Anda di halaman 1dari 14

11

besar 95 mmHg, Joint National Committee VII (JNC VII) berpendapat

hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg.

Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi,

adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus

mengalami peningkatan tekanan. Tekanan darah dihasilkan dari

kekuatan darah dalam mendorong dinding pembuluh darah arteri yang

dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanan, semakin keras jantung

harus memompa. Hipertensi yang dibiarkan tidak terkendali dapat

menyebabkan serangan jantung,pembesaran jantung, dan akhirnya gagal

jantung (World Health Organization,2013).

2. Klasifikasi Hipertensi

a. Berdasarkan Tingkatan

1) Menurut WHO (World Health Organization) dan ISH

(International Society of Hypertension)

Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO dan ISH

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥180 ≥110


12

Hipertensi sistol terisolasi ≥140 <90

Sub grup : perbatasan 140-149 <90

2) Menurut JNC VII (Joint National Committee VII)

Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastol (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥160 Atau ≥100

3) Menurut PHI (Perhimpunan Hipertensi Indonesia)

Tabel 4 Klasifikasi Menurut Hasil Konsesus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-90

Hipertensi stadium 1 140-159 90-99

Hipertensi stadium 2 >160 >100

Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90


13

b. Berdasarkan penyebab

1) Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial

Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),

walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti

kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar

90% penderita hipertensi.

2) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%

penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada

sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau

pemakaian obat tertentu, misalnya pil KB.

c. Berdasarkan bentuk Hipertensi

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension), hipertensi campuran

(sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated

systolic hypertension).

d. Hipertensi jenis lainnya

1) Hipertensi Pulmonal

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah

pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak

nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar

penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat

yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan

aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer


14

sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih

sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1,

angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk,

dengan mean survival / sampai timbulnya gejala penyakit sekitar

2-3 tahun.

Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada

National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis

lebih dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih

dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada

aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada jantung

kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak

adanya kelainan paru.

2) Hipertensi Pada Kehamilan

Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat

pada saat kehamilan, yaitu:

a) Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi

yang diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan ( selain

tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada air

kencingnya ). Preeklamsi adalah penyakit yang timbul dengan

tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul

karena kehamilan.

b) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum

ibu mengandung janin.


15

c) Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan

gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.

d) Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas.

Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh

kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor

diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor

keturunan, dan lain sebagainya.

3. Etiologi dan Faktor Risiko Hipertensi

Etiologi hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar

berkaitan dengan jenis hipertensi yaitu hipertensi esensial dan hipertensi

non-esensial. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang bersifat

idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) namun berkaitan dengan

kebiasaan dan pola hidup seseorang. Selanjutnya hipertensi non-esensial

atau hipertensi sekunder yang diketahui penyebabnya seperti pada

penderita gagal ginjal.

Beberapa faktor risiko hipertensi antara lain:

a. Faktor yang Dapat Dikendalikan

1) Konsumsi Garam

Pada beberapa orang mengonsumsi garam dapat meningkatkan

tekanan darah dengan sangat cepat, khusunya pada penderita

hipertensi ringan, diabetes, lansia, dan orang yang berkulit hitam.


16

Asupan garam yang tidak terkendali membuat sel-sel otot polos

dan sel-sel otot jantung membesar. Selain itu, fungsi endotel akan

kacau. Pembuluh darah pun mengalami ketegangan karena

peningkatan kolagen dan serat-serat elastin di pembuluh darah.

Eksresi albumin turut bertambah. Mengonsumsi garam yang

berlebihan mengakibatkan kadar garam dalam tubuh meningkat,

sehingga terjadi proses osmolalitas. Akibatnya, seseorang menjadi

sering haus dan volume cairan ekstrasel meningkat yang

berdampak ke tekanan darah meningkat yang berdampak pada

semakin tingginya RAS. RAS merupakan sistem renin-

angiostenin, sebuah sistem yang mengelola tekanan darah dan

cairan keseimbangan dalam tubuh.

2) Kolesterol

Kandungan lemak yang berlibihhan dalam aliran darah dapat

menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah

sehingga menyumbat aliran darah. Hal ini mengakibatkan tekanan

darah akan meningkat.

Terlalu banyak jumlah kolesterol dalam darah dapat menyebabkan

timbunan lemak yang berlebih didalam tubuh secara bertahap di

pembuluh darah. Hal ini membuat darah lebih sulit untuk dapat

mengalir masuk, sehingga dapat menyebabkan serangan jantung

atau stroke. (AHA, 2017)

3) Obesitas
17

Pada orang-orang yang mempunyai berat badan lebih 30% diatas

berat badan ideal memiliki kemungkinan lebih besar untuk

mengalami hipertensi.

Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat

kaitannya dengan hipertensi. Tingginya peningkatan tekanan darah

tergantung pada besarnya penambahan berat badan. Peningkatan

risiko semakin bertambah parahnya hipertensi terjadi pada

penambahan berat badan tingkat sedang. Tetapi tidak semua

obesitas dapat terkena hipertensi. Tergantung pada masing –

masing individu. Peningkatan tekanan darah di atas nilai optimal

yaitu >120/80 mmHg akan meningkatkan risiko terjadinya

penyakit kardiovaskuler. Penurunan beratbadan efektif untuk

menurunkan hipertensi, Penurunan berat badan sekitar 5 kg dapat

menurunkan tekanan darah secara signifikan

4) Stres

Kondisi emosi yang tidak stabil pada seseorang juga dapat memicu

terjadinya hipertensi. Hubungan antara stres dengan hipertensi

diduga melalaui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan

darah secara intermiten. Apabila stres berlangsung lama dapat

mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap. Pada

binatang percobaan dibuktikan bahwa pajanan terhadap stres

menyebabkan binatang tersebut menjadi hipertensi.


