BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Sasando :
a. Sasandu ( bahasa Rote ) sasando ( bahasa Kupang ) adalah alat
musik berdawai yang dimainkan dengan cara memetik dengan
jari-jemari tangan.
(Sumber : Hasil Interview dengan Carol David Edon, sebagai penerus Maestro
Sasando Elektrik di Kupang, pada tanggal 31 Juli 2011).
16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
3. Metafora :
a. Pemindahan makna yang dikandungnya kepada objek atau
konsep lain sehingga makna tersebut terkandung pada objek
yang dikenakan baik perbandingan langsung maupun analogi.
(Sumber : Architecture, in other words, is a form of communication, and this
communication is conditioned to take place without common rules because it takes
place with the other. Karatani, 1995: 127).
17
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
Seni Patung
Ilmu
Pengetahuan 3 Dimensi
Seni Keramik
Kebudayaan Seni Murni
Bahasa
Seni Ukir
2 Dimensi
Kesenian Seni Lukis
Teknologi
Seni Tari Vokal
Peralatan
Teater Rakyat
Teater Transisi
Teater Modern
Sumber: Makalah Seminar Arsitektur Unwira, TA. 1994/1995 “Pusat
Seni di Kupang”, oleh Petrus Jermias Giri.
18
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
b. Akhidiat Kartamiharja
Kesenian adalah kegiatan manusia yang tersembul dari
rohaninya yang merefleksi realitas dalam suatu karya, yang
berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si
penerimanya.
(Sumber : Poin-poin pemahaman tentang Kesenian Daerah (Seni Budaya) ini, dikutip dari
makalah Seminar Arsitektur Unwira, TA. 1994/1995 “Pusat Seni Di Kupang”, oleh Petrus
Jermias Giri.).
19
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
20
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
b) Pementasan Musik
Bentuk pementasan musik yang sering digunakan
beragam, tergantung tujuan dan materi yang dipentaskan.
Pementasan musik tradisional (pentatonis) mempunyai lebih
banyak tata cara baku yang mengikat dibandingkan untuk
pementasan diatonis.
21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
22
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
2) Seni Kriya
a) Pengertian Seni Kriya
Seni kriya adalah cabang seni rupa yang membentuk
karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan
dengan acuan estetika.
b) Menurut Wikipedia, jenis-jenis seni kriya terbagi atas:
- Kriya tekstil;
- Kriya kayu;
- Kriya keramik;
- Kriya rotan.
4) Seni Minor
Seni minor berhubungan dengan hasil karya yang berupa
benda-benda, seperti seni kerajinan, yakni: tembikar, perabot, dan
lain sebagainya.
Seni seperti ini membutuhkan suatu ruang untuk :
23
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
1) Bengkel Kerja
Sebuah ruang kerja untuk memberi contoh bagaimana
membuat suatu hasil kerajinan.
2) Galeri
Sebuah ruang yang dimanfaatkan untuk
mempertunjukkan hasil karya dari seni kerajinan.
2. Fungsi Kesenian
Menurut Petrus Jermias Giri dalam makalah seminar arsitektur
Unwira Kupang, yang berjudul “Pusat Seni di Kupang”, 1995:20,
menjelaskan bahwa setiap kegiatan kesenian paling tidak ada dua pihak
yang terlibat di dalamnya yaitu seniman : pihak yang memberi dan
masyarakat penikmat yaitu : pihak yang menerima, seni sebagai suara dan
alat komunikasi yang harus membawa pesan, dengan demikian seni itu
mempunyai fungsi :
a. Sebagai alat ekspresi;
b. Sebagai sumber mata pencaharian;
c. Sebagai sarana hiburan;
d. Sebagai alat pendidikan.
Secara substansi mengenai fungsi kesenian daerah menurut
Jakob Sumardjo, 1992: 17 adalah sebagai berikut :
a. Pemanggil kekuatan gaib;
b. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir di tempat
diselenggarakannya pertunjukan;
c. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat;
d. Peringatan kepada nenek moyang, dengan mempertontonkan
kegagahan dan kepahlawanan;
e. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat
hidup seseorang;
f. Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam situs tertentu.
24
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
diakui oleh suatu kelompok suku atau masyarakat suatu daerah sebagai
miliknya.
Kegiatan kesenian tertentu merupakan ciri khas kebudayaan
suatu suku, daerah atau kawasan.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dimana produksi hasil
karya seni secara besar-besaran telah mengambil minat masyarakat
modern untuk memiliki dan menikmatinya dengan tidak mengurangi
keinginan masyarakat tertentu untuk tetap menggalakkan kesenian
daerah, walaupun dalam persaingan yang memberatkan sebelah pihak,
untuk lebih dapat menarik minat, kemudian telah dikembangkan seni
kontemporer dengan karya-karya yang lebih modis.
