KISTA OVARIUM
Pembimbing :
dr. Andi Friadi, Sp.OG(K)
PENDAHULUAN
Kista ovarium merupakan tumor baik kecil maupun besar, kistik atau padat, jinak
atau ganas yang berada di ovarium. Kista ovarium umum ditemukan pada wanita usia
reproduktif. Kista menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi. Karena 20-30% kista
dapat berpotensi menjadi ganas terutama pada wanita diatas 40 tahun. Perjalanan penyakit
dianggap berlangsung secara diam-diam (silent killer), sehingga wanita umumnya tidak
menyadari sudah menderita kista ovarium. Wanita umumnya sadar setelah benjolan teraba
dari luar. Sekarang ini semakin sering ditemukan kista ovarium pada seorang wanita
dikarenakan pemeriksaan fisik dan semakin majunya teknologi. Sebagian besar kista tidak
menimbulakan gejala yang nyata, namun sebagian lagi menimbulkan masalah seperti rasa
sakit dan perdarahan. Bahkan kista ovarium yang maligna tidak menimbulkan gejala pada
sadium awal, sehingga sering ditemukan dalam stadium lanjut.
Kista dapat berkembang pada wanita pada setiap tahap kehidupan, dari periode
neonatal sampai postmenopause. Kebanyakan kista ovarium,terjadi selama masa kanak-
kanak dan remaja, yang merupakan periode hormon aktif untuk pertumbuhan. Kebanyakan
kista bersifat fungsional dan dapat hilang dengan pengobatan sederhana.
Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang terjadi
dalam kehamilan adalah peristiwa torsio atau terpuntir. Penatalaksanaan kista ovarium
sebagian besar memerlukan pembedahan untuk mengangkat kista tersebut. Penangannya
melibatkan keputusan yang sukar dan dapat mempengaruhi status hormon dan fertilitas
seorang wanita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan
mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan.
Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-
kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Gambar 1. Anatomi Ovarium
1. ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang
mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan
satu nukleolus pula;
Frekuensi kista dermoid dijumpai 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang
kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari
semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun
kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai
ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan
luteinizing hormon (LH), normalnya ditemui saat menopause, berdiameter 1 -
10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm); berasal dari folikel
ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat
multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk
jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari
germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
seperti:
A. Gambaran Umum
B. Gambaran Klinis
Kistadenoma ovarii musinosum merupakan tumor dengan ukuran terbesar
dalam tubuh manusia, sehingga, semakin besar ukuran tumor di ovarium semakin
besar pula kemungkinannya kistadenoma ovarii musinosum. Tumor ini asimptomatik
dan sebagian besar pasien hanya merasakan pertambahan berat badan atau rasa penuh
diperut. Tumor ini dapat mengalami luteinisasi dan menghasilkan esterogen, sehingga
pada wanita postmenopause akan terjadi perdarahan pervaginam dan pertumbuhan
rambut berlebihan pada wanita hamil. Cairan musin dapat mengalir ke kavum pelvik
atau abdomen melalui stroma ovarium, sehingga terjadi akumulasi cairan musin
intraperitoneal yang dinamakan pseudomiksoma pertonii.
C. Terapi
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan
dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat
pula berbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Isi kista cair, kuning dan
kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil,
tetapi permuukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya tedapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang
menonjol dan padat.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista
dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut) dan
organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Penumpukan
cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada
yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas1.
3) Pembesaran perut
4) Perdarahan (jarang)
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,
maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumya dalam anamnesis menunjukkan gejala-
gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik
umumnya tidak menjadi besar dan diantaranya pada suatu waktu biasanya
menghilang sendiri2.
1. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat
tumor itu.
2. Ultrasonografi
3. Foto Rontgen
4. Parasintesis
Ini adalah kista benigna ovarium. Kemungkinan kista ini adalah kista
folikuler. Kadang-kadang kista dapat mencapai ukuran tertentu dalam
sentimeter dan, jika terjadi ruptur dapat menyebabkan nyeri pada perut.
Gambar 5. Teratoma Ovarium Matur
2.11 Penatalaksanaan
Terapi kista ovarium bergantung dari beberapa faktor, yaitu ukuran dan jenis
kista, umur dan kondisi kesehatan penderita, rencana kehamilan di masa depan,
demikian juga dengan beratnya gejala-gejala yang terjadi4.
2. Terapi Bedah
Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali
siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang
ditemukan pada wanita yang menopause atau kista yang menimbulkan rasa
nyeri luar biasa dan sampai timbul perdarahan. Tindakan bedah dapat sangat
terbatas berupa pengangkatan kista dengan tetap mempertahankan ovarium.
Tindakan ini kemungkinan dapat menjadi lebih ekstensif, mulai dari
pengangkatan seluruh ovarium atau lebih luas lagi ke pengangkatan uterus
(histerektomi total)4.
