Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I
KONSEP DASAR SENI

A. PENGERTIAN SENI
Istilah seni dan kesenian sering digunakan oleh orang untuk mengungkapkan
sesuatu yang berbeda dengan lainnya. Akan tetapi apakah seni itu? Seni merupakan
bagian dari kebudayaan yang dihasilkan oleh sekelompok orang atau masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat
berasal dari kata buddhayah (Sansekerta). Kebudayaan atau budaya adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari kebudayaan muncullah suatu kesenian
atau seni. Pengertian seni setiap saat mengalami perkembangan sejalan dengan
peradaban manusia. Berikut ini merupakan beberapa pendapat para tokoh tentang
pengertian seni.
1. Plato berpendapat bahwa seni adalah peniruan terhadap alam, sehingga karya
seni merupakan tiruan dari bentuk alam seperti manusia, binatang, dan
tumbuhan.
2. Aristoteles berpendapat bahwa seni adalah peniruan terhadap alam itu harus
ideal dalam arti penciptaan seni itu berdasarkan bentuk alam yang disertai idea
penciptanya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih indah.
3. Popo Iskandar berpendapat bahwa seni karya cipta manusia yang bersifat
kreatif dan memiliki nilai yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
4. Susanne K. Langer, seorang filsuf seni dari Amerika, menyatakan bahwa seni
dapat diartikan sebagai kegiatan menciptakan bentuk - bentuk yang dapat
dimengerti atau dipersepsi yang mengungkapkan perasaan manusia.
5. S. Sudjojono, salah seorang pelukis terkemuka Indonesia menyatakan seni
adalah jiwa tampak.
6. Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional berpendapat bahwa
seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang hidup
dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.
7. Akhdiat Karta Mihardja berpendapat bahwa seni adalah kegiatan rokhani
manusia yang merefleksikan realitas (mencerminkan kenyataan) dalam suatu
karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya.
8. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa seni mempunyai pengertian
: (1) halus, kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil
dan elok; (2) keahlian membuat karya yang bermutu; (3) kesanggupan akal
untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa); orang yang
berkesanggupan luar biasa.
Dengan demikian pengertian seni atau kesenian dapat diartikan sebagai
gagasan atau ide manusia yang diekspresikan melalui kemahiran tertentu untuk
menghasilkan karya yang indah dan berarti.
2

B. PEMBAGIAN SENI
Pembagian seni secara umum berdasarkan penikmatannya dapat dibagi
menjadi 5 cabang, yaitu :
1. Seni Rupa : Seni yang dapat dinikmati dengan indera penglihatan (visual) dan
peraba. Seni rupa memanfaatkan unsur garis, bidang, warna, tekstur, dan
volume. Contoh hasil karya seni rupa adalah : lukisan, kaligrafi, poster, reklame,
spanduk, patung, diorama, kursi, meja, seni grafis, dan seni kerajinan.
2. Seni Musik : Seni yang dapat dinikmati dengan indera pendengaran (audio)
yang dibentuk dari unsur nada dan bunyi dalam alat musik, suara manusia
(vokal), atau gabungan keduanya.
3. Seni Tari : Seni yang diwujudkan melalui gerak, ruang, waktu, irama, wirasa,
wiraga, dan susunan unsur gerakan anggota tubuh secara teratur dan menurut
pola pola tertentu sehingga menimbulkan gerakan yang indah mempesona.
Karya seni ini dapat dinikmati dengan indra penghlihatan dan indra pendengaran
(audio visual).
4. Seni Teater : Seni yang memadukan unsur gerakan dan kata. Biasanya dalam
teater terdapat naskah, penokohan, latar tempat, dan alat pengiring. Seni teater
dapat dinikmati dengan indra penglihatan dan pendengaran (audiovisual).
Contoh teater terkenak adalah teater koma.
5. Seni Sastra : Seni yang mengungkapkan pengalaman jiwa dan perasaan dalam
bentuk bahasa, tulisan, dan kalimat yang mengandung nilai estestis untuk
mendapatkan kepuasan rohaniah. Bentuk karya sastra dapat berupa prosa
(struktur bahasanya bebas), puisi (struktur bahasanya terikat/berima), dan drama
(struktur bahanya disusun dalam bentuk lakon atau cerita).

C. FUNGSI SENI
Fungsi penciptaan karya seni dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Pada zaman dahulu hasil karya seni masih sangat sederhana begitu pula dengan
fungsinya. Akan tetapi, sejak kebudayaan manusia mulai berkembang, fungsi seni
dan peranan seni menjadi kian berkembang pula. Suatu benda akan memiliki fungsi
apabila benda tersebut dibutuhkan oleh masyarakat yang secara setia
mendukungnya. Karena apabila suatu hasil karya seni tanpa didukung oleh
masyarakat maka hasil seni itu akan tenggelam dan hilang. Berarti jenis seni
tersebut sudah ditinggalkan oleh masyarakat atau sudah tidak dibutuhkan lagi oleh
masyarakat sebagai pendukungnya, atau dengan kata lain bahwa seni tersebut telah
kehilangan fungsi.
1. Fungsi Individu
a. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Emosional; seni sebagai pemuas perasaan
diri sendiri atau ungkapan ekspresi.
b. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik
1) Seni bangunan sebagai benda yang digunakan untuk tempat tinggal
atau kantor.
3

2) Seni furniture sebagai benda pelengkap ruangan seperti meja, kursi,


dan almari.
3) Seni pakaian sebagai benda yang dipakai seperti baju dan
perhiasannya.
4) Seni kerajinan sebagai benda yang berguna kepraktisannya seperti
peralatan perkakas rumah tangga, mainan, dan peralatan sekolah.

1. Relief bagian dari bangunan, 2. Seni bangunan, 3. Ukiran dari furniture

2. Fungsi Sosial
a. Fungsi Magis / Keagamaan
Fungsi seni sebagai sarana keagamaan sudah ada sejak zaman
prasejarah sampai sekarang, bahkan kian berkembang. Seni juga dijadikan
suatu ciri atau identitas suatu agama.
Fungsi seni yang berkaitan dengan agama dapat dipilah menjadi
beberapa, antara lain ;
1) Seni diterapkan dalam tempat atau bangunan peribadatan dengan segala
aspeknya.
2) Seni digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan.
3) Seni diterapkan dalam pembuatan peralatan dan pakaian untuk
keperluan beribadat.
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai fungsi pendidikan adalah seni yang secara langsung
maupun tidak langsung digunakan sebagai sarana pendidikan.
Baik berupa sarana untuk pelaksanaan pendidikan maupun
penunjang pendidikan.
c. Fungsi Komunikasi
Berkomunikasi artinya mengadakan interaksi antara dua pihak
sehingga terjadi suatupengertian timbal balik keduanya. Seorang seniman
musik dapat berkomunikasi melaluirangkaian nada-nada yang indah
kepada semua orang di dunia ini. Seorang Affandi dapatberkomunikasi
dengan orang-orang di seluruh dunia dengan plototan, coretan cat dalam
kanvas.
d. Fungsi Komersial
Fungsi seni sebagai fungsi komersial adalah benda seni yang
diperjualbelikan untuk menunjang perekonomian seperti juga benda
4

ekonomi yang lain. Menciptakan karya seni selain sebagai rasa kepuasan
juga untuk mendapat penghargaan berupa materi, ini yang disebut benda
seni sebagai fungsi komersial.

1. Bangunan digunakan sebagai sarana penunjang peribadatan


2. Sebagai sarana mempelajari ilmu pengetahuan

D. BENTUK KARYA SENI RUPA


1. Seni Rupa Dwi Matra (Dua Dimensi)
Seni rupa dwi matra (dua dimensi) adalah merupakan hasil karya seni rupa
yang memiliki ukuran panjang dan lebar, atau berbentuk bidang seperti lukisan,
karikatur, batik, ilustrasi, dan corak batik seperti batik Pekalongan, Cirebon, dan
Yogyakarta.

Lukisan sebagai sarana pengungkapan ekspresi


5

Lukisan surealisme

Seni grafis merupakan karya seni dua dimensi

2. Seni Rupa Tri Matra (Tiga Dimensi)


Seni rupa tri matra (tiga dimensi) adalah merupakan hasil karya seni rupa
yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi atau benda yang mempunyai
volume. Seperti patung, bangunan, keramik, dan relief.

a. Gerabah salah satu hasil karya seni rupa tiga dimensi dari bahan tanah liat
b. Patung merupakan karya seni rupa tiga dimensi
6

E. JENIS KARYA SENI RUPA TERAPAN


Kekayaan Indonesia akan karya seni rupa terapan sangat beragam dan
menyebar berbagai daerah. Hasil karya seni rupa terapan dipengaruhi oleh ciri khas
periode jaman, masuknya agama di Indonesia serta dipengaruhi oleh kondisi daerah
masing-masing.
1. Seni Lukis Terapan Daerah
Seni lukis adalah jenis karya seni yang dibuat dengan proses melukis.
Seni lukis merupakan induk dari seni rupa. Seni lukis di Indonesia sudah ada
sejak zaman prasejarah, hal ini dibuktikan dengan diketemukannya bentuk-
bentuk yang ada di dinding-dinding gua seperti di Leang-Leang, Sulawesi
Selatan. Didalam melukis pelukis bebas menafsirkan objek, kemudian
mengekspresikan gagasannya lewat media berdasarkan prinsip seni rupa. Seni
lukis terapan banyak dijumpai di daerah-daerah di wilayah Indonesia. Masing-
masing daerah memiliki ciri khas masing-masing.
a. Seni lukis Bali
Corak lukisan di Bali menampilkan nilai-nilai tradisional daerah. Tema
lukisan Bali sebagian besar mengambil dari epos Ramayana, epos
Mahabharata, tumbuh-tumbuhan, dan binatang. Bahan-bahan yang digunakan
untuk melukis berupa warna alam. Lukisan Bali juga memiliki keunikan dalam
menampilkan gaya perspektifnya, yaitu dengan teknik bersusun. Yaitu ukuran
benda jauh dan dekat terlihat sama, tetapi bagian yang dekat dibuat di bagian
bawah sedangkan benda yang jauh ditempatkan di bagian atas.

1) Lukisan Hanoman dan Rahwana


2) Lukisan khas daerah Bali
3) Lukisan yang mengambil kehidupan masyarakat Bali

b. Seni Lukis Kaca Cirebon


Daerah Cirebon memiliki lukisan dengan menggunakan media kaca yang
disebut lukisan kaca. Sedangkan bahan yang digunakan untuk melukis adalah
cat kayu. Keunikan lukisan kaca adalah cara menikmatinya dari belakang,
maka dari itu pembuatannya juga harus dilakukan secara berurutan dari
belakang yaitu pembuatan garis, bidang, pewarna paling depan dan seterusnya
hingga warna terakhir yang dikehendaki selesai. Tema lukisan kaca di daerah
Cirebon antara lain berupa gambar kaligrafi, masjid, dan buraq.
7

Lukisan kaca khas Cirebon

c. Seni lukis batik Pekalongan


Batik Pekalongan sangat mudah kita jumpai di grosir-grosir batik. Seni
lukis batik Pekalongan selalu mengikuti perkembangan pasar, sehingga banyak
diminati oleh masyarakat. Seni batik Pekalongan digunakan sebagai bahan
pakaian, gorden, taplak meja, dan hiasan dinding.

