Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai


peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan
prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang
selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan
hasil maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga
kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah
kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja.

Manfaat yang diharapkan dari pemenuhun gizi kerja adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori
terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan tenaga
kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan produktivitas
perusahaan serta meningkatkan produktivitas nasional.

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyusunan


anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau pembuatan bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pemasakan makanan, penilaian,
pengemasan, distribusi atau penyajian makanan di tempat kerja.

Sanitasi merupakan faktor penting dalam penyediaan makanan yang dilakukan


sebagai upaya pencegahan penyakit, keracunan ataupun gangguan kesehatan dengan
memperhatikan faktor makanan, orang, tempat serta perlengkapan yang digunakan dalam
mempersiapkan makanan. Selain itu sanitasi juga dapat diartikan sebagai usaha masyarakat
yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sementara itu sanitasi industri adalah usaha
kesehatan masyarakat lingkungan dalam batas-batas tertentu termasuk cara-cara pencegahan
penyakit menular atau lain-lain gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses industri.
Pengawasan terhadap pencemaran di tempat kerja khususnya terhadap faktor bahaya
lingkungan kerja harus memenuhi standar lingkungan kerja yaitu nilai ambang batas (NAB)
sesuai dengan (1) Kepmenaker No : 51 tahun 1999 tentang faktor-faktor bahaya fisik; (2)
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE.01/MEN/1997 tentang faktor bahaya bahan
kimia dan PMP No : 7 tahun 1964 tentang syarat kebersihan , penerangan dan ventilasi udara.

Dari latar belakang tersebut menjadi landasan dalam melakukan kunjungan dan
pengamatan gizi kerja dan sanitasi di perusahaan PT.Adi Satria Abadi (ASA)

B. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

1. Menambah pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan gizi pekerja perusahaan.


2. Mengetahui mengenai tentang sanitasi dalam menjaga lingkungan hidup.

C. MANFAAT

Manfaat pembuatan laporan ini adalah :

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan gizi pekerja


perusahaan terutama pada PT Adi Satria Abadi (ASA)
2. Sebagai masukan kepada PT Adi Satria Abadi (ASA) tentang pelaksanaan sanitasi
dan gizi kerja di perusahaan tersebut.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIZI KERJA
1. Pengertian dan ruang lingkup gizi kerja

Gizi berasal dari bahasa Arab “gizzah” yang artinya zat makanan sehat atau sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004).

Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan
dengan kesehatan tubuh (Moehji, 2002; Sediaoetama, 2004). Sedangkan Hardinsyah dan
Victor dalam WKNPG VIII tahun 2004 definisi lengkap ilmu gizi yang merupakan
modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan
dengan gizi pada Seminar Pengembangan Ilmu Gizi pada tahub 2000, yaitu ilmu yang
mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada
pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta factor yang
mempengaruhinya (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada
lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ada kelompok yang
memasukkan air sebagai zat gizi dengan alas an zat tersebut digunakan dalam proses
metabolism dalam tubuh, namun pendapat tersebut belum diterima oleh semua ahli gizi.
Kelompok yang tidak setuju air dimasukkan sebagai kelompok zat gizi beralasan karena zat
tersebut mudah didapat dan merupaka zat tunggal. Sementara zat lain merupakan kelompok
ikatan yang berbesa, namun dianggap mempunyai fungsi yang sama dari pandangan sudut
Ilmu Gizi (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Makanan adalah bahan-bahan makanan yang dapat digolongkan menurut makanan


pokok (nasi, roti), lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu. Bahan-bahan ini
mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti protein karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Oleh karena itu makanan yang cocok adalah makanan berimbang (balance)

Diet), (Anies 2005; Sudiarti dan Indrawanni, 2007).

Gizi kerja adalah gizi yang diharapkan pada tenaga kerja atau nutrisi yang diperlukan
oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja
dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebagai suatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi
kerja ditujukan kepada kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Kesehatan dan kerja mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat gizi seseorang
(Suma’mur. 1996; Anies, 2005; Winarni, 2000)

Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau
akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada
pengusaha dengan menerima upah (Anonim, 1997). Upaya kesehatan kerja adalah upaya
penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerjaan dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkunga agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal. (Anonim, 1997)

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan memberdayakan dan mendayagunakan


tenaga kerja secara optimal, menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional, memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan ( Anonim,1997)

Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak
cukupnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan secara tidak
langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, kurang baiknya
kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tanngga.
Sebagai pokok masalah di masyarakat adalah rendahnya pendidikan, pengatahuan, dan
keterampilan serta tingkat pendapatan masyarakat (Azwar,2005). Dalam kaitan dengan gizi
kerja, nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan
nutrisi yang dibutuhkan oleh orang lain (Anies,2005).

Karbohidarat, lemak, juga protein merupakan bahan bakar maka zat-zat ini dapat
dibakar oleh tubuh sebagai sumber tenaga dalam bekerja. Vitamin dan mineral berlaku
sebagai pengatur tubuh dengan jalan melancarkan proses oksidasi, memelihara fungsi normal
otot dan saraf, dan vitalitas jaringan. Bagi proses-proses tersebut diperlukan pula air dan
oksigen (Anies,2005).

Kebutuhan kalori orang dewasa dipengaruhi pleh metabolism basal, kegiatan tubuh
atau aktivitas fisik, efek makanan (Spesific Dynamic Action /SDA), dan kerja otot. Kalori
tersebut berasal dari bahan-bahan makanan protein, lemak, dan karbohitdrat (Anies, 2005;
Suma’mur,1996; sudiarti dan Indrawani,2007).

Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan
investasi yang rasional bagi perbaikan kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan,
dalam gizi kerja juga terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya
(Anies,2005).

Penyelenggaraan gizi kerja di perusahaan dapat dilaksanakan oleh perusahaan sendiri,


pengusaha boga atau kafetaria yang diorganisasi oleh perusahaan. Namun menyelenggarakan
gizi kerja yang baik bukan sekedar memenuhi kewajiban memberikan makanan dengan
sumber standar tertentu kepada tenaga kerja. Tidak kurang [enting adalah fungsi pengawasan,
agar pelaksanaannya sesuai harapan (Anies,2005) .

Secara garis besar kebutuhan gizi untuk pekerja sama dengan kebutuhan setiap orang
seharinya, tetapi di rinci dengan perbedaan pada kebutuhan jenis aktivitanya dan lama
kegiatan tersebut dilakukan. Apabila aktivitas seseorang normal seperti pegawai bagian
administrasi perkantoran atau bekerja ringan sampai sedang dapat dirata-rata sesuai anjuran
kecukupan gizi rata-rata (Subur,2005).

Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri
dari 50-55% karbohitrat, 25-35% lemak, 10-15% protein dan secukupnya air, vitamin serta
mineral.

Kebutuhan energi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1. Metabolism Basal : energy minimal yang diperlukan untuk melaksanakan hajat


biologi selama 24 jam
2. Energi untuk melaksanan kerja luar : jumlah energy yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan selama satu hari ditambah basal metabilisme.

Nilai BMR menurut kelompok umur dan jenis kelamin


Umur (Th) Laki-laki Perempuan

18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496

30-60 11,6 b + 879 8,7 B + 829

>60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Angka kecukupan energy dengan tingkat aktivitas fisik

Aktivitas Jenis Kegiatan Fak . aktivitas


Ringan
Laki-laki 75% waktu digunakan untuk 1,58
duduk/berdiri
Perempuan 25% waktu untuk 1,45
duduk/bergerak
Sedang :
Laki-laki 40% waktu untuk duduk/ 1,67
berdiri
Perempuan 60% waktu untuk aktif pada 1,65
pekerjaan tertentu
Berat :
Laki-laki 25% waktu digunakan untuk 1,88
duduk/berdiri
Perempuan 75% waktu untuk aktif pada 1,75
pekerjaan tertentu

Kegiatan pelaksanaan gizi di perusahaan, meliputi :

1. Penyelenggaraan kantin dan ruang makan serta melaksanakan sanitasi


penyelenggaraan makan secara menyeluruh.
2. Penyediaan preparat gizi : vitamin, mineral, oralit,dll
3. Penyuluhan gizi kerja
4. Pemberian makan di tempat kerja
- Frekuensi makan
- Perilaku makan sehat

Faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang :

1. Ukuran
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari-hari
5. Kondisi tubuh tertentu
6. Lingkungan

B. SANITASI

Dua wanita harus terpisah dibedakan, terdapat petugas yang bertugas untuk
membersihkan dan menjaga kondisi fasilitas yang ada.

1. Ruang ganti perempuan jika terdapat lima


jika terdapat lima atau lebih pegawai wanita maka harus disediakan minimal
satu ruang istirahat khusus wanita dan ruang istirahat harus nyaman, dan ditempatkan
pada area yang mudah dijangkau setiap saat. Didalam ruang istirahat sebaiknya
dipisahkan antara toilet dan ruang ganti.
Jika terdapat lima sampai sepuluh pekerja wanita pada saat yang sama, maka
luas lantai istirahat tidak kurang dari square feet. Setiap penambahan satu orang atau
seouluh orang atau lebih, minimal luas lantai ditambahkan 1,5 square feet per orang.
Sebaliknya luas lantai retiring room berdasarkan jumlah maksimum pekerja wanita.
Jika didalam ruangan terdapat bangku atau ruang tidur, maka luas lantai
ruangan dikurangi 30 square feet untuk setiap bangku atau tempat tidur. Dan jika
loker pakaian dan tempat gantungan pakaian di ruangan terpisah, maka luas ruangan
istirahat dikurangi setengahnya (50%). Jika tempat cuci tangan terdapat di ruang
istirahat, maka luas lantai ditambah 5 square feet untuk setiap fasilitas. Dinding partisi
ruang istirahat harus padat dan kokoh dan tingginya minimal 7 feet.
Kondisi ruang istirahat dan terawat sehingga memberikan jaminan privasi.
Ruang istirahat harus memiliki suhu yang baik dan tidak boleh lebih dari 680f dan
mempunyai penerangan yang cukup sehingga pembagian dalaman dapat dapat terlihat
dengan baik. Jika tidak terdapat cahaya matahar, gunakan lampu sebagai penerangan
saat menggunakan ruangan.
Pintu masuk ruangan istirahat untuk wanita harus diberi tanda. Laki-laki tidak
diizinkan masuk dan atau menggunakan selama masih terdapat pekerja wanita.
Fasilitas untuk ganti pakaian seperti loker atau rak dengan hanger didalam ruang
istirahat atau di ruang lain yang memadai.jika terdapat 5-100 pekerja wanita, harus
terdapat satu bangku, balai-balai, atau twmpat tidur. Jika jumlah pekerja 100-250
harus terdapat 2 unit dan ditambah 1 unit untuk setiap 250 pekerja wanita.

2. Ruang ganti laki-laki

Tempat atau ruang dimana pekerja pria bisa berganti pakaian seharusnya
disediakan. Ruang tempat ganti pakaian sebaiknya berdekatan dengan area kerja,
khususnya pada tempat kerja yang memungkinkan untuk pekerja menjadi kotor, lelah
dan sebagainya. Tersedia lemari atau loker untuk menyimpan pakaian. Minimal
tersedia gantungan baju (hanger) dan tempat gantungan untuk menjaga agar pakaian
pekerja tertata dengan baik dan tidak kotor.

3. Pembuangan
Semua lubang penampungan dibangun dan dipelihara agar selalu dalam
kondisi baik, tidak retak, pecah atau terbuka. Tiap lubang harus dilengkapi
dengan pintu atau lubang khusus. Terdapat ventilasi udara yang ditutup
dengan kasa untuk mencegah masuknya lalat. Kondisi lubang udara
pembuangan harus selalu terjaga sanitasi nya dan pada saat melakukan
pengerukan dan pembuangan lumpur, sebaiknya perhatikan prosedur
penanganannya.

