Anda di halaman 1dari 5

cerpen.

net/cerpe
CERPEN “KEAJAIBAN MOBIL
MAINAN”
Eh, akhirnya mobil-mobilan yang kubuat selesai.
Capeknya aku ingin tidur ah. Di alam tidur aku bertemu dengan
peri kata peri itu mobil mainan yang kubuat akan menjadi
mobil sungguhan, lalu aku tarbangun dari tidurku ternyata
yang dikatakan peri itu benar mobil mainanku berubah menjadi
mobil sungguhan ini sungguh......... ajaib. Saat aku menaiki mobil
itu aku terbang ke udara, akhirnya mobilnya berhenti di depan
jalan ada sebuah rumah yang bersinar, aku memasuki rumah
dan aku melihat perhiasan, emas dan berlian yang sangat
banyak, aku bertanya-tanya punya siapa ya rumah ini didalam
hatiku, saat aku menghampiri emas-emas itu ada seseorang
yang berbilang jangan dipegang emas itu, itu jebakan. Lalu aku
menjauhi emas itu dan aku bilang siapa disitu, tidak ada yang
menjawab aku ketakutan dan aku berlari keluar dan menaiki
mobilku dan pulang saat aku kembali pulang ternyata itu hanya
mimpi sungguh mimpi yang tidak akan kulupakan dan orang
bilang jangan setuh emas itu, itu jebakan itu masih menjadi
misteri.

CERPEN “HARI IBU”

"Ranti ... bangun ... sudah pagi !" Kata ibu, "Ranti masih ngantuk
bu ..." Kata Ranti, "mau jadi orang pinter gak ?" Kata ibu,
"Yaiyalah bu ..." Kata Ranti, "Kalau begitu, bangun dong ! anak
pinter gak ada yang males !" Kata ibu, "Iya deh bu ! Ranti kan
mau jadi orang pinter ! Kata Ranti. Ranti pun langsung menuju
kamar mandi, sedangkan ibu sedang membereskan kasurnya,
dan menyiapkan sarapan, "Ranti ... cepat dong mandinya !" Kata
ibu, "Iya bu ... sebentar lagi !" Kata Ranti. Beberapa menit
kemudian, Ranti keluar dari kamar mandi dan langsung menuju
ke kamar, "Ranti ... seragamnya sudah belum ?" Kata ibu,
"Sudah kok bu, hanya tinggal dasi !" Kata Ranti, "Ini dasinya !"
Kata ibu, "Terimakasih ya bu !" Kata Ranti. Ranti pun sarapan,
setelah itu, ia pergi kesekolah diantar ibunya, "Ibu tidak lelah
mengurus Ranti ?" Kata Ranti, "Tidak lah ... ibu kan ikhlas !"
Kata ibu, "Bu ... terimakasih ya sudah mengurus Ranti !" Kata
Ranti, "Sama-sama sayang !" Kata ibunya. Ranti pun sampai
disekolah dan ibunya segera pulang, "Ranti ...

enak ya memiliki ibu !" Kata Vina, "Iya ... ibuku itu baik sekali
!" Kata Ranti, "Aku iri dengan mu !" Kata Vina, "Kenapa, kau kan
punya ibu ! Kata Ranti, "Tapi, ibuku sibuk dengan pekerjaanya !"
Kata Vina, "Memangnya, pekerjaan ibumu apa ?" Kata Ranti,
"Manager !" Kata Vina. "Pantas saja, kata ibu, manager itu
sibuk sekali !" Kata Ranti, "Iya ... ayahku kan sudah meninggal,
jadi, ibuku deh yang mencari nafkah, dirumah, aku tinggal
bersama pembantuku !" Kata Vina, "Kalau aku, ayahku yang
manager ! aku tinggal bersama ibuku dirumah ! sabar ya Vina !"
Kata Ranti, "Terimakasih ya Ranti !" Kata Vina, "Sama-sama !"
Kata Ranti. Bel pun berbunyi, tandanya masuk kelas, pelajaran
pertama adalah Bahasa Indonesia, "Anak-anak, hari ini, kita
akan mempelajari apa itu puisi, besok kan sudah hari ibu, kalian
bisa mempersembahkan puisi kalian untuk ibu kalian !" Kata ibu
guru. "Wah ... hebat !" Kata Lila, "Kenapa kau Lila ?" Kata Nara,
"Aku sayang sama mamiku, jadi, aku akan menghadiahkannya
puisi !" Kata Lila, "Aku juga mau !" Kata Nara, "Baiklah, kalian
tahu kan puisi ? kalau begitu, coba buat, nanti ibu yang akan
koreksi !" Kata ibu guru. Murid-murid pun segera membuat
puisinya masing-masing, diantara mereka semua, hanya Vina
yang tak menulis, "Vina kenapa, kok tidak mengerjakan
tugasnya ?" Kata ibu guru, "Ibu saya kan kerja bu, setiap hari
pulang malam, untuk apa saya mempersembahkan puisi ?"Kata
Vina. "Saat hari ibu, semua aktifitas diliburkan Vina, jadi, pasti
ibumu tak akan masuk kerja, nah saat itulah kau
menghadiahkan sesuatu untuknya !" Kata ibu guru, "Baiklah bu ..
"Kata Vina. "Semangat Vina !"Kata Ranti, satu persatu murid
membaca kedepan, saatnya Ranti yang membaca, "Wah ...
puisinya bagus sekali !" Kata Vina, "Dia pantas ikut lomba !"
Kata Erika, "Bagus Ranti .." Kata ibu guru, "Terimakasih bu !"
Kata Ranti. Bel pun berbunyi, saatnya mengganti pelajaran,
pelajaran kedua adalah Matematika, "Siapa yang sudah
mengerjakan PR ?"Kata pak guru, semua murid tunjuk tangan,
"Bagus !" Kata pak guru, "Pak, boleh tak pelajaran penjumlahan
kemarin diulang ? banyak yang belum ngerti pak !" Kata Intan,
"Baik ... semua, perhatikan kedepan ya !" Kata pak guru. "Siapa
yang belum mengerti ?" Kata pak guru, semua murid tak ada
yang tunjuk tangan, "Bagus ... kalau begitu 5 + 6 + 7 =, coba
Ranti yang jawab ! berapa Ranti ?"Kata pak guru, "18 pak !"
Kata Ranti, "Bagus !" Kata pak guru, "Kalau begitu, sekarang
kerjakan soal halaman 89 !" Kata pak guru, "Baik pak !" Kata
murid-murid. Semua murid mengerjakannya dengan cepat, bel
pun berbunyi lagi, waktunya pulang sekolah, sesampainya di
rumah, Ranti segera mengganti bajunya dan pergi kemeja
makan untuk makan siang. "Bu ... besok kan hari ibu, boleh tak
aku menghadiahkan sesuatu untuk ibu ?" Kata Ranti, "Boleh lah
sayang ! masa tidak boleh !" Kata ibu, "Baiklah !" Kata Ranti,
seselesainya makan, Ranti segera masuk kekamar dan membuat
sebuah gelang dari manik-manik yang dibelikan ibunya tahun
lalu. Keesokan harinya, "Ibu ... kau adalah mutiara, kaua adalah
emas, hanya dirimu yang kucinta, hanya dirimu yang pertama,
kasihmu sepanjang masa, cinta sepanjang hayat, aku sayang ibu
!" Kata Ranti, "Ohh .. indah sekali puisinya !" Kata ibu, "Ini
untuk ibu ! Ranti membuatkannya semalaman ! Ranti sayang ibu
!"Kata Ranti sambil memeluk ibunya, "Ibu juga sayang Ranti !"
Kata ibu sambil membalas pelukan anaknya.

Anda mungkin juga menyukai