NASKAH PSIKIATRI
F20.0 Skizofrenia Paranoid
hari. Sebuah survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO),
terhadap beban penyakit global. Skizofrenia adalah bentuk yang berat dari
penyakit mental yang memengaruhi sekitar 7 per 1000 dari populasi orang
dewasa, terutama pada kelompok usia 15 - 35 tahun. Pada tahun 2013 terdapat
Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) pada tahun 2013
dan dikombinasikan dengan data rutin dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin),
Maka skizofrenia ini perlu ditatalaksana dengan baik agar tidak menimbulkan
1
Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengangkat judul CRS kami dengan
CRS ini disusun berdasarkan pada studi kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemologi
Saat ini diperkirakan ada 2,2juta pasien hidup dengan skizofrenia di
Amerika Serikat, dan sekitar 300.000 pasien dirawat dirumah sakit. Penelitian di
China menunjukkan bahwa total penderita skizofrenia adalah 0,41% dari jumlah
penduduk. Analisis umur bertingkat menunjukkan bahwa perbandingan
3
prevalensi antara laki- laki dan perempuan bervariasi. Prevalensi lebih tinggi
pada laki-laki dikelompok usia muda (18-29tahun) dan prevalensi lebih tinggi
pada wanita dikelompok usia yang lebih tua (40 tahun atau lebih).3
Gangguan jiwa di Indonesia merupakan penyakit yang merata dan hampir
di setiap wilayah di dunia ada. Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk
Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta (2,7per
mil), Aceh (2,7 per mil), Sulawesi Selatan (2,6 per mil), Bali(2,3 per mil),dan
Jawa Tengah 2,3 per mil).3
2.3 Etiologi
2.3.1 Faktor Biologis
Penyebab skizofrenia tidak diketahui, tetapi semakin banyak penelitian
yang melibatkan peranan peranan patofisiologis untuk daerah tertentu di otak,
termasuk sistem limbik, korteks frontalis, dan ganglia basalis. Selain itu hipotesis
dopamin untuk skizofrenia mengatakan bahwa skizofrenia disebabkan
peningkatan aktifitas dopaminergik. Teori tersebut muncul dari pengamatan
clozapine, potensi antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk
berperan sebagai, antagonis reseptor dopaminergik tipe 2.4
Antagonis reseptor serotonin, (5-hydroxytryptamine) tipe 2 penting untuk
menurunkan gejala psikotik. Gamma-aminobutyric acid (GABA) juga terlibat
dalam patofisiologi skizofrenia. Hipotesis bahwa, beberapa pasien dengan
skizofrenia mengalami kehilangan neuron GABA-ergik. Hilangnya neuron
inhibitor GABA-ergik secara teoritis dapat menyebabkan hiperaktifitas neuron
dopaminergik.4
2.3.2 Genetik
Faktor genetik yang turut menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan
terutama anak-anak kembar. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah 0,9-1,8%,
bagi saudara kandung 7-15%, bagi anak dengan salah satu orang tua yang
menderita skizofrenia 7-16%, bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%,
bagi kembar heterozigot 2-15%, bagi kembar monozigot 61-86%.4
4
2.3.3 Faktor Psikososial
Freud memandang skizofrenia sebagai suatu respon regresif terhadap
frustasi dan konflik yang melanda seseorang dalam lingkungan. Neurosis
melibatkan suatu konflik antara ego dan id, psikosis dapat dipandang sebagai
suatu konflik antara ego dan dunia luar dimana kenyataan diingkari.4
5
2.5 Pedoman Diagnostik
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia berdasarkan
PPDGJ-III :6
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a. Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidakkeras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
namun kualitasnya berbeda; atau-Thought insertion or withdrawal : isi
pikiran yang asing dari luar masuk ke dalampikirannya(insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal);
dan- Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya.
b. Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dariluar; atau- Delusion of influence : waham tentang
dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dariluar; atau- Delusion
of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
sesuatu kekuatan dari luar.- Delusional perception : pengalaman inderawi
yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya
bersifat mistik atau mukjizat.
c. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien,
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara).
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh
d. Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan
diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
komunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
6
e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus berulang.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor;
h. Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih.
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir (self absorbed
atitude), dan penarikan diri secara sosial.
7
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of influence) atau passivity (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling
khas.
Gangguan afetktif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
8
katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor
seperti:
1. Mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup, muka tanpa mimik, seperti
topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang
sangat lama, beberapa hari, bahkan kadang-kadang beberapa bulan.
2. Bila diganti posisinya penderita menentang.
3. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam mulut
dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan.
4. Terdapat grimas dan katalepsi.
d. Skizofrenia simplex
Gejalanya sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama
pada jenis simplex adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi
jarang sekali ditemukan.
e. Skizofrenia residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala
negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor,
penurunan aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan
pembicaraan, ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri
dan fungsi sosial.
9
Tabel 1. Antipsikotik yang sering digunakan4
Golongan Nama Obat
APG 1 Haloperidol
Klorpromazin
APG 2 Risperidone
Olanzapine
Quetiapine
Clozapin
Paliperidone
Aripipirazole
10
behavioural therapy, CBT) seringkali bermanfaat dalam membantu pasien
mengatasi waham dan halusinasi yang menetap. Tujuannya adalah untuk
mengurangi penderitaan, ketidakmampuan, dan tidak secara langsung
menghilangkan gejala. Terapi keluarga dapat membantu mereka megurangi
ekspresi emosi yang berlebihan dan terbukti efektif mencegah kekambuhan.
2.8 Prognosis
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronik. Pasien secara
berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama
bertahun-tahun. Berikut gambaran klinik yang berkaitan dengan prognosis:6
Tabel 2. Faktor penentu prognosis skizofrenia
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Awitan lambat (>30 tahun), Awitan muda
terutama perempuan Tidak ada faktor presipitasi
Ada faktor presipitasi yang jelas Awita insidious
Awitan akut Riwayat sosial, seksual, dan
Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid buruk
pelerjaan premorbid baik Perilaku autistic, menarik diri
Gejala gangguan mood (terutama Lajang, cerai
gangguan depresif) Riwayat keluarga dengan
Menikah skizofrenia
Riwayat keluarga dengan gangguan Sistem pendukung buruk
mood Gejala negatif
Sistem pendukung baik Tanda dan gejala neurologis
Gejala positif Riwayat trauma perinatal
Tanpa remisi dalam 3 tahun
Berulang kali relaps
Riwayat melakukan tindakan
penyerangan
11
BAB 3
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J Panggilan: J
MR : 01.03.10.45
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir/ umur : Padang, 1 Juli 1994 / 24 Tahun
Status perkawinan : Lajang
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minangkabau
Negeri asal : Pesisir Selatan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Alamat : Teluk kasai, Batang Kapas, Pesisir Selatan,
Sumateran Barat
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah
ini)
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 07 November 2018 di bangsal
Jiwa RSUP dr. M.Djamil Padang.
2. Alloanamnesis dengan Paman pasien pada tanggal 7 November 2011.
-
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada
huruf yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
2. Sebab Utama
Pasien merasa gelisah dan mengamuk dirumah 3 hari SMRS saat akan
pengangkatan datuk di kampung nya.
Pasien sudah menderita gangguan jiwa sejak 7 tahun yang lalu, sudah
dirawat di RS Jiwa Prof. HB Saanin sebanyak 2 kali dan ini rawatan pertama di
RSUP M. Djamil.
13
5. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Sejak 7 tahun yang lalu pasien sudah menderita gangguan jiwa dan di
bawa ke RSJ Saanin Gadut (2011)
Dari keterangan paman pasien, perubahan emosi pasien terlihat
sejak pasien SMA. Pasien sering bicara sendiri, tertawa sendiri. Pasien
juga sering berkelahi dengan teman-teman sebaya nya. Pasien sulit
mengendalikan emosinya. Pasien dirawat di RSJ Saanin Gadut selama 20
hari dan kabur dari RSJ dan tidak minum obat.
Tahun 2015
Pasien kembali dibawa ke RSJ Saanin Gadut karena mengamuk,
bicara ngawur dan gelisah. Pasien dirawat selama 17 hari dan pulang,
tetapi tidak melanjutkan kontrol.
b. Riwayat Gangguan Medis
Tidak ada penyakit medis, bedah, riwayat trauma kepala, tidak ada
penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan kesadaran,dan penyakit fisik
lainnya. Pulang rawat tidak ada minum obat.
