Anda di halaman 1dari 25

Hepatitis Imbas Obat OAT

Margareth Stevany Pereira


Nama Tn. AK
Jenis Kelamin Laki - laki
1 Agama Islam
Status Perkawinan Menikah
Pekerjaan Pedagang
Bangsa Indonesia
Tanggal MRS 12 April 2017
Identitas Pasien
Dr Yang Merawat dr. Jevie Kairupan,SpPd
Pasien dibawa ke UGD RS Toto Kabila
dengan keluhan muntah muntah yang
Anamnesis sudah dialami pasien sejak 10 hari SMRS.
Mual dan muntah mulai dirasakan pasien
sejak pasien mulai menjalani pengobatan
OAT. Pasien mengaku mual dan muntah
yang dialami pasien terutama setelah
Keluhan Utama makan dan minum, dengan frekuensi 4-
5 kali sehari. Isi yang dimuntahkan berupa
makanan dan minuman yang dikonsumsi
Muntah muntah sebelumnya, dan terkadang hanya berupa
lendir. Pasien menyangkal adanya darah
sejak 10 hari pada saat muntah.
Keluhan demam, batuk dan sesak nafas
SMRS disangkal oleh pasien.
Pasien juga mengaku BAB susah sudah 2
hari, dan BAK kemerahan. 3
Riwayat Penyakit Dahulu
+
Hipertensi

+
Sakit Paru

Diabetes Melitus disangkal

disangkal
Stroke

disangkal
Penyakit Jantung

disangkal
Penyakit Ginjal

disangkal
Alergi
4
Riwayat Penyakit Keluarga
disangkal
Hipertensi

disangkal
Sakit Paru

Diabetes Melitus disangkal

disangkal
Stroke

disangkal
Penyakit Jantung

disangkal
Penyakit Ginjal

disangkal
Alergi
5
Riwayat Kebiasaan

Merokok Disangkal

Olagraga Jarang

Alkohol +

Makan Teratur

6
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
2
Tanda Vital
Tekanan Darah : 150 / 90 mmHg
Nadi : 76 x / menit,
teratur ,kuat angkat
Pernapasan : 24 x / menit, teratur
Suhu : 36,6 0C
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva palpebra anemis (+/+) minimal,
sklera ikterik (+/+)
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering (+), lidah kotor (-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorak : Cor : BJ I, II reguler, bising (-)
Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, lemas, bising usus (+) , nyeri tekan epigastrium(+)
Ekstremitas : akral teraba hangat, edema -/-
8
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 9,0 11-17 g/dl
Leukosit 10200 4.000-12.000/L
Eritrosit 3,14 4,00-6,20 jt/L
Hematokrit 25,5 % 35,0-55,0 %
Trombosit 417.000 150.000-400.000
Gula darah Sewaktu 105 70-140mg/dL
Kolesterol total 141 <200mg/dL
Kolesterol LDL 114 <100 mg/dL
Kolesterol HDL 12 >40 mg/dL
Trigliserida 76 <150 mg/dL
Ureum 38 10-43 mg/dL
Kreatinin 0.74 0.50 1.30 mg/dl
SGOT 339 <32 U/L
SGPT 252 <41 U/L
Albumin 5,0 3.4-4.8 g/dL
9
HBSAG NEGATIF NEGATIF
Diagnosis

Syndrome Dyspepsia

Gangguan Fungsi Hati

TB Paru On Treatment

10
1 IVFD RL 20 tpm

2 Ranitidin 50mh/12 jam/ iv

3 Ondansentron 4mg/8 jam/iv

Terapi 4 Dorbigot 1 tablet/8 jam/ oral

5 Amlodipin 5mg/24 jam/ oral

6 Pro liver tab/ 8 jam/ oral

11
Pasien laki laki, usia 45 tahun, datang ke UGD RS Toto
Kabila dengan keluhan muntah muntah 1 yang sudah
dialami pasien sejak 10 hari SMRS. Mual dan muntah
mulai dirasakan pasien sejak pasien 2mulai menjalani
pengobatan OAT. Pasien mengaku mual dan muntah yang
4
dialami pasien terutama setelah makan dan minum,
dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Isi yang
3 dimuntahkan
berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi
sebelumnya, dan terkadang hanya berupa lendir. Pasien
4
juga mengaku BAB susah sudah 2 hari, dan BAK
kemerahan. Pasien terkadang mengkonsumsi alkohol.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan 5tekanan darah
RESUME
150/90mmHg, konjungtiva tampak sedikit anemis, sklera
tampak ikterik, dan terdapat nyeri tekan epigastrium.
6
Dari hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil
Hemoglobin 9.0 g/dL, SGOT 339 U/L dan SGPT 252 U/L.
Follow Up

