Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

“Peran Penelitian Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”


Jatinangor, 27-28 Oktober 2016
ISBN 978-602-72216-1-1

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity


Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah
Budy Santoso*, Eddy Supriyana, Bambang Wijatmoko

Departemen Geofisika, FMIPA, Universitas Padjadjaran


*E-mail: budi@geophys.unpad.ac.id

Abstrak

Mineral kromit di daerah Wosu, Bungku Barat, Morowali terdapat pada endapan plaser.
Penyebaran mineral kromit di daerah penelitian dapat diketahui dengan menggunakan Metode
Electrical Resistivity Tomography (ERT). Metode ERT adalah metode pengukuran resistivitas
dipermukaan tanah dengan menggunakan banyak elektroda, agar diperoleh variasi distribusi
resistivitas bawah permukaan secara lateral dan vertikal, sehingga didapatkan citra bawah
permukaan. Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam akuisisi data ERT yaitu Konfigurasi
Wenner. Pengolahan data menggunakan program inversi Earth Imager 2D/3D. Berdasarkan
hasil pengukuran ERT yang telah dikorelasikan dengan hasil test pit, mineral kromit terdapat
pada lapisan pasir dengan fragmen batuan peridotit, rijang dan fragmen batu gamping dengan
nilai resistivitas (73 – 188) Ohm.m, sedangkan nilai resistivitas (16 – 72) Ohm.m di duga pasir
dengan fragmen kerikil kerakal,sedangkan bedrock diduga terdapat pada lapisan yang
memiliki nilai resistivitas < 16 Ohm.m

Kata Kunci: Earth-Imager, fragmen peridotit, plaser dan Wenner

1. Pendahuluan Aluvium (Qa), merupakan endapan paling


Daerah Wosu, Kecamatan Bungku Barat, muda berumur Holosen, terdiri dari : lumpur,
Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah lempung, pasir, kerikil, dan kerakal.
(Gambar 1) merupakan salah satu daerah yang Formasi Tomata (Tmpt), berumur Plistosen,
memiliki potensi sumber daya alam diantaranya terdiri dari : perselingan antara batupasir,
mineral kromit. Mineral kromit konglomerat, batulempung, dan tuf dengan
(FeCr2O3)merupakan mineral oksida dari besi sisipan lignit,
kromium dengan bijih logam kromium. Mineral ini Komplek Ultramafik, berumur Kapur terdiri
terdapat dalam batuan beku ultramafik seperti dari : sepentinit, dunit, gabro, peridotit,
batuan peridotit yang berasosiasi dengan komplek harzburgit, wehrlit dan diabas,
ofiolit. Endapan kromit di daerah Morowali Formasi Tokala, berumur Trias, terdiri dari :
diperkirakan berkaitan dengan keberadaan ofiolit perselingan batugamping klastik, serpih, napal,
di bagian baratdaya-baratlaut Sulawesi. batupasir sela wake, dan lempungpasiran
dengan sisipan argilit.

Endapan kromit sekunder terdapat dua jenis,


yaitu pasir hitam dan tanah laterit.Proses
pelapukan terhadap batuan yang mengandung
Lokasi kromit mengakibatkanterjadinya akumulasi butir-
penelitian butir kromit yang berbentuk pasir berwarna hitam.
SULAWESI Hal ini dapat terjadi karena kromit mempunyai
TENGAH berat jenis tinggi dan tahan terhadap pelapukan.
Pada daerah tropis, pelarutan mineral silikat yang
terdapat dalam batuan ultramafik dapat
menghasilkan tanah laterit yang mengandung
kromit walaupun kecil.
Gambar 1. Lokasi penelitian di daerah Wosu, Bungku Barat, Berdasarkan penelitian terdahulu keterdapatan
Morowali, Sulawesi Tengah endapan kromit di daerah Bungku Barat,
SulawesiTengah diperkirakan merupakan endapan
Menurut Simandjuntak, dkk (1993), stratigrafi yang terbentuk dari akumulasi hasil desintegrasi
daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi fragmen batuan konglomerat dengan komponen
4satuan batuan, terdiri atas : batuan beku ultrabasa (peridotit,harzburgite) yang
mengalami pelapukan kemudian tertransportasi
oleh media air, baik oleh aliransungai maupun arus

72
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016
“Peran Penelitian Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”
Jatinangor, 27-28 Oktober 2016
ISBN 978-602-72216-1-1

gelombang laut sepanjang pantai sehingga Parameter K disebut faktor geometri. Faktor
membentuk endapaan alluvial pantai (Toreno, geometri merupakan besaran koreksi terhadap
2010). perbedaan letak susunan elektroda arus dan
Berdasarkan kajian geologi dan penelitian potensial. Oleh karena itu, nilai faktor geometri ini
terdahulu, maka dilakukan penelitian lanjutan sangat ditentukan oleh jenis konfigurasi elektroda
dengan metode Geolistrik Electrical Resistivity yang digunakan.
Tomography (ERT). Metode ini dipilih karena
kemampuannya dalam membedakan resistivitas C C
mineral kromit dengan resistivitas batuan I
1 2
disekitarnya. Hasil pengukuran ERT dapat
mencitrakan sebaran resistivitas bawah permukaan P1 P2
daerah penelitian secara lateral dan vertikal. V
Setelah dikorelasikan dengan data geologi
setempat dan data test pit, citra resistivitas mineral
kromit hasil pengukuran ERT dapat diketahui. Medium Bumi (Lapisan Tanah)
Gambar 2. Skema susunan elektroda arus dan potensial
2. Metode
Metode Geofisika yang digunakan dalam 2.1 Metode Pengumpulan Data
penelitian ini adalah Metode GeolistrikElectrical Akuisisi data ERT diperolehmenggunakan alat
Resistivity Tomography (ERT). Metode ERT Res dan IP Meter Supersting R8dengan switch box
adalah Metode pengukuran resistivitas 56 elektroda. Jumlah lintasan sebanyak 4 lintasan
dipermukaan tanah / batuan dengan menggunakan dengan panjang masing-masing lintasan
banyak elektroda, agar diperoleh variasi distribusi 1100m.Lokasi pengukuran ERT di sekitar pantai
resistivitas bawah permukaan secara lateral dan dengan posisi lintasan ERT tegak lurus pantai.
vertikal, sehingga didapatkan citra bawah Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam
permukaan (Santoso,B.,dkk, 2016). Metode ERT akuisisi data ERT, yaitu konfigurasiWenner.
merupakan salah satu metode geolistrik yangsering Sistematika pengukuran ERT dengan konfigurasi
digunakan untuk eksplorasi mineral logam Wenner ditunjukkan pada Gambar 3.
(Reynolds, 1998).
Pemilihan metode ERT didasarkan atas
hipotesis bahwa mineral kromit memiliki kontras
resistivitas terhadap batuan di sekitar lingkungan
pengendapan mineral, seperti : pasir, lempung,
fragmen batuan peridotit, dan fragmen
batugamping. Adanya kontras resistivitas
memungkinkan pendugaan keberadaan mineral
kromit dapat di deteksi menggunakan metode
ERT.
Dalam metode ERT, sifat aliran listrik yang
dipelajari adalah resistivitas batuan. Resistivitas
batuan merupakan besaran fisika yang
berhubungan dengan kemampuan suatu batuan Gambar 3. Skema pengukuran ERTdengan konfigurasi
Wenner (Loke,2004)
dalam menghantarkan arus listrik. Lapisan batuan
yang mempunyai nilai resistivitas rendah berarti Pada Gambar 3, C1 dan C2 adalah pasangan
mudah menghantarkan arus listrik, sebaliknya jika elektroda arus, P1 dan P2 adalah pasangan
lapisan batuan mempunyai nilai resistivitas tinggi elektroda potensial dan a adalah spasi antar
berarti sulit menghantarkan arus listrik. Pada elektroda dengan jarak yang sama. Faktor geometri
Gambar 2 ditunjukkan skema pengukuran (K) konfigurasi Wenner dapat dihitung dengan
resistivitas,arus listrik di injeksikan ke dalam bumi persamaan dibawah ini :
melalui dua elektroda arus (C1 dan C2), kemudian
respon beda potensial antara dua titik dipermukaan K 2 a (2)
yang diakibatkan oleh aliran arus tersebut, diukur
melalui dua elektroda potensial (P1 dan P2). Nilai resistivitasnya dapat dihitung dengan
Berdasarkan nilai arus listrik (I) yang diinjeksikan persamaan di bawah ini :
dan beda potensial (ΔV) yang ditimbulkan, V
s 2 a (3)
besarnya resistivitas ( )dapat dihitung dengan I
persamaan rumus dibawah ini :
V dengan s : resistivitas semu (Ohm.m), V : beda
K (1) potensial (V), I : arus yang diinjeksikan (A), dan a
I : jarak antara elektroda (m).

73
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016
“Peran Penelitian Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”
Jatinangor, 27-28 Oktober 2016
ISBN 978-602-72216-1-1

Pertimbangan akusisi data ERT dengan penampang dan data test pit. Penampang ERT
konfigurasi Wenner karena memiliki resolusi diperoleh dari pemodelan resistivitas dengan
lateral yang tinggi.Mineral kromit di daerah perangkat lunak inversi Earth Imager2D/3D
penelitian merupakan mineral kromit sekunder dengan rms error< 3%.Test pit dilakukan pada
dengan arah penyebaran secara lateral pada tanah lintasan 1 elektroda 28 yang diduga terdapat
laterit dan pasir pantai. anomali, dengan tujuan untuk memperoleh
resistivitas mineral kromit secra insitu.Hasil test
2.2 Metode Analisis Data pit / sumur uji pada lintasan 1 elektroda
Data mentah yang diperoleh dari hasil 28ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkah hasil
pengukuran ERTmasih merupakan nilai resistivitas korelasi dengan penampang ERT ditunjukkan pada
semu. Untuk memperoleh nilai resistivitas Tabel 3.
sebenarnya, maka dilakukan pengolahan data
menggunakan perangkat lunak inversiEarth Tabel 2. Data Test Pit Lintasan 1 Elektroda 28
Imager 2D/3D.
Dalam menganalisis data ERT diperlukan nilai Kedalaman
No Deskripsi
(m)
resistivitas batuan / mineral. Resistivitas batuan /
mineral ditentukan secara insitu serta dari Pasir kasar dengan fragmen
penelitian terdahulu. Resistivitas batuan dan 1 0,5 - 1 batuan peridotit, koral,
mineral secara insitu dilakukan berdasarkan data batugamping dan batu rijang
ERT lintasan 1yang dikorelasikan dengandata test Gravel dengan fragmen
pit (Tabel 3), sedangkan resistivitas referensi batuan peridotit, koral,
2 1 - 1,5 batugamping, well rounded
menggunakan hasilpenelitian terdahulu mengenai
dengan matriks pasir halus
kromit pada endapan plaser (Tabel 1). dan kasar.
Pasir dengan matriks pasir,
Tabel 1. Resistivitas Batuan dan Mineral pada Endapan Plaser
3 1,5 - 2 matriks mineral kromit dan
fragmen batuan peridotit.
Resistivitas
No. Batuan / Mineral Pasir dengan matriks pasir,
(Ohm.m)
4 2 - 2,5 matriks mineral kromit dan
Pasir, fragmen batuan peridotit,
fragmen batuan peridotit.
1 gravel, kromit konsentrasi 146 – 295
sedang
Tabel 3. Korelasi Data Test Pit denganPenampang
2 Pasir < 72 ERTLintasan 1 Elektroda 28
Sumber: Santoso,B dan Subagio, 2016: 183
Kedalaman Resistivitas
No Deskripsi batuan
Data ERT dianalisis berdasarkan nilai (m) (Ohm.m)
resistivitas batuan / mineral. Data yang dianalisis Mineral kromit
yaitu mineral kromit, fragmen batuan dan batuan berasosiasi dengan
yang terdapat pada lingkungan pengendapan. fragmen batuan
Dalam melakukan analisis dan interpretasi ada 1 0,5 –2,5
peridotit,interkalasi
73 - 188
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu : dengan matriks
1. Penampang ERT hasil inversi harus sesuai pasir, fragmen
rijang dan fragmen
dengan model geologi di daerah penelitian. batu gamping.
2. Nilai RMS error hasil dari pemodelan
resistivitas harus kecil (< 10%), sehingga Nilai resistivitas pada Tabel 1 dan Tabel 3
penyimpangan nilai resistivitas dan kedalaman selanjutnya digunakan sebagai referensi dalam
kecil. melakukan interpretasi.
3. Jika hasil pemodelan RMS error nya kecil
3.1 Penampang ERT Lintasan 1
(misalnya 3%) tetapi model geologinya tidak Penampang ERT lintasan 1 ditunjukkan pada
sesuai, maka harus dilakukan pemodelan Gambar 4. Resistivitas tinggi dengan nilai : (73 –
kembali dengan metode inversi lain yang 188) Ohm.m terdapat pada jarak : (457 – 777) m,
terdapat pada software tersebut. kedalaman : (0 – 2,5) m,merupakan mineral kromit
4. Interpretasi dilakukan menggunakan nilai yang berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit,
resestivitas secara insitudan resistivitas dari interkalasi dengan matriks pasir, fragmen rijang
dan fragmen batu gamping. Resistivitas sedang
referensi lain dengan kondisi geologi yang
dengan nilai : (16 – 72) Ohm.m terdapat pada jarak
sama. : (0 – 877) m diduga sebagai pasir dengan fragmen
kerikil dan kerakal. Resistivitas rendah dengan
3. Hasil dan Pembahasan
nilai < 16 Ohm.m di duga sebagai bed rock.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
terdiri dari penampang ERT sebanyak 4