Batik Pekalongan

2. Seni Kriya Terapan


Seni kriya atau kerajinan tangan adalah pekerjaan yang dilakukan dengan
menggunakan keterampilan tangan manusia. Pembuatan kerajinan tangan
dibuat dengan mempertimbangkan aspek visualnya agar kelihatan indah serta
menghasilkan suatu benda yang dapat digunakan untuk kepentingan praktis.
Seni kriya merupakan seni rupa yang paling banyak ragamnya di Nusantara.
Masing-masing daerah memiliki hasil kerajinan yang beragam.
Hasil seni kriya seperti batik, ikat, dan tenun, gerabah, anyam-anyaman
dari bambu, rotan, daun pandan dan sejenis yang dapat digunakan untuk
membuat anyaman. Kerajinan batik dapat dijumpai di daerah Pekalongan,
Cirebon, dan Yogyakarta. Gerabah ada di daerah Plered (Purwakarta) dan
Kasongan (Yogyakarta). Kerajinan dari bambu terdapat di Tasikmalaya,
sedangkan kerajinan dari rotan dapat dijumpai di daerah Cirebon.
8

a) Kerajinan pembuatan kain tenun tradisional


b) Pembuatan gerabah secara tradisional

3. Seni Patung Terapan


Seni patung adalah karya seni yang dibuat dengan proses membentuk
sebuah benda, yang biasanya terbuat dari kayu, batu, semen, tembaga dan
bahan sejenis lain yang dapat dibuat patung.Pada awalnya pembuatan patung
digunakan untuk keperluan religius. Perkembangan berikutnya patung
digunakan sebagai hiasan. Patung dapat di ketemukan di candi-candi,
monumen, dan sebagai hiasan rumah. Teknik pembuatan patung tergantung
dari bahan yang digunakan. Pada dasarnya teknik pembuatan patung ada tiga
yaitu carving (pahat), modeling (membentuk) dan casting (cor)

Patung dari bahan kayu


4. Seni Relief
Seni relief adalah seni pahat dan ukiran tiga dimensi yang biasanya
dibuat di atas batu. Bentuk relief ini biasa dijumpai pada candi, kuil, monumen
dan tempat bersejarah lainnya.
9

5. Seni Grafis
Seni grafis yaitu karya seni yang dibuat dengan proses dicetak. Teknik
pembuatan seni grafis antara lain cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar dan
cetak saring (sablon). Pembuatan seni grafis diawali dengan pembuatan desain
yang memperhatikan tata letak dan bahan yang akan dicetak. Seni grafis
digunakan untuk membuat kartu undangan, mencetak gambar pada kaos, iklan,
logo, dan poster.

Karya seni grafis


10

F. TEKNIK PEMBUATAN KARYA SENI RUPA


Pembuatan karya seni rupa di wilayah Nusantara sangat beragam sesuai
dengan bahan yang digunakan. Teknik pembuatan karya seni rupa antara lain
dengan menggunakan teknik lukis, teknik batik, teknik cetak, teknik pahat, teknik
membentuk, dan teknik las.
1. Teknik Lukis
Teknik lukis untuk membuat karya seni rupa terapan dengan menggunakan
kuas. Teknik ini digunakan untuk membuat lukisan kaca, lukisan pada papan, dan
lukisan pada kanvas.
2. Teknik Batik
Teknik batik digunakan untuk membuat karya seni batik. Teknik ini
memerlukan bahan dan peralatan khusus. Bahan yang digunakan untuk membatik
antara lain berupa kain putih (kain yang meresap warna), lilin/malam (sebagai
bahan perintang), bahan pembangkit warna, bahan pelarut napthol, dan bahan
pelarut garam. Sekarang ini selain batik digunakan pada media kain dapat juga
digunakan pada kayu. Teknik membatik selain menggunakan canting sebagai alat
juga dapat menggunakan kuas (terbuat dari bilah bambu yang dihaluskan
ujungnya).
Teknik batik dapat dijumpai di daerah Pekalongan, Yogyakarta, Surakarta,
Garut, Lasem, Cirebon, dan Madura. Masing-masing daerah memiliki ciri khas dan
keunikan tersendiri.
3. Teknik Cetak
Teknik cetak dapat digunakan untuk pembuatan karya yang menggunakan
cetakan sebagai alat utamanya. Karya seni yang menggunakan teknik cetak seperti
fotografi, desain grafis, dan semua karya seni grafis. Pembuatan karya dengan
teknik cetak ini membutuhkan klise sebagai acuan cetaknya. Dengan alat cetak ini
dapat membuat karya dalam jumlah yang banyak.
4. Teknik Pahat
Teknik pahat merupakan cara pembuatan suatu karya dengan mengurangi
bahan sedikit demi sedikit dengan menggunakan alat pahat. Bahan yang biasa
digunakan untuk membuat karya seperti kayu dan batu. Hasil karya dengan teknik
pahat ini seperti relief, ukir-ukiran, dan patung.
5. Teknik Membentuk
Teknik membentuk atau modeling adalah cara pembuatan karya dengan
menambah atau mengurangi bahan yang digunakan. Jadi bahan yang digunakan
berupa bahan yang lembek seperti tanah liat. Hasil karya dengan teknik ini biasanya
berupa hasil gerabah/keramik.
6. Teknik Las
Teknik las digunakan untuk menyambung bahan dari logam. Bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat karya berupa bahan logam seperti besi, baja,
tembaga, perak, dan emas.
11

G. TUJUAN PENCIPTAAN KARYA


Manusia hidup ini tidak terlepas dari hasil karya seni. Hasil karya seni selalu
melekat dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita tidak dapat lepas dari karya
seni. Penggunaan hasil karya seni terapan berupa pakaian, tempat tinggal, dan
perabot rumah tangga. Dengan demikian tidaklah berlebihan jika seni memiliki
peran yang sangat besar dalam kehidupan kita. Pada dasarnya penciptaan karya seni
adalah bertujuan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik atau meningkatkan
kualitas kehidupan pada zamannya sehingga memiliki arti penting bagi generasi
berikutnya.
Secara umum tujuan penciptaan karya seni adalah sebagai berikut.
1. Ekspresi Pribadi; Ekspresi pribadi merupakan ungkapan emosional terdalam
yang diwujudkan dalam simbol-simbol rupa.
2. Aktualisasi Diri; Aktualisasi diri merupakan upaya untuk membangun
eksistensi pribadi melalui ungkapan estetis.
3. Eksperimentasi; Eksperimen merupakan upaya pencarian dan percobaan
mengolah berbagai unsur rupa dengan beragam media untuk memperoleh
keaslian karya seni.
4. Pembaruan Nilai Keindahan; Pembaruan nilai keindahan merupakan salah satu
tujuan penciptaan karya seni dalam menciptakan karya seni yang kreatif.
5. Objek ekonomi; Penciptaan karya seni yang sejalan dengan selera masyarakat
atau pemesan, untuk alasan perdagangan, galeri lelang, aset kekayaan, maupun
peningkatan nilai ekonomi.
6. Rekaman Peristiwa ; Rekaman peristiwa merupakan proses penciptaan karya
seni untuk merekam suatu peristiwa tertentu yang menyentuh dan bermakna.
Karya seni untuk merekam peristiwa, aktualisasi diri, dan ekspresi diri
7. Alat Komunikasi; Tujuan penciptaan karya seni sebagai sarana komunikasi
adalah upaya untuk membangun berbagai gagasan atau imajinasi seniman
sehingga dapat dipahami oleh masyarakat penikmatnya.
8. Terapi Kejiwaan; Terapi kejiwaan merupakan tujuan penciptaan karya seni
dalam pengayaan jiwa bagi seniman maupun penikmatnya sehingga
memperoleh ketenangan, hiburan, pelampiasan, maupun penyehatan rohani.
9. Memperluas Wawasan; Memperluas wawasan merupakan tujuan penciptaan
karya seni untuk meningkatkan apresiasi masyarakat sehingga memperoleh
pengalaman baru dalam mengamati karya seni itu.
10. Keagamaan; Sebagai media penyampaian ajaran agama, pendukung upaya
keagamaan, ataupun sebagai proses pemujaan kepada sang maha pencipta.
11. Politik; Sebagai alat pendukung kampanye, dan propaganda ideologi politik
tertentu.
12

Lukisan sebagai sarana ekspresi diri

Lukisan sebagai rekaman peristiwa

Lukisan sebagai aktualisasi diri

H. APRESIASI KARYA SENI


Apresiasi berasal dari bahasa Inggris ; to apreciatie artinya menghargai.
Apresiasi adalah merupakan sikap seseorang dalam kesanggupan menghargai dan
menilai karya orang lain atau karya sendiri, yang memiliki nilai-nilai luhur.
Apresiasi menurut pandangan seni rupa adalah proses penerimaan, tanggapan
(respon), dan pengevaluasian terhadap karya seni, sehingga seseorang bisa
menghargai karya seni.
13

Penghayatan karya seni rupa dapat dilakukan dalam tempo yang sangat
pendek dan dapat ditangkap secara keseluruhan. Dalam penghayatan tersebut secara
keseluruhan dan utuh menangkap nilai-nilai yang terkandung di dalam perwujudan
karya seni. Seorang kritikus dapat menganalisa karya dan menyampaikan bagian
perbagian yang berupa kategori dan klasifikasi serta mentransfer penghayatan
menggunakan simbol yang dapat dipahami oleh umum.
1. Tingkatan Apresiasi
Tingkat apresiasi berkaitan dengan penilaian terhadap karya seni :
a. Penikmatan
Tingkat penikmatan artinya orang yang melakukan apresiasi dapat
merasakan senang secara langsung dan merasakan puas serta mendapatkan
pengalaman dalam menikmati karya seni.
b. Pemahaman
Tingkat pemahaman ini merupakan tindakan menganalisa dan
menyimpulkan pendapat setelah menikmati karya seni rupa yang dilihatnya.
c. Penghargaan
Tingkat penghargaan adalah merupakan sikap seseorang dalam menanggapi
dan memahami isi dan pesan karya seni sehingga mampu menilai,
menyimpulkan dan memberikan keputusan baik atau tidak baik karya seni
tersebut.
d. Penghayatan
Tingkat penghayatan yaitu tindakan meyakini dan menghayati hakekat
sebuah karya seni. Penghayatan karya seni artinya usaha
mempertimbangkan, mengamati, dan melakukan penilaian indah atau tidak
indah, baik atau buruk, suka atau tidak suka, sekaligus menentukan sesuatu
berdasarkan kerangka berpikirnya.
e. Implikasi
Tingkat implikasi adalah mendayagunakan hasil penilaian sehingga mampu
melahirkan ide-ide baru.
2. Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Apresiasi
Beberapa aspek yang dapat dinilai dalam berapresiasi, adalah :
a. Ide
Ide dapat muncul karena suatu kondisi tertentu dan waktu tertentu. Karya
seni dapat tercipta karena dorongan yang menyeluruh, kuat dan banyak segi.
Seorang seniman akan menghasilkan karya yang khas pribadi dengan
simbol-simbol yang pribadi pula, yang dapat ditangkap oleh orang sekitarnya
sehingga menjadi suatu karya yang komunikatif.
b. Kreatifitas
Yaitu penciptaan karya seni dengan mewujudkan sesuatu yang belum pernah
ada, mempunyai arti dan nilai baru.
14

c. Gaya individu
Gaya individu adalah gaya seseorang yang sangat erat hubungannya dengan
kreatifitas. Gaya individu berupa pengolahan dan pemilihan tema, warna dan
sapuan kuas.
d. Teknik dan wujud
Teknik adalah cara seseorang menstransformasikan wujud yang ideal
menjadi sesuai sehingga mempunyai nilai, terwujud dengan menggunakan
media seni rupa yang berupa unsur dan prinsip seni rupa.
e. Kegunaan praktis
Kegunaan praktis disini mempunyai peranan besar karena kegunaan praktis
disamping wujud yang artistik.
3. Pendekatan Apresiasi
Tahapan apresiasi agar dapat tercapai yang paling tinggi, perlu didukung
oleh dua syarat. Pertama, latar belakang atau pengalaman melihat karya seni
secara berulang-ulang. Pengalaman melihat suatu karya secara berulang-ulang
baik itu dengan sengaja maupun tidak sengaja akan membiasakan diri
menghadapi berbagai bentuk karya seni, di samping seseorang berkarya sendiri
melihat berulang-ulang kepekaan di dalam menilai suatu karya seni akan terasah
dengan sendirinya. Hal ini akan meningkatkan daya apresiasi, seandainya kita
senang menyaksikan pameran karya seni atau sering berkunjung ke galeri.
Kedua adalah keterbukaan, artinya seorang pecinta seni harus memiliki
kesiapan mental berupa sikap positif, dan tidak diawali oleh prasangka buruk.
Dengan sikap positif ini memungkinkan bisa mempercepat peningkatan
kemampuan apresiasi karya seni. Untuk meningkatkan kemampuan berapresiasi
perlu kita mempelajari berbagai macam pendekatan yang sering digunakan
orang untuk meningkatkan kemampuannya berapresiasi, antara lain sebagai
berikut.
a. Pendekatan mimetik
Pendekatan mimetik lebih menekankan hubungan antara karya seni
dan kenyataan yang ada. Pendekatan ini sangat cocok digunakan untuk
mengapresiasi karya seni yang realistik dan naturalistik, mengingat ukuran
indah atau tidak indah secara langsung ataupun tidak langsung berkaitan erat
dengan wujud realitas yang sebenarnya. Pendekatan ini dapat diarahkan
pada segi makna , isi atau pesan yang sesuai dengan realitas kehidupan.
b. Pendekatan ekspresif
Pendekatan lebih mefokuskan hubungan antara karya dan ungkapan
kejiwaan penciptanya. Pendekatan ini digunakan ketika menghadapi karya-
karya yang nilai ekspresinya sangat kuat. Setiap karya memang bernilai
ekspresi, namun ada pula karya seni yang secara spontan dan lugas
ditumpahkan oleh penciptanya. Karya ekspresif juga terkadang tidak
memperhatikan kesesuaian bentuk, warna, dan komposisi yang terdapat di
alam nyata. Dalam karya ini tidak lagi berpedoman pada kebersihan dan
15

keindahan karya, tetapi kelihatan kotor dan carut marut dalam membuat
karya seni.
c. Pendekatan struktural
Pendekatan ini diarahkan untuk menganalisa bagian-bagian atau
unsur-unsur seni. Unsur-unsur tersebut saling terkait antara yang satu
dengan lainnya. Secara umum kita dapat , mengamati unsur-unsur tersebut
diarahkan secara memusat (sentral) atau menyebar, atau unsur-unsur
tersebut bersifat simetris (seimbang) atau tidak simetris (tidak seimbang).
d. Pendekatan semiotik
Semiotik diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem
lambang kehidupan manusia. Pendekatan ini digunakan untuk
memperhatikan hubungan antara objek benda dan pesan di balik benda.
Karena semiotik sama dengan simbol, maka setiap objek gambar dipandang
sebagai simbol dimana terdapat muatan makna. Pada dasarnya karya seni
adalah simbol-simbol yang mempunyai makna. Simbol disini dapat berupa
garis, warna, wujud, komposisi, suasana gelap terang ataupun teksturnya.
16