Riwayat keluarga
14
Umur 48 tahun
Alamat Pesisir Selatan
Akrab
Hubungan pasien Biasa
Kurang peduli
Tak peduli
Ket : * coret yang tidak perlu
b) Sifat/ Perilaku Orangtua kandung/ pengganti............. :
Bapak (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya/ diragukan)
Pemalas (-)**, Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka
Bergaul (-), Banyak teman (+), Pemalu (-), Perokok berat (-), Penjudi (-),
Peminum (-), Pencemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis (-), Dramatisasi (-),
Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak bertanggung jawab (-).
c) Saudara
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ Pr (33 tahun)
2. Lk/ Pr (30 tahun)
3. Lk/ Pr (28 tahun)
4. Lk/ Pr (24 tahun)
15
Saudara Gambaran sikap dan perilaku Kualitas hubungan dengan saudara
ke (akrab/ biasa/kurang/tak peduli)
1 Perhatian Akrab/ biasa/kurang/tak peduli
2 Perhatian Akrab/ biasa/kurang/tak peduli
3 Perhatian Akrab/ biasa/kurang/tak peduli
Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau (-)
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*
Skema Pedegree
(tiga generasi)
Keterangan:
16
: Laki-Laki : Perempuan : Pasien: Meninggal
Pasien
i) Dan lain-lain
17
Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)
d) Toilet training
Umur : tidak diketahui
Sikap orang tua: tidak diketahui
Perasaan anak untuk toilet training ini: tidak diketahui
g) Masa Sekolah
Perihal SD SMP SMU
Umur 6-8 tahun 12-14 15-17
Prestasi* Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang
18
Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang
Kemampuan Khusus (Bakat) ( - ) ( - ) ( - )
Tingkah Laku Baik Baik Tidak baik
h) Masa remaja: Fobia (-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-),
kenakalan remaja (-), perokok berat (-), penggunaan obat terlarang (-),
peminum minuman keras (-), problem berat badan (-), anoreksia nervosa (
-), bulimia (-),perasaan depresi (-),rasa rendah diri (-),cemas (-), gangguan
tidur (-), sering sakit kepala (-), dan lain-lain.
Ket: * coret yang tidak perlu
i) Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
Keadaan ekonomi*: baik, sedang, kurang (menurut keluarga)
j) Percintaan, Perkawinan, Kehidupan Seksual dan Rumah Tangga
Hubungan seks sebelum menikah (-)
Riwayat pelecehan seksual (-)
Orientasi seksual (normal)
19
l) Perihal anak-anak pasien meliputi:
No Sex Umur Pendidikan Sikap&perilaku Kesehatan Sikap pada
anak
Fisik Mental
20
berlebihan terhadap hal-hal sepele(-), egosentris (-), suka menuntut (-),
dependen (-), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya (-), preokupasi
dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan (-),
ekshibisionisme (-), membutuhkan perhatian dan pujian yang terus
menerus (-), hubungan interpersonal yang eksploitatif (-), merasa
marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (-) dan lain-lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain(-), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus (-), tidak mampu
mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari pengalaman (-),
tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan kewajiban sosial (-),
tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama (-),
iritabilitas (-), agresivitas (-), impulsif (- ), sering berbohong (-), sangat
cendrung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi yang
masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat (-)
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil (-),
kurangnya pengendalian terhadap kemarahan (+), gangguan
identitas (-), afek yang tidak mantap (-) tidak tahan untuk berada
sendirian (-), tindakan mencederai diri sendiri (-), rasa bosan kronik (-),
dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif (-), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain (-), kengganan
untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin disukai (-),
preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial (-), menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak
melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung
atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan (-), preokupasi pada
hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi dan
jadwal (-), perfeksionisme (-), ketelitian yang berlebihan (-), kaku dan
keras kepala (-), pengabdian yang berlebihan terhadap pekerjaan
21
sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai hubungan
interpersonal (-), pemaksaan yang berlebihan agar orang lain mengikuti
persis caranya mengerjakan sesuatu (-), keterpakuan yang berlebihan
pada kebiasaan sosial ( -) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya(-)
22
rumah (-), terdapat istri lain (-), sikap atau kontrol yang tidak konsisten (-),
kontrol yang tidak cukup (-), kurang stimulasi kognitif dan sosial (-),
bencana alam (-), amukan masa (-), diskriminasi sosial (-), perkosaan (-),
tugas militer (-), kehamilan (-), melahirkan di luar perkawinan (-), dan
lain-lain.
