Brawijaya (2016)
1. :
BAB VI
PEKERJAAN JALAN
II-1
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
sudah bekerja secara sempurna agar pengaliran air lancar dan tidak akan
menyebabkan kerusakan pada lapis tanah dasar. Pekerjaan lapis tanah dasar
baru boleh dimulai setelah pekerjaan persiapan ini disetujui sepenuhnya oleh
Direksi.
Semua material sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan lapis tanah
dipadatkan sampai 100% dari maksimum kepadatan kering yang diperoleh dari
percobaan labotarium PB.0111-66(AASSH-TO 99).
II-2
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Mutu dan jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui Direksi mutu hasil
pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dan cara
yang ditetapkan.
II-3
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
1.3.2 Bahan
Bahu jalan dibuat dari bahan yang membuat ketahanan lebih besar terhadap
pengrusakan oleh lalu-lintas dibanding dengan persyaratan yang biasa untuk bahan
urugan. Kecuali disyaratkan lain, maka bahan untuk bahu jalan harus sejenis dengan
yang digunakan untuk lapis pondasi bawah, dengan atau tanpa ditambah
perkerasan (surface treatment).
1.3.3 Pelaksanaan
Bahu jalan dikerjakan sesuai dengan persyaratan pekerjaan untuk lapis pondasai
bawah dan dengan atau tanpa pekerjaan lapis penutup (surface treatment).
Sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar Rencana.
Petunjuk Direksi
Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk tambahan.
Mutu dan Jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui pemeriksaan dengan
jumlah dan cara yang ditetapkan.
Bila terjadi ketidaksesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan, Kontraktor wajib untuk memperbaiki sesuai petunjuk Direksi.
Segala biaya dan resiko sebagai akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
II-4
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
1.4.2 Pelaksanaan
Persiapan Tanah Dasar
Sebelum penghamparan agregat dimulai, terlebih dahulu tanah dasar harus sudah
siap sebagaimana dipersyaratkan dalam Gambar Rencana.
Pencampuran dan Penghamparan
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor dapat mencampur bahan menurut
salah satu cara sebagai berikut :
- Cara dengan peralatan tidak berjalan (stasioner)
Agregat dan air harus dicampur dalam alat pencampur yang sudah disetujui
Direksi. Selama pencampuran, jumlah air harus diatur agar diperoleh kadar air
yang sesuai dengan yang diperlukan untuk pemadatan yang disyaratkan.
Setelah selesai pencampuran, bahan diangkut ke tempat pekerjaan dengan
menjaga kadar airnya dalam batas yang dipersyaratkan dan harus dihampar
dengan alat yang telah disetujui Direksi.
II-5
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Pemadatan
Setelah selesai penghamparan dan perataan, tiap lapisan harus segera
dipadatkan pada seluruh lembar hamparan dengan menggunakan mesin gilas roda
besi atau mesin gilas roda karet, atau mesin gilas lain yang disetujui Direksi. Pada
bagian yang lurus, pemadatan dilakukan mulai dari bagian tepi hamparan,
bergeser ke bagian tengah sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlang-
II-6
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
gilas, pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat yang tepat. Lapisan harus
dipadatkan dan diratakan sehingga dicapai permukaan yang sesuai dengan
persyaratan dalam Gambar Rencana kepadatan setiap lapisan, minimum harus
mencapai 95% kepadatan berdasarkan percobaan Kepadatan berat MPBJ PB.
0112 - 66 dan harus mencakup seluruh tebal lapisan. Selama pelaksanaan Direksi
akan menetapkan pemeriksaan pada tempat-tempat yang dipilihnya, untuk
memeriksa tebal dan kepadatan lapisan (MPBJ PB.0193 - 66). Pembuatan dan
pengisian kembali lubang-lubang pemeriksaan dilakukan Kontraktor dengan diawasi
Direksi.
Petunjuk Direksi
- Direksi dapat memberikan petunjuk tambahan
- Mutu dan jumlah bahan yang digunakan harus disetujui Direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui Direksi berdasarkan hasil pemeriksaan dengan
jumlah dan cara yang ditetapkan.
- Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki/menyempurnakannya sesuai petunjuk Direksi. Segala biaya dan
resiko sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
II-7
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
untuk Pondasi Bawah Agregat. Dalam keadaan apapun, pemilik tidak dibebani biaya
lain selain yang disebut pada Harga Kontrak. Jumlah hasil pekerjaan yang akan dibayar
adalah jumlah meter kubik sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui Direksi.