BAB II
GAMBAR BENTUK

A. Pengertian Gambar Bentuk


Gambar bentuk adalah menggambar objek benda yang diwujudkan di
atas bidang gambar melalui kemahiran tangan dengan media titik, garis, bidang,
bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang. Menggambar bentuk pada dasarnya
merupakan suatu kegiatan menggambar yang objek gambarnya berupa bentuk suatu
benda. Di dalam menggambar bentuk benda yang perlu diperhatikan antara lain :
bentuk benda tersebut, proporsi benda, komposisi, persfektif benda dan bayangan
benda.

Dalam menggambar bentuk tiga dimensi kita perlu berlatih menggambar


bentuk dasar seperti lingkaran, kubus, dan silinder.

B. Macam-Macam Bentuk
Macam-macam bentuk ada 3 yaitu:
1. Menggambar bentuk benda silindris
Menggambar bentuk benda silindris adalah menggambar bentuk benda-
benda yang memiliki bentuk dasar silindris. Bentuk benda silindris itu seperti gelas,
botol, tabung, ember, porong, termos, pensil, bola.
17

Menggambar gelas silindris

Menggambar botol

2. Menggambar bentuk benda kubistik


Gambar kubistis adalah gambar bentuk dengan bentuk-bentuk kubistis.
Bentuk benda kubistis itu seperti lemari, koper, balok es, batu bata, buku, bangunan
gedung, televisi, radio, komputer dan kotak.

Contoh benda kubistik


3. Menggambar Bentuk Benda Bebas
Bentuk benda bebas adalah bentuk benda yang tidak beraturan. Bentuk
benda ini seperti sayur-sayuran, daun-daunan, kain, pakaian, dan buah-buahan.
18

C. Langkah menggambar bentuk


1. Pengamatan
Merupakan kegiatan mengenali objek yang akan di gambar. Objek gambar harus
diamati berulang-ulang dan lebih baik dilakukan dengan bingkai (frame)
2. Membuat sket
Merupakan pindahan hasil pengamatan di atas bidang gambar dengan cara
mensketsa objek gambar secara tipis-tipis (membayang).
3. Menentukan gelap terang
Dalam menentukan gelap terang di dalam menggambar bentuk ada beberapa
macam teknik, yaitu:
a. Teknik linear
Merupakan cara menggambar objek gabar dengan garis sebagai unsure yang
paling menentukan baik garis lurus maupun lengkung.
b. Teknik blok
Merupakan cara menggambar dengan menutup objek gambar menggunakan
satu warna sehingga hanya terlihat bentuk globalnya (siluet)
c. Teknik arsir
Merupakan cara menggambar dengan garis saling menyilang atau sejajar
untuk menentukan gelap terang objek gambar sehingga tampak tiga dimensi
d. Teknik pointilis
Meerupakan cara menggambar menggunakan titik-titik untuk menentukan
gelap terang.
e. Teknik dusel
Merupakan cara menggambar yang dalam menentukan gelap terang objek
menggunakan pensil yang digoreskan secara miring (rebah)

D. Unsur-Unsur Seni Rupa


Unsur-unsur seni rupa merupakan bagian terpenting dalam membuat suatu
karya. Unsur seni rupa adalah semua bagian yang mendukung terwujudnya suatu
karya seni rupa. Unsur seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur
fisik dan unsur phikis. Unsur-unsur yang bersifat fisik : titik, garis, bidang, bentuk,
ruang, tekstur dan warna. Sedangkan unsur yang bersifat phikis : perasaan,
pandangan, pemikiran, gagasan atau karakter yang terungkap dalam karya seni
tersebut. Unsur ini tidak dapat dipahami secara visual melainkan hanya dapat
dirasakan saja. Dalam suatu karya seni rupa, unsur-unsur tersebut di atas disusun
dan dipadukan menurut prinsip-prinsip tertentu seperti kesatuan, keseimbangan dan
irama, sehingga mampu mengekspresikan perasaan, pandangan dan karakter
pembuatnya dalam sebuah karya seni. Menggambar bentuk benda juga harus
memperhatikan unsur-unsur tersebut.
1. Titik; atau sering disebut noktah adalah unsur terkecil dalam pembuatan suatu
karya.
2. Garis ; merupakan sekumpulan titik-titik yang memanjang.
19

Garis terdiri dari dua macam yaitu garis lurus dan garis lengkung. Kedudukan
garis antara lain horizontal, vertikal, miring, serong. Sedangkan yang dimaksud
dengan intensitas garis adalah tebal dan tipisnya garis.
Garis merupakan salah satu unsur utama dalam menciptakan suatu karya,
karena garis digunakan sebagai dasar pembentukan gambar bidang, bentuk,
atau tekstur. Dalam perkembangannya garis menjadi lebih beragam misalnya
garis luirus menjadi garis lurus patah-patah beraturan, zig-zag, dan bergerigi.
Garis lengkung menjadi patah lengkung beraturan, patah lengkung tak
beraturan, dan bergelombang.

Macam-macam titik

Macam-macam garis
Karakter antara garis lurus dan garis lengkung sangat bertentangan.
1) Karakter garis lurus adalah stabil, statis, tegas, kaku, kuat, kokoh, tajam,
tegar, sportif, konstruktif, maskulin, jantan, rapi.
2) karakter garis lengkung adalah alami, lembut, lemah, luwes, feminim,
lunak, layu, lentur (plastis), gemulai, acak, dinamis, elegan.
3. Bidang (Shape); sebuah garis yang bertemu ujung pangkalnya akan
membentuk sebuah bidang. Demikian juga beberapa garis yang saling potong
satu sama lain akan membentuk beberapa bidang. Seperti halnya garis, bidang
juga mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda. Misalnya
bergelombang datar mengesankan gerak labil dan sebagainya. Perbedaan sifat
yang nyata antara garis dan bidang terletak pada kekuatannya memberi illusi,
suatu bidang akan lebih mengarah pada sifat yang mendimensi.
20

4. Bentuk (Form); adalah merupakan ciri setiap benda, baik itu benda buatan
manusia maupun benda yang berasal dari alam. Bentuk ini dapat berarti bentuk
bangun atau bentuk plastis (form).
Bangun: bentuk benda yang polos seperti yang terlihat oleh mata.
Bentuk plastis: bentuk benda sebagaimana terlihat dan terasa karena adanya
unsurenilai (value) gelap terang.
5. Tekstur; adalah nilai raba dari suatu permukaan bidang.
Tekstur dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
1) Tekstur nyatayaitu nilai raba dari suatu permukaan benda yang benar-benar
nyata sesuai dengan kelihatannya. Contoh permukaan bidang kaca kalau kita
lihat akan kelihatan halus setelah kita raba ternyata benar-benar halus.
2) Tekstur semu yaitu suatu nilai raba dari suatu permukaan benda yang
tidak sesuai dengan kelihatannya. Contoh permukaan suatu bidang kelihatan
kasar tetapi setelah diraba ternyata permukaannya halus.

6. Warna merupakan unsur seni rupa yang paling menonjol, yang sangat penting
dan telah diakui sebagai salah satu wujud keindahan yang dapat dicerap oleh
mata manusia. Kehadiran warna menjadikan benda dapat dilihat, dan melalui
unsur warna orang dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda
tersebut. Warna juga menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda bahkan
bervariasi yang sangat banyak.
Berdasarkan sifatnya kita dapat menyebutkan warna muda, warna tua,
warna terang, warna gelap, warna redup, warna cemerlang.
Warna dilihat dari macamnya antara lain ; kuning, merah, biru, hijau,
jingga, dll.
Warna dilihat dari watak atau karakternya antara lain warna panas,
warna dingin, warna lembut, dan warna kontras.
21

Lingkaran warna
Warna adalah berupa pigmen yang mempunyai sifat yang khas apabila
disinari akan memantulkan sifat tersebut dan mewakili dirinya, sifat merah
menjadi warna merah. Warna adalah kesepakatan perjanjian atau lambang,
contohnya seperti di bawah ini.
Merah : berani, semangat, gairah, cinta.
Orange : kering, gersang, kebahagiaan, kegembiraan, ranum.
Kuning : emas, kemuliaan, keagungan, kemewahan, biasa, cemburu,
iri,benci, ragu-ragu, layu, gugur.
Hijau : muda, pertumbuhan, perkembangan, harapan,
sejuk,makmur,kemenangan.
Biru : kesetiaan, kebenaran, kesungguhan,dalam, misteri.
Ungu : kemewahan, kebesaran, duka cita.
Putih : suci, kosong, bersih, lahir, tak berdosa, menyerahkan diri.
Hitam : kegelapan, misteri, kematian, ketegasan,
kewibawaan,kesungguhan, abadi.
Warna terjadi karena pembiasan cahaya pada wujud prismatik yang
menimbulkan spectrum pelangi. Oleh karena itu, tanpa adanya cahaya, tidak
akan terbentuk warna. Salah satu teori warna yang terkenal adalah lingkaran
warna yang diciptakan oleh Moses Harris pada tahun 1766 yang dirangkum
dari warna primer.
Menurut Brewster, warna secara umum dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok utama antara lain sebagai berikut.
1) Warna primer adalah warna dasar atau warna pokok yang terdiri dari warna
merah, biru, dan kuning.
2) Warna sekunder adalah warna hasil pencampuran seimbang dari warna
primer satu dengan lainnya. Warna sekunder terdiri dari warna hijau, jingga,
dan ungu
3) Warna tersier adalah warna hasil pencampuran warna-warna skunder, atau
pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Contoh warna sekunder
adalah warna ungu kemerahan, ungu kebiru-biruan, hijau kebiru-biruan, hijau
kekuning-kuningan, jingga kekuning-kuningan, jingga kemerah-merahan.
22

Percampuran warna primer menjadi warna skunder


Selain tiga kelompok warna utama di atas juga masih dapat ditemukan
kelompok warna yang lain, yaitu sebagai berikut.
1. Hue; Macam-macam warna dalam satu jenis warna, misalnya jenis warna
merah memiliki macam-macam warna seperti : merah darah, merah jambu,
merah rose, merah hati, merah jernih, merah jingga, merah muda, dll.

Warna hue
2. Value (Gelap Terang) ; Value adalah tingkat gelap terangnya warna.
Warna yang paling terang adalah putih dan yang paling gelap adalah
hitam.
3. Intensitas Warna (Intensity) atau Kualitas Warna; adalah merupakan
tingkat kecerahan atau kemuraman warna. Warna yang cerah adalah warna
yang mempunyai kecerahan sinar (spotlight) dan warna yang muram
adalah warna yang kusam atau warna yang tidak berkesan memancarkan
sinar.
4. Kontras (Contras); warna kontras adalah warna yang saling bertentangan
atau bertolak belakang tingkat gelap terangnya.

