PENDAHULUAN
B. Identifikasi masalah
Dalam makalah ini penulis akan lebih memaparkan mengenai:
1. Rasa sakit, kaku, tekanan darah tinggi, penyakit punggung, leher kaku, sakit sendi
semua mungkin disebabkan oleh jumlah berlebihan peradangan dalam tubuh Anda.
Apa itu peradangan?
2. lantas apa itu sebenarnya radang?
3. mengapa radang bisa menyerang kita? Dan apa penyebabnya?
4. apakah radang membawa dampak yang baik atau buruk pada tubuh kita?
5. ada berapa macam radang?
6. ciri-ciri atau gejala awal bila tubuh kita terserang radang?
7. beberapa macam contoh peradangan yang sering menyerang tubuh manusia
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, tidak lain bukan semata-mata hanya untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah PATOLOGI RADANG melaikan untuk :
1. Agar kita bila lebih dini dalam mencegah dan mengobati radang sebelum radang
tersebut menjadi lebih parah.
2. Lebih mewasapadai diri agar tiding terserang radang.
3. Bisa mengantisipasi apabila terjadi peradangan pada tubuh kita.
BAB II
RADANG
Radangan adalah respon biologic yang komplek dari jaringan vaskular pada
rangsangan, seperti patogen, sel rusak, atau iritasi. Peradangan tidak sama dengan
infeksi. Bahkan di kasus peradangan yang disebabkan infeksi, tidak dibenarkan
untuk memakai istilah ini, perbedaannya adalah kalau infeksi disebabkan pathogen
eksogen, sedangkan peradangan adalah respon organisme terhadap pathogen.
Dalam peradangan, luka dan infeksi, tidak akan pernah disembuhkan dan progres
penghancuran dari jaringan akan menyelesaikan organisme yang bertahan hidup.
Bagaimanapun juga, peradangan yang tak terkontrol, dapat juga menjadi penyakit,
seperti sakit tenggorokan, atherosclerosis, rheumatoid arthritis. Ini merupakan dalih
bahwa normalnya di atur oleh tubuh.
Panas dalam bisa jadi gejala awal peradangan serius. Penyebabnya bisa bakteri
ataupun virus. Peradangan, menurut www.medterms.com, ialah cara paling dasar
dan paling alami dilakukan tubuh manusia sebagai reaksi terhadap infeksi, iritasi
dan lika-luka tubuh lain.
Tampilan utama dari peradangan biasanya berupa bagian tubuh yang kemerahan,
terasa peningkatan temperature pada beberapa bagian tubuh, pembengkakan dan
munculnya rasa nyeri. Peradangan termasuk juga jenis respons kekebalan
nonspesifik.
Dalam www.clevelandclinic.org disebutkan, peradagangan merupakan proses saat
sel darah putih bersama-sama dengan bahan-bahan kimiawi dalam tubuh
melindungi tubuh dari infeksi dan substansi-substansi asing, seperti bakteri dan
virus. Pada beberapa kasus, system kekebalan tubuh memancing respons berupa
peradangan, padahal tidak ada substansi asing yang harus dilawan. Pada kasus
seperti itu, sistem perlindungan tubuh justru bisa mengakibatkan kerusakan pada
jaringannya sendiri.
Radang adalah Respon atau reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera
atau kerusakan jaringan tubuh karena suatu rangsangan, yang berfungsi
menghancurkan, mengurangi atau mengurung, baik agen pencedera maupun
jaringan yang cedera.
Saat peradangan terjadi, bahan-bahan kimiawi dilepaskan dari sel darah putih
menuju jaringan darah atau jaringan tubuh yang dimasuki substansi asing.
Pelepasan bahan kimiawi tersebut akan mengakibatkan peningkatan volume aliran
darah menuju bagian yang dimasuki sustansi asing itu. Hal itu bisa menyebabkan
kemerahan dan peningkatan temperaturdi darah tersebut.
Beberapa zat kimia bahkan bisa bocor hingga memenuhi jaringan yang dimasuki zat
asing, kemudian membengkak. Proses peradangan juga dapat merangsang syaraf
perasa sakit sehingga menimbulkan rasa nyeri.
b. Eksudat fibrinosa
Jenis eksudat nonseluler yang kedua adalah eksudat fibrinosa yang terbentuk jika
protein yang dikeluarkan dari pembuluh dan terkumpul pada daerah peradangan
yang mengandung banyak fibrinogen. Fibrinogen ini diubah menjadi fibrin, yang
berupa jala jala lengket dan elastic (barangkali lebih dikenal sebagai tulang belakang
bekuan darah). Eksudat fibrinosa sering dijumpai diatas permukaan serosa yang
meradang seperti pleura dan pericardium dimana fibrin diendapkan dipadatkan
menjadi lapisan kasar diatas membran yang terserang. Jika lapisan fibrin sudah
berkumpul di permukaan serosa,sering akan timbul rasa sakit jika terjadi pergeseran
atas permukaan yang satu dengan yang lain. Contoh pada penderita pleuritis akan
merasa sakit sewaktu bernafas, karena terjadi pergesekan sewaktu mengambil nafas.
