wave membawa pengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat
dikarenakan produk-produk Korea Selatan yang menjadi incaran banyak kalangan, tren
mode Korea di kalangan muda, munculnya distro dan resto bernuansa Korea di Indonesia.
Korean wave juga sempat menyeragamkan industry hiburan Indonesia yang bernuansa
Korea yang ditunjukan dengan kehadiran Girl dan Boy Band berkonsep Korea, film yang
mengadopsi cerita drama serta film Korea, serta beberapa show yang juga mengadopsi
show yang disiarkan di Korea.

Produk-produk hallyu dapat dijabarkan sebagai berikut.


- Drama Korea
Drama Korea merupakan penyebab mulainya ‘hallyu’ di berbagai negara termasuk
Indonesia. Kehadiran drama Korea turut mempromosikan bahasa Korea dan budaya

32
Korea ke berbagai negara. Selain itu juga menimbulkan kegemaran budaya popular
lainnya, seperti adanya K-Pop, gaya berpakaian khas artis-artis Korea Selatan, make up,
hingga munculnya tempat makan Korea Selatan, tempat kursus Bahasa, bahkan took-toko
yang menjual pernak-pernik Korea Selatan.
- K-Pop
K-Pop adalah genre musik yang terdiri dari pop, dance, electropop, hip-hop, rock,
R&B, serta musik elektrik yang berasal dari Korea Selatan K-Pop tidak hanya
mengenalkan musik, tetapi juga mengenalkan budaya lewat gaya rambut, pakaian,
maupun kostum (Nopiyanti, 2012).
Pengaruh Korean Pop culture dalam kehidupan masyarakat Indonesia disadari atau
tidak telah meliputi segala aspek mulai dari musik dan drama hingga fashion style, hair
style, bahkan Korean way of life.
- Film Korea
Film Korea, bersama drama TV dan music pop merupakan produk utama Hallyu yang
dinikmati di berbagai negara. Film produksi Korea Selatan dikenal karena alur
ceritanya yang kuat dan genre yang bervariasi sehingga menarik banyak penonton.
- Reality Show
Reality show hadi sebagai konsep baru, kreatif dan fresh yang menjadikannya
memiliki penggemar tersendiri yang tidak kalah denga penggemar boyband dan
girlband. Beberapa reality show yang banyak diminati penggemar, antara lain
Running Man dan We Got Married.

2.2. Tematik Korea


Tematik Korea yang dimaksudkan dalam desain ini adalah desain yang secara
visual menghadirkan karakteristik Korea, baik pada eksterior maupun interior bangunan
serta meliputi unsur tradisional dan modern dari Korea Selatan. Karakteristik tersebut
berupa bentukan-bentukan yang mengadaptasi bentukan asli dari Korea Selatan dan akan
dimodifikasi sesuai dengan lingkungan sekitar serta disesuaikan dengan perkembangan
zaman.

33
Berikut ini merupakan beberapa studi preseden yang akan menjadi acuan dalam
desain Korean Culturan Center Kota Kupang.
a. Restoran Dae Jang Geum Yogyakarta
Sebuah penelitian dengan judul “Pemaknaan Fungsi dan Bentuk pada Interior
Restoran Dae Jang Geum Yogyakarta” menunjukan bahwa interior restoran tersebut
mendapat pengaruh budaya Korea yang dapat dilihat pada penataan interior beserta
fungsinya dan bentuk elemen-elemen dekoratif yang mengandung banyak makna dan
adanya sedikit perpaduan dengan budaya Jawa, tepatnya di area utama restoran ini, karena
dipengaruhi oleh aspek lingkungan restoran yang berada di wilayah Jawa6.
Beberapa hasil dari penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.
- Tapak dan arsitektur restoran mengadaptasi bentuk kerajaan Korea, yang dapat dilihat
dari bentukan bangunan yang simetris dengan atap Paljak (atap kerajaan Korea yang
disertai ornament khas Korea, yaitu bunga teratai sebagai lambing kekuatan dan
“arabesque anggur” sebagai lambing kelemahlembutan). Bentuk main entrance
restoran ini mengadaptasi bentuk pintu gerbang Korea yang disebut “Bongnyemun
Gate” yang bermakna pintu gerbang menuju akademi bagi para pelajar. Namun atap
yang digunakan pada restoran ini menggunakan atap Joglo dengan tipep Wantah
Apitan yang disertai dengan ornament khas Korea (bunga teratai).

