KEGIATAN BELAJAR 2
KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN DAPAT MELAKASANAKAN ASUHAN
KEBIDANAN DALAM KOMPLIKASI KEHAMILAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
POKOK-POKOK MATERI
Untuk menilai Komplikasi kehamilan dan penatalaksanaan Kebidana, dalam modul ini yang
pertama kali Anda harus pahami adalah :
URAIAN MATERI
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1) Penyakit Jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
c. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
1) PERDARAHAN
a. Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan
sebelum 28 minggu (Mochtar, 1998). Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak
mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi (Rochjati, 2003).
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua
kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi
lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan
dengan aborsi atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat
disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit
saluran kelamin bagian bawah (Depkes RI, 2000).
b. Klasifikasi perdarahan
Plasenta previa
1) Pengertian
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
2) Gejala dan tanda
Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan
lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-
kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
3) Penanganan
Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang lebih dari
show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan
manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal.
Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum
inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau tafsiran berat janin dibawah
2500 gram, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat, pemberian obat-
obatan dan dilakukan observasi dengan teliti.
Solusio plasenta
1) Pengertian
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.
2) Gejala dan tanda
Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin berkurang,
palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia
ringan dan sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
3) Penanganan
Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang dan berat
penanganannya dilakukan di rumah sakit (Saifuddin, 2002 : 92).
2) PRE-EKLAMSIA/EKLAMSIA
a. Pengertian
Pre eklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan
disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem (pembengkakan)
terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan dalam air seni
terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena
eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
(Dewi, 2009).
b. Klasifikasi
Pre eklamsia
1) Pengertian
Pre eklamsia adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah lahir.
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3
kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca
persalinan (Prawirohardjo, 1999).
2) Gejala dan tanda
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka, sakit kepala hebat, kenaikan tekanan darah secara mendadak
sampai 140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3 gram/liter dalam air
kencing 24 jam.
3) Penanganan umum
Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen
kalsium, magnesium, obat anti hipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada
kecenderungan menjadi eklamsia.
Eklamsia
1) Pengertian
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan
neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-
gejala pre eklampsia.
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah dengan
kejang atau koma yang dapat berlangsung mendadak.
2) Gejala dan tanda
Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat (hipertensi, oedem,
dan protein urine) dan kejang atau koma, kadang-kadang disertai gangguan
fungsi organ.
3) Penanganan
Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat
menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo, 2008 : 212).
4) HIDRAMNION
a. Pengertian
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai tampak
pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada
kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar
akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan -keluhan
sebagai berikut :
o Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.
o Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.
o Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.
b. Penyebab
o Produksi air ketuban bertambah
Yang diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air ketuban dapat
bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion. Misalnya air
kencing anak atau cairan otak pada anenchepalus.
o Pengeluaran air ketuban terganggu
Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu
jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke
plasenta, akhirnya masuk ke peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau
anak tidak menelan seperti pada atresia aesophagei, anenchepalus atau tumor-
tumor plasenta.
b. Penyebab
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
o Serviks inkompeten.
o Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion.
o Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.
o Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum
masuk PAP, sefalopelvik disproforsi.
o Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
o Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
o Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
o Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah
pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
c. Penanganan
Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat dijabarkan
sebagai berikut :
o Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru
sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.
o Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
meningitis janin, dan persalinan prematuritas.
o Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
o Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu
berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
o Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu dan keluarga
sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan
dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus
mengorbankan janinnya.
o Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur distantia
biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru.
o Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998 : 232).
6) PENYAKIT JANTUNG
a. Pengertian
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas,
kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi abortus.
Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan denyut jantung
dapat menguras cadangan kekuatan jantung sehingga terjadi keadaan payah jantung.
Puncak-puncak keadaan payah jantung itu akan dijumpai pada waktu :
o Puncak hemodilusi darah pada minggu 28 sampai 32.
o Pada saat inpartu.
o Pada saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran darah umum dalam jumlah
besar untuk membentuk ASI.
o Saat laktasi karena kekuatan jantung diperlukan untuk membentuk ASI.
o Terjadinya perdarahan postpartum, sehingga diperlukan kekuatan ekstra jantung
untuk dapat melakukan kompensasi.
o Mudah terjadi infeksi postpartum, yang memerlukan kerja tambahan jantung
(Manuaba, 1998 : 272).
b. Tanda dan gejala
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas, jantung berdebar,
dada terasa berat (kadang-kadang nyeri), nadi cepat, kaki bengkak.
Keluhan-keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan pada payah
jantung yang berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat/berbaring.
Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat (Dewi, 2009).
c. Penanganan
Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung dalam kehamilan sebaiknya melakukan
rujukan atau konsultasi kepada dokter. Pertolongan persalinan hamil disertai penyakit
jantung sebaiknya menggunakan kontap. Pemakaian metode lainnya selalu
memberikan gangguan terhadap kerja jantung (Manuaba, 1998 : 273).
7) TUBERCULOSIS
a. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat
menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan (Mansjoer, 2001 : 287).
b. Gejala dan tanda
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama tak sembuh-
sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah. Penyakit
ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak memberikan
penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila
tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan
termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada
bayinya secara langsung (Dewi, 2009).
c. Penanganan
Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di
rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk
menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan
teratur (Mansjoer, 2001 : 287).
8) ANEMIA
a. Pengertian
Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada
saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24). Kondisi ibu hamil dengan kadar
Hemoglobin kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 gr % pada trimester
2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti
infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo,
2008 : 281).
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 sampai 15 gr %. Angka
tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat
pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus menjadi
pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan
atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan
sekali lagi pada triwulan terakhir.
b. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah, kulit pucat,
mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia
defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan,
2008/2009).
Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah lemas badan, lesu, lekas lelah, mata
berkunang-kunang, jantung berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara
lain dapat menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat
pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan
prematur (Dewi, 2009).
c. Penanganan umum
Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen
besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup mencegah anemia (Maulana, 2008, : 187).
9) MALARIA
a. Pengertian
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat
mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
b. Gejala dan tanda
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi, menggigil
sampai keluar keringat (demam), sakit kepala, muntah-muntah, hipogilkemia, edema
paru akut.
Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka
akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi antara
TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC
Sweet B. R. (2000) Mayes Midwifery, 12 tahun editor, Baillier Tindall, London
Rachimhadi T. (1999), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka , Jakarta.
SyaifudinA. B. (2002) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Sellers P.Mc. (1993) Midwifery, Vol. 1-2, 1 st edition, Juta & Co. LTD South Africa
Helen Varnay (1997), Midwifery.
Prawiroharjo, (1998), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowiroharjo.