Anda di halaman 1dari 27

Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas

Brawijaya (2016)

1. :
BAB VI
PEKERJAAN JALAN

1.1 Tanah Dasar (Sub Grade)


1.1.1 Uraian
Yang dimaksud dengan Lapisan Tanah Dasar (Sub Grade) adalah bagian badan
jalan yang terletak dibawah lapis pondasi bawah atau pondasi atas yang merupakan
landasan/dasar konstruksi pekerjaan jalan. Lapis Tanah Dasar meliputi lebar badan
jalan (terdiri dari lebar jalan lalu lintas, bahu jalan dan tempat parkir) seperti yang
terlihat dalam Gambar Rencana.

1.1.2 Jenis dan Lingkup Pekerjaan


Lapis Tanah Dasar dibedakan menurut kedudukan cara pengerjaannya sebagaimana
diuraikan dibawah ini :
 Lapisan Tanah Dasar pada galian tanah.
 Lapisan Tanah Dasar pada galian tertentu.
 Lapisan Tanah Dasar pada timbunan, yang merupakan lapisan atas dari timbunan
padat.

1.1.3 Pekerjaan Persiapan


 Kontraktor harus menyediakan tiga buah mal lengkung dari bahan logam sesuai
dengam gambar standard untuk menguji bentuk lengkung permukaan jalan, yang
harus dijaga sedemikan sehingga bentuk yang benar dari permukaan perkerasan
selalu dapat dicapai. Kontraktor juga harus menyediakan mal datar secukupnya,
sepanjang 3 meter untuk pemeriksaan kerataan memanjang permukaan jalan.
Penyediaan mal lengkung dan mal datar ini pembayarannya termasuk dalam biaya
kontrak.
Gorong-gorong, pipa-pipa peresapan dan konstruksi-konstruksi sekunder lainnya
yang terletak dibawah lapis tanah dasar, termasuk timbunan pengisi lubang-lubang
galian, bila perlu sampai 30 cm dibawah lapis tanah dasar harus sudah

II-1
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

diselesaikan sebelum pekerjaan untuk lapis tanah dasar dimulai. selokan-selokan,


pipa-pipa peresapan, pengaliran air dan konstruksi ujung untuk pipa-pipa itu harus

sudah bekerja secara sempurna agar pengaliran air lancar dan tidak akan
menyebabkan kerusakan pada lapis tanah dasar. Pekerjaan lapis tanah dasar
baru boleh dimulai setelah pekerjaan persiapan ini disetujui sepenuhnya oleh
Direksi.
 Semua material sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan lapis tanah
dipadatkan sampai 100% dari maksimum kepadatan kering yang diperoleh dari
percobaan labotarium PB.0111-66(AASSH-TO 99).

1.1.4 Perlindungan Terhadap Pekerjaan Yang Telah Selesai


Tiap bagian pekerjaan lapis tanah dasar yang telah diselesaikan harus dilindungi agar
tidak mengering, pecah-pecah atau mengalami kerusakan lain. Kerusakan-kerusakan
yang disebabkan karena kurangnya perhatian pihak Kontraktor, harus diperbaiki yang
akan diperintahkan oleh Direksi tanpa adanya tambahan pembayaran.

1.1.5 Lalu-lintas dan Perbaikan-perbaikan


Kontraktor bertanggungjawab atas semua konsekwensi dari lewatnya lalu-lintas pada
lapisan tanah dasar yang telah selesai dikerjakan, dimana perlu lalu-lintas tersebut
dapat dicegah untuk melewatinya dengan menyediakan jalan simpang lain. Kontraktor
harus memperbaiki kerusakan akibat kendaraan baik kendaraan kontraktor maupun
kendaraan yang lain. Kontraktor harus menyesuaikan volume pekerjaan lapis tanah
dasar sesuai kemampuan peralatan yang ada untuk pemeliharaan. Kontraktor harus
mengusahakan juga agar pekerjaan lapis dasar tanah secepat mungkin disusul dengan
pekerjaan lapis pondasi bawah atas, sebab pekerjaan lapis tanah dasar yang telah
diselesaikan apabila dibiarkan terlalu lama dan tidak segera ditutup dengan pekerjaan-
pekerjaan selanjutnya akan mengalami kerusakan.

1.1.6 Petunjuk Direksi


 Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk tambahan

II-2
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

 Mutu dan jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui Direksi mutu hasil
pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dan cara
yang ditetapkan.

 Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan yang


telah ditetapkan, Kontraktor wajib untuk memperbaiki sesuai petunjuk Direksi.
Segala biaya dan resiko sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebut menjadi
tanggungjawab Kontraktor.

1.2 Membentuk Badan Jalan/Sub Grade Dengan Timbunan


1.2.1 Pelaksanaan
Bila lapis tanah terletak pada timbunan, bahan-bahan yang ditempatkan pada bagian
atas timbunan tersebut sampai ketebalan 20 cm dibawah permukaan lapis tanah dasar
harus memenuhi persyaratan kepadatan.
Alat pemadat yang tepat yang disetujui oleh Direksi dapat digunakan untuk pemadatan,
kadar air harus diatur agar didapat berat kering seperti yang dipersyaratkan untuk lapis
tanah dasar. Bila material-material yang tidak cukup baik terlanjur digunakan harus
dibongkar kembali dan diganti sebagaimana disyaratkan tanpa tambahan
pembayaran.

1.2.2 Cara Pengukuran


Lapisan tanah dasar yang pada timbunan tidak akan dibayar secara tersendiri tapi
termasuk dalam pekerjaan timbunan badan jalan.

1.2.3 Dasar Pembayaran


 Pekerjaan lapis tanah dasar pada timbunan sudah termasuk dalam mata
pembiayaan Konstruksi Timbunan.
 Pemindahan / pembuangan material yang lebih atau tidak memenuhi syarat untuk
pekerjaan lapis tanah dasar akan dibayar dalam mata pembiayaan sesuai dengan
itu pada Konstruksi Timbunan, atau dianggap galian biasa sebagaimana menurut
kenyataannya.

II-3
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

1.3 Memperbaiki / Membuat Bahu Jalan


1.3.1 Uraian
Yang dimaksud dengan bahu jalan adalah bagian jalan yang termasuk antara tepi jalur
lalu-lintas dan garis potong antara bidang permukaan atas dan bidang lereng dan
jalan.

