Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian
1. Menopause
Kata menopause bersal dari dua kata Yunani berarti “bulan” dan
“penghentian sementara” yang secara lingustik lebih tepat disebut
“menocease”. Secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa
menstruasi, bukan istirahat. Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh
wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia
menjelang atau pada usia lima puluhan. Seorang wanita dikatakan telah
menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir. Proses ketuaan
pada wanita ditandai dengan siklus haid bulanan yang mulai terganggu dan
akhirnya menghilang sama sekali. Proses ini merupakan kodrat yang harus dilalui
wanita dalam hidupnya, merupakan proses normal tetapi penerimaan wanita
berbeda-beda. Haid adalah pendarahan dari uterus yang keluar melalui vagina
selama 5-7 hari dan terjadi setiap bulan.

2. Klimakterium

Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang


wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari
kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi
pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur
40-65 tahun. Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita
umur kurang dari 40 tahun. klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik,
melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan
beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca
menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan
mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun
sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan
yang disebut sindroma klimakterik.
B. Gejala-Gejala Sindrome Menopause
Sindrom menopause merupakan gejala normal yang dialami oleh wanita
menopause. Gejala ini timbul akibat terjadinya perubahan fisik dan psikis pada
wanita yang mengalaminya. Namun, gejala-gejala yang timbul sangatlah individual.
Tak setiap wanita mengalami perubahan berarti saat menjalani masa menopause dan
ada juga yang sebaliknya. Semuanya tergantung pada kondisi kesehatan, emosi (daya
tahan terhadap stres), asupan makanan, dan aktivitas fisik seseorang.
1. Menstruasi Berhenti
Kata menstruasi diambil dari bahasa Latin, mens yang artinya “bulan”
karena sirklus menstruasi mengikuti penanggalan bulan.[12] Setiap wanita akan
mulai mengalami siklus haid tidak teratur sebelum menstruasinya yang terakhir.
Masa haid bisa lebih lama atau lebih singkat dengan diselingi periode panjang
amennorhea (tidak menstruasi). Tingkat perdarahan juga akan berubah-ubah,
tiba-tiba bisa menjadi ringan dan tidak terasa, atau sangat berat dan
menyakitkan. Perdarahan berat terjadi karena kadar progesteron tiba-tiba
merosot (inilah yang menyebabkan wanita mengalami menstruasi). Namun,
ketika kadar progesteron wanita pramenopause lebih tinggi dari normal, selaput
leher rahim pun makin menebal. Akibatnya, saat perdarahan terjadi, maka akan
deras dan tiba-tiba (dan menggumpal). Perdarahan hebat yang terjadi selama 10-
14 hari masih tergolong normal. Namun demikian, akan banyak kehilangan zat
besi ketika mengalaminya.

2. Sistem Reproduksi Menurun Dan Berhenti


Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid, berbagai
reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di produksi, sehingga
juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ reproduksi. Selain itu
hormon estrogen menyebabkan jaringan lapisan vagina menjadi tipis dan sekresi
atau lendir pada vagina mulai menurun sehingga saat berhubungan intim akan
timbul rasa nyeri. Namun, kondisi ini sangat individual, artinya tidak semua
wanita mengalaminya.[14]

3. Penampilan Kewanitaan Menurun


Akibat berkurangnya produksi hormon seks, penampilan seks sekunder
kewanitaan menjadi berkurang. Sebagian analisis menyebut dengan sebutan
kasar: pada fase ini, kaum hawa tidak lagi dapat disebut wanita, juga bukan pria.
Bulu di wajah bertambah kasar, suara menjadi lebih mendalam, lekuk tubuh
hilang, payudara turun dan kempis.
Masalah pada kulit mulai muncul sejak di usia 35 tahun. Pada saat ini,
kulit menjadi tipis, kurang kenyal, dan daya lenturnya berkurang. Selain itu,
pada kulit juga sering muncul bintik-bintik atau noda cokelat. Kondisi ini ada
hubungannya dengan pigmen melanin yang mempengaruhi warna kulit dan
sekalaigus melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Dengan bertambahnya
usia, melanin akan semakin bertumpuk di tempat-tempat tertentu pada kulit. Ada
kecenderungan kulit akan semakin gelap, lapisan atasnya menebal dan lapisan
bawahnya menipis, sehingga mempertegas gurat-gurat dan kerutan pada kulit.