(Sumber : Resume Makalah Seminar Arsitektur UNWIRA TA. 1994/1995 “PUSAT SENI DI
KUPANG” oleh Petrus Jermias Giri).
26
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
Sistem Pelatihan
i. Sistem Pengajaran
Pemberian materi yang terdiri atas dua macam, yaitu:
a) Materi Teori
- Berfungsi menunjang latihan praktek;
- Diberikan satu kali setiap minggu.
27
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
b) Materi Praktek
- Berupa latihan untuk meningkatkan ketrampilan;
- Diberikan dua kali tiap minggu.
ii. Evaluasi
Evaluasi di sini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dan penguasaan siswa terhadap materi
yang diberikan. Evaluasi berupa ujian materi dan ujian
praktek, yang diselenggarakan setiap satu paket materi
selesai.
iii. Pementasan
a) Pementasan akbar, satu kali setahun pada ulang tahun
Pusat Pendidikan Seni Terpadu;
b) Pementasan rutin tiap satu paket materi selesai;
c) Pementasan insidental karena beberapa hal, misalnya
penyambutan tamu, undangan dari instansi lain,
perombaan dan lain sabagainya.
iv. Pelatihan
Pelatih terdiri dari pelatih untuk anak-anak dan
dewasa. Untuk kelas anak-anak maupun ddewasa masih
dibagi menurut jumlah siswa yang ada. Maksimal dalam satu
kelas terdiri dari 20 siswa, tiap-tiap kelas memiliki tiga
pealtih. Dan tiap-tiap sanggar memiliki coordinator pelatih
dan struktur organisasi sendiri.
(Sumber : Tinjauan Fasilitas Pusat Kesenian dikutip dari laporan desain “Pusat Seni
Aceh” oleh Irene Sysphiatin, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009. Download. http
Blogger; Irene.com).
c) Pengelolaan Museum
KEPALA MUSEUM
i. Perpustakaan Seni
Perpustakaan seni adalah sebuah koleksi buku dan
majalah yang berhubungan dengan koleksi seni. Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi
besar yang dibiayai dan diopersikan oleh sebuah kota atau
institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata
tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya
sendiri.
32
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
33
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
34
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
3. Jenis-jenis Sasando
Ada beberapa jenis sasando yaitu Sasando Gong dan
Sasando Biola.
Sasando gong biasanya dimainkan dengan irama gong dan
dinyanyikan dalam bentuk syair untuk mengiring tari, menghibur
keluarga yang berduka dan yang sedang mengadakan pesta. Bunyi
sasando gong nadanya pentatonik. Sasando gong berdawai tujuh
kemudian berkembang menjadi sebelas dawai. Sasando gong lebih
berkembang di Pulau Rote sejak abad ke 7.
Diperkirakan akhir abad ke 18 sasando mengalami
perkembangan, kemudian berkembanglah Sasando Biola. Sasando
biola lebih berkembang di Kupang. Sasando biola nadanya diatonis
dan bentuknya mirip dengan sasando gong tetapi bentuk bambu
diameternya lebih besar dari sasando gong dan jumlah dawai pada
sasando biola lebih banyak berjumlah 30, 32, dan 36 dawai.
Sasando biola ada 2 bentuk yaitu sasando dengan bentuk ruang
resonansinya terbuat dari daun lontar dan sasando biola dengan
bentuk ruang resonansinnya terbuat dari (kotak atau peti dari papan).
Kenapa dikatakan sasando biola?, karena sasando ini memakai
putaran dawai (senar) atau sekrup dawai yang terbuat dari kayu yang
dibentuk seperti biola. Sasando biola yang terbuat dari kotak kurang
mengalami perkembangan karena dianggap kurang praktis. Pada saat
pengeteman nada mengalami kesukaran, sekrup kayu harus diputar
dan diketok untuk bisa mendapatkan nada-nada yang pas.
Terjadi perkembangan dengan masuknya sekrup besi maka
putaran dawai di ganti dengan sekerup besi yang lebih mudah di
putar dengan memakai kunci sasando pada saat pengeteman nada.
Sasando biola memakai daun lontar lebih berkembang dari pada
sasando biola memakai kotak/peti kayu. Karena sasando biola
dengan memakai daun lontar terkesan lebih unik dan natural.
