Gagang elektrode
busur listr ik
Mesin las
Elektrode
Logam
induk
(a) Jalur arus listrik ketika operator (b) Arus listrik ekuivalen
menyentuh elektrode
‘ Item
standar JIS
utk ruang terbuka. Harus dibuatkan kabel
‘ Nomor pentanahan klas III
item sesuai dgn arus
listrik las
yg digunakan.
Pengkabelan
primer
‘ Jgn
gunakan
kabel las
Item yg
akan Pemasangan alat penurun
dilas tegangan otomatis
Mesin las
busur listrik
‘ Pasanglah di
tempat kering, jauh
Sambungan Pengkabelan dari air dan
penghubung samping
dgn bagian belakang sekunder Harus dibuatkan kabel pentanahan klas II
‘ Item ‘ Kabel Terminal Sekunder
Alat utk kerja las
yg akan dilas ‘ Sekrup-sekrup harus
juga hrs hrs
ditancapkan dengan benar.
penyambung ditanahkan digunakan.
kabel ‘ Harus dilekatkan
dgn metode ‘
sebuah alat untuk
‘ kelas III. Ruang mencegah
Sambungan penampang- pengenduran sekrup.
lintang
hrs diikat ‘ Ruang pengisian
kuat-kuat. konduktor hrs terbuka hrs benar-benar
cukup utk tertutup
‘
Isolasi hrs dimasuki arus pita isolasi.
sempurna. listrik.
‘
Pemotongan
kabel tidak
boleh rusak.
Kornea
Retina Kornea dan lensa kristalin
Sinar
menyerap sebagian besar sinar,
ulfraviolet
200~380nm
menyebabkan optamilitus.
Lensa Kristalin
Ruji
Gorden
Layar
Pemberitahuan
Pemercik
Gas Co2ogas CO
Asap Asap
Kawat
Oksidasi,Kondensasi
Busur
las
Percikan
Uap air bertemperatur
tinggi Logam las-lasan
Jenis hidrogen
13.69 3.70 3.82 0.25 0.32 12.25 0.97 10.11 25.20 17.50
rendah
Jenis hidrogen
rendah tidak 19.55 5.95 4.49 0.57 0.36 13.35 6.76 24.90 3.65 11.54
berbahaya
Jenis ilmenit 46.54 19.35 11.24 2.14 0.41 1.72 0.53 6.20 6.44 --
Pengelasan
dengan gas 75.47 10.69 12.57 -- -- -- -- -- -- --
CO2
Peneglasan
16.22 1.33 2.14 -- 7.83 18.30 42.10 0.30 tr 11.12
tanpa gas
Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala penyakit akut
yang disebut “demam logam” dapat terjangkit, ditandai dengan sakit
kepala, demam, menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu
singkat. Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang elektrode las
hidrogen rendah. Walaupun demikian, ini hanyalah gejala penyakit
sesaat, dan pasien akan pulih kembali kesehatannya setelah beberapa
jam. Namun apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka partikel-
partikel murni akan terakumulasi di dalam paru-paru dan dapat
menyebabkan kondisi kronis yang disebut “pneumokoniosis” (radang
paru-paru).
Radang paru-paru pada tahap awal hampir tidak menunjukkan
gejala penyakit yang subyektif, tetapi fungsi paru-paru semakin
memburuk seiring dengan berkembangnya gejala penyakit itu, ditandai
dengan kesulitan bernapas. Sampai sekarang masih belum ada
pengobatan yang dapat mengembalikan paru-paru seperti dalam kondisi
kesehatan semula, selain itu dalam beberapa kasus pasien meninggal
dunia karena berbagai komplikasi.
Di Jepang, pengelasan di dalam ruangan digolongkan sebagai
pekerjaan pembersih debu, sehingga upaya pencegahan asap las dan juga
pemeriksaan kesehatan wajib dilakukan secara teratur untuk mencegah
radang paru-paru .
Bila material baja berlapis seng dilas, maka penghisapan asap
seng menyebabkan demam dan panas-dingin yang tinggi. Walaupun
gejala penyakit ini terjadi sesaat, perlu dilakukan perawatan kesehatan.
Titanium Enzim
2CO2 Æ 2CO+O2
Kepadatan CO ini bergantung pada jarak dari titik kejadian seperti
tampak pada Gb. VI.6, dan 700ppm di luar helm serta 50ppm di
dalam helm pada titik 30 cm dari titik kejadian.
Batas asap yang
kasat mata
Helm
Titik penyalaan
busur las
(b) Oksigen dan nitrogen bereaksi dengan busur las panas terhadap
oksigen dan dikonversikan menjadi Nox (NO-NO2).
(c) Sinar ultraviolet yang ditimbulkan dari reaksi busur las terhadap
oksigen, menghasilkan ozon (O2).
(d) Oli dan cat yang melekat pada daerah las-lasan, yang dilarutkan
oleh busur las dan nyala api gas, menghasilkan gas-gas organik.
b. Jika alat penyedot asap dan pembuang gas tidak dapat dipasang,
maka gunakanlah alat bantu pernapasan seperti tampak pada Gb.
VI.8. Bila pengelasan dilakukan pada lokasi yang sempit dan
kurang ventilasi, gunakanlah masker pengisi udara (oksigen).
Volume asap
yang
Volume asap yang ditim bulkan
ditimbulkan
(mg/mnt)
Volume percikan
yang ditimbulkan
(rasio)
MG-50 1.6‡
350Amp
EXT. 25mm
GAS. 251/min
Penting untuk diketahui bahwa juru las sendiri harus memahami risiko-
risiko sinar busur las listrik, asap dan gas las, letupan atau percikan las;
memakai perlengkapan pencegahan dan keamanan; dan memastikan
bahwa fasilitas dan lingkungannya sudah sesuai sebelum mulai
melakukan pengelasan.
1. Kecelakaan
Faktor yang paling banyak terjadi dilingkungan kerja adalah adanya
kecelakaan, dimana kecelakaan merupakan :
(1) Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan
cidera fisik seseorang bahkan fatal sampai kematian / cacat
seumur hidup dan kerusakan harta milik
(2) Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi
diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan
(3) Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat
menurunkan efisiensi operasional suatu usaha
Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi :
(1) Kecelakaan dapat terjadi setiap saat ( 80 % Kecelakaan akibat
kelalaian )
(2) Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi
(3) Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian.
(4) Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan
(5) Kecelakaan selalu mempunyai sebab
(6) Kecelakaan dapat dicegah / dieliminir
Jenis pekerjaan
No Jenis APD
Op.
Welder Fitter Brander
Gerinda
Helm Pengaman Dengan Tali
1 X X X X
Terikat Kuat
2 Ketelpak Kerja X X X X
4 Stiwel X X X X
8 Apron Kulit X X X
10 Welding Respirator X
11 Selubung Tangan X
12 Toxid Respirator X X X
1. Definisi
Kesatuan ruang dengan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lainnya
2. Sistim Manajemen Lingkungan
Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang
mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung
jawab, praktik, prosedur, proses dan sumberdaya untuk
mengembangkan, melaksanakan, mencapai, mengkaji dan
memelihara kebijakan lingkungan.
KKN TIM 1
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA GENENG
KECAMATAN BATEALIT
2018