Anda di halaman 1dari 7

HARAPAN PASIEN DALAM KEPUASAN

PERILAKU CARING PERAWAT


DI RSUD DELI SERDANG LUBUKPAKAM
Novayanti Tanjung *, Salbiah **
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan
**Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Phone: 081264602589
E-mail: novacannis@yahoo.com

Abstrak

Harapan merupakan sesuatu yang individu inginkan untuk didapatkan atau dicapai. Harapan tinggi
pasien dalam penelitian ini berhubungan dengan perilaku caring perawat. Perilaku perawat yang
caring membuat pasien merasa dihargai, sehingga hal itu memberi kepuasan yang sesuai dengan
harapan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh harapan pasien terhadap
tingkat kepuasan pasien pada perilaku caring perawat di ruang rawat inap RSUD Deli Serdang
Lubukpakam. Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi. Populasi sebanyak 692
orang dan sampel penelitian ini berjumlah 70 orang pasien yang dirawat di RSUD Deli Serdang
Lubukpakam. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling jenis stratified
random sampling. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden adalah perempuan (52,9%),
usia >30 tahun (74,3%), pendidikan SMA (41,4%), pekerjaan ibu rumah tangga (25,7%), lama rawat
tiga hari (47,1%). Hasil analisa data memperlihatkan 94,3% pasien memiliki harapan yang tinggi
tentang perilaku caring perawat dan 78,6% pasien merasa puas terhadap perilaku caring perawat.
Analisa hipotesis dengan uji paired-samples t test memperlihatkan adanya pengaruh harapan pasien
terhadap tingkat kepuasan pasien pada perilaku caring perawat dengan p value = 0,000 (p < 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar perawat lebih memperhatikan kebutuhan
spiritual pasien sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Kata kunci: Harapan, Caring, Kepuasan

PENDAHULUAN
Harapan merupakan sesuatu yang dirawat di ruang rawat inap RSUD
yang individu inginkan untuk Deli Serdang Lubukpakam melalui
didapatkan atau dicapai (Pramita, wawancara mengenai tingkat kepuasan
2008). Harapan pasien yang terlalu tinggi pasien terhadap pelayanan yang diberikan
dicerminkan dengan banyak pasien yang perawat didapat 80% pasien merasa puas.
mempunyai harapan terhadap suatu jasa Namun demikian, masih diperoleh adanya
pelayanan keperawatan yang ideal yaitu kritikan akan pelayanan keperawatan yang
yang tercermin dalam perilaku caring dirasakan pasien. Pasien mengatakan
perawat. Perilaku caring perawat akan masih ada ditemukan perawat yang
memungkinkan terjalinnya hubungan kurang ramah saat berinteraksi dengan
interpersonal yang harmonis antara pasien, tidak memberikan penjelasan
perawat-pasien, dapat membantu dan tentang perkembangan kesehatan pasien,
memenuhi kebutuhan pasien, yang pada tidak memperkenalkan diri saat pertama
akhirnya dapat memberikan kepuasan kali bertemu dengan pasien dan pasien
kepada pasien (Anjaswarni, Keliat, Sabri, juga mengatakan kurang mendapat
2002). penjelasan dari perawat saat ditanya
Studi pendahuluan yang telah tentang kondisi penyakit pasien. Begitu
dilakukan oleh peneliti pada bulan juga dengan penelitian yang dilakukan
September 2011 terhadap 10 orang pasien Dep. Kes. RI di 27 rumah sakit kabupaten

