DISUSUN OLEH :
SITI RAIHAN
CI AKADEMIK : CI LAPANGAN :
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Asuhan Kebidanan IV (Patologi) .Adapun makalah ini mengenai Hiperemesis
Gravidarum
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan
makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswi
D-III Akademi Kebidanan Amanah Muara Bungo
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami,penyusun makalah mengucapkan
banyak terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi
gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan
perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal, yang jelas wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambungspastik dengan gejala tak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan
pengetahuan dalam memecahkan masalah pada kasus tersebut
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mahasiswa mampu melakukan :
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan kehamilan patologis.
2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada
klien.
3. Menyusun rencana kebidanan.
4. Melaksanakan tindakan kebidanan.
5. Evaluasi asuhan kebidanan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
2. Klien
Diharapkan Klien mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum
sehingga menambah wawasan.
3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu
hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
D. Ruang Lingkup
A. Sasaran
Penelitian ini mengambil sasaran yaitu satu orang ibu hamil yang mengalami
B. Tempat
Penelitian dilakukan di BPS Lisnani Ali, S.ST dan dilanjutkan di kediaman Ny.S.
C. Waktu
A. Pengertian
Hiperemisis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang
terjadi pada wanita hamil sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan
menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
C. Gejala
Gejala hiperemisis gravidarum secara klinis dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :
1. Hiperemisis gravidarum tingkat I
- Muntah berlangsung terus-menerus.
- Makan berkurang.
- BB menurun.
- Kulit dehidrasi – tonusnya melemah, lidah kering.
- Nyeri di daerah epigastrium.
- Tekanan darah turun dan nadi meningkat.
- Mata tampak cekung.
2. Hiperemisis gravidarum tingkat II
- Penderita tampak lemah.
- Gejala dehidrasi makin tampak : mata cekung, turgor kulit makin kering, lidah
kering dan kotor.
- Terjadi gangguan buang air besar.
- Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis.
- Nafas berbau aseton.
3. Hiperemisis gravidarum tingkat III
- Muntah berkurang.
- Keadaan umum makin menurun : tensi menurun, nadi meningkat, suhu naik,
keadaan dehidrasi makin jelas.
- Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
- Gangguan kesadaran dalam bentuk : sumnolen sampai koma : komplikasi
susunan sayaraf pusat (ensefalopati wernicla) nistaguws. Perubahan arah bola
mata, doplepea – gambar tampak ganda perubahan mental.
D. PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis
adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Defekasi teratur
E. Penatalaksanaan
Konsep pengobatan dapat diberikan sebagai berikut :
1. Isolasi dan pengobatan psikologis
2. Pemberian cairan pengganti
3. Obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada hiperemisis gravidarum sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tak bersifat teratugenik.
2. Diet
pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goring-gorengan
untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian
makan dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan
berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki
kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total,
protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, makanan di berikan
dalam bentuk kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu
7-10 gelas per hari, makanan mudah di cerna, tidak merangsang saluran
pencernaan dan di berikan sering dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit di
makanan secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak di berikan bersama makanan tetapi 1-2
jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena
b. Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
mnum tidak di berikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah dalam
d. Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti
panggang, biscuit, crakers, buah segar dan saribuah, minuman botol ringan, sirup,
kaldu tak berlemak, teh hangat. Sedangkan makanan yang tidak di anjurkan
yang mengandung zat pengawet, pewarna, dan penyedap rasa juga tidak di
anjurkan.
dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini di anjurkan pada ibu adalah
makanlah apa yang ibu suka, bukan makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan
di paksakan ibu memakan apa yang saat ini membuat mual karena diet tersebut
Perawatan Hiperemisis :
1. Menganjurkan mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam porsi
kecil tetapi sering.
2. Waktu bangun dari tempat tidur pagi jangan segera turun dari tempat tidur tapi
sebaiknya makan roti atau biskuit dengan teh hangat manis.
3. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
4. Makanan dan minuman sebaiknya dihidangkan dalam keadaan panas atau
dingin sekali.
5. Usahakan agar dapat BAB setiap hari karena dapat menjamin menghindarkan
kekurangan karbohidrat.
6. Menganjurkan banyak makan makanan yang mengandung gula.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk dapat menerima kehamilannya dengan baik,
menghilangkan perasaan kuatir / takut terhadap kehamilan.
8. Kurangi pekerjaan yang dapat menggangu kehamilan.
9. Hilangakan / hindari masalah dan konfilik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
10. Menganjurkan kepada ibu agar istirahat yang cukup.
11. Hubungan seksual boleh dilakukan asal tidak menggangu kehamilan dan ibu
merasa nyaman melakukannya.
12. Berikan dukungan / support dari orang sekitarnya.
13. Pencegahan terhadap hypremisis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan
gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah umur kehamilan 4
bulan.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis,
hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan
psikologis.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty
wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal,
pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam
kandungan, dan kematian janin.
BAB III
A. TINJAUAN KASUS
No Telp :
No Register : 02-44-47
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita.
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak.
Penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun menahun seperti asma, hipertensi
dan jantung.
2) Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti
TBC dan campak, penyakit menurun seperti DM dan hipertensi ataupun penyakit
menahun seperti asma, HT, dan jantung dan juga tidak ada keturunan kembar.
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus menstruasi : 30 hari
Lama : 5-6 hari
Warna : merah kecoklatan
Dismenorhea : ya
Bau : anyir
Fluor albus : tidak
HPHT : 21-12-2016
TP : 28-09-2017
2) Palpasi
Leopold I : 3 jari di atas sympisis
Leopold II : Ballotement (+)
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba
3) Auskultasi
DJJ : Belum terdengar
4) Perkusi
Reflek patella : +/+
c. Uji Diagnostik
· Darah
Hb : Belum dilakukan
Hbs Ag : Tidak dilakukan
· Urine
- Albumin : Tidak dilakukan
- Reduksi : Tidak dilakukan
Kesimpulan : Ny. “M” G1 AoP0, UK 11 minggu, intra uteri, jalan lahir normal,
K/U ibu dan janin cukup baik.
B. PEMBAHASAN
5.1. Simpulan
Dari asuhan kebidanan NY. N hanva ditemukan beberapa masalah, antara
lain :
4. Menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam
keadaan hangat
5. Menganjurkan untuk makan biscuit dan teh hangat sebelum bangun dari
tempat tidur
6. Meningkatkan personal hygiene
7. Melakukan advis dokter
Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka masalah yang ada dapat teratasi
sehingga pasien dapat pulang dengan keadaan sehat.
Dengan terselesainya management kebidanan tentang perawatan penderita
hiperemesis gravidarum maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang
penyebab pastinya belum diketahui
2. Tindakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan keluhan yang ada sebelum
diagnosa pasti ditegakkan
3. Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam
peraturannya perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik bio, psiko
dan sosial.
5.2 Saran
5.2.1.Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur
untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan.
persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
5.2.2 Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK.
2. Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi
oleh pasien dan mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
Varney, Helen. 2001. “ Buku Saku Bidan“. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen. 2001. “ Buku Saku Bidan“. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.