Gambar 2.16. Bongnyemun Gate (kiri) dan Tampak Depan Resto (kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013
- Plafon, dimana plafon pada restoran didominasi oleh bentuk plafon tradisional Korea,
Oryang (plafon dengan struktur balok lima dengan kolom indah yang berevolusi),
terdapat pada area main enterance dan lorong-lorong restoran, sedangkan pada area
lain hanya berupa plafon sederhana yang dilengkapi dengan motif floral dan motif
panel Joseon (ruang VIP dan ruang Tatami)

6
Graceshella Wijaya, Mariana Wibowo, dan Dodi Wondo,” Pemaknaan Fungsi dan Bentuk pada Interior
Restoran Dae Jang Geum Yogyakarta”, JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9, 1

34
Gambar 2.17. Plafon Oryang Korea (kiri) dan plafon Oryang Resto
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

Gambar 2.18. Motif Floral pada Plafon VIP (kiri) dan Motif Panel Joseon
(kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

- Kolom merupakan bagian yang mendominasi seluruh bangunan Korea karena


berjumlah banyak dan berbentuk bulat dan besar sehingga membuat bangunan
tampak kokoh dan megah. Resto mengadaptasi bentukan kolom Korea yang
mendominasi seluruh bagian restoran.perbedaannya adalah pada materialnya yang
sudah difinishing halus dan diberi ornament.

Gambar 2.19. Kolom asli Korea (kiri) dan Kolom Resto (kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

- Dinding bangunan restoran mengadaptasi dinding Korea yang tampak pada motif
panel dinding dan material yang digunakan, yaitu batu bata dan menggunakan motif
khas Joseon berwarna-warni yang bermakna energy, kehangatan, dan keceriaan.

35
Gambar 2.20. Dinding Korea dengan Panel Joseon (kiri) dan Dinding
Bangunan Resto (kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

- Lantai pada restoran tidak mengadaptasi lantai asli Korea karena disesuaikan dengan
iklim Indonesia yang tropis. Material yang digunakan adalah material yang lebih
modern, yakni lantai keramik (pada area Hall dan ruang VIP) dan lantai parquet (area
gazebo dan ruang Tatami) yang memiliki bentuk hampir sama dengan lantai asli
Korea. Selain itu digunakan juga material lantai batu alam yang diaplikasikan pada
area-area luar restoran.

Gambar 2.21. Lantai Keramik (kiri), Lantai Parquet (tengah), Lantai Batu
Alam (kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

- Pintu restoran mengadaptasi bentuk pintu kerajaan Korea yaitu bentuk pintu gerbang
kerajaan Korea yang besar dan megah dengan material kayu dan bentuk pintu geser
dengan material kayu dan layar kertas )shoji/hanji). Pada area gazebo material pintu
geser yang digunakan adalah kaca sebagai upaya memberi kesan netral pada area hall
yang terdapat perpaduan budaya (Jawad an Korea) dan menyatu dengan alam.

Gambar 2.22. Pintu Asli Korea (kiri) dan Pintu Utama Resto (kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

36
Gambar 2.23. Pintu Asli Korea (kiri) dan Pintu Ruang VIP dan Tatami
(kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

- Jendela restoran mengadaptasi bentuk dan material yang sama, yakni kayu dan layar
kertas. Sementara pada gazebo terbuat dari kaca dan list kayu.

Gambar 2.24. Jendela Asli Korea (kiri) dan Jendela pada Resto (kanan)
Sumber : Jurnal INTRA, 2013

b. Kampung Korea Bandung


Kampung Korea Bandung dikenal juga dengan julukan Little Seoul. Tempat ini
berada di Jl. Sawunggaling No.10, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat,
Indonesia. Tempat ini terletak di area tempat makan tepat di pinggir jalan, dilalui angkutan
umum, dekat dengan pusat perbelanjaan Balubur Town Square, serta dekat dengan
Universitas Islam Bandung.Tempat ini merupakan hasil kerjasama warga kota Bandung
dan kota Seoul untuk meningkatkan kerjasama pariwisata masing-masing dan dibangun
dengan konsep ‘Mini Seoul’ dengan bangunan yang dibuat mirip seperti rumah Hanok
(rumah tradisional Korea).
Kampung Korea terdiri dari fasilitas berupa toko yang menjual produk-produk Korea,
restoran Chingu Café dengan tema Korea. Pada kampung ini terdapat tempat penyewaan
hanbok. Selain menjadi tempat wisata kuliner, tempat ini juga menjadi tempat hang out
atau berkumpulnya komunitas Korean lovers. Dibagian belakang chingu café terdapat
lokasi outdoor yang dibuat menyerupai jalanan Dongdaemun Street.
1. Chingu café
37
Chingu café merupakan salah satu Korean food café. Berdasarkan
http://duniakulinerbandung.com target dari cafe ini adalah mahasiswa sehingga harganya
ramah di kantong mahasiswa.