45
dan kota pada tahun 2001 mendapatkan dari 30 pernyataan, dan kuesioner tingkat
hasil keperawatan masih jauh dari yang kepuasan pasien terhadap perilaku caring
diharapkan, contohnya: mengenalkan diri perawat terdiri dari 10 pernyataan. Hasil
kepada pasien atau keluarga pasien penelitian dianalisis dalam bentuk
kurang membudaya, kurang penjelasan univariat dan bivariat.
atau informasi pada waktu memberikan
asuhan keperawatan, dan masih HASIL DAN PEMBAHASAN
kurangnya kegiatan monitoring dan
Data Demografi
observasi.
Data demografi memaparkan usia,
Fenomena tersebut diatas pada
jenis kelamin, pendidikan terakhir,
umumnya menunjukkan adanya
pekerjaan, dan lama rawat responden.
kecenderungan sikap dan perilaku perawat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
yang tidak caring terhadap pasien yang
Karateristik Demografi Pasien
mempengaruhi kualitas asuhan
keperawatan dan berdampak pada tingkat Demografi Responden F %
kepuasan pasien, namun survei yang 1. Usia
dilakukan tentang tingkat kepuasan pasien < 30 tahun 18 25,7
yang telah dilakukan masih bersifat > 30 tahun 52 74,3
umum, belum secara maksimal Total 70 100,0
mengeksplorasi tentang perilaku caring 2. Jenis Kelamin
perawat dalam berinteraksi dengan pasien Laki-laki 33 47,1
dan dengan fenomena tersebut muncul ide Perempuan 37 52,9
untuk diteliti yaitu pengaruh harapan Total 70 100,0
pasien terhadap tingkat kepuasan pasien 3. Pendidikan Terakhir
pada perilaku caring perawat di ruang SD 18 25,7
rawat inap RSUD Deli Serdang SMP 13 18,6
Lubukpakam. SMA 29 41,4
Adapun tujuan penelitian ini yaitu Akademi 4 5,7
untuk mengidentifikasi pengaruh harapan Sarjana 6 8,6
pasien terhadap tingkat kepuasan pasien Total 70 100,0
pada perilaku caring perawat di ruang 4. Pekerjaan
rawat inap RSUD Deli Serdang PNS 12 17,1
Lubukpakam. Petani 9 12,9
Buruh 10 14,3
METODE Wiraswasta 5 7,1
Desain penelitian yang digunakan Mahasiswa 8 11,4
dalam penelitian ini adalah deskripsi Pensiunan 2 2,9
korelasi yang bertujuan untuk Ibu Rumah Tangga 18 25,7
mengungkapkan pengaruh hubungan antar Lain-lain 6 8,6
variabel, meliputi variabel independen Total 70 100,0
(harapan pasien) dan variabel dependen 5. Lama
(kepuasan pasien). Sampel diambil 10% Rawat
dari total populasi sebanyak 70 orang 3 hari 33 47,1
yang dilakukan pada bulan Februari- 4 hari 19 27,1
Maret 2012. Teknik pengambilan sampel 5 hari 8 11,4
dilakukan dengan teknik probability 6 hari 5 7,1
sampling jenis stratified random 7 hari 1 1,4
sampling. 8 hari 2 2,9
Penelitian ini menggunakan 10 hari 2 2,9
instrumen berupa kuesioner, terdiri dari 3 Total 70 100,0
bagian yaitu data demografi mengenai
identitas pasien, kuesioner harapan pasien
tentang perilaku caring perawat terdiri

