DENGAN POST
OPERASI CRANIOTOMY EXCUSES INTRA VENTRICULAR
HEMORHAGE (IVH) DIRUANG ICU
RSUD CENGKARENG
TAHUN 2018
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
YULIUS HENDRO, S.Kep
17.156.03.11.049
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
YULIUS HENDRO, S.Kep
17.156.03.11.049
LEMBAR PERSETUJUAN
i
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA NY J. DENGAN POST
OPERASI CRANIOTOMY EXCUSES INTRA VENTRICULAR
HEMORHAGE (IVH) DI RUANG ICU
RSUD CENGKARENG
TAHUN 2018
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Yulius Hendro, S.Kep
17.156.03.11.049
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Yulius Hendro, S.Kep
NPM 17.156.03.11.049
Lisna Nuryanti
Kiki Deniati, S.Kep.,Ners.,M.Kep
S.Kep.,Ners.,M.Kep Ernauli Meliyana
IrfanS.Kep.,Ners.,M.Kep
Efendi
NIDN. 0420078101
NUPN: 9932000091 NUPN. 9932000093
NIP. 197706162014121002
Mengetahui
Wakil Ketua I Bidang Akademik Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia STIKes Medistra Indonesia
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NPM : 17.156.03.11.049
Judul Tugas Akhir : Asuhan Keperawatan Kritis Pada Ny J. Dengan Post Operasi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
NPM. 17.156.03.11.049
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “
profesi keperawatan (Ners) pada Program Studi Profesi Ners STIKes Medistra
Indonesia. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun
tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini hingga selesai,
Medistra Indonesia
4. Lenny Irmawaty SST., M.Kes selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIKes Medistra Indonesia.
5. Farida Banjarnahor, SH selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan
Kepegawaian STIKes Medistra Indonesia
v
vi
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Bagi Klien Dan Keluarga
vii
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Data Dasar
2. Status Kesehatan
3. Pengkajian Fisik
4. Pengkajian Persistrem
1) Sistem Pernafasan
2) Sistem Cardiovaskuler
3) Sistem Neurologis
4) Sistem Persepsi Sensori
5) Sistem Perkemihan
6) Sistem Pencernaan
7) Sistem Muskuloskeletal
8) Sistem Integumen
9) Sistem Reproduksi
10) Istirahat Dan Tidur
11) Personal Hyegiene
12) Aktivitas Dasar
13) Bio Spiko Spiritual
14) Therapi / Program Medis
15) Pemeriksaan Laboratorium Dan Penunjang
16) Input-Output Cairan
5. Asuhan Keperawatan
1) Data Fokus
2) Analisa Data
3) Diagnosa Keperawatan
4) Nursing Care Planning
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh, Jika otak sehat,
mental bisa ikut terganggu. Salah satu masalah yang dapat memicu
terjadi pada bagian otak, seperti cerebellum (otak kecil), cerebrum (otak
pada sistem ventrikel atau yang timbul di dalam atau pada sisi dari
yang lainnya. Kejadian IVH memang sangat jarang. Hal ini menjadi alasan
atas pemahaman yang buruk terhadap gejala klinis, etiologi, dan prognosis
jangka pendek maupun panjang pada pasien IVH. Sepertiga pasien IVH
tidak bertahan pada perawatan di rumah sakit (39%). Angka kejadian IVH
1
2
amerika serikat total lebih dari 45.000 per tahun dimana sekitar 45 %
2013).
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertatik untuk
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Cengkareng.
b. Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada pasien dengan post operasi
RSUD Cengkareng.
3
RSUD Cengkareng.
d. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada pasien post operasi
RSUD Cengkareng.
e. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek pada pasien
C. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
intraserebral non traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel atau yang
timbul di dalam atau pada sisi dari ventrikel. Dari pengertian ini dapat
stroke merupakan salah satu dari jenis stroke (CVA) hemoragik yang
Permana.2012)
namun dengan puncak antara usia 40-60 tahun, dengan rasio angka
2. Etiologi
4
5
b) kebiasaan merokok
alkohol.
periventrikel.
Pasien usia tua dengan tekanan darah normal yang mengalami PIS
subarachnoid (Anggraeni.2016)
a. Kehilangan Motorik.