74
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016
“Peran Penelitian Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”
Jatinangor, 27-28 Oktober 2016
ISBN 978-602-72216-1-1

3.2 Penampang ERT Lintasan 2 m. Pada jarak 159 m terdapat pola-pola lensa
Pada Gambar 5 ditunjukkan penampang ERT dengan nilai resistivitas : (42 – 63) Ohm.m yang
lintasan 2.Indikasi mineral kromit dengan nilai diduga sebagai pasir dengan fragmen kerikil dan
resistivitas tinggi: (150 – 248) Ohm.m terdapat kerakal. Resistivitas rendah dengan nilai < 16
dekat dengan permukaan pada jarak : (560 – 840) Ohm.m diduga merupakan bed rock.

Gambar 4. Penampang ERT Lintasan 1

Gambar 5. Penampang ERT Lintasan 2

Gambar 6. Penampang ERT Lintasan 3

Gambar 7. Penampang ERT Lintasan 4

75
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016
“Peran Penelitian Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”
Jatinangor, 27-28 Oktober 2016
ISBN 978-602-72216-1-1

3.3 Penampang ERT Lintasan 3 ultramafik, selanjutnya mineral kromit dan


Pada penampang ERT lintasan 3 (Gambar 6), fragmen batuan peridotit tersebut terbawa oleh
terdapatresistivitas rendah dengan nilai < 15,8 aliran sungai serta gelombang laut, kemudian
Ohm.m yang diduga sebagai bedrock. Indikasi diendapkan pada lapisan pasir di sepanjang
pasir dengan fragmen kerikil dan kerakal terdapat pantaiyang berarah Barat-Timur.
pada jarak (0 – 1079) m dengan nilai resistivitas
sedang : (16 – 37) Ohm.m. Indikasi mineral kromit 4. Kesimpulan
yang berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, Endapan mineral kromit di daerah penelitian
interkalasi dengan matriks pasir, fragmen rijang merupakan endapan mineral sekunderdengan nilai
dan fragmen batu gampingterdapat pada jarak : resistivitas : (73 – 188) Ohm.m. Mineral kromit
(479 – 599) m, pada jarak : (479 – 599) m dan sekunder memiliki nilai resistivitas tinggi karena
(920 – 1079) m, dengan nilai resistivitas tinggi : berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit,
(73 – 85) Ohm.m. interkalasi dengan matriks pasir, fragmen rijang
dan fragmen batu gamping. Jenis batuan lainnya
3.4 Penampang ERT Lintasan 4 yang terdapat di daerah penelitian, yaitu : pasir
Resistivitas tinggi (Gambar 4) dengan nilai 50 dengan fragmen kerikil kerakal dengan nilai
Ohm.m terdapat pada jarak : (800 – 860) m dan resistivitas : (16 – 72) Ohm.m, dan
pada jarak (900 – 980) Ohm.m, diduga merupakan bedrockdengannilai resistivitas < 16 Ohm.m.
mineral kromit yang berasosiasi dengan fragmen
batuan peridotit, interkalasi dengan matriks pasir, Ucapan Terima Kasih
fragmen rijang dan fragmen batu gamping. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Indikasi pasir dengan fragmen kerikil dan Kepala Departemen Geofisika dan Dekan FMIPA
kerakalterdapat pada jarak (380 – 440) m dengan Unpad atas izin dalam melakukan penelitian, serta
nilai resistivitas sedang: (16 – 27) Ohm.m. Indikasi Direktur Neogen Bumi Persada atas kepercayaan
bed rock dengan nilai resistivitas < 14 Ohm.m dan bantuan operasional yang diberikan ketika
terdapat pada lapisan paling bawah. pelaksanaan penelitian.

3.4 Lingkungan Pengendapan Mineral Daftar Pustaka


Penampang ERT-3D (lintasan 2,3,4) Loke, M.H., (2004). Tutorial : 2D and 3D
ditunjukkan pada Gambar 8. Resistivitas tinggi Electrical Imaging Surveys,
dengan nilai > 75 Ohm.m terdapat di sebelah http://www.geoelectrical.com.
Timur, diduga merupakan mineral kromit yang Santoso,B., dan Subagio, (2016). Pendugaan
berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, Mineral Kromit Menggunakan Metode
interkalasi dengan matriks pasir, fragmen rijang Induced Polarization(IP) di Daerah Kabaena
dan fragmen batu gamping. Batuan induk (batuan Utara, Bombana, Sulawesi Tenggara. Jurnal
pembawa kromit) yaitu batuan Peridotit terdapat di Geologi dan Sumberdaya Mineral.,v. 17.,no.
komplek ultramafik terdapat disebelah Barat 3, : 179 – 192.
lintasan / pantai. Simandjuntak,T.O., Surono., dan Sukido., 1993.
Endapan mineral kromit di daerah penelitian Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi,
merupakan endapan mineral sekunder. Endapan Sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
kromit sekunder terbentuk akibat proses Pengembangan Geologi, Bandung.
pelapukan batuan peridotit pada komplek

76
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016
“Peran Penelitian Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”
Jatinangor, 27-28 Oktober 2016
ISBN 978-602-72216-1-1

Santoso,B., Wijatmoko,B., Supriyana,E., dan Reynolds,J.M,1998. An Introduction to Applied


Harja,A., (2016). Penentuan Resistivitas and Enviromental Geophysics, John Wiley &
Batubara Menggunakan Metode Electrical Sons, New York, 418p.
Resistivity Tomography dan Vertical Toreno,E.Y., (2010). Penyelidikan Endapan
Electrical Sounding. Jurnal Material dan Kromit di Daerah Topogaro-Bungku Barat
Energi Indonesia.,v. 6.,no. 1, : 8 – 14. Provinsi Sulawesi Tengah. Buletin Sumber
Daya Geologi.,v. 5.,no. 2, : 1 – 8.

77

Anda mungkin juga menyukai