4. Ketidaknyamanan Fisik
Ketidaknyamanan fisik saat menopause antara lain berupa dirasakannya
arus panas pada bagian atas tubuh (hot flush), sulit tidur, dan sakit kepala
(migren). Arus panas dirasakan pada leher, wajah dan bagian atas dada.
Biasanya berlangsung selama 15 detik sampai satu menit. Arus panas ini terjadi
karena siklus perubahan kadar estrogen yang menyebabkan pembuluh darah
membesar secara mendadak kemudian terjadi arus dan hilang secara cepat
sehingga tubuh merasakan panas. Pada wanita menopause, kadar serotonin
(salah satu bentuk neurotransmiter) menurun sebagai akibat jumlah estrogen
yang minim. Serotonin berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang.
Sehingga, bila jumlah serotonin menurun, kita akan mudah depresi dan sulit
tidur. Sakit kepala bukan sesuatu yang khas pada masa menopause. Hanya saja,
pada masa menopause ada kecenderungan tubuh melakukan penyimpanan
garam dan penimbunan sairan tubuh akibat perubahan kadar hormon dalam
tubuh. Masuk akal jika ada cairan berlebihan yang tertahan di otak dan menjadi
penyebab sakit kepala. Selain itu, biasanya sakit kepala disebabkan oleh
ketegangan otot. Otot kepala dan leher yang menegang akan menyebabkan
sulitnya aliran darah sampai ke otak.

5. Berat Badan Bertambah


Pada masa menopause banyak wanita yang mengalami kegemukan atau
obesitas. Hal itu disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh membakar
energi, karena akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik. Itu berarti
bahwa energi yang diperoleh wanita melalui makanan tidak dapat dibakar
dengan sempurna, sehingga menimbulkan penumpukan kolesterol (zat lemak) di
dalam tubuh. Akibatnya berat badan bertambah. Dari sisi lain, penurunan
aktivitas gerak wanita pada masa menopause merupakan salah satu sebab
penambahan berat badan.

6. Pembengkakan
Bengkak tidak terjadi pada semua orang yang menopause. Ada
kecenderungan bengkak biasanya dialami oleh yang berkulit gelap dan
mempunyai buah dada yang besar. Mereka yang tinggi, kurus dan berkulit agak
pucat jarang mengalami pembengkakan. Namun, belum ada penelitian yang
membuktikan soal hal itu. Pembengkakan pada wanita menopause disebabkan
oleh tubuh yang terlalu banyak menghasilkan aldosteron. Hormon ini
merupakan hormon kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan
bertugas mengatur jumlah air dan garam dalam tubuh. Dalam keadaan stres,
terjadi perubahan hormon yang mengakibatkan ketidakseimbangan susunan
kimia tubuh sehingga menyebabkan penimbunan air dalam tubuh.

7. Perubahan Kepribadian
Gejala-gejala lain yang kadang juga sangat mengganggu adalah gejala
emosioanl yang disebabkan oleh meningkatnya kadar follical stimulating
hormone (FSH, hormon perangsang folikel telur_) dan luteinizing hormone
(LH). Kedua hormon itu diproduksi oleh kelenjar pituitari sebagai respons untuk
menstimulasi hipotalamus di otak untuk mengaktifkan ovarium. Ketika siklus
menstruasi kacau dan persediaan sel telur makin menipis, maka FSH dan LH
diproduksi sangat banyak sampai 15 kali dari biasanya. Ini merupakan
mekanisme tubuh mengaktifkan kembali ovarium yang “mogok”. Pemeriksaan
laboratorium yang mengindikasikan tingginya kadar FSH dan LH menunjukkan
bahwa pada saat itu seorang wanita memasuki masa perimenopause. Berikut ini
beberapa gejala emosional menopause yang disebabkan membanjirnya FSH dan
LH yang sering dialami wanita menjelang menopause.
a. Suasana hati berubah-ubah, mudah marah dan mudah sedih tanpa sebab
yang jelas.
b. Depresi.
c. Sering cemas dan gelisah tanpa sebab yang jelas.
d. Alergi meningkat.
e. Sulit tertidur pulas, sering terbangun tanpa sebab.

C. Keluhan-Keluhan Menopause
Masalah yang timbul pada Klimakterium dan Menopause
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyaman
seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh,
misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini
dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelaha, jengkel, resah, cepat
marah, dan berdebar-debar.
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid
muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini
sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume
pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia
harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan
berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat
berakhir setelah satu minggu atau lebih.
b. Gejolak Rasa Panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta
Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus
panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan
serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot
flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke
beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga
menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam
hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan
menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi.
c. Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang
vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai
mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat
senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat
hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan
keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak
dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme.
d. Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti
maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar
wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung
seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan
jelas.
e. Keringat di Malam Hari
Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh, bangun bersimbah peluh.
Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak
saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya
diantara kedunya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung karena tidak dapat
tidur nyenyak.
f. Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini
mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari,
wajah memerah dan perubahan yang lain.
g. Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah
tanggal.
g. Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan
tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan
merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita
yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun
akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi
kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya.
memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada
proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh
tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang,
dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.
i. Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang
biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan
yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa
menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena
kurang berolahraga.
j. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari
sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada
waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung,
pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang
(osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan
gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga
lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan
maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker
payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum
terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause. Kanker rahim
adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim
yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks,
kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang
harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan
vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium
(kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang
paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan
yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat
tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara
haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya,
dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.

Anda mungkin juga menyukai