7
1) Hemiplegia yaitu paralisis pada salah satu sisi yang sama seperti
pada wajah, lengan dan kaki (karena lesi pada hemisfer yang
berlawanan).
sama seperti wajah, lengan, dan kaki (Karena lesi pada hemisfer
yang berlawanan).
auditorius.
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
masuk akal) .
3) Apraksia adalah ketidak mampuan untuk melakukan tindakan
d. Gangguan Persepsi.
e. Defisit Kognitif.
5) Perubahan Penilaian.
f. Defisit Emosional.
1) Kehilangan kontrol-diri.
2) Labilitas emosional.
9
4) Depresi.
5) Menarik diri.
7) Perasaan Isolasi.
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan diagnosa
10
a. Pemeriksaan Klinis
Melalui anamnesis dan pengkajian fisik (neurologis):
1) Riwayat penyakit sekarang (kapan timbulnya, lamanya serangan,
resiko).
7) Neurosensorik (sinkop atau pingsan, vertigo, sakit kepala,
menelankarena batuk).
10) Interaksi social (masalah bicara, tidak mampu berkomunikasi).
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Angiografi Serebral.
2) Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik misalnya
d) EEG (elekroensefalogram)
e) Sinar tengkorak.
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah
hipertensi.
3) Vasospasme
vasospasmeintrakranial.
7. Penatalaksanaan
dosisrendah
dengan desak ruang sekunder dari kompresi korteks serebri dari adanya
perdarahan intraventrikuler
Intervensi :
- Observasi kesadaran (GCS)setiap jam
- posisikan headup 15-30
- hindari terjadinya hiperkapnia dengan oksigenasi yang adekuat.
- Hindarkan pemberian cairan yang berlebihan
- Kolaborasi pemberian diuretika osmosis seperti furosemide.
b. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vaskuler
cerebral
Intervensi :
- Pertahankan tirahbaring selama fase akut
- Hilangkan/ minimalkan aktivitas vasokontriksi (batuk,
mngejan,membungkuk).
- Berikan obatsesuai indikasi
c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan penurunan kesadaran
Intervensi :
D. Konsep craniotomy
1. Definisi
trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Trauma Capitis adalah cedera
2. Tujuan
Craniotomy adalah jenis operasi otak. Ini adalah operasi yang
paling umum dilakukan untuk otak pengangkatan tumor. Operasi ini juga
memeriksa otak.
3. Etiologi
Etiologi dilakukannya Craniotomy karena :
15
benda tumpul
b. Kepala membentur benda atau objek yang secara relative tidak
karena
isinya. Kekuatan itu bisa terjadi seketika atau menyusul rusaknya otak
4. Patofisiologi
craniotomy
Luka insisi
Gangguan rasa
nyaman nyeri
5. Mekanisme cedera
Mekanisme cedera memegang peranan yang sangat besar dalam
membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat benda tumpul, atau
adalah bila kepala membentur objek yang secara relative tidak bergerak,
seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara
seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat.
memar pada permukan otak, laserasi substansia alba, cedara robekan atau
kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera.
17
dan hipotensi.
6. Indikasi
Indikasi tindakan kraniotomi atau pembedahan intrakranial adalah sebagai
berikut :
f. Tumor otak
g. Perdarahan (hemorrage)
7. Komplikasi
antara lain :
1) Edema cerebral
2) Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral
3) Hypovolemik syok
18
4) Hydrocephalus
5) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes
Insipidus)
8. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul
penumpukan sputum
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi.
5) Defisit perawataan diri b.d kelemahan fisik
9. Intervensi
intrakranial.
(kolaborasi).
< 3), Ekspresi wajah klien rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal.
19
perlahan.
indikasi
(analgesik)
penumpukan sputum.
Tujuan (NIC) : Mempertahankan jalan napas dan mencegah aspirasi,
KH: Suara napas bersih, tidak terdapat suara sekret pada selang dan
sputum banyak.
d. Lakukan fisioterapi dada setiap 2 jam.
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi.
Tujuan (NIC) :Gangguan integritas kulit tidak terjadi
Rencana Tindakan (NOC) :
20
a. Kaji fungsi motorik dan sensorik pasien dan sirkulasi perifer untuk
sekali.
g. Pertahankan alat-alat tenun tetap bersih dan tegang.
5) Defisit perawataan diri b.d kelemahan fisik
Tujuan (NIC) : Kebutuhan dasar pasien dapat terpenuhi secara adekuat.
lingkungan.
tanda infeksi)
E. Patafisiologi Klien
Riwayat Hipertensi
craniotomy
Gangguan perfusi
Penumpokan cairan di Gangguan rasa jaringan
salran pernafasan atas nyaman nyeri
Nama : Ny J
Umur : 40 Tahun
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri dan lain
-lain)
Status Perkawinan :
Agama : Islam
Suku : Pekerjaan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
22
23
Keluhan Utama
Klien tampak gelisah, dan tapak ingin bangun dari temapat tidur, Klien
cendrung mengkerutkan dahi dan mengerakan tangan kanan ke arah kepala,
dengan menunjukan ekspresi kesakitan skala nyeri VAS nyeri 6 (1-10).
Anak klien mengatakan nenek nya mempunyai riwayat hipertensi seperti ibu
nya tetapi tidak sampai dirawat di RS.
Riwayat alergi
I. PENGKAJIAN FISIK
KeadaaanUmum: Sakit berat
Kesadaran : Delirium
24
TTV :
TD :180/110 mmHg
Nadi : 115 x/mnt
Respirasi : 22 x/mnt
Suhu : 36,1 0C
BB : 60 Kg
TB : 155 CM
Keterangan :
Rumus : BB
Nilai IMT < 18,5 = Berat badan kurang
TB ² Nilai IMT 18,5 - 22,9 = Normal
60 Nilai IMT 23-24,9 = Normal Tinggi
1, 55² Nilai IMT 25,0 - 29,9 = Gemuk
Nilai IMT >= 30,0 = Gemuk Banget
= 25
Dapat disimpulkan ideks masa tubuh (IMT) dalam batas normal tidak
Perkusi :
Sonor di seluruh lapang paru
Askultasi :
25
Suara nafas terdengar ronkhi pada area janan nafas atau tengorokan,
terdengar adanya cairan pada saluran pernafasan.
1. SISTEM CARDIOVASKULER
Inspeksi:
Tidak tampak pembengkakan pada bagian dada ics 2,-4 bagian kiri, Tidak
ada peningkatan JVP.
Palpasi:
iktuskordis teraba di ics 4, irama regular, frekuensi 115x/menit, tidak
ditemukan adanya nyeri tekan.
Perkusi:
redup di ics 2 - ics 4
Auskultasi:
Bj1 dan 2 dalam batas normal, tidak terdapat suara tambahan.
2. SISTEM NEUROLOGIS
GCS : (E: 4 V: ETT M: 5 ), reflek cahaya baik, tidak terdapat lesi pada area
mata, pupil isokor, klien dapat mengerakan secara aktif. Saat pengkajian
klien tampak gelisah, terkadang yang ditanyakan oleh perawat tidak
direspon oleh klien.
3. SISTEM PERSEPSI SENSORI
Inspeksi :
Sklera tampak anikterik, konjungtiva ananemis, bentuk pengelihatan baik,
telinga dalam batas normal, tidak ada pembengkakan pada mata dan
telinga, tidak mengunakan alamat bantu pengelihatan atau pendengaran,
fungsi pendengaran baik, tetapi kadang apa yang ditanya oleh perawat
respon pasien hanya memberikan respon non verbal ( terpasang ETT)
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan pada mata dan telinga.
4. SISTEM PERKEMIHAN
Ispkeksi :
terpasang kateter urin 250 cc. urin berwarna warna kuning, berbau khas.
Palpasi :
Ttidak teraba benjolan pada saluran perkemihan dan nyeri tekan (-),
distensi kandung kemih(-)
5. SISTEM PENCERNAAN
- Insfeksi :
Mulut : terpasang ETT T-Piece 6 lpm, tampak cairan pada saluran ETT,
tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir kering.