1.3.2 Bahan
Bahu jalan dibuat dari bahan yang membuat ketahanan lebih besar terhadap
pengrusakan oleh lalu-lintas dibanding dengan persyaratan yang biasa untuk bahan
urugan. Kecuali disyaratkan lain, maka bahan untuk bahu jalan harus sejenis dengan
yang digunakan untuk lapis pondasi bawah, dengan atau tanpa ditambah
perkerasan (surface treatment).

1.3.3 Pelaksanaan
 Bahu jalan dikerjakan sesuai dengan persyaratan pekerjaan untuk lapis pondasai
bawah dan dengan atau tanpa pekerjaan lapis penutup (surface treatment).
Sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar Rencana.
 Petunjuk Direksi
 Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk tambahan.
 Mutu dan Jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui pemeriksaan dengan
jumlah dan cara yang ditetapkan.
 Bila terjadi ketidaksesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan, Kontraktor wajib untuk memperbaiki sesuai petunjuk Direksi.
Segala biaya dan resiko sebagai akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggungjawab Kontraktor.

II-4
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

1.3.4 Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Dasar Pembayaran


Semua pekerjaan yang disebutkan disini akan diukur dan dibayar sesuai dengan mata
pembiayaan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah yang sejenis dan cara pekerjaan lapis
permukaan yang sejenis.

1.4 Lapis Pondasi Bawah (Sub Base)


1.4.1 Umum
 Uraian
Lapisan Pondasi Bawah Agregat adalah bagian konstruksi perkerasan
yang antara tanah dasar dan pondasi atas, yang terdiri dari batu/kerikil yang
mempunyai persyaratan tertentu. Lebar dan tebalnya sesuai dengan Gambar
Rencana, atau ditetapkan oleh Direksi.
 Sifat
Dalam kedudukannya sebagai bagian konstruksi perkerasan jalan, Pondasi Bawah
Agregat mempunyai nilai struktural.

1.4.2 Pelaksanaan
 Persiapan Tanah Dasar
Sebelum penghamparan agregat dimulai, terlebih dahulu tanah dasar harus sudah
siap sebagaimana dipersyaratkan dalam Gambar Rencana.
 Pencampuran dan Penghamparan
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor dapat mencampur bahan menurut
salah satu cara sebagai berikut :
- Cara dengan peralatan tidak berjalan (stasioner)
Agregat dan air harus dicampur dalam alat pencampur yang sudah disetujui
Direksi. Selama pencampuran, jumlah air harus diatur agar diperoleh kadar air
yang sesuai dengan yang diperlukan untuk pemadatan yang disyaratkan.
Setelah selesai pencampuran, bahan diangkut ke tempat pekerjaan dengan
menjaga kadar airnya dalam batas yang dipersyaratkan dan harus dihampar
dengan alat yang telah disetujui Direksi.

II-5
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

- Cara dengan peralatan berjalan (mobil)


Setelah bahan untuk tiap lapis dihampar dengan mesin penebar agregat atau
mesin lain yang disetujui Direksi. Pencampuran dilakukan dengan mesin
pencampur berjalan sehingga campuran merata. Selama pencampuran, jumlah
air harus diatur agar diperoleh kadar air yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk pemadatan.

- Cara pencampuran di tempat


Setelah bahan setiap lapis dihampar, sambil mengatur kadar airnya, bahan
dicampur dengan motor grader atau mesin lain yang disetujui Direksi sampai
benar-benar merata.
Bahan lapis pondasi bawah harus dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis
sedemikian rupa sehingga dengan alat-alat yang tersedia dapat dicapai
kepadatan maksimum yang disyaratkan. Tebal lapisan tidak boleh lebih dari 25
cm. Apabila selanjutnya dilaksanakan setelah terdahulu selesai dipadatkan dan
dibentuk.
Penghamparan bahan harus dimulai dari tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan
harus menggunakan alat yang dapat memberikan hasil penghamparan
seragam. Penempatan bahan yang akan dihampar harus dengan jumlah dan
jarak yang tepat agar bila dilakukan perataan dan pemadatan dapat mencapai
tebal yang sesuai dengan persyaratan dalam Gambar Rencana. Apabila
dilakukan pembongkaran lapisan pada suatu tempat yang telah selesai
dipadatkan, pembongkaran tersebut dilakukan pada seluruh lebar dan tebal
lapisan agar tidak menimbulkan kepadatan yang tidak seragam.

 Pemadatan
Setelah selesai penghamparan dan perataan, tiap lapisan harus segera
dipadatkan pada seluruh lembar hamparan dengan menggunakan mesin gilas roda
besi atau mesin gilas roda karet, atau mesin gilas lain yang disetujui Direksi. Pada
bagian yang lurus, pemadatan dilakukan mulai dari bagian tepi hamparan,
bergeser ke bagian tengah sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlang-

II-6
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

sung menerus tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai terpadatkan


secara merata.
Pada tikungan (bagian yang miring) pemadatan dimulai dari bagian yang rendah
dan bergeser kearah bagian yang tinggi. Apabila pada suatu tempat terjadi
ketidakwajaran atau penurunan, pada tempat tersebut harus segera dilakukan
pembongkaran dan penggantian atau penambahan bahan dan kemudian
memadatkannnya kembali sampai mencapai kepadatan yang seragam dan rata
dengan permukaan sekitarnya yang telah selesai dipadatkan. Pada tepi-tepi
kerb, dinding-dinding dan tempat-tempat yang tidak bisa dicapai dengan mesin

gilas, pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat yang tepat. Lapisan harus
dipadatkan dan diratakan sehingga dicapai permukaan yang sesuai dengan
persyaratan dalam Gambar Rencana kepadatan setiap lapisan, minimum harus
mencapai 95% kepadatan berdasarkan percobaan Kepadatan berat MPBJ PB.
0112 - 66 dan harus mencakup seluruh tebal lapisan. Selama pelaksanaan Direksi
akan menetapkan pemeriksaan pada tempat-tempat yang dipilihnya, untuk
memeriksa tebal dan kepadatan lapisan (MPBJ PB.0193 - 66). Pembuatan dan
pengisian kembali lubang-lubang pemeriksaan dilakukan Kontraktor dengan diawasi
Direksi.
 Petunjuk Direksi
- Direksi dapat memberikan petunjuk tambahan
- Mutu dan jumlah bahan yang digunakan harus disetujui Direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui Direksi berdasarkan hasil pemeriksaan dengan
jumlah dan cara yang ditetapkan.
- Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki/menyempurnakannya sesuai petunjuk Direksi. Segala biaya dan
resiko sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.

