Anda di halaman 1dari 9

[Type text]

KEGIATAN BELAJAR 2
KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN DAPAT MELAKASANAKAN ASUHAN
KEBIDANAN DALAM KOMPLIKASI KEHAMILAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar diharapkan Anda dapat menilai tentang
komplikasi kehamilan dan dapat melakasanakan asuhan kebidanan dalam komplikasi
kehamilan.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan mahasiswa mampu :
 Menilai dan melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan Serta penaganan awal
sesuai dengan wewenang bidan.

POKOK-POKOK MATERI

Untuk menilai Komplikasi kehamilan dan penatalaksanaan Kebidana, dalam modul ini yang
pertama kali Anda harus pahami adalah :

 Komplikasi kehamilan dan penatalaksanaan


a. Penyulit kehamilan trimester I dan II : abortus, mola hidatidosa, KET, BO,
hiperemesis gravidarum, anemia
b. Kehamilan dengan hipertensi: hipertensi esensial, PIH, pre eklampsia, eklampsia
c. Perdarahan antepartum: solutio plasenta, plasenta previa, insersio velamentosa,
ruptura sinus marginalis, plasenta sirkumvalata
d. Kelainan janin: Kehamilan ganda
e. Kelainan air ketuban: KPD, KPSW,Polihidramnion, Oligohidramnion
f. Kehamilan dengan kelainan letak: letaksungsang, letak lintang
g. Kelainan lamanya kehamilan; pretem, posterm/serotimus
h. Kehamilan disertai penyakit; Kehamilan dengan penyakit DM, jantung, rubela,
hepatitis, GO, Sifilis,HIV/AIDS
i. Gangguan kesejahteraan janin: IUGR, gerakan janin berkurang, IUFD

URAIAN MATERI

A. Komplikasi Kehamilan dan Penatalaksanaannya


1. Pengertian
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).Macam-macam
komplikasi kehamilan. Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan ANC
sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3
kelompok sebagai berikut :
a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1) Penyakit Jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
c. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

1) PERDARAHAN
a. Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan
sebelum 28 minggu (Mochtar, 1998). Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak
mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi (Rochjati, 2003).
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua
kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi
lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan
dengan aborsi atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat
disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit
saluran kelamin bagian bawah (Depkes RI, 2000).

b. Klasifikasi perdarahan
 Plasenta previa
1) Pengertian
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
2) Gejala dan tanda
Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan
lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-
kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
3) Penanganan
Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang lebih dari
show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan
manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal.
Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum
inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau tafsiran berat janin dibawah
2500 gram, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat, pemberian obat-
obatan dan dilakukan observasi dengan teliti.
 Solusio plasenta
1) Pengertian
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.
2) Gejala dan tanda
Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin berkurang,
palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia
ringan dan sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
3) Penanganan
Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang dan berat
penanganannya dilakukan di rumah sakit (Saifuddin, 2002 : 92).

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

2) PRE-EKLAMSIA/EKLAMSIA
a. Pengertian
Pre eklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan
disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem (pembengkakan)
terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan dalam air seni
terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena
eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
(Dewi, 2009).

b. Klasifikasi
 Pre eklamsia
1) Pengertian
Pre eklamsia adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah lahir.
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3
kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca
persalinan (Prawirohardjo, 1999).
2) Gejala dan tanda
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka, sakit kepala hebat, kenaikan tekanan darah secara mendadak
sampai 140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3 gram/liter dalam air
kencing 24 jam.
3) Penanganan umum
Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen
kalsium, magnesium, obat anti hipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada
kecenderungan menjadi eklamsia.
 Eklamsia
1) Pengertian
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan
neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-
gejala pre eklampsia.
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah dengan
kejang atau koma yang dapat berlangsung mendadak.
2) Gejala dan tanda
Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat (hipertensi, oedem,
dan protein urine) dan kejang atau koma, kadang-kadang disertai gangguan
fungsi organ.
3) Penanganan
Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat
menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo, 2008 : 212).

