Anda di halaman 1dari 54

-2-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Komisi ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah
sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Pemilu Terakhir adalah Pemilu anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Derah yang diselenggarakan paling
akhir.
3. Presiden dan Wakil Presiden adalah Presiden dan Wakil
Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disingkat
DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
-3-

6. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang


menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan
fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara
langsung oleh rakyat.
7. Penyelenggaraan Pemilu adalah pelaksanaan tahapan
Pemilu yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Pemilu.
8. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU
adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Pemilihan Umum.
9. KPU Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh yang
selanjutnya disebut KPU Provinsi/KIP Aceh adalah
lembaga penyelenggara Pemilu di provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum.
10. Komisi Independen Pemilihan Aceh yang selanjutnya
disebut KIP Aceh adalah Lembaga Penyelenggara Pemilu
di Provinsi Aceh yang merupakan bagian dari KPU yang
diberi wewenang oleh Undang-Undang tentang
Pemerintahan Aceh untuk menyelenggarakan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh, dan pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur.
11. KPU/KIP Kabupaten/Kota adalah lembaga penyelenggara
Pemilu di kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Pemilihan Umum.
-4-

12. Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota


selanjutnya disebut KIP Kabupaten/Kota adalah Lembaga
Penyelenggara Pemilu yang merupakan bagian dari KPU
yang diberi wewenang oleh Undang-Undang tentang
Pemerintahan Aceh untuk menyelenggarakan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dan Walikota dan
Wakil Walikota.
13. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut
Bawaslu adalah Lembaga Penyelenggara Pemilu yang
mengawasi Penyelenggara Pemilu yang mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.
14. Bawaslu Provinsi adalah badan yang mengawasi
Penyelenggara Pemilu di wilayah daerah provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Pemilihan Umum.
15. Bawaslu Kabupaten/Kota adalah badan yang mengawasi
Penyelenggara Pemilu di wilayah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Pemilihan Umum.
16. Peserta Pemilu adalah Partai Politik untuk pemilihan
umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota,
perseorangan untuk Pemilihan Umum anggota Dewan
Perwakilan Daerah, dan pasangan calon yang diusulkan
oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik untuk
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
17. Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang
selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon adalah
pasangan calon peserta Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden yang diusulkan oleh Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik.
-5-

18. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang


selanjutnya disebut Pasangan Calon adalah pasangan
calon peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik yang telah memenuhi
persyaratan.
19. Partai Politik Peserta Pemilu yang selanjutnya disebut
Partai Politik adalah Partai Politik yang telah memenuhi
persyaratan sebagai Peserta Pemilu anggota DPR, anggota
DPRD Provinsi, dan anggota DPRD Kabupaten/Kota.
20. Pimpinan Partai Politik adalah Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal Partai Politik atau sebutan lainnya,
sesuai kewenangan berdasarkan anggaran
dasar/anggaran rumah tangga Partai Politik yang
bersangkutan.
21. Pengurus Partai Politik adalah Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara Partai Politik sesuai dengan tingkatannya
atau dengan sebutan lain sesuai dengan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga Partai Politik yang
bersangkutan.
22. Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu yang selanjutnya
disebut Gabungan Partai Politik adalah gabungan 2 (dua)
Partai Politik atau lebih yang bersama-sama bersepakat
mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon.
23. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
24. Sistem Informasi Pencalonan yang selanjutnya disebut
Silon adalah seperangkat sistem informasi yang berbasis
jaringan untuk mendukung KPU dalam melakukan
verifikasi kelengkapan pemenuhan persyaratan
pengusulan Bakal Pasangan Calon.
25. Hari adalah hari kalender.
-6-

Pasal 2
(1) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara
efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil.
(2) Dalam menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden, Penyelenggara Pemilu berpedoman pada
prinsip:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. berkepastian hukum;
e. tertib;
f. kepentingan umum;
g. terbuka;
h. proporsional;
i. profesional;
j. akuntabel;
k. efektif;
l. efisien; dan
m. aksesibilitas.

Pasal 3
Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah Pasangan
Calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik dan telah ditetapkan memenuhi syarat sebagai
Peserta Pemilu.

BAB II
PERSYARATAN PENCALONAN DAN
SYARAT CALON

Pasal 4
Pengusulan Bakal Pasangan Calon oleh Partai Politik
dan/atau Gabungan Partai Politik wajib memenuhi:
a. persyaratan pencalonan; dan
b. persyaratan calon.
-7-

Bagian Kesatu
Persyaratan Pencalonan

Pasal 5
(1) Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik yang
dapat mengusulkan Bakal Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a wajib memenuhi
persyaratan:
a. memperoleh kursi di DPR paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari jumlah kursi DPR pada Pemilu
Terakhir; atau
b. memperoleh suara sah paling sedikit 25% (dua
puluh lima persen) dari jumlah suara sah nasional
pada Pemilu Terakhir.
(2) Jumlah minimal kursi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, diperoleh dari dua puluh per seratus dikali
jumlah kursi DPR.
(3) Jumlah minimal suara sah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, diperoleh dari dua puluh lima per
seratus dikali suara sah secara nasional pada Pemilu
Terakhir.
(4) Apabila hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) menghasilkan angka pecahan,
dilakukan pembulatan ke atas.
(5) Jumlah perolehan kursi atau suara Partai Politik peserta
Pemilu Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b ditetapkan dengan Keputusan KPU.

Pasal 6
(1) Penentuan Bakal Pasangan Calon dilakukan secara
demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme
internal Partai Politik bersangkutan.
(2) Partai Politik dapat melakukan kesepakatan dengan
Partai Politik lain untuk melakukan penggabungan
dalam mengusulkan Bakal Pasangan Calon.
-8-

(3) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik hanya dapat


mengusulkan 1 (satu) Bakal Pasangan Calon sesuai
dengan mekanisme internal Partai Politik atau
musyawarah Gabungan Partai Politik yang dilakukan
secara demokratis dan terbuka.
(4) Bakal Pasangan Calon yang telah diusulkan oleh Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), tidak dapat dicalonkan lagi oleh
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik lainnya.
(5) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang sudah
menandatangani kesepakatan pengusulan Bakal
Pasangan Calon dan telah mendaftarkan Bakal Pasangan
Calon kepada KPU, tidak dapat menarik dukungannya.

Pasal 7
(1) Kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
terdiri atas:
a. kesepakatan antar-Partai Politik; dan
b. kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik dengan Pasangan Calon.
(2) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, dinyatakan secara tertulis bermaterai cukup, dan
ditandatangani oleh para Pimpinan Gabungan Partai
Politik.
(3) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, dinyatakan secara tertulis bermaterai cukup,
ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik atau para
Pimpinan Gabungan Partai Politik, dan Bakal Pasangan
Calon.

