Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan dalam bidang konstruksi yang terjadi saat ini sangat


signifikan sehingga kita dapat melihat pembangunan yang terjadi oleh pihak
pemerintah berupa infrastruktur umum seperti jalan, jembatan, bangunan air hingga
bangunan seperti perkantoran maupun bangunan yang dibangun oleh pihak swasta
seperti bangunan-bangunan tinggi yang dapat kita temui di daerah perkotaan antara
lain tempat perbelanjaan atau biasa di sebut mall, apartemen bertingkat tinggi serta
bangunan lainnya.

Keberhasilan suatu proyek konstruksi ditentukan oleh beberapa faktor yang


mendasar sehingga proyek konstruksi dapat berjalan dengan baik. Biaya, material,
tenaga kerja, peralatan serta metode pekerjaan menjadi faktor penting dalam
berjalannya sebuah proyek konstruksi dan jika semuanya terpenuhi maka akan
berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Namun apabila salah satu dari
kelima faktor itu tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan permasalahan yang bisa
terjadi di lapangan sehingga mempengaruhi proses jalanya pembangunan suatu
proyek konstruksi.

Salah satu faktor yang dapat menghambat berjalanya pekerjaan


pembangunan suatu konstuksi yaitu tenaga kerja. Jika tenaga kerja yang digunakan
mempunyai standar sesuai dengan yang ditentukan maka akan menguntungkan
perusahaan dari segi biaya, waktu dan mutu.

Penulis tertarik untuk membahas tentang produktivitas dari pekerja


konstruksi pembangunan gedung kuliah fakultas hukum Universitas Sam
Ratulangi, Kota Manado sehingga kita dapat mengetahui hasil pekerjaan melalui
nilai LUR (Labour Utilization Rate ) serta mengukur efisiensi dari pekerja
konstruksi. Kita dapat menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu volume pekerjaan menyelesaikan pekerjaan pelat agar supaya
hasil yang didapatkan sesuai dengan yang di harapkan. Untuk itu, penulis
mengambil judul pada tugas akhir yaitu “ Analisis Produktivitas Dan Efisiensi
Tenaga Kerja, Studi Kasus Pada Pembangunan Gedung Kuliah Fakultas
Hukum Universitas Sam Ratulangi Kota Manado ”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penulisan tugas akhir ini sebagai berikut.


1. Bagaimana mengukur produktivitas berdasarkan nilai LUR (Labour
Utilization Rate)
2. Bagaimana pengaruh faktor usia, pengalaman kerja, upah, kondisi cuaca,
peralatan serta material pada produktivitas dan efisiensi tenaga kerja
konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan pelat lantai?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Mengetahui berapa besar tingkat produktivitas tenaga kerja konstruksi pada


proyek pembangunan Gedung Kuliah Fakultas Hukum Universitas Sam
Ratulangi Kota Manado.
2. Mengetahui tingkat produktivitas dan efisiensi tenaga kerja berdasarkan
faktor usia, pengalaman kerja, upah, kondisi cuaca, peralatan serta material
pada tenaga kerja pekerjaan pelat lantai.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penulisan ini bagi mahasiswa dan Proyek :


1. Mengetahui nilai produktivitas tenaga kerja berdasarkan analisa LUR
(Labour Utilization Rate)
2. Mengetahui bagaimana menganalisa produktivitas tenaga kerja
berdasarkan faktor usia, pengalaman kerja, upah, kondisi cuaca, peralatan
serta material
3. Mengetahui faktor apa yang paling signifikan yang dapat mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja
4. Dapat menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui faktor yang signifikan
pada tenaga kerja pekerjaan pelat sehingga dapat memperbaiki
produktivitas dan meningkatkan kinerja dari pekerja konstruksi.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah pada propsosal penulisan tugas akhir ini sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung Hukum
Universitas Sam Ratulangi, Kota Manado
2. Pekerjaan yang ditinjau yaitu pada Pekerjaan Pelat Lantai Gedung Hukum
Universitas Sam Ratulangi
3. Pengamatan dilakukan pada pekerja di lapangan pada waktu jam kerja
dari jam 08.00-16.00 WITA

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat hasil penelitian, batasan masalah, sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini memuat tentang teori-teori pendukung yang dipakai
seperti buku-buku, jurnal, artikel, maupun skripsi yang pernah
dibuat oleh peneliti sebelumnya.