26
7. SISTEM INTEGUMEN
Warna kulit sawomatang,turgor kulit baik, tidak tampak adanya
edema, dan terdapat luka post operasi craniotomy pada bagian kepala
sebelah kanan. Terpasang drainage : 5 cc yang dialirkan keluar tubuh. Luka
27
Makan/ Minum
Toileting
28
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu alat
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang dan alat
4 : tergantung total
12. BIO SPIKO SPIRITUAL
Klien tinggal satu rumah bersama dengan anak laki-lakinya yang
berusi 14 tahun, suami meningal. Klien sebagai kepala keluarga untuk
membiayai hidupnya dan anaknya. Hunbungan klien dilingkungan baik.
Klien dan anaknya sering melakukan kegiatan sholat.
Kesimpulan :
Total : 469 cc
output :
Urine : 250 cc
Drainage : 5 cc
Total : 260 cc
IWL : 175
Rumus balan cairan shift siang :
Total intake – total output – IWL =
469 cc – 260 – 175 = 34 cc
- AGD
PH : 7,36 ( 7,35 – 7,45 )
PCO2 : 31 (P;35-48. W;32-45)
PO2 : 138 ( 83-108 mmHg)
HCO3 : 18 ( 21-28 mmHg)
PH : 7,36 ( Normal )
PCO2 : 31 ( Alkalosis )
HCO3 : 18 ( Asidosis )
Kesimpulan :
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil laboratorim PH
dalam batas normal, PCO2 menurun, dan HCO3 menurun
artinya klien mengalami asidosis metabolik
terkompensasi penuh.
- Terapi obat
Ketotorolak 3x1 ampul = 30 mg
Ranitidin 2x1 ampul = 50 mg
Transaman 3x1 ampul= 250 mg
Vit K 2x1 ampul = 2mg
Adona : 3x1 ampul
Citikolin 3x 250 mg
33
2. ANALISA DATA
Nama Klien : Ny J Tanggal Masuk : 05/03/2018
Dx.Medis : IVH
Data Fokus
Problem Etiologi
(data subjektif dan onjektif)
DS :
DO :
- KU : Sakit berat
- Respirasi : 22 X/mnt
- Hidung tampak terpasang NGT.
- Mulut, mukosa bibir kering.terpasang ETT Bersihan jalan nafas tidak Penumpkan sekret pada jalan
T-Piece 6 lpm, tampak cairan pada saluran epektif nafas
ETT,
- Dada, jantung, paru
Suara nafas terdengar ronkhi pada area jalan
nafas atau tengorokan, terdengar adanya
cairan pada saluran pernafasan.
DS :
DO :
- KU : Sakit berat
- Kesadaran : Delirium
Gangguan perfusi jaringan Pecahnya pembuluh darah di
- TTV :
cerebral otak
TD :180/110 mmHg
Nadi : 115 X/mnt
Respirasi : 22 X/mnt
- Klien tampak ingin bangun dari temapat
tidur
- Klien tampak gelisah
- Kepala – leher
Terdapat luka pemasangan drainage pada
kepala bagian sinistra tertutup elastis
verban.
- Hidung tampak terpasang NGT.
- Mulut, mukosa bibir kering.terpasang ETT
34
- Ekstremitas
Ekstremitas Atas terpasang IUFD RL
1000/24 jam, adona 2x 1 ampil,perdipin 2
mg/kgBB ( syring pmp)
- klien di piksasi (restraint) menggunakan
pengikat khusus dibagain ekstremitas atas
dan bawah karena klien berontak dan ingin
mencabut alat yang terpasang
- Hasil pemeriksan laboratorium
Hema I
Hb : 15,0 (p;13-16.W; 12-14 g/dl
Ht : 45 (p;40-48. W; 37-43 g/dl)
Leokosit :11,4 (5-10 ribu/ul)
Trombosit ; 254 (1500-400 mg/dl)
AGD
PH : 7,36 ( 7,35 – 7,45 )
PCO2 : 31 (P;35-48. W;32-45)
PO2 : 138 ( 83-108 mmHg)
HCO3 : 18 ( 21-28 mmHg)
PH : 7,36 ( Normal )
PCO2 : 31 ( Alkalosis )
HCO3 : 18 ( Asidosis )
Kesimpulan :
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
laboratorim PH dalam batas normal,
PCO2 menurun, dan HCO3 menurun
artinya klien mengalmi asidosis
metabolik terkompensasi penuh.
- Terapi obat :
IUFV RL 1000/hari
Ketorolak 3x 30 mg
Vit K 2 x 2mg
Adona : 3x ampul
Citikolin 3x 250 mg
Perdipin 1 x 50 mg
35
DS :
DO :
- KU : Sakit berat
- Kesadaran : Delirium
- TTV :
TD :180/110 mmHg
Nadi : 115 X/mnt Gangguan rasa nyaman nyeri Terputusnya kontiniutas
- Klien cenderung mengkerutkan dahi dan
jaringan akibat Post operasi
menggerakan tangan kanan ke arah kepala
craniotomy
- Klien menunjukan ekspresi kesakitan skala nyeri
VAS nyeri 6 (1-10)
- Pemeriksaan fisk
Kepala – leher
Terdapat luka pemasangan drainage pada
kepala bagian sinistra tertutup elastis verban.
Hidung tampak terpasang NGT.
Mulut, mukosa bibir kering.terpasang ETT T-
Piece 6 lpm, tampak cairan pada saluran ETT,
- Terapi obat :
IUFV RL 1000/hari
Ketorolak 3x 30 mg
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak epektif b.d Penumpkan sekret pada jalan nafas
2. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d Pecahnya pembuluh darah di otak
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontiniutas jaringan akibat Post
operasi craniotomy
4. Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi sekunder terhadap
pemasangan alat-alat medis di ruang ICU
INTERVENSI
Nama Klien : Ny J Tanggal Masuk : 05/03/2018
Dx.Medis : ICH
37
38
Perubahan perfusi jaringan berhubungan Setelah dilakukan - observasi TTV secara berkala - agar TTV dapat terkontrol
dengan Pecahnya pembuluh darah di otak - berikan posis head up 30 drajat - dengan head up 30 drajat
penatalaksanaan tindakan
memaksimalkan o2 masuk ke otak
keperawatan selama 3 x 24 jam
untuk kebutuhan jaringan dan
di harapakan sirkulasi terjadi
memaksimalkan pengeluaran
dengan baik, dengan kriteria
- observasi drainage pos cairan
hasil :
- agar pengeluara cairan dapat
craniotomy
- Tidak terjadinya maksimal dan muncul masalah
perburukan keadaan - kaji adanya perburukan keadaan baru
- Klien dapat tenang dan - agar jika terjadinya perburukan
akibat terjadinya perfusi
tidak berotak dapat dilakukan penanganan yang
- Klien tidak mengeluh jaringan
- kolaborasi dalam pemberian tepat
atau mengalami pusing - untuk mengurangi dan mencegah
- TTV dalam batas antihipertensi, antiperdarahan
- kolaborasi pemberian obat-obat terjadinya perdarahan lanjutan
normal - untuk mempercepat pemulihan
cerebral ativator ( citikolin)
saraf.
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Setelah dilakukan tindakan - Opservasi tanda-tanda vital - Dengan keadaan tensi yang
Terputusnya kontiniutas jaringan akibat keperawatan selama 3 x 24 jam teropservasi perawat mengetahu
Post operasi craniotomy
di harapakan rasa nyeri perubahan pada pasien khusunya
dirasakan pasien dapat pada pasien dengan kesadaran
berkurang dengan kriteria hasil : dilirubin
- Dengan skala nyeri eksprei wajah
- Opservasi sklanyeri yang di perwata dapat mengetahui
rasakan klien skalanyeri klien
- Klien tidak
41 dahi dan
mengkerutkan - Agar perban tidak lepas dan tidak
39
utnuk melepaskan alat terkait pengunaan alat- mengetahui fungsi dan alat
yang terpasang alat dan menjelaskan yang terpasang.
fungsi dan manfat alat
yang digunakan oleh
klien
43
IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny. J Tanggal Masuk : 05/03/2018
Ruangan : ICU Tanggal Pengkajian : 06/03/2018
Dx.Medis : post craniotimy IVH
Waktu DX Tindakan Paraf
13:30 - Operan dinas saing :
Ny J dengan IVH, post craniotomy hari 1, klien datang ke IGD
cengkareng bersama dengan kleuarga dan dirujuk dari klinik
dengan kondisi penurunan kesadaran, di IGD dilakuakn
penatalaksanan ST scan didapat kan terdapat perdarahan diotak dan
Dx. 1,2,3. dilakukan operasi craniotomy di ruang operasi RSUD cengkareng.
14: 15 - Mengkaji keadaan umum klien
Dx. 1,2,3. R/o : klien tampak sakit berat, Kesadaran delirium
14: 20 - Memonitor TTV klien
R/o : Tekanan darah 180/105 mmHg, Nadi 115 X/mnt, respirasi
22 X/mnt, suhu 36,1 0C
Dx 1,2,3 - Mencici tanggan sebelum kontak denagan klien
14 : 23 - Mengkaji bersihan jalan nafas klien
Dx 2,3, R/o terdapat ciairan pada jalan nafas
14 : 27 - Mengkaji kondisi dan posisi drainage.
Dx 3 R/o : posisi drainage terpasang dengan baik
14 :30 - Mengkaji rasa nyeri klien dengan skala nyeri VAS
Dx 2,3 R/o : skla nyeri yang didapat 6.
14 : 32 - Mengkaji penyebab gelisah dan berotak nya klien
R/o : klien tampak merasa tidak nyaman dengan pemasangan
Dx 2,3 alat. Serta terjadinya tanda penurunan perpusi jaringan.
14 : 35 - Megkaji kemungkinan terjadinya perburukan pada klien
Dx 2 R/o ; kondisi klien terkontrol klien tampak gelisah
14 : 40 - Mengkaji jumlah cairan drainage, dan urine,
Dx 2, 4 R/o : jumlah urin 250 cc drainage 5
14 : 43 - Menganjurkan klien untuk tenang dan tidak berontak.
Dx 1,2 R/o : klien tampak mendengarkan anjuran perawat
14 : 45 - Memberi posisi yang nyaman pada klien
Dx 4 R/o : klien tampak tidak bisa mempertahan kan posisinya
15 : 00 - Menjelakan tujuan dan fungsi alat yang terpasang pada klien
Dx 3 R/o : klien mendengarkan kata-kata perawat
15 : 10 - Mengopservasi balutan perban drianage dan kemungkinan
rembesan
Dx 1,2, R/o: perban terpasang dengan baik, tdak terjadi rembesan.
15 : 15 - kolaborasi tindakan saction
Dx 1,2,3 R/o jalan nafas tampak bersih produki sputum tidak ada
15 : 17 - Kolaborasi melepaskan ETT yang terpasang dan pemberian o2 3
liter permenit mengunakan binasal
R/o : klien terpasang mengunakan binasal
Dx 2,3
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotic, antiperdarahan melalui
15 : 20
intravena
- Melakukan balan cairan :
20 :30 Diet susu : 50 cc
Perdipin : 25 cc
41
42
Diagnosa
Waktu Evaluasi Paraf
Keperawatan
S:
Hasil Opservasi setelah dilepaskannya ETT
- Klien mengatakan pusing
O:
- KU : sakit berat
- Kesadaran : delirium
- TTV :
TD, 175/ 118 mmHg,
Dx 1 18 : 25 Nadi, 110 x/m ,
Respirasi 22 x/menit,
suhu 36,1 c
- Tidak tampak adanya cairan disaluran pernafasan
- Saat diasukultasi suara napas vesikuler
- Tidak tampak komplikasi setelah dilepaskan nya ETT
- Klien tampak sesekali batuk
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx 2 18 : 30 S:
Hasil Opservasi setelah dilepaskannya ETT
- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan lemas
O:
- KU : sakit berat
- Kes: Delirium
- TTV :
TD, 175/ 118 mmHg,
Nadi, 110 x/m ,
Respirasi 22 x/menit,
suhu 36,1 c
- Klien terkadang tidak menjawab dan merespon perawat
baik secara verbal maupun non verbal
- Klien tamapk masih berotak
- Klien masih tampak gelisah
- Cairan driange 5 cc
A : Masalah belum Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
44
D3 18 : 35 S:
- Klien mengatakan sakit bagian kepala
- Klien mengatakan pusing
O:
- KU : sakit berat
- Kes: Delirium
- TTV :
TD, 175/ 118 mmHg,
Nadi, 110 x/m ,
Respirasi 22 x/menit,
suhu 36 c
- Klien tampak sering mengkerutkan dahinya
- Klien masih tapak berusaha mengangkat tangan untuk
memegang kepala bagian kanan
- Saat di kaji dengan dentan nyeri 1-10 klien tidak
merespon. Dan dengan VAS tampak skala nyeri 6
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Dx 4 18 : 45 S:
- Klien mengatakan tidak nyaman
O:
- Klien tampak berotak
- Klien tampak berusaha mencabut alat-alat yang
terpasang
- Klien tampak gelisah
A : Masala belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI
45
Diagnosa
Waktu Evaluasi Paraf
Keperawatan
Dx 2 18 : 30 S:
- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan masih sakit
O:
- Ku : sakit berat
- Kes: Delirium
- TTV : TD, 170/ 110 mmHg, Nadi, 108 x/m , Respirasi
22 x/menit, suhu 36 c
- Cairan drinage 2 cc
- Klien terkadang tidak menjawab dan merespon perawat
secara verbal tetapi dengan respon no verbal.
- Klien tampak masih berotak
- Klien masih tampak gelisah
A : Masalah belum Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
D3 18 : 35 S:
- Klien sakit bagian kepala
- Klien mengatakan pusing
O:
- TTV : TD, 170/ 110 mmHg, Nadi, 108 x/m , Respirasi
22 x/menit, suhu 36 c
- Klien tampak sering mengkerutkan dahinya
- Klien masih tapak berusaha mengangkat tangan untuk
memegang kepala bagian kanan
- Saat di kaji dengan dentan nyeri 1-10 klien tidak
merespon. Dan dengan VAS tampak skala nyeri 5
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Dx 4 18 : 45 S:
- Klien mengatakan tidak nyaman
- Klien mengatakan mengerti dalam masa perawatan
O:
- Klien tampak berotak
- Klien tampak berusaha mencabut alat-alat yang
terpasang
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak mendegarkan yang dijelaskan perawat
A : Masala teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx.Medis
IMPLEMENTASI
48
IMPLEMENTASI
11 : 30
Diagnosa
Waktu Evaluasi Paraf
Keperawatan
Dx 2 S:
- klien mengatakan masih sakit
- klien mengatakan tidak nyaman
O:
- KU : sakit berat, kesadaran : composmentis,
- TVV : TD : 150/98 mmHg N. 102 x/menit. R, 22
x/menit,
- klien masih dilakukan piksasi
- drainage terpasang dengan baik cairan 2 cc urin
total 2 x dibuang 500 cc
- klien tampak berusahan untuk duduk dan memgang
kepala
- O2 terpasang maksimal
A : masalah belumteratasi
P : intervensi dilanjutkan
Dx 3 S:
- klien mengatakan posisi seperti ini saja
O:
P : intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI
10 : 20 Dx 2,3
11 : 30
O:
- KU : sedang , kesadaran : composmentis, TVV :
TD : 145/98 N. 97 x/menit. R, 21 x/menit, klien
masih dilakukan piksasi
- drainage terpasang dengan baik cairan 2 cc.
tidak terjadi rembesan, urin 350 cc
- klie sudah mulai tenang tetapi maih di piksasi
akibat tidak koeratif pada proses pengobatan
- O2 terpasang maksimal
A : masalah belumteratasi
P : intervensi dilanjutkan
Dx 3 S:
- klien mengatakan posisi seperti ini saja
- klien semakin berkurang
O:
P : intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis membandingkan antara teori di bab 2 dengan kasus
A. Pengkajian
Menurut Teori :
kronik. Gejala dan tanda tergantung lokasi perdarahan. Pasien yang selamat
dengan perdarahan pada lobus temporal atau lobus frontal dapat mengalami
dalam khoirul 2009). Gejala klinis IVH menurut Caplan menyerupai gejala
SAH, seperti sakit kepala mendadak, kaku kuduk, muntah, dan letargi,
penuruan kesadaran
54
55
yang terjadi pada klien dengan post kraniotomy atau post perdarah pada otak
khususnya pada otak bagian kiri pasien akan cendrung berbicara tidak jelas,
saraf lainnya.