1.4.3 Cara Pengukuran Hasil Pekerjaan


Selain pembayaran untuk pembayaran ganti rugi, Kontraktor juga harus membiayai
hal-hal yang perlu atau yang diminta oleh yang bersangkutan atau pengambilan bahan

II-7
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

untuk Pondasi Bawah Agregat. Dalam keadaan apapun, pemilik tidak dibebani biaya
lain selain yang disebut pada Harga Kontrak. Jumlah hasil pekerjaan yang akan dibayar
adalah jumlah meter kubik sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui Direksi.
Perhitungan volume akan didasarkan pada tebal dan lebar teoritis menurut Gambar
Rencana, serta panjang menurut kenyataannya yang telah dikerjakan selama
pelaksanaan. Tebal lapisan selalu diperiksa, agar setelah pemadatan dapat dicapai
tebal lapisan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Variasi tebal lapisan yang telah
selesai dipadatkan tidak boleh lebih dari 1,5 cm.

1.4.4 Dasar Pembayaran


Jumlah hasil pekerjaan yang diukur seperti di atas, akan dibayarkan berdasarkan
Harga Satuan untuk tiap mata pembayaran yang sesuai seperti dibawah ini, yang telah
mencakup semua pembayaran yang diperlukan dan hal-hal lain yang merupakan
keharusan untuk dapat mencapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya.

1.5 Lapis Pondasi Atas (Base)


1.5.1 Umum
 Uraian
Pondasi atas batu pecah (agregat) adalah bagian konstruksi perkerasan jalan
yang terletak antara lapis permukaaan dan lapis pondasi bawah, antara
permukaan dan tanah dasar kalau lapis pondasi atas tidak ada, yang terdiri dari
batu/kerikil pecah yang mempunyai persyaratan tertentu. Lebar dan Tebal lapisan
Pondasi Atas Agregat sesuai dengan Gambar Rencana atau ditetapkan oleh Direksi
sesuai dengan keperluan.
 Sifat
Dalam kedudukan sebagi bagian konstruksi perkerasan jalan, Pondasi Atas Agregat
mempunyai nilai struktural.

1.5.2 Pelaksanaan
 Persiapan pada permukaan lapis pondasi bawah

II-8
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Sebelum penghamparan agregat dimulai, permukaan lapis pondasi bawah harus


sudah sempurna dikerjakan, dibentuk sebagaimana dipersyaratkan dalam
Gambar Rencana.
 Pencampuran dan Penghamparan
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor dapat mencampur bahan menurut
salah satu cara sebagai berikut :
- Cara dengan peralatan yang tidak berjalan (stasioner)
Agregat dan air harus dicampur dalam alat pencampur yang sudah disetujui
Direksi. Selama pencampuran, jumlah air harus diatur agar diperoleh kadar air
yang sesuai dengan yang diperlukan untuk pemadatan yang disyaratkan.
Setelah selesai pencampuran, bahan diangkut ketempat pekerjaan dengan
menjaga kadar airnya dalam batas yang telah disetujui Direksi.

- Cara dengan peralatan berjalan (mobil)


Setelah bahan untuk tiap lapisan dihampar dengan mesin penebar agregat
atau mesin lain disetujui Direksi, pencampuran dilakukan dengan mesin
pencampur berjalan sehingga pencampuran merata. Selama pencampuran,
jumlah air diatur agar diperoleh kadar air yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk pemadatan.
- Cara pencampuran di tempat
Setelah bahan setiap lapisan dihampar, sambil mengatur kadar airnya, bahan
dicampur dengan motor grader atau mesin lain yang disetujui Direksi sampai
benar-benar merata. Bahan Pondasi Atas Agregat harus dihampar dan
dipadatkan lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga dengan alat-alat yang
tersedia dapat dicapai kepadatan maksimum yang isyaratkan. Tebal lapisan
tidak boleh lebih dari satu lapis, penghamparan lapis selanjutnya dilaksanakan
setelah lapis terdahulu dipadatkan dan dibentuk. Penghamparan bahan harus
dimulai dari tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan harus menggunakan alat
yang dapat memberikan hasil penghamparan seragam. Penempatan bahan yang
akan dihampar harus dengan jumlah dan jarak yang tepat agar bila dilakukan
perataan dan pemadatan dapat mencapai tebal yang sesuai dengan persyaratan
dalam Gambar Rencana.

II-9
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Apabila dilakukan pembongkaran lapisan pada suatu tempat yang telah


selesai dipadatkan, pembongkaran tersebut dilakukan pada seluruh lebar dan
tebal lapisan agar tidak menimbulkan kepadatan yang tidak seragam.
 Pemadatan
Setelah selesai penghamparan dan perataan, tiap lapisan harus segera
dipadatkan pada seluruh lembar hamparan dengan menggunakan mesin gilas roda
besi atau mesin gilas roda karet, atau mesin gilas lain yang disetujui Direksi. Pada
bagian yang lurus pemadatan dilakukan mulai dari bagian tepi hamparan, bergeser
ke bagian tengah sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung
menerus tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai terpadatkan secara
merata. Pada tikungan (bagian yang miring) pemadatan dimulai dari bagian yang
rendah dan bergeser kerah bagian yang tinggi. Apabila pada suatu tempat terjadi
ketidakwajaran atau penurunan, pada tempat tersebut harus segera dilakukan
pembongkaran dan penggantian atau penambahan bahan dan kemudian

memadatkannnya kembali sampai mencapai kepadatan yang seragam dan rata


dengan permukaan sekitarnya yang telah selesai dipadatkan.
Pada tepi-tepi kerb, dinding-dinding dan tempat-tempat yang tidak bisa dicapai
dengan mesin gilas, pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat yang tepat.
Lapisan harus dipadatkan dan diratakan sehingga dicapai permukaan yang sesuai
dengan persyaratan dalam Gambar Rencana kepadatan setiap lapisan, minimum
harus mencapai 95% kepadatan berdasarkan percobaan Kepadatan berat MPBJ
PB. 0112 - 66 dan harus mencakup seluruh tebal lapisan. Selama pelaksanaan
Direksi akan menetapkan pemeriksaan pada tempat-tempat yang dipilihnya,
untuk memeriksa tebal dan kepadatan lapisan (MPBJ PB.0193 - 66).
Pemmbuatan dan pengisian kembali lubang-lubang pemeriksaan dilakukan
Kontraktor dengan diawasi Direksi.
 Petunjuk Direksi
- Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk tambahan
- Mutu dan jumlah bahan yang digunakan harus disetujui Direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui Direksi berdasarkan hasil pemeriksaan dengan
jumlah dan cara yang ditetapkan.