BAB III METODOLOGI


Pada bab ini berisikan tentang metode yang di gunakan dalam
mengumpulkan data dengan menggunakan analisis deskriptif
seperti Kuisioner (Angket), Pengamatan lapangan ( Observasi) ,
maupun wawancara (interview).

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA


Pada bab ini membahas tentang hasil yang didapatkan dari penelitian
yang di lakukan dilapangan dan data yang diperoleh dikelolah
sehingga memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang di
ajukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas garis besar dari isi jawaban pertanyaan yang
diajukan serta rekomendasi yang tepat dalam penulisan tugas akhir
ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen

Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai


bagian dari organisasi dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
menjalankan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas, yang kesemuanya diarahkan
pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan
berjalannya waktu.

Agar proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur


organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktivitasnya haruslah
berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungi sebagai wadah
untuk menuangkan konsep, ide-ide serta pemikiran dari individu-individu yang
memikul tanggung jawab manajemen. Jadi, dapat dikatakan bahwa manajemen
merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama
lainnya.

Manajemen merupakan sebuah proses, jadi dibutuhkan masukan terhadap


proses tersebut. Sebagai masukannya adalah sumber daya atau resources, yakni
manusia, material, modal, mesin-mesin, dan metode kerja. Pada gambar 1.1 dapat
dilihat bagan proses manajemen.

MASUKAN PROSES KELUARAN


MANAJEMEN

GAMBAR 1.1 Bagan Proses Manajemen


2.2 Definisi Proyek

Sebuah proyek merupakan suatu usaha /aktivitas yang kompleks, tidak


rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources, dan spesifikasi peromansi yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat
diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan,
sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta
sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Selalu ada pembatasan


dalam pelaksanaannya dan juga skalanya tertentu pula. Dalam kehidupan sehari-
hari ada sekumpulan aktivitas yang mirip dengan proyek , tetapi diberi istilah
program. Bila dibandingkan dengan proyek, program mempunyai jangka waktu
yang lebih lama, lingkupnya luas dan sumber daya yang di butuhkan lebih banyak.
Contohnya adalah program reboisasi nasional, program imunisasi anak, program
wajib belajar 9 tahun, program keluarga berencana dan lain sebagainya.

2.3 Definisi Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penataan serta pengorganisasian


atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek. Dengan
perkataan lain, manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengarahkan
dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen
proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan
akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan dsn perbaikan yang berkelanjutan.

2.4 Organisasi Proyek

Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar
seperti pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat pula dengan skala yang
lebih kecil seperti perusahaan. Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam
pencapaian tujuan dengan mengatur dan mengorganisasikan sumber daya, tenaga
kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan
sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.

Agar tujuan organisasi dapat dicapai, lakukan proses sebagai berikut :

1. Identifikasi dan pembagian kegiatan : identifikasi dan pembagian kegiatan


proyek perlu di ketahui untuk menentukan volume pekerjaan, macam dan
jenisnya, kebutuhan sumber daya, jadwal pelaksanaan serta anggaran
sehingga dapat dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan sesuai
dengan sasaran dan tujuan proyek.

2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan : agar hasilnya maksimal,


pemilihan penanggung jawab organisasi disesuaikan dengan keahlian,
keterampilan, dan kemampuan personel dibidangnya sehingga sasaran dan
tujuan proyek dapat tercapai

3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab : setiap personel penanggung


jawab kegiatan harus mengetahui wewenang dan tanggung jawab
pekerjaannya, dengan membuat penjabaran kerja serta standar prosedur
operasional (SOP) pekerjaan yang di kelolanya.

4. Menyusun mekanisme pengendalian : Karena organisasi proyek melibatkan


banyak pihak, maka agar tidak terjadi penyimpangan, mekanisme
pengendalian dan kordinasi dibuat dalam format yang dapat menggerakan
organisasi dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta melakukan
tindakan koreksi untuk mengatasi penyimpangan.

Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan keunikan berbeda
berdasarkan kebutuhan sistem manajemen proyek. Oleh karena itu, organisasi
proyek mempunyai susunan dan hierarki yang berlainan pula.
Pemilihan organisasi proyek didasarkan atas tingkat kebutuhan dan kompleksitas
proyek. Semakin kompleks proyek, semakin kompleks pula susunan organisasinya.
Beberapa macam susunan organisasi proyek dapat dijelaskan di bawah ini.