Gambar 2.25. Chingu café


Sumber : http://duniakulinerbandung.com, 2015

Konsep pada café ini sangat menarik, dimana saat masuk pengunjung akan langsung
merasakan suasana Korea, dimana tempat menunggunya disusun seperti halte, pemutaran
musik dan video clip lagu Korea terkini, dan juga tempat makan yang kekoreaan.
Pintu masuk café terbuat dari material kaca dengan tembok bernuansa batu bata
putih. Terdapat hiasan berupa pohon kertas yang berisi pengalaman pengunjung yang
datang ke chingu café.

Gambar 2.26. Tempat Tunggu (kiri) dan Pohon Kertas


Sumber : http://duniakulinerbandung.com, 2015

Pada bagian tengah terdapat bangku-bangku yang disusun seperti duduk ditengah
taman dengan dinding yang dipenuhi poster film dan artis tersusun dengan rapi. Pada
bagian belakang terdapat area lesehan yang bernuansa Korea.

Gambar 2.27. Interior Chingu Café


Sumber : http://duniakulinerbandung.com, 2015

38
Terdapat pula sebuah ruangan menarik dengan nama Gangnam station yang tampak
seperti stasiun Korea. Suasananya didesain seperti berada di dalam kereta.

Gambar 2.28. Gangnam Station


Sumber : http://duniakulinerbandung.com, 2015

2. Chagiya Korean Suki & BBQ dan Dongdaemun Street

Gambar 2.29. Salah Satu Sudut Pada Dongdaemun Street


Sumber : http://www.conietta.com/2017/11/little-seoul-di-bandung-chingu-cafe.html

Gambar 2.30. Kedai penyewaan Hanbok dan Korean Milk Tea


Sumber : http://www.conietta.com/2017/11/little-seoul-di-bandung-chingu-cafe.html

Gambar 2.31. Suasana Dongdaemon Street


Sumber : http://www.thefoodxplorer.com/food-review/chagiya-korean-suki-bbq-dongdaemun-
street-little-seoul/

39
Gambar 2.32. Suasana Dongdaemon Street dan Chagiya
Sumber : http://www.thefoodxplorer.com/food-review/chagiya-korean-suki-bbq-dongdaemun-
street-little-seoul/

2.3. Studi Kasus


1. Pusat Kebudayaan Korea di Indonesia (Korean Cultural Center)
Korea Cutural Centre (KCC) adalah organisasi yang benaung dibawah Embassy of
the Republic of Korea in Indonesia. KCC Indonesia sendiri di bentuk pada tahun 2011.
KCC terletak pada gedung Equity Tower lantai 17, Jalan Jendral Sudirman, Sudirman
Central Business District, Lot 9, RT.5/RW.3, Senayan, Jakarta Selatan, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Gedung ini terletak di kawasan CBD Sudirman
yang juga dikenal sebagai area Segitiga Emas Jakarta. Letak Equity Tower sangat dekat
dengan pusat perbelanjaan Pacific Place, Bursa Efek Jakarta, Hotel Ritz-Carlton, Hotel
Sultan, apartemen, restoran, dan berbagai tempat belanja. Lokasinya yang strategis
menjangkau kawasan bisnis penting lainnya di Jakarta. Untuk menuju Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta, hanya memerlukan waktu 55 menit berkendara. Lokasi
bisnis centre ini juga dapat dengan mudah dicapai dengan menggunakan transportasi
umum7.