Pasal 8
(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan Bakal
Pasangan Calon wajib menyerahkan dokumen
persyaratan pencalonan yang terdiri atas:
a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh
Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan
-9-

Gabungan Partai Politik yang bersangkutan, yang


dibubuhi cap Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik yang bersangkutan, dengan menggunakan
formulir Model B-PPWP;
b. surat pernyataan yang berisi:
1. kesepakatan antar-Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik untuk mengusulkan
Bakal Pasangan Calon; dan
2. tidak akan menarik pencalonan atas Pasangan
Calon yang dicalonkan,
yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik
atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik dan
dibubuhi materai cukup, dengan menggunakan
formulir Model B-1 PPWP;
c. surat pernyataan yang berisi kesepakatan antara
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dengan
Bakal Pasangan Calon, yang ditandatangani oleh
Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan
Gabungan Partai Politik dan Bakal Pasangan Calon,
serta dibubuhi materai cukup, dengan
menggunakan formulir Model B-2 PPWP;
d. surat rekomendasi dan jaminan Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik yang dituangkan dalam
formulir Model B3-PPWP;
e. surat pernyataan yang berisi visi, misi, dan program
Bakal Pasangan Calon sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yang
ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik atau
para Pimpinan Gabungan Partai Politik, dan
dibubuhi materai cukup, dengan menggunakan
formulir Model B-4 PPWP;
f. surat pernyataan bermaterai cukup yang berisi
pernyataan Bakal Pasangan Calon tidak akan
mengundurkan diri sebagai Pasangan Calon;
g. keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
tentang pengesahan kepengurusan tingkat pusat
- 10 -

Partai Politik atau masing-masing Partai Politik pada


Gabungan Partai Politik; dan
h. keputusan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik tentang susunan tim kampanye tingkat
nasional dan dapat dilengkapi dengan susunan tim
kampanye tingkat provinsi dan/atau
kabupaten/kota.
(2) Penandatanganan dokumen persyaratan pencalonan
Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan oleh pimpinan lainnya atau
pelaksana tugas atau sebutan lain, sepanjang diatur
dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga Partai
Politik.
(3) Penunjukan pimpinan lainnya atau pelaksana tugas atau
sebutan lainnya dibuktikan dengan keputusan Pimpinan
Partai Politik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
anggaran dasar/anggaran rumah tangga Partai Politik.

Bagian Kedua
Persyaratan Calon

Pasal 9
(1) Syarat untuk menjadi calon Presiden dan calon Wakil
Presiden adalah:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya, dan
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas
kehendaknya sendiri;
c. suami/istri calon Presiden dan suami/istri calon
Wakil Presiden adalah Warga Negara Indonesia;
d. tidak pernah mengkhianati negara serta tidak
pernah melakukan tindak pidana korupsi dan
tindak pidana berat lainnya;
e. mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden, serta bebas
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat
- 11 -

adiktif berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan


menyeluruh dari tim dokter yang terdiri dari dokter
dan Badan Narkotika Nasional;
f. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
g. telah melaporkan kekayaannya kepada instansi
yang berwenang memeriksa laporan kekayaan
penyelenggara negara;
h. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara
perseorangan dan/atau secara badan hukum yang
menjadi tanggung jawabnya yang merugikan
keuangan negara;
i. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan
pengadilan;
j. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
k. tidak sedang dicalonkan sebagai anggota DPR,
Dewan Perwakilan Daerah atau DPRD;
l. terdaftar sebagai Pemilih;
m. memiliki nomor pokok wajib pajak dan telah
melaksanakan kewajiban membayar pajak selama 5
(lima) tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib
pajak orang pribadi;
n. belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil
Presiden selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam
jabatan yang sama;
o. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika;
p. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
q. berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun;
r. berpendidikan paling rendah tamat sekolah
menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah
- 12 -

kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau sekolah


lain yang sederajat;
s. bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai
Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya,
atau bukan orang yang terlibat langsung dalam
Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia
atau organisasi terlarang lain menurut peraturan
perundang-undangan; dan
t. memiliki visi, misi, dan program dalam
melaksanakan pemerintahan negara Republik
Indonesia.
(2) Bagi bakal calon yang berstatus sebagai pejabat negara,
anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil, atau
karyawan atau pejabat Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik
Desa, wajib mengundurkan diri.
(3) Persyaratan pengunduran diri sebagai pejabat negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikecualikan bagi
Presiden, Wakil Presiden, pimpinan dan anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat, pimpinan dan anggota DPR,
pimpinan dan anggota DPD, gubernur, wakil gubernur,
bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, tidak dimaksudkan untuk membatasi hak politik
warga negara penyandang disabilitas yang memiliki
kemampuan untuk melakukan tugasnya sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
(5) Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak
termasuk kategori gangguan kesehatan.
- 13 -

Pasal 10
(1) Dokumen persyaratan Bakal Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 yang wajib
disampaikan kepada KPU meliputi:
a. surat pernyataan bermaterai cukup yang
menerangkan bahwa Bakal Pasangan Calon:
1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus Tahun 1945;
3. tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
atas kehendaknya sendiri;
4. tidak pernah mengkhianati negara serta tidak
pernah melakukan tindak pidana korupsi dan
tindak pidana berat lainnya;
5. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
6. tidak sedang dicalonkan sebagai anggota DPR,
Dewan Perwakilan Daerah, dan/atau DPRD;
7. belum pernah menjabat sebagai Presiden atau
Wakil Presiden selama 2 (dua) periode;
8. bersedia diusulkan sebagai Bakal Pasangan
Calon;
9. tidak akan mengundurkan diri sebagai
Pasangan Calon;
10. mengundurkan diri sebagai pejabat negara,
yang tidak dapat ditarik kembali;
11. mengundurkan diri sebagai anggota Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil sejak
ditetapkan sebagai Pasangan Calon;
12. mengundurkan diri sebagai karyawan atau
pejabat Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik
Desa sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon;
13. telah mengajukan permohonan izin kepada
Presiden bagi gubernur, wakil gubernur, bupati,
- 14 -

wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota,


dilengkapi dengan surat izin; dan
14. bersedia melakukan pemeriksaan kesehatan
dan menerima hasil yang dikeluarkan oleh Tim
Pemeriksa Kesehatan yang telah ditunjuk,
yang ditandatangani oleh Bakal Pasangan Calon
dengan menggunakan formulir Model BB-1 PPWP;
b. surat keterangan tempat tinggal Bakal Pasangan
Calon dari kepala kelurahan atau desa/sebutan
lain;
c. surat keterangan Bakal Pasangan Calon terdaftar
sebagai Pemilih yang ditandatangani asli oleh Ketua
PPS serta cap basah PPS, atau surat keterangan dari
KPU/KIP Kabupaten/Kota;
d. daftar riwayat hidup, profil singkat, dan rekam jejak
Bakal Pasangan Calon, dibuat dan ditandatangani
oleh Bakal Pasangan Calon dan Pimpinan Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik yang
mengusulkan Pasangan Calon dengan
menggunakan formulir Model BB-2 PPWP;
e. bukti tanda terima penyerahan Laporan Harta
Kekayaan Pribadi/Pejabat Negara dari Komisi
Pemberantasan Korupsi;
f. surat keterangan mengenai kewarganegaraan Bakal
Pasangan Calon dan suami/istri Bakal Pasangan
Calon dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
g. surat keterangan catatan kepolisian dari Markas
Besar Kepolisian Republik Indonesia yang
menerangkan Bakal Pasangan Calon:
1. tidak pernah mengkhianati negara; dan
2. tidak terlibat organisasi terlarang dan Gerakan
30 September/Partai Komunis Indonesia;
h. surat keterangan dari Pengadilan Negeri/Pengadilan
Niaga tempat domisili Bakal Pasangan Calon yang
menerangkan bahwa Bakal Pasangan Calon:
1. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan
putusan pengadilan;
- 15 -

2. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara


perorangan dan/atau secara badan hukum
yang menjadi tanggung jawabnya yang
merugikan keuangan negara; dan
3. tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
i. fotokopi Kartu Tanda Penduduk elektronik Bakal
Pasangan Calon dan suami/istri Bakal Pasangan
Calon;
j. fotokopi akta kelahiran atau surat kenal lahir Warga
Negara Indonesia Bakal Pasangan Calon dan
suami/istri Bakal Pasangan Calon, yang telah
dilegalisasi oleh instansi yang berwenang;
k. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah
Menengah Atas atau sederajat, surat keterangan
berpenghargaan sama dengan Ijazah/Surat Tanda
Tamat Belajar, syahadah, atau sertifikat yang
dilegalisasi oleh intansi yang berwenang;
l. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama
bakal calon, dan tanda bukti pengiriman atau
penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi atas nama
bakal calon, selama 5 (lima) tahun terakhir atau
sejak bakal calon menjadi wajib pajak, dan tanda
bukti tidak mempunyai tunggakan pajak dari Kantor
Pelayanan Pajak tempat Bakal Pasangan Calon yang
bersangkutan terdaftar; dan
m. salinan cetak pas foto berwarna terbaru bakal calon
berukuran 4 x 6 cm (empat kali enam sentimeter)
sebanyak 1 (satu) lembar, beserta salinan digitalnya,
yang merupakan foto terakhir yang diambil paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum pendaftaran
Pasangan Calon.
(2) Dalam hal bakal calon mencantumkan riwayat
pendidikan tinggi dalam riwayat hidup, bakal calon yang
bersangkutan wajib menyertakan fotokopi ijazah
- 16 -

perguruan tinggi yang dilegalisasi oleh pejabat yang


berwenang di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Pasal 11
(1) Dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 dan Pasal 10 dibuat dalam 2 (dua) rangkap,
terdiri atas:
a. 1 (satu) rangkap asli; dan
b. 1 (satu) rangkap fotokopi yang dilegalisasi oleh
pejabat yang berwenang.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimasukkan ke dalam map dengan dibubuhi nama Bakal
Pasangan Calon, dan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik yang ditulis dalam huruf kapital pada sampul
muka map.
(3) KPU mengumumkan dokumen yang telah diserahkan
Bakal Pasangan Calon.

BAB III
PENDAFTARAN PASANGAN CALON

Pasal 12
(1) KPU mengumumkan pendaftaran Bakal Pasangan Calon
di laman KPU dan/atau media massa paling lambat 7
(tujuh) Hari sebelum masa pendaftaran.
(2) Pengumuman pendaftaran Bakal Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat informasi:
a. daftar dokumen pendaftaran;
b. waktu penyerahan dokumen pendaftaran; dan
c. tempat penyerahan dokumen pendaftaran.
(3) Masa pendaftaran Bakal Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 7 (tujuh)
Hari.
(4) Jadwal pendaftaran Bakal Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditentukan sebagai berikut:
- 17 -

a. hari pertama sampai dengan hari keenam


pendaftaran dimulai pukul 08.00 sampai dengan
pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat; dan
b. hari terakhir pendaftaran dimulai pukul 08.00
sampai dengan pukul 24.00 Waktu Indonesia Barat.
(5) KPU dilarang menerima dokumen pendaftaran Bakal
Pasangan Calon apabila telah melewati tenggat waktu
pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Pasal 13
(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik mendaftarkan
Bakal Pasangan Calon kepada KPU selama masa
pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(3).
(2) Pendaftaran Bakal Pasangan Calon hanya dilakukan 1
(satu) kali pada masa pendaftaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3).
(3) Pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dan
Bakal Pasangan Calon wajib hadir pada saat pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal Pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik, atau salah seorang bakal calon atau Bakal
Pasangan Calon tidak dapat hadir pada pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik tidak dapat melakukan
pendaftaran, kecuali ketidakhadiran tersebut disebabkan
halangan yang dapat dibuktikan dengan surat
keterangan dari instansi yang berwenang.
(5) Dalam pendaftaran Bakal Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik memasukkan data Bakal Pasangan Calon
dan data dukungan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik ke dalam Silon.
- 18 -

Pasal 14
(1) Dalam pendaftaran Bakal Pasangan Calon, KPU
bertugas:
a. menyiapkan buku pendaftaran yang memuat
informasi:
1. nama Bakal Pasangan Calon;
2. hari, tanggal dan waktu pendaftaran; dan
3. nama, alamat, nomor telepon, alamat surat
elektronik (email) dan faksimile Bakal Pasangan
Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik yang mengusulkan Bakal Pasangan
Calon, dan petugas penghubung;
b. meneliti kelengkapan dokumen persyaratan
pencalonan dan syarat Bakal Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 10;
c. menerima dokumen pendaftaran Bakal Pasangan
Calon dari Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik; dan
d. meneliti kesesuaian data Bakal Pasangan Calon
yang terdapat pada Silon dengan data yang terdapat
pada dokumen naskah asli (hardcopy).
(2) Dalam hal dokumen persyaratan pencalonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dinyatakan
lengkap, KPU memberikan tanda terima dengan
menggunakan formulir Model TT.Pd-PPWP dan
lampirannya kepada Bakal Pasangan Calon atau petugas
penghubung.
(3) Bakal Pasangan Calon yang dokumen persyaratan
pencalonannya dinyatakan lengkap dan telah mendapat
tanda terima sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberi
surat pengantar pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit
yang ditunjuk oleh KPU.
(4) Tanda terima sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bukan merupakan bukti penetapan sebagai Pasangan
Calon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
(5) Dalam hal setelah dilakukan penelitian, dokumen
persyaratan pencalonan sebagaimana dimaksud dalam
- 19 -

Pasal 8 dinyatakan belum lengkap, KPU mengembalikan


dokumen tanpa memberi tanda terima, dan dicatat
dalam berita acara.
(6) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan Bakal
Pasangan Calon dapat melengkapi dan mendaftar
kembali ke KPU pada masa pendaftaran.

Pasal 15
KPU menolak pendaftaran Pasangan Calon apabila:
a. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh
gabungan dari seluruh Partai Politik Peserta Pemilu; atau
b. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh
Gabungan Partai Politik yang mengakibatkan Gabungan
Partai Politik lainnya tidak dapat mendaftarkan Pasangan
Calon.

Pasal 16
(1) KPU melakukan perpanjangan pendaftaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3), apabila sampai
dengan berakhirnya masa pendaftaran:
a. tidak terdapat Pasangan Calon yang diterima
pendaftarannya;
b. tidak terdapat Pasangan Calon yang mendaftar
karena KPU menolak pendaftaran Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15; atau
c. hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon yang
diterima pendaftarannya.
(2) Perpanjangan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sebanyak 2 x 7 (dua kali tujuh) Hari.
(3) KPU melakukan perpanjangan pendaftaran pertama
selama 7 (tujuh) Hari.
(4) Dalam hal setelah dilakukan perpanjangan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masih terdapat
kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU
melakukan perpanjangan pendaftaran kedua selama 7
(tujuh) Hari.
- 20 -

Pasal 17
Apabila sampai dengan berakhirnya perpanjangan
pendaftaran kedua hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon
yang diterima pendaftarannya, KPU melakukan verifikasi
kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan
pencalonan dan persyaratan calon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 dan Pasal 10.

BAB IV
VERIFIKASI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN

Bagian Kesatu
Verifikasi

Pasal 18
(1) KPU melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran
dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 dan Pasal 10 paling lama 4 (empat) Hari sejak
diterimanya dokumen persyaratan.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap:
a. cap basah dan tanda tangan Pimpinan Partai Politik
atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik yang
mengusulkan Bakal Pasangan Calon;
b. tanda tangan Bakal Pasangan Calon;
c. materai; dan
d. kesesuaian dan kebenaran isi dokumen dengan
ketentuan dalam Peraturan Komisi ini.
(3) Dalam pelaksanaan verifikasi, KPU dapat melakukan
klarifikasi kepada instansi yang berwenang dan
menerima masukan dan tanggapan masyarakat terhadap
syarat Bakal Pasangan Calon.

Pasal 19
(1) Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan Partai
Politik dan masing-masing kepengurusan tersebut
mengajukan Bakal Pasangan Calon, kepengurusan Partai
- 21 -

Politik tingkat pusat yang menjadi Peserta Pemilu dan


dapat mendaftarkan Bakal Pasangan Calon merupakan
kepengurusan Partai Politik tingkat pusat yang telah
memperoleh putusan Mahkamah Partai atau nama lain
dan didaftarkan serta ditetapkan dengan keputusan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum dan hak asasi manusia.
(2) Dalam hal masih terdapat perselisihan atas putusan
Mahkamah Partai atau nama lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), kepengurusan Partai Politik
tingkat pusat yang menjadi Peserta Pemilu dan dapat
mendaftarkan Bakal Pasangan Calon merupakan
kepengurusan yang telah memperoleh putusan
pengadilan berkekuatan hukum tetap dan didaftarkan
serta ditetapkan dengan keputusan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum dan hak asasi manusia.
(3) Putusan Mahkamah Partai atau nama lain dan/atau
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan/atau ayat (2) wajib didaftarkan ke kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum dan hak asasi manusia paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak terbentuknya
kepengurusan yang baru dan wajib ditetapkan dengan
keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya persyaratan.
(4) Dalam hal pendaftaran dan penetapan kepengurusan
Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
selesai, sementara batas waktu pendaftaran Bakal
Pasangan Calon akan berakhir, kepengurusan Partai
Politik yang menjadi Peserta Pemilu dan dapat
mendaftarkan Pasangan Calon adalah kepengurusan
Partai Politik yang tercantum dalam keputusan terakhir
- 22 -

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang hukum dan hak asasi manusia.

Pasal 20
(1) KPU menyusun berita acara hasil verifikasi dokumen
pendaftaran dengan menggunakan formulir Model
BA.HP-PPWP.
(2) KPU menyampaikan berita acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Pimpinan Partai Politik atau para
Pimpinan Gabungan Partai Politik dan Bakal Pasangan
Calon paling lambat 5 (lima) Hari sejak diterimanya
dokumen persyaratan.

Pasal 21
(1) Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan
Partai Politik dan Bakal Pasangan Calon diberi
kesempatan untuk memperbaiki dan/atau melengkapi
pemenuhan persyaratan dalam waktu paling lama 3 (tiga)
Hari sejak diterimanya berita acara hasil verifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2).
(2) Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan
Partai Politik dan Bakal Pasangan Calon melakukan
perbaikan dan/atau melengkapi persyaratan
administrasi Bakal Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), hanya terhadap jenis dokumen
yang dinyatakan belum memenuhi syarat atau tidak
lengkap.
(3) Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan
Partai Politik dan Bakal Pasangan Calon menyerahkan
hasil perbaikan dan/atau kelengkapan persyaratan
administrasi Bakal Pasangan Calon kepada KPU paling
lambat 4 (empat) Hari sejak diterimanya berita acara
hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 22
(1) KPU melakukan verifikasi dokumen hasil perbaikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) paling
- 23 -

lama 3 (tiga) Hari sejak diterimanya dokumen hasil


perbaikan.
(2) KPU menolak dokumen selain dokumen yang dinyatakan
belum memenuhi syarat atau tidak lengkap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2).

Pasal 23
(1) KPU menyusun berita acara hasil verifikasi dokumen
perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
menggunakan formulir Model BA.HP-PPWP Perbaikan.
(2) KPU menyampaikan berita acara hasil verifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pimpinan
Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik
dan Bakal Pasangan Calon paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak diterimanya dokumen hasil perbaikan.

Pasal 24
(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dokumen
perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Bakal
Pasangan Calon dinyatakan tidak memenuhi syarat, KPU
meminta kepada Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik pengusul untuk mengusulkan Bakal Pasangan
Calon baru sebagai pengganti.
(2) Pengusulan Bakal Pasangan Calon pengganti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling
lama 14 (empat belas) Hari sejak surat permintaan dari
KPU diterima oleh Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik.
(3) KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan
kebenaran dokumen persyaratan administrasi Bakal
Pasangan Calon pengganti sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), paling lama 4 (empat) Hari setelah diterimanya
surat pengusulan Bakal Pasangan Calon pengganti.

Pasal 25
(1) KPU menyusun Berita Acara hasil verifikasi kelengkapan
dan kebenaran dokumen persyaratan Bakal Pasangan
- 24 -

Calon pengganti dengan menggunakan formulir Model


BA.HP-PPWP.
(2) KPU menyampaikan hasil verifikasi secara tertulis
kepada Partai Politik atau Gabungan Partai Politik paling
lama 5 (lima) Hari sejak diterimanya surat pengusulan
Bakal Pasangan Calon pengganti.

Pasal 26
Dalam hal persyaratan administrasi Bakal Pasangan Calon
pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dinyatakan
tidak memenuhi syarat, Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik yang bersangkutan tidak dapat mengajukan Bakal
Pasangan Calon pengganti.

Bagian Kedua
Pemeriksaan Kesehatan

Pasal 27
(1) Pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap Bakal
Pasangan Calon yang telah menerima surat pengantar
pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (3).
(2) Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), KPU berkoordinasi dengan
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia untuk:
a. menyusun panduan teknis Penilaian Kemampuan
rohani dan jasmani Bakal Calon Presiden dan Wakil
Presiden yang ditetapkan dengan Keputusan KPU;
dan
b. memperoleh rekomendasi Rumah Sakit Pemerintah
yang akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan Calon Presiden dan Wakil
Presiden.
(3) Standar pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a ditetapkan dengan Keputusan KPU.
(4) Susunan tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b, terdiri atas:
- 25 -

a. ketua, yang dipilih dari anggota; dan


b. anggota.
(5) Susunan tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan KPU.

Pasal 28
(1) KPU menetapkan Rumah Sakit Pemerintah Daerah atau
Rumah Sakit Pemerintah Pusat di daerah berdasarkan
rekomendasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia,
dengan Keputusan KPU.
(2) KPU menyampaikan nama rumah sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Pimpinan Partai Politik
atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik sebagai
rumah sakit yang melakukan pemeriksaan kesehatan
jasmani, rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika.

Pasal 29
(1) Tim pemeriksa kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (4) menetapkan kesimpulan hasil
pemeriksaan kesehatan Bakal Pasangan Calon dalam
rapat pleno.
(2) Kesimpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan ke dalam berita acara yang ditandatangani
oleh ketua tim pemeriksa kesehatan yang menyatakan:
a. calon mampu atau tidak mampu secara jasmani dan
rohani; dan
b. positif atau negatif penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya.
(3) Tim pemeriksa kesehatan menyampaikan kesimpulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada KPU
dengan dilampiri seluruh hasil pemeriksaan kesehatan
bakal calon sebagai pemenuhan kelengkapan
persyaratan calon.
(4) Kesimpulan dan seluruh hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), bersifat final dan tidak dapat
dilakukan pemeriksaan banding.
- 26 -

BAB V
PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PASANGAN CALON

Pasal 30
(1) KPU menyusun berita acara hasil verifikasi kelengkapan
administrasi dan kebenaran persyaratan pencalonan dan
persyaratan calon dalam rapat pleno paling lama 1 (satu)
Hari setelah berakhirnya masa verifikasi.
(2) KPU menetapkan Pasangan Calon Peserta Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil verifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
Keputusan KPU.
(3) KPU mengumumkan nama-nama Pasangan Calon
Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

Pasal 31
(1) KPU melakukan pengundian nomor urut Pasangan Calon
dalam rapat pleno terbuka 1 (satu) Hari setelah
penetapan dan pengumuman Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30.
(2) Rapat pleno terbuka pengundian nomor urut wajib
dihadiri oleh Pasangan Calon, Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan
Calon, Badan Pengawas Pemilu, dan dapat dihadiri
media massa dan tokoh masyarakat.
(3) Dalam hal salah seorang calon atau Pasangan Calon
tidak dapat hadir dalam rapat pleno pengundian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), rapat pleno
pengundian tetap dilanjutkan dengan ketentuan
ketidakhadiran tersebut disebabkan halangan yang dapat
dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang.
(4) Hasil pengundian nomor urut Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dituangkan dalam
berita acara dan ditetapkan dengan Keputusan KPU.
- 27 -

(5) KPU mengumumkan nama dan nomor urut Pasangan


Calon di laman KPU dan/atau media massa.

Pasal 32
(1) Penetapan nomor urut Pasangan Calon digunakan
sebagai dasar untuk menyusun Daftar Pasangan Calon.
(2) Pasangan Calon meneliti penulisan nama, gelar, dan foto
pada rancangan Daftar Pasangan Calon dan
membubuhkan tanda tangan persetujuan.

Pasal 33
(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang
menarik calon atau Pasangan Calon yang telah
ditetapkan oleh KPU sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30.
(2) Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
menarik calon atau Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik, tidak dapat mengusulkan calon pengganti.
(3) Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
menarik calon atau Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), keputusan Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik tersebut tidak mempengaruhi
kedudukan Pasangan Calon lain yang telah ditetapkan
oleh KPU.

Pasal 34
(1) Pasangan Calon atau salah seorang dari Pasangan Calon
dilarang mengundurkan diri terhitung sejak ditetapkan
sebagai Pasangan Calon oleh KPU.
(2) Dalam hal Pasangan Calon atau salah seorang dari
Pasangan Calon mengundurkan diri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik tidak dapat mengusulkan calon pengganti.
(3) Dalam hal salah seorang calon atau Pasangan Calon
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pengunduran diri calon atau Pasangan Calon
- 28 -

tersebut tidak mempengaruhi kedudukan Pasangan


Calon lain yang telah ditetapkan oleh KPU.

BAB VI
PEMBUKAAN PENDAFTARAN KEMBALI

Pasal 35
(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
administrasi dan kebenaran persyaratan pencalonan dan
persyaratan calon hanya terdapat 1 (satu) Pasangan
Calon yang dinyatakan memenuhi syarat, KPU membuka
kembali pendaftaran Pasangan Calon selama 2 x 7 (dua
kali tujuh) Hari.
(2) Dalam hal telah dilaksanakan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) masih terdapat 1 (satu) Pasangan
Calon, tahapan pelaksanaan Pemilu tetap dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VII
PENGGANTIAN CALON

Pasal 36
(1) Penggantian calon dapat dilakukan dalam hal bakal
calon, Bakal Pasangan Calon, calon, atau Pasangan
Calon berhalangan tetap pada saat:
a. sampai dengan 7 (tujuh) Hari sebelum penetapan
Pasangan Calon;
b. sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan 60
(enam puluh) Hari sebelum hari pemungutan suara;
atau
c. dimulainya tahapan Pemilu putaran kedua.
(2) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi keadaan meninggal dunia atau tidak diketahui
keberadaannya.
(3) Keadaan berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dibuktikan dengan dokumen sebagai berikut:
- 29 -

a. terhadap calon atau Pasangan Calon yang meninggal


dunia dibuktikan dengan surat keterangan dari
Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, atau camat
atau sebutan lain setempat;
b. terhadap calon atau Pasangan Calon yang tidak
diketahui keberadaannya dibuktikan dengan surat
keterangan dari Kepala Kepolisian Republik
Indonesia; dan
c. terhadap calon atau Pasangan Calon yang tidak
mampu melaksanakan tugas secara permanen
dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari
rumah sakit pemerintah.

Pasal 37
(1) Dalam pengusulan calon atau Pasangan Calon pengganti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang mencabut
dukungannya kepada Pasangan Calon pengganti yang
diajukan.
(2) Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), maka pencabutan dukungan tersebut dinyatakan
tidak sah dan tidak mempengaruhi proses verifikasi
terhadap Pasangan Calon pengganti.

Pasal 38
(1) Dalam hal salah satu bakal calon atau Bakal Pasangan
Calon berhalangan tetap sampai dengan 7 (tujuh) Hari
sebelum penetapan Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a, Partai Politik
atau Gabungan Partai Politik dapat mengusulkan Bakal
Pasangan Calon pengganti.
(2) KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan
kebenaran dokumen persyaratan administratif Bakal
Pasangan Calon pengganti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling lama 4 (empat) Hari terhitung sejak Bakal
Pasangan Calon tersebut didaftarkan.
- 30 -

Pasal 39
(1) Dalam hal salah satu calon atau Pasangan Calon
berhalangan tetap sejak penetapan Pasangan Calon
sampai dengan 60 (enam puluh) Hari sebelum hari
pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 ayat (1) huruf b, Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik dapat mengusulkan pengganti salah satu Calon
atau Pasangan Calon kepada KPU paling lambat 7 (tujuh)
Hari sejak salah satu Calon atau Pasangan Calon
berhalangan tetap.
(2) KPU melakukan verifikasi dan menetapkan Pasangan
Calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lama 4 (empat) Hari sejak Pasangan Calon
pengganti didaftarkan.
(3) Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
sampai berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak mengusulkan calon pengganti, Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat
mengusulkan bakal calon atau Bakal Pasangan Calon
pengganti dan pencalonannya dinyatakan gugur.
(4) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), KPU melanjutkan tahapan pelaksanaan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden dengan Pasangan Calon
yang telah ditetapkan.

Pasal 40
(1) Dalam hal salah seorang calon atau Pasangan Calon
berhalangan tetap pada saat dimulainya tahapan Pemilu
putaran kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (1) huruf c, KPU menunda tahapan pelaksanaan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden paling lama 15 (lima
belas) Hari sejak Pasangan Calon berhalangan tetap.
(2) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang calon
atau Pasangan Calonnya berhalangan tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mengusulkan calon atau
Pasangan Calon pengganti paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak calon atau Pasangan Calon berhalangan tetap.
- 31 -

(3) KPU melakukan verifikasi dan menetapkan Pasangan


Calon pengganti paling lama 3 (tiga) Hari sejak calon atau
Pasangan Calon pengganti didaftarkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
sampai berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak mengusulkan calon pengganti, KPU
menetapkan Pasangan Calon yang memperoleh suara
terbanyak urutan berikutnya pada Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran pertama sebagai Pasangan Calon
dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua.

Pasal 41
(1) KPU menyusun Berita Acara hasil verifikasi kelengkapan
administrasi dan kebenaran dokumen persyaratan
pencalonan dan syarat calon pengganti dengan
menggunakan formulir Model BA.HP-PPWP.
(2) KPU menyampaikan hasil verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik paling lambat 4 (empat) Hari
sejak diterimanya surat pengusulan Bakal Pasangan
Calon pengganti.

BAB VIII
MASUKAN DAN TANGGAPAN MASYARAKAT

Pasal 42
(1) Masyarakat dapat memberikan tanggapan terhadap
pengusulan Bakal Pasangan calon yang diajukan oleh
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.
(2) Tanggapan masyarakat dapat disampaikan kepada KPU
sejak pengumuman dokumen pendaftaran Bakal
Pasangan Calon pada laman KPU dan/atau media
sampai dengan masa verifikasi.
- 32 -

(3) Tanggapan masyarakat sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada KPU,
dilengkapi dengan identitas yang jelas dan fotokopi kartu
tanda penduduk.
(4) Dalam hal tanggapan masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berkaitan dengan kelengkapan
syarat calon, KPU menindaklanjuti dengan melakukan
klarifikasi kepada instansi yang berwenang.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 43
(1) Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
yang memenuhi syarat untuk mengajukan Pasangan
Calon tidak mengajukan Bakal Pasangan Calon, Partai
Politik yang bersangkutan dikenai sanksi tidak dapat
mengikuti Pemilu berikutnya.
(2) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku bagi Partai Politik yang tidak memenuhi
syarat untuk mengajukan Pasangan Calon tetapi telah
mendaftarkan Pasangan Calon pada masa pembukaan
kembali pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal 16 ayat (2).

Pasal 44
(1) Pasangan Calon mengumumkan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara hasil verifikasi dan
klarifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi kepada
masyarakat paling lambat 2 (dua) Hari sebelum hari dan
tanggal Pemungutan Suara di luar negeri, dengan
difasilitasi oleh KPU.
(2) Dalam hal Pasangan Calon berhalangan untuk
mengumumkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
memberikan surat kuasa kepada KPU untuk
mengumumkan.
- 33 -

Pasal 45
(1) Bagi calon yang berstatus sebagai:
a. anggota Tentara Nasional Indonesia;
b. anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c. Aparatur Sipil Negara; dan
d. Karyawan atau pejabat Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik
Desa,
wajib menyampaikan keputusan tentang pemberhentian
yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
kepada KPU paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sebelum
hari pemungutan suara.
(2) Dalam hal bakal calon tidak dapat menyampaikan
keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) karena surat pemberhentian belum selesai
diproses, calon yang bersangkutan wajib menyampaikan
surat pernyataan yang menyatakan bahwa:
a. pengunduran diri yang bersangkutan telah
disampaikan kepada pejabat yang berwenang dan
telah diberikan tanda terima; dan
b. keputusan pemberhentian belum diterima calon
yang bersangkutan akibat terkendala oleh pihak
yang menerbitkan keputusan pemberhentian
dimaksud karena berada di luar kemampuan calon.
(3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilampiri dengan:
a. bukti pernyataan pengunduran diri dari yang
bersangkutan; dan
b. tanda terima penyampaian surat pengunduran diri
dari instansi terkait.
(4) Calon yang tidak menyampaikan keputusan atau surat
pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3), dinyatakan tidak memenuhi syarat.
(5) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik calonnya
dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tidak dapat mengajukan Calon
pengganti.
- 34 -

Pasal 46
(1) Formulir yang digunakan oleh Pasangan Calon dalam
Pencalonan Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
meliputi:
a. Model B-PPWP merupakan Surat Pencalonan
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden;
b. Model B.1-PPWP merupakan Surat Pernyataan
Partai Politik/Gabungan Partai Politik dalam
Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden;
c. Model B.2-PPWP merupakan Surat Pernyataan
Partai Politik/Gabungan Partai Politik dan Bakal
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam
Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden;
d. Model B.3-PPWP merupakan Surat Rekomendasi
dan Jaminan Partai Politik/Gabungan Partai Politik;
e. Model B.4-PPWP merupakan Surat Pernyataan
Kesesuaian Visi, Misi dan Program Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
f. Model BB.1-PPWP merupakan Surat Pernyataan
bakal calon Presiden/Wakil Presiden; dan
g. Model BB.2-PPWP merupakan Daftar Riwayat Hidup
Calon Presiden/Wakil Presiden.
(2) Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Komisi ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 47
Pada saat Peraturan Komisi ini mulai berlaku, Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2014 tentang
Pencalonan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 494), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
- 35 -

Pasal 48
Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
LAMPIRAN
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2018
TENTANG
PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN
UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

FORMULIR YANG DIGUNAKAN OLEH PASANGAN CALON DALAM


PENCALONAN PESERTA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

1. Model B-PPWP : Surat Pencalonan Pasangan Calon Presiden dan


Wakil Presiden
2. Model B.1-PPWP : merupakan Surat Pernyataan Partai
Politik/Gabungan Partai Politik dalam Pencalonan
Presiden dan Wakil Presiden
3. Model B.2-PPWP : Surat Pernyataan Partai Politik/Gabungan Partai
Politik dan Bakal Pasangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden dalam Pencalonan Presiden dan
Wakil Presiden
4. Model B.3-PPWP : Surat Rekomendasi dan Jaminan Partai
Politik/Gabungan Partai Politik
5. Model B.4-PPWP : Surat Pernyataan Visi, Misi dan Program
6. Model BB.1-PPWP : merupakan Surat Pernyataan bakal calon
Presiden/Wakil Presiden
7. Model BB.2-PPWP : Daftar Riwayat Hidup Calon Presiden/Wakil
Presiden
MODEL B-PPWP

SURAT PENCALONAN

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang dan Peraturan Komisi Pemilihan


Umum, bersama ini diusulkan Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden oleh Partai ………………………… atau Gabungan Partai Politik*) yang
meliputi :

1. Partai …………………….…… dengan perolehan kursi/suara sah *) ……….


kursi/suara *);

2. Partai ………………………… dengan perolehan kursi/suara sah *) ……….


kursi/suara *);

3. Partai ………………………… dengan perolehan kursi/suara sah *) ..…….


kursi/suara *).

Jumlah keseluruhan kursi/suara sah*) sebanyak …...........………. Kursi/Suara*)


dan telah memenuhi paling sedikit 20 % dari jumlah kursi DPR Pemilu Terakhir
sebanyak …………………..… kursi atau paling sedikit 25% dari akumulasi
jumlah suara sah hasil Pemilu Anggota DPR Pemilu Terakhir sebanyak
……………..……... suara sah.

Nama Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan:

1. Bakal Calon Presiden:

...........................................................................................................................
2. Bakal Calon Wakil Presiden:

............................................................................................................................

Surat pencalonan ini sebagai bukti pemenuhan syarat pengusulan Bakal


Calon dan dilampiri dokumen lainnya sesuai ketentuan Undang-Undang
Nomor dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum.

Demikian Surat Pencalonan ini dibuat dengan sebenarnya untuk


digunakan sebagaimana mestinya.

…………, ............................20...

Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik/


Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik*)
Yang Mengusulkan Bakal Pasangan Calon *)
Partai
................................................................
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
atau sebutan lain *) Cap atau sebutan lain *)
Materai

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Materai Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Keterangan:

1. *) Pilih salah satu.


2. Setiap halaman dibubuhi paraf oleh Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai PolitiK
MODEL B.1-PPWP

SURAT PERNYATAAN KESEPAKATAN


PARTAI POLITIK/GABUNGAN PARTAI POLITIK*)
DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Dewan Pimpinan Pusat Partai


……………………………… atau Gabungan Partai Politik*) yang meliputi:

1. Partai ........................................................................................................ .....;dan


2. Partai ..................................................................................................................;dan
3. Partai ………………………………………………………………………………………………..

menyatakan :
1. sepakat untuk mengusulkan bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden; dan
2. tidak akan menarik bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang telah
diusulkan, sebagaimana dimaksud dalam Surat Pencalonan (Model B-PPWP) atas
nama :

1. Bakal Calon Presiden:


..........................................................................................................................
2. Bakal Calon Wakil Presiden:
..........................................................................................................................

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan


sebagaimana mestinya.
.................,..................20...

Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik /


Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik
Yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon
Partai ……………………………………………………

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) Cap atau sebutan lain *)
Materai

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( ………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Keterangan:
1. *) Pilih salah satu.
2. Setiap halaman dibubuhi paraf oleh Pimpinan Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik.
MODEL B.2-PPWP
2
PERNYATAAN KESEPAKATAN
ANTARA PARTAI POLITIK/GABUNGAN PARTAI POLITIK*)
DENGAN PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Pimpinan Partai


……………………………../Gabungan*):

1. Partai ...........................................................................................................;
2. Partai ..........................................................................................................;dan
3. Partai ................................................................................................................

Bersama dengan:

1. Nama Calon Presiden:


.......................................................................................................................
2. Nama Calon Wakil Presiden :
.......................................................................................................................

Menyatakan:
1. Sepakat untuk mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Surat Pencalonan (Model B.1-PPWP).
2. Sepakat untuk diusulkan sebagai Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden oleh Partai Politik/Gabungan Partai Politik*).

Demikian kesepakatan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan


pemenuhan syarat pengusulan Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undangn dan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum.
.................,.......................20....

Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik /


Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik
Yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon
Partai ……………………………………………………

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) Cap atau sebutan lain *)
Materai

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( ………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Bakal Pasangan Calon

Bakal Calon Presiden Bakal Calon Wakil Presiden


Materai

(……………………………….…….) (…………...…….…………..………..)

Keterangan:
1. *) Pilih salah satu.
2. Setiap halaman dibubuhi paraf oleh Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik.
MODEL B.3-PPWP

SURAT REKOMENDASI DAN JAMINAN PARTAI POLITIK/


GABUNGAN PARTAI POLITIK*)

Yang bertanda tangan dibawah ini, Pimpinan Partai Politik/Gabungan


Partai Politik*) merekomendasikan dan menjamin sepenuhnya bahwa:
Bakal Calon Presiden:

1. Nama : ………………………………………………………………….
2. Tempat dan tanggal lahir : ………………………………………………………………….
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*)
4. Pekerjaan : ………………………………………………………………….
5. Alamat Tempat Tinggal : ………………………………………………………………….

Bakal Calon Wakil Presiden:

1. Nama : ………………………………………………………………….
2. Tempat dan tanggal lahir : ………………………………………………………………….
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*)
4. Pekerjaan : ………………………………………………………………….
5. Alamat Tempat Tinggal : ………………………………………………………………….

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah menunjukkan


sikap/perilaku sebagai perwujudan kesetiaan kepada Pancasila sebagai dasar
negara, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan
pemenuhan syarat pengusulan Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undangan dan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum.
.................,.......................20....

Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik /


Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik
Yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon
Partai ……………………………………………………

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) Cap atau sebutan lain *)
Materai

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Materai
Cap

( ………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Bakal Pasangan Calon

Bakal Calon Presiden Bakal Calon Wakil Presiden


Materai

(……………………………….…….) (…………...…….…………..………..)

Keterangan:
1. *) Pilih salah satu.
2. Setiap halaman dibubuhi paraf oleh Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik.
MODEL B.4-PPWP

PERNYATAAN KESESUAIAN
NASKAH VISI, MISI, DAN PROGRAM PASANGAN CALON PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN DENGAN RPJP NASIONAL

Yang bertanda tangan dibawah ini, Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik
……………………………… atau Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik*) . yang
meliputi:

1. Partai .............................................................................................. ........;


2. Partai ......................................................................................................;dan
3. Partai ………………………………………………………………………………………………

menyatakan bahwa naskah visi, misi, dan program Bakal Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden atas nama :
1. Bakal Calon Presiden
…………………………………………………………………………………………….
2. Bakal Calon Wakil Presiden
………………………………………………………………………………………………………

telah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk


digunakan sebagaimana mestinya.

………., ……….…..20....

Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik/


Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik*)
Yang Mengusulkan Bakal Pasangan Calon *)

Partai
................................................................
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
atau sebutan lain *) Cap atau sebutan lain *)
Materai

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )
2

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Materai Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Keterangan:
1. *) Pilih salah satu.
2. Setiap halaman dibubuhi paraf oleh Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik.
MODEL BB.1-PPWP

SURAT PERNYATAAN
BAKAL CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN*)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : ................................................................................
b. NIK : ................................................................................
c. Jenis kelamin : ................................................................................
d. Pekerjaan : ................................................................................
e. Tempat dan tanggal : ......................................................./ ………….tahun
lahir/umur
f. Alamat tempat tinggal : ................................................................................
.................................................................................
dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya:

1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiri;
4. tidak pernah mengkhianati negara serta tidak pernah melakukan tindak
pidana korupsi dan tindak pidana berat lainya;
5. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
6. tidak sedang dicalonkan sebagai anggota DPR, Dewan Perwakilan Daerah,
dan/atau DPRD;
7. belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden selama 2
(dua) periode;
8. bersedia diusulkan sebagai Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden;
9. tidak akan mengundurkan diri sebagai Pasangan Calon;
10. bersedia melakukan pemeriksaan kesehatan dan menerima hasil yang
dikeluarkan oleh Tim Pemeriksa Kesehatan yang telah ditunjuk.
berikan tanda centang (V) pada kotak yang disediakan:

11. mengundurkan diri sebagai pejabat negara, yang tidak dapat ditarik
kembali;
12. mengundurkan diri sebagai:
a. Anggota Tentara Nasional Indonesia;
b. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c. Pegawai Negeri Sipil
2

d. Karyawan atau pejabat Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon

13. telah mengajukan permohonan izin kepada Presiden bagi gubernur, wakil
gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota, dilengkapi
dengan surat izin.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk


digunakan sebagaimana mestinya.
……………, …….….............
Yang membuat pernyataan,
Bakal Calon Presiden/Wakil
Presiden*)
MATERAI

…………………………………………….

Keterangan:
*) Pilih salah satu.
MODEL BB.2 PPWP

INFORMASI BAKAL CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN*)


DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN ………….

Pas Foto
Berwarna
Bakal calon
4 x6

1. Nama lengkap : …………………………………………………………….


2. Nomor urut bakal calon : ………………………………….…………………………
3. Nama Partai Politik : ………………………………….…………………………
4. Nomor Urut Partai Politik : ………………………………….…………………………
5. Daerah Pemilihan : ………………………………….…………………………
6. Nomor Induk Kependudukan: ………………………………….…………………………
7. Tempat/tanggal lahir/Umur : …………………………………………………………….
8. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)
9. Agama : ……………………………………………………………
10. Alamat Tempat Tinggal : ……………………………….…………………………….
(sesuai KTP) RT/sebutan lain : …………………………………
RW/sebutan lain : ………………………..……….
Kelurahan/Desa*) : ………………………...…
Kecamatan/Distrik : …………………….........
Kabupaten/Kota : ...………………………...
Provinsi : ……………….……........
11. Status Perkawinan : Kawin/pernah kawin/belum kawin *)
a. Nama Istri/Suami *) : ........…………………….
b. Jumlah anak : …………………….
12. Pendidikan Terakhir : …………………………………………………………….
13. Pekerjaan : ……………………………………………………………..
14. Riwayat pendidikan **) :
No Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Tahun
Masuk Keluar
1
2
dst

15. Kursus/Diklat yang pernah diikuti :


2

No Nama Lembaga No. Tahun Tahun


Kursus/Diklat Penyelenggara Sertifikat Masuk Keluar
1
2
dst

16. Riwayat organisasi***) :


No Nama Organisasi Jabatan Tahun Masuk Tahun Keluar
1
2
dst

17. Riwayat pekerjaan ****) :


No Nama Jabatan Tahun Masuk Tahun Keluar
Perusahaan/Lembaga
1
2
dst

18. Tanda penghargaan :


No Nama Pengharagaan Lembaga Pemberi Tahun Masuk
Penghargaan
1
2
dst

19. Publikasi
Judul Tahun Terbit

20. Motivasi Pencalonan : (berisi hal-hal yang melatarbelakangi calon untuk


mengajukan diri sebagai bakal pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden)
21. Target/Sasaran : (berisi contoh hal-hal yang akan dikerjakan
ketika telah menjadi Presiden dan Wakil
Presiden)
3

Demikian informasi ini dibuat dengan sesungguhnya sebagai bukti pemenuhan


persyaratan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden*) sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya, saya menyatakan bersedia/tidak bersedia*) informasi saya
dipublikasikan kepada masyarakat.

……………, ……………………2018

Yang membuat pernyataan,


Bakal Calon Presiden/Wakil
Presiden*)

Materai

( ……………………………………. )

Mengetahui,

Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik /


Gabungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik
Yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon
Partai ……………………………………………………

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) Cap atau sebutan lain *)

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


atau sebutan lain *) atau sebutan lain *)
Cap

( …………………………………………… ) ( …………………………………………… )

Anda mungkin juga menyukai