Warna kontras
5. Komplementer (Complement); warna komplementer adalah warna yang
apabila dicampur antara dua warna akan menjadi gelap/kelabu/hitam
kusam. Misalkan ; merah x hijau, biru x jingga, kuning x ungu
6. Monokrom (Monocrome); warna monokrom adalah warna yang masih
sejenis atau masih sekeluarga. Warna monokrom contohnya adalah
keluarga warna merah, maka terdiri dari warna : merah hitam, merah
coklat, merah gelap, merah jernih (primer), merah muda, merah jambu,
merah jambu muda, dan seterusnya.
7. Monoton (Monotone); warna monoton adalah warna yang memiliki gelap
terang yang senada. Contoh warna monoton adalah warna-warna gelap
23

seperti coklat, hijau tua, biru tua, dan merah tua. Warna-warna terang
seperti warna cream, kelabu, kuning gading, pink, biru laut, dan hijau
pupus.
8. Analog (Warna berdekatan); warna analog adalah warna-warna yang tidak
kontras dan komplementer, dan jika dicampur menjadi warna yang
bagus/matang. Contoh analog warna adalah warna biru berdekatan dengan
warna merah/ungu/merah keunguan atau biru berdekatan dengan
kuning/hijkau/hijau kekuningan.
9. Warna Hangat-Dingin (Colour Condition); warna hangat adalah warna
yang mengandung warna merah/warna yang terang. Warna dingin adalah
warna yang mengandung warna biru/putih atau redup.
E. Prinsip-Prinsip Seni Rupa
Penciptaan suatu karya seni selain menggunakan unsur-unsur seni juga
menggunggunakan pertimbangan yang sangat mendasar yaitu penggunaan dan
pengaturan kaidah-kaidah seni rupa yang disebut dengan prinsip-prinsip seni yang
sering disebut dengan komposisi.
1. Proporsi
Proporsi (perbandingan) yaitu unsur kesebandingan ideal yang dapat
dicerap oleh persepsi pengamat sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek
gambar. Salah satu teori klasik zaman Yunani yang tetap dipakai hingga
sekarang dikenal sebagai Golden Ratio yang diterapkan pada bangunan
Parthenon, yaitu perbandingan lebar dan panjang = 1 : 1,6. teori ini di abad ke-
19 dikenal sebagai Golden Section.

Golden section
Pengaturan perbandingan dan cara penempatan ukuran bagian-bagian
benda atau perbandingan benda satu dengan lainnya dengan tepat akan sesuai
dengan proporsi benda yang ideal. Pengaturan dan penempatan ukuran yang
tepat dan harmonis akan menciptakan suatu karya seni yang serasi dan
sempurna.
24

Perbandingan ideal manusia

Perbandingan tinggi manusia


Beberapa perubahan bentuk tersebut, yaitu :
1) Stilasi
Stilasi atau peng-gaya-an adalah sebagai langkah peng-gaya-an bentuk,
pengembangan yang memperindah, tetapi sifat-sifat pokok atau karakter
objeknya tetap.

1. Stilasi pohon hayat, 2. Stilasi pohon


25

2) Distorsi
Distorsi atau penyimpangan ialah sebagai langkah penggeliatan, melebih-
lebihkan, menyangatkan bentuk sehingga menguatkan karakter.

1. Lukisan bergaya distorsi


2. Lukisan bergaya distorsi
3) Deformasi
Deformasi atau pemisahan ialah mengubah atau memisahkan-misahkan
bagian-bagian bentuk tetapi tidak meninggalkan kesatuan atau keselarasan.

Lukisan bergaya deformasi


2. Balance
Balance (keseimbangan) yaitu pengaturan unsur-unsur seni yang
dapat menciptakan suatu perbandingan dan intensitas sebanding yang
bertitik pusat pada suatu tempat sehingga terdapat keseimbangan dari unsur-
unsur yang digunakan.
Keseimbangan ada dua macam yaitu keseimbangan simetris dan
keseimbangan asimetris.

Balance pada lukisan pemandangan


26

3. Unity
Unity (kesatuan) merupakan unsur-unsur seni yang dimanfaatkan
dalam suatu karya, terkait dalam kaidah-kaidah yang menimbulkan suatu
ketergantungan. Apabila kaidah-kaidah tersebut ada yang lemah atau hilang
maka akan tercipta karya yang tidak serasi. Untuk itu hubungan yang kuat
dan erat dari kaidah-kaidah seni tersebut akan menciptakan karya seni yang
sempurna.

Unity dalam sebuah lukisan


4. Rytme
Rytme (irama) adalah merupakan pengulangan unsur-unsur secara konstan
(teratur, continue, rutinitas) dan terjadinya suatu proses perubahan atau perpindahan
unsur-unsur yang tidak begitu jelas.

5. Point of Interest
Point of Interest (pusat perhatian) secara menyeluruh dan keutuhan karya
terdapat unsur seni yang sengaja diperkuat intensitasnya dan memberikan suatu
unsur pusat perhatian yang dapat mendominasi dari unsur keseluruhan dan tidak
mengganggu kesempurnaan.
27

point of interest pada lukisan

6. Harmoni (Keselarasan)
Timbulnya suatu keselarasan unsur-unsurnya dan tidak saling tenggelam
dan menonjol sehingga dalam karya tersebut unsurnya saling mendukung juga
terkait satu dengan yang lain.Harmoni dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu
harmoni langsung dan harmoni tidak langsung.
2) Harmoni langsung
Harmoni yang langsung terlihat dari unsur seni yang telah serasi, misalnya
harmoni yang diperoleh keselarasan garis-garis, keserasian warna, keseimbangan
bentuk.
3) Harmoni tidak langsung
Harmoni yang dicapai lewat pertimbangan pikir terhadap objek-objek karya
yang ditampilkan, misalnya lukisan alam benda yang berupa alat kebun, maka akan
serasi apabila terdiri dari lukisan barang atau alat yang digunakan untuk berkebun,
diantaranya pipa air, sabit, gunting tanaman, cangkul, skop, pupuk, kursi kebun,
dan sebagainya.
28

BAB III
KARYA SENI RUPA NUSANTARA

A. Seni Reklame
Seni reklame adalah suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang di dalam
mengajak orang lain untuk dapat mematuhi apa yang diserukan. Sedangkan kata
reklame itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu re dan clamare. Re berarti
berulang-ulang dan clamare berarti berteriak atau ajakan. Jadi menurut bahasa adalah
berteriak atau mengajak berulang-ulang.
1. Reklame menurut sifat dan tujuannya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Reklame Komersial
Reklame komersial adalah reklame yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan materi sebanyak-banyaknya dari apa yang mereka reklamekan.
Contoh : iklan sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, roti, baju, jaket, shampoo,
perlengkapan kecantikan dan masih banyak lagi.
b. Reklame Non Komersial (Idiil)
Reklame non komersial atau reklame idiil adalah reklame yang
mempunyai tujuan tidak untuk mendapatkan keuntungan materi tetapi
biasanya berupa ajakan, himbauan, saran, peringatan dan informasi-informasi
dari pemerintah atau lembaga-lembaga lain untuk menyampaikan program-
programnya kepada masyarakat.
Contoh : poster ajakan untuk 3M (menguras, mencuci dan menimbun),
mengajak ber-KB, mengajak untuk belajar wajib 9 tahun, menganjurkan
kebersihan, memperingatkan masyarakat agar hati-hati terhadap flu burung
dan sebagainya.
2. Menurut media yang digunakan reklame dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :
a. Reklame Audio
Reklame audio adalah reklame yang penyampaiannya dilakukan dengan
menggunakan media suara (audio). Reklame jenis ini biasanya disampaikan
lewat radio atau pengeras suara yang dibawa keliling dari daerah satu ke
daerah yang lain.
b. Reklame Visual
Reklame visual adalah reklame yang penyampaiannya dilakukan
dengan menggunakan media gambar atau tulisan (visual). Contoh reklame
jenis ini adalah poster, selebaran, famplet, buklet, leaflet, mobile, etalase,
spanduk, baliho, bilboard, bookjacket, embalasi, etiket, iklan.
c. Reklame Audio Visual
Reklame audio visual adalah reklame yang penyampaiannya dilakukan
dengan menggunakan media suara dan gambar atau tulisan (audio visual).
Contoh reklame jenis ini adalah reklame pada televisi, bioskop, dan slide.
29

B. Seni Grafis
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang berwujud dua dimensi dan dikerjakan
melalui teknik cetak. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik sablon (cetak saring),
cukil kayu (cetakan) etsa (pengasaman pada bahan metal), dan lito (pencetakan
dengan bahan litho).

C. Seni Ilustrasi
Kata ilustrasi berasal dari kata illustrate (Inggris) dan ilustrare (Latin) yang
berarti menjelaskan atau menerangkan. Seni ilustrasi digunakan untuk membantu
menjelaskan suatu pengertian. Penjelasan ilustrasi ini biasanya berhubungan dengan
buku pelajaran, buku ilmiah, majalah, buku cerita novel, cerpen, komik, dan
sebagainya. Bentuk ilustrasi dapat berupa gambar, foto, kartun, karikatur, dan vinyet.

1. Gambar komik, 2. Gambar kartun, 3. Gambar ilustrasi

D. Seni Dekorasi
Dekorasi berasal dari bahasa Belanda yaitu decoration yang artinya hiasan.
Mendekor suatu tempat (ruangan) artinya menghiasi atau mendadani tempat (ruangan)
tersebut. Ada dua jenis dekorasi yaitu dekorasi dalam ruangan (interior) dan dekorasi
luar ruangan (interior). Contoh benda yang dapat digunakan sebagai dekorasi antara lain
jambangan, guci, kain, patung, dan tumbuh-tumbuhan.
30

E. Seni Kriya
Kerajinan tangan atau sering disebut seni kriya (handy craft) banyak dijumpai
di wilayah Nusantara. Seni kerajinan adalah suatu usaha membuat benda-benda hasil
kerajinan tangan. Seni kriya termasuk seni terapan dua dimensi dan tiga dimensi.
1. Anyaman
Bahan dasar yang digunakan sangat banyak sekali jenisnya yaitu dari bahan-
bahan alam dan dari bahan sintetis atau buatan pabrik. Bahan yang biasa digunakan
untuk anyaman antara lain : bambu, daun pandan, rotan, enceng gondok, pelepah
pisang, berbagai macam plastik, dan lain sebagainya.
2. Keramik/Gerabah
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat keramik atau gerabah adalah
tanah liat.

3. Ukiran dan Pahatan


Seni ini banyak dijumpai pada bagian-bagian perabot rumah tangga, misalnya
meja, kursi, almari, tempat tidur, sketsel.
4. Meronce
Seni meronce manik-manik banyak dikerjakan oleh masyarakat Kalimantan,
hasil karyanya antara lain kain baju, kain gendongan, kalung, gelang, dan topi.

5. Tenun
Seni tenun merupakan pembuatan kain dengan teknik pembuatan pola pada
kain sebelum ditenun. Pembuatan kain tenun ini menggunakan alat tenun yang masih
sangat sederhana. Proses pembuatannya pun memakan waktu cukup lama, karena
membutuhkan ketelitian dan ketrampilan dari si pembuat. Kain tenun seperti kain
songket, kain ikat, dan kain ulos. Seni tenun ini masih dapat dijumpai di daerah
Sulawesi, Jepara, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan daerah Sumatera.