3) KELAINAN LETAK (LETAK LINTANG DAN LETAK SUNGSANG)


a. Letak Lintang
 Pengertian
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu.
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul (Hariadi, 1999).
 Penyebab
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor.
Faktor – faktor tersebut adalah :

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

1) Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus,


plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.
2) Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah
mati.
3) Gemelli (kehamilan ganda).
4) Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum.
5) Lumbar skoliosis.
6) Pelvic, kandung kemih, dan rektum yang penuh (Mochtar, 1998).
7) Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding
uterus dan perut yang lembek (Hariadi, 1999).
 Penanganan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut
dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi
lutut dada sampai persalinan. Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32
minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal
posisi lutut dada sampai persalinan (Dasuki, 2000).
b. Letak Sungsang
 Pengertian
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua
(hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak
sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir (Rochjati, 2003).
 Penyebab
Menurut Manuaba (1998), penyebab letak sungsang dapat berasal dari pihak ibu
(keadaan rahim, keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali pusat
pendek, hidrosefalus, kehamilan kembar, hidramnion, prematuritas) (Dewi, 2009).
 Penanganan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut
dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi
lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika
lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai
persalinan (Dasuki, 2000).

4) HIDRAMNION
a. Pengertian
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai tampak
pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada
kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar
akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan -keluhan
sebagai berikut :
o Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.
o Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.
o Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.
b. Penyebab
o Produksi air ketuban bertambah
Yang diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air ketuban dapat
bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion. Misalnya air
kencing anak atau cairan otak pada anenchepalus.
o Pengeluaran air ketuban terganggu
Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu
jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke
plasenta, akhirnya masuk ke peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau
anak tidak menelan seperti pada atresia aesophagei, anenchepalus atau tumor-
tumor plasenta.

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

o Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin


Misalnya bagian kerongkongan yang tidak berlubang atau usus 12 jari yang
tersumbat. Sehingga memberikan dampak cairan ketuban lebih banyak dari
sebenarnya. Dalam keadaan normal, bayi dalam kandungan selain akan meminum
juga akan membuang air kecil dan buang air besar.
o Adanya infeksi
Infeksi bisa menyebabkan produksi air ketuban lebih sedikit atau lebih banyak.
Gejala dan tanda : Sesak nafas, Oedem labia, vulva dan dinding perut, Regangan
dinding rahim menimbulkan nyeri.
 Gejala ini menonjol jika terjadi hidramion akut.
 Sulit melakukan palpasi.
 Bunyi jantung sering tidak terdengar.
 Perut terasa kembung dan lebih kencang.
 Kulit perut tampak mengkilap.
 Terkadang perut terasa sakit ketika berjalan.
Klasifikasi
 Hidramnion kronis
Banyak dijumpai pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan
dalam beberapa minggu atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut.
 Hidramnion akut
Terjadi pertambahan air ketuban secara tiba-tiba dan secara dalam waktu
beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan bulan ke 5 dan ke 6
(Mochtar, 1998).
Penanganan
Jika gejala hidramnion tergolong ringan, anjurkan klien berpantang garam dan
dilakukan observasi dan memonitor jumlah air ketuban. Jika jumlah air ketuban
bertambah banyak, maka diberikan obat untuk mengurangi sesak dan sakit. Dan
jika diperlukan maka akan memasukkan jarum ke dalam kantong air ketuban untuk
mengeluarkan sebagian cairan tersebut.

5) KETUBAN PECAH DINI


a. Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan,
dan ditunggi 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban
sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (Manuaba, 1998 :
229).
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka
disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2008).

b. Penyebab
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
o Serviks inkompeten.
o Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion.
o Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.
o Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum
masuk PAP, sefalopelvik disproforsi.
o Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
o Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
o Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

o Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah
pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
c. Penanganan
Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat dijabarkan
sebagai berikut :
o Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru
sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.
o Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
meningitis janin, dan persalinan prematuritas.
o Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
o Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu
berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
o Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu dan keluarga
sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan
dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus
mengorbankan janinnya.
o Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur distantia
biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru.
o Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998 : 232).