7
Regus, Kantor Fleksibel di Jakarta, Equity Tower, diakses dari https://www.regus.co.id/office-
space/indonesia/jakarta/jakarta-equity-tower pada 12 April 2018 pukul 10.23 WITA

40
Gambar 2.33.Gedung Equity Tower
Sumber : https://img.rea-asia.com/rumah123/800x1080-
fit/commercial/co14/1496802/original/ofr1496802-disewa-di-jakarta_selatan_3_1435573696.jpg
a. Tujuan pendirian :
- Memperkenalkan dan menyebarkan kebudayaan Korea di Indonesia
- Meningkatkan persahabatan antara kedua negara melalui pertukaran
kebudayaan dan sumber daya manusia
- Meningkatkan pemahaman antar dua negara
b. Kegiatan kebudayaan
Kegiatan kebudayaan yang diadakan Korean Cultural Center berupa pameran,
seminar, pemutaran film, dan kelas bahasa.
c. Fasilitas
- Multifunction Hall (Han in Sil)
Multifunction hall yang diberi nama Han In Sil merupakan tempat untuk
mengadakan acara kebudayaan Korea-Indonesia. Ruangan ini memiliki luasan 200
meter persegi dengan kapasitas ± 180 kursi dan dapat digunakan untuk pameran serta
pertunjukan sepanjang tahunnya. Ruangan ini dapat digunakan sebagai tempat
pelaksanaan acara kebudayaan yang berhubungan dengan Korea-Indonesia tanpa
dipungut biaya dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Gambar 2.34. Multifunction Hall


Sumber : http://id.korean-culture.org/imgsvc/View/f/20559-1

41
- IT Show Room
IT Show Room adalah ruangan untuk merasakan kecanggihan teknologi modern
Korea. Pada IT room terdapat TV berukuran besar untuk menyaksikan siaran Korea
secara langsung serta TV 3D untuk dapat menyaksikan penampilan para superstar
Hallyu secara 3 dimensi dan juga 3 buah monitor besar untuk PC yang dilengkapi
dengan game online Korea. Sehingga kita dapat merasakan kemajuan teknologi
informasi Negara Korea.

Gambar 2.35. IT Show Room


Sumber : http://id.korean-culture.org/imgsvc/View/f/20559-3

- Ruang Kelas (Sejong Sil, Hunmin Sil, Jeongeum Sil, Hag I Sil)
Pusat Kebudayaan Korea memiliki 4 ruangan kelas yang akan digunakan sebagai
kelas kursus bahasa Korea dan kursus kebudayaan lainnya. (ruangan dapat disewakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku)

Gambar 2.36. Ruang Kelas


Sumber : http://id.korean-culture.org/imgsvc/View/f/20559-4

- Perpustakaan (Jib Hyeon Jeon)


Jib Hyeon Jeon adalah nama yang diberikan untuk perpustakaan yang
didalamnya terdapat koleksi buku dalam bahasa Inggris dan Korea beserta DVD film
dan drama, CD musik, dan lain-lain. Selain itu juga memberikan one-stop service bagi
siapa saja yang ingin mengetahui Korea seperti pariwisata, pendidikan dan lainnya.

42
Gambar 2.37. Perpustakaan
Sumber : http://id.korean-culture.org/imgsvc/View/f/20559-10

- Ruang Istirahat
Pusat Kebudayaan Korea menyediakan tempat yang nyaman untuk mengobrol,
sambil menikmati secangkir teh. Dengan televisi berukuran besar yang disediakan,
pengunjung dapat menikmati program Korea serta tersedia pula PC dengan fasilitas
internet. Bagi pengunjung yang membawa notebook pribadi, dapat pula menggunakan
fasilitas hotspot. Ruangan ini menyuguhkan suasana yang nyaman bagi para
pengunjung.

Gambar 2.38. Ruang Istirahat


Sumber : http://id.korean-culture.org/imgsvc/View/f/20559-5

2. Pusat Kebudayaan China di Indonesia


Merupakan tempat diadakannya kegiatan-kegiatan budaya negeri China sebagai
media pertukaran budaya, informasi, pendidikan dan rekeasi bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya dan masyarakat masyarakat Jakarta pada khususnya. Jl.
Mega Kuningan No.2, RT.5/RW.2, Kuningan Tim., Setia Budi, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, masih satu gedung dengan Kantor Kedutaan Besar
China di Indonesia. Gedung ini merupakan bangunan modern yang terdiri dari 4 lantai
dan merupakan milik pemerintah Indonesia yang dipinjamkan kepada pemerintah
China.Tempat ini dikelola oleh seorang direktur dan 20 orang staff yang dikirim dan

43
ditentukan dari Pusat Kebudayaan China di Beijing dengan bantuan beberapa staf
lokal.