1. Tenun tradisional, 2. Hasil seni tenun, 3. Memasukkan benang ke sisir dalam


proses pembuatan kain tenun
31

6. Seni Batik
a. Sejarah Batik
Istilah Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis
dan nitik yang berarti memberi titik-titik. Batik merupakan kain yg dihias
motif dengan proses tutup celup. Proses penutupannya menggunakan malam
atau lilin sebagai bahan perintang warna, dengan menggunakan canting atau
cap. Batik disebut juga "wax-resist dyeing". ( wax = malam, dye= zat pewarna,
resist = perintang/menahan)
Tradisi membatik telah berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram
yang kemudian terpecah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta. Pada masa dahulu Batik merupakan tradisi turun temurun dan hanya
digunakan oleh golongan tertentu. Hal ini dikarenakan pada masa itu Bahan dan
Alat untuk membuat Batik masih sulit didapatkan, khususnya untuk Kain yang
harud diimpor dari manca negara. Sehingga seringkali Batik hanya menjadi
konsumsi kaum Bangsawan saja dan seolah sakral dengan lingkungan keraton.
Dalam tradisi Batik bahkan ada beberapa motif yang hanya boleh dipakai
oleh orang atau kaum di lingkungan Keraton sehingga motif batik bisa menjadi
penanda gelar kebangsawanan seseorang di kala itu.
Batik pada awal perkembangannya merupakan suatu tradisi yang sakral
bagi sebagian besar orang Jawa. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang
melatarbelakangi proses pembuatan batik tersebut. Miaslnya Raja harus
bersemedhi dahulu untuk menemukan petunjuk yang kemudaian ada kalanya
digambar sendiri dan adakalanya meminta Juru Sungging Kerajaan untuk
menggambarnya. Pada proses pelaksanaanya, orang-orang yang terlibat alam
proses Batik biasanya berpuasa agar mendapat ketenangan dan konsistensi
pikiran sehingga karya Batik yang dihasilkan merupakan karya yang sakral dan
sebagai simbol harapan.
Seseorang yang sedang menorehkan malam pada kain yang telah
digambari harus dalam keadaan tenang dan penuh penghayatan. Sehingga
kualitas goresan menjadi stabil dan terkontrol dengan baik. Hal inilah yang
menyebabkan pembuatan satu buah kain Batik bisa memakan waktu berbulan-
bulan tergantung detail kerumitan gambar dan pewarnaanya.
Beberapa motif Batik dan makna yang terkandung di dalamnya:
1) Motif Parang. Ada beberapa motif Parang yaitu:
Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung yang hanya
boleh digunakan untuk Raja.
Parang Rusak yang biasa digunakan prajurit setelah perang, untuk
memberitahu Raja bahwa mereka telah memenangkan peperangan.
Parang sendiri merupakan simbol dari ombak samudera, menggambarkan
semangat dan energi yang tiada henti. Dulu, motif ini hanya boleh untuk
kasta prajurit dan adipati ke atas.
2) Motif Truntum, kain ini biasa digunakan orang tua pengantin pada saat
32

pesta pernikahan yang melambangkan harapan agar orang tua mampu


menuntun atau memberi contoh kepada putra-putrinya dalam memasuki
kehidupan berumah tangga dan mencapai ketenteraman hidup.
Motif truntum ditemukan oleh Istri dari Pakubuwana V . Suatu malam
tatkala beliau memandang langit , beliau menyaksikan kumpulan bintang
yang ada di angkasa, bintang-bintang tersebut kemudian menjadi inspirasi
motif Truntum.
3) Cakar Ayam yang melambangkan agar setelah berumah tangga sampai
keturunannya nanti dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri.
4) Kain Batik Grompol, grompol atau grombol, dalam Bahasa Jawa berarti
berkumpul atau bersatu. Kain batik dengan motif ini biasa dikenakan pada
saat upacara pernikahan oleh orang tua mempelai, baik calon mempelai pria
atau calon mempelai wanita
5) Motif Sidamukti dipakai oleh pasangan pengantin Jawa. Sidamukti sendiri
melambangakan sebuah harapan sepasang pengantin yang ingin mencapai
kehidupan baru yang berhasil lahir batin atau dalam bahasa jawa disebut
mukti.
6) Kain Batik Wahyu Tumurun, kain batik ini sering pula dipilih sebagai busana
pada upacara pernikahan adat Jawa Gaya Yogyakarta. Dari arti katanya,
wahyu memiliki pengertian sebagai kebahagiaan anugrah Tuhan.
7) Kain Batik Sido Asih, Sido berarti jadi, asih berarti sayang, ragam hias ini
mempunyai makna agar hidup berumah tangga selalu penuh kasih sayang.
8) Motif Sido drajad dipakai oleh besan ketika upacara pernikahan.
Cara pemakaian batik juga memiliki nilai pendidikan tersendiri, berikut
adalah beberapa uraian dari cara pemakaian kain batik. Bagi anak-anak batik
dipaki dengan cara sabuk wolo. Pemakaian jenis ini memungkinkan anak-anak
untuk bergerak bebas. Secara filosofis pemakaian sabuk wolo diartikan bebas
moral, sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas dan belum dewasa dan
belum memiliki tanggungjawab moral di dalam masyarakat.
Ketika beranjak remaja maka seseorang tidak lagi mengenakan batik
dengan cara sabuk wolo melainkan dengan jarit. Panjang jarit yang dipakai
memiliki arti tersendiri. Seamakin pajang jarit maka semakin tinggi derajad
seseorang dalam masyarakat semakin pendek jarit maka semakin rendah pula
strata sosial orang tersebut dalam masyarakat.
Bagi dewasa pemakaian batik memiliki pakem tersendiri antara laki-laki
dan perempuan. Pada laki-laki wiru diletakkan di sebelah kiri. Sedangkan pada
wanita wiru diletakkan di sebelah kanan, yang berarti nengeni. Artinya seorang
putri tidak boleh melanggar khendak suami.
Kini dunia mengakui batik sebagai produk budaya Indonesia. Unesco
telah mengukuhkan batik ke dalam daftar representatif budaya tak benda warisan
manusia atau Representative List of Intangible Cultural Heritage. Sesuatu yang
patut menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
33

b. Macam-Macam Teknik Batik


1) Batik Tulis adalah batik yang dikerjakan oleh tangan dengan
menggunakan alat berupa canting tulis dalam menorehkan malam
2) Batik cap adalah batik yang proses penorehan malamnya menggunakan
canting cap di buat dari tembaga. Dalam batik cap ini prosesnya hampir
sama dengan batik tulis, perbedaannya hanya pada alat untuk
menerapkan lilin pada media, batik tulis dengan menggunakan canting,
sedangkan batik cap dengan menggunakan canting cap.
3) Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup,
diikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan
malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan
menggunakan tali.
4) Ada dua teknik membuat batik jumputan, yang pertama teknik ikat, dan
yang ke dua teknik jahitan,
a) teknik ikatan adalah Bagian yang ikat kencang itu pada saat dicelup
tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk
gambarnya,
b) teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit
dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan
menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut
serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan
menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya
34

benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang
jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa
titik-titik yang agak menyambung membentuk gambar.

c. MEDIA BERKARYA BATIK


1) Pengenalan Alat Dan Bahan
a) Alat

b) Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses pembatikan adalah
(1) Kain, Kain yang bisa di gunakan untuk proses pembatikan adalah
kain mori, Kain mori dapat digolongkan sebagai berikut:
(a) Mori Primissima adalah mori yang paling halus, digunakan
untuk batik tulis yang halus, dan sering dipakai untuk batik cap
yang halus pula.
(b) Mori Prima adalah mori yang tergolong halus kedua dan dapat
35

digunakan untuk kain-kain batik tulis halus, sedang dan cap


pula
(c) Mori Biru (medium) adalah kualitas ke tiga setelah mori
primissima dan prima biasanya digunakan untuk batik jenis
kasar dan sedang.
(d) Mori blaco (grey) termasuk golongan paling rendah
kualitasnya dan banyak mengandung kanji sehingga sangat
kaku.
(e) Dalam batik tulis juga dapat menggunakan berbagai jenis kain
diantaranya santung, sutera, jean dan drill.
(2) Lilin / Malam
Lilin adalah bahan yang digunakan untuk membatik dan juga
berfungsi sebagai bahan yang dipakai untuk menutup bagian-
bagian yang tidak terkena larutan warna dalam proses pewarnaan.
Lilin untuk proses pembatikan bermacam-macam kualitasnya,
kualitas lilin /malam berpengaruh terhadap daya serap warna kain
batik. Berikut merupakan jenis-jenis lilin:
(a) Lilin putih (Lilin parapin) yang berfungsi untuk menutup kain
supaya menimbulkan hasil pecah-pecah, berasal dari minyak
latung buatan pabrik
(b) Lilin kuning (Lilin batik klowong) berasal dari minyak latung
buatan pabrik
(c) Lilin hitam (lilin batik tembok), bersasal dari minyak latung
buatan pabrik
(d) Lilin tawon, berasal dari sarang lebah
(e) Lilin klanceng berasal dari sarang lebah klanceng.

(3) Pewarna
Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik
sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang baik. Proses
pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan
kuasan, sebelum proses pewarnaan dilakukan terlebih dahulu harus
mempersiapkan alat dan bahan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam mewarna batik yaitu :
(a) Zat pewarna alam
Zat pewarna alam ini berasal daritumbuh-tumbuhandapat
dilakukan melalui sistem ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang
paling sederhana dilakukan dengan cara konvensional yaitu
dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang direbus
adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan
bunga. Bahan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan zat
pewarna alami diantaranya: Daun Mangga yang menghasilkan
36

warna hijau, Daun alpokat, Kulit mahoni/ daun mahoni


d) Kunyit + kapur sirih, Daun jati muda, Daun jarak kepyar,
Kulit bawang merah dll.

1. Macam-macam Motif ragam hias


c) Motif Meander
Motif meander dapat kita jumpai pada bagian tepi ragam hias. Motif meander
adalah motif ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T.

d) Motif Tumpal
Motif tumpal adalah motif ragam hias yang memiliki bentuk dasar segitiga
sama kaki. Motif tumpal ini dapat kita jumpai pada hiasan di candi-candi, ukiran pada
kayu dan bagian tepi motif batik. Motif ini sering disebut sebagai motif untu walang
yang melambangkan kesuburan.
37

e) Motif Kawung
Kawung dalam bahasa Sunda berarti aren atau kolang-kaling. Motif kawung
adalah motif ragam hias yang berbentuk buah aren yang dipotong melintang sehingga
kelihatan empat biji aren. Motif ini juga digunakan pada hiasan patung candi Hindu
Jawa. Selain hiasan patung, motif ini juga digunakan untuk motif batik yang
melambangkan keserasian hidup di dunia dan akhirat.

f) Motif Swastika
Motif swastika adalah motif ragam hias yang merupakan varian antara pola
meander dan pilin.

g) Motif Pilin
Motif pilin adalah motif ragam hias yang memiliki bentuk dasar S. Di
wilayah Nusantara motif ini juga banyak dijumpai pada hiasan candi, ukiran kayu pada
rumah adat, dan batik. Pada batik dibuat variasi dengan bentuk SS seperti ragam hias
motif parang.
38

h) Motif Tempel
Motif tempel adalah motif ragam hias yang berbentuk ceplok berulang-ulang.
Bentuk ceplok berulang ini banyak dijumpai pada pakaian arca candi. Juga dapat kita
jumpai pada kain batik tradisional Jawa.
i) Motif Pohon Hayat/Flora
Motif pohon hayat adalah motif ragam hias yang berupa bentuk dari tumbuh-
tumbuhan. Motif ini mulai berkembang sejalan dengan perkembangan agama Islam di
Nusantara. Motif ini banyak kita jumpai pada motif ragam hias bangunan tradisional.
Bentuk motif ragam hias pohon hayat berupa sulur-sulur pohon anggur, dan motif
pohon yang distilasi. Setiap daerah memiliki ciri khas sendiri-sendiri untuk motif pohon
hayat ini. Motif pohon hayat memiliki makna kesuburan dan kehidupan.

j) Motif Sayap (Lar)


Motif lar adalah motif ragam hias yang merupakan penyederhaan dari bentuk
burung garuda. Motif lar di Jawa digunakan untuk motif batik. Motif ini memiliki
makna kekuasaan, sehingga hanya boleh digunakan oleh keluarga bangsawan atau
keluarga keraton saja. Motif yang hanya boleh digunakan di kalangan bangsawan
disebut motif larangan.
39

k) Motif Binatang
Motif binatang adalah motif ragam hias yang berbentuk binatang-binatang.
Motif ini sering digunakan pada hiasan candi, ukiran rumah tradisional, dan motif batik.