1. Organinsasi Proyek Funsional : Struktur organisasi jenis ini dikelompokan


menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki
vertikal. Tanggung jawab organisasi proyek biasanya dirangkap dengan
tugas-tugas sehari-hari pada organisasi fungsional perusahaan, karena itulah
untuk proyek yang besar dapat menggangu keseluruhan, bila organisasi
fungsional digunakan.

2. Organisasi Proyek Murni : Struktur organisasi proyek jenis ini merupakan


bagian tersendiri dari organisasi fungsional perusahaan, di mana manajer
mempunyai otoritas penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek
memiliki komitmen dan wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi
perusahaan.

3. Organisasi Proyek Matriks : struktur organisasi proyek ini biasanya


gabungan dari organisasi proyek murni dan fungsional, memanfaatkan ahli
dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi fungsional sebagai
bagian dari proyek, tetapi tidak menggangu proses pelaksanaan proyek serta
organisasi fungsional perusahaan.

2.5 Manajemen Sumber Daya

Pengelolaan proyek yang cukup besar, masalah sumber daya merupakan


objek sekaligus subjek. Karena itu pengambilan keputusan mengenai kuantitas dan
kualitasnya harus di perhatikan dengan cermat. Macam-macam sumber daya itu
adalah tenaga kerja/ manusia, peralatan, material, serta modal.

Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
 Jumlah sumber daya yang tersedia sesuai dengan kebutuhan proyek
 Kondisi keuangan membayar sumber daya yang akan digunakan
 Produktivitas sumber daya
 Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan
 Efektivitas dan efisiensi sumber daya yang akan digunakan.

2.5.1 Manajemen Sumber Daya Manuusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada satu proyek dapat
dikategorikan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian
kategori ini di maksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya
dapat maksimal dengan beban ekonomis yang memadai. Tenaga kerja/karyawan
yang berstatus tetap biasanya dikelola perusahaan dengan pembayaran gaji tetap
setiap bulannya dan diberi beberapa fasilitas lain dalam rangka memelihara
produktivitas kerja karyawan serta rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki
perusahaan. Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sebagai aset perusahaan dapat
memberikan karya terbaiknya serta memberikan keuntungan bagi perusahaan
dengan keahlian yang dimilikinya. Adanya tenaga kerja tidak tetap dimaksudkan
dimaksudkan agar perusahaan tidak terbebani oleh pembayaran gaji tiap bulan bila
proyek tidak ada atau jumlah kebutuhan tenaga kerja dengan tingkat keahlian
sedang. Informasi tentang jenis serta deskripsi pekerjaan pada proyek perlu
identifikasi sedemikian hingga tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-
masing pihak dapat dijalankan sesuai rencana dan aturan-aturan perusahaan.

Tugas dikaitkan dengan kedudukan pekerjaan, berdasarkan tugas pokok, tugas tidak
pokok, serta ugas tambahan yang dibebankan pada sekelompok personel
sedemikian sehingga pekerjaan itu dapat dilaksanakan dengan pencapaian
maksimal.

Tanggung Jawab dikaitkan dengan memegang kendali pekerjaan yang diberikan


berdasarkan kemampuan yang dimiliki personel dengan segala risiko pekerjaan
yang dihadapi.
Wewenang dikaitkan dengan otoritas seseorang dalam memikul suatu tugas dan
kewajiban dengan melakuakan pengambilan keputusan atas pekerjaan yang
dihadapi.

Deskripsi suatu pekerjaan merupakan dokumen tertulis yang lengkap, yang


menunjukan hubungan dengan pihak-pihak lain, persyaratan pelaksanaan serta
ruang lingkup pekerjaan.

Informasi jenis pekerjaan digunakan untuk mengenali input dan output dari jabatan
yang bersangkutan , serta metode pelaksanaan yang dilakukan, juga sebagai
informasi kondisi pekerjaan serta hubungan antarjabatan dan lain sebagainya.

2.5.2 Manajemen Sumber Daya Peralatan

Dalam penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakan


dalam suatu proyek, ondisi kerja serta peralatan perlu di identifikasi dahulu.
Tujuannya agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat direncanakan secara efektif dan
efisien. Beberapa yang perlu diidentifikasikan adalah :

1. Medan Kerja
Identifikasi ini untuk menentukan kondisi medan kerja dari tingkat mudah,
sedang, atau berat, kapasitas peralatan yang digunakan dapat disesuaikan
dengan kondisi-kondisi tersebut.
2. Cuaca
Identifikasi ini perlu dilakuakan khususnya pada proyek dengan keadaan
lahan terbuka. Cuaca basah/hujan cebderung menyulitkan pengendalian
peralatan, baik mobilisasinya maupun manuver-manuber yang akan
dilakuakan dilokasi setempat.
3. Mobilisasi
Mobilisasi peralatan ke lokasi proyek perlu direncanakan dengan detail,
khususnya untuk peralatan-peralatan berat. Akan ada kesulitan bila rute
perjalanan menuju proyek tidak didukung oleh keadaan jalan atau jembatan
kecil atau tidak memadai.
4. Komunikasi
Komunikasi yang memadai antar-operator peralatan dengan pengendali
pekerjaan harus terjalin baik, dengan peralatak komunikasi yang cukup dan
harus tersedia agar langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sesuai
rencana.
5. Fungsi
Fungsi peralatan harus sesuai dnegan pekerjaan yang aka dilakuakn untuk
menghindari tingkat pemakaian yang tidak efektif dan efisien
6. Kondisi
Kodisi peralatan harus layak pakai agar pekerjaan tidak tertunda karena
peralatan rusak. Bila perlu tenaga mekanikal peralatan harus disiapkan guna
mengatasi kerusakan-kerusakan alat/

2.5.3 Manajemen Sumber Daya Material

Hampir sama dengan pengelolahan peralatan, material harus di kelola


dengan sebaik-baiknya agar kebutuhannya mencukupi pada waktu dan tempat yang
diinginkan. Kebutuhan material biasanya disediakan oleh pemasok yang hubungan
kontraknya berlangsung dnegan kontraktor pelaksana dan telah disetujui oleh
pemilik proyek melalui wakilnya. Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus yang
membutuhkan kemampuan teknis dan spesifikasi material yang khusus, biasanya
kontarktor pelaksana menyerahkan pekerjaan kepada subkontraktor yang spesialis
dalam menangani pekerjana khusus tersebut.

Dalam pengelolahan material dibutuhkan beragam informasi tentang spesifikasi,


harga, maupun kualitas yang diinginkan, agar beberapa penawaran dari pemasok
dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang paling ekonomis,
seperti di uraikan dibawah ini.

1. Kualitas material yang dibutuhkan menggunakan tipe tertentu dengan mutu


harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek.
2. Spesifikasi teknis material, merupakan dokumentasi persyaratan teknis
material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk pemenuhan
kebutuhan material.
3. Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok adalah dengan
memilih harga yang paling murah dengan kualitas material terbaik.
4. Waktu pengiriman /delivery menyesuaikan dengan jadwal pemakaian
material. Biasaynya beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai.
5. Pajak penjualan material, dibebankan pada pemilik proyek yang telah
dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek keseluruhan.
6. Termin pembayaran logistik material harus disesuaikan dengan cashflow
proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.
7. Pemasok material adalah rekanan terpilih, telah bekerja sa dnegan baik dan
memberikan pelayanan yang memuaskam pada proyek sebelumnya.
8. Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung materian
yang siap pakai, sehingga kapasitas dan lalu lintas matetrialnya harus di
perhitungkan.
9. Harga material dapat naik sewaktu-waktu saat proyek dilaksanakan,
sehingga eskalasi harga harus di masukan ke dalam komponen harga satuan.
10. Jadwal penggunaan material harus sesuai, antara kebutuhan proyek dengan
waktu pengiriman material dari pemasok. Oleh karena itu, penggunaan
subschedule material untuk tiap-tiap item pekerjaan mutlak dilakukan agar
tidak mempengaruhi ketersediaan material dalam proyek.

2.5.4 Manajemen Sumber Daya Modal/Keuangan

Keuangan proyek perlu dikelola dengan hati-hati agar pada akhir proyek,
proyeksi keuntungan yang telah direncanakan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Aliran khas masuk dan khas keluar harus terlapor dengan benar dan
teliti sehingga setiap laporan berkalanya dapat memberikan informasi yang akurat
dan dapat menjadi audit dengan tingkat kewajaran yang baik, serta menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan berikutnya.
Dalam mengelola suatu proyek, dibutuhkan perencanaan matang dalam hal aliran
kas masukd an kas keluar, yang disebut aliran kas (cahsflow). Aliran kas memuat
penggunaan dana selama proyek berlangsung , berupa :

1. Kas keluar, Seperti: penggunaan modal, pembayaran tenaga kerja dan staf
kantor, pembelian material, sewa/beli peralatan, pembayaran sibkontraktor
dan pemasok pembayaran pajak, pembayaran asuransi, retensi, pembayaran
pinjaman serta bunga bank overhead.
2. Kas masuk, seperti : modal awal, pinjaman dari bank, uang muka proyek,
penerimaan termin pembayaran.

Beberapa bentuk laporan keuangan proyek yang dapat menjadi informasi untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

1. Laporan berkala harian, mingguan, dan/atau tahunan dalam bentuk rinci,


memuat pemasukan dan pengeluaran proyek oleh divisi/unit.
2. Laporan akhir proyek yang memuat pemasukan dan pengeluaran total
proyek dibuat secara global dan bersifat informatif.
3. Penggunaan keuangan selama berlangsungnya proyek dalam bentuk
subjadwal induk.

2.6 Pelat Lantai

Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material
monolit yang tingginya kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban
yang umum bekerja pada pelat mempunyai sifat banyak arah dan tersebar. Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa pelat yang terbuat dari material padat homgen
mempunyai sifat yang sama disegala arah.

2.7 Pekerja

Dalam proyek konstruksi, tentunya ada pekerja yang berperan penting


dalam menyelesaikan proyek tersebut. Berikut beberapa penjelasan mengenai
jabatan dan fungsi pekerja yang berada dilokasi proyek :
1. Mandor, adalah seseorang yang mengawasi seorang atau sekelompok
pekerja dalam sebuah pekerjaan dan mengetahui dengan tepat sifat dan
metode kerjanya. Dalam industri konstruksi, mandor bertanggung jawab
dalam proses produksi dari gambar kontruksi menjadi bangunan yang nyata.
Mandor memiliki peranan yang penting dalam proyek konstruksi, karena
mandor yang merencanakan aktivitas pekerja, menegur pekerja yang salah
dalam bekerja, dan mengubah tugas pekerja jika ada pekerja yang absen
atau ada kendala kekurangan alat. Beberapa peran mandor tersebut
menunjukan bahwa semua aktivitas pekerja, mulai dari awal, selama
bekerja, sampai berakhirnya aktivitas selalu berkomunikasi dengan mandor.

2. Pekerja ( tukang dan pembantu tukang ) adalah seseorang yang melakukan


pekerjaan untuk gaji atau upah dan tidak memegang kedudukan atau status
manajemen atau perusahaan maupun segala tanggung jawabnya. Pekerja
yang ada di proyek konstruksi meliputi tukang dan pembantu tukang yang
bekerja secara harian atau borongan.

2.8 Definisi Produktivitas


Produktivitas didefinisikan sebagai ratio antaia output dengan input, atau
ratio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek
konstruksi ratio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi,
dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material dan alat. Sukses atau
tidaknya suatu proyek konstruksi tergantung dari efektivitas pengunaan sumber
daya. Pekerja adalah salah satu sumber daya yang sangat sulit dilakukan
pengontrolannya. Kepala proyek adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pengendalian waktu konstruksi dan pemilihan metode konstrukso yang digunakan.
Salah satu pendekatan manajemen yang digunakan untuk mempelajari
produktivitas pekerja adalah work study. Metode ini menjajarkan dua metode lain,
yaitu method study dan work measurement. Metode ini secara sistematik dapat
digunakan untuk mengetahuo dan memperbaiki/ meningkatkan kinerja pengguna
sumber daya dalam proyek. work study dapat diaplikasikan dalam berbagai kasus,
harapan yang ingin dicapai pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Menetukan metode konstruksi yang tepat dalam suatu proses produksi
2. Menyempurnakan penggunaan metode pelaksanaan dengan mengeliminasi
kegiatan yang tidak diperlukan, mengoptimalkan penggunaan pekerja, alat
dan material.
3. Meningkatkan produktivitas dari satu kegiatan.

2.8.1 Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas

Penelitian tentang produktivitas telah banyak dilakukan, diantaranya


dilakukan di Singapura oleh Low pada tahun 1992. Low menyimpulkan bahwa
produktivitas konstruksi di pengaruhi oleh 7 faktor yaitu buildability, structure of
industry, training, mechanisation and automation, foreign labour, standardization,
building control.

Di Indonesia, penelitian serupa dilakukan oleh Kaming pada tahun 1997. Faktor
yang memengaruhi produktivitas proyek diklarifikasikan menjadi empat kategori
utama, yaitu :

1. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor : disain rekayasa, metoda


konsturksi, urutan kerja, pengukuran kerja.
2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor perencanaan dan penjadwalan,
tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material,
manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja.
3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor keselamatan kerja, lingkungan
fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.
4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, insentif,
pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja, hubungan
kerja antar sejawat, kemangkiran.
2.8.2 Pengukuran produktivitas
pengukuran produktivitas mempunyai 2 bentuk, berikut ini beberapa cara
untuk mengukur produktivitas tenaga kerja konstruksi pekerjaan pelat lantai.

1. Bentuk sederhana

a. Produktivitas diukur sebagai perbandingan antara jumlah hasil kegiatan produksi


dengan satuan waktu.

b. Produktivitas diukur sebagai perbandingan output (hasil) dengan input


(masukan) berupa kapasitas terhadap jam/orang. Output (hasil) bisa berupa
ton/produk, jam standar, satuan jasa.

2. Bentuk Majemuk
suatu unit kegiatan produktif terhadap jumlah keseluruhan sumber-sumber yang
digunakan oleh unit tersebut (input).

Salah satu pendekatan untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja adalah
dengan menggunakaan metode yang mengklasifikasikan aktivitas pekerja. Dalam
penelitian ini pengamatan dilakukan dengan metode produtivity rating, dimana
aktivitas pekerja diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu Essential contributory work,
Effective work (pekerjaan efektif), dan Not Useful (pekerjaan tidak efektif).
essential contributory work yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan secara tidak
langsung tetapi masih menyangkut dengan penyelesaian pekerjaan seperti :

 Menunggu tukang yang lain tidak bekerja


 Mengangkut peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan
 Mendiskusikan pekerjaan
 Membaca gambar proyek.

Effective work yaitu pekerja melakukan pekerjaan dizona pekerjaan


Not usefull yaitu kegiatan yang tidak menunjang pekerjaan seperti meninggalkan
zona pekerjaan, mengobrol dengan sesama pekerja.

Sehingga faktor utilitas pekerja dapat dihitung sebagai berikut :

1
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 + 4 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
𝑋100%
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Ravianto (Robert Eddy S, 2007 : 10)

2.9 Definisi Efisiensi


Efisiensi maupun produktivitas keduanya dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengukur kinerja suatu unit kegiatan, meskipun secara prinsip kedua
pengukuran tersebut berbeda. Konsep efisiensi lebih berkaitan dengan seberapa
jauh suatu proses mengkonsumsi masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu,
sementara konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses
menghasilkan keluaran dengan mengkonsumsi masukan tertentu (Mulyadi,
2000:437). Pengertian efisiensi menurut Sedarmayanti (2001:112) pada prinsipnya
adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan kegiatan yang
dilakukan. Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan
kelehan yang sedikit mungkin. Dengan menggunakan cara kerja yang sederhana,
penggunaan alat yang dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas serta
menghemat gerak dan tenaga, maka seseorang dapat dikatakan bekerja dengen
efisien dan memperoleh hasil yang memuaskan. Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan cara kerja yang sederhana, penggunaan
alat yang dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas serta menghemat gerak
dan tenaga, maka seseorang dapat dikatakan bekerja secara efisien dan memperoleh
hasil yang memuaskan. Setiap pekerja yang tidak menyukai penghamburan akan
bekerja dengan efisien. pekerja yang efisien tidak akan mengeluh walaupun banyak
yang harus dikerjakannya, akan tetapi pekerja yang tidak efisien akan mengeluh
walaupun sedikit yang dikerjakannya. Karena itu penerapan tata kerja yang
efisien hendaknya diterapkan secara terus menerus agar jiwa efisiensi benar-benar
terbentuk dalam diri setiap pekerja.

2.9.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi


kkhkkkhkhkhkhkkh

2.10 Analisis Statistik


Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu
tentang pengumpulan data, pengolahan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari
data-data yang berbentuk angka-angka.