Gambar 2.39. Gedung Kedutaan Besar China di Jakarta


Sumber : http://alamatdantempat.blogspot.co.id/2017/05/alamat-kedutaan-china-di-jakarta.html

Gambar 2.40. Lokasi Gedung Kedutaan Besar China di Jakarta


Sumber:http://www.streetdirectory.com/indonesia/jakarta/travel/travel_id_302/travel_site_204/tra
vel_no_No.+2/
Berdasarkan peta lokasi tersebut dapat dilihat bahwa Pusat Kebudayaan China di
Indonesia dekat dengan beberapa fasilitas berupa kantor, pusat perbelanjaan, hotel, dan
apartemen, dan masjid.
Fungsi pusat kebudayaan China di Jakarta mempunyai peran dan fungsi sebagai
berikut.
a. Di bidang pertukaran kebudayaan, fungsi pusat kebudayaan Korea adalah sebagai
berikut:
- Memperkenalkan budaya China dalam bidang seni, teknologi,
publikasi/informasi kepada masyarakat
- Mengundang ahli-ahli atau budayawan China untuk memperkenalkan
keahliannya kepada masyarakat Indonesia demikian juga sebaliknya dengan
cara mengadakan pertunjukan kesenian dan pameran.
- Sebagai media informasi tentang Negara China dan aspek kehidupannya
melalui kegiatan perpustakaan, diskusi, seminar, symposium, pertunjukan
kesenian dan pameran.

44
- Sebagai media hiburan bagi masyarakat yang berupa penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan pertunjukan dan pameran.
b. Di bidang pendidikan dan kesehatan, berfungsi sebagai media pendidikan bagi
masyarakat yang tertarik akan kebudayaan China melalui penyelenggaraan kursus
Bahasa China, perpustakaan dan pengobatan tradisional China.
c. Manfaat bagi kota Jakarta adalah menambah fasilitas hiburan bagi masyarakat
Jakarta berupa pertunjukan-pertunjukan kesenian, pertunjukan film dan pameran.
d. Manfaat bagi masyarakat umum adalah sebagai sarana menambah pengetahuan
dan sarana hiburan, selain untuk menambah wawasan tentang kebudayaan negeri
China.
Pusat kebudayaan China terletak di Jl Jenderal Sudirman no 69 yang menjadi satu
dengan gedung Kantor Kedutabes China di Jakarta. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai
dengan ruangan meliputi resepsionis. Lounge, hall, ruang kantor/administrasi, 2 buah
ruang kelas, ruang pertemuan/auditorium, ruang perpustakaan, 2 buah gudang, dan 2
lavatory.
Bangunan menggunakan system penghawaan buatan yaitu AC yang terleta di
plafond dan dioperasikan secara sentral. Bangunan merupakan gedung perkantoran
yang pencahayaannya ditempatkan secara merata. Pencahayaan menggunakan cahaya
buatan pada waktu siang dan malam, sedangkan ruang-ruang tertentu memanfaatkan
sinar matahari. Fasilitas keamanan menyatu dengan system keamanan Kedutaan karena
menempati bangunan yang sama.

3. Erasmus Huis (Pusat Kebudayaan Belanda)


Merupakan pusat kebudayaan asing pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun
1970. Bangunan ini terletak di Jl H.R. Rasuna Said Blok C No. 3, tepat di depan
Kedutaan Besar Belanda. Erasmus Huis menjadi sebuah pusat penting bagi iklim
budaya di Jakarta dan sekitarnya. Gedung ini terketak pada area perkantoran.
Kerjasama budaya dengan Indonesia menjadi prioritas utama dalam kebijakan budaya
Belanda. Beberapa program yang terdapat di Erasmus Huis adalah diskusi, pameran
seni, menonton film, konser music, dan membaca buku.

