Pembalut Anti Zat Kimia

1. latar belakang

Pembalut merupakan suatu kebutuhan yang wajib dimiliki setiap wanita, hampir
dalam 1 bulan wanita pasti akan membutuhkannya, pembalut dipakai seorang wanita ketika
sedang mengalami menstruasi ataupun sekedar menjadi alat penyerap air setelah selesai
buang air kecil dan besar. Pembalut pada zaman dahulu hanyalah menggunakan kain tebal
yang dilipat dan ditaruh di dlam selana dalam. Namun seiring perkembangan jaman pembalut
mengalami perubahan, mulai dari pembuatan dari bubur kayu yang diperkenalakan oleh para
perawat di amerikan karena harganya yang murah dan mudah untuk didapatkan, semejak
itulah banyak pabrik yang mulai memproduksi dan menginovasinya. Hingga pada akirnya
muncullah pembalut modern seperti sekarang, memiliki perekat yang memudahkan
pemakainya, bentuknya yang tipis, namun daya serapnya lumayan tinggi dan yang paling
penting dari pemablut sekarang ini adalah pemakainnya yang hanya sekali pakai, tentu saja
ini membuat pemalut sekarang menjadi terlihat simpel dan berkualitas serta harganya
ekonomis. Namun, tahukah sesuai survai 2015 – 2017 di indonesia. Banyak wanita
mengalami kanker serviks secara siqnifikan berdasarkan presentasi tersebuat, hampir satu
satujamnya 10 orang wanita dinyatakan mengalami kanker serviks dan 4 orang wanita
dinyatakan meninggal karena kanker serviks setiap satu jam sekali. Bahkan dapat dikatakan
bahwa kanker serviks mwerupakan penyakit wanita mematikan No. 1 di Indonesia.
Berdasarkan persentasi tersebut banyak para peniliti mencari penyebab naiknya angka
penderita kanker serviks dan pada akirnya indonesia dikejutkan dengan kenyataan bahwa
hampir pembalut dengan merek yang terkenal seperti sekarang yang mengandung banyak
bahan zat kimia. Bahan zat kimia tersebut sangatlah berbahaya bagi daerah kewanitaan,
karena daerah kewanitaaan adalah daerah yang sangat harus di jaga oleh setiap dan mengang
perran penting dari fungsi seorang wanita itu sendiri. Pembalut tersebut tidak hanya
menyebabkan kanker serviks melainkan dapat meyebebakan penykit mematikan lainya
seperti kemandulan, kutik kelamin, borok pada daearah kewanitan dan lain senagainya
penyakit yang mematiakan. Sungguh miris realiata ksehatan seorang wanita sekarang ini.
Oleh karena itu banyak penemuan yang mulai berinovasi mengembangkan pemabalut anti zat
kimia, banyak pabrik yang menjual berbagi macam pemabalut anti zat kimia. Namun pada
hakekatnya tidaklah dapat menghentikan kamker servik secara pasti karena suatu pabrik tidak
akan pernah lepas dari kata zat kimia walaupun hanya sedikit, produk tersebut juga dikemas
dalam warna yang bervariasi sehingga mampu menarik minat kaum wanita. Namun, produk
tersebut hanyalah menjual pembalut yang dapat dicuci ulang dengan bahan utama kain dan
kapas ( tidak lepas dari bahan zat kimia, walaupn sedikit ) dan lain segainya. Tapi pada
akirnya yang sangat penting yakni bahwa pembalut tanpa zat kimia tersenut di jual dengan
harga lumayan mahal bagi masyarakat Indonesia. Indonesia pada hakekatnya jauh dari kata
negara maju. Indonesia bahkan dikatakan negara miskin no 3 setelah indonesia. Tentu saja ini
desebabkan oleh banyaknya masyarakat yang kurang mampu atau dikatakan sangat miskin.
Pada akhirya inilah realita kesehatan wanita sesungguhnya snagtlah miris. Mau sehat saja
sulit, punya uang baru bisa sehat, yang kaya makin sehat yang miskin makin menderita.
Itulah mungkin perupaman permasalahan kaum wanita pada saat ini khususnya masyarakat
miskin di indonesia. Oleh karena itu saya selaku wanita sekaligus selaku wanita
memperkenalkan suatu inovasi pembalut anti zat kimia yang bebeda dari produk Lain yang
muncul pada saat ini. Tentu saja dengan harga yang murah dan berkualitas bahkan bisa dibuat
sendiri. Selain itu pembalut ini bukan sekedar pembalut yang menampung kapsitas air
mestruasi dan lain sebainya. Tapi pemalut ini berinovasi dengan memdaukan tumbuhan alami
yang sangat terkenal kahsiatanya sehingga tidak hanya sekedar menghentikan penyakit
mematiakn tapi juga sebagai penyembuh dan pencegah serta penyempuran keehatan di
daerah kewaniatan karena kandungan tanaman herbal.