2.7 Komplikasi
1. Torsi
2. Ruptur
3. Perdarahan
2.8 Prognosis
1. Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral.
5. Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium
lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal
sel tumor nondisgerminoma.
6. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi berhubungan dengan angka
kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5
tahun adalah 86,2%.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Pasien
Nama : Ny. NY
Umur : 35 tahun
Suku : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu RT
Suami Pasien
Nama : Tn. Z
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Indonesia
3.2 Anamnesis
1) 2008/2900/Perempuan/aterm/normal/Bidan
2) 2011/3000/Perempuan/aterm/normal/Bidan
3) 2013/3200/Perempuan/aterm/normal/Bidan
4) 2016/3000/laki-laki/aterm/normal/Bidan
VT Bimanual :
Vagina Laserasi (-), tumor (-), tanda radang (-)
Porsio MP sebesar jempol kaki dewasa, nyeri goyang (-)
AP Kanan lemas, kiri teraba pool bawah tumor
CUT sebesar telur ayam
CD Tidak menojol
Pemeriksaan USG
Uterus RF ukuran 9,07 x 3,64 x 4,57 cm. Tidak tampak mioma atau
adeniomiosis.
Tampak massa kistik ukuran 10,01 x 8,17 cm berbatas tegas pada ovarium
kanan.Tampak massa kistik ukuran 13,39 x 10,85 cm berbatas tegas pada
ovarium kiri.
Pemeriksaan CT Scan
Ginjal kiri; tampak pelebaran calises dan ureter, dan tidak tampak gambaran
batu di ginjal dan ureter
Rectum; tenang
3.6. Penatalaksanaan
Kontrol KU, VS
Bowel Pump 3 hari
Crossmatch PRC 4 kolf, FFP 2 kolf
Rencana Laparotomi 23 April 2018
3.7 Laporan Laparotomi
Nama : Ny. NY
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
O: Ku: sedang
VS:
TD: 120/80
HR: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
T : 36,1
Crossmatch PRC
O: KU: Sedang
VS:
TD: 110/70
HR: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
T : 36,5
A: Pro laparotomi ai NOK suspek
malignansi
O: KU: Sedang
VS:
TD: 120/80
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T : 36,5
Hb: 11,7
Pronalges supp II
O: KU: Sedang
VS:
TD: 120/80
HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
T : af
Pronalges supp II
O KU: Sedang
VS:
TD: 120/80
HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
T : 36,5
Pronalges supp II
PEMBAHASAN
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen inspeksi tampak perut membuncit asimetris, pada perkusi tidak
terdapat nyeri ketuk dan shifting dullness, pada auskultasi bising usus ditemukan
positif normal, pada palpasi tinggi fundus uteri tidak teraba, teraba massa dengan
konsistensi padat pada perut bagian bawah dengan diameter ± 16 x 24cm, permukaan
irregular, berbatas tegas, dapat digerakkan dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan
genitalia ditemukan vagina dan uretra tenang, tidak ditemukan perdarahan
pervaginam. Pemeriksaan dengan inspekulo menunjukan adanya fluksus dan cairan
menumpuk di forniks posterior dan tidak ada tumor serta laserasi. Portio multipara
sebesar jempol kaki dewasa, tampak cairan menumpuk di kanalis serviks, tidak ada
laserasi serta tumor. Dari pemeriksaan VT bimanual didapatkan pada vagina tidak
ditemukan laserasi, tumor dan tanda radang. Portio multipara sebesar jempol kaki
dewasa dan tidak ada nyeri goyang. Adneksa parametrium kanan lemas dan kiri
teraba terbara pool bawah tumor. Cavum uteri sebesar telur ayam. Cavum douglas
tidak menonjol.
Pemeriksaan darah rutin menunjukan anemia ringan, pemeriksaan urin dalam
batas normal, pemeriksaan USG menunjukan kesan kista ovarium bilateral suspek
musinosum, pemeriksaan CT scan menyimpulkan sugestif NOK dengan hidronefrosis
sinistra.
5.1 Simpulan
Diagnosis kerja pada kasus ini suudah tepat yaitu NOK karena keluhan yang
dirasakan danpemeriksaan USG yang didapat merupakan gejala klinis dari NOK.
Tatalaksana dalam kasus ini sudah tepat karena sudah sesuai dengan indikasiuntuk
dilakukannya pengangkatan kista yaitu dengan diameter >5 cm.
5.2 Saran
1. Apabila merasakan ada benjolan di perut segera periksakan ke dokter agar
segera mendapat tatalaksana.
2. Jangan melakukan pengurutan pada perut yang membesar karena akan
mengakibat komplikasi pada penyakit yang kemungkinan diderita.
DAFTAR PUSTAKA
5. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. First trimester abortion. In: Williams Gynecology 22nd ed. New
York: McGraw-Hill;