46
Tabel 1. memperlihatkan bahwa Tabel 2. memperlihatkan bahwa
mayoritas responden berada pada usia di faktor carative caring yang paling
atas 30 tahun yaitu sebanyak 74,3%, jenis berkontribusi menimbulkan harapan
kelamin perempuan sebanyak 52,9%, pasien adalah faktor menciptakan
pendidikan SMA sebanyak 41,4%, lingkungan fisik, mental, sosiokultural,
pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak dan spiritual dengan rentang nilai 3-4,
25,7% dan mayoritas lama rawat tiga hari mean 3,91, standar deviasi 0,282, median
sebanyak 47,1%. 4 dan modus 4 (tabel 2.). Hal ini sesuai
dengan pendapat Jacobalis (1989 dalam
Harapan Pasien tentang Perilaku Rachmadi, 2008) yang menyatakan bahwa
Caring Perawat aspek yang berkaitan dengan harapan
Tabel 2. Analisis Harapan Pasien tentang individu terhadap pelayanan kesehatan
Perilaku Caring Perawat yakni aspek fisik, mental, dan sosial,
berdasarkan Komponen- kepuasan terhadap lingkungan fasilitas
Komponen Faktor Carative pelayanan kesehatan, suhu, udara,
Caring kebersihan, kenyamanan, kecepatan
No Faktor Min Max Mean SD Med Mod
Carative
pelayanan, keramahan, perhatian, dan
1 Pendekatan 2 4 3,10 0,347 3 3 privasi. Pendapat tersebut juga didukung
humanistik
dan altruistik
pernyataan Wolf et. al. (1984 dalam
Kamaruzzaman, 2009) yang menyatakan
2 Menanamkan 2 4 3,17 0,450 3 3
sikap bahwa seorang pasien sebagai konsumen
penuh harapan yang sedang menjalani perawatan dari
3 Kepekaan 3 4 3,53 0,503 4 4 profesi keperawatan mempunyai beberapa
terhadap sendiri harapan tentang perilaku dan kemampuan
dan orang lain
yang melayaninya yaitu perawat
4 Hubungan 2 4 2,90 0,347 3 3
saling percaya
diharapkan menjaga privasi pasien sejauh
dan saling mungkin.
membantu
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
5 Meningkatkan 3 4 3,44 0,500 3 3 Harapan Pasien tentang Perilaku
menerima ekspresi
perasaan positif dan Caring Perawat
negatif
No Harapan Pasien Frekuensi (%)
6 Menggunakan 3 4 3,37 0,487 3 3 1 Tinggi 66 94,3
solving dalam
mengambil 2 Rendah 4 5,7
keputusan
Jumlah 70 100,0
7 Meningkatkan 2 3 2,44 0,500 2 2 Tabel 3. memperlihatkan bahwa
proses pembelajaran
dalam hubungan mayoritas (94,3%) pasien memiliki
interpersonal
harapan yang tinggi tentang perilaku
8 Menciptakan 3 4 3,91 0,282 4 4 caring perawat dan sebagian kecil (5,7%)
lingkungan fisik,
mental, pasien memiliki harapan rendah tentang
sosiokultural perilaku caring perawat. Hal ini dapat
dan spiritual
dimengerti mengingat adanya perbedaan
9 Memberi 2 4 2,89 0,435 3 3 karateristik pasien. Sependapat dengan
bantuan dalam
pemenuhan Waluyo (2009) yang menyatakan di
kebutuhan manusia
dalam penelitiannya bahwa karateristik
10 Terbuka pada 1 3 1,99 0,361 2 2 pasien berpengaruh terhadap harapan atas
eksistensial
fenomenologikal suatu pelayanan. Ada pelanggan yang
dan dimensi memang memiliki harapan lebih tinggi
spiritual
penyembuhan dibandingkan dengan pelanggan lainnya,
Total 23 38 30,74 4,212 30 30 sehingga konsekuensinya, standarnya
lebih tinggi. Demikian pula dengan
rentang penerimaan terhadap tingkat
adaptasi berbeda antar individu.

47
Pelanggan yang memiliki rentang masa lalu yang dirasakan oleh pasien saat
penerimaan yang sempit cenderung pasien dirawat. Keadaan ini seperti yang
harapannya tinggi dan lebih mudah tidak dikemukakan oleh Tjiptono (2002) bahwa
puas daripada mereka yang mempunyai faktor yang mempengaruhi pembentukan
rentang penerimaan yang lebih luas. Hal harapan pelanggan adalah pengalaman
ini jelas terlihat pada karateristik pasien pelanggan dengan suatu jasa/ layanan
berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu yang memiliki karateristik serupa.
sebagian besar pasien dengan tingkat Pengalaman ini dapat mempengaruhi
pendidikan SMA sebanyak 41,4%, dan pembentukan norma atau standar tingkat
sebagian kecil pasien dengan tingkat kinerja yang harus dipenuhi oleh suatu
pendidikan sarjana yaitu 8,6% dan tingkat jasa/ layanan tertentu. Hal ini juga
pendidikan akademi sebanyak 5,7%, dan sependapat dengan Valentine (1997 dalam
didukung dengan usia pasien yang Simarmata, 2010) yang di dalam
kebanyakan di atas 30 tahun yaitu penelitiannya mengemukakan bahwa
sebanyak 74,3% (tabel 1.). Waluyo (2009) pilihan pasien dalam mencari pusat
di dalam penelitiannya menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
orang dewasa mempunyai sikap-sikap pengalaman positif terhadap perilaku
tertentu akibat dari pengalaman yang caring perawat. Begitu juga dengan
banyak telah dimilikinya mempengaruhi Anjaswarni, Keliat, Sabri (2002) yang
harapan yang tinggi akan pelayanan yang juga menjelaskan di dalam penelitiannya
dipersepsikan layak didapatkan. bahwa pengalaman pasien terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang pelayanan keperawatan yang pernah
diperoleh yaitu sebanyak 94,3% pasien diterima atau informasi yang pernah
yang memiliki harapan tinggi akan diperoleh sebelumnya tentang pelayanan
perilaku caring perawat memperlihatkan keperawatan dapat membentuk harapan
bahwa perilaku caring perawat menjadi pasien menjadi kompleks terhadap
keinginan pasien ketika perawat pelayanan keperawatan tersebut.
memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien, sehingga pasien memiliki harapan Tingkat Kepuasan Pasien terhadap
yang tinggi terhadap caring yang menjadi Perilaku Caring Perawat
kebutuhan pasien. Sependapat dengan Tabel 4. Analisis Tingkat Kepuasan
Wolf, et al, (2003 dalam Simarmata, Pasien terhadap Perilaku
2010) yang menyatakan di dalam Caring Perawat berdasarkan
penelitiannya bahwa harapan pasien akan Komponen-Komponen Faktor
asuhan keperawatan yang mencakup Carative Caring
No Faktor Min Max Mean SD Med Mod
perilaku caring di dalamnya. Begitu juga Carative
dengan Felgen (2003 dalam Simarmata, 1 Pendekatan 2 4 3,09 0,474 3 3
humanistik
2010) yang menyatakan bahwa pasien/ dan altruistik
konsumen dari pusat pelayanan kesehatan 2 Menanamkan 2 4 3,16 0,555 3 3
sikap
mengharapkan perawat memiliki perilaku penuh harapan
caring dalam memberikan pelayanan
3 Kepekaan 3 4 3,14 0,643 3 3
kesehatan. terhadap sendiri
Data tambahan yang diperoleh dan orang lain