2.10.1 Pengumpulan Data

a. Penelitian Survei
penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mecari keterangan-keterangan secara faktual.
Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal-hal yang
telah dilakukan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan
hasilnya digunakan dalam pembuatan rencana dimasa mendatang. Penelitian
dilakukan terhadap individu atau unit, baik secara sensus maupun secara sampel.

b. Studi Kasus
Studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang
berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek
penelitian ini berupa individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat. Pada
penelitian ini, peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang. Serta
interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan
penelitiannya adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat, serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status individu, yang
kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
2.10.2 Jenis-jenis data
Data perlu dikelompokan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam
analisis. Pengelompokan data disertai karakteristik yang menyertainya.
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan menjadi data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru
Contoh : Data kuesioner ( Data yang diperoleh melalui kuesioner), data
survei, data observasi, dan sebagainya.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakuakan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini
diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian terdahulu.
Contoh : Data yang sudah tersedia di tempat-tempat tertentu, seperti
perpuastakaan, BPS, kantor-kantor dan sebagainya.

2.11 Analisis Data Penelitian

2.11.1 Analisis Deskriptif


Dalam metode penelitian yang digunakan dalam menjelaskan dari isi ini,
maka di ambilah metode penelitian deskriptif berikut ini penjelasan mengenai
penelitian deskriptif.
 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai dari suatu variable atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variable. Penelitian ini hanya
menggunakan satu sampel
2.11.2 Uji Validitas Dan Reabilitas
validitas dengan Reabilitas instumen adalah uji kelayakan instrumen, yaitu
uji persyaratan instrumen tentang layak atau tidak layak sebuah instrumen dipakai
sebagai alat pengumpul data yang baik.
validitas dengan Reabilitas merupakan dua syarat utama yang harus
dipenuhi oleh sebuah instrumen untuk layak digunakan sebagai alat pengumpul
data penelitian yang memenuhi kriteria (baik)

a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu
instrument. Instrumen sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi,
demikian pula sebaliknya. Sebuah instrument dikatakan sahih apabila
mampu mengukur apa yang di inginkan atau menggungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Pengukuran validitas sebuah instrument dapat dilakukan dengan metode
antara lain analisis butir.

Analisis Butir
sebuah intrumen memiliki validitas tinggi, apabila butir-butir yang
membentuk instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi
instrument tersebut. Analisis butir dilakukan dengan didahului oleh
sebuah asusmsi bahwa sebuah instrument dikatakan valid apabila setiap
butir yang membentuk instrumen tersebut sudah vaild.

Proses kerjanya sebagai berikut :


a. Tentukan skor tiap butir dan skor total (jumlah skor seluruh
butir)
b. Skor butir sebagai nilai X dan skor total sebagai nilai Y
c. Tentukan indeks validitas setiap butir dengan mengkorelasikan
skor setiap butir (X) dengan skor total (Y). Rumus korelasi yang
diguanakan adalah rumus korelasi Pearson, sebagai berikut.
d.
𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟=
√𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 − (∑𝑌)2

Dimana,
r = Koefisien Korelasi
X = Variabel bebas
Y = Produktivitas pekerja
n = jumlah data
e. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid
adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3.

b. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan
sebuah instrumen. Jadi, reabilitas menunjukan apakah instrumen
tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang
sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan.
Untuk dapat mengukur reabilitas instrumen maka digunakan rumus
analisis Alpha Cronbach

𝐾 ∑𝑎𝑏2
rn( )(1 − )
𝐾−1 𝛼𝑡 2
Dimana,
rn = rebilitas instrumen
K = banyak butir pertanyaan
∑ab2 = mean kuadrat antar subjek
at2 = Varian Total

2.11.3 Uji Korelasi


Uji korelasi betujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang
tidak menunjukan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan).
Uji korelasi ini tidak membedakan jenis variable ( tidak ada variabel dependen
maupun independen ). keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien
korelasi. Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman, dan kendall.

2.11.4 Analisis Uji Statistik Regresi Linear Sederhana


Uji regresi linear sederhana digunakan untuk menguji signifikan atau
tidaknya hubungan antar dia variabel melalui koefisien regresinya. analisis ini
digunakan antara variabel terikat Y yaitu produktivitas tenaga kerja konstruksi
dengan variabel bebas X yang meliputi usia, pengalaman, upah, cuaca, peralatan
dan material. Dengan menggunakan analisis ini, kita dapat memprediksikan
variabel dependen menggunakan data varibel independen. bentuk persamaan
regresi linear dapat ditulis sebagai berikut.

