Anda di halaman 1dari 4

Dalam bentuk ESSAY boii...

Berbeda dengan format penulisan karya ilmiah semacam makalah. Pada essai
tidak dituntut pemakaian bahasa yang analitik. Dalam essai diperkenankan
menggunakan bahasa ringan, acak, dan provokatif. Tapi pada intinya essai
mengungkapkan opini penulis berdasarkan (tidak keluar) tema yang dia tentukan
sebelumnya.

Jadi simple aja...

PengaplikasianDiplomasi Pertahanan Dibawah Hukum


Internasional Menanggapi Cybercrime Sebagai Ancaman
Kontemporer Kedaulatan Indonesia

Tantangan demi tantangan untuk menjalani dan menghadapi dunia


kontemporer ini terus bermunculan, bukan lagi globalisasi namun menjadi lebih
terfokus pada beberapa isu – isu yang sama. Salah satunya adalah permasalahan
dalam isu cybercrime yang dengan mudahnya masuk kedalam tiap – tiap negara
berdaulat tidak melihat negara maju ataupun negara berkembang. Perlindungan 1,
pensortiran2, dan penggunaan atas informasi – informasi yang beredar di dunia
maya pada dunia kontemporer yang sudah diatur dalam berbagai peraturan nasional
maupun internasional. Dalam dunia internasional beberapa kali yang telah diketahui
oleh dunia internasional seperti Tiongkok kepada AS tahun 2005, Russia kepada
Estonia tahun 2007 juga Georgia tahun 2008, dan yang paling berbahaya saat
fasilitas nuklir seperti pengayaan uranium Iran terserang cybercrime 2010 karena
efeknya jika terjadi kerusakan dapat membahayakan seluruh umat manusia. Contoh
dalam negeri karena para penulis merupakan bangsa Indonesia, yakni ketika
Australia ternyata telah melakukan penyadapan di berbagai fasilitas kenegaraan
Indonesia termasuk telpon milik presiden Indonesia saat itu tahun 2013 yakni Susilo
BY. Dari berbagai kejadian cybercrime ini sebelum maupun sesudah, terdapat
organisasi dan komunitas internasional tentunya tentunya tidak tinggal diam sehinga
1
Contoh: Hak cipta dan Intelektual
2
Dalam artian berupa Informasi palsu (hoax) maupun asli
terus bergerak dan berkembang menyesuaikansituasi kontemporer untuk
meregulasikan hukum internasional sehingga dapat mengurangi dan meminimalisir
hukum rimba dalam dunia maya.

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan International


Telecommunication Union(ITU) merupakan dua pihak utama kontemporer dalam
melakukan pendidikan SDM, pembuatan regulasi, dan menjadi fasilitator isu – isu
cybercrime. Indonesia sebagai negara anggota PBB berhak dan berkewajiban
mengikuti tiap – tiap putusan yang telah dibuat serta mempunyai hak untuk dibantu
atas permasalahan cybercrime yang terjadi di Indonesia.

Pertanyaan 1: Indra & Iqro (udah wa kasih beberapa contoh diatas, tinggal
dikembangin & terutama kasih contoh cybercrime di Indonesia, terutama yang
menganggu kedaulatan Indonesia)

Pertanyaan 2: Isna ( saran gw, Indonesia akibat berbagai kejahatan cybercrime


jadi rugi ... dan ... , dst)

Berdasar pada data yang dilansir oleh CNN pada tahun 2016, kejahatan siber
menjadi kasus paling banyak yang ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Metro jaya.
Kejahatan siber yang merupakan bagian dari peperangan asimetrik memiliki sifat
yang laten. Umumnya kejahatan siber yang menyerang Indonesia memilingki
kerangka alur Bottom Up, dimana masyarakat menjadi objek pertama, yang
kemudian terus merambat ke tatanan yang lebih tinggi.

Dikarenakan oleh integrasi teknologi dan komunikasi yang kita miliki sekarang
kejahatan siber dapat menyerang semua lini dan aspek kemasyarakatan, mulai dari
sosial, budaya, ekonomi, politik yang setelahnya berdampak kepada keamanan dan
pertahanan Indonesia. Data yang dikeluarkan oleh Kominfo bersumber dari
kompas.com Indonesia merupakan Negara peringkat ke enam dalam penggunaan
Internet, eMarketer memperkirakan jumlah netter Indonesia akan mencapai angka
112 juta orang yang disebabkan oleh semakin terjangkaunya biaya koneksi
broadband.