23
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT TAHUN 2011-2018
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT
Tahun 2011 Tahun 2015 tahun 2018
usia 17 tahun Usia 21 Tahun 24 tahun
Pasien dibawa oleh keluarga (nenek) ke IGD RS Jiwa Prof HB Saanin pada hari
Pada tahun 2011. Dari Tahun 2015,
Minggu, 25 Agustus 2018, pukul 20.00 WIB disebabkan mengamuk dan
keterangan paman pasien, Pasien kembali dibawa ke RSJ menyebabkan kegaduhan dirumah saat akan pengangkatan datuk pada kampungnya.
Menurut keterangan pasien, 1bulan yang lalu pasien dibawa kerumah kakaknya
perubahan emosi pasien terlihat Saanin Gadut karena di batang kapada dan pasien di pasung selama 21 hari dikarenakan sering berkelahi
sejak pasien SMA. Pasien sering mengamuk, bicara ngawur dan dengan orang sekitar rumahnya.
Pasien mengaku ada melihat bayangan hitam yang biasa disebut siampa, siampa
bicara sendiri, tertawa sendiri. gelisah. Pasien dirawat selama tersebut berbau amis dan sering mengimpit pasien ketika tidur sehingga pasien sesak
nafas. Siampa tersebut juga mengatakan ‘apa guna nya hidup lagi?’ sehingga pasien
Pasien juga sering berkelahi 17 hari dan pulang, tetapi tidak
memutuskan untuk meminum baygon. Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang
dengan teman-teman sebaya melanjutkan kontrol. perwira. Pasien juga merasa dirinya tidak dapat dibunuh oleh siapapun. Pasien merasa
dikendalikan oleh seorang dukun yang sering menyuruhnya. Pasien merasa pikiran
nya. Pasien sulit mengendalikan
nya dapat dibaca oleh Siska, yang diakui sebagai calon tunangannya.
emosinya. Pasien dirawat di RSJ Dulu, pasien mengaku pernah merasa dikejar dan ingin dibunuh oleh seseorang
yang tidak dapat dilihat orang lain. Pasien juga mengatakan bahwa manusia itu
Saanin Gadut selama 20 hari menyembah nabi Adam bukan Allah dan kiamat tidak akan terjadi.
Menurut keterangan paman pasien, sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
dan kabur dari RSJ dan tidak
pasien gelisah, mengamuk dan marah-marah tanpa sebab. Pasien banyak bicara dan
minum obat. terawa sendiri, serta bicara ngawur.
III. STATUS INTERNUS
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : Teraba, kuat angkat, teratur, frekuensi 84x/menit
Nafas : 19x/menit
Suhu : 36,5°C
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 55kg
Status Gizi : Gizi baik
Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
Kelainan Khusus : tidak ditemukan
25
V. STATUS MENTAL(Pemeriksaan tanggal 7 November 2018)
A. Keadaan Umum
1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis (+), somnolen (-), stupor (-),
kesadaran berkabut (-), konfusi (-), koma (-), delirium (-), kesadaran
berubah (-), dan lain-lain
2. Penampilan
Sikap tubuh: biasa ( + ), diam (-), aneh (-), sikap tegang (-), kaku (-),
gelisah (-), kelihatan seperti tua (-), kelihatan seperti muda (-),
berpakaian sesuai gender (+).
Cara berpakaian : rapi (+),biasa (+),tak menentu (-), sesuai dengan
situasi (-),kotor (-), kesan (bisa mengurus diri)*
Kesehatan fisik :sehat (+), pucat (-), lemas (-), apatis (-), telapak
tangan basah (-), dahi berkeringat (-), mata terbelalak (-).
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (+), tidak dapat dilakukan (-), wajar (+), kurang wajar
(-), sebentar (-), lama ( + ).
4. Sikap
Kooperatif ( + ),penuh perhatian (-),berterus terang (+), menggoda (-),
bermusuhan (-), suka main-main (-), berusaha supaya disayangi (-), selalu
menghindar (-), berhati-hati (-), dependen (-), infantil (-), curiga (-), pasif
(-), dan lain-lain.