45
Gambar 2.41. Erasmus Huis
Sumber : http://craliyao.blogspot.co.id/2011/10/lembaga-forum-komunikasi-kabali.html

Ruangan pada Erasmus Haus meliputi (Widya, 2009):


- Perpustakaan dengan koleksi terdiri dari 22.000 judul buku, majalah Indonesia dan
Belanda dan karya ringan, serta buku sejarah Indonesia dan Belanda. Perpustakaan
ini memiliki bagian khusus untuk hukum dan dilengkapi dengan komputer dengan
sambungan internet dan menjadi tempat yang dimanfaatkan oleh sejumlah besar
mahasiswa Indonesia yang belajar Bahasa Belanda.
- Auditorium
Auditorium Erasmus Huis memiliki kapasitas 350 kursi, ruang ganti pria dan
wanita, panggung (6m x 9m = 54 m2 dan dapat diperluas lagi hingga 80 m2),
panggung terbuka (40 m2), foyer (120 m2).
- Ruang pameran

Gambar 2.42. Auditorium Erasmus Huis


Sumber :https://voiceofsoul.files.wordpress.com/2008/09/erasmus-huis1.jpg

4. Goethe Institute (Pusat Kebudayaan Jerman) Jakarta


Pusat Kebudayaan Jerman terletak di Jl Sam Ratulangi 9-15, Jakarta. Goethe
Institute merupakan institute kebudayaan federal Jerman yang mengembangkan
pengetahuan mengenai Bahasa Jerman di luar Jerman dan memelihara kerjasama
internasional dalam bidang budaya melalui informasi mengenai kehidupan budaya,

46
masyarakat dan politik, serta memberi sebuah gambaran yang utuh mengenai Jerman.
Gedung ini berada pada area perkantoran, lembaga pendidikan (SMK Kristen), dan
tempat makan.
Ruang-ruang pada Goethe Institute adalah sebagai berikut.
a. GoetheHaus
GoetheHaus adalah salah satu tempat penting pertemuan kebudayaan di Jakarta.
Dengan GoetheHaus, Goethe Institute Jakarta mempunyai sebuah ruang pertunjukan
sendiri yang modern dan lengkap dengan kapasitas 301 tempat duduk dan sebuah lobby
galeri untuk pameran.
GoetheHaus dimanfaatkan untuk konser musik, koor, pementasan kecil teater dan
tari, pemutaran film, ceramah, maupun seminar. Tempat ini disewakan kepada institusi
pendidikan dan kebudayaan, pemusik dan ensemble, kelompok teater, perusahaan dan
perorangan.

Gambar 2.43. Interior GoetheHaus


Sumber : https://www.goethe.de/ins/id/id/sta/jak/gau.html

Terdapat galeri GoetheHaus yang dimanfaatkan untuk pameran foto, grafis dan
poster, kegiatan arstist talk, konferensi pers maupun diskusi kecil. Terdapat pula
halaman belakang sebagai tempat pertemuan atraktif setelah pertunjukan selesai.

Gambar 2.44. Galeri GoetheHaus


Sumber : https://www.goethe.de/ins/id/id/sta/jak/gau.html

Fasilitas pada GoetheHaus meliputi 301 tempat duduk, panggung 5,90 x 10,86 meter,
2 ruang ganti artis yang dilengkapi dengan kamar mandi dan WC, 2 buah proyektor 16
mm, soundsystem dengan 5 standing microphones dan 2 wireless, lighting (30 lampu),

47
HD-LCD (6500 ANSI Lumen) dan 2 layar (16:9 dan 4:3), sebuah piano grand Grotian,
Blueray, DVD, dan HD media player
b. Perpustakaan dan kelas kursus Bahasa

2.4. Studi komunitas


1. KSCC (Korean Studies and Culture Center community) di Kota Malang,
Indonesia
KSCC adalah komunitas untuk pelajar yang memiliki selera terhadap Korea
(Zagidi, 2017). Komunitas ini dibentuk oleh mahasiswa dari jurusan Hubungan
Internasional, Universitas Muhammadiah Malang pada tahun 2003 yang bertujuan
untuk menyediakan peron untuk saling berbagi satu dengan yang lain tentang budaya
Korea. Putri Rahmawati (2016) dalam Zahidi (2017) menyatakan bahwa program-
program yang termasuk dalam komunitas adalah belajar bahasa, budaya, diskusi ilmiah,
serta tarian tradisional dan modern.
Anggota-anngota komunitas berusia antara 19-22 tahun. Zahidi (2017)
menyatakan bahwa awal ketertarikan dengan budaya Korea adalah aktor dan artis yang
kemudian berkembang kepada bahasa, sejarah, makanan, dan lain-lain. Selain itu
ketertarikan juga disebabkan oleh stasiun televisi Indonesia yang secara intensif
menyiarkan drama Korea di awal tahun 2003 sampai sekarang. Berdasarkan Zahidin
(2017) budaya Korea telah mempengaruhi perilaku anggota komunitas KSCC dalam
gaya berpakaian, penggunaan gadget, menu favorit, dan lain-lain yang menunjukan
adanya aktivitas meniru budaya Korea.

