PENDAHULUAN
Manfaat yang diharapkan dari pemenuhun gizi kerja adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori
terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan tenaga
kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan produktivitas
perusahaan serta meningkatkan produktivitas nasional.
Dari latar belakang tersebut menjadi landasan dalam melakukan kunjungan dan
pengamatan gizi kerja dan sanitasi di perusahaan PT.Adi Satria Abadi (ASA)
B. TUJUAN
C. MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
A. GIZI KERJA
1. Pengertian dan ruang lingkup gizi kerja
Gizi berasal dari bahasa Arab “gizzah” yang artinya zat makanan sehat atau sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004).
Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan
dengan kesehatan tubuh (Moehji, 2002; Sediaoetama, 2004). Sedangkan Hardinsyah dan
Victor dalam WKNPG VIII tahun 2004 definisi lengkap ilmu gizi yang merupakan
modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan
dengan gizi pada Seminar Pengembangan Ilmu Gizi pada tahub 2000, yaitu ilmu yang
mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada
pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta factor yang
mempengaruhinya (Sudiarti dan Indrawani, 2007).
Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada
lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ada kelompok yang
memasukkan air sebagai zat gizi dengan alas an zat tersebut digunakan dalam proses
metabolism dalam tubuh, namun pendapat tersebut belum diterima oleh semua ahli gizi.
Kelompok yang tidak setuju air dimasukkan sebagai kelompok zat gizi beralasan karena zat
tersebut mudah didapat dan merupaka zat tunggal. Sementara zat lain merupakan kelompok
ikatan yang berbesa, namun dianggap mempunyai fungsi yang sama dari pandangan sudut
Ilmu Gizi (Sudiarti dan Indrawani, 2007).
Gizi kerja adalah gizi yang diharapkan pada tenaga kerja atau nutrisi yang diperlukan
oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja
dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebagai suatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi
kerja ditujukan kepada kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Kesehatan dan kerja mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat gizi seseorang
(Suma’mur. 1996; Anies, 2005; Winarni, 2000)
Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau
akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada
pengusaha dengan menerima upah (Anonim, 1997). Upaya kesehatan kerja adalah upaya
penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerjaan dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkunga agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal. (Anonim, 1997)
Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak
cukupnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan secara tidak
langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, kurang baiknya
kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tanngga.
Sebagai pokok masalah di masyarakat adalah rendahnya pendidikan, pengatahuan, dan
keterampilan serta tingkat pendapatan masyarakat (Azwar,2005). Dalam kaitan dengan gizi
kerja, nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan
nutrisi yang dibutuhkan oleh orang lain (Anies,2005).
Karbohidarat, lemak, juga protein merupakan bahan bakar maka zat-zat ini dapat
dibakar oleh tubuh sebagai sumber tenaga dalam bekerja. Vitamin dan mineral berlaku
sebagai pengatur tubuh dengan jalan melancarkan proses oksidasi, memelihara fungsi normal
otot dan saraf, dan vitalitas jaringan. Bagi proses-proses tersebut diperlukan pula air dan
oksigen (Anies,2005).
Kebutuhan kalori orang dewasa dipengaruhi pleh metabolism basal, kegiatan tubuh
atau aktivitas fisik, efek makanan (Spesific Dynamic Action /SDA), dan kerja otot. Kalori
tersebut berasal dari bahan-bahan makanan protein, lemak, dan karbohitdrat (Anies, 2005;
Suma’mur,1996; sudiarti dan Indrawani,2007).
Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan
investasi yang rasional bagi perbaikan kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan,
dalam gizi kerja juga terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya
(Anies,2005).
Secara garis besar kebutuhan gizi untuk pekerja sama dengan kebutuhan setiap orang
seharinya, tetapi di rinci dengan perbedaan pada kebutuhan jenis aktivitanya dan lama
kegiatan tersebut dilakukan. Apabila aktivitas seseorang normal seperti pegawai bagian
administrasi perkantoran atau bekerja ringan sampai sedang dapat dirata-rata sesuai anjuran
kecukupan gizi rata-rata (Subur,2005).
Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri
dari 50-55% karbohitrat, 25-35% lemak, 10-15% protein dan secukupnya air, vitamin serta
mineral.
1. Ukuran
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari-hari
5. Kondisi tubuh tertentu
6. Lingkungan
B. SANITASI
Dua wanita harus terpisah dibedakan, terdapat petugas yang bertugas untuk
membersihkan dan menjaga kondisi fasilitas yang ada.
Tempat atau ruang dimana pekerja pria bisa berganti pakaian seharusnya
disediakan. Ruang tempat ganti pakaian sebaiknya berdekatan dengan area kerja,
khususnya pada tempat kerja yang memungkinkan untuk pekerja menjadi kotor, lelah
dan sebagainya. Tersedia lemari atau loker untuk menyimpan pakaian. Minimal
tersedia gantungan baju (hanger) dan tempat gantungan untuk menjaga agar pakaian
pekerja tertata dengan baik dan tidak kotor.
3. Pembuangan
Semua lubang penampungan dibangun dan dipelihara agar selalu dalam
kondisi baik, tidak retak, pecah atau terbuka. Tiap lubang harus dilengkapi
dengan pintu atau lubang khusus. Terdapat ventilasi udara yang ditutup
dengan kasa untuk mencegah masuknya lalat. Kondisi lubang udara
pembuangan harus selalu terjaga sanitasi nya dan pada saat melakukan
pengerukan dan pembuangan lumpur, sebaiknya perhatikan prosedur
penanganannya.
Di semua industri kecuali pada industri yang mempunyai kamar mandi yang
luas, jika pekerja terpajan oleh panas, kelembapan, atau debu, harus disediakan
minimal 1 kamar mandi untuk setiap 50 orang pekerja yang dilengkapi dengan keran
air dingin dan air panas. Untuk setiap penambahan 50 orang pekerja, ditambahkan
satu kamar mandi dilengkapi dengan sabun, spon, atau peralatan yang memudahkan
pekerja untuk membersihkan badan.
Harus tersedia toilet yang bisa digunakan oleh pekerja. Toilet untuk pria dan
wanita harus terpisah. Terdapat tanda yang jelas. Pekerja dilarang keras menggunakan
toilet yang bukan untuk jenis kelamin yang bersangkutan.
Letak toilet tidak boleh lebih dari satu lantai diatas atau dibawah area kerja
regular, kecuali ruang kerja tersedia lift atau elevator yang memudahkan pekerja
untuk menuju toilet. Toilet tidak boleh kontak langsung dengan ruang lain seperti
dapur atau ruang penyimpanan makanan yang tidak dibungkus, kecuali ada pintu
pembatas. Pintu pembatas harus mempunyai system tertutup secara otomatis. Toilet
pria dan wanita harus dipisahkan dengan konstruksi yang permanen (soundproof,
materi tidak transparan). Perlu divantumkan “jangan dibuka”. Dinding dan plafon
yang digunakan sebaiknya dari bahan yang mudah dibersihkan. Pinu toilet sebaiknya
tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat yang membuat pintu bisa tertutup sendiri.
Toilet harus fan dan terdapat ventilasi untuk masuknya cahaya. Didalam toilet
terdapat poster atau himbauan kepada para pengguna agar menjaga kebersihan dan
tidak melakukan tindakan yang dpat merusak fasilitas toilet. Tersedia kertas tissu atau
toilet paper. Dinding, partisi dan bagiandan bagian lain dari toilet harus bersih dan
bebas dari kotoran dan coret-coretan. Sebaiknya toilet pria dibersihkan oleh petugas
pria dan toilet wanita oleh petugas wanita kecuali pada waktu diluar jam kerja.
Ruangkhusus wanita didalam toilet wanita harus tertutup.