5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
Cara berjalan : biasa (+), sempoyongan (-), kaku (-), dan lain-lain
Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor katatonik (-),
rigiditas katatonik (-), posturing katatonik (-), cerea flexibilitas (-),
negativisme (-), katapleksi (-), stereotipik (-), mannerisme (-
),otomatisme(-), otomatisme perintah (-), mutisme (-), agitasi
psikomotor (-), hiperaktivitas/hiperkinesis (-), tik (-), somnabulisme (-),
akathisia (-), kompulsi(-), ataksia, hipoaktivitas (-), mimikri (-), agresi
(-), acting out (- ), abulia (-), tremor (-), ataksia (-), chorea (-), distonia
(-), bradikinesia (-), rigiditas otot (-), diskinesia (-), convulsi (-), seizure
(-), piromania (-), vagabondage (-).
26
Ket : ( ) diisi (+) atau (-)
C. Emosi
Hidup emosi*: stabilitas (stabil/tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas), arus
emosi (biasa/lambat/cepat).
1. Afek
Afek appropriate/ serasi ( + ),afek inappropriate/ tidak serasi(-), afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas (-), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).
2. Mood
Mood eutimik(+), mood disforik (-), mood yang meluap-luap (expansive
mood) (-), mood yang iritabel (-), mood yang labil (swing mood) (-), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim)(-),euforia (-), ectasy (-), mood depresi
(hipotim) (-), anhedonia (-), dukacita (-), aleksitimia (-), elasi (-),
hipomania (-), mania(-), melankolia(-), La belle indifference (-), tidak ada
harapan (-).
3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating-anxiety(-), ketakutan (-), agitasi ( - ), tension
(ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa
malu (-), rasa berdosa/ bersalah (-), kontrol impuls (-).
27
4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood
Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia (-), hipersomnia ( - ), variasi
diurnal ( - ), penurunan libido ( - ), konstispasi (- ), fatigue ( - ), pica (-),
pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).
Keterangan : *)Coret yang tidak perlu, ( ) diisi (+) atau (-)
28
Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ), hipokondria ( -), obsesi (-),
kompulsi ( - ), koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), koprolalia ( -), fobia
(- ) noesis ( - ), unio mystica ( -)
E. Persepsi
Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ),
Halusinasi auditorik (+),halusinasi visual (+), halusinasi olfaktorik(+),
halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil (+), halusinasi somatik ( - ),
halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).
Ilusi (-)
Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )
29
H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain)
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement:
Judgement test : tidak terganggu
Judgement sosial : tidak terganggu
30
merasa pikiran nya dapat dibaca oleh Siska, yang diakui sebagai calon
tunangannya.
Dulu, pasien mengaku pernah merasa dikejar dan ingin dibunuh oleh
seseorang yang tidak dapat dilihat orang lain. Pasien juga mengatakan
bahwa manusia itu menyembah nabi Adam bukan Allah dan kiamat tidak
akan terjadi.
Menurut keterangan paman pasien, sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit pasien gelisah, mengamuk dan marah-marah tanpa sebab. Pasien
banyak bicara dan terawa sendiri, serta bicara ngawur.
Pasien sudah menderita gangguan jiwa sejak 7 tahun yang lalu, sudah
dirawat di RS Jiwa Prof. HB Saanin sebanyak 2 kali dan ini rawatan
pertama di RSUP M. Djamil.
31
Tidak ada gangguan medis yang mempengaruhi kondisi mental.
Psikologis
Marah-marah tanpa sebab
Berkelahi dengan orang lain
Sering berbicara sendiri
Pasien memiliki keyakinan bahwa ia paling hebat
Lingkungan dan psikososial
Pasien dapat bersosialisasi dengan temannya.
XI. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi :
Risperidone 2 x 3 mg
Asam valproat 2x 125 mg
Lorazepam 1x 2 mg
Haloperidol 3x 5mg
Clhorpromazine 1 x 100mg
B. Non Farmakoterapi
1. Psikoedukasi kepada pasien
Psikoterapi suportif
Berempati pada pasien, memahami keadaan pasien, membantu
pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosinya, serta
mengarahkan untuk memecahkan permasalahan seperti menyuruh
pasien untuk bekerja setelah keadaan kesehatannya membaik dan
mengabaikan orang-orang yang mengejek/menghina dia.