4. Fasilita cuci dan mandi


Jumlah fasilitas untuk mencuci tangan yang disediakan dapat dilihat
pada tabel berikut

Jumlah Pekerja Jumlah Tempat Cuci Tangan


1-15 1
16-30 2
31-50 3
Setiap penambahan 25 orang pekerja atau kelipatannya tempat cuci tangan
ditambah 1 unit. Tempat cuci tangan yang terusan berbentuk lingkaran dan terdapat
air mancur dianggap 1 unit jika panjang lingkaran minimal 20 inchi. Tempat cuci
tangan dilengkapi dengan sabun atau bahan lain yang beguna untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada tangan. Penerangan diruang atau area tempat dipasang
washing facilities harus memadai. Tersedianya kertas tissu, handuk (individual), kain
lap di area wastafel. Jangan menggunakan handuk secara bersama-sama. Sebaiknya
tersedia pengering (air dryers).

Di semua industri kecuali pada industri yang mempunyai kamar mandi yang
luas, jika pekerja terpajan oleh panas, kelembapan, atau debu, harus disediakan
minimal 1 kamar mandi untuk setiap 50 orang pekerja yang dilengkapi dengan keran
air dingin dan air panas. Untuk setiap penambahan 50 orang pekerja, ditambahkan
satu kamar mandi dilengkapi dengan sabun, spon, atau peralatan yang memudahkan
pekerja untuk membersihkan badan.

5. Toilet, WC dan Urinals

Harus tersedia toilet yang bisa digunakan oleh pekerja. Toilet untuk pria dan
wanita harus terpisah. Terdapat tanda yang jelas. Pekerja dilarang keras menggunakan
toilet yang bukan untuk jenis kelamin yang bersangkutan.

Letak toilet tidak boleh lebih dari satu lantai diatas atau dibawah area kerja
regular, kecuali ruang kerja tersedia lift atau elevator yang memudahkan pekerja
untuk menuju toilet. Toilet tidak boleh kontak langsung dengan ruang lain seperti
dapur atau ruang penyimpanan makanan yang tidak dibungkus, kecuali ada pintu
pembatas. Pintu pembatas harus mempunyai system tertutup secara otomatis. Toilet
pria dan wanita harus dipisahkan dengan konstruksi yang permanen (soundproof,
materi tidak transparan). Perlu divantumkan “jangan dibuka”. Dinding dan plafon
yang digunakan sebaiknya dari bahan yang mudah dibersihkan. Pinu toilet sebaiknya
tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat yang membuat pintu bisa tertutup sendiri.
Toilet harus fan dan terdapat ventilasi untuk masuknya cahaya. Didalam toilet
terdapat poster atau himbauan kepada para pengguna agar menjaga kebersihan dan
tidak melakukan tindakan yang dpat merusak fasilitas toilet. Tersedia kertas tissu atau
toilet paper. Dinding, partisi dan bagiandan bagian lain dari toilet harus bersih dan
bebas dari kotoran dan coret-coretan. Sebaiknya toilet pria dibersihkan oleh petugas
pria dan toilet wanita oleh petugas wanita kecuali pada waktu diluar jam kerja.
Ruangkhusus wanita didalam toilet wanita harus tertutup.

Jumlah WC yang tersedia untuk jenis kelamin harus berdasarkan jumlah


maksimal pekerja untuk setiap jenis kelamin. Jika terdapat urinals, maka jumlah WC
harus dikurangi sjumlah urinals yang tersedia, dan jumla WC yang tidak boleh kurang
dari 2/3 dari jumlah yang dioersyaratkan. Harus terdapat keran atau pengatur supply
air dan pipa penyalur Wc sebaiknya dilengkapi dengan saluran,

Buangan dan penyaringan pasir atau kotoran dan dilengkapi dengan tangki
penampungan air untuk melakukan penyiiraman untuk setiap unit dilengkapi dengan
keran untuk peyiraman. Ukuran pipa untuk penyiraman diameter yang tidak boleh
kurang dari 1 inc. Pimtu dilengkapi dengan kunci. Tinggi pintu minimal 60 inc dari
kantai dan jika pintu tidak menyentuh tanah maka jarak maksimal adalah pintu dari
lantai 12 inc.

Jika jumlah pekerja kurang dari 30 orang, maka sebaiknya tersedia satu urinal.
Jika jumlah pekerja pria 30-80 harus terdapat dua urinal, dan setiap penambahan 80
orang atau kelipatannya datambah satu unit urinal.

Ukuran urinal minimal 2 feet dan terbuat dari marmer dan mempunyai tinggi
dari lantai tidak kuarang 15 inc diukur dari ujung bawah urinal. Urinal sebaiknya
diletakkan didalam ruang toilet dan untuk setiap urinal dibatasi oleh partisi. Urinal
harus terhubung saluran pembuangannya dengan saluran limbah cair yang lain.
Dilengkapi dengan keran untuk menyiram ukuran diameter pipa atau
flushing/menyiram tidak urang dari ½ inc. Jumlah minimal supay air untuk macam
urinal terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.4. jumlah minimal air untuk urinal

URINALS GALONS
Pedestal 3
Siphon jet 2
Individual stail 2
Flush rim (perfoot of length) 1
6. Air Minum
Tersedia suplay air minum yang memenuhi syarat kesehatan. Jangan
menggunakan gelas untuk minum bersama-sama. Harus tersedia gelas atau cup untuk
setiap pekerja. Sebaiknya menggunakan pekerja lain. Kondisi keran harus dijaga
sanitasinya.jika disediakan kertas tissue dan drinking cups, sebaiknya juga disediakan
kotak atau tempat penampungan sampah bekas tissue atau cup yang sudah dipakai.
BAB III

HASIL KUNJUNGAN

1. Identitas Perusahaan

Nama perusahaan : PT. Adi Satria Abadi (ASA)

Jenis Perusahaan : Industri Penyamakan Kulit

Alamat Perusahaan : Ds. Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul

Tanggal Kunjungan : 20 Juni 2014

2. Proses Produksi

1. Bahan yang diperlukan:

 Bahan baku : Kulit domba dan Kulit kambing


 Bahan tambahan : bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium
chloride, amoniak dan soda kue

2. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving, double setter,
mesin stacking, togling, mesin ukur, drum zat kimia dan penyedot debu.

3. Proses produksi : Sortasi pickle, tanning, shaving, dying dan fat liquoring, setter,
hunging, stacking, togling, measuring, sortasi finish dan packing.

4. Barang yang dihasilkan :

 Produk utama : Kulit


 Produk sampingan : Tidak ada

5. Limbah : logam (chrome) dan non-logam (campuran).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sanitasi Perusahaan

a) Kebersihan perusahaan

Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak
terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan mengganggu estetika lingkungan,
walaupun masih juga terdapat beberapa tempat yang masih kurang bersih. Tersedianya
tempat sampah dibeberapa titik namun tidak dipisahkan antara sampah organik dan non
organik,tidak ada penutupnya. Dan ada beberapa sampah bahan baku yang masih
berserakan di lantai walaupun sudah disediakan tempat sampah. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.

Para pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan
kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.

b) Kerapihan dan Keindahan

Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan
tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan
penyusunan alat yang sudah rapi dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi
masih terlihat kurang rapi. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman
hijau yang rapi dan terawat, tetapi ada dibeberapa titik tanaman hijau yang tidak terawat
sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Tanaman di lingkungan pabrik bermacam-
macam jenisnya sehingga menambah keasrian dan keindahan lingkunga pabrik.

c) MCK

Jumlah MCK di perusahaan tersebut sudah memadai dengan jumlah karyawan


sekitar 247 orang dengan jumlah MCK pada masing-masing bagian produksi sebanyak
1-2 MCK Pada setiap Unit Produksi. Kebersihan MCK tidak merata dimana kamar
mandi bagian administrasi tergolong bersih, namun MCK di dalam pabrik tidak bersih
dan tidak terawat. Kualitas air di kamar mandi baik dimana tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa dan jernih.

d) Site Plan

Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak
cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup
bervariasi mulai dari rumput, tanaman hias dan pohon besar yang rindang.

Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah tertata cukup baik
walaupun masih terdapat di beberapa tempat kabel listrik yang di lantai dan dinding
tanpa pelindung. Ventilasi udara cukup memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya
masih kurang sehingga terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas
sehingga mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi aliran udara
kurang.

e) Penerangan

Penerangan untuk beberapa tempat sudah cukup baik, namun sebagian unit
produksi yang lain masih kurang baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang
produksi basah berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari,
dan untuk ruang produksi kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu.

f) Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari
kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas air cukup baik, tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air minum, air
produksi, dan air MCK. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible
osmolarity dan dimasak.

g) Kebersihan Kantin dan Peralatannya

Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja.
Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada
saat jam istirahat diruang istirahat yang tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan
makan dicuci di dapur menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan
di dalam lemari tertutup.
h) IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang
bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan bagian lain pabrik. Limbah pabrik
ini berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair perusahaan ini memiliki dua
jenis, yang mengandung logam dan yang tidak mengandung logam. Untuk pengolahan
limbah cair non logam sudah sangat baik dan tetata rapi. Dan untuk limbah cair yang
mengandung logam chrom diolah dengan menggunakan alat sehingga bagian logam
dapat diambil kembali dan digunakan untuk produksi (30%) dan setelah bebas logam
limbah tersebut lalu dicampur dengan pengolahan air limbah yang lain berupa campuran
bahan kimia sisa obat (bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium chloride,
amoniak).

Untuk pengolahan air limbah cair campuran terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :

 Tahap pertama, limbah yang berasal dari proses produksi dan nonproduksi (dari
dapur) ditampung dalam bak dan dilakukan proses kimiawi dengan ditambahkannya
kapur dan dilakukakan proses koagulasi.
 Tahap kedua, setelah proses koagulasi maka limbah akan dialirkan dalam bak
biologi, selanjutnya di beri microbiologi agent yang berfungsi untuk menguraikan zat-
zat yang berbahaya dari limbah tersebut.
 Tahap ketiga, limbah yang berasal dari bak biologi, selanjutnya dilakukan filter atau
penyaringan. Sehingga hasil akhirnya, limbah cair tidak tercemar oleh zat kimia lagi,
dan akhirnya limbah tersebut dialirkan ke sungai di belakang pabrik.

Limbah padat dari sisa produksi pabrik diolah oleh perusahaan limbah di
semarang. Perusahaan penyamakan ini hanya mempunyai izin untuk penampungan
limbah padat sementara.

2. Gizi Kerja
a. Pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja:

Para pekerja mendapatkan teh manis dan susu setiap hari.

.
b. Pemberian makan siang bagi tenaga kerja

Ada pemberian makan siang bagi tenaga kerja melalui jasa catering oleh
penduduk sekitar.

c. Variasi menu :

Menu yang disajikan kurang bervariasi yaitu berupa nasi, lauk, dan sambal
seharga Rp. 3500. Variasi lauk tersebut bervariasi tiap harinya.

Senin : Ayam dan oseng tempe

Selasa : Sayur lodeh dan tempe penyet

Rabu : Tongkol oseng dan bakmi

Kamis : Pecel dan tahu bacem

Jumat : Telur bulat dan brongkos

d. Penyajian :

Makanan yang disajikan dibungkus dengan kertas pembungkus makanan


dengan lauknya yang dibungkus dengan plastik bening dan diletakkan bersama
nasi di dalam pembungkus tersebut. Plastik pembungkus tersebut berbahaya bagi
kesehatan pekerja karena bukan merupakan plastik food grade yang memang
dikhususkan untuk membungkus makanan, apalagi jika digunakan untuk
membungkus makanan dalam keadaan panas/hangat seperti yang ditemukan pada
kunjungan kali ini.

e. Kelengkapan Gizi dan Kecukupan Gizi

Para pekerja sebagian besar adalah laki-laki dengan rentang usia 25-50
tahun dengan berat badan berkisar antara 45-60 kg. Pekerjaan mereka tergolong
ke dalam kerja dengan intensitas sedang-berat.