2. KKNe (KPOP Kupang NTT eternally)


KKNe merupakan sebuah komunitas kpopers di Nusa Tenggara Timur yang
berasal dari kata KPOPers kupang NTT Eternally8. Komunitas ini terbentuk secara resmi
pada tanggal 3 September 2011 oleh beberapa perintis yang masih berstatus pelajar.
Pendirian komunitas ini didasarkan pada hobi yang sama terhadap K-Pop dengan tujuan

8
https://kkne.weebly.com/

48
menjadi wadah berkumpul dan berbagi dari kpopers dan penyuka Korea pada umumnya
yang berdomisili di Kupang.
Seiring waktu komunitas ini pun mengalami perkembangan yang ditandai dengan
bertambahnya anggota komunitas dan juga berkembangnya kegiatan yang dilakukan.
Selain berkumpul dan berbagi, komunitas ini juga menyelipkan kegiatan sosial berupa
donasi dalam rangka memperingati hari-hari raya tertentu (misalkan ulang tahun idol,
boygroup atau girlgroup dan juga ulang tahun komunitas)9.
Anggota komunitas ini berjumlah 250 orang dengan anggota yang paling tua adalah
kelahiran tahun 1986 (32 tahun) dan yang paling muda adalah kelahiran tahun 2009 (9
tahun). Pada awalnya anggota komunitas adalah penikmat musik K-Pop namun
selanjutnya berkembang ke penikmat budaya Korea termasuk makanan Korea dan
drama-dramanya.
Kegiatan komunitas yang paling besar adalah gathering tahunan (seperti funmeet
kpopers all fandom) yang diselenggarakan setiap tahun. Kendala yang dihadapi
komunitas adalah sulitnya mencari tempat untuk melaksanakan kegiatan dikarenakan
tidak semua tempat bisa menerima kegiatan gathering ini. Pada kegiatan bulanan
komunitas ini biasanya melaksanakan kegiatan di taman nostalgia karena jumlah
anggota yang hadir hanya kisaran 30-60 orang. Sementara untuk kegiatan gathering
tahunan dapat mencapai 100 orang dan pada tahun 2018 ditargetkan mencapai 200 orang
dan bertempat di taman budaya. Rangkaian acara pada kegiatan ini antara lain nobar
(nonton bareng), games, cover song/cover dance, fandom project, foto bersama.
Dalam kegiatan gathering terdapat acara pengambilan foto dengan hanbok dimana
hanbok disewakan dengan biaya Rp10.000 selama 5 menit. Hanbok juga disewakan
dengan harga per hari sebesar Rp25.000 per set.

9
Wawancara dengan ketua umum komunitas KKNe

49
Berdasarkan penjelasan studi kasus tersebut dapat dilihat perbandingan sebagai berikut.
Table 2.3. Perbandingan Antara Pusat Kebudayaan
Kriteria KCC Jakarta Erasmus Huis Pusat Kebudayaan China di Goethe Institute
Indonesia
Tujuan Memperkenalkan dan Kerja sama budaya Sebagai media pertukaran Mengembangkan pengetahuan
menyebarkan kebudayaan Korea dengan Indonesia budaya, informasi, pendidikan mengenai Bahasa Jerman di luar
di Indonesia, meningkatkan dan rekeasi bagi masyarakat Jerman dan memelihara kerjasama
persahabatan antara kedua negara Indonesia pada umumnya dan internasional dalam bidang budaya
melalui pertukaran kebudayaan masyarakat masyarakat Jakarta melalui informasi mengenai
dan sumber daya manusia, pada khususnya. kehidupan budaya, masyarakat dan
meningkatkan pemahaman antar politik, serta memberi sebuah
dua negara gambaran yang utuh mengenai
Jerman
Fasilitas Multifunction Hall, IT show Perpustakaan, Resepsionis. Lounge, hall, ruang GoetheHaus dengan galeri,
room, ruang kelas , perpustakaan, auditorium, dan ruang kantor/administrasi, 2 buah perpustakaan, dan kelas kursus
ruang istirahat yang dilengkapi pameran ruang kelas, ruang Bahasa.
hotspot pertemuan/auditorium, ruang
perpustakaan, 2 buah gudang,
dan 2 lavatory
Aktivitas Pameran, seminar, pemutaran Diskusi, pameran seni, Pertunjukan kesenian dan konser musik, koor, pementasan
film, kelas Bahasa, bersantai, menonton film, konser pameran, diskusi, seminar, kecil teater dan tari, pemutaran film,
musik, dan membaca symposium, kursus Bahasa ceramah, maupun seminar,
buku. China. membaca buku, kelas bahasa.
Lokasi Berada pada pusat bisnis berupa Berada pada area Dekat dengan beberapa fasilitas Berada pada area perkantoran,
pusat perbelanjaan, restoran, perkantoran berupa kantor, pusat lembaga pendidikan (SMK Kristen),
hotel, apartemen, dan restoran. perbelanjaan, hotel, dan dan tempat makan.
Dilalui kendaraan umum apartemen, dan masjid.
Sumber : Analisa Penulis, 2018