II-10
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

- Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan


yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki/menyempurnakannya sesuai petunjuk Direksi. Segala biaya dan
resiko sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.

Cara Pengukuran Hasil Pekerjaan


Selain pembayaran untuk pembayaran ganti rugi, Kontraktor juga harus
membiayai hal-hal yang perlu atau yang diminta oleh yang bersangkutan atau
pengambilan bahan untuk Pondasi Bawah Agregat.
Dalam keadaan apapun, pemilik tidak dibebani biaya lain selain yang disebut
pada Harga Kontrak. Jumlah hasil pekerjaan yang akan dibayar adalah jumlah
meter kubik sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui Direksi. Perhitungan
volume akan didasarkan pada tebal dan lebar teoritis menurut Gambar
Rencana, serta panjang menurut kenyataannya yang telah dikerjakan selama
pelaksanaan. Tebal lapisan selalu diperiksa, agar setelah pemadatan dapat
dicapai tebal lapisan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Variasi tebal lapisan
yang telah selesai dipadatkan tidak boleh lebih dari 1,5 cm bila diukur dengan
menggunakan mal lengkung dan mal datar.
1.5.3 Dasar Pembayaran
Jumlah hasil pekerjaan yang diukur seperti di atas, akan dibayarkan berdasarkan Harga
Satuan untuk tiap mata pembayaran yang sesuai seperti dibawah ini, yang telah
mencakup semua pembayaran yang diperlukan dan hal-hal lain yang merupakan
keharusan untuk dapat mencapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Nomor Mata Pembiayaan dan Uraian Satuan
- LPA (Lapis Pondasi Atas) Meter persegi
Batu pecah kelas A
- LPA (Lapis Pondasi Atas) Meter persegi
Batu pecah kelas B

1.6 Lapis Penetrasi Makadam (Lapen)


1.6.1 Umum
 Uraian

II-11
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Lapisan Penetrasi Makadam (LAPEN) merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan agregat pengunci dengan gradasi terbuka yang diikat oleh aspal
dengan cara menyemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis apabila
akan dipergunakan sebagai lapis permukaan, harus diberi leburan aspal dengan
agregat penutup. Dilaksanakan dengan cara sedang dan peralatan terbatas.
 Sifat
Sebagai lapis perkerasan jalan. LAPEN mempunyai sifat :
 Mempunyai nilai struktural
 Tidak kedap air
 Kenyal dan mempunyai permukaan yang kasar
 Dapat digunakan untuk lalu lintas ringan sampai sedang
 Kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara agregat pokok dan
agregat pengunci

1.6.2 Pelaksanaan
 Umum
Kontraktor harus mengusahakan pelaksanaan yang sebaik-baiknya agar diperoleh
mutu hasil yang memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi.
 Peralatan
Apabila Direksi tidak menentukan lain, Kontraktor harus menggunakan peralatan
sebagai berikut dibawah ini :
- Peralatan yang dipergunakan di tempat penimbunan bahan terdiri dari :
+ Truk
+ Ketel Aspal
+ Mesin Pemuat (Loader)
- Peralatan yang diperlukan di tempat pekerjaan terdiri dari :
+ Mesin Penyemprot Aspal
+ Mesin Penebar Agregat
+ Mesin Gilas Roda Besi 6-8 ton
+ Mesin Gilas Roda Karet (jika diperlukan)

II-12
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

+ Tangki Air (jika diperlukan)


+ Gerobak dorong, sekop, emrat dan alat-alat bantu lainnya.
 Cara Pelaksanaan
 Permukaan yang akan dilapisi LAPEN harus bersih, bebas dari lempung, debu,
bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki, lobang-lobang harus
diperbaiki/ditambal (lihat lampiran).
 Permukaan yang sudah beraspal harus kering dan diberi lapis pengikat (tack
coat) sebaiknya RC-250 sebanyak 0,5 liter per m2 sedang permukaan yang
belum beraspal harus lembab dan diberi lapisan resap pengikat (prine coat
sebaik MC-250) sebanyak 0,5 liter per m2.
 Penebaran Agregat pokok dilakukan dengan mesin penebar agregat sedemikian
rupa sampai jumlah yang dikehendaki per satuan luas dipenuhi, dan
mempunyai kemiringan melintas 2%.
 Pemadatan agregat pokok dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton
dengan kecepatan  3 km/jam sebanyak 6 lintasan.
 Penyemprotan aspal pada agregat pokok dilakukan dengan mesin penyemprot
aspal sedemikian rupa agar merata dan jumlah yang dikehendaki per satuan

luas terpenuhi. Selama penyemprotan, temperatur aspal dijaga antara 135 o- 160
o
C.
 Penebaran agregat pengunci dilakukan segara setelah penyemprotan aspal
pada agregat pokok.
 Pemadatan agregat pengunci dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton
dengan kecepatan  3 km/jam sampai kedudukan agregat pengunci tertanam
dengan baik (tidak goyang).
 Apabila LAPEN, digunakan sebagai lapis permukaan kemudian dilakukan
pekerjaan sebagai berikut : Penyemprotan aspal pada agregat pengunci
dilakukan dengan emrat secara merata dengan jumlah aspal sesuai kebutuhan
segera setelah penyemprotan aspal pada agregat pengunci selesai. Pemadatan
agregat penutup dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton sebanyak 6
lintasan.
 Kebutuhan aspal dan agregat adalah sebagai berikut :

II-13
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Tebal Agregat Pokok (m3/m2) Aspal Agregat Aspal Agregat


Lapisan (l/m2) Pengunci (l/m2) Penutup
LAPEN 6-10 cm 5-8 cm 4 -5 cm (m3/m2) (m3/m2)
10 200 8,5 25 1,5 14
9 180 6,5 25 1,5 14
8 160 6,5 25 1,5 14
8 152 6,0 25 1,5 14
6 140 5,5 25 1,5 14
6 133 5,2 25 1,5 14
6 144 4,4 25 1,5 14
5 105 3,5 25 1,5 14
5 80 2,5 25 1,5 14

 Petunjuk Direksi
 Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk tambahan
 Mutu dan jumlah yang dipergunakan harus disetujui Direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dan
cara yang ditetapkan.
 Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki /
menyempurnakannya sesuai petunjuk Direksi. Segala biaya dan resiko
sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.