2. Membuat Desain Batik


Pembuatan desain motif batik Yogyakarta, pada dasarnya sama dengan
pembuatan desain motif batik daerah lain. Pembuatan batik di daerah Yogyakarta
dikerjakan dengan teknik batik tulis halus dengan teknik pewarnaan soga.
Pembuatan desain motif yang perlu diperhatikan adalah pembuatan motif pokok,
membuat isen-isen pada motif pokok, dan memberi motif tambahan untuk
menyeleraskan motif batik tersebut.
1. Membuat Desain Motif Pokok
Motif pokok pada desain motif batik biasanya akan menjadi nama motif
tersebut. Nama-nama motif batik di daerah Yogyakarta seperti parang rusak,
garuda ageng, kawung, sembagen huk, sidomukti, sidodadi, madubranta,
camukiran, dan udan liris. Disebut motif pokok karena motif tersebut menjadi
motif inti dari keseluruhan pola pada batik.
1) Motif batik sidomukti
Kegunaan : digunakan untuk upacara perkawinan dipakai oleh
sepasang pengantin.
Unsur motif : gurda
Filosofi : diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan
Zat warna : soga alam
40

Motif batik sido mukti


Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam
kecukupan dan kebahagiaan. Dengan demikian motif ini melambangkan
harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan untuk kedua
mempelai.
2) Motif batik parang rusak
Kegunaan : sebagai kain panjang
Unsur motif : parang, mlinjon
Filosofi : parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang
menggunakan diharapkan kekuatannya berlipat ganda.
Zat warna : soga alam

3) Membuat Motif Isen


Motif isen berfungsi untuk melengkapi (mengisi) motif pokok. Motif isen
biasanya berbentuk garis-garis. Motif isen berfungsi memberi isi motif
pokok maka motif ini berupa garis-garis kecil di dalam motif pokok. Motif
isen ada beragam dan bervariasi, motif ini digunakan agar motif batik
kelihatan lebih bagus. Motif isen tersebut seperti cecek, cecek pitu, sisik
melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, sawut, galaran,
rambutan, sirapan, dan cacah gori.
4) Membuat Motif Tambahan
Motif tambahan merupakan motif di luar motif pokok yang mengisi
keseluruhan bidang batik. Motif tambahan atau pengisi bidang ini
bentuknya lebih kecil dari motif pokok. Fungsi dari motif tambahan ini
untuk menghias bidang pada kain yang masih kosong di luar motif pokok.
2. Langkah-langkah Pembuatan Desain Motif Batik
Langkah 1
Langkah pertama dalam pembuatan motif batik adalah menentukan dulu motif
pokok yang akan dibuat. Motif pokok harus dapat mewakili dari keseluruhan
batik. Motif ini menjadi bentuk yang menjadi pusat perhatian.
41

Membuat motif batik


Langkah 2
Pembuatan motif pokok selesai, langkah selanjutnya memberi isen-isen pada
motif pokok. Isen-isen ini untuk memperindah bentuk motif pokok. Pada
awalnya motif pokok baru berupa gambar kosong atau baru berupa klowongan
yang belum ada isennya. Motif pokok yang sudah diberi isen disebut
rengrengan.

Memberi isen-isen pada motif pokok


Langkah 3
Langkah selanjutnya apabila desain motif pokok sudah diberi isen
(rengrengan) adalah memberi motif tambahan. Motif tambahan ini untuk
mengisi bidang di luar motif pokok. Motif tambahan juga bermacam-macam
sesuai dengan selera pembatik. Seperti diberi isen papahan, kembang krokot,
gabah sinawur, dan tritisan.

Membuat reng-rengan dengan menggunakan lilin malam


42

Motif batik yang sudah jadi

Motif batik yang sudah jadi


43

BAB V
FUNGSI DAN TEMA SENI RUPA MURNI

A. Pengertian Seni Rupa Murni


Ragam seni rupa murni di wilayah Nusantara sangat bervariasi jenisnya.
Ragam seni rupa murni tersebut dipengaruhi oleh budaya yang ada di masing-
masing daerah. Sehingga karya seni rupa tersebut merupakan hasil karya seni rupa
daerah setempat. Seni rupa murni merupakan hasil karya seni rupa yang hanya
dinikmati keindahannya saja. Sedangkan karya seni rupa terapan merupakan hasil
karya seni rupa yang berfungsi sebagai benda pakai untuk kehidupan sehari-hari.
Karya seni rupa murni daerah setempat merupakan karya seni rupa yang dihasilkan
oleh masing-masing daerah di wilayah Nusantara. Sehingga seni rupa murni ini
memiliki sifat kedaerahan atau tradisional.
Seni rupa murni masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri. Ciri
khas tersebut menjadikan karya seni rupa murni daerah setempat memiliki
keunikan. Keunikan tersebut dapat berupa tema, corak, teknik, bahan, dan bentuk
karyanya. Seni rupa murni daerah setempat merupakan karya seni rupa murni yang
memiliki nilai-nilai budaya daerah setempat. Seperti karya seni lukis Ubud
(Gianyar, Bali), seni lukis Sokaraja (Banyumas), seni patung Muntilan (Magelang),
seni patung keramik (Bantul, Yogyakarta), patung Asmat (Papua),. Masing-masing
karya seni rupa murni tersebut memiliki keunikan yang dapat menjadi ciri khas
suatu daerah.

B. Fungsi Dan Tema Seni Rupa Murni


Seni rupa murni daerah adalah gagasan manusia yang berisi nilai-nilai
budaya daerah setempat yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan
media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata
dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Kekayaan seni budaya di wilayah Nusantara mempengaruhi keragaman hasil karya
seni rupa daerah setempat. Dari beragamnya karya seni rupa murni di daerah
Indonesia dapat dilihat dari fungsi dan tema yang digunakan untuk membuat karya
seni rupa murni tersebut.
1. Fungsi Seni Rupa Murni
Seni rupa daerah menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua yaitu seni
rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni atau fine art merupakan karya
seni rupa yang berfungsi untuk memuaskan batin atau di dalam penciptaannya lebih
mengutamakan nilai keindahannya. Seni rupa murni adalah gagasan manusia yang
berisi nilai-nilai budaya yang diekspresiakan melalui pola kelakuan tertentu dengan
media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata
dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Penciptaan karya seni rupa murni atau fine art biasanya memiliki keunikan atau
44

ciri khas tersendiri. Ciri khas ini di dasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik
serta bahan dan bentuk karya seni tersebut.
Sedangkan seni rupa terapan atau aplied art merupakan karya seni rupa
yang mempunyai fungsi sebagai benda kebutuhan sehari-hari. Karya seni rupa
terapan selain diciptakan sebagai benda praktis juga dapat dinikmati keindahannya.
Sebagai sarana ritual keagamaan
Sebagai sarana pendidikan moral masyarakat
Sebagai sarana pengungkapan ekspresi pribadi.
Sebagai sarana untuk mengenang suatu peristiwa tertentu.
2. Tema Seni Rupa Murni
Setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda di dalam menjalani
hidup ini. Begitu pula saat kita membuat suatu lukisan, masing-masing memiliki
sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan sudut pandang dapat dipengaruhi
oleh suasana, waktu, dan kondisi geografis. Pembuatan karya seni rupa pada zaman
dahulu, manusia menciptakan karya seni sebagai bentuk sarana ritual keagamaan.
Seperti relief-relief pada candi-candi yang menggambarkan kisah manusia dalam
ritual menuju ke alam nirwana. Atau bahkan sebagai sarana untuk pembelajaran
moral masyarakat setempat. Pembuatan karya seni juga dapat digunakan sebagai
pengungkapan ekspresi jiwa yang membuatnya. Ungkapan-ungkapan tersebut di
dalam pembuatan suatu karya seni rupa murni dapat menjadi sebuah tema. Tema
adalah gagasan, ide, atau pokok pikiran yang ada di dalam sebuah karya seni baik
dalam bentuk karya seni rupa dua dimensi maupun seni rupa tiga dimensi.
Memahami tema yang ada pada sebuah karya seni rupa murni berarti kita dapat
memahami tujuan penciptaan karya seni tersebut. Tema-tema di dalam pembuatan
karya seni rupa murni antara lain sebagai berikut.
a. Hubungan antara manusia dengan dirinya
Seni rupa merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk
menuangkan gagasan atau ide dari seseorang. Untuk mengungkapkan citarasa
keindahan manusia mewujudkannya lewat media ekspresi. Media yang digunakan
dapat berupa suatu karya seni rupa seperti lukisan. Di dalam pengungkapannya
tersebut kadang seseorang menggunakan dirinya sendiri sebagai objek lukisannya.
Seperti pelukis Raden Saleh, Basuki Abdullah, Affandi, S. Sudjojono, dan
Vincentvan Gogh.

Potret diri karya Affandi


45

b. Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain


Seorang perupa kadangkala dalam mengekspresikan citarasa keindahan
menggunakan objek orang-orang yang ada disekitarnya. Seperti istrinya, anak-
anaknya, orangtua, saudaranya, temannya, tetangganya, kekasihnya, sahabatnya,
atau orang-orang yang ada dalam fikirannya.

c. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya


Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk
mengungkapkan citarasanya, sering dijadikan objek untuk lukisannya. Seperti
pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan, perkampungan, perkotaan,
binatang dan masih banyak lagi alam yang dijadikan objek lukisan. Tokoh pelukis
yang sering menggunakan alam sebagai objek seperti Basuki Abdullah, Raden
Saleh Bustaman, Dullah, Pirngadi, Henk Ngantung, Wakidi, S. Sudjojono.

d. Hubungan antara Manusia dengan Benda


Benda-benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para
pelukis, sehingga menjadikan benda-benda tersebut menjadi objek lukisannya.
Keunikan benda-benda tersebut ada yang berbentuk silindris, kubistis ataupun yang
berbentuk bebas. Bentuk benda tersebut seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas
bunga, guci, botol, sepatu, lemari, meja kursi, buah-buahan, bunga.
46

Hubungan manusia dengan alam benda

Hubungan manusia dengan alam benda

e. Hubungan antara Manusia dengan Aktifitasnya


Aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang beragam membuat
perupa ingin mengabadikan kegiatan tersebut dalam media lukisnya. Lukisan
menjadi sesuatu yang menarik apabila dalam mengambil sudut pandang aktivitas
dapat disusun sesuai dengan komposisi dan proporsi yang baik disertai dengan
gelap terang yang tepat. Aktifitas manusia seperti kegiatan menari, membajak
sawah, berburu, jual beli di pasar, menggembala ternak, dan aktifitas lainnya.

Manusia dengan aktivitasnya


47

f. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal


Ide, imajinasi atau khayalan sering melintas dalam pikiran kita baik
secara sadar ataupun saat tidak sadar (saat tidur). Khayalan yang muncul dibenak
perupa kadang diwujudkan dalam suatu karya seni. Hasil karya seni rupa seperti ini
sering disebut dengan karya seni surealisme. Karya seni rupa yang dibuat pada
dasarnya tidak dapat dijumpai di alam nyata.

Hubungan manusia dengan alam khayal

3. Corak Karya Seni Rupa Murni


Corak atau gaya dalam seni rupa sangat beragam. Keberagaman corak
di dalam membuat karya seni rupa karena dipengaruhi oleh pengalaman,
pandangan terhadap suatu objek, teknik yang digunakan untuk membuat karya,
bahan berkarya, dan cara pengungkapan yang digunakan. Secara garis besar
corak atau gaya seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tradisional
dan modern.
a. Tradisional
Corak seni rupa tradisional dan modern pada dasarnya memiliki
kesamaan. Perkembangan corak seni rupa dipengaruhi oleh perkembangan
kebudayaan. Pada awal perkembangannya seni rupa tradisional dikerjakan
dengan menggunakan teknik yang masih sederhana pula. Sedangkan
perkembangan seni rupa di era modern memiliki karya seni rupa yang bercorak
modern pula. Corak seni rupa di daerah memiliki corak yang masih tradisional.
Corak seni rupa tradisional merupakan corak turun-temurun. Hal ini dikarenakan
karya seni rupa yang diciptakannya tidak mengalami perubahan dalam hal corak.
Corak seni rupa tradisional dibagi ke dalam dua kelompok yaitu corak primitif
dan klasik.
1) Primitif
Karya seni bergaya primitif memiliki sifat sederhana dalam hal bentuk
dan warnanya. Karya seni rupa primitif di Nusantara seperti hasil karya seni
48

patung dari suku Asmat di Papua, di mancanegara hasil karya seni patung suku
Amborigin di Australia.

Patung primitif suku asmat


2) Klasik
Karya seni rupa klasik adalah pada masa kerajaan Hindu-Budha berjaya
di wilayah Nusantara. Pada masa klasik ini merupakan masa peralihan dari masa
seni rupa primitif menjadi seni rupa yang memiliki corak rumit dan ornamental.
Corak klasik ini dipengaruhi oleh budaya India, hal ini dapat dilihat dari karya
seni rupa pada candi-candi peninggalan Hindu-Budha.