Menurut Kasus :
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapat dari kasus ditemukan data
-data seperti rasa pusing, nyeri kepala, mual muntah, dan klien secara
Analisa Penulis :
Perbandingan antara data yang ada di teori dengan data yang
temukan salah satu yang menyebabkan terjadina IVH pada klien adalah
membuat suplsi darah ke otak pun meningkat, pembuluh darah di otak tidak
yang di temukan pada pasien sama sepeti pada yang telah di paparkan pada
gelisa tetapi bagian ekstremitas klien dapat di gerakan secara maksimal tanpa
adanya gangguan hal itu dapat terajdi karena perdarahan yang di alami tidak
sampai meluas menembus pada bagian dalam otak shingga klien dapat
menyeimbangkan tubuhnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Teori :
Penulis menggunakan sumber dari NANDA sebagai dasar untuk menentukan
dengan desak ruang sekunder dari kompresi korteks serebri dari adanya
perdarahan intraventrikuler
2. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vaskuler
cerebral
3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan penurunan kesadaran
Intervensi
Pada pasien dengan post craniotomy :
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d udem otak
2. Nyeri akut b.d agen injuri
3. Tidak efektifnya kebersihan jalan napas sehubungan dengan penumpukan
sputum
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi.
5. Defisit perawataan diri b.d kelemahan fisik
Menurut Kasus :
Penulis menemukan 4 diagnosa yang muncul pada Ny J dengan penentuan
diantaranya
1. Bersihan jalan nafas tidak epektif b.d Penumpkan sekret pada jalan nafas
57
muncul pada kasus ini, hal tersebut dikarenakan tidak terdapatnya tanda dan
cairan pada saluran ETT , serta saat di auskultasi terdengar suara ronchi
pada jalan nafas karena penumpukan secret atau salipa akibat dari
penuh.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontiniutas jaringan akibat
rasa nyeri klien mengunakan VAS dilihat dari ekspresi wajah klien skala
nyeri yang di dapat pada hari perta yaitu 6, Luka pada bagian kepala atau
post craniotomy jarang menunjukan gejala nyeri yang nyata tetapi rasa
pusing yang berlebih, usaha klien untuk memegang bagian kepala dan
58
nyaman nyeri.
4. Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi sekunder terhadap
pemasangan alat-alat medis di ruang ICU, hal ini terjadi karena klien
terpaparnya dan kurang penjelasan yang jelas di ruangan adlah fator utama
Analisa Penulis:
sakit khususnya pada Ny. J dengan diagnosa medis post craniotomy dilakukan
sesuai dengan kebutuhan pasien dan kondisi pasien sehingga tidak semua
intervensi yang terdapat pada teori dapat diberikan kepada pasien. Intervensi
intervensi tersebut tidak dapat diberikan karena klien tidak dapat kouperatif
D. Implementasi Keperawatan
Menurut Teori:
Pada tahap ini implementasi yang diberikan sesuai dengan intervensi yang
telah disusun agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara optimal.
produksi secret pada jalan nafas, serta dinyatakan tidak adanya masalah pada
Analisa Penulis :
kesehatan yang terbaik untuk klien, hal ini dibuktikan dengan hasil yang
maksimal yaitu keadaan klien mulai membaik dan dipindahkannya klien dari
E. Evaluasi Keperawatan
Menurut Teori:
Menurut Kasus :
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan tanda dan gejala yang ada di teori yaitu klien pusing mual, dan
perdarahan di otak.
2. Diagnosa keperawatan yang diangkat memiliki kesamaan dengan diagnosa
keperawatan yang ada di teori, seperti Bersihan jalan nafas tidak epektif ,
pengetahuan.
3. Rencana keperawatan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien pada
B. Saran
1. Rumah Sakit
Perawat yang ditempatkan diruangan khusu dapat meberikan penjelasan
DAFTAR PUSTAKA
Brown CV, Weng J,Oh, Et Al. 2004. Does Routine Serial computed Tomography
Of The Head Influen Management Of Traumatik brain injury prosp
Brunner And Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol. 3. EGC :
Jakarta.
Publishing.Yogyakarta.
xi
Nadia Citra. 2012 Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Post Craniotomy. Dengan
Mocomedia.