Buangan dan penyaringan pasir atau kotoran dan dilengkapi dengan tangki
penampungan air untuk melakukan penyiiraman untuk setiap unit dilengkapi dengan
keran untuk peyiraman. Ukuran pipa untuk penyiraman diameter yang tidak boleh
kurang dari 1 inc. Pimtu dilengkapi dengan kunci. Tinggi pintu minimal 60 inc dari
kantai dan jika pintu tidak menyentuh tanah maka jarak maksimal adalah pintu dari
lantai 12 inc.
Jika jumlah pekerja kurang dari 30 orang, maka sebaiknya tersedia satu urinal.
Jika jumlah pekerja pria 30-80 harus terdapat dua urinal, dan setiap penambahan 80
orang atau kelipatannya datambah satu unit urinal.
Ukuran urinal minimal 2 feet dan terbuat dari marmer dan mempunyai tinggi
dari lantai tidak kuarang 15 inc diukur dari ujung bawah urinal. Urinal sebaiknya
diletakkan didalam ruang toilet dan untuk setiap urinal dibatasi oleh partisi. Urinal
harus terhubung saluran pembuangannya dengan saluran limbah cair yang lain.
Dilengkapi dengan keran untuk menyiram ukuran diameter pipa atau
flushing/menyiram tidak urang dari ½ inc. Jumlah minimal supay air untuk macam
urinal terdapat pada tabel dibawah ini:
URINALS GALONS
Pedestal 3
Siphon jet 2
Individual stail 2
Flush rim (perfoot of length) 1
6. Air Minum
Tersedia suplay air minum yang memenuhi syarat kesehatan. Jangan
menggunakan gelas untuk minum bersama-sama. Harus tersedia gelas atau cup untuk
setiap pekerja. Sebaiknya menggunakan pekerja lain. Kondisi keran harus dijaga
sanitasinya.jika disediakan kertas tissue dan drinking cups, sebaiknya juga disediakan
kotak atau tempat penampungan sampah bekas tissue atau cup yang sudah dipakai.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
1. Identitas Perusahaan
2. Proses Produksi
2. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving, double setter,
mesin stacking, togling, mesin ukur, drum zat kimia dan penyedot debu.
3. Proses produksi : Sortasi pickle, tanning, shaving, dying dan fat liquoring, setter,
hunging, stacking, togling, measuring, sortasi finish dan packing.
1. Sanitasi Perusahaan
a) Kebersihan perusahaan
Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak
terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan mengganggu estetika lingkungan,
walaupun masih juga terdapat beberapa tempat yang masih kurang bersih. Tersedianya
tempat sampah dibeberapa titik namun tidak dipisahkan antara sampah organik dan non
organik,tidak ada penutupnya. Dan ada beberapa sampah bahan baku yang masih
berserakan di lantai walaupun sudah disediakan tempat sampah. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.
Para pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan
kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.
Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan
tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan
penyusunan alat yang sudah rapi dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi
masih terlihat kurang rapi. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman
hijau yang rapi dan terawat, tetapi ada dibeberapa titik tanaman hijau yang tidak terawat
sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Tanaman di lingkungan pabrik bermacam-
macam jenisnya sehingga menambah keasrian dan keindahan lingkunga pabrik.
c) MCK
d) Site Plan
Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak
cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup
bervariasi mulai dari rumput, tanaman hias dan pohon besar yang rindang.
Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah tertata cukup baik
walaupun masih terdapat di beberapa tempat kabel listrik yang di lantai dan dinding
tanpa pelindung. Ventilasi udara cukup memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya
masih kurang sehingga terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas
sehingga mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi aliran udara
kurang.
e) Penerangan
Penerangan untuk beberapa tempat sudah cukup baik, namun sebagian unit
produksi yang lain masih kurang baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang
produksi basah berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari,
dan untuk ruang produksi kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu.
Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari
kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas air cukup baik, tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air minum, air
produksi, dan air MCK. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible
osmolarity dan dimasak.
Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja.
Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada
saat jam istirahat diruang istirahat yang tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan
makan dicuci di dapur menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan
di dalam lemari tertutup.
h) IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang
bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan bagian lain pabrik. Limbah pabrik
ini berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair perusahaan ini memiliki dua
jenis, yang mengandung logam dan yang tidak mengandung logam. Untuk pengolahan
limbah cair non logam sudah sangat baik dan tetata rapi. Dan untuk limbah cair yang
mengandung logam chrom diolah dengan menggunakan alat sehingga bagian logam
dapat diambil kembali dan digunakan untuk produksi (30%) dan setelah bebas logam
limbah tersebut lalu dicampur dengan pengolahan air limbah yang lain berupa campuran
bahan kimia sisa obat (bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium chloride,
amoniak).
Untuk pengolahan air limbah cair campuran terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :
Tahap pertama, limbah yang berasal dari proses produksi dan nonproduksi (dari
dapur) ditampung dalam bak dan dilakukan proses kimiawi dengan ditambahkannya
kapur dan dilakukakan proses koagulasi.
Tahap kedua, setelah proses koagulasi maka limbah akan dialirkan dalam bak
biologi, selanjutnya di beri microbiologi agent yang berfungsi untuk menguraikan zat-
zat yang berbahaya dari limbah tersebut.
Tahap ketiga, limbah yang berasal dari bak biologi, selanjutnya dilakukan filter atau
penyaringan. Sehingga hasil akhirnya, limbah cair tidak tercemar oleh zat kimia lagi,
dan akhirnya limbah tersebut dialirkan ke sungai di belakang pabrik.
Limbah padat dari sisa produksi pabrik diolah oleh perusahaan limbah di
semarang. Perusahaan penyamakan ini hanya mempunyai izin untuk penampungan
limbah padat sementara.
2. Gizi Kerja
a. Pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja:
.
b. Pemberian makan siang bagi tenaga kerja
Ada pemberian makan siang bagi tenaga kerja melalui jasa catering oleh
penduduk sekitar.
c. Variasi menu :
Menu yang disajikan kurang bervariasi yaitu berupa nasi, lauk, dan sambal
seharga Rp. 3500. Variasi lauk tersebut bervariasi tiap harinya.
d. Penyajian :
Para pekerja sebagian besar adalah laki-laki dengan rentang usia 25-50
tahun dengan berat badan berkisar antara 45-60 kg. Pekerjaan mereka tergolong
ke dalam kerja dengan intensitas sedang-berat.
Angka kecukupan energi untuk aktifitas fisik 1,67 x BMR 2417,15 KKal
tertentu (intensitas sedang)
Energi yang harus disediakan untuk Tn K 2417,15 + (10% x 2658, 87 KKal
2417,15)
Energi yang harus tercukupi untuk makan 35% x 2658,87 930,6 KKal
siang
Kecap 1 sdm - -
Dari perhitungan di atas di dapatkan defisit kalori sebesar 240,6 KKal. Makanan yang
disajikan juga tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna karena tidak mengandung sayur
dan buah.
f. Jenis / beban kerja
h. Dapur:
4.1 KESIMPULAN
Terjadi defisit antara kalori yang dibutuhkan oleh pekerja dengan asupan kalori yang
dimakan. Menu juga kurang bervariasi dan kurang memenuhi menu gizi seimbang.
4.2 SARAN
1. Diperlukan adanya penyediaan tempat sampah organic maupun non organic serta
penutupnya.
2. Kebersihan lingkungan perusahaan perlu ditingkatkan.
3. Meningkatkan kebersihan MCK, dapur, tempat cuci tangan, dan cuci piring.
4. Diperlukan penyediaan kantin dan ruang makan yang memadai.
5. Diperlukan perbaikan tempat pengelolaan limbah.
Gambar