50
Berdasarkan perbandingan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
acuan dalam desain KCC Kota Kupang sebagai berikut.
Table 2.4. Acuan Dalam Desain KCC Kota Kupang
Tujuan KCC - Memperkenalkan kebudayaan Korea melalui hiburan, informasi, dan
Kota Kupang pendidikan bagi masyarakat
- Menyediakan wadah bagi komunitas penikmat budaya Korea untuk saling
berbagi tentang kebudayaan Korea
Aktivitas Kursus Bahasa, pameran, seminar, pemutaran film, bersantai, wisata kuliner,
membaca buku, diskusi, konser musik, pelatihan tarian tradisional dan modern,
sewa hanbok dan berbelanja.
Fasilitas Perpustakaan, auditorium, ruang kelas, ruang pameran (galeri), ruang istirahat, IT
show room, kantor pengelola, gudang, lavatory, Multifunction Hall, area kuliner
khas Korea, toko-toko produk Korea, K-POP dance school, area photoshoot
Lokasi - Berada dekat dengan fasilitas berupa area perbelanjaan, restoran/tempat makan,
hotel, apartemen, lembaga pendidikan, dan area pemerintahan. Fasilitas tersebut
dapat masuk dalam kategori fasilitas pada kawasan campuran dan kawasan
perdagangan dan jasa.
- Mudah diakses dan dilalui kendaraan umum
Sumber : Analisa Penulis, 2018

Sementara itu tematik Korea yang akan dihadirkan pada Korean Cultural Center Kota
Kupang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Secara visual menghadirkan karakteristik Korea. Hal ini dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Bentuk.
Secara keseluruhan bentukan bangunan akan menghadirkan tulisan Korea,
yakni hangeul pada fasadnya. Hangeul yang akan dihadirkan adalah kata
“hanguk”, yang merupakan istilah lokal untuk Korea Selatan.

2.
Gambar 2.45. Tulisan Hangeul Untuk Hanguk
Sumber : https://sncinderella.files.wordpress.com/2014/10/kk.jpg

51
3. Pola Ruang
Pola ruang yang akan digunakan adalah mengikuti model hanok model huruf

miem (ㅁ) atau persegi, dimana ruang-ruang bangunan disusun seperti bangun

bidang persegi atau huruf miem dalam aksara Korea.

4. Warna
Secara umum, warna yang akan diterapkan pada desain adalah
menyesuaikan dengan warna hanok yang menghadirkan kesan hangat dan
tenang. Warna tersebut adalah krem dan cokelat serta akan dipadukan juga
dengan warna hitam serta putih.

Gambar Warna Pada Hanok


Sumber :https://www.dekoruma.com/artikel/64084/rumah-korea-hanok

- Menghadirkan beberapa suasana dari negeri ginseng, yakni suasana secara visual
ataupun fungsi dari tempat-tempat popular yang akrab di mata masyarakat karena
sering terdapat dalam tayangan Korea. Suasana tersebut terdapat pada beberapa
tempat yang telah dipaparkan sebagai tempat wisata di Seoul, yakni Istana
Gyeongbuk (mewakili suasana tradisional Korea), love lock pada Namsan Tower,
pulau Nami, sungai Han, trick eye museum, dan cheonggyechon.

52

Anda mungkin juga menyukai