Sehingga orang mengenal dengan nama sasando tradisional. Sasando
biola yang terbuat dari daun lontar mempunyai ciri khas diatas
kepala sasando ada hiasan mahkota daun lontar ada 7 mahkota, yang
36
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
37
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
38
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
40
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
41
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
42
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
NO FASILITAS KETERANGAN
1. Perpustakaan Merupakan fasilitas penunjang sebagai
sarana edukasi yang menyediakan fungsi
perpustakaan dan studio musik sebagai
tempat untuk menggali informasi tentang
kebudayaan sunda
43
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
44
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
8. Serbaguna
Dikenal dengan nama Buruan Sari Asih
merupakan area terbuka hijau, yang
berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi para
pengunjung yang ingin menikmati suasana
alam khas sunda, dan juga untuk kegiatan
penunjang, seperti resepsi pernikahan.
9. Akomodasi Seniman
Merupakan fasilitas penunjang berupa
hunian non komersil yang disediakan bagi
para seniman dan pengrajin yang berkarya
di saung mang udjo.
45
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
46
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
Di amphitheater
yang berada di Art Centre
ini, bisa menampung
kapasitas penonton kira-
kira sampai dengan 6.000
orang, baik itu untuk
pertunjukan kolosal,
Gambar. 2.8 Ampphiteater Bali Art Center.
tardisional maupun
modern. Biasanya pentas kesenian Bali ini digelar pada bulan Juni
sampai dengan July, pentas seni ini diadakan 1 bulan penuh, sehingga
bagi pengunjung yang menyaksikan benar-benar terpesona dengan adat
kebudayaan Bali yang tetap lestari sampai saat ini.
NO FASILITAS KETERANGAN
1. Pintu Gerbang Berfungsi sebagai main entrance atau
akses masuk utama ke dalam kawasan
Taman Kesenian Budaya Bali. Tersedia
juga beberapa akses masuk lain menuju
lokasi ini, berdasarkan zona dan
pencapaian masing-masing.
2. Gedung Perpustakaan Gedung yang luasnya 300 m2 in
Widya Kusuma merupakan sarana education yakni
perpustakaan yang mengoleksi buku-buku
kesenian dan kebudayaan Indonesia
umumnya. Tujuan perpustakaan ini adalah
untuk memberikan informasi seni budaya
kepada seluruh masyarakat.
47
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
5. Pura Taman Beji Pura dalam kawasan Bali Art Centre ini
mempunyai luas + 100 m2 merupakan
tempat persembahyangan bagi karyawan /
karyawati Taman Budaya Propinsi Bali
dan Masyarakat sekitarnya.
48
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
( Sumber : analisa penulis, 2011, berdasarkan bahan informasi UPT. Taman Budaya Bali “Bali Art
Centre” Kabag. Dokim : Nimade Sukartini)
Tabel 2.3
Kesimpulan Studi Banding Pusat Kebudayaan
OBJEK
NO FUNGSI FASILITAS SAUNG MANG BALI ART
UDJO CENTRE
Perpustakaan √ √
1. Edukasi Sanggar Seni √ √
Laboratorium _ _
2. Kebudayaan PusatProduksi Seni
dan Budaya √ √
Teater Pementasan √ √
3. Pameran dan Museum _ √
Pertunjukan Galeri _ √
Pengelola √ √
4. Penunjang Toko Souvenir √ √
Resto & Cafe √ √
Serbaguna _ √
Quest House √ _
Akomodasi
Seniman √ √
Mess Petugas √ √
Sarana Ibadah √ √
(Sumber : Reinold Edon : Laporan Seminar Arsitektur “Pendekatan Simbolik dalam Arsitektur”
Unwira Kupang, 2010).
51
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
52
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
2. Metafora langsung
Pada metafora langsung bangunannya menampilkan suatu bentuk
yang secara langsung mempunyai hubungan terhadap sesuatu yang
ingin disampaikan kepada masyarakat.
53
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
54
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
2. Geometri Kerangka.
Merupakan panjang, lebar dan tinggi. Dimensi ini menentukan
proporsinya, adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran
relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya.
Sketsa :
55
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
b. Segi Tiga, yaitu sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga
buah sisi dan mempunyai tiga buah sudut.
Sketsa :
56
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
c. Teknik Pengubahan;
Additive Form (penambahan bentuk)
Terjadi penambahan bentuk lain kepada volume yang ada.
Kemungkinan-kemungkinan dasar pada dua bentuk yang
tergabung bersama adalah :
b. Adanya tarikan antara ruang atau kedua bentuk relatif
berdekatan satu dengan yang lain (memiliki kesamaan
visual seperti : wujud, bahan material atau warna).
Sketsa :
57
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
Sketsa :
58
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-TUGAS AKHIR “PUSAT KESENIAN SASANDO di KUPANG”
Sketsa :
60