peneliti saat pengumpulan data dari 4 Hubungan 3 4 3,30 0,462 3 3


saling percaya
beberapa orang pasien yang diberi dan saling
kesempatan untuk menyampaikan membantu
ungkapan mereka akan pelayanan 5 Meningkatkan 2 4 3,19 0,572 3 3
keperawatan yang dirasakan menyatakan menerima ekspresi
perasaan positif dan
bahwa timbulnya harapan pasien akan negatif
pelayanan caring oleh perawat di rumah 6 Menggunakan 3 4 3,66 0,478 4 4
sakit dipengaruhi karena pelayanan caring solving dalam
mengambil
menjadi keinginan dan kebutuhan bagi keputusan
pasien sebagai akibat dari pengalaman

48
7 Meningkatkan 1 4 2,36 0,566 2 2
proses pembelajaran
penyembuhan dengan rentang nilai 1-3,
dalam hubungan mean 1,51, standar deviasi 0,531, median
interpersonal
1,5, modus 1 (tabel 4.). Data tambahan
8 Menciptakan 3 4 3,70 0,462 4 4 yang diperoleh peneliti saat pengumpulan
No Faktor Min Max Mean SD Med Mod
Carative
data dari beberapa orang pasien yang
lingkungan fisik, diberi kesempatan untuk menyampaikan
mental, sosiokultural
dan spiritual
ungkapan mereka akan pelayanan
keperawatan yang dirasakan menyatakan
9 Memberi 1 3 1,64 0,539 2 2
bantuan dalam bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual
pemenuhan pada pasien di ruangan telah dilakukan
kebutuhan manusia
oleh beberapa perawat tetapi belum
10 Terbuka pada 1 3 1,51 0,531 1,5 1 maksimal dilaksanakan sepenuhnya.
eksistensial
fenomenologikal Pasien menyatakan bahwa mayoritas
dan dimensi
spiritual
kebutuhan spiritual mereka dipenuhi dari
penyembuhan mereka atau keluarga mereka sendiri,
Total 20 38 28,75 5,282 28,5 28
hanya ada beberapa perawat yang
Tabel 4. memperlihatkan membantu pasien dalam memenuhi
berdasarkan sepuluh faktor carative kebutuhan spiritualnya. Peterson &
caring maka faktor yang paling Nelson (1987 dalam Potter & Perry, 2005)
berkontribusi dalam memberikan menjelaskan bahwa perawat sering ragu
kepuasan kepada pasien adalah untuk mendiskusikan masalah spiritual
menciptakan lingkungan fisik, mental, klien karena mereka yakin bahwa tidak
sosiokultural, dan spiritual dengan rentang sesuai bagi mereka untuk berbagi
nilai 3-4, mean 3,70, standar deviasi keyakinan filosofi atau spiritual mereka
0,462, median 4 dan modus 4 (tabel 4.). dengan klien yang mungkin mengalami
Hal ini sesuai dengan pendapat Sabarguna gejala yang melemahkan. Sependapat
(2004 dalam Waluyo, 2009) menjelaskan Azzam (2009) dalam penelitiannya yang
bahwa pelanggan puas bila pelayanan menyatakan bahwa asuhan spiritual belum
yang tepat, kompeten, ramah, dan dilakukan oleh perawat dalam praktik
menanggapi semua keluhan dengan profesionalnya sehari-hari dengan
bijaksana. Pendapat tersebut juga dibuktikan oleh sulitnya menemukan
didukung pernyataan Wolf (1998) yang dokumen dalam catatan keperawatan yang
menyatakan bahwa pasien merasa tidak memperlihatkan bukti bahwa asuhan
puas ketika mereka tidak diperhatikan, spiritual telah dilakukan dengan baik.
kurang diberikan dukungan emosional,
datang ke ruangan ketika harus Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
mengerjakan sesuatu dan dengan cepat Tingkat Kepuasan Pasien
meninggalkan ruangan. terhadap Perilaku Caring
Namun hal ini bertentangan Perawat
dengan hasil yang diperoleh Anjaswarni, No Kepuasan Pasien Frekuensi (%)
Keliat, Sabri (2002) yang menjelaskan 1 Puas 55 78,6
bahwa rata-rata pencapaian tingkat 2. Tidak puas 15 21,4
kepuasan terendah berhubungan dengan
Jumlah 70 100,0
sepuluh faktor karatif kemampuan
perawat dalam menciptakan lingkungan Tabel 5. memperlihatkan bahwa
yang suportif, protektif, dan perbaikan sebagian besar (78,6%) pasien merasa
fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual puas terhadap perilaku caring perawat.
yaitu sebanyak 67,15%. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian
Sedangkan faktor carative caring tingkat kepuasan pasien hampir
yang paling sedikit berkontribusi terhadap mendekati 100% yang berarti cenderung
kepusan pasien adalah faktor kemampuan merasa puas terhadap perilaku caring
perawat untuk terbuka pada eksistensial, perawat. Hasil ini dapat dimengerti jika
fenomenologikal dan dimensi spiritual merujuk pendapat Wahyuni dan Amelia