2. Eksudat Seluler
Eksudat netrofilik
Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai adalah eksudat yang terutama terdiri
dari neutrofil polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak sehingga bagian
cairan dan protein kurang mendapat perhatian. Eksudat neutrofil semacam ini
disebut purulen. Eksudat purulen sangat sering terbentuk akibat infeksi
bakteri.lnfeksi bakteri sering menyebabkan konsentrasi neutrofil yang luar biasa
tingginya di dalam jaringan dan banyak dari sel-sel ini mati dan membebaskan
enzim-enzim hidrolisis yang kuat disekitarnya. Dalam keadaan ini enzim-enzim
hidrolisis neutrofil secara haraf ah mencernakan jaringan dibawahnya dan
mencairkannya. Kombinasi agregasi netrofil dan pencairan jaringan-jaringan di
bawahnya ini disebut suppuratif,atau lebih sering disebut pus/nanah.
Jadi pus terdiri dari :
- neutrofil pmn. yang hidup dan yang mati neutrofil pmn. yang hancur
- hasil pencairan jaringan dasar (merupakan hasil pencernaan)
- eksudat cair dari proses radang
- bakteri-bakteri penyebab
- nekrosis liquefactiva.
3. Eksudat Campuran
Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan campuran ini
dinamakan sesuai dengan campurannya.Jika terdapat eksudat fibrinopurulen yang
terdiri dari fibrin dan neutrofil polimorfonuklear,eksudat mukopurulen, yang terdiri
dari musin dan neutrofil, eksudat serofibrinosa dan sebagainya.
Luka Bakar Mudah Terjadi Septikhemi. Pada luka bakar saluran-saluran limfe tetap
terbuka yaitu karena jaringan yang terbakar tidak menimbulkan tromboplastin
sehingga tidak terjadi kooagulasi eksudat. Jika aliran cairan limfe tidak tersumbat
akan memudahkan menyebarkan kuman-kuman sehingga masuk dalam sirkulasi
darah dan terjadi septikhemi.
2. Monosit
Adalah bentuk leukosit yang penting. Pada reaksi peradangan monosit akan
bermigrasi, tetapi jumlahnya lebih sedikit dan kecepatannya lebih lambat. Karena
itu, pada jam jam pertama peradangan relative sedikit terdapat monosit dalasn
eksudat. Namun makin lama akan makin bertambah adanya monosit dalam eksudat.
Sel yang sama yang dalam aliran darah disebut monosit, kalau terdapat dalam
eksudat disebut makrofag. Ternyata, jenis sel yang sama ditemukan dalam jumlah
kecil melalui jaringan penyambung tubuh walaupun tanpa peradangan yang jelas.
Makrofag yang terdapat dalam jaringan penyambung ini disebut histiosit. Dengan
banyak hal fungsi makrofag sangat mirip dengan fungsi neutrofil pmn. dimana
makrofag akan bergerak secara aktif yang memberi respon terhadap stimulasi
kemotaksis, fagosit aktif dan mampu mematikan serta mencernakan berbagal agen.
Ada perbedaan penting antara makrofag dan neutrofil, dimana siklus kehidupan
makrofag lebih panjang, dapat bertahan berminggu-minngu atau bahkan berbulan-
bulan dalam jaringan dibanding dengan neutrofil yang berumur pendek. Selain itu
waktu monosit memasuki aliran darah dari sumsum tulang dan waktu memasuki
jaringan dari aliran darah, ia belum matang betul seperti halnya neutrofil. Karena
neutrofil dalam jaringan dan aliran darah sudah mengalami pematangan (sudah
matang), sehingga ia tidak mampu melakukan pembelahan sel dan juga tidak
mampu melakukan sintesis enzim-enzim pencenna. Pada monosit dapat dirangsang
untuk membelah dalam jaringan, dan mereka mampu memberi respon terhadap
keadaan lokal dengan mensintesis sejumlah enzim intrasel. Kemampuan untuk
menjalani "on the.job training", ini adalah suatu sifat makrofag yang vital, khususnya
pada reaksireaksi immunologis tertentu. Selain itu makrofag-makrofag dapat
mengalami perubahan bentuk, selama mengalami perubahan itu, mereka
menghasilkan seI-se1 secara tradisional disebut sel epiteloid. Makrofag juga mampu
bergabung membentuk sel raksasa berinti banyak disebut giant cell.
Walaupun makrofag merupakan komponen penting dalam eksudat namun mereka
tersebar secara luas dalam tubuh, dalam keadaan normal dan disebut sebagai system
reticuloendotelial atau RES (Reticulo Endotelial System), yang mempunyai sifat
fagositosis, termasuk juga dalam hati, sel tersebut dikenal sebagai sel kupffer. Fungsi
utama makrofag sebagai pembersih dalam darah ataupun seluruh jaringan
tubuh.Fungsi RES yang sehari-hari penting menyangkut pemrosesan haemoglobin
sel darah merah yang sudah mencapai akhir masa hidupnya. Sel-sel ini mampu
memecah Hb menjadi suatu zat yang mengandung besi dan zat yang tidak
mengandung besi. Besinya dipakai kembali dalam tubuh untuk pembuatan sel-sel
darah merah lain dalam sumsum tulang dan zat yang tidak mengandung besi dikenal
sebagai bilirubin, di bawa ke dalam aliran darah ke hati, dimana hepatosit
mengekstrak bilirubin dari aliran darah dan mengeluarkannya sebagai bagian dari
empedu.
3. Limposit
Umumnya terdapat dalam eksudat hanya dalam jumlah yang sangat kecil,meskipu
eksudat sudah lama terbentuk yaitu sampai reaksi-reaksi peradangan menjadi
kronis.
Jenis Radang
Misalnya: radang kataral, radang pseudomembran, ulkus, abses, flegmon, radang
purulen, suppurativaa dan lain-lain.
a) Radang Kataral , Terbentuk diatas permukaan membran mukosa,dimana terdapat
sel-sel yang dapat mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak dikenal
adalah puck yang menyertai banyak infeksi pernafasan bagian atas.
b) Radang Pseudomembran, Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada permukaan
selaput lendir yang ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput
superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan
sel-sel darah putih radang.Radang membranosa sering dijumpai dalam orofaring,
trachea,bronkus, dan traktus gastrointestinal.
c) Ulkus. Terjadi apabila sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan jaringan
sekitarnya meradang.
d) Abses, Abses adalah lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi
yang sulit untuk diatasi oleh tubuh karena kecenderungannya untuk meluas dengan
pencairan, kecenderungannya untuk membentuk lubang dan resistensinya terhadap
penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka obat-obatan seperti antibiotik dalam
darah sulit masuk ke dalam abses. Umumnya penanganan abses oleh tubuh sangat
dibantu oleh pengosongannya secara pembedahan, sehingga memungkinkan ruang
yang sebelumnya berisi nanah mengecil dan sembuh. Jika abses tidak dikosongkan
secara pembedahan oleh ahli bedah, maka abses cenderung untuk meluas, merusak
struktur lain yang dilalui oleh abses tersebut.
e) Flegmon, Flegmon: radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.
f) Radang Purulent, Terjadi akibat infeksi bakteri.terdapat pada cedera aseptik dan
dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi nekrotik.
g) Radang supuratif, Gambaran ini adalah nekrosis liqeuvaktifa yang disertal
emigrasi neutrofil dalam jumlah banyak.Infeksi supuratif local disebabkan oleh
banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen (pembentukan
nanah).Yang termasuk piogen adalah stafilokokkus,banyak basil gram negatif.
Perbedaan penting antara radang supuratif dan radang purulen bahwa pada radang
supuratif terjadi nekrosis liquefaktiva dari jaringan dasar. Nekrosis liquefaktiva
adalah jaringan nekrotik yang sedikit demi sedikit mencair akibat enzim.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radang ternya membawa damfak yang positif dan negatif, mengapa demikian karena
peradangan sebenarnya merupakan gejala yang menguntungkan bagi tubuh dan
menjadi pertahanan, ini semua terbukti dengan adanya netralisasi dan pembuangan
agen penyerang, adanya penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadaan
yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan. Dan reaksi peradangan itu
sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasi dengan baik yang dinamis dan
kontinyu. Untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan
khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional.
Selain itu radang juga membawa efek yang negatif yaitu : Terjadi reaksi
hipersensitivitas, Kerusakan organ progresif dan Adanya jaringan parut (scar).
Jadi peradangan adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan cedera.
Yang pada proses peradangan tersebut terjadi pelepasan histamine dan zat-zat
humoral lain kedalam cairan jaringan sekitarnya.
Radang sendiri menurut klasifikasi yaitu ; menjadi akut dan kronik. Radang akut
adalah respon tubuh terhadap rangsangan yang merusak dan diselesaikan oleh
pergerakan plasma dan leukosit dari vaskuler ke jaringan yang rusak. Proses ini
merupakan perluasan dan pematangan respon peradangan, termasuk sistem
vaskular dan imun sekitar serta berbagai macam sel di dalam jaringan yang terluka
tersebut. Peradangan yang lama juga disebut dengan peradangan kronik. Radang
akut berlangsung cepat, singkat dan biasanya bersifat berat. Radang kronik bersifat
menetap, berlangsung untuk suatu periode yang panjang. Proses radangnya dapat
dimulai agak cepat atau secara lambat dan pada kasus-kasus tertentu dapat
berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun. Radang kronik juga dapat
merupakan kelanjutan bentuk akut atau bentuk derajat yang berkepanjangan dan
biasanya menimbulkan kerusakan jaringan yang menetap.
Beberapa gejala peradangan diawali dengan timbulnya kemerahan pada bagian
tubuh tertentu, peningkatan suhu, nyeri persendian atau rasa kaku pada sendi.
Biasanya, peradangan meliputi beberapa gejala yang mirip flu biasa, seperti demam,
kedinginan, rasa lelah, kekurangan tenaga, pusing-pusing, kehilangan selera makan
dan otot kaku. Tampaknya gejala-gejala itu yang kemudian diistilahkan dengan
panas dalam oleh Masyarakat awam di Indonesia.
B. Saran
Jangan pernah menganggap remeh atau pun sepele bila terjadi suhu badan yang
panas dalam waktu yang agak lama dan tak kunjung sembuh.
Langkah praktis dalam penanganan radang :
a) Untuk menurunkan panas, flu dan sakit bisa menggunakan obat bebas.
b) Barengi dengan istirahat yang cukup
c) Makanan makanan bergizi dan seimbang.
d) Jika tenggorokan sakit, teguk minuman hangat sebanyak mungkin seperti teh.
e) Jangan minum minuman beralkohol
f) Hindari rokok, baik pasif maupun aktif untuk menghindari radikal bebas.
g) Kurangi minum es, terlebih es yang tidak bersih pembuatannya.
h) Berolahraga teratur
i) Minum vitamin, seperti B Complex dan vitamin C.
j) Jangan Bekerja tidak berlebihan
Penyakit apapun jika dibiarkan dan tidak segera diobati akan membuat hidup
terganggu. Bukan hanya proses menelan makanan yang tidak enak karena sakit,
batuk dan aktivitas jadi berantakan, tapi radang ini juga akan menimbulkan bahaya
lain. Radang tenggorokan kata Himawan bisa menular ke hidung dan menimbulkan
sinusitis, pilek berkepanjangan pada anak-anak, amandel, tonsil, juga ke telinga
(Otitis media akut) infeksi telinga dalam dan jika dibiarkan lagi akan pecah dan
keluar nanah. Infeksi tenggorokan juga bisa menjalar ke paru-paru dan
menyebabkan broncitis (infeksi saluran paru-paru).
DAFTAR PUSTAKA
www.footphysicians.com
Tim Field Lab FKUNS. 2008. Keterampilan Imunisasi. Surakarta: FKUNS. Pp: 5-7.
Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC. Pp:
506-513.
Bellanti, Joseph A. 1993. Imunologi III. Yogyakarta: UGM Press. Pp: 12-16,551-559.
Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.pp: 555,567.
Price, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses proses Penyakit
;Alih Bahasa, Peter Anugrah ; editor Caroline Wijaya, Ed. 4, EGC, Jakarta.
Robbine dan Kumar, 1992, Buku Ajar Patologi; Alih Bahasa, Staf Pengajar
Laboratorium Patologi Anatomik FK-UNAIR Surabaya, Ed. 4 EGC, Jakarta.
Poskan Komentar
hanungabadi
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2009 (10)
o ▼ April (10)
sejarah filsafat
sejarah filsafat
Radang
tetanus
tetanus
tetanus
kemiskinan
filsafat
sistem ekonomi pancasila
sistem ekonomi pancasila
Mengenai Saya
hanung
Lihat profil lengkapku