Anda di halaman 1dari 12

INTEGRASI NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA

PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN

Anik Ghufron
FIP Universitas Negeri Yogyakarta (e-mail: anikghufron@uny.ac.id)

Abstract: The Integration of the Nation’s Character Values into Intructional


Activities. One of the crucial problems in the national education system is the
moral problem. There is evidence that indicates a moral crisis among students. This
shows that educational institutions fail to prepare graduates with good morality.
To solve this problem, the nation’s character values need to be integrated in the
implementation of the formal curriculum. By doing so, teachers can help students
to actualize each learning domain through the competency formulation and the
students can simultaneously carry out relevant moral actions. Integrating the
nation’s character values into the curriculum can be done in three stages:
introduction, implementation, and evaluation. Each stage can improve students’
good characters based on the formulation of the competency standard. Such an
integration has implications for schools, teachers, parents, and students.

Keywords: integration, nation’s character values, instructional activities

PENDAHULUAN Persoalan di atas juga terjadi di ling-


Salah satu persoalan krusial bangsa kungan persekolah. Misalnya, kebocor-
Indonesia, terutama yang berkaitan de- an soal ujian nasional terjadi di Medan,
ngan penyiapan SDM siap kompetisi di Bandung, dan Solo (Kompas, 26 Maret
era global adalah krisis nilai-nilai ka- 2010). Realita ini menunjukkan bahwa
rakter bangsa. Pada saat ini, bangsa In- institusi pendidikan belum berhasil me-
donesia sedang mengalami krisis nilai- nyiapkan lulusan yang memiliki komit-
nilai karakter bangsa, yang ditandai de- men dan bermoral tinggi. Dalam kon-
ngan semakin maraknya kejahatan dan teks ini, Doni Koesoema (Kompas, 26
tindakan-tindakan lain yang tidak men- April 2007) menengarai bahwa pendi-
cerminkan nilai-nilai karakter bangsa, dikan kitasedang menyimpan bom wak-
yang dilakukan oleh orang-orang ber- tu yang akan menghancurkan sendi-
pendidikan dan ada yang punya jabat- sendi tatanan sosial kapan saja. Semen-
an strategis di pemerintah atau masya- tara itu, agar bisa memenangi kompe-
rakat. Kita tidak bisa lagi menghitung tisi di berbagai bidang kehidupan men-
dengan jari berapa mantan pejabat pe- syaratkan tersedianya SDM cerdas, cen-
merintah yang dihukum karena keterli- dikia, dan bermoral.
batannya dalam perkara kriminal, ko- Apa yang dapat diperbuat bangsa
rupsi, dan penyalahgunaan jabatan. Indonesia, khususnya para civitas aka-

13
14

demika LPTK untuk memecahkan Apa yang dimaksud dengan karak-


masalah atau krisis nilai-nilai karakter ter? Karakter berarti tabiat atau kepri-
bangsa yang melanda bangsa Indone- badian. Hill (Wanda Chrisiana, 2005)
sia? Salah satu cara yang bisa dilakukan mengatakan, “Character determines some-
adalah mengintegrasikan nilai-nilai ka- one’s private thoughts and someone’s action
rakter bangsa ke dalam kurikulum se- done. Good character is the inward moti-
kolah. Cara ini dipandang relevan di- vation to do what is right, according to the
gunakan karena setiap mata pelajaran highest standard of behavior in every si-
akan termuati nilai-nilai karakter bang- tuation”. Dalam konteks ini, karakter
sa secara spesifik dan kontekstual. dapat diartikan sebagai identitas diri
Alasan lainnya, karena pengembangan seseorang.
nilai-nilai karakter bangsa tidak secara Menurut Ekowarni (2010), pada ta-
khusus diberikan pada mata pelajaran tanan mikro, karakter diartikan; (a) kua-
tertentu dalam kurikulum sekolah. De- litas dan kuantitas reaksi terhadap diri
ngan cara demikian, sekolah diasumsi- sendiri, orang lain, maupun situasi ter-
kan mampu menyiapkan SDM kompe- tentu; atau (b) watak, akhlak, ciri psiko-
ten di bidangnya dan sekaligus peserta logis. Ciri-ciri psikologis yang dimiliki
didik memiliki nilai-nilai karakter bang- individu pada lingkup pribadi, secara
sa sebagaimana yang telah digali dan evolutif akan berkembang menjadi ciri
disepakati pendahulu kita dan tetap kelompok dan lebih luas lagi menjadi
masih relevan dalam kehidupan sehari- ciri sosial. Ciri psikologis individu akan
hari pada saat ini. memberi warna dan corak identitas ke-
Tulisan ini memuat tiga hal esen- lompok dan pada tatanan makro akan
sial. Pertama, makna nilai-nilai karakter menjadi ciri psikologis atau karakter
bangsa. Kedua, pola integrasi nilai-nilai suatu bangsa. Pembentukan karakter
karakter bangsa pada kegiatan pembe- suatu bangsa berproses secara dinamis
lajaran di sekolah. Ketiga, implikasi bagi sebagai suatu fenomena sosio-ekologis.
sekolah, guru, peserta didik, dan orang Berdasarkan pengertian di atas, da-
tua. pat dikatakan bahwa karakter merupa-
kan jati diri, kepribadian, dan watak
MAKNA NILAI-NILAI KARAKTER yang melekat pada diri seseorang. Ka-
BANGSA rakter selalu berkaitan dengan dimensi
Diskusi tentang nilai-nilai karakter fisik dan psikis individu. Karakter ber-
bangsa, terlebih dahulu kita perlu me- sifat kontektual dan kultural.
mahami makna karakter. Bertitik tolak Karakter bangsa merupakan jati diri
dari pemahaman karakter, kemudian bangsa yang merupakan kumulasi dari
dikemukakan nilai-nilai yang terkan- karakter-karakter warga masyarakat
dung dalam makna karakter tersebut. suatu bangsa. Hal ini sesuai dengan
Selanjutnya, nilai-nilai karakter tersebut pendapat Endang Ekowarni (2010)
akan diintegrasikan ke dalam kegiatan bahwa karakter merupakan nilai dasar
pembelajaran pada setiap mata pelajar- prilaku yang menjadi acuan tata nilai
an yang tertera di kurikulum sekolah. interaksi antar manusia (when character

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
15

is lost then everyting is lost). Secara uni- tabat manusia, kesetaraan dan tolong
versal berbagai karakter dirumuskan menolong antar manusia, menghormati
sebagai nilai hidup bersama berdasar- perbedaan dalam berbagai dimensi an-
kan atas pilar: kedamaian (peace), meng- tarmanusia, menciptakan kedamaian.
hargai (respect), kerjasama (cooperation), Budi pekerti sebagai nilai luhur adalah
kebebasan (freedom), kebahagiaan (happi- pilihan perilaku yang dibangun berda-
nnes), kejujuran (honesty), kerendahan sarkan atas nilai-nilai yang diyakini se-
hati (humility), kasih sayang (love), tang- hingga sering diposisikan sebagai nilai
gung jawab (responsibility), kesederha- instrumental atau cara mencapai sesua-
naan (simplicty), toleransi (tolerance) dan tu atau sikap terhadap sesuatu. Dengan
persatuan (unity). budi pekerti, kita akan berbakti, meng-
Dengan batasan yang demikian, pa- abdi dengan sepenuh jiwa raga kepada
ra pengambil kebijakan atau pihak-pi- bangsa dan kita bukan bangsa pencaci
hak penyelenggara pendidikan perlu ataupun penghujat.
memperhatikan dan mengetahui mak- Ekowati (2010) juga mengatakan
na karakter dan karakter bangsa. Hal bahwa bangsa Indonesia yang bersifat
ini perlu dilakukan karena kesalahan multi etnis memiliki khasanah ajaran,
atau perbedaan makna tentang karakter wewarah, tuntunan yang sangat kaya
dan karakter bangsa berpengaruh ter- mengenai budi pekerti. Bagi masyara-
hadap ketercapaian tujuan pendidikan kat Jawa, wewarah budi pekerti banyak
nasional yang memuat nilai-nilai karak- diwarnai dari para pujangga seperti Ki
ter bangsa. Ageng Soerjomentaram dengan ajaran
Nilai-nilai apa saja yang terkandung bahwa dalam menjalani hidup sebaik-
di dalam karakter bangsa? Berdasarkan nya menghindari perilaku: ngangsa-ang-
makna karakter bangsa yang dipapar- sa; ngaya-aya; golek benere dhewe (artinya;
kan di atas, nilai-nilai yang terkandung hidup harus selalu menunjukkan peri-
di dalamnya adalah nilai-nilai yang ber- laku mulia atau terpuji). Raden Mas
kembang, berlaku, diakui, diyakini, dan Sosrokartono (saudaranya Raden Ajeng
disepakati untuk dilaksanakan oleh se- Kartini) adalah sarjana sastra pertama
tiap warga masyarakat atau negara. dari Negeri Belanda mengajarkan sikap
Nilai-nilai tersebut, menurut Ekowarni batin utama untuk menghadapi berba-
(2010) tidak lain adalah nilai-nilai luhur gai situasi konflik. Ajaran beliau adalah:
(supreme values) yang merupakan pedo- sugih tanpo bandha; digdaya tanpo aji;
man hidup (guiding principles) yang di- nglurug tanpo bala; menang tanpo nga-
gunakan untuk mencapai derajat ke- sorake (artinya: hidup sederhana).
manusiaan yang lebih tinggi, hidup Menurut Persyarikatan Muhamma-
yang lebih bermanfaat, kedamaian dan diyah (Hadisaputra, 2010), di antara
kebahagiaan. nilai-nilai keutamaan atau karakter
Kemanusiaan yang dimaksud ada- yang perlu dimiliki bangsa Indonesia,
lah umanitarianisma (perikemanusiaan) baik secara individual maupun kolektif
yang meliputi; solidaritas sesama ma- sebagai berikut. Pertama, nilai-nilai spi-
nusia, menghormati hakekat dan mar- ritualitas. Kedua, nilai-nilai solidaritas.

Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran


16

Ketiga, nilai-nilai kedisiplinan. Keempat, dalam kegiatan pembelajaran, kita per-


nilai-nilai kemandirian. Kelima, nilai- lu terlebih dahulu menyepakati makna
nilai kemajuan dan keunggulan. pembelajarn itu sendiri. Hal ini perlu
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilakukan karena pemaknaan yang ber-
dikatakan bahwa karakter bangsa ada- beda tentang konsep pembelajaran
lah jati diri bangsa yang merupakan yang digunakan dapat berpengaruh ter-
akumulasi dari karakter-karakter warga hadap kualitas integrasi nilai-nilai yang
masyarakat suatu bangsa. Di dalam terkandung dalam karakter bangsa ter-
konsep karakter bangsa terkandung sebut.
nilai-nilai luhur yang merupakan pe- Mengacu pada pengertian bahwa
doman hidup untuk mencapai derajat pembelajaran merupakan bentuk imple-
kemanusiaan yang lebih tinggi, hidup mentasi kurikulum sebagai dokumen
yang lebih bermanfaat, kedamaian dan tertulis (Saylor, dkk, 1981:258), maka
kebahagiaan. pembahasan tentang pembelajaran ti-
Dalam konteks implementasi KTSP dak bisa dipisahkan dari persoalan im-
(kurikulum tingkat satuan pendidikan), plementasi kurikulum yang berlaku.
sesungguhnya nilai-nilai tersebut dapat Pembelajaran merupakan wujud nyata
dimasukkan menjadi isi atau muatan dari implementasi kurikulum. Dengan
kurikulum untuk memperkaya kajian pengertian yang demikian, kegiatan
materi pokok pembelajaran. Selanjut- pembelajaran memiliki posisi yang sa-
nya, nilai-nilai tersebut diintegrasikan ngat menentukan bagi keberhasilan
ke dalam kegiatan pembelajaran setiap kurikulum sebagai rencana tertulis.
mata pelajaran yang berlaku di sekolah Hasan (2002:1) mengatakan, "… jika
dalam rangka membentuk SDM ber- kurikulum dalam bentuk rencana ter-
karakter bangsa, sebagaimana yang tulis dilaksanakan, maka kurikulum da-
dicita-citakan oleh para pendahulu kita lam bentuk proses adalah realisasi atau
(founding father). Hal ini selasar dengan implementasi dari kurikulum sebagai
salah satu prinsip implementasi KTSP, rencana tertulis". Bisa jadi, dua orang
yaitu proses pembelajaran adalah mem- guru yang sama-sama mengimplemen-
bentuk kreasi lingkungan yang dapat tasikan sebuah kurikulum (misalnya,
membentuk atau mengubah struktur kurikulum mata pelajaran IPS) akan di-
kognitif peserta didik, berhubungan de- terima atau dikuasai anak secara ber-
ngan tipe pengetahuan yang harus di- beda bukan karena isi atau aspek-aspek
pelajari, dan harus melibatkan peran kurikulumnya yang berbeda, akan te-
lingkungan sosial (Sanjaya, 2005: 81-82). tapi lebih disebabkan perbedaan dalam
implementasi kurikulum yang diupaya-
kan guru.
INTEGRASI NILAI-NILAI KAKAK- Begitu urgennya posisi kegiatan
TER BANGSA KE DALAM PEM- pembelajaran bagi terwujud atau tidak-
BELAJARAN nya sebuah kurikulum, sangatlah tepat
Mengintegrasikan nilai-nilai yang manakala persoalan pembelajaran me-
terkandung dalam karakter bangsa ke rupakan persoalan esensial di kalangan