Keterhubungan setiap individu tersebut merupakan pisau bermata dua, yang


tentu saja sangat menguntungkan bagi Indonesia terkait kemudahan akses terhadap
informasi, dan kerugian yang sangat juga terkait penyusupan dalam integrasi system
dan informasi palsu yang dengan mudah dapat beredar di masyarakat.

Serangan DDOS terakhir yang terjadi di tahun ini dan melumpuhkan Dyn
sebuah persusahaan jasa penyedia DNS (Domain Name Services) yang
menerjemahkan alamat ip numeric untuk menuju situs yang ingin dikunjungi cukup
membuat heboh para netter nusantara. Karena hal tersebut berdampak pada
meningginya latency atau kecepatan akses. Apabila jasa penyedia dns ini tumbang
maka, netter akan kehilangan penghubung akses ke situs yang ingin dikunjungi.

Kejahatan siber tidak hanya merugikan masyarakat secara materi, namun


juga dari segi kepercayaan masyarakat. Beredarnya berita hoax dapat menjatuhkan
reputasi seseorang, lambatnya akses terhadap situs yang ingin dituju dapat
menjatuhkan nama ISP tanah air, pencurian identitas mengakibatkan individu
kehilangan beragam macam akses dan menjadi korban tuduhan palsu dan berbagai
macam kejahatan siber lainya. Hal ini akan bermuara kepada hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan daring dan menghambat kemajuan
teknologi dan informasi di Indonesia, mengingat integrasi system dan informasi
merupakan hal vital yang sudah wajar dimiliki oleh semua elemen masyarakat.

Pertanyaan 3: Meitty (kalau saran dibikin ada aja, biar gak pake teori2 an.
{X.X}a ) contohnya http://www.itu.int/en/ITU-D/Regional-
Presence/AsiaPacific/Pages/Events/2015/Sep-WABA/Home.aspx

Pertanyaan 4: Apa pelajaran yang dapat diambil dari permasalahan Cybercrime


dari sudut pandang saudara sebagai intelektual di bidang diplomasi
pertahanan.
Cyber Crime merupakan sebuah tindak keajahatan yang sangat merugikan bagi
masyarakat dan Negara Indonesia secara umumnya. Dari sisi diplomasi
pertahanan peperangan terhadap kejahatan siber dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara.seperti misalkan yang dilakukan oleh Interpol di Eropa.
Mereka sudah lebih dulu memerangi kejahatan siber di wilayah Eropa. Mereka
juga telah memiliki ptlatform, infrastruktur, serta sdm yang memadai. Sebagai
sebuah kejahatan lintas batas Negara, kejahatan siber dapat mengancam
berbagai elemen masyarakat. Oleh karena itu peran diplomasi sebagai
penghubung antar pihak sangatlah penting, seperti aktivitas transfer
knowledge dari beragam forum internasional anti kejahatan siber.
Bentuk diplomasi yang mesti dilakukan tidak hanya terkait dengan diplomasi
pertahanan dari segi pertahanan dan keamanan sebuah Negara. Namun juga
merujuk kepada diplomasi publik terkait bagaimana peranan pemerintah
dalam mengotrol kuasa wacana yang berkembang ditengah masyarakatnya.
Melihat dari segi ini maka pelajaran yang dapat ditarik permasalahan siber
yang terjadi di Indonesia adalah bagaimana memanfaatkan keahlian para
pelaku cybercrime yang ada di Indonesia untuk dapat membantu pemerintah
melakukan tindakan defensive maupun counter back terhadap ancaman-
ancaman siber Indonesia. Dengan mengarahkan dan memanfaatkan
kemampuan mereka sama saja dengan mengurangi kecenderungan Indonesia
diserang kejahatan siber karena kemampuan cyber-troops Indonesia semakin
mumpuni. Tindakan selanjutnya adalah dengan segera mengesahkan undang
undang yang mengatur soal pencegahan dan penanganan kejahatan siber di
Indonesia yang mengacu pada hasil konfrensi Budapest.
Nikki (saran gw intinya, Indonesia dapat memberdayakan SDM yang telah
dilatih pihak luar, pemanfaatan pelaku cybercrime, memanggil ahli IT warga
Indonesia atau asing di luar negeri, dst ....)

kalau ada saran & tindakan, lakuin aja gw setuju.

Thx for the hardworks Lads!!

Anda mungkin juga menyukai