49
(2008) yang menyatakan dalam memengaruhi kepuasan konsumen, yang
penelitiannya bahwa kepuasan pasien menunjukkan bahwa setiap peningkatan
sudah pasti meningkat apabila perawat harapan terhadap sesuatu tidak akan
dapat memberikan pelayanan yang meningkatkan kepuasan konsumen dalam
memenuhi unsur-unsur karatif caring. arti bahwa hasil yang diperoleh Iqbal
Begitu juga dengan pendapat Anjaswarni, (2008) menunjukkan bahwa tingginya
Keliat, Sabri (2002) yang menyatakan harapan konsumen terhadap hal yang
bahwa pelaksanaan faktor-faktor karatif diharapkan tidak mempengaruhi kepuasan
dalam caring secara efektif dapat konsumen.
meningkatkan kepuasan klien terhadap
pelayanan kesehatan pada umumnya dan SIMPULAN DAN SARAN
pelayanan keperawatan pada khususnya. Hasil penelitian diperoleh bahwa
mayoritas (94,3%) pasien memiliki
Pengaruh Harapan Pasien terhadap harapan yang tinggi tentang perilaku
Tingkat Kepuasan Pasien pada caring perawat dan sebagian besar
Perilaku Caring Perawat (78,6%) pasien merasa puas terhadap
Tabel 6. Hasil Analisa Pengaruh Harapan perilaku caring perawat. Berdasarkan
Pasien terhadap Tingkat hasil penelitian memperlihatkan bahwa
Kepuasan Pasien pada Perilaku belum sempurnanya perawat memenuhi
Caring Perawat di Ruang Rawat kebutuhan spiritual pasien. Untuk itu,
Inap RSUD Deli Serdang Lubuk disarankan agar perawat lebih
Pakam memperhatihan kebutuhan spiritual pasien
Variabel Mean SD t Sig.(2-tailed) sehingga dapat meningkatkan kepuasan
Harapan 91,7 7,3 pasien.
83,5 * 0,000
Kepuasan 28,7 2,6 DAFTAR PUSTAKA
*p < 0,05 Anjaswarni, Keliat, Sabri. (2002).
Analisis Tingkat Kepuasan Klien
Tabel 6. mempelihatkan bahwa p Terhadap Perilaku Caring
value = 0,000 (p < 0,05) yang Perawat di Rumah Sakit Umum
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh Daerah Dr. Saiful Anwar
harapan pasien terhadap tingkat kepuasan Malang. Jurnal Keperawatan
pasien pada perilaku caring perawat di Indonesia volume 6. no.2, 41-48.
ruang rawat inap RSUD Deli Serdang Jakarta : Penerbit FIK UI.
Lubukpakam. Hasil ini sependapat dengan
Krowinski (1996 dalam Kamaruzaman, Azzam, R. (2009). Persepsi Perawat
2008) yang menyatakan bahwa harapan tentang Konsep Spiritualitas dan
pasien mempunyai peranan yang besar Asuhan Spiritual, Sebuah
dan berhubungan erat antara penentuan Renungan. Dibuka pada tanggal 5
kualitas pelayanan (produk jasa) dan Juni 2012 dari
kepuasan pasien. Dalam http://rohmanpsikfkkumj.wordpre
mengevaluasinya, pelanggan akan ss.com/2009/01/28/
menggunakan harapannya sebagai standar
atau acuan dan harapan merupakan Iqbal, M. (2008). Pengaruh Persepsi,
perkiraan atau keyakinan pasien tentang Nilai, Harapan, dan Kepercayaan
apa yang diterimanya. Hal ini juga terhadap KepuasanKonsumen
didukung oleh Chiou (2004 dalam Iqbal, pada Penyedia Jasa Internet di
2008) yang menemukan di dalam Jabotabek. Dibuka pada tanggal 5
penelitiannya bahwa harapan berpengaruh Juni 2012 dari
secara negatif terhadap kepuasan dan niat http://www.gunadarma.ac.id/libra
loyal. Namun hal ini bertentangan dengan ry/articles/graduate/economy/200
hasil yang diperoleh Iqbal (2008) yang 8/Artikel_10204636.pdf
menjelaskan bahwa harapan tidak

50
Kamaruzzaman. (2009). Pengaruh Wahyuni, A. S., dan Amelia, R. (2008).
Pelayanan Asuhan Keperawatan Hubungan Pelaksanaan Carative
Terhadap Kepuasan Pasien di Caring pada Perawat dengan
Badan Pelayanan Kesehatan Kepuasan Pasien Rawat Inap RS
Rumah Sakit Umum Sigli Tahun Haji Adam Malik Medan. Dibuka
2008. Dibuka pada tanggal 13 pada tanggal 13 Oktober 2011
Oktober 2011 dari dari
http://repository.usu.ac.id/bitstrea http://repository.usu.ac.id/handle/
m/123456789/6938/1/10E00518.p 123456789/1915
df
Waluyo, K. O. (2009). Hubungan
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Kepuasan dan Harapan Pasien
Fundamental Keperawatan: dengan Mutu Pelayanan di
Konsep, Proses, dan Praktik Instansi Rawat Jalan RSU DR.
(Edisi 4). Jakarta : EGC. Soetomo Surabaya. Dibuka pada
tanggal 32 Mei 2012 dari
Pramita, A. (2008). Harapan pada http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jur
Remaja Penyandang nal/11309118124_1411-9498.pdf
Thalassaemia Mayor. Dibuka
pada tanggal 3 Maret 2012 dari Wolf. (1998). Dasar-dasar Keperawatan.
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file Jakarta : Gunung Agung.
=digital/122361

Rachmadi. (2008). Pengaruh Kualitas


Pelayanan terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Inap Kelas III di
RSUD Kabupaten Karimun.
Dibuka pada tanggal 30 Mei
2012 dari
http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/de
til/id/7:543/q/pengarang:Rachm
adi%20/offset/0/limit/15

Simarmata, A. I. (2010). Perilaku Caring


Perawat dalam Memberikan
Asuhan Keperawatan pada
Pasien Gangguan Jiwa di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provsu
Medan. Dibuka pada tanggal 30
Mei 2012 dari
http://repository.usu.ac.id/handle/
123456789/20598

Tjiptono, F. (2002). Manajemen Jasa.


Yogyakarta : ANDI.

51

Anda mungkin juga menyukai