Anda di halaman 1dari 3

Benang Terajut Saudara Terpaut

Di dalam islam, kata satu bukanlah suatu hal yang asing. Islam mengajarkan
untuk senantiasa menjaga persatuan dalam aqidah, akhlak, hingga ibadah. Bahkan
Tuhan yang patut disembah dalam islam pun hanya satu, yakni Allah SWT. Rasul
akhir zaman yang wajib diimani juga hanya satu, Rasulullah Muhammad SAW. Kitab
yang menjadi landasan hidup kaum muslim sendiri adalah Al-qur’an. Ketika
melaksanakan ibadah sholat lalu bersatu dengan membentuk jama’ah yang dipimpin
oleh satu imam juga dinilai lebih tinggi derajatnya dibanding sendiri.

Dalam salah satu firman Allah Q.S Al-Ashr (103): 2-3 “Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian (2). Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal
sholeh serta nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(3)”

Telah jelas dalam Qur’an surat Al-Ashr bahwasannya Allah menyerukan kepada
kita untuk saling menasehati antar lainnya.

Di tahun 2017 ini, teknologi terutama dalam sarana informasi bukan suatu hal
yang sulit. Sejak semakin berkembangnya model telepon seluler, media-media dalam
bentuk software yang dapat dipasang dan digunakan dengan leluasa, hingga fasilitas
untuk menghubungkan pada dunia internet semakin mempermudah dan memanjakan
kita untuk melakukan aktivitas kapan saja dan dimana saja.

Perkembangan teknologi informasi yang ada sekarang, mau tidak mau akan lebih
mengefisiensi waktu yang kita punya dengan berkomunikasi lewat sarana informasi
tersebut dan membuat waktu untuk bertemu dengan orang lain semakin berkurang.
Bahkan hubungan antar sesama juga semakin renggang, karena segala informasi bisa
didapat dengan menghubungi melalui teknologi informasi.

Tidak dapat ditolak bahwa dengan adanya teknologi informasi menggantikan


pertemuan antar lainnya yang seharusnya dapat bertatap muka langsung menjadi
terhalangi. Senyum yang dapat dilihat langsung dan seharusnya dapat menjadi ibadah,
kegiatan untuk menjenguk dan menemui orang lain untuk bersilaturahmi,
mengingatkan dan menasehati yang pun jadi tidak terjalankan.

Dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah jelas
mengatakan bahwa “Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan dan hari
akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya dan barang siapa yang beriman kepada
Allah SWT dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.”

“Lantas sebagai muslim bagaimana semestinya kita menyikapi teknologi


informasi di zaman sekarang? Dan bagaimana kita dapat terus menjaga tali
silaturahmi?”.

Yang pertama harus kita ingat adalah bagaimana kebutuhan kita akan teknologi
informasi. Sejauh apa kita sangat membutuhkan teknologi informasi yang ada. Untuk
mengetahui segala berita yang terjadi? Untuk menambah khazanah ilmu dan
memperkaya pengetahuan? Untuk mempermudah menghubungi orang lain dalam
keadaan darurat?. Hal-hal tersebut bukanlah hal yang salah jika dilaksanakan.

Dalam bertukar informasi termasuk berita, kita dapat melakukannya dengan


dengan orang lain. Bukan untuk gossip tetapi untuk mengetahui informasi actual yang
terjadi. Ilmu-ilmu yang kita butuhkan pun jugawajib untuk kita tetap mempelajarinya
secara langsung dengan orang-orang yang lebih berilmu.

Bagaimanapun keadaan yang mendesak kita, luangkanlah waktu untuk


mengunjungi saudara kita, terutama saudara dan keluarga terdekat kita. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak akan lepas untuk saling berhubungan dengan yang
lainnya, namun dengan berkembangnya informasi maka bukan berarti melupakan kita
untuk bersosialisasi secara langsung.

Layaknya benang, mungkin bisa kusut dan bisa juga putus maka untuk
menguatannya supaya tidak mudah putus adalah dengan merajutnya menjadi satu.
Merajut benang sama halnya merajut silaturahmi. Merajut benang lebih memiliki
estetika keindahan pada fisiknya, begitu juga silaturahmi, akan memiliki nilai estetika
kebahagiaan yang kemudian dapat memunculkan energi positif dalam diri kita.
Ketika benang silaturahmi terajut, maka kita antar saudara-saudara kita akan terpaut
tanpa adanya penghalang yang akan memutus.

Daftar Pustaka

Q.S Al-Ashr (103): 2-3

H.R Abu Hurairah

Lutfiah, Lulu. 2017. Silaturahmi vs Media Sosial. Diakses pada halaman


lululutfiah.gurusiana,id

Diangkat dari ceramah Hafizhahullah, Ali Hasan. 2006. Yang diakses pada
halaman almanhaj.or.id dengan judul Media Islam jama’ah.

Anda mungkin juga menyukai