Y= a + bX
dimana,
Y : nilai dari variabel dependen
a : konstanta, yaitu nilai Y jika X=0
b : Koefisien regresi
X : nilai dari variabel independen
(Purbayu Budi Santosa dan Ashari dalam penelitian Nur Khasanah, 2008 : 21)

Uji t dapat digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel secara


parsial ( sendiri-sendiri ) dapat mempengaruhi produktivitas dari tenaga
kerja secara signifikan atau tidak signifikan pada pekerjaan pelat yaitu
dengan membandingkan antara thitung dengan masing-masing variabel
dengan sign t dengan tingkat signifikan 5% ( 0.05 ) sesuai dengan nilai
yang telah ditetapkan. Jika thitung variabel bebas kurang daripada nilai sign
t yang telah di tetapkan maka dapat disimpulkan bahwa berada dalam
penolakan Ho maka hipotesis Hi dapat di terima atau variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig t variabel bebas
lebih besar daripada sign t yang telah ditetapkan berarti variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Uji regresi linear sederhana menggunakan uji t atau uji f, sebagai
berikut.

Uji t dapat di rumuskan sebagai berikut

𝐵0
𝑡0 = 𝑏 −
𝑆𝑏
dimana,

B0 = mewakili bilai B tertentu, sesuai hipotesisnya

Sb = simpangan baku koefisien regresi b

Uji f digunakan untuk menguji apakah variabel secara simultan berpengaruh


terhadap signifikan tenaga kerja pekerjaan pelat dengan cara membandingkan nlai
tingkat signifikan = 5% atau 0.05 yang telah ditetapkan dengan nilai hitung sig
fhitung. Jika fhitung kurang daripada daripada nilai signigikan yang telah ditetapkan,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.

Uji f dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑏 2 𝑥∑(𝑋 − 𝑋̅ )
𝐹=
𝑆𝑒2

2.11.5 Analisis Uji Statistik Regresi Linear Berganda


Uji statistik regresi linear berganda digunakan untuk menguji signifikan
atau tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien regresinya

Y= b0 + b1X1 + b2X2 +b3X3 + .....+ Xn


dimana,
Y : Variabel terikat
X1,X2,X3 : Variabel Bebas
b : persamaan yang harus diduga dari data dan dipeoleh dengan
menyelesaikan persamaan linear simultan.

2.11.6 Uji Hipotesis


hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap
suatu masalah peneletian yang kebenaranya masih lemah sehingga harus diuji
secara empiris. pernyataan atau dugaan tersebut disebut proposisi. Dalam
menguju hipotesis ini, ada beberapa langkah yang harus dilalui, dikenal dengan
prosedur pengujian hipotesis, sebagai berikut.
a. menentukan Formulasi hipotesisnya
 Hipotesis nol (H0)
 Hipotesis Alternatif ( H1).
b. Menentukan taraf nyata dan nilai tabel
taraf nyata adalah batas toleransi dalam menerimma kesalahan dari
hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. taraf nyata
dilambangkan dengan α (Alfa). besaran yang sering digunakan
dalam menetukan taraf nyata (dinyatakan dalam %) adalah 1%, 5%,
dan 10%.
c. Menetukan kriteria pengujian
kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam hal
menerima atau menolak hipotesis nol dengan cara membandingkan
nilai kritis ( nilai a tabel dari substitusinya ) dengan nilai uji
statistiknya.
 Hipotesis nol (H0) diterima jika nilai uji statistiknya berada
di luar nilai kritisnya
 Hipotesis nol (H0) ditolak jika nilai uji statistiknya berada
dalam nilai-nilai kritisnya.
d. Melakukan uji statistik
uji statistik ini merupakan rumus-rumus dari distribusi
(berhubungan dengan distribusi) tertentu, seperti uji t(distribusi), uji
Z (distribusi Z), Uji x2 ( distirbusi kai kuadrat ), dan sebagainya.

e. Membuat kesimpulan
membuat kesimpulan ini merupakan penetapan keputusan dalam hal
penerimaan atau penolakan hipotesis nol sesuai dengan kriteria
pengujian.

Anda mungkin juga menyukai