Perhitungan volume akan didasarkan pada tebal dan lebar teoritis menurut Gambar
Rencana, serta panjang menurut kenyataannya yang telah dikerjakan selama
pelaksanaan. Tebal lapisan selalu diperiksa, agar setelah pemadatan dapat dicapai
tebal lapisan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Variasi tebal lapisan yang telah
selesai dipadatkan tidak boleh lebih dari 1,5 cm.
1.5.2 Pelaksanaan
Persiapan pada permukaan lapis pondasi bawah
II-8
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
II-9
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
II-10
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
II-11
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Lapisan Penetrasi Makadam (LAPEN) merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan agregat pengunci dengan gradasi terbuka yang diikat oleh aspal
dengan cara menyemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis apabila
akan dipergunakan sebagai lapis permukaan, harus diberi leburan aspal dengan
agregat penutup. Dilaksanakan dengan cara sedang dan peralatan terbatas.
Sifat
Sebagai lapis perkerasan jalan. LAPEN mempunyai sifat :
Mempunyai nilai struktural
Tidak kedap air
Kenyal dan mempunyai permukaan yang kasar
Dapat digunakan untuk lalu lintas ringan sampai sedang
Kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara agregat pokok dan
agregat pengunci
1.6.2 Pelaksanaan
Umum
Kontraktor harus mengusahakan pelaksanaan yang sebaik-baiknya agar diperoleh
mutu hasil yang memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi.
Peralatan
Apabila Direksi tidak menentukan lain, Kontraktor harus menggunakan peralatan
sebagai berikut dibawah ini :
- Peralatan yang dipergunakan di tempat penimbunan bahan terdiri dari :
+ Truk
+ Ketel Aspal
+ Mesin Pemuat (Loader)
- Peralatan yang diperlukan di tempat pekerjaan terdiri dari :
+ Mesin Penyemprot Aspal
+ Mesin Penebar Agregat
+ Mesin Gilas Roda Besi 6-8 ton
+ Mesin Gilas Roda Karet (jika diperlukan)
II-12
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
luas terpenuhi. Selama penyemprotan, temperatur aspal dijaga antara 135 o- 160
o
C.
Penebaran agregat pengunci dilakukan segara setelah penyemprotan aspal
pada agregat pokok.
Pemadatan agregat pengunci dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton
dengan kecepatan 3 km/jam sampai kedudukan agregat pengunci tertanam
dengan baik (tidak goyang).
Apabila LAPEN, digunakan sebagai lapis permukaan kemudian dilakukan
pekerjaan sebagai berikut : Penyemprotan aspal pada agregat pengunci
dilakukan dengan emrat secara merata dengan jumlah aspal sesuai kebutuhan
segera setelah penyemprotan aspal pada agregat pengunci selesai. Pemadatan
agregat penutup dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton sebanyak 6
lintasan.
Kebutuhan aspal dan agregat adalah sebagai berikut :
II-13
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Petunjuk Direksi
Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk tambahan
Mutu dan jumlah yang dipergunakan harus disetujui Direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dan
cara yang ditetapkan.
Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki /
menyempurnakannya sesuai petunjuk Direksi. Segala biaya dan resiko
sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
II-14
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Direksi. Perhitungan volume tersebut didasarkan atas lebar dan tebal rata-rata,panjang
kenyataan yang telah selesai dikerjakan dan disetujui Direksi.
Sifat-sifat
Sebagai jenis permukaan pekerjaan jalan, LASTON mempunyai sifat-sifat :
+ Mempunyai nilai struktural
+ Kedap air
+ Mempunyai stabilitas tinggi
+ Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan
Komposisi Umum Campuran
Campuran LASTON terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filter dan aspal.
Agregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan
yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi. Terhadap agregat, campuran ini ditambahkan aspal dalam jumlah
tertentu sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini.
Penentuan Jumlah Aspal
II-15
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Penentuan jumlah aspal, dalam presentasi berat, yang harus ditambah pada agregat
biasanya berkisar antara 4 sampai 6 persen berat agregat kering. Persentasi pasti
untuk pelaksanaan harus ditetapkan oleh Direksi atas dasar percobaan labotarium
dan analisa saringan agregat yang akan digunakan.
Rumusan Perbandingan Campuran
Komposisi umum serta batas-batas suhu yang diuraikan dalam Spesifikasi ini
merupakan batas-batas ekstrim yang tidak boleh dilampaui.
Sebelum pelaksanaan dimukai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi
rumusan perbandingan campuran yang akan diterapkan dalam pelaksanaan.
Rumusan perbandingan campuran harus menujukkan satu angka presentase
agregat yang lolos pada tiap-tiap saringan yang ditetapkan, serta angka campuran,
dan satu pada waktu dikeluarkan dari mesin pencampur, dan satu angka suhu
campuran pada waktu bila dilapangan, dimana angka-angka tersebut harus
diletakkan dalam daerah yang diijinkan menurut batas-batas komposisi dan suhu
umum.
Berdasarkan seluruh atau sebagian rumusan perbandingan campuran yang
diajukan Kontraktor, Direksi menetapkan rumusan perbandingan yangakan
ditetapkan atau menganjurkan rumusan perbandingan campuran lain yang
menurut pandangannya sesuai dengan kondisi lapangan.
II-16
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Setiap hari, Direksi dapat mengambil contoh bahan dan campuran sebanyak yang
dikehendakinya untuk keperluan pengujian campuran.
Apabila campuran yang dihasilkan kurang memuaskan, atau oleh karena suatu
sebab tertentu, maka Direksi dapat menetapkan rumusan perbandingan rumusan
yang baru.
Apabila terjadi perubahan bahan atau perubahan sumber bahan, sebelum
campuran didatangkan ke lapangan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi
rumusan perbandingan campuran baru.
Apabila dari hasil pemeriksaan ternyata bahan tersebut membutuhkan jumlah aspal
lebih besar atau lebih kecil dari batas-batas yang telah ditetapkan, maka Direksi
dapat menolak penggunaan bahan tersebut.
1.7.2 Pelaksanaan
Cuaca
Campuran hanya boleh dihampar apabila permukaan jalan benar-benar kering,
cuaca tidak berkabut atau hujan serta apabila permukaan jalan dalam keadaan
memuaskan.
Kecepatan Kerja
Pekerjaan tidak boleh diselenggarakan apabila pengangkutan, mesin penghampar
atau mesin gilas atau buruh tidak memungkinkan menjamin unit pencampuran
dapat bekerja dengan kecepatan produksi minimum 60% kapasitasnya.
Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Mesin Pencampur
Semua peralatan produksi campuran dari jenis yang tepat, koordinasi sebaik-
baiknya dan dijalankan sesuai aturan yang seharusnya agar selalu memberikan
hasil campuran yang mempunyai mutu dalam batas-batas ijin yang telah
ditetapkan.
II-17
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Mesin pencampur, baik tipe batch atau tipe kontinu, harus mempunyai
kemampuan produksi yang cukup untuk melayani mesin penghampar agar pada
kecepatan normal dapat secara menerus menghampar dengan tebal yang
dikehendaki.
- Feeder
Alat-alat feeder untuk agregat harus memadai dalam mutu jumlah agar agregat
yang dimasukkan ke dalam pengeringan mencapai keseragaman dalam jumlah
atau mutu yang disyaratkan.
- Pengeringan
Suatu pengeringan yang berputar harus bekerja sempurna dan telah dipelihara
dengan baik dan dapat memberikan suhu yang disyaratkan.
- Saringan
Saringan yang dapat menghasilkan agregat dengan ukuran yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan harus disediakan dan dipelihara dengan baik. Alat
ini harus memberikan hasil saringan dengan variasi ukuran butir tidak lebih dari
10% lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
- Bin
Bin harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani pengaduk pada
saat bekerja maksimum. Bin paling tidak harus terdiri dari 3 kamar terpisah. Tiap
kamar harus dilengkapi dengan alat pembuang yang bekerja dengan baik, bila
bin telah penuh tanpa menimbulkan tercampurnya agregat dari macam-macam
ukuran.
II-18
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
II-19
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Pengaduk (Batch Mixer) hendaknya terdiri dari pugmill kembar yang dapat
menghasilkan campuran yang seragam dalam batas-batas toleransi
perbandingan campuran. Pengadukan tersebut harus mempunyai kapasitas
tidak kurang dari 1/2 kapasitas Bin atau harus diperhitungkan sedemikian rupa
agar menjamin kelangsungan pekerjaan serta harus terpelihara dari segala
kemungkinan terjadinya kebocoran.