Relief Candi Borobudur


b. Modern
Perkembangan kebudayaan mempengaruhi perkembangan karya
seni rupa baik di Nusantara maupun di mancanegara. Corak seni rupa di
Nusantara banyak dipengaruhi oleh corak dari negara Barat (Eropa atau
Amerika). Pada abad ke-18 seniman-seniman di Eropa telah melakukan
eksperimen-eksperimen secara individualitas pada bahan, teknik
pembuatan dan ekspresi berkesenian sehingga muncul aliran
posimpresionisme. Sedangkan di wilayah Nusantara pada abad ke-18
masih bersifat tradisional kerakyatan.
49

Corak seni rupa di Indonesia terpengaruh dari Eropa melalui


penjajahan yang terjadi di Nusantara. Perubahan corak seni rupa
tradisional ke seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah
mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Gaya seni rupa ini dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya representatif, gaya deformatif, dan
gaya abstraksionisme (nonrefresentatif).
1) Gaya Refresentatif
Pengertian refresentatif adalah nyata atau sesuai dengan
keadaannya. Gaya seni rupa yang termasuk dalam gaya refresentatif adalah
sebagai berikut .
a) Realisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai
dengan kenyataan hidup. Perupa yang beraliran realisme antara lain
Trubus, Wardoyo, Tarmizi, Jan Mangkit, Dullah, Rembrandt
(Belanda).

b) Naturalisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami


atau sesuai dengan keadaan alam. Pelukis beraliran naturalisme
adalah Abdullah Suryosubroto, Basuki Abdullah, M. Pirngadi,
Wakidi, Claude, Rubens, Constable.

c) Romantisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya


mengandung cerita, baik cerita binatang maupun manusia. Pelukis
yang beraliran romantisme ini adalah Raden Saleh, F. Goya
(Spanyol), Turner (Inggris), Rubens (Belanda).
50

2) Gaya Deformatif
Pengertian deformatif adalah perubahan bentuk dari aslinya,
sehingga menghasilkan bentuk baru namun tidak meninggalkan bentuk
dasar aslinya. Yang tergolong dalam gaya seni rupa ini adalah :
a) Impresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai
dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Pelukis yang termasuk
dalam aliran ini adalah Claude Monet, Edgar Degas, Aguste Renoir,
Georges Seurat, Paul Cezanne, Paul Gauguin, dan S. Sudjojono.

Bal au Moulin de la Gallet karya Renoir (1876)


b) Ekspresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya
sesuai dengan keadaan jiwa sang pelukis yang spontan pada saat
melihat objek lukisannya. Pelukis yang beraliran ini antara lain
Vincent van Gogh dan Affandi.

Starry Night karya Van Gogh


c) Surealisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya melebih-
lebihkan kenyataan. Pelukis yang beraliran ini adalah Salvador Dali.
51

Surealisme karya Salvador Dali


d) Kubisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya berupa
bidang segi empat atau bentuk dasar kubus. Bentuk dasar bidang
seperti segitiga, segiempat, lingkaran, jajaran genjang, elips, dan
bentuk-bentuk bidang lainnya. Pelukis beraliran ini antara lain Pablo
Picasso, But Mochtar, Srihadi, Fajar Sidik, Mochtar Apin.

Lukisan kubisme Friendship karya Pablo Picasso


e) Futurisme, yaitu aliran seni lukis yang berusaha menampilkan
kedinamisan dan berusaha mengutarakan gerak dan khayalan masa
yang akan datang. Pelukis yang menggunakan aliran ini adalah
Gialomo Balla, Umberto Bocciani, Carlo Carra dan Severin.
52

f) Dadaisme, yaitu aliran seni rupa yang penyajiannya dalam bentuk


yang magic, seram, atau mengerikan. Pelukis yang beraliran ini
adalah Paul Klee, Paul Gauguin, dan Kurt Scwitter.

3) Gaya Abstraksionisme
Gaya abstraksionisme adalah suatu bentuk yang sulit untuk
dikenali. Bentuk dasar dari gaya ini sudah meninggalkan bentuk aslinya.
Gaya yang tergolong dalam gaya abstrak adalah abstrak ekspresionis
adalah memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan
objek apapun, aliran ini berpendapat bahwa melukis adalah memadukan
unsur-unsur gambar berupa garis, warna, bidang dan tekstur dan abstrak
geometris, aliran ini menonjolkan bidang yang diisi dengan warna dan
dipilah dengan garis-garis tegas. Pelukis yang beraliran ini adalah Wassily
Kadinsky (tokoh abstrak ekspresionis), Piet Mondrian, Van der Leek,
Malevich (tokoh-tokoh abstrak geometris), Jackson Pollock, Fajar Sidik,
But Mochtar, Srihadi, Amry Yahya.
53

C. RAGAM SENI RUPA


Seni rupa daerah di wilayah Nusantara sangat beragam. Keberagaman
karya seni rupa tersebut dapat dipengaruhi oleh wujud dan coraknya. Wujud atau
bentuk karya seni rupa murni daerah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu seni
rupa dua dimensi, tiga dimensi, dan relief. Sedangkan corak atau gaya seni rupa
murni daerah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu corak tradisional dan corak
modern.
1. Wujud Seni Rupa Murni
Wujud karya seni rupa murni daerah yang ada di wilayah Nusantara
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu seni rupa dua dimensi, seni rupa tiga
dimensi, dan seni rupa relief. Dari ketiga wujud seni rupa tersebut dapat mewakili
hasil karya seni rupa yang ada di wilayah Nusantara. Hasil karya seni rupa yang ada
di Indonesia memiliki nilai seni yang sangat tinggi.
a. Seni Rupa Dua Dimensi
Seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar saja. Karya seni rupa ini berupa bidang datar dan
hanya dapat dinikmati dari satu arah yaitu dari arah depan. Seperti lukisan,
karikatur, batik, ilustrasi, grafis. Seni rupa murni yang berbentuk dua dimensi
adalah lukisan, grafis modern. Nilai-nilai dari karya seni rupa murni tersebut
sangat dipengaruhi oleh budaya daerah setempat. Seperti lukisan yang
memiliki ciri khas daerah Bali, Jawa, Kalimantan, Papua, dan Sumatra.
54

Lukisan berciri khas Bali


b. Seni Rupa Tiga Dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang memiliki ukuran
panjang, lebar dan tinggi atau memiliki isi atau ruangan. Seperti patung,
bangunan, keramik/gerabah, seni instalasi, dan seni kriya. Seni rupa murni
yang berbentuk tiga dimensi seperti seni patung, seni instalasi.

Seni instalasi & Patung Garuda Wisnu Kencana

c. Seni Relief
Seni relief adalah merupakan perpaduan seni dua dimensi dan seni
tiga dimensi. Dilihat bentuknya relief masuk dalam kategori tiga dimensi tetapi
kalau dilihat dari sudut pandang masuk dalam kategori dua dimensi, karena
hanya dapat dinikmati dari arah depan saja.
55

Relief batu candi


D. SENI RUPA NUSANTARA
Seni rupa Nusantara adalah suatu karya seni rupa yang terdapat di wilayah
Nusantara. Seni rupa Nusantara menurut periode perkembangan dibagi menjadi
Zaman Batu, Zaman Klasik, dan Zaman Indonesia Baru.
1. Zaman Batu
a. Zaman Batu Tua (paleolithikum)
Zaman paleolithikum ini ditandai dengan diketemukannya benda-
benda dari batu kasar, berupa kapak genggam (chopper) yang ditemukan di
Pacitan (Jawa Timur), Parigi (Sulawesi), Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat). Di Ngandong (Jawa Tengah) ditemukan alat-alat dari batu
beraneka warna yang berfungsi untuk mengorek-orek ubi yang disebut flakes
dan peralatan dari tulang (bone culture). Selain itu juga ditemukan lukisan
kuno di gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) objek lukisan di gua ini berupa
telapak tangan dan tubuh manusia. Di Papua objek lukisannya berupa binatang
terdapat cipratan darah yang dicampur dengan lemak.

1) Lukisan dinding gua Lascaux, 2) Serpihan batu peninggalan palaelithikum


56

Bone culture
b. Zaman Batu Tengah (mezolithikum)
Pada zaman ini kehidupan nenek moyang kita sudah mulai maju dan
berkembang. Hal ini dibuktikan dengan diketemukannya ujung panah, flakes,
batu penggiling, pipisan, kapak batu dan alat-alat dari tanduk rusa. Nenek
moyang kita pada zaman ini diperkirakan sudah mulai menetap. hal ini
dibuktikan dengan diketemukan tumpukan kulit kerang setinggi tujuh meter di
pantai timur Sumatra dan juga sudah diketemukan pecahan tembikar dari
tanah liat.

Kapak batu&Peninggalan mezolithikum


57

c. Zaman Batu Muda (neolithikum)


Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal menetap. Dalam
mencari mata pencaharian mereka sudah mulai bercocok tanam. Pada periode
ini telah ditemukan kapak lonjong dan persegi. Kapak persegi (ditemukan di
Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan, Tasikmalaya dan lereng Gunung
Ijen) diperkirakan untuk bercocok tanam, memahat dan untuk memotong kayu.
Sedangkan kapak lonjong (ditemukan di Papua, Minahasa, Serawak dan
Kepulauan Tanimbar) bentuknya bulat memanjang dengan bagian ujung lancip
dan tajam.
Pada zaman ini juga sudah diketemukan tembikar dari tanah liat yang
sudah diberi motif hiasan yang bersifat magis, perhiasan cincin, kalung, gelang
dari batu dan pakaian dari kulit kayu.

Kapak lonjong&Gerabah peninggalan masa neolithikum


d. Zaman Batu Besar (megalithikum)
Zaman Batu Besar ditandai dengan adanya peninggalan monumen-
monumen batu sebagai upacara keagamaan yang dianut masyarakat pada saat
itu. Peninggalan tersebut berupa dolmen ( sejenis meja dari batu berukuran
besar berfungsi untuk meletakkan sesaji di atasnya dan juga sebagai tanda
bahwa di bawahnya ada kuburannya), menhir (bangunan yang menyerupai tugu
sebagai tanda bersemayamnya roh-roh dan kekuatan gaib), kuburan batu,
sarcophagus (peti dari batu untuk menyimpan orang mati), punden berundak
(batu yang disusun berundak menyerupai candi) dan arca batu.

Dolmen Ballykel&Menhir
58

Sarchopagus&Punden berundak
2. Zaman Logam
Zaman ini ditandai masuknya kebudayaan Indo-Cina ke Indonesia
sekitar 500 SM. Peninggalan pada zaman logam berupa kapak perunggu,
genderang perunggu, benda hias dari perunggu.

Kapak corong dari logam&Nekara

3. Zaman Klasik
Zaman klasik adalah merupakan periode kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Pada zaman ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu masa
Hindu-Budha dan masa perkembangan Islam. Periode Hindu-Budha
merupakan pelajaran sangat berharga untuk perkembangan seni rupa
Nusantara. Hasil seni yang sangat menonjol adalah peninggalan candi-candi di
wilayah Nusantara, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan dan candi-
candi lainnya. Masyarakat lokal dapat belajar seni rupa ke sekolah pendidikan
formal di luar negeri. Periode Islam banyak meninggalkan seni bangunan
seperti masjid dan makam, bangunan keraton, kaligrafi, dan ragam hias
bercirikan khas Islam.
59

Candi Pringapus&Candi Prambanan

4. Zaman Indonesia Baru


Pada periode ini seni rupa Nusantara mulai dipengaruhi oleh budaya
barat. Pada masa ini seni rupa dikelompokkan menjadi :
a. Masa Perintisan
Masa Perintisan adalah masanya Raden Saleh yang merupakan juru
gambar Belanda. Karya Raden Saleh antara lain : Antara Hidup dan Mati
(pertarungan antara seekor banteng dan dua ekor singa), Penangkapan
Diponegoro, Perkelahian dengan Binatang Buas, Perburuan, Hutan Terbakar,
Banjir, Harimau dan Mangsanya, Merapi yang Meletus.

Perkelahian dengan Singa karya Raden Saleh


60

Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh


b. Masa Mooy Indie
Masa Raden Saleh mengalami kekosongan muncul pelukis Abdullah
Suryosubroto keturunan bangsawan Solo. Sekolah di Akademi Kesenian di
Eropa kemudian mengembangkan lukisannya di Indonesia dengan gaya yang
berbeda. Gaya Abdullah Suryosubroto menekankan keelokan dan suasana
keindahan alam di Indonesia. Jadi objek lukisannya adalah pemandangan alam
yang indah dan wanita-wanita cantik. Kemudian pada masa ini disebut dengan
masa Indonesia Jelita (Mooy Indie). Pelukis lainnya adalah Wakidi, Pirngadi,
Basuki Abdullah dan Wahdi.