18

Stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat

sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Stres yang kronis

akan berdampak pada perubahan patologis tubuh karena adanya

kelainan organis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau

penyakit maag (Kemenkes RI, 2006).

5) Merokok

Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan tingginya tekanan

darah, risiko diabetes, serangan jantung, dan stroke. Oleh karena

itu, kebiasaan merokok pada mereka yang sudah mengalami

hipertemsi dapat memicu timbulnya penyakit lain yang berkaitan

dengan jantung dan darah.

6) Kafein

Kafein yang terdapat pada minuman seperti kopi, teh, maupun

minuman soda juga dapat meningkatkan tekanan darah. Kafein

dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.

7) Alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga menyebabkan tekanan

darah tinggi. Peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume

eritrosit serta kekentalan darah diduga berperan dalam menaikkan

tekanan darah. Konsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar


19

setiap hari akan memberikan efek terhadap tekanan darah (Depkes

RI, 2006).

8) Kurang Olahraga

Olahraga yang kurang dapat menyebabkan tekanan darah dalan

tubuh meningkat. Perkembangan hipertensi dipengaruhi oleh

banyak faktor. Orang yang dengan aktifitas fisik kurang tapi

dengan nafsu makan yang kurang terkontrol sehingga terjadi

konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan nafsu makan

bertambah yang akhirnya berat badannya naik dan dapat

menyebabkan obesitas. Jika berat badan seseorang bertambah,

maka volume darah akan bertambah pula, sehingga beban jantung

untuk memompa darah juga bertambah. Semakin besar bebannya,

semakin berat kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh

tubuh sehingga tekanan perifer dan curah jantung dapat meningkat

kemudian menimbulkan hipertensi

b. Faktor yang tidak dapat Dikendalikan

1) Keturunan

Pada seseorang yang mimiliki orang tua maupun saudara yang

memiliki riwayat hipertensi, maka kemungkinan besar orang

tersebut memiliki kemungkinan mengalami hipertensi. Statistik

menunjukan kejadian hipertensi lebih tinggi terdi pada pada

kembar identik daripada kembar tidak identik.


20

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu juga akan

menyebabkan keluarga itu memiliki risiko untuk menderita

penyakit hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan

kadar sodium intraselular dan rendahnya rasio antara potassium

terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi

daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat

hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial

dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.

2) Usia

Penelitian menunjukan semakin lanjut usia seseorang, maka

tekanan darah juga akan meningkat. Tekanan darah seseorang saat

muda tidak akan sama ketika bertambah tua.

Pertambahan usia menyebabkan adanya perubahan fisiologis

dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat adanya

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh

darah akan mengalami penyempitan dan menjadi kaku dimulai saat

usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer

dan aktivitas simpatik serta kurangnya sensitivitas baroreseptor

(pengatur tekanan darah) dan peran ginjal aliran darah ginjal dan

laju filtrasi glomerulus menurun.


21

Sementara Menurut American Heart Association (AHA) dan

American College of Cardiology (ACC) (2017), terdapat dua jenis faktor

risiko yang dapat mengakibatkan hipertensi yaitu faktor risiko yang dapat

diubah dan faktor risiko yang relatif tetap. Faktor risiko yang dapat diubah,

yaitu perokok aktif, perokok pasif, penderita Diabetes Mellitus, penderita

Dislipidemia/Hiperkolesterolemia, Obesitas/Kelebihan berat badan, Kurang

aktifitas fisik, dan diet tidak sehat. Sementara faktor risiko yang relatif tetap,

yaitu penderita gagal ginjal kronik, memiliki riwayat keluarga penderita

hipertensi, peningkatan usia, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang

rendah, laki-laki, penderita Obstructive Sleep Apnea, dan stres psikososial.

4. Tanda dan Gejala

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.

Walaupun beberapa gejala yang terjadi hamper bersamaan diyakini

memiliki hunungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang

dimaksudkan yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah

kemerahan dan kelelahan.

Pada penderita hipertensi berat atau sudah menahun dan tidak

mendapatkan penenganan maka bisa timbul gejala sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, dan pandangan menjadi

kabur. Yang terjadi akibat adanya gangguan maupun kerusakan pada

mata, otak, jantung, dan ginjal. Biasanya pada penderita hipertensi berat
22

juga mengalami penurunan kesadaran, dan bahkan koma yang

diakibatkan adanya pembengkakan pada otak.

B. Kerangka Konsep

Konsumsi garam

kolesterol

Obesitas

Stress

Merokok

Kejadian hipertensi
Konsumsi kafein

Konsumsi alkohol

Kurang olahraga

Keturunan

Usia
23

C. Kerangka Penelitian

1. Konsumsi garam
2. Kolesterol
3. Obesitas
4. Stress
5. Merokok
Penduduk di wilayah 6. Konsumsi kafein
kerja Puskesmas 7. Konsumsi alkohol Hipertensi
Gondokusuman 1 8. Kurang olahraga
9. Keturunan
10. Usia

D. Hipotesis

1. Ada hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

2. Ada hubungan antara kolesterol dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

3. Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

4. Ada hubungan antara stress dengan kejadian hipertensi pada penduduk

di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

5. Ada hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

6. Ada hubungan antara konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

7. Ada hubungan antara komsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi

pada penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.


24

8. Ada hubungan antara kurang olahraga dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

9. Ada hubungan antara keturunan dengan kejadian hipertensi pada

penduduk di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

10. Ada hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada penduduk di

wilayah kerja puskesmas Gondokusuman 1.

Anda mungkin juga menyukai