1.6.3 Cara Pengukuran Hasil Pekerjaan


Jumlah yang akan dibayarkan adalah jumlah volume lapisan LAPEN dalam meter
kubik yang telah dilaksanakan menurut syarat-syarat Spesifikasi ini dan telah disetujui

II-14
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Direksi. Perhitungan volume tersebut didasarkan atas lebar dan tebal rata-rata,panjang
kenyataan yang telah selesai dikerjakan dan disetujui Direksi.

1.6.4 Dasar Pembayaran


Jumlah volume yang didapat menurut pengukuran di atas akan dibayar menurut harga
satuan yang sudah mencakup segala biaya yang diperlukan untuk mencapai hasil
pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Nomor Mata Pembiayaan dan Uraian Satuan
LAPEN meter persegi

1.7 Lapisan Aspal Beton (Hotmix)


1.7.1 Umum
 Uraian
Lapis Aspal Beton (LASTON) merupakan suatu lapis permukaan konstruksi jalan
yang terdiri campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus,
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu,
sesuai spesifikasi ini.

 Sifat-sifat
Sebagai jenis permukaan pekerjaan jalan, LASTON mempunyai sifat-sifat :
+ Mempunyai nilai struktural
+ Kedap air
+ Mempunyai stabilitas tinggi
+ Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan
 Komposisi Umum Campuran
Campuran LASTON terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filter dan aspal.
Agregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan
yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi. Terhadap agregat, campuran ini ditambahkan aspal dalam jumlah
tertentu sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini.
 Penentuan Jumlah Aspal

II-15
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Penentuan jumlah aspal, dalam presentasi berat, yang harus ditambah pada agregat
biasanya berkisar antara 4 sampai 6 persen berat agregat kering. Persentasi pasti
untuk pelaksanaan harus ditetapkan oleh Direksi atas dasar percobaan labotarium
dan analisa saringan agregat yang akan digunakan.
 Rumusan Perbandingan Campuran
Komposisi umum serta batas-batas suhu yang diuraikan dalam Spesifikasi ini
merupakan batas-batas ekstrim yang tidak boleh dilampaui.
Sebelum pelaksanaan dimukai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi
rumusan perbandingan campuran yang akan diterapkan dalam pelaksanaan.
Rumusan perbandingan campuran harus menujukkan satu angka presentase
agregat yang lolos pada tiap-tiap saringan yang ditetapkan, serta angka campuran,
dan satu pada waktu dikeluarkan dari mesin pencampur, dan satu angka suhu
campuran pada waktu bila dilapangan, dimana angka-angka tersebut harus
diletakkan dalam daerah yang diijinkan menurut batas-batas komposisi dan suhu
umum.
Berdasarkan seluruh atau sebagian rumusan perbandingan campuran yang
diajukan Kontraktor, Direksi menetapkan rumusan perbandingan yangakan
ditetapkan atau menganjurkan rumusan perbandingan campuran lain yang
menurut pandangannya sesuai dengan kondisi lapangan.

 Penerapan Rumusan Perbandingan Campuran dan Toleransi Semua campuran


yang dihasilkan harus sesuai dengan rumusan perbandingan campuran yang telah
ditetapkan oleh Direksi dengan toleransi sebagai berikut :
Butir yang lolos lebih besar % Toleransi
No. 8 dan yang lebih besar  5
No. 40  3
No.200  1
Toleransi jumlah aspal  0,3
Toleransi suku :
Campuran keluar dari alat
Campuran  10oC
Campuran tiba di lapangan  10oC

II-16
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Setiap hari, Direksi dapat mengambil contoh bahan dan campuran sebanyak yang
dikehendakinya untuk keperluan pengujian campuran.
Apabila campuran yang dihasilkan kurang memuaskan, atau oleh karena suatu
sebab tertentu, maka Direksi dapat menetapkan rumusan perbandingan rumusan
yang baru.
Apabila terjadi perubahan bahan atau perubahan sumber bahan, sebelum
campuran didatangkan ke lapangan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi
rumusan perbandingan campuran baru.
Apabila dari hasil pemeriksaan ternyata bahan tersebut membutuhkan jumlah aspal
lebih besar atau lebih kecil dari batas-batas yang telah ditetapkan, maka Direksi
dapat menolak penggunaan bahan tersebut.

1.7.2 Pelaksanaan
 Cuaca
Campuran hanya boleh dihampar apabila permukaan jalan benar-benar kering,
cuaca tidak berkabut atau hujan serta apabila permukaan jalan dalam keadaan
memuaskan.

 Kecepatan Kerja
Pekerjaan tidak boleh diselenggarakan apabila pengangkutan, mesin penghampar
atau mesin gilas atau buruh tidak memungkinkan menjamin unit pencampuran
dapat bekerja dengan kecepatan produksi minimum 60% kapasitasnya.
 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Mesin Pencampur
Semua peralatan produksi campuran dari jenis yang tepat, koordinasi sebaik-
baiknya dan dijalankan sesuai aturan yang seharusnya agar selalu memberikan
hasil campuran yang mempunyai mutu dalam batas-batas ijin yang telah
ditetapkan.

II-17
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Mesin pencampur, baik tipe batch atau tipe kontinu, harus mempunyai
kemampuan produksi yang cukup untuk melayani mesin penghampar agar pada
kecepatan normal dapat secara menerus menghampar dengan tebal yang
dikehendaki.
- Feeder
Alat-alat feeder untuk agregat harus memadai dalam mutu jumlah agar agregat
yang dimasukkan ke dalam pengeringan mencapai keseragaman dalam jumlah
atau mutu yang disyaratkan.
- Pengeringan
Suatu pengeringan yang berputar harus bekerja sempurna dan telah dipelihara
dengan baik dan dapat memberikan suhu yang disyaratkan.
- Saringan
Saringan yang dapat menghasilkan agregat dengan ukuran yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan harus disediakan dan dipelihara dengan baik. Alat
ini harus memberikan hasil saringan dengan variasi ukuran butir tidak lebih dari
10% lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
- Bin
Bin harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani pengaduk pada
saat bekerja maksimum. Bin paling tidak harus terdiri dari 3 kamar terpisah. Tiap
kamar harus dilengkapi dengan alat pembuang yang bekerja dengan baik, bila
bin telah penuh tanpa menimbulkan tercampurnya agregat dari macam-macam
ukuran.

- Unit Kontrol Aspal


Alat yang bekerja dengan sistim timbangan atau meteran harus disedikan
untuk menakar jumlah aspal yang perlu untuk campuran. Pada tiap saat alat
tersebut harus diperiksa agar kecepatan pengaliran atau jumlah aspal tetap
dalam batas-batas yang diijinkan.
- Termometer
o
Termometer yang dapat mengukur suhu dari 38 C, harus ditempatkan pipa
menyalurkan aspal didekat kran keluar. Termometer lainnya baik dari macam
dial, mercury, pyrometer, atau lainnya masing-masing ditempatkan pada

II-18
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

pengering, pencampur dan bagian-bagian lain yang memerlukan ketepatan


suhu.
- Penampung Debu
Mesin pencampur aspal harus dilengkapi dengan alat penampung debu yang
dipasang sedemikian rupa untuk membuang atau mengembalikan bahan-bahan
lain dalam proses pencampuran.
- Alat Kontrol Waktu Pencampuran
Mesin pencampur aspal harus dilengkapi dengan alat kontrol waktu
pencampuran yang dapat diatur sesuai dengan petunjuk Direksi.
- Labotarium Lapangan
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara labotarium lapangan sesuai
dengan ketentuan. Letak labotarium tersebut harus sedemikian agar mudah
terlihat semua bagian-bagiannya. Mesin-mesin yang bergerak harus terlindung
agar tidak membahayakan petugas.
- Perlengkapan Keselamatan
Tangga yang baik kelantai mesin mencampur yang dilengkapi dengan sandaran-
sandaran yang kokoh harus dipasang menghubungkan tempat-tempat yang
diperlukan kemudahan operasi mesin. Semua bagian mesin yang bergerak
harus terlindung agar tidak membahayakan petugas.

 Persyaratan Khusus Untuk Mesin Pencampur Tipe Batch


- Kotak Penimbang (Weigh Box)
Perlengkapan mesin pencampur aspal, harus mencakup pula kotak atau
hoper untuk menakar agregat secara tepat. Kotak penimbang atau hoper
bekerja dengan baik tanpa terganggu oleh peralatan lain. Sistim menutup dan
membuka alat ini harus diperhatikan agar tidak ada kebocoran dan pengedapan
bahan.
- Pengaduk

II-19
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Pengaduk (Batch Mixer) hendaknya terdiri dari pugmill kembar yang dapat
menghasilkan campuran yang seragam dalam batas-batas toleransi
perbandingan campuran. Pengadukan tersebut harus mempunyai kapasitas
tidak kurang dari 1/2 kapasitas Bin atau harus diperhitungkan sedemikian rupa
agar menjamin kelangsungan pekerjaan serta harus terpelihara dari segala
kemungkinan terjadinya kebocoran.
Pengadukan yang bukan tipe tertutup, harus dilengkapi dengan alat untuk
mencegah alat filter terbuang. Alat ini juga mempunyai sistim penyekat yang
baik selama periode-periode pencampuran basah dan kering.
Periode pencampuran kering adalah periode campuran sebelum aspal
ditambahkan. Periode pencampuran basah adalah periode antara saat
pemberian aspal dengan saat pintu pengaduk dibuka.
Alat-alat ini harus dilengkapi dengan sayap-sayap untuk mengaduk campuran
secara sempurna. Jarak antara sayap-sayap ini dengan bagian pengaduk
tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali apabila digunakan agregat yang
mempunyai ukuran yang lebih besar dari 2,5 cm (inchi),dimana jarak tersebut
diatur agar pada saat pencampuran agregat kasar hancur.

 Persyaratan Khusus Mesin Pencampur Tipe Kontinu


- Alat Kontrol Gradasi
Mesin campur harus dilengkapi dengan perlengkapan untuk menakar secara
tetap untuk tiap fraksi agregat yang telah ditetapkan, baik secara penimbangan
atau secara pengukuran volume.

Bila pengontrolan Gradasi dilakukan dengan takaran volume, alat tersebut


harus dilengkapi dengan feeder yang ditempatkan dibawah ini. Tiap-tiap bin
harus dilengkapi dengan lubang-lubang yang berukuran kira-kira 20-25 cm
dimana sisi dapat diatur ini, akan menunjukkan lebar lobang pada saat terbuka.
- Kalibrasi Berat Untuk Feeder Agregat
Harus disediakan ala kalibrasi untuk memeriksa lubang pengeluaran bin dengan
cara pemeriksaan berar dari contoh yang dikeluarkan dari bin.

II-20
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Harus diusahakan untuk dapat mengeluarkan dengan lancar contoh bahan


semua campuran dari semua bin seberat 150 kg atau lebih kira-kira 50 kg
untuk tiap bin.
- Sinkronisasi Penakaran Agregat dan Aspal
Harus tersedia alat pengaliran aspal dan pemberian agregat sedemikian rupa
agar didapat hasil yang optimal. Alat ini harus bekerja dengan sistem
mengunci dengan kokoh.
- Unit Pencampuran (Unit Mixer) Dengan Sistem Kontinu
Unit pencampuran dengan sistem kontinu terdiri dari pugmil kembar sistem
jacketed, yang dapat memberikan hasil campuran seperti yang disyaratkan.
Sayap-sayap hendaknya dari tipe yang bisa disetel untuk kedudukan miring
terhadap as dapat dibalik untuk menahan pengaliran campuran. Penentuan
lama waktu mencampur harus ditetapkan atas dasar berat dan dengan
menggunakan rumus berikut ini :
Kapasitas dalam kg
Lama waktu mencampur (detik) =
Output pugmil dalam kg / det

- Hoper
Mesin pencampur harus dilengkapi denga hoper pada ujung pengeluaran hasil
pencampuran, dari ukuran yang dibuat sedemikian rupa agar pemisahan bahan
(segregation) tidak terjadi. Elevator untuk keperluan pemuatan campuran yang
harus mempunyai hoper yang sesuai.
 Alat-alat Pengangkut, Mesin Pencampur dan Mesin Gilas
- Truk
Bak truk yang digunakan untuk mengangkut adukan harus rapat, bersih dan
terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air sabun, fluel, oil atau larutan
kapur (lime solution) untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap

truk harus dilengkapi dengan tutup kanvas untuk melindungi adukan dari
pengaruh cuaca. Truk-truk yang ternyata menyebabkan pemisahan bahan
adukan akibat sistem pegas atau getaran-getaran atau faktor-faktor lain atau
menyebabkan kelambatan, tidak boleh dipergunakan sampai kerusakan tersebut
diperbaiki seperlunya. Bila perlu truk harus dilengkapi dengan perlengkapan-
perlengkapan yang cukup besar agar temperatur adukan dapat dipertahankan.

II-21
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

- Mesin Penghampar
Alat yang digunakan untuk menghampar dan meratakan harus dari tipe yang
sesuai dengan kondisi ditempat dan dalam pemandangan Direksi cukup
memenuhi syarat. Hasil hamparan dan perataan itu harus berbentuk sesuai
dengan Gambar Rencana, halus dan rata. Bila dalam pelaksanaan ternyata
mesin tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik maka Direksi berwenang
untuk menunda pekerjaan atau memerintahkan untuk memperbaiki/mengganti
mesin tersebut.
- Mesin Gilas
Alat-alat untuk pemadatan harus terdiri dari minimum sebuah tendem roller
dan sebuah self-propelled pneumatic-tired, roller. Mesin gilas jenis lain dapat
juga digunakan bila disetujui oleh Direksi. Penggunaan alat-alat yang
menyebabkan bahan hancur, tidak boleh digunakan.
- Alat-alat Bantu
Kontraktor harus menyiapkan alat-alat bantu (roda dorong, balok kayu, cetok,
blincong garu, sekop dan sebagainya) yang perlu dan dipelihara agar tetap
bersih dan berfungsi sempurna. Cara pembersihan dapat dilakukan dengan
bahan-bahan pembersih yang sama dengan bahan-bahan yang digunakan
untuk membersihkan bak truk, juga disediakan kanvas-kanvas untuk keperluan
menutupi pekerjaan, bahan atau alat-alat terhadap hujan atau dengan maksud
mempertahankan temperatur campuran.

 Persiapan Aspal
Aspal harus dipanaskan dalam ketel atau tangki temperatur yang disyaratkan (pen
60 : 130 o C - 165 o
, pen 80 : 124 o
C - 162 o C) dan harus dihindarkan pemanasan
terpusat pada tempat-tempat tertentu. Pemanasan aspal tersebut harus
diusahakan agar secara menerus dapat melayani pengaduk.

 Persiapan agregat
Sebelum pengadukan, agregat yang akan digunakan dalam campuran harus
dikeringkan dan dipanaskan. Bunga api untuk pengeringan dan pemanasan
hendaknya diatur sedemikian rupa agar agregat tidak menjadi rusak atau
terselimuti jelaga. Setelah dipanaskan agregat disaring menjadi 3 fraksi atau lebih

II-22
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

dan diangkut ke bin-bin yang terpisah dan siap dicampur dengan aspal.
Pencampuran hendaknya dilakukan pada temperatur yang disyaratkan dan
sebagaimana temperatur agregat harus lebih tinggi (perbedaan maksimum 15 o C)
temperatur aspal filter, bila diperlukan, dapat ditukar sendiri atau bersama-sama
dengan agregat halus lainnya. Filter tidak diizinkan untuk disebarkan atau
dijatuhkan dari tempat ketinggian.
 Persiapan Pengadukan
Agregat yang telah disiapkan seperti diatas, ditakar sesuai rumusan campuran.
Bahan aspal ditakar dalam jumlah yang tepat yang ditetapkan oleh Direksi dan
dimasukkan kedalam campuran. Bila penggunaan batching plan, kemudian aspal
dalam yang telah ditetapkan ditambahkan dalam campuran itu dan
keseluruhannya diaduk untuk paling sedikit 45 detik atau bila perlu lebih lama agar
semua butir agregat telah diselimuti dengan aspal. Waktu pengadukan akan
ditentukan oleh Direksi, atau apabila Direksi tidak menentukan lain, harus tetap
mengikuti ketentuan tadi.
 Pengangkutan Campuran
Campuran harus diangkut dengan kendaraan yang beroda karet (pneumatic tired
vehicles) dan mempunyai konstruksi yang kokoh, tidak banyak bergetar sebelum
digunakan, baknya terus selalu dibersihkan dari kotoran dan bahan-bahan lepas
lainnya. Bila dikehendaki oleh Direksi, kendaraan tersebut harus dilengkapi dengan
kanvas untuk melindungi campuran terhadap pengaruh cuaca. Pada saat
campuran tiba ditempat pekerjaan, campuran tersebut harus mempunyai temperatur
dalam batas-batas yang diizinkan untuk tiap macam aspal yang digunakan (untuk
aspal keras 60-pen 300, min 115øC). Pengukuran campuran harus diatur agar
kedatangannya dilapangan tidak menyebabkan pekerjaan tertunda atau
menyebabkan dilakukan sampai malam, kecuali bila alat-alat penerangan yang
cukup sudah disediakan.

 Penghamparan dan peralatan


- Persiapan Penghamparan
Menjelang penghamparan, permukaan jalan harus dibersihkan dari beban-
beban lepas kotoran lainnya. Penghamparan hendaknya dimulai dari posisi

II-23
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

yang terjauh dari kedudukan unit pencampuran, dan menuju arah unit
pencampur tersebut, kecuali ada pengaturan khusus yang dikehendaki oleh
Direksi.
Apabila menurut Gambar Rencana atau petunjuk Direksi, diperlukan lapis
pengikat maka harus dilakukan sesuai ketentuan. Pada kedatangannya di
tempat pekerjaan, campuran harus segera dihampar, dibentuk sesuai dengan
penampang-penampang melintang pada Gambar Rencana.
 Mesin Penghampar dan Perata
Penempatan dan perataan campuran harus dikerjakan pada potongan-potongan
jalan yang mempunyai panjang tidak lebih dari 1,0 km. Mesin penghampar harus
bekerja sebagaimana yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya, dalam kecepatan
maupun prosedurnya.
 Peralatan Secara Manual
Pada tempat-tempat dimana mesin penghampar tidak mungkin digunakan secara
sempurna, atas persetujuan Direksi, penghamparan dan peralatan dikerjakan
secara manual. Dalam hal ini alat-alat pembantu untuk mencapai tebal yang
seragam dan kerataan permukaan harus disediakan dan dipelihara dengan baik.
 Pemadatan
Setelah campuran dihampar, permukaan harus segera diperiksa untuk mengontrol
kerataan, bentuknya dan ketebalannya, dimana bila perlu harus segera
diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam
kondisi yang dikehendaki serta apabila Direksi berpendapat bahwa pemadatan tidak
akan menyebabkan lendutan, retak-retak, atau penggelembungan.
Pemadatan awal dikerjakan pada temperatur 110 o C ( 10 o C) dengan mesin gilas
tendem 2 atau 3, yang bekerja dibelakang alat penghampar, dan yang mempunyai
berat sedemikian agar adukan tidak melendut atau menggelombang. Setelah
pemadatan awal selesai (temperatur kira-kira 60 o C)

Pemadatan akhir harus dikerjakan dengan mesin gilas tendem (berat minimum 8
ton) pada temperatur kira-kira 60 o C.