Pengadukan yang bukan tipe tertutup, harus dilengkapi dengan alat untuk
mencegah alat filter terbuang. Alat ini juga mempunyai sistim penyekat yang
baik selama periode-periode pencampuran basah dan kering.
Periode pencampuran kering adalah periode campuran sebelum aspal
ditambahkan. Periode pencampuran basah adalah periode antara saat
pemberian aspal dengan saat pintu pengaduk dibuka.
Alat-alat ini harus dilengkapi dengan sayap-sayap untuk mengaduk campuran
secara sempurna. Jarak antara sayap-sayap ini dengan bagian pengaduk
tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali apabila digunakan agregat yang
mempunyai ukuran yang lebih besar dari 2,5 cm (inchi),dimana jarak tersebut
diatur agar pada saat pencampuran agregat kasar hancur.
II-20
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
- Hoper
Mesin pencampur harus dilengkapi denga hoper pada ujung pengeluaran hasil
pencampuran, dari ukuran yang dibuat sedemikian rupa agar pemisahan bahan
(segregation) tidak terjadi. Elevator untuk keperluan pemuatan campuran yang
harus mempunyai hoper yang sesuai.
Alat-alat Pengangkut, Mesin Pencampur dan Mesin Gilas
- Truk
Bak truk yang digunakan untuk mengangkut adukan harus rapat, bersih dan
terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air sabun, fluel, oil atau larutan
kapur (lime solution) untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap
truk harus dilengkapi dengan tutup kanvas untuk melindungi adukan dari
pengaruh cuaca. Truk-truk yang ternyata menyebabkan pemisahan bahan
adukan akibat sistem pegas atau getaran-getaran atau faktor-faktor lain atau
menyebabkan kelambatan, tidak boleh dipergunakan sampai kerusakan tersebut
diperbaiki seperlunya. Bila perlu truk harus dilengkapi dengan perlengkapan-
perlengkapan yang cukup besar agar temperatur adukan dapat dipertahankan.
II-21
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
- Mesin Penghampar
Alat yang digunakan untuk menghampar dan meratakan harus dari tipe yang
sesuai dengan kondisi ditempat dan dalam pemandangan Direksi cukup
memenuhi syarat. Hasil hamparan dan perataan itu harus berbentuk sesuai
dengan Gambar Rencana, halus dan rata. Bila dalam pelaksanaan ternyata
mesin tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik maka Direksi berwenang
untuk menunda pekerjaan atau memerintahkan untuk memperbaiki/mengganti
mesin tersebut.
- Mesin Gilas
Alat-alat untuk pemadatan harus terdiri dari minimum sebuah tendem roller
dan sebuah self-propelled pneumatic-tired, roller. Mesin gilas jenis lain dapat
juga digunakan bila disetujui oleh Direksi. Penggunaan alat-alat yang
menyebabkan bahan hancur, tidak boleh digunakan.
- Alat-alat Bantu
Kontraktor harus menyiapkan alat-alat bantu (roda dorong, balok kayu, cetok,
blincong garu, sekop dan sebagainya) yang perlu dan dipelihara agar tetap
bersih dan berfungsi sempurna. Cara pembersihan dapat dilakukan dengan
bahan-bahan pembersih yang sama dengan bahan-bahan yang digunakan
untuk membersihkan bak truk, juga disediakan kanvas-kanvas untuk keperluan
menutupi pekerjaan, bahan atau alat-alat terhadap hujan atau dengan maksud
mempertahankan temperatur campuran.
Persiapan Aspal
Aspal harus dipanaskan dalam ketel atau tangki temperatur yang disyaratkan (pen
60 : 130 o C - 165 o
, pen 80 : 124 o
C - 162 o C) dan harus dihindarkan pemanasan
terpusat pada tempat-tempat tertentu. Pemanasan aspal tersebut harus
diusahakan agar secara menerus dapat melayani pengaduk.
Persiapan agregat
Sebelum pengadukan, agregat yang akan digunakan dalam campuran harus
dikeringkan dan dipanaskan. Bunga api untuk pengeringan dan pemanasan
hendaknya diatur sedemikian rupa agar agregat tidak menjadi rusak atau
terselimuti jelaga. Setelah dipanaskan agregat disaring menjadi 3 fraksi atau lebih
II-22
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
dan diangkut ke bin-bin yang terpisah dan siap dicampur dengan aspal.
Pencampuran hendaknya dilakukan pada temperatur yang disyaratkan dan
sebagaimana temperatur agregat harus lebih tinggi (perbedaan maksimum 15 o C)
temperatur aspal filter, bila diperlukan, dapat ditukar sendiri atau bersama-sama
dengan agregat halus lainnya. Filter tidak diizinkan untuk disebarkan atau
dijatuhkan dari tempat ketinggian.
Persiapan Pengadukan
Agregat yang telah disiapkan seperti diatas, ditakar sesuai rumusan campuran.
Bahan aspal ditakar dalam jumlah yang tepat yang ditetapkan oleh Direksi dan
dimasukkan kedalam campuran. Bila penggunaan batching plan, kemudian aspal
dalam yang telah ditetapkan ditambahkan dalam campuran itu dan
keseluruhannya diaduk untuk paling sedikit 45 detik atau bila perlu lebih lama agar
semua butir agregat telah diselimuti dengan aspal. Waktu pengadukan akan
ditentukan oleh Direksi, atau apabila Direksi tidak menentukan lain, harus tetap
mengikuti ketentuan tadi.
Pengangkutan Campuran
Campuran harus diangkut dengan kendaraan yang beroda karet (pneumatic tired
vehicles) dan mempunyai konstruksi yang kokoh, tidak banyak bergetar sebelum
digunakan, baknya terus selalu dibersihkan dari kotoran dan bahan-bahan lepas
lainnya. Bila dikehendaki oleh Direksi, kendaraan tersebut harus dilengkapi dengan
kanvas untuk melindungi campuran terhadap pengaruh cuaca. Pada saat
campuran tiba ditempat pekerjaan, campuran tersebut harus mempunyai temperatur
dalam batas-batas yang diizinkan untuk tiap macam aspal yang digunakan (untuk
aspal keras 60-pen 300, min 115øC). Pengukuran campuran harus diatur agar
kedatangannya dilapangan tidak menyebabkan pekerjaan tertunda atau
menyebabkan dilakukan sampai malam, kecuali bila alat-alat penerangan yang
cukup sudah disediakan.
II-23
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
yang terjauh dari kedudukan unit pencampuran, dan menuju arah unit
pencampur tersebut, kecuali ada pengaturan khusus yang dikehendaki oleh
Direksi.
Apabila menurut Gambar Rencana atau petunjuk Direksi, diperlukan lapis
pengikat maka harus dilakukan sesuai ketentuan. Pada kedatangannya di
tempat pekerjaan, campuran harus segera dihampar, dibentuk sesuai dengan
penampang-penampang melintang pada Gambar Rencana.
Mesin Penghampar dan Perata
Penempatan dan perataan campuran harus dikerjakan pada potongan-potongan
jalan yang mempunyai panjang tidak lebih dari 1,0 km. Mesin penghampar harus
bekerja sebagaimana yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya, dalam kecepatan
maupun prosedurnya.
Peralatan Secara Manual
Pada tempat-tempat dimana mesin penghampar tidak mungkin digunakan secara
sempurna, atas persetujuan Direksi, penghamparan dan peralatan dikerjakan
secara manual. Dalam hal ini alat-alat pembantu untuk mencapai tebal yang
seragam dan kerataan permukaan harus disediakan dan dipelihara dengan baik.
Pemadatan
Setelah campuran dihampar, permukaan harus segera diperiksa untuk mengontrol
kerataan, bentuknya dan ketebalannya, dimana bila perlu harus segera
diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam
kondisi yang dikehendaki serta apabila Direksi berpendapat bahwa pemadatan tidak
akan menyebabkan lendutan, retak-retak, atau penggelembungan.
Pemadatan awal dikerjakan pada temperatur 110 o C ( 10 o C) dengan mesin gilas
tendem 2 atau 3, yang bekerja dibelakang alat penghampar, dan yang mempunyai
berat sedemikian agar adukan tidak melendut atau menggelombang. Setelah
pemadatan awal selesai (temperatur kira-kira 60 o C)
Pemadatan akhir harus dikerjakan dengan mesin gilas tendem (berat minimum 8
ton) pada temperatur kira-kira 60 o C.
II-24
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
Sambungan
II-25
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
II-26
Perencanaan Sistem Penanganan Limbah Cair Universitas
Brawijaya (2016)
II-27