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
17

pengembang dan pelaksana kurikulum. tersebut haruslah mampu memfasilitasi


Terlebih lagi jika sistem pembelajaran pembentukan dan pengembangan pe-
yang ada lebih menekankan dimensi serta didik berkarakter bangsa. Salah
proses daripada hasil belajar. Oleh ka- satu cara yang relevan diterapkan ada-
rena itu, agar kegiatan pembelajaran lah pengintegrasian nilai-nilai yang ter-
dapat terwujud secara optimal dan se- kandung dalam karakter bangsa ke da-
suai dengan kurikulum sebagai rencana lam kegiatan pembelajaran setiap mata
tertulis, disarankan Hasan (2002:1) agar pelajaran yang tertera dalam kurikulum
terlebih dahulu memahami secara tepat sekolah.
tentang filsafat dan teori yang diguna- Pengintegrasian nilai-nilai karakter
kan. bangsa ke dalam kegiatan pembelajaran
Pada kesempatan lain, Hasan (2002: berarti memadukan, memasukkan, dan
2) memilah dua persoalan pokok dalam menerapkan nilai-nilai yang diyakini
kegiatan pembelajaran, yaitu persoalan baik dan benar dalam rangka memben-
yang berhubungan dengan kenyataan tuk, mengembangkan, dan membina ta-
kurikulum yang ada dan berlaku di se- biat atau kepribadian peserta didik se-
kolah, dan persoalan yang berhubung- suai jatidiri bangsa tatkala kegiatan
an dengan kemampuan guru untuk me- pembelajaran berlangsung. Nilai-nilai
laksanakannya. Khususnya yang ber- karakter bangsa, antara lain (1) cinta ke-
kaitan dengan persoalan kedua, dite- pada Allah dan semesta beserta isinya;
gaskan oleh Sukmadinata (1988:218) (2) tanggung jawab, disiplin dan man-
dengan mengatakan bahwa pembelajar- diri; (3) jujur; (4) hormat dan santun; (5)
an hampir seluruhnya bergantung pada kasih sayang, peduli, dan kerja sama;
kreativitas, kecakapan, kesungguhan, (6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan
dan ketekunan guru. pantang menyerah; (7) keadilan dan ke-
Bagaimana kaitannya dengan ke- pemimpinan, baik dan rendah hati; dan
giatan pembelajaran untuk pembentuk- (9) toleransi, cinta damai dan persatuan.
an SDM berkarakter bangsa? Mengacu Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai
pada asumsi bahwa pembelajaran me- yang terkandung dalam karakter bang-
rupakan bentuk konkret atau realisasi sa ke dalam kegiatan pembelajaran pa-
kurikulum sebagai dokumen tertulis di da setiap mata pelajaran dalam konteks
sekolah atau kelas, maka aktivitas pem- pembentukan karakter bangsa, sesung-
belajaran yang relevan dilaksanakan guhnya kegiatan tersebut ingin merea-
guru untuk pembentukan SDM berka- lisasikan terhadap apa-apa yang tertera
rakter bangsa tentu tidak bisa dilepas- dalam kurikulum yang berlaku di se-
kan dari karakteristik kurikulum yang kolah, melalui kajian dan aplikasi nilai-
berlaku di sekolah, yaitu kurikulum nilai yang terkandung di dalam karak-
tingkat satuan pendidikan (KTSP) de- ter bangsa pada kegiatan pembelajaran
ngan desain kurikulum berbasis kom- di sekolah.
petensi. Dengan demikian, apapun akti- Integrasi nilai-nilai karakter bangsa
vitas pembelajaran yang diupayakan pada kegiatan pembelajaran dapat dila-
guru, aktivitas-aktivitas pembelajaran kukan melalui tahap-tahap perencana-

Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran


18

an, implementasi, dan evaluasi. Ketiga bangsa, baik di dalam maupun di luar
tahapan pembelajaran tersebut diurai- kelas.
kan sebagai berikut. Cara menyusun rancangan pelaksa-
naan pembelajaran adalah (a) menulis
PERENCANAAN identitas mata pelajaran; (b) menulis
Integrasi nilai-nilai karakter bangsa kompetensi dasar; (c) mengembangkan
memerlukan kegiatan perencanaan kegiatan pembelajaran dalam kolom
yang memadai, baik dalam bentuk yang tersedia yang memuat tahap-ta-
perencanaan pelaksanaan pembelajaran hap pembelajaran, uraian kegiatan, me-
maupun penataan lingkungan belajar. tode pembelajaran, dan media serta
Perencanaan pembelajaran berkaitan sumber belajar yang digunakan guru;
dengan “apa dan bagaimana” pembe- dan (d) sistem penilaian yang dipakai.
lajaran dilaksanakan di dalam dan luar Rancangan integrasi nilai-nilai ka-
kelas. Produk dari kegiatan ini adalah rakter bangsa disusun dengan terlebih
rancangan pelaksanaan pembelajaran. dahulu mengkaji rumusan kompetensi
Penataan lingkungan belajar bertujuan yang akan dikuasai peserta didik. Para
untuk mengatur berbagai situasi dan guru tatkala menyusun rancangan
kondisi (fisik dan non fisik) yang dapat pembelajaran disarankan agar mema-
mengembangkan rasa kepekaan, fleksi- hami terlebih dahulu nilai-nilai karak-
bilitas, demokratisasi, dan rasa tanggap ter bangsa yang terkait dengan rumus-
peserta didik terhadap berbagai kebu- an kompetensi yang diharapkan dikua-
tuhannya. sai peserta didik. Selanjutnya, berdasar-
kan hasil identifikasi nilai-nilai karakter
Penyusunan Rancangan Pelaksanaan bangsa tersebut dikembangkanlah ran-
Pembelajaran cangan pelaksanaan pembelajaran seba-
Rancangan pelaksanaan pembela- gai acuan dalam melayani dan memfa-
jaran perlu dibuat guru sebagai acuan sisilitasi mereka dalam belajar.
kegiatan atau pelaksanaan pembelajar-
an. Rancangan pelaksanaan pembelajar- Pengaturan dan Penataan Lingkungan
an dikembangkan berdasarkan atas si- Belajar
labus yang berlaku dan dikembangkan Integrasi nilai-nilai karakter bangsa
secara berkesinambungan. ke dalam kegiatan pembelajaran di
Rancangan pelaksanaan pembela- kelas memerlukan dukungan lingkung-
jaran memuat tahap-tahap kegiatan an belajar yang memadai. Lingkungan
pembelajaran dari pertemuan ke perte- belajar yang memadai bagi keberhasil-
muan. Tahap-tahap kegiatan pembela- an integrasi nilai-nilai karakter bangsa
jaran tersebut dikembangkan dengan ke dalam kegiatan pembelajaran me-
tujuan memberi kesempatan kepada merlukan penataan dan pengaturan
peserta didik belajar menguasai sejum- agar peserta didik mampu belajar se-
lah kompetensi dengan tetap mengede- suai dengan kebutuhan dan minatnya.
pankan aktualisasi nilai-nilai karakter Beberapa kegiatan penataan dan
pengaturan lingkungan belajar bagi ke-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
19