Gadis cantik karya Basuki Abdullah&Nyai Rara Kidul

Lukisan pemandangan alam


61

c. Masa Cita Indonesia


Perbedaan kenyataan antara keindahan yang dibuat oleh Abdullah
Suryosubroto dengan kenyataan bangsa Indonesia yang melarat dan menderita,
pelukis S. Sudjoyono mempelopori lukisan yang bertolak belakang dengan
Mooy Indie. Kemudian mendirikan perkumpulan ahli gambar Indonesia
(PERSAGI) yang anggotanya Agus Jayasuminta, L. Sutioso, Rameli, Abdul
Salam, Otto Jaya, S. Sudiarjo, dan lainnya.
Karya S. Sudjoyono antara lain Di Depan Kelambu Terbuka, Sayang
Saya Bukan Anjing, Jongkatan, Cap Go Meh, Mainan Anak-anak Sunter,
Bunga Kamboja dan Nyekar.

Di depan kelambu terbuka karya S.Soedjojono

d. Masa Pendudukan Jepang


Pada masa ini pelukis dari golongan rakyat biasa sudah mulai banyak
bermunculan, seperti Affandi, Kartono Yudhokusumo, Nyoman Ngedon,
Hendra Gunawan, Henk Ngantung.

Penari Ronggeng karya Hendra Gunawan


62

e. Masa Kemerdekaan
Pada masa ini Affandi mendirikan perkumpulan Seniman Indonesia
Muda (SIM). Anggotanya Affandi, Hendra Gunawan, Suromo, Surono, Abdul
Salam, Sudibyo, dan Trisno Sumarjo. Setelah keluar dari SIM Affandi dan
Hendra Gunawan mendirikan Peloekis Rakyat yang beranggotakan Kusnadi,
Sudarso, Sasongko, Trubus.

Karya Affandi
f. Masa Seni Rupa Baru
Pada masa ini para pelukis sudah berani menampilkan corak baru
dalam penggarapannya. Para seniman muda ini berusaha menciptakan sesuatu
yang baru yang tidak tergantung pada suatu media tertentu, tetapi sudah
menggunakan berbagai media untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda.
Penerapan konsep-konsep yang tabu sudah diungkapkan lewat lukisannya.

Lukisan abstrak
63

BAB V
LATIHAN SOAL

BAB 1

1. Seni rupa yang memiliki panjang dan lebar disebut seni rupa .....
a. dua dimensi
b. tiga dimensi
c. Murni
d. terapan
2. Berikut adalah karya seni rupa dua dimensi kecuali seni .....
a. lukis
b. ilustrasi
c. batik
d. patung
3. Sebuah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul menggarap rantaian benang awal
dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang
tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai disebut teknik ....
a. merakit
b. makrame
c. membangun
d. mozaik
4. Seni yang pembuatannya dengan cara menggunakan teknik-teknik ukir adalah ....
a. Seni patung
b. Seni lukis
c. Seni grafis
d. Seni relief
5. Seni rupa yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi disebut seni rupa .....
a. dua dimensi
b. tiga dimensi
c. murni
d. terapan
6. Salah satu contoh karya seni rupa sebagai kebutuhan akan benda pakai adalah ....
a. lukisan
b. gambar
c. kaligrafi
d. kursi
7. Karya seni rupa yang digunakan untuk menghias dan melengkapi ruangan termasuk
jenis seni . . .
a. Kriya
b. Reklame
c. Dekorasi
d. Ilustrasi
8. Dibawah ini termasuk karya seni rupa murni, kecuali . . .
a. Asbak
b. Hiasan dinding
c. Topeng
d. Patung
9. Jelaskan pengertian seni rupa menurut KI Hajar Dewantara?
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karya seni dua dimensi dan tiga dimensi
disertai contohnya!
64

BAB 2

1. Warna yang dihasilkan dari penggabungan warna merah dan kuning adalah
warna.
a. Hijau
b. Ungu
c. Oranye
d. Abu-abu
2. Berikut ini adalah unsur dasar seni rupa kecuali.
a. Titik
b. Lukisan
c. Garis
d. Bidang
3. Unsur fisik seni rupa yang merupakan gabungan titik-titik yang bersambung, yaitu
.
a. Warna
b. Garis
c. Volume
d. Tekstrur
4. Berikut ini yang termasuk pasangan benda kubistis-silindris, adalah...
a. Botol Gelas
b. Kotak sepatu Peti
c. Bola Telur
d. Layar TV Botol
5. Pensil yang cocok / sesuai untuk menggambar Sketsa adalah ...
a. 2B
b. HB
c. H
d. 2 HB
6. Seni audio adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga).
Contoh seni audio antara lain
a. Seni musik, seni sastra, seni suara
b. Seni musik, seni lukis, seni teater
c. Seni lukis, seni patung, seni suara
d. Seni lukis, seni arsitektur, seni pantonim
7. Seni visual adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan (mata).
Contoh seni visual antara lain
a. Seni dua dimensi dan tiga dimensi
b. Seni musik dan seni drama
c. Seni lukis dan seni sastra
d. Seni lukis dan seni patung
8. Seni audiovisual yaitu seni yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran dan
penglihatan. Contoh seni audiovisual antara lain
a. Seni tari, seni dua dimensi
b. Seni tari, seni drama, seni opera
c. Seni musik, seni patung
d. Seni arsitektur, seni pantonim
9. Unsur rupa yg paling sederhana disebut ?
10. Jelaskan pengertian dari warna monokrmatik dan warna kontras!
65

BAB 3

1. Batik yang motifnya dibuat dengan hanya menggunakan tangan disebut.


a. Batik tulis
b. Batik cap
c. Batik pekalongan
d. Batik ikat
2. Corak yang merupakan tiruan dari bentuk alam disebut...
a. Representatif
b. Deformatif
c. Abstrak
d. Geometris
3. Gambar yang artinya melebih-lebihkan atau mengubah bentuk disebut ...
a. Karikatur
b. Dekoratif
c. Kartun
d. Komik
4. Gambar karikatur biasanya mengandung ...
a. Sindiran atau kritikan
b. Memuji
c. Mengejek
d. Mencela
5. Berikut ini yang merupakan jenis seni rupa terapan, kecuali seni . . .
a. Reklame
b. Ilustrasi
c. Patung
d. Bangunan
6. Cabang seni rupa yang memanfaatkan teknik cetak dalam proses pembuatnnya
adalah seni ....
a. Lukis
b. Patung
c. Grafis
d. Instalasi
7. Reklame yang ditayangkan melalui media elektronik disebut.
a. Pesan dagang
b. Pesan ekonomi
c. Pesan niaga
d. Iklan

8.
Gambar di atas merupakan salah satu contoh motif ragam hias
a. Flora
b. Fauna
c. Figuratif
d. Geometris
66

9.
Gambar di atas merupakan salah satu contoh motif ragam hias
a. Flora
b. Fauna
c. Figuratif
d. Geometris

10.
Alat diatas digunakan dalam proses pembuatan Batik, yang disebut ...
a. Gawangan
b. Canting
c. Kuas
d. Lilin
11. Seni batik merupakan salah satubudaya Indonesia.
a. Warisan
b. Cagar
c. Hiburan
d. Aliran
12. Proses membatik dengan canting dinamakan batik.
a. Cap
b. Lukis
c. Tulis
d. Cetak
13. Proses menghilangkan malam/lilin pada kain yang di batik dinamakan .
a. Cap
b. Canting
c. Cetak
d. Melorot
14. Motif parang merupakan bagian dari batik.
a. Solo
b. Jogja
c. Cirebon
d. Pekalongan
15. Sebelum memulai proses membatik diatas kain mori, diawali dengan proses.
a. Cap
b. Sketsa
c. Canting
d. Melorot
67

BAB 4

1. Proses pembuatan seni yang tidak memperhitungkan fungsinya, tetapi


pengungkapan jiwa sebebas-bebasnya disebut seni . . .
a. Lukis
b. Terapan
c. Murni
d. Rupa
2. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga. Salah
satunya yaitu . . .
a. Kontemporer
b. Tradisional
c. Campuran
d. Jurnalis
3. Aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa
perupanya yang spontan pada saat melihat objek disebut ...
a. Impressionisme
b. Surealisme
c. Relisme
d. Ekspresionisme
4. Karya seni rupa murni, yaitu
a. karya seni lebih mementingkan keindahan dibandingkan fungsi pakainya
b. karya seni yang lebih mementingkan keindahan dibandingkan nilai komersilnya
c. karya seni yang lebih mementingkan fungsi pakai dibandingkan keindahan.
d. karya seni yang keindahah dan fungsi pakainya seimbang
5. Seni rupa terapan memiliki pengertian .
a. karya seni yang lebih mementingkan keindahan dibangdinkan fungsi pakainya
b. karya seni yang lebih mementingkan keindahan dibandingkan nilai komersilnya
c. karya seni yang lebih mementingkan fungsi pakai dibandingkan keindahan
d. karya seni yang lebih mementingkan fungsi pakai dibandingkan nilai
komersilnya
6. Gaya seni rupa yang tergolong respensiatif adalah . . .
a. Surealisme, impresionisme, kubisme
b. Romantis, naturalis dan impresionisme
c. Impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme
d. Romantis, naturalis, dan realis
7. Gaya/ aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan
adalah . . .
a. Serealisme
b. kubisme
c. Impresionisme
d. Ekspresionisme
8. Karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia tapi tetap
mempertahankan nilai-nilai estetika adalah pengertian dari
a. Seni Murni
b. Seni Kriya
c. Seni 2 Dimensi
d. Seni 3 Dimensi
9. Perintis seni lukis Indonesia adalah ....
a. Abdullah S.R
b. Affandi
c. Raden Saleh
d. Popo Iskandar
68

10. Corak seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan alam atau alami,
disebut
a. Naturalisme
b. Romantisme
c. Abstrak
d. Dekoratif
11. Suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukis segala sesuatu seperti apa
adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki/menyempurkannya.
Aliran ini cenderung menampilkan peristiwa kepahitan hidup dll. Aliran seni lukis
ini disebut dengan
a. Realisme
b. Ekspresionisme
c. Romantisme
d. Dadaisme
12. Corak seni rupa yang penggambarannya mengandung cerita kehidupan manusia
atau hewan, dan juga berusaha membangkitkan kenangan dan keindahan disebut
Aliran ...
a. Surrealisme
b. Kubisme
c. Romantisme
d. Impresionisme
13. Aliran ini berusaha mengambil obyek yang berasal dari dunia batin. bisa fantasi,
imajinasi dan mungkin juga intuisi para seniman, sehingga tersirat/tersamar dan
orang awam banyak yang tidak memahaminya. Aliran ini disebut
a. Impresionisme
b. Abstrak
c. Romantisme
d. Dadaisme
14. Suatu aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu disebut ...
a. Kubisme
b. Abstrak
c. Futurisme
d. Dadaisme
15. Raden Saleh termasuk salah satu tokoh pelukis yang ber-aliran ...
a. Romantisme
b. Naturalisme
c. Dadaisme
d. Realisme

16.
Contoh Lukisan diatas merupakan salah salah aliran ...
a. Realisme
b. Romantisme
c. Naturalisme
d. Futurisme
69

17.
Lukisan diatas salah satu contoh corak aliran seni lukis ...
a. Naturalisme
b. Romantisme
c. Kubisme
d. Realisme

18.
a. Surealisme
b. Realisme
c. Naturalisme
d. Abstrak

19.
Contoh Lukisan diatas termasuk corak ...
a. Kubisme
b. Realisme
c. Naturalisme
d. Impressionisme

20.
Contoh Lukisan diatas termasuk Corak Seni Lukis yang
beraliran ...
a. Dadaisme
b. Realisme
c. Futurisme
d. Kubisme
70

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_lukis

http://id.wikipedia.org/wiki/Lukisan

http://sanggarbatikkatura.com/

https://id.scribd.com/doc/91372104/Buku-Ajar-Seni-Budaya-Kelas-7-SMT-1MGMP-
Kab-Batang-Semester-1

https://id.scribd.com/doc/91372104/Buku-Ajar-Seni-Budaya-Kelas-8-SMT-1MGMP-
Kab-Batang-Semester-1

https://id.scribd.com/doc/91372104/Buku-Ajar-Seni-Budaya-Kelas-9-SMT-1MGMP-
Kab-Batang-Semester-1

https://www.google.com/search?q=kriya+tekstil+budiyono&ie=utf-8&oe=utf-8

Sp., Soedarso, Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni Yogyakarta: Saku
Dayar Sana, 1990

Sujanto, Drs. Agus, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Aksara Baru, 1988

Susanto. Mikke, Membongkar Seni rupa, Yogyakarta : Jendela, 2003

Anda mungkin juga menyukai