Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidur sebagai suatu keadaan bawah sadar sesorang yang masih
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya (Guyton and Hall 1997 dalam Indarwati, 2012) . Tidur
sebagai salah satu kebutuhan fisiologis manusia yang secara alami
terjadi karena perubahan status kesadaran, ditandai dengan penurunan
pada kesadaran dan respon terhadap stimuli (Craven and Hirnle, 2000
dalam Deshinta, 2009).
Kualitas tidur yang diharapkan setiap orang untuk
mempertahankan keadaan tidur dan mendapatkan tahap tidur Rapid Eye
Movement (REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM) yang sesuai
(Khasanah, 2012). Kualitas tidur yang dijalani seorang individu untuk
mendapatkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun dari tidurnya serta
dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur
dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Gaultney, 2010 dalam
Indarwati, 2012) .
Menurut Mayo Clinic Staff (2012), hipertensi digambarkan sebagai
kondisi medis disaat tekanan darah terhadap dinding arteri cukup tinggi
sehigga pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Kebanyaan orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi
tidak memiliki tanda-tanda atau gejala, bahkan jika ternyata setelah
dilakukan pengukuran tekanan darah, tekanan darahnya telah mencapai
tingkat yang berbahaya. Namun, pada sebagian orang yang menderita
hipertensi terkadang akan mengeluhkan sakit kepala yang terasa tumpul
perdarahan lewat hidung yang semakin sering, atau pusing ( sensasi
berputar, atau vertigo).

1
2

Mekanisme yang mendasari hubungan antara mencukupi atau


kualitas tidur yang buruk (gangguan tidur) diduga menjadi salah satu
multifaktorial terjadinya hipertensi, termasuk peningkatan aktivitas
sistem saraf (Knutson, 2010 dalam McGrath, 2014). Selama terjadi
ketidakseimbangan pada homeostasis tubuh, sistem saraf simpatik
mengaktifkan dua sistem utama dalam sistem endokrin yaitu
Hypotalamic Pituitari Adrenal- Axis (HPA- axis) dan
sympathomedullary system.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007,
sebagian besar kasus hipertensi pada masyarakat belum terdiagnosis. Di
Indonesia, pada usia lebih dari atau sama dengan 18 tahun didapatkan
prevalensi hipertensi sebesar 31,7 %, yang sudah mengetahui memiliki
hipertensi 7,2 % dan yang minum obat hipertensi hanya 0,4 % (Depkes
RI, 2012). Hipertensi dapat terjadi akibat beberapa faktor resiko yaitu
riwayat keluarga, kebiasan hidup yang kurang baik, pola diet yang
kurang baik dan durasi atau kualitas tidur yang kurang baik. Durasi dan
kualitas tidur yang kurang baik akan lebih banyak memicu aktivitas
sistem saraf simpatik dan menimbulkan stressor fisik dan psikologis (
Kitamura, 2002 dalam Lu 2015).
Studi epidemiologi melaporkan hubungan antara gangguan tidur,
dalam hal durasi dan kualitas dengan peningkatan resiko hipertensi.
(Gangwisch, 2006 dalam Lu, 2015). Sebuah Penelitian cross-sectional di
kalangan remaja yang sehat dilaporkan hubungan antara efisiensi tidur
yang rendah (ukuran yang obyektif dari kualitas tidur, yang didefinisikan
sebagai persentase waktu di tempat tidur) dan prehipertensi, setelah
disesuaikan sebagai faktor hubungan (Javaheri, 2008 dalam McGrath,
2014).
3

Dalam substudy dari 578 orang dewasa dari Coronary Artery Risk
Development in Young Adults Study, durasi tidur pendek (actigraphy)
dan persentase waktu antara onset tidur awal dan bangun akhir yang
dihabiskan di tempat tidur, yang tercatat dalam analisis cross-sectional,
secara signifikan sistolik lebih tinggi dari diastolik tekanan darah. Dalam
analisis longitudinal kohort ini, durasi tidur yang lebih pendek juga
diprediksi secara signifikan terjadi peningkatan peluang kejadian
hipertensi lebih dari 5 tahun ( Knutson, 2009 dalam McGrath, 2014).
Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di Prodi D3
Kebidanan “STIKes Qamarul Huda” Didapatkan data Mahasiswi
Semester 4 (empat) tahun angkatan 2015/2016 berjumlah 64 orang yang
masing-masing berumur antara 18-21 tahun.
Penelitian untuk meneliti hubungan kualitas tidur dengan tekanan
darah pada dewasa muda masih jarang, khususnya di Indonesia,
sedangkan pemahaman tentang faktor resiko dalam hal ini kualitas tidur
yang dapat dicegah pada orang dewasa ini akan sangat penting, oleh
karena itu maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini
dan mengetahui bagaimana hubungan kualitas tidur dengan tekanan
darah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut. Adakah hubungan antara kualitas tidur dengan
tekanan darah pada mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan di Stikes
Qamarul Huda Angkatan Tahun 2015/2016 . Sehingga timbul pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan tekanan darah pada mahasiswi dengan
kualitas tidur baik dan mahasiswi dengan kualitas tidur buruk?
4

2. Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah


pada mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan di Stikes Qamarul Huda
Angkatan Tahun 2015/2016 ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran hubungan antara kualitas
tidur dengan tekanan darah pada mahasiswi Program Studi D3
Kebidanan di Stikes Qamarul Huda Angkatan Tahun 2015/2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi distribusi frekuensi kualitas tidur pada
mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan di Stikes Qamarul
Huda Angkatan Tahun 2015/2016.
1.3.2.2 Mengidentifikasi distribusi frekuensi tekanan darah pada
mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan di Stikes Qamarul
Huda Angkatan Tahun 2015/2016.
1.3.2.3 Mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dengan
tekanan darah pada mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan di
Stikes Qamarul Huda Angkatan Tahun 201/2016.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Akademik
Merupakan bahan masukan untuk melakukan identifikasi
hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah sehingga menjadi
acuan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui
lebih lanjut tentang gambaran hubungan antara kualitas tidur
dengan tekanan darah.
5

1.4.2 Manfaat Aplikatif


1.4.2.1 Untuk responden dan masyarakat luas agar dapat memperoleh
edukasi dan informasi mengenai pentingnya kualitas tidur
kaitannya dengan tekanan darah.
1.4.2.2 Untuk Kebidanan, sebagai tambahan wawasan ilmu, khususnya
mengenai tekanan darah dan kualitas tidur sehingga dapat
memberikan edukasi kepada pasien ataupun masyarakat untuk
selalu memelihara pola tidur yang baik.

Anda mungkin juga menyukai