Angka kebutuhan energi pekerja PT ASA


Perhitungan ini diasumsikan seorang pekerja Tn. K (42 tahun) yang
bertugas melakukan pengukuran ketebalan kulit (intersitas kerja sedang).
BMR (Basal Metabolic Rate) 11,6 BB + 879 1447,4 KKal
11,6 (49) + 879

Angka kecukupan energi untuk aktifitas fisik 1,67 x BMR 2417,15 KKal
tertentu (intensitas sedang)
Energi yang harus disediakan untuk Tn K 2417,15 + (10% x 2658, 87 KKal
2417,15)
Energi yang harus tercukupi untuk makan 35% x 2658,87 930,6 KKal
siang

Kelengkapan dan Kecukupan Gizi yang disediakan PT ASA


Jenis Makanan Komposisi URT Berat (gr) Total kalori

Nasi Putih 3 x ¾ gelas 300 525

Telur Rebus 1 butir telor 55 75


ayam
Nasi + Telur
Tempe 1 potong 25 37,5
rebus + Oseng
ukuran sedang
temped an kacang
Kacang 1/10 gelas 10 2,5
panjang
Panjang takar
Minyak Kelapa 1 sdm 5 50

Kecap 1 sdm - -

Total Kalori yang disediakan PT ASA 690

Defisit Kalori 240,6 KKal

Dari perhitungan di atas di dapatkan defisit kalori sebesar 240,6 KKal. Makanan yang
disajikan juga tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna karena tidak mengandung sayur
dan buah.
f. Jenis / beban kerja

Jenis / beban kerja bervariasi, tergantung dari bagian kerja masing-masing


(aktivitas sedang-berat).

g. Kantin perusahaan dan Pengelolaan Makanan :

Perusahaan tidak memiliki kantin sendiri. sistem pengelolaan makanan


dillakukan oleh penduduk sekitar. Perusahaan juga tidak menyediakan ruang
makan bagi para pekerjanya meskipun jumlah pegawainya sebesar 250. Hal ini
tentu sudah melanggar Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
01/Men/1979/ tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.Aturan tersebut jelas
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pekerja dengan jumlah 200-500
pegawai harus menyediakan ruang makan bagi pekerjanya.

h. Dapur:

Perusahaan memiliki sebuah dapur yang biasanya digunakan untuk


merebus air dan membuat temeh untuk para karyawan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke PT Adi Satria Abadi menyimpulkan bahwa


sanitasi lingkungan perusahaan kurang baik, dimana fasilitas MCK tidak memadai, tempat
sampah, penyediaan air bersih dan IPAL juga kurang memadai. Dapur untuk mengolah
makanan juga tidak bersih dan berantakan. Air cuci piring tidak mengalir. Bahan-bahan
makanan dan tempat cuci piring diletakkan berdekatan dengan bahan kimia. Hasil akhir
pengelolaan limbah masih belum baik.

Terjadi defisit antara kalori yang dibutuhkan oleh pekerja dengan asupan kalori yang
dimakan. Menu juga kurang bervariasi dan kurang memenuhi menu gizi seimbang.

4.2 SARAN

1. Diperlukan adanya penyediaan tempat sampah organic maupun non organic serta
penutupnya.
2. Kebersihan lingkungan perusahaan perlu ditingkatkan.
3. Meningkatkan kebersihan MCK, dapur, tempat cuci tangan, dan cuci piring.
4. Diperlukan penyediaan kantin dan ruang makan yang memadai.
5. Diperlukan perbaikan tempat pengelolaan limbah.
Gambar

Anda mungkin juga menyukai