berhasilan integrasi nilai-nilai karakter kan untuk semua mata pelajaran yang
bangsa ke dalam pembelajaran, antara tersedia di kurikulum sekolah, yang di-
lain (a) menyiapkan sarana pembela- harapkan ada pada tahap pendahuluan,
jaran yang dibutuhkan untuk integrasi inti, dan penutup. Dengan demikian,
nilai-nilai karakter bangsa ke dalam pada setiap tahap pembelajaran akan
pembelajaran; (b) mengatur prasarana diisi atau disertakan pesan-pesan moral
pembelajaran yang tersedia, dan (c) me- atau nilai-nilai karakter bangsa yang re-
nata lingkungan (situasi dan kondisi) ke- levan dengan materi pokok mata pe-
las bagi kepentingan menguasai kom- lajaran yang sedang dibahas. Selanjut-
petensi dan nilai-nilai karakter bangsa nya, agar diperoleh akurasi, ketepatan,
yang terkandung di dalamnya. dan kesesuaian antara nilai-nilai karak-
ter bangsa yang akan dikembangkan de-
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ngan materi pokoknya maka para guru
Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajar- dapat menggunakan bantuan tabel (ba-
an ris – kolom) tentang skenario pembe-
Integrasi nilai-nilai karakter bangsa lajaran berikut.
ke dalam kegiatan pembelajaran dilaku-

Tabel 1. Cara Mengintegrasikan Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Tahap-tahap


Pembelajaran

Nilai-nilai
Tahap Uraian Kegiatan Materi Pokok Waktu
Karakter Bangsa
Pendahuluan 10 %

Inti 80 %

Penutup 10 %

Dengan menggunakan bantuan ta- yang memiliki ciri-ciri (1) mengguna-


bel di atas, guru memiliki peluang se- kan metode yang dapat mewujudkan
cara cermat dan luas tentang kegiatan- rumusan kompetensi dan nilai-nilai
kegiatan apa saja yang dilakukan guna karakter bangsa yang terkandung di
menciptakan pembelajaran yang mem- dalam rumusan kompetensi dengan
fasilitasi peserta didik menguasai hal- memberdayakan multipel inteligensi;
hal yang terdapat dalam rumusan kom- (2) bersifat kontektual; (3) pembelajaran
petensi dan nilai-nilai karakter bangsa berlangsung secara interaktif, inspiratif,
yang terkandung di dalamnya. menyenangkan, memotivasi, menan-
Pembelajaran yang menekankan in- tang, dan dalam iklim yang kondusif;
tegrasi nilai-nilai karakter bangsa yang (4) berpusat pada siswa; (5) mengalo-
diharapkan adalah model pembelajaran kasikan waktu yang relevan dengan

Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran


20

kebutuhan pemahaman kompetensi; (6) Bimbingan Akademik


menggunakan berbagai setting pembe- Bimbingan akademik memiliki po-
lajaran untuk realisasi nilai-nilai karak- sisi strategis bagi keberhasilan peserta
ter bangsa yang terkandung dalam ru- didik dalam integrasi nilai-nilai karak-
musan kompetensi; dan (7) melaksana- ter bangsa. Bimbingan akademik meru-
kan program remidial dan pengayaan pakan bentuk layanan belajar yang di-
sesuai dengan hasil kajian formatif. lakukan guru untuk membantu peserta
didik yang dalam memecahkan masa-
Pengelolaan Kelas lah belajar. Di sini yang perlu ditegas-
Pengelolaan kelas merupakan bagi- kan adalah peserta didik perlu menda-
an esensial dari kegiatan pembelajaran pat bimbingan akademik sesuai dengan
yang menekankan integrasi nilai-nilai keperluan belajarnya.
karakter bangsa. Pengelolaan kelas ber- Beberapa kegiatan bimbingan bela-
tujuan untuk menciptakan dan atau jar yang dapat dilakukan, antara lain;
mempertahankan situasi dan kondisi memberi program pengayaan dan remi-
belajar yang tetap memungkinkan pe- di bagi peserta didik yang membutuh-
serta didik menguasai kompetensi, se- kan, bimbingan belajar bagi peserta di-
kaligus mengamalkan nilai-nilai karak- dik yang mengalami masalah belajar se-
ter bangsa. cara khusus.
Menciptakan kondisi belajar berarti
menata kelas (fisik dan non fisik) yang PENILAIAN
memungkinkan peserta didik belajar Tahap akhir dari kegiatan integrasi
secara memadai. Beberapa kegiatan nilai-nilai karakter bangsa dalam ke-
yang dapat dilakukan, antara lain me- giatan pembelajaran adalah melakukan
nata ruang kelas menurut kepentingan penilaian. Penilaian dapat dilakukan
kegiatan belajar peserta didik, membuat untuk mengetahui keberhasilan peserta
aturan-aturan yang mengatur aktivitas didik dalam menyelesaikan tugas-tugas
belajar peserta didik menguasai kompe- belajar, yang dilakukan pada saat pro-
tensi, memberi keteladanan latihan dan ses maupun akhir pembelajaran.
umpan balik, dan menciptakan kultur Komponen untuk menentukan nilai
belajar yang di kalangan peserta didik. akhir, antara lain kehadiran dalam ta-
Mempertahankan dinamika kelas tap muka, keberhasilan dalam menyele-
merupakan proses kegiatan yang bertu- saikan tugas-tugas belajar, nilai ujian
juan agar aktivitas belajar tetap ber- tengah semester, dan nilai akhir semes-
nuansa pengamalan nilai-nilai moral. ter. Kesemuanya komponen tersebut ke-
Bentuk-bentuk kegiatan mempertahan- mudian dikemas dalam bentuk laporan
kan dinamika kelas, antara lain mendi- hasil belajar peserta didik yang diberi-
siplinkan peserta didik dalam belajar, kan kepada orang tua setiap akhir se-
menerapkan tata tertib sekolah secara mester. Bentuk laporan hasil belajar da-
konsekuen, dan menerapkan hukuman pat berupa rekap nilai yang telah di-
dan hadiah.

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
21

capai peserta didik atau dalam bentuk strategi implementasi, dan alokasi wak-
laporan nilai. tu yang sesuai dengan kondisi dan ke-
butuhan setempat. Sekolah bukan se-
IMPLIKASI kadar berperan sebagai pelaksana, akan
Apa implikasi penerapan pembe- tetapi berperanan pula sebagai pengem-
lajaran yang mengintegrasikan nilai-ni- bang model pembelajaran yang mene-
lai karakter bangsa bagi sekolah, guru, kankan integrasi nilai-nilai karakter
peserta didik, dan orang tua? Untuk bangsa sesuai dengan kondisi dan ke-
menjawab pertanyaan ini terlebih da- butuhan setempat.
hulu perlu diketahui dan dipahami ke- Implikasi yang bisa dikemukakan
dudukan dan peran ketiga pihak ter- sehubungan dengan kedudukan dan
sebut dalam konteks penyelenggaraan peran sekolah di atas, serta ingin tetap
pembelajaran yang mengintegrasikan eksis dan berperan sebagai pihak ter-
nilai-nilai karakter bangsa pada semua depan dalam pengembangan model
mata pelajaran. Bertitik tolak dari ke- pembelajaran tersebut secara efektif
dudukan dan peran masing-masing pi- dan adaptabel maka sekolah dituntut
hak tersebut kemudian dirumuskan (1) proaktif mencari informasi tentang
tentang apa yang sebaiknya mereka berbagai nilai-nilai karakter bangsa
upayakan sehingga pelaksanaan pem- yang terjadi di masyarakat dengan
belajaran tersebut dapat berlangsung memperhatikan masukan-masukan dari
dan berhasil secara optimal. segenap stakeholder dalam rangka pe-
Apabila dilihat dari tingkatan pe- mutakhiran program pendidikan, se-
nyelenggaraan pendidikan, sekolah me- bagaimana dikatakan Joyce, B dan
rupakan institusi yang berada pada Weils, M. (2004) bahwa “As society
tingkatan terbawah yaitu sebagai tem- changes and knowledge abaout curriculum
pat berlangsungnya proses transmisi and instruction increases, schools need to
dan transformasi pengalaman belajar assimilate and accommodate many new
kepada peserta didik. Dengan kedu- realities”; (2) mampu mengubah etos
dukannya yang demikian, tidaklah ber- kerja dan kultur akademik warga se-
lebihan manakala sekolah dikatakan se- kolah. Etos kerja yang tinggi dan kultur
bagai institusi esensial bagi keberlang- akademik yang baik perlu dimiliki para
sungan dan keberhasilan program- warga sekolah jika mengharapkan ke-
program yang telah terumuskan dalam berlangsungan dan kesuksesan integra-
rencana strategi sekolah, apalagi si nilai-nilai karakter bangsa pada ke-
dengan diterapkannya pendekatan giatan pembelajaran di sekolah; dan (3)
school based management. menyediakan berbagai fasilitas belajar
Setidaknya, pihak sekolah memiliki yang mendukung bagi integrasi nilai-
kewenangan dan otorita yang lebih nilai karakter bangsa pada kegiatan
mandiri dalam menjabarkan dan me- pembelajaran, misalnya ruang belajar,
ngembangkan apa yang terumuskan buku pelajaran, perpustakaan, dan la-
dalam program sekolah, menentukan boratorium sains dan komputer.

Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran


22

Guru merupakan pihak terdepan lated to their level of maturaty to help in


dalam kegiatan pembelajaran berbasis planning the total program; in this process
nilai-nilai karakter bangsa. Untuk men- of curriculum planning they participate but
dukung optimalisasi peran guru dalam not necessarily have lead”. Oleh karena
integrasi nilai-nilai karakter bangsa ke itu, prinsip-prinsip student centered, pe-
dalam kegiatan pembelajaran, mereka serta didik aktif, dan ketrampilan pro-
hendaknya memiliki wawasan penge- ses perlu diperhatikan dalam model
tahuan dan pengalaman tentang nilai- pembelajaran tersebut.
nilai yang terkandung dalam karakter Implikasinya adalah peserta didik
bangsa secara luas dan memadai yang dituntut ikut berpartisipasi secara aktif
berkembang di masyarakat Indonesia. dalam menjabarkan, mengembangkan,
Di samping itu, para guru hendak- dan mengimplementasikan nilai-nilai
nya menyadari peran mereka sebagai moral yang terkadung di dalam rumus-
teladan bagi peserta didiknya. Dengan an kompetensi bagi terbentuknya suatu
demikian, tutur kata, pola pikir, peri- profil lulusan sebagaimana yang di-
laku, dan cara-cara berpakaian mereka rumuskan dalam kompetensi yang ber-
hendaknya dapat menjadi contoh dan sumber dari visi dan misi sekolah. Hal
teladan bagi anak-anaknya. Keteladan ini berarti bahwa setiap peserta didik
merupakan kunci sukses bagi integrasi dituntut memiliki kemampuan-kemam-
nilai-nilai karakter bangsa ke dalam ke- puan (1) kreatif dan inovatif dalam be-
giatan pembelajaran di sekolah. lajar; (2) menciptakan suasana kompe-
Peserta didik merupakan pihak titif dalam belajar; (3) menghargai dan
yang akan menerima dan memperoleh menghormati setiap warga sekolah; (4)
seperangkat kemampuan yang dirumus- mengikuti berbagai perubahan dan per-
kan dalam model pembelajaran terse- kembangan ipteks yang sedang terjadi
but. Dalam hal ini, peserta didik perlu di masyarakat, untuk selanjutnya di-
diposisikan sebagai subjek dari model bawa ke sekolah sebagai bahan masuk-
pembelajaran yang menekankan inte- an bagi peningkatan kualitas sekolah;
grasi nilai-nilai karakter bangsa. Pro- dan (5) memiliki sense of belongingness
gram-program pendidikan di sekolah terhadap berbagai program sekolah.
bukan semata-mata diperuntukkan bagi Orang tua dapat dikatakan sebagai
guru, akan tetapi lebih diperuntukkan salah satu pihak yang ikut bertang-
bagi peserta didik. gungjawab bagi kesuksesan program-
Dengan posisi yang demikian maka program sekolah. Artinya, keberhasilan
sepantasnya apabila mereka dilibatkan sekolah sangat ditentukan seberapa ja-
dalam mengembangkan program-pro- uh tingkat partisipasi orang tua ter-
gram pembelajaran yang mendukung hadap implementasi program-program
integrasi nilai-nilai karakter bangsa. yang diselenggarakan sekolah. Ada ko-
Saylor dan kawan-kawan (1981) me- relasi antara kemajuan dan kualitas se-
ngatakan, “As a member of the learner po- kolah dengan tingkat kesadaran orang
pulation, they also have opportunities re- tua terhadap pendidikan anaknya.