6) PENYAKIT JANTUNG
a. Pengertian
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas,
kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi abortus.
Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan denyut jantung
dapat menguras cadangan kekuatan jantung sehingga terjadi keadaan payah jantung.
Puncak-puncak keadaan payah jantung itu akan dijumpai pada waktu :
o Puncak hemodilusi darah pada minggu 28 sampai 32.
o Pada saat inpartu.
o Pada saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran darah umum dalam jumlah
besar untuk membentuk ASI.
o Saat laktasi karena kekuatan jantung diperlukan untuk membentuk ASI.
o Terjadinya perdarahan postpartum, sehingga diperlukan kekuatan ekstra jantung
untuk dapat melakukan kompensasi.
o Mudah terjadi infeksi postpartum, yang memerlukan kerja tambahan jantung
(Manuaba, 1998 : 272).
b. Tanda dan gejala
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas, jantung berdebar,
dada terasa berat (kadang-kadang nyeri), nadi cepat, kaki bengkak.
Keluhan-keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan pada payah
jantung yang berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat/berbaring.
Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat (Dewi, 2009).

c. Penanganan
Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung dalam kehamilan sebaiknya melakukan
rujukan atau konsultasi kepada dokter. Pertolongan persalinan hamil disertai penyakit
jantung sebaiknya menggunakan kontap. Pemakaian metode lainnya selalu
memberikan gangguan terhadap kerja jantung (Manuaba, 1998 : 273).

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

7) TUBERCULOSIS
a. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat
menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan (Mansjoer, 2001 : 287).
b. Gejala dan tanda
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama tak sembuh-
sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah. Penyakit
ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak memberikan
penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila
tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan
termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada
bayinya secara langsung (Dewi, 2009).
c. Penanganan
Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di
rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk
menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan
teratur (Mansjoer, 2001 : 287).

8) ANEMIA
a. Pengertian
Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada
saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24). Kondisi ibu hamil dengan kadar
Hemoglobin kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 gr % pada trimester
2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti
infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo,
2008 : 281).
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 sampai 15 gr %. Angka
tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat
pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus menjadi
pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan
atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan
sekali lagi pada triwulan terakhir.
b. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah, kulit pucat,
mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia
defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan,
2008/2009).
Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah lemas badan, lesu, lekas lelah, mata
berkunang-kunang, jantung berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara
lain dapat menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat
pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan
prematur (Dewi, 2009).
c. Penanganan umum
Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen
besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup mencegah anemia (Maulana, 2008, : 187).

9) MALARIA
a. Pengertian
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat
mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
b. Gejala dan tanda
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi, menggigil
sampai keluar keringat (demam), sakit kepala, muntah-muntah, hipogilkemia, edema
paru akut.
Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka
akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi antara

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

lain abortus/keguguran, kematian janin dalam kandungan, dan persalinan prematur


(Dewi, 2009).
c. Penanganan
Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu.

10) DIABETES MELLITUS


a. Pengertian
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin
dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin
secara maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang
berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai
bahan bakar tubuh.
b. Gejala dan tanda
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :
1) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat
badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.
2) Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan minggu-
minggu terakhir.
3) Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium), yang disebut
glikosuria.
Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan
lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal), dan sakit kuning.
Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat
ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan diabetes
mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan
memperberat diabetes mellitus dan memperbesar kemungkinan timbulnya
komplikasi seperti koma (Dewi, 2009).
c. Penanganan
Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus memperhatikan
makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi
penyakit pada penderita penyakit ini (Prawirohardjo, 2008 : 290).

TES FORMATIF

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC
Sweet B. R. (2000) Mayes Midwifery, 12 tahun editor, Baillier Tindall, London
Rachimhadi T. (1999), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka , Jakarta.
SyaifudinA. B. (2002) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Sellers P.Mc. (1993) Midwifery, Vol. 1-2, 1 st edition, Juta & Co. LTD South Africa
Helen Varnay (1997), Midwifery.
Prawiroharjo, (1998), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowiroharjo.

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI


[Type text]

MODUL PEMBELAJARAN OBSTETRI

Anda mungkin juga menyukai