Psikoedukasi
Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang gangguan yang
dialaminya. Diharapkan pasien dapat secara efektif mengenali gejala,
penyebab dan terapi yang dibutuhkannya untuk mengurangi gejala
dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Kepada keluarga : diberikan psikoedukasi mengenai
Penyakit yang diderita pasien
Dukungan sosial dan perhatian dari keluarga kepada pasien
Terapi dan kepatuhan minum obat pasien
32
XII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
3.7 Status Mental (Pemeriksaan tanggal 07 November 2018)
Jera asalnyo dari ma ko? Dari Dari batang kapeh bang, tp wak lahir Orientasi tempat
batang kapeh ka siko bara jam? nyo di Tabiang. Ado sekitar 2,5 jam baik
kalo naiak honda.
Jera tau kini tanggal berapa? Kini Ndak ingek wak tanggal bang, wak Orientasi waktu
siang sore malam? ndak tau kalender do. Klo tahun lai baik
tau tahun 2018.
33
Kami ko sia ko Jera? Tu a karajo Dokter, tu ngobatin orang disiko, tu Orientasi
kami disiko? Tu setelah ini kami jadi dokter nyo, ndak mungkin jadi personal baik
jadi apa? Itu sia jera? perawat. Ha kalo itu perawat.
Sia yang mambao Jera ka siko? Kakek, kecek urang awak gilo, tu
Manga Jera di bawa ka siko? awak dikabek dek mamak awak
selama 21 hari.
34
Aa kecek bisikannyo tu? Sajak Kecek nyo, “a guno hidup lai?”. Tu
bilo bisikan nyo tu? frustasi wak, minum ubek rangik lah
awak. Nda ado wak mati do. Sejak
malam lailatul qadr tahun 2013.
Siampa tu ado wujudnyo atu Ndak suara se nyo, bau amis siampa Halusinasi
suara se? Ado bau si ampa tu? tu. olfatorik
Disuruah dek suaro tu minum Siampa. Sabananyo mah bang, Jin
ubek rangik? dan manusia menyembah nabi Adam.
Ndak ado Allah do, Allah tu nda
bawujud.
Apo kecek nabi adam tu ka jera? Lah
lupo wak
Alah pernah sobok nabi Adam? Nabi Adam tu samo jo manusia mah
A kecek nyo? kak, kulit nyo hitam. Pernah sobok di
mimpi nyo. Lah lupo awak.
Siampa tu nda bisa tacaliak do? Indak tacaliak do bang, Cuma Halusinasi
bayangannyo bayangan itam. visual
Ka urang nan lebih gadang dari awak
Pernah mamacik jera nyo? Apo Lai, diimpik gai wak. Caro Halusinasi taktil
perasaan jera? Takuik ndak? mamarasiahan nyo mudah, pai ka
ulakan. Sasak angok, raso ka mati.
Indak, awak ndak panakuik do, jo
Allah se ndak takuik. Ka urang nan
labiah gadang baru takuik.
Apo cita-cita Jera? Awk nio jadi perwira bang, kini awak Waham
perwira ma, di kapal kasijaru. Kini
kebesaran
alah agresi militer 3 mah bang.
Jera ado raso-raso dikaja urang? Ado, dulu. Awak lah cukuik macam
barubek ko kama kama kak.
Ado orangnya tu?
Dulu yo raso nyo bunuah wak.
Iyo ado. Tp bang ndak bisa mangkaji Waham kejar
wak do bang, beko gilo bang.
35
samo urang lain? badukun sadonyo. Tu didukunin dikendalikan
awak, kayak disuruh kamari kasinan.
Menurut Jera lai pantas Jera Nda pantas ko do kak. Ko pelecehan Tilikan derajat 1
namonyo ko.
disiko?
Tu manga Jera disiko? Untuk barubek tp wak nda sakik do.
Ado ndak manfaat ubek dek
Ado, lamak lalok wak dek nyo
Jera?
Itu se nyo?
Iyo. Klo pikiran wak, ndak masalah
do.