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
23

Implikasinya, orangtua dituntut ber- na itu, merupakan suatu keharusan ba-


partisipasi aktif dalam merancang dan gi pihak sekolah, guru, orang tua, dan
mengembangkan nilai-nilai moral yang peserta untuk mewujudkan kegiatan
diyakini perlu diberikan peserta didik. pembelajaran yang di dalamnya terkan-
Hal ini berarti bahwa pihak orang tua dung nilai-nilai karakter bangsa dengan
perlu (1) meningkatkan kesadaran ter- harapan supaya lulusan sekolah benar-
hadap arti penting nilai-nilai karakter benar menguasai kompetensi sekaligus
bangsa bagi anaknya; (2) menyediakan melaksanakan tindakan-tindakan yang
berbagai fasilitas belajar yang diperlu- merupakan pengejawantahan dari nilai-
kan anaknya untuk tumbuh kembang- nilai karakter bangsa, sebagaimana
nya nilai-nilai karakter bangsa dalam yang dikehendaki masyarakat.
diri anak-anak; dan (3) melakukan kerja
sama secara sinergis dengan pihak se- UCAPAN TERIMA KASIH
kolah guna memikirkan dan mencari Pada kesempatan ini perkenankan
solusi terhadap berbagai problem yang saya menyampaikan terima kasih ke-
dialami sekolah, terutama yang berkait- pada Bapak Prof. Dr. Burhan Nurgi-
an dengan demoralisasi anak didik. yantoro selaku Ketua LPM Universitas
Negeri Yogyakarta berserta staf yang
PENUTUP telah menerbitkan tulisan saya. Di sam-
Di akhir tulisan ini, penulis ingin ping itu, kepada Bapak Prof. Pardjono,
kembali menegaskan bahwa integrasi Ph.D. yang telah bersedia mereview
nilai-nilai karakter bangsa dapat dila- tulisan saya menjadi lebih baik, dari sisi
kukan pada kegiatan pembelajaran se- substansi dan cara pemaparannya. Se-
mua mata pelajaran di sekolah untuk moga Allah SWT memberkahi kepada
menyiapkan lulusan menguasai kom- semua pihak yang telah membantu
petensi dan sekaligus mengaplikasikan saya dalam penulisan ini.
nilai-nilai karakter bangsa pada kehi-
dupan sehari-hari. Dalam konteks im-
plementasi KTSP, cara ini relevan dila- DAFTAR PUSTAKA
kukan guru yang berkeinginan me-
nyiapkan lulusan kompeten di bidang- Chrisiana, Wanda. 2005. “Upaya Pene-
nya, sekaligus berkarakter bangsa. rapan Pendidikan Karakter bagi
Integrasi nilai-nilai karakter bangsa Mahasiswa: Studi Kasus di Ju-
dalam kegiatan pembelajaran dapat dil- rusan Teknik Industry UK Pe-
akukan pada tahap-tahap; pendahulu- tra”. Jurnal Teknik Industri, Vol. 7.
an, inti, dan penutup. Di sini, yang per- No. I. Juni 2005. Surabaya: Uni-
lu diperhatikan adalah setiap tahap versitas Kristen Petra.
pembelajaran perlu ada porsi waktu
untuk aktualisasi nilai-nilai karakter Ekowarni, Endang. 2010. Pengembangan
bangsa sebagaimana yang terkandung Nilai-nilai Luhur Budi Pekerti se-
dalam rumusan kompetensi. Oleh kare- bagai Karakter Bangsa. http://be-

Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran


24

lanegarari.wordpress.com/2009/-
08/25/. Diunduh pada tanggal
tanggal 26 Maret 2010.

Hadisaputra. 2009. “Revitalisasi Karak-


ter Bangsa”. Tribun Timur, 18 Juni
2009.

Hasan, Said Hamid. 2002. “Kurikulum


Berbasis Kompetensi Berdasar-
kan SK Mendiknas 232/U/2000
dan Alternatif Pemecahannya”.
Makalah Seminar Nasional, tanggal
11 Mei 2002 di UNY.

Joyce, B & Weils, M. 2004. Models of


Teaching. (Seventh Edition). Bos-
ton: Pearson Education, Inc.

Kedaulatan Rakyat, 25 April 2007.

Kompas, 26 April 2007.

Kompas, 26 Maret 2010.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam


Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Me-
dia.

Saylor J.G. dan kawan-kawan. 1981.


Curriculum Planning for Better
Teaching and Learning. Fourth
Edition. Japan: Holt, Rinehart
and Winston.

Syaodih S. Nana. 1988. Prinsip dan Lan-


dasan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti
Depdiknas.

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY

Anda mungkin juga menyukai