II-24
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Pemadatan hendaknya dimulai dari tepi, berangsur-angsur bergeser ke tengah,


(pada tikungan, pemadatan dilakukan dari bagian yang rendah menuju ke bagian
yang tinggi), dengan arah sejajar as jalan yang dijejak roda harus saling menutup
pada lebar yang cukup (overlapping). Perubahan, kerusakan-kerusakan yang
mungkin terjadi harus segera diperbaiki.
Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas, roda
tersebut harus selalu dibasahi dengan air. Pada tempat-tempat dimana roller tidak
dapat bekerja karena sempitnya ruangan atau adanya rintangan-rintangan, maka
lapisan campuran harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan (manual atau
mechinal) berat minimum 10 kg dan luas bidang kontak minimal 300 m3.
Pemadatan hendaknya berjalan terus menerus untuk mencapai kepadatan yang
merata selama campuran masih dalam batas-batas temperatur pelaksanaan, dan
sedemikian rupa sehingga garis-garis/tanda-tanda akibat pemadatan tidak terlihat
lagi.
Permukaan lapisan sesudah penggalian hendaknya harus halus dan rata,
berbentuk sesuai dengan kemiringan yang disyaratkan. Bagian lapisan yang
ternyata lepas (tidak nampak gejala pelekatan), tercampur dengan debu atau
kotoran, atau rusak oleh sebab-sebab lain, harus segera dibuang dan diganti
dengan campuran, dan segera dipadatkan agar menjadi satu kesatuan dengan
lapisan sekelilingnya. Bagian permukaan dengan as lebih dari 0,25 m2 yang
menunjukkan kekurangan atau kelebihan aspal harus dibongkar dan diganti.
Bagian-bagian yang menggelembung, melendut, atau berongga harus segera
diperbaiki.
Bagian Kepadatan lapisan, bila diperiksa dengan cara AASHTO. 166, harus tidak
kurang dari 95% kepadatan yang dicapai di labotarium dengan bahan dan
perbandingan yang sama (ASTM D 1983).
Pada waktu pemadatan Kontraktor hendaknya membentuk pinggiran sedemikian
rupa sehingga tampak rapih dan sesuai Gambar Rencana.

 Sambungan

II-25
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

Penghamparan dan pemadatan sejauh mungkin diusahakan agar berlangsung


kontinu dan tidak nampak sambunga-sambungan. Mesin gilas hanya boleh
menginjak garis akhir penghamparan apabila atas persetujuan Direksi.
Bila sambungan harus diadakan, hendaknya diperhatikan agar tercapai peletakan
yang sempurna pada seluruh tebal lapisan. Penempatan campuran yang baru
berdampingan dengan lapisan yang telah dipadatkan hendaknya
mempertahankan bidang kontak agar tegak/vertikal (antara lain dengan cara
memotong tegak lapisan terdahulu). Untuk menambah peletakan pada bidang
kontak sambungan, hendaknya bidang kontak tersebut diberi lapisan pengikat.
 Tebal Yang Disyaratkan
Tebal lapisan padat, harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Rencana dengan toleransi 5 mm atau sebagaimana yang ditetapkan Direksi.
Pengukuran tebal lapisan, hendaknya dilakukan sebelum dan sesudah lapisan
gilas, agar diperoleh gambaran hubungan antara tebal penghamparan dan tebal
akhir lapisan.
Tebal lapisan kemudian dikontrol dengan pengukuran tebal lapisanyang baru
dihampar dibelakang mesin penghampar.
 Pemeriksaan Permukaan
Setelah pemadatan awal, permukaan harus segera diperiksa dengan mal lengkung
(template) dan mal datar (straighedges) 4 mm yang harus disediakan oleh
Kontraktor, masing-masing untuk memeriksa kerataan permukaan arah melintang
dan arah memanjang. Perbedaan dalam hal ini tidak dari 3 mm atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
Permukaan ini harus segera ditambah atau dipotong sesuai kebutuhannya,
kemudian pemadatan dilanjutkan hingga selesai. Permukaan akhir harus juga
diperiksa dengan cara tersebut.
Bila masih terjadi perbaikan-perbaikan, maka cara dan pelaksanaannya harus
sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Petunjuk Direksi
- Direksi dapat memberikan petunjuk tambahan. Mutu dan jumlah bahan yang
dipergunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi.

II-26
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)

- Mutu hasil pekerjaan harus disetujui oleh Direksi berdasarkan pemeriksaan


dengan jumlah dan cara yang ditetapkan.
- Bila terjadi ketidak sesuaian hasil pekerjaan dengan persyaratan yang telah
ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki/menyempurnakan hasil
pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.

1.7.3 Cara Pengukuran Hasil Pekerjaan


Jumlah LASTON yang akan diperhitungkan untuk pembayaran adalah jumlah kubikasi
yang telah selesai dikerjakan sesuai dengan tebal dan lebar yang disyaratkan dalam
Gambar Rencana dan telah disetujui oleh Direksi.
Kubikasi tersebut didasarkan pada tebal dan lebar rata-rata serta panjang kenyataan
lapis yang telah sesuai dikerjakan dan disetujui oleh Direksi. Lebar dan tebal rata-rata
yang lebih besar dari yang tercantum dalam Gambar Rencana, dianggap sam dengan
yang tercantum dalam Gambar Rencana.

1.7.4 Dasar Pembayaran


Jumlah kubikasi sebagaimana yang ditetapkan dengan cara diatas akan dibayar
menurut harga satuan LASTON yang sudah mencakup seluruh biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Nomor Mata Pembiayaan dan uraian Satuan
- Memproduksi LASTON Ton
- Menghampar LASTON Meter persegi

II-27

Anda mungkin juga menyukai