Menurut Jera dunia ka kiamek Ndak ka kiamek do bang Waham Bizzare
ndak?
Lai, tp nda ka kiamek do. Kan ado
Baa tu? Lai ado dunia ko? surek alqoriah mah. Hari kiamat ado,
percaya qadar baik dan buruk datang
dari Allah, tp alah tatuka surek tu.
Bisa. Alhamdulillah
36
M.Djamil. Apakah bapak
keluarga Jera?
Siapa nama bapak? Tinggal
Suardi, tinggal di Lubeg. Iya,
dimana? Saya boleh bertanya
boleh silahkan.
beberapa hal mengenai Jera pak?
Udah dari kecil, tetapi saya
Bapak sudah berapa lama kenal tinggal dengan Jera tidak sejak
sama Jera? Apakah bapak tinggal kecil. Tapi Jera tinggal sama
bersama Jera? saya sejak 1 tahun yang lalu,
bekerja bersama saya.
Menurut bapak, bagaimana
Yang saya tahu tidak ada sama
kondisi ibu Jera saat hamil Jera?
sekali.
Apakah ada sakit?
Saat tinggal sama saya, Jera
Bagaiman Jera saat tinggal sama baik-baik saja. Tidak pernah
bapak? Apakah jera sering marah/ngamuk pada saya,
ngamuk? mungkin karna lebih tua. Tetapi
ia sering berantem sama teman
sebaya nya.
37
25
BAB 4
DISKUSI
33
Pada pemeriksaan status mental ditemukan pasien dengan penampilan
biasa, kesan dapat merawat diri, sikap saat wawancara kooperatif, psikomotor
biasa, arus pembicaraan yang cepat, produktivitas banyak, perbendaharaan biasa,
nada biasa, volume biasa, isi pembicaraan tidak sesuai, penekanan pada
pembicaraan tidak ada, spontanitas, kontak psikis dapat dilakukan, wajar, orientasi
baik, afek appropriate, proses pikir yang inkoheren. Discriminative insight derajat
I dan sicriminative judgement tidak terganggu. Tidak terdapat kelainan neurologis.
Pasien mendapat terapi Risperidon 2 x 3mg, Lorazepam 1 x 2 mg,
Haloperidol 3 x 5 mg, Chlorpromazine 1 x 100mg, dan Asam Valproat 2 x
125mg. Risperidon dipilih karena merupakan obat antipsikosis atipikal generasi
kedua dan juga merupakan mood stabilizer. Risperidon memiliki efektivitas lebih
baik dalam mengontrol gejala positif dan negatif. Efek samping sedasi, otonomik,
dan ekstrapiramidal sangat minimal dibanding obat psikotik tipikal. Dosis yang
biasa diberikan adalah 1-3 mg/hari sebagai dosis awal. Sementara itu, lorazepam
yang termasuk dalam klasifikasi obat anti-ansietas diberikan pada pasien ini atas
indikasi adanya ansietas penyerta supaya pasien tenang.7 CPZ dosis rendah
memiliki manfaat efek sedasi dibandingkan dengan antipsikosis. Kombinasi obat
antipsikotik tipikal dan atipikal adalah untuk mengatasi efek penurunan fungsi
kognitif pada obat antipsikotik tipikal. Pemberian asam valproat bermanfaat
sebagai mood stablizer atau anti manik.
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada
pasien ini. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini
adalah psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi sudah mulai stabil dan bisa
berkomunikasi. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperlihatkan minat dokter
pada pasien, memberikan perhatian, dukungan, dan optimis. Dalam psikoterapi
suportif, terapis menunjukkan penerimaan terhadap kasus dengan cara
menunjukkan perilaku yang hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya
adalah agar pasien merasa aman, diterima dan dilindungi. Serta dokter juga dapat
memberikan masukan-masukan yang positif terhadap pasien apabila pasien
mengalami halusinasi dan wahamnya. Sehigga pasien dapat memiliki upaya
pertahanan diri apabila waham dan halusinasi tersebut muncul lagi dikemudian
harinya. Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam proses terapi pada pasien
34
ini. Keluarga pasien memberikan support kepada pasien dengan memberikan
motivasi motivasi agar pasien patuh minum obat dan dapat beraktivitas seperti
biasa.
35
DAFTAR KEPUSTAKAAN
36