Anda di halaman 1dari 31

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NY. M G1PoAo


DENGAN HIPEREMISI GRAVIDARUM
DI BPS SUSI SUYANTI, AmKeb

DISUSUN OLEH :

SITI RAIHAN

AKADEMI KEBIDANAN AMANAH MUARA BUNGO


TAHUN AJARAN 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN

CI AKADEMIK : CI LAPANGAN :

(HESTIANA, SST, M. Kes) (SUSI SUYANTI, AmKeb)

DIREKTUR AKBID AMANAH MUARA BUNGO

SEPTRYANI NURSARI, SST, M.Kes


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Asuhan Kebidanan IV (Patologi) .Adapun makalah ini mengenai Hiperemesis
Gravidarum
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari
penyusun, maka kami dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan
makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswi
D-III Akademi Kebidanan Amanah Muara Bungo
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami,penyusun makalah mengucapkan
banyak terima kasih.

Muara Bungo, Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................


Daftar isi ..........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
C. Manfaat ............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian hiperemesis gravidarum .................................................
B. Etiologi ............................................................................................
C. Gejala .....................................................................................
D. Pencegahan ........................................................................................
E. Penatalaksanaan ...............................................................................
G. Komplikasi .....................................................................................
BAB III
A. Tinjauan Kasus .........................................................................................
B. Pembahasan...............................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi
gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan
perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal, yang jelas wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambungspastik dengan gejala tak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan
pengetahuan dalam memecahkan masalah pada kasus tersebut
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mahasiswa mampu melakukan :
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan kehamilan patologis.
2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada
klien.
3. Menyusun rencana kebidanan.
4. Melaksanakan tindakan kebidanan.
5. Evaluasi asuhan kebidanan.

C. Manfaat
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
2. Klien
Diharapkan Klien mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum
sehingga menambah wawasan.
3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu
hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

D. Ruang Lingkup

A. Sasaran
Penelitian ini mengambil sasaran yaitu satu orang ibu hamil yang mengalami

Hyperemesis Gravidarum tingkat I yaitu Ny.S

B. Tempat

Penelitian dilakukan di BPS Lisnani Ali, S.ST dan dilanjutkan di kediaman Ny.S.

Diruang Pemeriksaan ANC BPS Lisnani dan Home Visite.

C. Waktu

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20 Mei-2 juni 2013


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Hiperemisis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang
terjadi pada wanita hamil sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan
menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.

B. Penyebab Hiperemesis Gravidarum


Penyebab hiperemisis gravidarum belum diketahui secara pasti tetapi ada
beberapa faktor predesposisi dapat dijabarkan :
1. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hyperemisis
gravidarum. Faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, primigravida
dan overdestensi rahim pada hamil ganda dan mola, jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemisis gravidarum.
2. Faktor psikologis
Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan
pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, dan sebagian diduga dapat menjadi
faktor kejadian hyperemisis gravidarum.
3. Faktor alergi
Diduga terjadi invasi jaringan velli kerialis yang masuk kedalam peredaran
darah ibu, faktor alergi dapat menyebabkan kejadian hyperemisis gravidarum.

C. Gejala
Gejala hiperemisis gravidarum secara klinis dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :
1. Hiperemisis gravidarum tingkat I
- Muntah berlangsung terus-menerus.
- Makan berkurang.
- BB menurun.
- Kulit dehidrasi – tonusnya melemah, lidah kering.
- Nyeri di daerah epigastrium.
- Tekanan darah turun dan nadi meningkat.
- Mata tampak cekung.
2. Hiperemisis gravidarum tingkat II
- Penderita tampak lemah.
- Gejala dehidrasi makin tampak : mata cekung, turgor kulit makin kering, lidah
kering dan kotor.
- Terjadi gangguan buang air besar.
- Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis.
- Nafas berbau aseton.
3. Hiperemisis gravidarum tingkat III
- Muntah berkurang.
- Keadaan umum makin menurun : tensi menurun, nadi meningkat, suhu naik,
keadaan dehidrasi makin jelas.
- Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
- Gangguan kesadaran dalam bentuk : sumnolen sampai koma : komplikasi
susunan sayaraf pusat (ensefalopati wernicla) nistaguws. Perubahan arah bola
mata, doplepea – gambar tampak ganda perubahan mental.

D. PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis
adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Defekasi teratur

E. Penatalaksanaan
Konsep pengobatan dapat diberikan sebagai berikut :
1. Isolasi dan pengobatan psikologis
2. Pemberian cairan pengganti
3. Obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada hiperemisis gravidarum sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tak bersifat teratugenik.

Susunan obat yang dapat di berikan :


a. Sedativa ringan → - Phenobarbital
- Valium
b. Anti alergi → - Antihistamin
- Dramaamen
- Ovamen
c. Anti mual muntah → - Miaaner B5
- Emetrule
- Stimetil
- Auupreg
d. Vitamin → - Terutama vitamin B komplek
- Vitamin C

2. Diet

Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama

pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goring-gorengan

untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian

makan dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan

glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan

berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki

beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari

kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total,

protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, makanan di berikan

dalam bentuk kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu
7-10 gelas per hari, makanan mudah di cerna, tidak merangsang saluran

pencernaan dan di berikan sering dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit di

terima, pemberian di optimalkan pada makan malam dan selingan malam,

makanan secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan gizi pasien.

(Rukiyah, dkk, 2010;h.124).

Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu;

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa

roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak di berikan bersama makanan tetapi 1-2

jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena

itu hanya di berikan selam beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara

berangsur mulai di berikanbahan mkanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian

mnum tidak di berikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah dalam

semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III di berikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh di berikan bersama makanan.

Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

d. Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti

panggang, biscuit, crakers, buah segar dan saribuah, minuman botol ringan, sirup,

kaldu tak berlemak, teh hangat. Sedangkan makanan yang tidak di anjurkan

adalah makanan yang pada umumnya merangsang saluran pencernaan dan


berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alcohol, kopi dan makanan

yang mengandung zat pengawet, pewarna, dan penyedap rasa juga tidak di

anjurkan.

Diet pada ibu yang mengalamihiperemesis terkadang melihat kondisi si ibu

dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini di anjurkan pada ibu adalah

makanlah apa yang ibu suka, bukan makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan

di paksakan ibu memakan apa yang saat ini membuat mual karena diet tersebut

tidak akan berhasil malah akan memperparah kondisinya

(Rukiyah, dkk, 2010;h.124-125).

Perawatan Hiperemisis :
1. Menganjurkan mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam porsi
kecil tetapi sering.
2. Waktu bangun dari tempat tidur pagi jangan segera turun dari tempat tidur tapi
sebaiknya makan roti atau biskuit dengan teh hangat manis.
3. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
4. Makanan dan minuman sebaiknya dihidangkan dalam keadaan panas atau
dingin sekali.
5. Usahakan agar dapat BAB setiap hari karena dapat menjamin menghindarkan
kekurangan karbohidrat.
6. Menganjurkan banyak makan makanan yang mengandung gula.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk dapat menerima kehamilannya dengan baik,
menghilangkan perasaan kuatir / takut terhadap kehamilan.
8. Kurangi pekerjaan yang dapat menggangu kehamilan.
9. Hilangakan / hindari masalah dan konfilik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
10. Menganjurkan kepada ibu agar istirahat yang cukup.
11. Hubungan seksual boleh dilakukan asal tidak menggangu kehamilan dan ibu
merasa nyaman melakukannya.
12. Berikan dukungan / support dari orang sekitarnya.
13. Pencegahan terhadap hypremisis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan
gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah umur kehamilan 4
bulan.

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:

a. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis,
hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan
psikologis.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty
wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal,
pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam
kandungan, dan kematian janin.
BAB III

A. TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data


Tanggal 10-03-2017, Jam 18.00 WIB
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. “M” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 20 tahun Umur : 23 tahun
Suku/ Bangsa: Jawa/Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah :

No Telp :
No Register : 02-44-47

b. Alasan Kunjungan saat ini/keluhan utama


Ibu mengatakan mual-mual dan muntah bila selesai makan, ibu tidak berselera
makan, makan nasi 4-5 sendok, kadang hanya makan biskuit.

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita.
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak.
Penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun menahun seperti asma, hipertensi
dan jantung.
2) Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti
TBC dan campak, penyakit menurun seperti DM dan hipertensi ataupun penyakit
menahun seperti asma, HT, dan jantung dan juga tidak ada keturunan kembar.
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus menstruasi : 30 hari
Lama : 5-6 hari
Warna : merah kecoklatan
Dismenorhea : ya
Bau : anyir
Fluor albus : tidak
HPHT : 21-12-2016
TP : 28-09-2017

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu

Hamil Persalinan Anak Nifas


Ana KB
Jeni Pnoln Tmp Pnyul Hidu Um Pen
k ke Usia BBL Seks ASI Jns
s g t t p ur yulit
1 11 mg - - - - -

f. Riwayat Kehamilan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, ibu sudah periksa hamil ke BPS.
1x, dan mendapat tablet tambah darah dan multivitamin. Selama hamil ibu tidak
pernah minum jamu.
Trimester 1 : Ibu mengatakan pada awal kehamilannya ibu sering mual dan
muntah kepala sering pusing.
b. Pola kehidupan sehari-hari
1) Pola nutrisi dan cairan
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2-3 x/hari (nasi, tahu tempe/
lauk pauk dan sayuran). Minum air putih 6-7 gelas/hari.
Saat hamil : Ibu mengatakan tidak selera makan, kadang 1
x/hari (nasi, tahu tempe, sayuran), kadang makan roti. Minum air putih 4-5
gelas/hari.
2) Pola eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK ± 4-5 x/hari, BAB ± 1 x/hari
kadang-kadang 2 x/hari.
Saat hamil : Ibu mengatakan BAK lebih sering ± 5-6 x/hari, BAB
kadang- -kadang 2 x/hari, tidak rutin setiap hari.
3) Pola aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan bekerja dan tetap melakukan aktivitas
rumah tangga seperti nyapu, masak dan nyuci.
Saat hamil : Ibu mengatakan tetap melakukan aktivitas rumah tangga
biasa.
4) Pola istirahat/ tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur malam ± 6-7 jam, tidur siang ± 1
jam.
Saat hamil : Ibu mengatakan saat hamil ini susah tidur karena kurang
nyaman.
5) Pola seksual/ reproduksi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual ± 3-4
x/minggu.
Saat hamil : Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan
seksual selama hamil ini.
6) Pola spiritual dan kepercayaan
Ibu mengatakan sebelum ataupun saat hamil tetap mengerjakan shalat 5 waktu
dan berdoa sesuai dengan agamanya.
7) Pola hubungan peran/ sosial
Ibu mengatakan sebelum ataupun saat hamil hubungan dengan suami,
keluarga, tetangga dan teman-teman tetap harmonis.
8) Pola sosial dan budaya
Selama hamil tidak ada pantangan makan atau minum tertentu dan tidak
pernah minum jamu-jamuan.

e Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)


a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Lemas
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
2) Tanda vital
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Denyut nadi : 78 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
- Suhu tubuh : 36,4 º C
3) Tinggi badan : 153 cm
Berat badan sekarang : 49 kg
Berat badan sebelum hamil : 47 kg

b. Pemeriksaan fisik khusus


1) Inspeksi
 Kepala : tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok.
 Muka : tidak anemis, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum,
sedikit pucat.
 Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.
 Hidung : simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
polip, tidak ada sekret.
 Mulut dan gigi : simetris, bibir agak kering, mukosa mulut lembab,
tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, jumlah gigi lengkap, tidak
terdapat gigi palsu.
 Telinga : simetris, tidak ada sekret
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
 Dada : tidak ada retraksi intercostae.
 Payudara : simetris, bersih, membesar, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak keluar colostrum.
 Perut : terdapat strie livide, terdapat linea nigra, tidak ada
bekas operasi.
 Genitalia : tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada tumor, tidak
ada condiloma, tidak ada bartholinitis.
 Anus : bersih, tidak ada haemorhoid.
 Ekstremitas atas : simetris, tidak oedema, tidak ada varices.
 Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices.

2) Palpasi
Leopold I : 3 jari di atas sympisis
Leopold II : Ballotement (+)
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba

3) Auskultasi
DJJ : Belum terdengar

4) Perkusi
Reflek patella : +/+
c. Uji Diagnostik
· Darah
Hb : Belum dilakukan
Hbs Ag : Tidak dilakukan
· Urine
- Albumin : Tidak dilakukan
- Reduksi : Tidak dilakukan

Kesimpulan : Ny. “M” G1 AoP0, UK 11 minggu, intra uteri, jalan lahir normal,
K/U ibu dan janin cukup baik.

 Interpretasi diagnosa, masalah dan kebutuhan


Tanggal 10 Maret 2017, Jam 18.30 WIB
 Diagnosa : Ny. “M” G1P0AH0, UK 11 minggu dengan hiperemisis
gravidarum tingkat I
DS : Ibu mengatakan mual-mual dan muntah bila selesai makan, ibu
tidak berselera makan, makan nasi 4-5 sendok, kadang hanya
makan biskuit.
DO : Hasil pemeriksaan :
Bibir : kering
BB : 49 kg
TFU : 3 jari di atas syimpisis
Ball : (+)
DJJ : belum terdengar
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,4 ºC
Lila : 24 cm
TB : 153 cm
BB : sebelum hamil 47 kg
UK : 11 minggu
HPHT : 21-12-2016
TP : 28-09-2017

 Masalah : gangguan pemenuhan nutrisi


 Kebutuhan :
Memberikan HE tentang :
- Nutrisi ibu hamil hyperemisis gravidarum yaitu makan sedikit tapi sering.
- Hindari makan makanan yang merangsang yang dapat menyebabkan
muntah misalnya terlalu manis, asam dan pedas.
- Sebelum bangun dari tempat tidur usahakan miring dulu dan mencoba
makan makanan ringan seperti biskuit dan teh manis.
- Istirahat yang cukup.

 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial


Tidak ada.

 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi


Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi.

 Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Tanggal : 10 Maret 2017, Jam 18.45 WIB
Diagnosa : Ny. “M” GI Ao P0, UK 11 minggu dengan hiperemisis
gravidarum tingkat I

1.Lakukan pendekatan kepada ibu dengan komunikasi therapeutik.


 Rasional : Melakukan pendekatan dengan komunikasi therapeutik akan
menumbuhkan rasa percaya pasien kepada petugas dan pasien dapat lebih
kooperatif sehingga mudah dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan.
2. Lakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 10 T.
 Rasional : Dengan pemeriksaan kehamilan standart 10 T kita dapat
mendeteksi dini kelainan kehamilan.
3. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
 Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada ibu diharapkan ibu
mengetahui kondisinya dan janin saat ini serta dapat mengantisipasi
keadaan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dari kondisi saat ini.
4. Berikan penjelasan pada ibu tentang penyebab mual dan muntah.
 Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada ibu dapat meningkatkan
pengetahuan ibu sehingga lebih mengerti masalah kehamilannya.
5. Anjurkan ibu untuk menghisap permen.
 Rasional : Dengan menganjurkan ibu untuk menghisap permen agar
mengurangi rasa mual.
6. Jelaskan pada ibu tentang aktivitas selama kehamilan ini.
 Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada ibu diharapkan ibu
dapat menjaga kesehatannya secara optimal.
7. Jelaskan kepada ibu makanan apa yang boleh dikonsumsi.
 Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada ibu diharapkan ibu
dapat meningkatkan kesehatannya.
8. Berikan tablet penambah darah dan tablet multi vitamin.
 Rasional : Dengan melakukan kolaborasi untuk memberikan tambahan
obat kepada ibu, kesehatan ibu dan janin akan lebih terjamin.

9. Anjurkan kepada ibu untuk minum obat secara teratur.


 Rasional : Dengan menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur,
kondisi ibu dan janin akan menjadi lebih baik dan terkontrol.
10. Anjurkan kepada ibu untuk kontrol 2 minggu lagi.
 Rasional : Dengan kontrol tepat pada waktunya kondisi ibu dan janin
lebih terpantau oleh tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tanda bahaya
kehamilan tidak akan terjadi.
11. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi.
 Rasional : Dengan melakukan kolaborasi dengan dokter ibu
diharapkan cepat sembuh.

 Pelaksanaan Rencana Tindakan


Tanggal : 10 Maret 2017
Diagnosa : Ny. “M” GI P0 A0, UK 11 minggu dengan hiperemisis
gravidarum tingkat I
1. Jam 18.40 WIB Melakukan pendekatan melalui komunikasi therapeutik
- Memberi salam dan memanggil nama ibu dengan ramah
- Mendengarkan keluhan klien
- Menunjukkan rasa ingin membantu
- Menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Jam 18.50 WIB Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 10 T.
 Bibir : kering
 BB : 49 kg (sebelum hamil 47 kg)
 TFU : 3 jari di atas syimpisis
 Ball : (+)
 DJJ : belum terdengar
 TD : 100/70 mmHg
 Nadi : 78 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 36,4 ºC
 Lila : 24 cm
 TB : 153 cm
 UK : 11 minggu
 HPHT : 21-12-2016 TP: 28-09-2017
3. Jam 19.00 WIB, Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
untuk mengetahui kondisinya dan janin saat ini serta dapat mengantisipasi
keadaan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dari kondisi saat ini.
4. Jam 19.10 WIB, Memberikan penjelasan pada ibu tentang mual dan muntah
adalah hal yang normal yang biasa terjadi pada kehamilan. Selama mual dan
muntah itu tidak menggangu aktivitas ibu. Hal ini disebabkan karena peningkatan
hormon karena adaptasi ibu.
5. Jam 19.20 WIB, Menganjurkan kepada ibu untuk makan permen untuk
menambah nafsu makan dan jangan makan permen yang rasa mint tetapi makan
permen yang disukai ibu.
6. Jam 19.30 WIB, Menjelaskan kepada ibu aktivitas yang boleh dilakukan yaitu
kegiatan yang tidak membahayakan/ memperburuk kondisinya yang boleh
dilakukan seperti menyapu, mencuci piring, hindarkan pekerjaan yang melelahkan
dan segala aktivitas yang dapat menimbulkan mual dan muntah.
7. Jam 19.40 WIB, Menjelaskan pada ibu tentang makanan yang boleh diberikan
semua makanan boleh dimakan asal tidak merangsang mual dan muntah seperti
manis, pedas, asam, sebaiknya hindari makanan yang berminyak dan berbau
lemak perbanyak makan makanan yang manis, dan apabila makan diusahakan
dengan porsi yang sedikit tapi sering.
8. Jam 19.50 WIB, Memberikan tablet tambah penambah darah dan multi vitamin
Buroginol supp 1x1
9. Jam 20.00 WIB, Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur
10. Jam 20.10 WIB, Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau
sewaktu-waktu bila ada keluhan misal :
- Muntahnya bertambah hebat.
- Pusing yang berat dan setelah di buat istirahat tidak hilang.
- Mengeluarkan darah dari vagina.
- Nyeri perut / mules yang hebat.
11. Jam 20.20 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan
terapi.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 10 Maret 2017 Jam 20.30 WIB
Diagnosa : Ny. “M” GI Ao P0, UK 11 minggu dengan hiperemisis gravidarum
tingkat I
S : Ibu mengatakan :
- Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan, dan ibu bisa
mengulang apa yang telah disampaikan serta mengerti tentang
kondisi kehamilannya.
- Ibu mau melaksanakan nasehat dari petugas kesehatan.
- Masih mual tetapi sudah tidak muntah dan sudah tidak nyeri uluhati.
- Ibu mau makan walaupun hanya sedikit-sedikit.
O : Pemeriksaan kehamilan :
Bibir : kering
BB : 49 kg
TFU : 3 jari di atas syimpisis
Ball : (+)
DJJ : belum terdengar
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,4 ºC
Lila : 24 cm
TB : 153 cm
BB : sebelum hamil 47 kg
UK : 9 minggu
HPHT : 21-12-2016
TP : 28-09-2017
A : Ny. “M” GI Ao P0, UK 11 minggu dengan hiperemisis gravidarum
tingkat I, dan masalah sebagian teratasi.
P : - Anjurkan ibu untuk tetap makan sedikit tetapi sering.
- Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
- Anjurkan untuk menghindari makan makanan yang merangsang
mual seperti pedes-pedes dan terlalu asem.
- Anjurkan ibu untuk minum obat secara teratur.
- Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau sewaktu-
waktu jika ada keluhan.

B. PEMBAHASAN

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang


berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. Karena
keadaan umumnya menjadi buruk dan bisa jadi dehidrasi.

Masalah yang terjadi pada Ny. N tidak ditemukan adanya kesenjangan


antara teori dan praktek di lapangan karena tidak sampai terjadi komplikasi yang
tidak diinginkan.
Pada dasarnya hiperemesis gravidarum disebabkan karena peningkatan
hormon HCG yang berlebihan yang biasanya terjadi pada primigravida,
kehamilan kembar dan mola hidatidosa.
Tapi pada Ny. N selain karena peningkatan hormon HCG yang berlebihan
juga bisa disebabkan dari faktor psikologis karena kehamilannya merupakan
kehamilan yang pertama kalinya.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Simpulan
Dari asuhan kebidanan NY. N hanva ditemukan beberapa masalah, antara
lain :

1. GI P00000, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Potensial terjadinya dehidrasi berat

Maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul,


antara lain :

1. Melakukan pendekatan pada ibu maupun keluarganya


2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
3. Mengobservasi mual dan muntah

4. Menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam
keadaan hangat
5. Menganjurkan untuk makan biscuit dan teh hangat sebelum bangun dari
tempat tidur
6. Meningkatkan personal hygiene
7. Melakukan advis dokter

Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka masalah yang ada dapat teratasi
sehingga pasien dapat pulang dengan keadaan sehat.
Dengan terselesainya management kebidanan tentang perawatan penderita
hiperemesis gravidarum maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang
penyebab pastinya belum diketahui
2. Tindakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan keluhan yang ada sebelum
diagnosa pasti ditegakkan
3. Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam
peraturannya perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik bio, psiko
dan sosial.

5.2 Saran
5.2.1.Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur
untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan.
persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
5.2.2 Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK.
2. Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi
oleh pasien dan mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC


Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.

Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.

Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.


Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FKUP Bandung.


BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. “Sinopsis Obstetri ”. Jakarta : EGC.

Manuaba. 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga


Berencana untuk Pendidik Bidan ”. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.

Prawirohario, Sarwono. 2002. “Asuhan Maternal dan Nonatal ”. Jakarta :


YBPSP.

Sastrawinata, Sulaiman. “Obstetri Fisiologi “ . Bandung : Fakultas kedokteran


Universitas Padjajaran Bandung.

Varney, Helen. 2001. “ Buku Saku Bidan“. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. “Sinopsis Obstetri ”. Jakarta : EGC.


Manuaba. 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidik Bidan ”. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran.

Prawirohario, Sarwono. 2002. “Asuhan Maternal dan Nonatal ”. Jakarta :


YBPSP.

Sastrawinata, Sulaiman. “Obstetri Fisiologi “ . Bandung : Fakultas kedokteran


Universitas Padjajaran Bandung.

Varney, Helen. 2001. “ Buku Saku Bidan“. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai