Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan,Mentah

PPOK adalah istilah umum untuk kondisi-kondisi sumbatan jalan nafas yang
progresif dan irreversible ,termasuk bronkitis kronis dan emfisema,yang menghambat
aliran udara di brokus dan trakea. (Snider 2003 ).
The Global Intiative for chronic Obstructive Lung Disease (GOLD ) guidline
,mendefinisikan PPOK adallah penyakit yang ditandai dengan gangguan pernafasan
yang irreversible,progresif,dan berkaitan dengan respon inflamasi yang abnormal
pada paru akibat inhalasi partikel-partikel udara atau gas-gas berbahaya. (kamangar
2010 )
Di seluruh dunia bahwa PPOK merupakan Penyebab kematian yang ke 5 dan di
AS penyebab kematian yang ke 4.
WHO, PPOK , memprediksikan bahwa PPOK akan menjadi Penyebab kematian ke
tiga Tahun2030
Pada bronkitis kronis, saluran udara Anda menjadi bengkak terutama di Bronkus dan
trakea dan dapat diisi dengan lendir, yang dapat membuat sulit untuk bernapas.
PPOK ‘80-90% ‘ disebabkan oleh merokok. Sedangkan Penyebab lain :

 genetik (alpha-1 antitrypsin)


 debu dan bahan kimia kerja
 asap
 infeksi paru-paru sering pada anak - anak
 asap kayu dan biomassa lainnya (kotoran hewan, sisa tanaman) bahan bakar
yang digunakan untuk memasak.
Gejala P POK
Penyakit paru obstruksi kronis ( PPOK ) sering dikaitkan dengan gejala eksaserbasi
akut dimana kondisi pasien mengalami perburukan dari kondisi sebelumnya dan
bersifat akut.

Patofisiologi PPOK

Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK


yangdiakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya suatu
inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya peningkatan
penebalan pada saluran nafas kecildengan peningkatan formasi folikel limfoid dan
deposisi kolagen dalam dinding luar salurannafas mengakibatkan restriksi pembukaan
jalan nafas. lumen saluran nafas kecil berkurang akibat penebalan mukosa yang
mengandung eksudat inflamasi, yang meningkat sesuai berat sakit.

Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang.Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di
paru. Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan
menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.

Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress dan selanjutnya akan menyebabkan
terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan menimbulkan
kerusakan sel dan inflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel makrofag
alveolar, aktivasi sel tersebut akan menyebabkan dilepaskannya faktor kemotataktik
neutrofil seperti interleukin 8 dan leukotrienB4,tumuor necrosis factor
(TNF),monocyte chemotactic peptide(MCP)-1 dan reactive oxygen species(ROS).
Faktor-faktor tersebut akan merangsang neutrofil melepaskan protease yang
akanmerusak jaringan ikat parenkim paru sehingga timbul kerusakan dinding alveolar
dan hipersekresi mukus. Rangsangan sel epitel akan menyebabkan dilepaskannya
limfosit CD8,selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses inflamasi. Pada keadaan
normal terdapatkeseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim NADPH yang
ada dipermukaan makrofag dan neutrofil

akan mentransfer satu elektron ke molekul oksigen menjadi anion superoksida dengan
bantuan enzim superoksid dismutase. Zat hidrogen peroksida (H2O2) yang toksik
akan diubah menjadi OH dengan menerima elektron dari ion feri menjadi ion fero, ion
fero dengan clorida akan diubah menjadi anion hipo clorida (HOCl).

Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi batuk
kronis sehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi.Penurunan fungsi paru
terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan struktur berupa
destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema karena produksi radikal bebas yang
berlebihan oleh leukosit dan polusi asp rokok. Gejala klinis yang biasa ditemukan
pada penderita PPOK adalah sebagai berikut. Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2 tahun terakhir yang
tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Batuk dapat terjadi sepanjang hari
atau intermiten. Batuk kadang terjadi pada malam hari.

1. Berdahak kronik
Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi sputum. Kadang kadang
pasien menyatakan hanya berdahak terus menerustanpa disertai batuk.
Karakterisktik batuk dan dahak kronik ini terjadi pada pagi hari ketika bangun
tidur.
2. Sesak napas
Terutama pada saat melakukan aktivitas. Seringkali pasien sudah mengalami
adaptasi dengan sesak nafas yang bersifat progressif lambat sehingga sesak ini
tidak dikeluhkan. Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, gunakan ukuran
sesak napas sesuai skala sesak

Pemeriksaan Fisik tanda fisik pada PPOK jarang ditemukan hingga terjadi hambatan
fungsi paru yang signifikan. Pada pemeriksaan fisik seringkali tidak ditemukan
kelinan yang jelas terutama auskultasi pada PPOK ringan, karena sudah mulai
terdapat hiperinflasi alveoli. Sedangkan pada PPOK derajat sedang dan PPOK derajad
berat seringkali terlihat perubahan cara bernapas atau perubahan bentuk anatomi
toraks.Secara umum pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Hari Pertama
Objectif Asessment Planning
CNS : Somnolen, ETT Respiratory failure e.c F:
terpasang PPOK + post hernioraphy
tension free ai hernia
inguinalis lateralis dextra
incarerata
CVS,TD : 144/76 A :paracetamol 4x 1 g iv
Morphine 10 kg/BB/jam iv
HR : 105x/min Lab: Hb : S:
Ph : 7,26/81/34/52/35/6
CVP : T:
RR : 21 H:
SpO2: 69% U:
Vent : SIMV PS 10 peep 5
fio2 50%
GIT: NGT terpasang G :Insulin 1 IU/ jam iv
GUT : diuresis 25-35 Th : Ceftriaxone 1x 2 g iv
cc/jam Metilprednisolon 2x125
Balance -247,5 cc mg iv
Nebulizer combivent 4x1

Hari Kedua

Objectif Asessment Planing


CNS : E4M6V ETT Respiratory failure e.c F : test feeding 10cc
PPOK + post hernioraphy
tension free ai hernia
inguinalis lateralis dextra
incarerata
CVS,TD : 158/97 A : paracetamol 4x 1 g iv
Morphine 10 kg/BB/jam iv
HR :106 x/min Lab: Hb : S:-
12,6/41/19.100/298.000
GDS: 152 Na:
143/3,9/103/4,88/2,41
Ph : 7,29/68/79/93/31/3
CVP T:-
o
RR : spontan, 19x/min TV H : head up 60
: 406-539
SpO2: 91% U : Omeprazole 1x 40mg
PS 12 peep 8 fiO2 60% IV
GIT : bising usus (+) G: Insulin 2 IU/ jam iv
GUT : Diuresis = 70-90 Th: Ceftriaxone 1x 2 g iv
cc/jam Metilprednisolon 2x125
Balance -862 cc mg iv
Nebulizer combivent 4x1

Hari Ketiga
Objectif Asessment Planing
CNS: E4M6V ETT Respiratory failure e.c F:-
PPOK + post hernioraphy
tension free ai hernia
inguinalis lateralis dextra
incarerata
CVS,TD : 176/92 mmhg T A : sesuai catatan
o
: 37 C
HR : 90 x/min Lab: Hb : S:-
12,2/39/16.400/254.000
GDS: 137 Na:
145/3,8/102/4,84/2,69
Ph : 7,41/53/64/92/33/7
CVP T:-
o
RR : 30x/min H : 30
SpO2 : 91% U : sesuai catatan
Vent : PS 12 peep 8 fio2 pengobatan
50%
GIT : bising usus (+) G : sesuai catatan
pengobatan
GUT: Diuresis = 1,2 Th : paracetamol 4x 1 g iv
cc/KgBB/jam Morphine 10 meq
Balance -565 cc kg/BB/jam iv
Ceftriaxone 1x 2 g iv
Metilprednisolon 2x125
mg iv
Nebulizer combivent 4x1
Omeprazole 1x 40mg IV
Amlodipin 1x 10 mg oral
Perdipine 0,5mg mcq
/kg/min/IV
Insulin 2 IU/ jam iv

Hari Keempat

Objectif Asessment
CNS : E4M6V ETT Respiratory failure e.c F : 1000 kkal/24 jam
PPOK + post hernioraphy
tension free ai hernia
inguinalis lateralis dextra
incarerata
CVS,TD : 174/93 mmhg A : sesuai catatan
HR : 101 x/min Lab: Hb : S:-
12,4/41/12.200/202.000
GDS: 249 Na:
146/4,0/101/4,69/2,69
Ph : 7,35/71/104/97/37/10
CVP T:-
o
RR : 16x/min H : 30
SpO2 : 93% U : sesuai catatan
Vent : PS 10 peep 5 fio2 pengobatan
50%
GIT : bising usus (+) G : sesuai catatan
pengobatan
GUT : Diuresis = 1 Th : paracetamol 4x 1 g iv
cc/KgBB/jam Morphine 20 meq
Balance +485 cc kg/BB/jam iv
Ceftriaxone 1x 2 g iv
Metilprednisolon 2x125
mg iv
Nebulizer combivent 4x1
Omeprazole 1x 40mg IV
Amlodipin 1x 10 mg oral
Perdipine 1,5mg mcq
/kg/min/IV
Dexamethason 10 mg
bolus IV
Insulin 2 IU/ jam iv

Hari Kelima
Objectif Asessment Planing
CNS : GCS 15 Respiratory failure e.c F : 2100 kkal/24 jam
PPOK + post hernioraphy
tension free ai hernia
inguinalis lateralis dextra
incarerata
CVS,TD : 148/79 mmhg A : sesuai catatan
HR : 104 x/min Lab: S:-
Na: 143/4,1/100/4,61/2,81
Ph : 7,36/65/101/97/35/8
CVP T:-
o
RR : 16x/min H : 30
SpO2 : 94% U : sesuai catatan
pengobatan
GIT : bising usus (+) G : sesuai catatan
pengobatan
GUT : Diuresis = 1 Th : paracetamol 4x 1 g iv
cc/KgBB/jam Morphine 20 meq
Balance +799 cc kg/BB/jam iv
Midazolam 3mg/jam
Flumucil 3x200 mg
perNGT
Ceftriaxone 1x 2 g iv
Metilprednisolon 2x125
mg iv
Nebulizer combivent 4x1
Flixotide per4 jam
Omeprazole 1x 40mg IV
Amlodipin 1x 10 mg oral
Perdipine 4mg mcq
/kg/min/IV
Dexamethason 10 mg
bolus IV
Insulin 3 IU/ jam iv
Chest therapy

PEMBAHASAN,
Penyakit Paru Obstruksi Kronik yaitu suatu penyakit paru obstruktif yang
ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang kronis terutama pada saat
exspirasi. Biasanya, kondisi ini akan bertambah buruk seiring dengan waktu.
Dimana Gejala utamanya adalah sesak napas, batuk, dan produksi
sputum/lendir.[1] Kebanyakan penderita bronkitis kronis juga menderita
PPOK.[2]
Penyebab utama PPOK adalah merokok, beberapa faktor lainnya seperti
polusi udara dan genetik yang turut berperan kecil.[3]
Di negara-negara berkembang, salah satu sumber polusi udara biasanya
adalah api untuk memasak dan pemanas yang berventilasi buruk. Jika
terpapar penyebab iritasi ini dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan
[inflamasi|,reaksi inflamasi] di paru-paru yang menyebabkan penyempitan
saluran udara dan rusaknya jaringan paru yang disebut sebagai emfisema.[4]
Diagnonis ini adalah berdasarkan terbatasnya aliran udara saat diukur
dengan tes fungsi paru.[5]
Berbeda dengan asma, berkurangnya aliran udara tidak membaik secara
signifikan ketika dilakukan pengobatan.
PPOK dapat dicegah dengan mengurangi peluang terpapar penyebab-
penyebab yang telah diketahui. Hal ini termasuk upaya untuk mengurangi
rokok dan memperbaiki kualitas udara di dalam dan luar ruangan.
Penanganan PPOK terdiri dari: berhenti merokok, vaksinasi, rehabilitasi, serta
sering menghirup bronkodilator dan steroid. Sebagian orang ada yang
merasakan perbaikan karena terapi oksigen jangka panjang atau
pencangkokan paru.[4] Bagi mereka yang mengalami periode bertambah
parah akut, mungkin perlu meningkatkan penggunaan obat-obatan dan
perawatan di rumah sakit.

Patofisiology PPOK

Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK


yangdiakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya suatu
inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru .Dalam keadaan normal
radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan seimbang.Apabila terjadi
gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di paru. Radikal bebas
mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan menjadi dasar dari
berbagai macam penyakit paru. Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara
dapat menginduksi batuk kronissehingga percabangan bronkus lebih mudah
terinfeksi.Penurunan fungsi paru terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran
napas. Kerusakan struktur berupa destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema
karena produksi radikal bebas yang berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap
rokok.

Tanda dan gejala

Gejala paling umum dari PPOK adalah produksi sputum, sesak napas dan
batuk yang produktif.[9] Gejala-gejala ini muncul dalam jangka waktu yang
lama[2] dan biasanya bertambah parah seiring waktu.[4] Tidak jelas apakah
terdapat jenis-jenis PPOK yang berbeda.[3] Meski sebelumnya dibagi menjadi
emfisema dan bronkitis kronis, emfisema hanya merupakan gambaran dari
perubahan kondisi paru dan bukan penyakit itu sendiri, dan bronkitis kronis
hanya merupakan gambaran gejala yang mungkin timbul atau tidak timbul
pada penderita PPOK.[1]
Batuk
Batuk kronis biasanya merupakan gejala pertama yang muncul. Saat batuk
berlangsung selama lebih dari tiga bulan setahun dalam lebih dari dua tahun,
dikombinasikan dengan produksi sputum dan tidak ada penjelasan lain, maka
itu bisa didefinisikan sebagai bronkitis kronis. Kondisi ini dapat terjadi
sebelum PPOK berkembang penuh. Jumlah sputum yang dihasilkan dapat
berubah dalam beberapa jam atau hari. Dalam beberapa kasus, batuk
mungkin tidak muncul atau hanya terjadi sesekali dan bisa saja tidak
produktif. Beberapa penderita PPOK mengira gejala-gejala ini sebagai "batuk
perokok". Sputum dapat ditelan atau dibuang, biasanya tergantung faktor
sosial dan budaya. Batuk-batuk hebat dapat menyebabkan retak tulang iga
atau kehilangan kesadaran secara singkat. Mereka yang menderita PPOK
sering mengalami "batuk pilek biasa" yang berlangsung lama.[9]

Sesak Napas
Sesak napas sering kali merupakan gejala yang dirasakan paling
mengganggu.[10] Hal ini sering kali digambarkan sebagai: "Saya
membutuhkan usaha untuk bernapas," atau "Saya tidak dapat menghirup
cukup udara".[11] Istilah berbeda mungkin digunakan di budaya yang
berbeda.[9] Umumnya, sesak napas bertambah buruk dalam tekanan, yang
berlangsung lama, dan bertambah parah seiring waktu.[9] Pada tahap
lanjutan, hal ini berlangsung saat beristirahat dan mungkin berlangsung terus
menerus.[12][13] Hal ini merupakan sumber dari kegelisahan dan kualitas hidup
yang rendah yang dialami penderita PPOK.[9] Banyak penderita PPOK
lanjutan mengalami bernapas melalui bibir yang tertutup rapat dan tindakan
ini dapat meredakan sesak napas bagi sebagian orang.[14][15]
Gejala lainnya
Penderita PPOK mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk kspirasi
daripada untuk Inspirasi.[16] Sesak di dada mungkin dapat terjadi[9] namun
bukan hal yang umum dan dapat disebabkan masalah lain. [10] Mereka yang
saluran udaranya terhalang mungkin mengalami napas mengi atau suara
udara masuk yang berkurang saat dada diperiksa dengan menggunakan
stetoskop.[16] Dada barel adalah tanda khusus dari PPOK, tapi bukan hal yang
umum.[16] Posisi tripoddapat terjadi saat penyakit bertambah parah.[2]
PPOK lanjutan akan menjadi tekanan tinggi pada arteri paru, yang menekan
ventrikel kanan jantung.[4][17][18] Situasi ini disebut sebagai kor pulmonale, dan
akan menjadi gejala pembengkakan kaki[9] dan pembengkakan vena leher.[4]
PPOK merupakan penyebab lebih umum dari kor pulmonale dibandingkan
dengan penyakit paru lainnya.[17] Kor pulmonale semakin jarang terjadi sejak
penggunaan suplemen oksigen.[2]
PPOK sering terjadi bersamaan dengan beberapa penyakit kronis lain,
sebagian karena faktor risiko yang sama.[3] Kondisi ini termasukpenyakit
jantung iskhemik, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyusutan otot,
osteoporosis, kanker paru, gangguan keresahan dan depresi.[3] Bagi mereka
yang menderita penyakit ini secara kronis, perasaan selalu letih adalah hal
yang umum.[9] Kuku jari bengkak bukan semata-mata gejala PPOK dan harus
segera diselidiki akan kemungkinan kanker paru.[19]

Pemeriksaan Fisik
Eksaserbasi
eksaserbasi akut dari PPOK didefinisikan sebagai sesak napas bertambah
parah, produksi sputum semakin banyak, dan perubahan warna sputum dari
bening menjadi hijau atau kuning, atau batuk semakin parah yang dialami
penderita PPOK.[16] Hal ini dapat disertai dengan tanda-tanda bertambah
besarnya usaha untuk bernapas seperti napas cepat, detak jantung cepat,
berkeringat, penggunaan otot leher secara aktif, kulit membiru, serta
kebingungan atau prilaku agresif pada eksaserbasi parah.[16][20] Ronki juga
mungkin terdengar dari paru-paru saat pemeriksaan dengan stetoskop.[21]

Anda mungkin juga menyukai