01 Kamis, 13 April 2017


02 Sabtu, 15 April 2017
03 Selasa, 18 April 2017
04 Rabu, 19 April 2017

S : Muntah (+)Batuk (+) S : Muntah (+)Batuk (+)


S : Lemas, nyeri perut (+) S : Lemas
0 : BP 140/100, CA +/+, 0 : BP 140/80, CA +/+,
0 : BP 130/80 0 : BP 110/80
SI +/+, NTE + SI +/+, NTE +
SI +/+, NTE + SI +/+, NTE +
A : Gangguan fungsi hati
A : Gangguan fungsi hati SGOT 68 U/
TB on treatment A : Gangguan fungsi hati
e.c drug induced OAT e.c drug induced OAT SGPT 134 U/L
Syndrom dyspepsia
TB on treatment TB on treatment A : Gangguan fungsi hati
Hipertensi
Hipertensi Hipertensi e.c drug induced OAT
TB on treatment
IVFD D5% 20 gtt Hipertensi
IVFD D5% 20 gtt IVFD D5% 20 gtt
Omeprazole 40mg/24jam/iv
Omeprazole 40mg/24jam/iv Omeprazole 40mg/24jam/iv
Ondansentron 4mg/8jam/iv
Ondansentron 4mg/8jam/iv Ondansentron 4mg/8jam/iv
Curcuma 2tab/8jam/oral Omeprazole 20mg/12jam/oral
Curcuma 2tab/8jam/oral Curcuma 2tab/8jam/oral
Amlodipin 5mg/24jam/oral Curcuma 2tab/8jam/oral
Amlodipin 5mg/24jam/oral Amlodipin 5mg/24jam/oral
OAT stop sementara Amlodipin 5mg/24jam/oral
OAT stop sementara OAT stop sementara
OAT stop sementara
Cek SGOT SGPT
Acc Rawat Jalan 13
Tinjauan Pustaka
&
Analisa Kasus
Defenisi

Hepatitis imbas obat berarti


keadaan inflamasi yang terjadi jika Pasien, laki laki, usia 45 tahun, sedang
kita mengkonsumsi obat, bahan menjalani terapi TB paru dengan OAT
kimia beracun, atau jamur beracun kategori I, dan menunjukkan tanda
tertentu. tanda hepatotoksisitas saat mulai
menjalani terapi OAT.

TEORI
KASUS

15
Etiologi
Pasien mendapatkan pengobatan
OAT kategori I berupa Rimfapisin,
Isoniazid, Pirazinamid dan
Etambutol

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


Manifestasi Klinis

Jika dalam pasien tuberculosis yang sedang dalam


pengobatan OAT dan memberikan gejala hepatitis akut Pada pasien gejala klinis yang timbul
seperti keletihan, demam, hilang selera makan, muntah- berupa mual dan muntah selama 10 hari
muntah, sclera ikterik, jaundice, pusing dan kencing yang dengan frekuensi kurang lebih 5 kali sehari.
berwarna hitam pekat maka hal ini dapat dijadikan acuan Pasien juga mengaku BAK berwarna
diagnose hepatotoksisitas imbas OAT telah terjadi. kecoklatan. Dan pada pemeriksaan fisik
ditemukan sklera ikterik

TEORI
KASUS

17
TEORI KASUS
Waktu dari mulai minum obat dan
penghentian obat sampai awitan reaksi nyata
adalah sugestif (5 90 hari dari awal minum Mulai timbul gejala pada pasien sejak
obat) atau kompatibel (kurang dari 5 hari atau penggunaan OAT hari pertama dan memberat
lebih dari 90 hari sejak minum obat pada hari ke 10

Perjalanan reaksi sesudah penghentian SGPT dan SGOT pasien pada awal masuk
obat adalah sangat sugestif (penurunan meningkat lebih dari 50%
enzim hati paling tidak 50% di atas batas
atas normal dalam 8 hari) Setelah penghentian OAT selama kurang lebih satu
minggu, hasil SGOT dan SGPT pasien turun
Dijumpai respons positif pada pemaparan ulang
dengan obat yang sama paling tidak kenaikan dua kali
lipat dari enzim hati

DIAGNOSIS
Diagnosis
Banding Hepatitis viral akut, Hepatitis autoimun , Shock
liver, Kolestitis, Kolangitis, Budd-Chiari
syndrome, Penyakit hati alkoholik, Penyakit
hati kolestatik, Penyakit hati yang
berhubungan dengan kehamilan, Keganasan,
Penyakit Wilson, Hemokromatosis, Gangguan
Koagulasi.

19
Penatalaksanaan Tuberkulosis pada
Hepatotoksisitas Imbas Obat
1 Bila Klinis (+) (Ikterik, gejala mual, muntah), maka OAT distop

2 Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali, maka OAT distop

3 Bila gejala klinis (-), laboratorium terdapat kelainan (Bilirubin>2), maka OAT distop

4 SGOT dan SGPT >5 kali nilai normal, maka OAT distop

5 SGOT dan SGPT> 3 kali, maka teruskan pengobatan dengan pengawasan


Paduan obat yang dianjurkan

Pirazinamid tidak boleh

03
diberikan lagi

Mulai dengan Isoniazid dan


rimfapisin dengan memperhatikan

Stop OAT yang bersifat


klinik dan hasil lab

02
01
hepatotoksik (RHZ)

21
Rekomendasi
Mengelola OAT
1 Jika pasien tediagnosis hepatitis imbas obat OAT, maka
pemberian OAT tersebut harus dihentikan

2 Tunggu sampai jaundice hilang atau sembuh terlebih


dahulu

3 Jika jaundice muncul lagi, dan pasien belum menyelesaikan


tahap intensif, berikan dua bulan Streptomisin, INH dan
Etambutol diikuti oleh 10 bulan INH dan Etambutol.

4 Jika pasien telah menyelesaikan tahap intensif, berikan


INH dan Etambutol sampai 8 bulan pengobatan untuk
Short Course Kemoterapi (SCC) atau 12 bulan untuk
rejimen standar
22
Rekomendasi British Thoracic Society (BTS)
untuk restart terapi

INH harus diberikan dengan dosis awal 50


mg / hari dinakikkan perlahan sampai 300
mg / hari setelah 2-3 hari. Jika tidak
terjadi reaksi, lanjutkan.

Setelah 2-3 hari tanpa reaksi INH, tambahkan


Rifampisin dosis 75 mg / hari lalu naikkan menjadi 300 mg setelah 2-3 hari, dan
kemudian 450 mg (<50 kg) atau 600 mg (> 50 kg)
yang sesuai untuk berat badan pasien. Jika tidak
ada reaksi yang terjadi, lanjutkan
Akhirnya, pirazinamid dapat ditambahkan
pada dosis 250 mg / hari
meningkat menjadi 1,0 g setelah 2-
3 hari dan kemudian ke 1,5 g (<50
kg) atau 2 g (> 50 kg)

23
Uji Test OAT Penyebab Hepatotoksisitas

Obat yang paling bermanfaat (INH dan


* Hari 1: INH pada 1 / 3 atau 1 / 4 dosis RMP) harus diuji dahulu, karena tidak
* Hari 2: INH pada 1 / 2 dosis adanya obat-obatan dari rejimen
* Hari 3: INH dengan dosis penuh pengobatan sangat merusak
* Hari 4: RMP pada 1 / 3 atau 1 / 4 dosis kemanjurannya
* Hari 5: RMP jam 1 / 2 dosis Obat yang paling mungkin menyebabkan
* Hari 6: RMP pada dosis penuh reaksi harus diuji sebagai paling akhir (dan
* Hari 7: EMB pada 1 / 3 atau 1 / 4 dosis mungkin tidak perlu diuji sama sekali).
* Hari 8: EMB pada 1 / 2 dosis
* Hari 9: EMB pada dosis penuh

24
Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai