Anda di halaman 1dari 8

SCREENING

ALAT SCREENING UMUM


Pemisahan menurut ukuran dari bahan-bahan yang bermacam-macam ukuran
menjadi bagian-bagian yang ukurannya lebih uniform dari campuran aslinya dengan
menggunakan ayakan disebut screening.
Ada dua macam pengayakan yaitu :
a. Pengayakan kering (dry screening)
b. Pengayakan basah (wet screenig)
Pada pengayakan kering harus betul-betul kering dan bebas dari kandungan uap air.
Sedangkan pada pengayakan basah harus ditambah dengan air supaya membawa
material ayakan.
Cara menyatakan fraksi adalah dalam ayakan ada bahan yang tertahan dan ada
yang menerusi ayakan. Untuk pengayakan menggunakan ayakan ukuran tunggal, dikenal
dua macam produk yaitu: (a). Undersize atau fine, yaitu produk yang lolos lubang ayakan,
dan (b). Oversize atau tails, yaitu produk yang tertahan oleh ayakan.
Untuk pengayakan menggunakan dua jenis ayakan, akan diperoleh dua tiga macam
ukuran produk, yaitu: (a). Undersize; (b). On-size, dan (c). Oversize.
Umpan

Umpan
Ayakan kasar
Oversize

Oversize Ayakan halus

Undersize Undersize On-size

Ayakan tunggal Ayakan ganda

Ukuran bahan terbagi dalam 3 golongan yaitu :


Golongan I Golongan II Golongan III
- Oversize ¼ inch - +1/4 inch - ¼ inch
- Through ¼ inch on 1/8 inch - -1/4 inch, +1/8 inch - ¼ inch , 1/8 inch
- Through 1/8 inch on 1/16 - -1/8 inch, +1/16 inch
- 1/8 inch, 1/16 inch
inch
- -1/16 inch
- -1/16 inch
- Undersize 1/16 inch
Beberapa istilah untuk screening antara lain :
a. Sizing
Adalah screening suatu umpan (feed) yang mengandung ± 60 % undersize.
b. Sclaping
Adalah screening suatu feed yang mengandung 85 – 95 % bahan yang relatif kecil
terhadap screen mesh.
c. Bypassing
Adalah screening yang feed-nya hanya mengandung 5 – 20 % through.
d. Sieve scale adalah tingkat ukuran dari lubang screen.
e. Mesh
-Dalam screen yang kasar arti mesh adalah jarak antara kawat atau baris yang
berdekatan.
- Dalam screen yang halus arti mesh adalah jumlah lubang tiap 1 inch.
Contoh :
200 mesh berarti setiap 1 inch (panjang) dari screen terdapat 200 lubang. Semakin
besar mesh maka semakin halus hasilnya.
f. Aperture (screen size)
Aperature adalah ukuran linier beban minimum dari lubang screen, diberi simbol A
dengan ukuran milimeter atau inch.
g. Open area

Tujuan dari proses pengayakan ini adalah:


1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa
proses berikutnya.
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary
crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat
dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya dilakukan
dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10
inch. Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang
halus mulai dari ukuran 20-35 inch.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan
adalah :
1. Ukuran bahan ayakan.
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.
2. Ukuran relatif partikel.
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki
kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang
satu melintang dan lainnya membujur.
3. Pantulan dari material.
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi
screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan
menyumbat screen.
ALAT SCREENING DALAM INDUSTRI
Ada berbagai jenis alat pengayak yang digunakan dalam industri. Hampir semua ayakan
industri memerlukan mesin penggerak untuk menggetarkan, menggoncang ataupun
memutar (gyration) ayakan. Gambar dibawah adalah jenis ayakan dengan berbagai mode
gerakan.

1. Grizzlies
Grizzlies sering digunakan untuk mengayak partikel berukuran besar, umumnya
diatas 1 inch (biasanya hasil dari primary crusher). Grizzlies tersusun atas batangan-
batangan logam yang disusun paralel dengan jarak antar batangan tertentu, antara 2
sampai 8 inch. Batangan-batangan logam tersusun miring dengan sudut tertentu (20o
- 50o terhadap sumbu horisontal), untuk memudahkan padatan bergerak. Kapasitas
grizzlies dapat mencapai 100 sampai 150 ton/ft2 per 24 jam, dengan ukuran aperture
sekitar 1 inch. Penampilan lintang berbentuk trapesium. Ukuran lebar : 3-4 ft,
panjang : 8-10 ft. Letak kemiringan dari grizzly tergantung pada “angle of repose”
dari bahan dan kecepatan bahan melalui grizzly. Jadi, bahan yang lembab > bahan
yang kering. Gambar dibawah adalah contoh grizzlies.
2. Ayakan Stasioner (Stationary Screens)
Ayakan stasioner hampir sama dengan grizzlies, tetapi media pengayaknya
berupa anyaman kawat (mesh) atau plat logam yang berlubang-lubang. Sudut
kemiringan ayakan stasioner dapat sampai sekitar 60o terhadap sumbu horisontalnya.
Ayakan stasioner digunakan untuk mengayak padatan dengan ukuran lebih kecil,
yaitu antara ¼ sampai 4 inch. Kedua jenis ayakan ini hanya efektif digunakan untuk
partikel padatan berukuran besar dan dapat bergerak bebas (free flowing, tidak
lengket). Kapasitas yang disaring kecil, seperti pasir, coal, dan kerikil.

3. Ayakan Girasi (Gyrating Screens) atau Reciprocating Screens.


Mesin pengayak ini biasanya tersusun atas beberapa dek ayakan dengan
berbagai ukuran aperture, satu diatas yang lainnya dalam sebuah kotak atau casing.
Ayakan dan casingnya digetarkan memutar untuk meloloskan partikel dari satu dek
ke dek lain, dan memindahkannya dari tempat masuk sampai tempat keluarnya
partikel. Sudut kemiringan ayakan antara 16o - 30o terhadap sumbu horisontal.
Ayakan pada umumnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran (1.5 x 4 ft) sampai
(5 x 14 ft). Kecepatan girasi dan amplitudonya biasanya dapat diatur sesuai
kebutuhan. Kecepatan girasi dapat mencapai 600 sampai 1800 rpm. Gambar dibawah
adalah contoh gyrating screen yang digerakkan vertikal dan yang digerakkan
horisontal (reciprocating screen).
Reciprocating screen merupakan jenis ayakan girasi dengan sudut
kemiringan lebih kecil 3O-10O. Mesin diputar-getarkan pada sumbu mendatarnya.
Adakalanya diantara dua dek ayakan diisi bola-bola karet untuk meningkatkan
efisiensi pengayakan, sekaligus membersihkan aperture ayakan dari padatan-
padatan yang menyumbat. Alat jenis ini dipakai untuk industri tepung-tepung
ringan dan bahan granular, tidak dirancang untuk handling bahan berbatu berat
dan abrasive. Gambar dibawah adalah contoh reciprocating screen yang dilengkapi
dengan bola-bola karet.

4. Ayakan Getar (Vibrating Screens)


Ayakan getar biasanya digunakan untuk pengayakan dengan kapasitas besar.
Getaran dapat dibangkitkan secara elektrik maupun mekanis. Getaran mekanis
pada casing ayakan biasanya ditimbulkan oleh sumbu esentrik yang berputar
dengan kecepatan sangat tinggi. Biasanya tidak lebih dari 3 dek ayakan yang
terpasang dalam casing sebuah ayakan getar. Kecepatan getar antara 1200-1800
getaran per menit. Sudut miring 5-200 target jenis buah, ukuran ayakan serta basah
/ kering. Permukaan screen : - satu
- double
- triple
Gambar dibawah adalah contoh dari ayakan getar tripel dek.

Ayakan getar banyak digunakan untuk partikel-partikel kering berukuran


antara 1 in sampai 35 mesh (0.0164 in. Untuk partikel-partikel basah (wet-
screening) sudut kemiringan biasanya diset lebih kecil, antara 5o sampai 10o.
Keuntungan dari gerak getar ini, penyumbatan (blinding) bisa dihindarkan.

5. Trommels
Trommels merupakan jenis ayakan yang berputar cepat pada sumbu
horisontalnya. Berbentuk silindris atau konis dan biasanya tersusun atas beberapa
ayakan secara konsentris. Gambar dibawah adalah contoh trommel.

Kata lain dari trommels adalah Revolving screen, digunakan untuk partikel-partikel
yang kasar. Biasanya tromels disusun berturut-turut yang satu lebih rendah dari
yang dahulu untuk mendapatkan “free flow” dari satu tromel ke yang lainnya
(selanjutnya).
Penyusun tromels adalah sebagai berikut :
- Undersize diteruskan pada pemisah berikutnya
- Oversize dimasukkan pada tromels selanjutnya

Beban yang terberat adalah seluruh beban harus melalui ini. Kelemahan dari
susunan ini dapat dihilangkan dengan menyusun secara konsentrik. Sebagai contoh
compound tromels.

Saringan paling dalam dengan lubang paling besar kemudian semakin kecil. Dalam
menerima beban sebuah saringan dengan lubang uniform pada seluruh panjang
tromels, akan memisahkan bahan menjadi undersize dan oversize. Yang tertahan
pada tromels akan dikeluarkan melalui ujung yang lebih rendah.
NERACA MASSA PADA SCREENING DAN EFISIENSI AYAKAN
Gambar dibawah menjelaskan neraca partikel pada sebuah ayakan tunggal.

Keterangan:

F = mass flow rate umpan


D = mass flow rate oversize
B = mass flow rate undersize
xF = fraksi massa bahan A (ukuran yang
tidak diinginkan) pada umpan.
xD = fraksi massa bahan A pada oversize
xB = fraksi massa bahan A pada undersize

Fraksi massa bahan B (yaitu bahan dengan ukuran yang diinginkan/undersize product)
pada umpan, oversize dan undersize streams masing-masing adalah: (1- xF), (1- xD) dan (1-
xB).
Neraca massa padatan total : F  DB
Neraca massa bahan A : FxF  Dx D  Bx B
Kombinasi dua persamaan diatas dan substitusikan dengan persamaan neraca bahan B
memberikan:
D xF  xB

F xD  xB
dengan cara yang sama dapat diperoleh:
B xD  xF

F xD  xB
Efisiensi ayakan (atau sering disebut sebagai efektivitas ayakan) merupakan ukuran
kesuksesan ayakan dalam memisahkan bahan berukuran A dengan bahan berukuran B.
Jika ayakan bekerja sempurna, maka semua bahan A akan berada pada oversize,
sedangkan semua B ada dalam undersize (clear-cut separation).
Efisiensi ayakan didefinisikan sebagai perbandingan bahan A yang ada pada overflow
terhadap bahan A pada umpan. Jumlah ini masing-masing adalah DxD dan FxF. Sehingga,
Dx D
EA 
FxF
dimana EA adalah efisiensi ayakan berdasarkan pada produk oversize. Dengan cara yang
sama dapat didefinisikan efisiensi berbasis B:
B(1  x B )
EB 
F (1  x F )
Efisiensi keseluruhan (overall effectiveness) dari ayakan didefinisikan sebagai kombinasi
dari dua efisiensi diatas:
DBx (1  x B )
E  E A EB  2 D
F x F (1  x F )

Anda mungkin juga menyukai