Tiga Landasan UtamaBab Thaharah
Tiga Landasan UtamaBab Thaharah
فطهر
ِّ و ثيابك
“Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Muddatstsir 4)
MACAM-MACAM BERSUCI
Bersuci ada dua macam: Bathinah maknawiyah (bersuci secara batin) dan Zhahirah
hissiyah (bersuci secara lahir).
1. Thaharah/bersuci secara batin adalah membersihkan hati dari kotoran-kotoran syirik,
keraguan, syubhat dan dengan segala macam dan bentuknya. Caranya dengan bertindak
ikhlas dan benar-benar ditujukan hanya kepada Allah, dan mengikuti Rasulullah.
Membersihkan jiwa dari perbuatan maksiat, dosa dan penyimpangan-penyimpangan yang
dapat dilakukan dengan cara bertaubat nashuha.
2. Thaharah/bersuci secara lahir adalah membersihkan kotoran dan hadats:
1. Membersihkan kotoran: Dengan cara menghilangkan najis/kotoran dengan air
yang suci dari anggota badan, pakaian atau tempat (ibadah) dan lain
sebagainya.
2. Membersihkan hadats: Dengan cara berwudhu, mandi dan tayamum.
DENGAN (ALAT) APA BERSUCI DAPAT DILAKUKAN?
Bersuci dapat dilakukan dengan dua alat:
1. Air mutlak.
Air mutlak adalah air yang memang dari asalnya bersih/suci, tidak bercampur dengan sesuatu
apapun yang bisa merubah keasliannya balk benda yang najis ataupun yang suci. Seperti air
hujan, air sumur, air mate air, air wadi (lembah), air sungai, air salju/es yang mencair, air laut
yang asin.
إن الصعيد الطيب طهور المسلم و إن لم يجد الماء عشر سنين فإذا وجد الماء فليمسه بشرته
“Debu yang suci adalah alat bersuci orang muslim, walaupun ia tidak mendapatkan air sepuluh
tahun, tetapi apabila ia mendapatkan air, hendaklah air itu ia sentuhkan kepada kulit
badannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits ini shahih)
FAIDAH: MACAM-MACAM AIR
1. Air Mutlak.
Uraiannya telah disebutkan di atas. Hukum air tersebut adalah suci dan mensucikan, atau air
tersebut adalah suci pada dirinya dan mensucikan bagi lainnya. Keterangan tentang macam-
macamnya telah diuraikan di atas.
2. Air Musta’mal.
Yaitu air yang telah terpisah dad anggota-anggota orang yang berwudhu dan mandi. Hukumnya
suci dan mensucikan, seperti air mutlak. Hal itu mengingat asalnya yang suci, sebagaimana yang
dilalcukan Rasulullah:
Apabila najis itu merubah rasa, warm atau baunya. Dalam keadaan ini pan ulama
rahimahumullah ijma (sepakat) bahwaair itu tidak dapat dipakai untuk bersuci.
Apabila air tetap dalam keadaan mutlak, tidak merubah salah satu di antara tiga sifat tadi
maka hukumnya suci dan mensucikan balk itu sedikit atau banyak. Berdasarkan sabda
Rasulullah:
Pengertian thaharah
Thaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan
pengertian thaharah secara istilah (syara’) adalah menghilangkan hukum hadats untuk
menunaikan shalat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci
dengan air atau pengganti air, yaitu tayammum.
Jadi, pengertian thaharah atau bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat
mencegah sahnya shalat, baik najis atau kotoran yang menempel di badan, maupun yang ada
pada pakaian, atau tempat ibadah seorang muslim.
الطهارة قسمان:
• الطهارة المعنوية: ، وهي أهم من طهارة البدن، وتكون بالتوحيد واَّلعمال الصالحة، وهي الطهارة من الشرك والمعاصي
بل َّل يمكن أن تقوم طهارة البدن مع وجود نجس الشرك. قال هللا تعالى:{ التوبة ( }إنا المشركون نجس:٢٨) وقال تعالى،:
َ ُالمائدة( }أ ُ ْوَّلَئِكَ الاذِينَ لَ ْم ي ُِر ِد هللاُ أَن ي: ٤١). فيجب على كل
{ط ِه َر قُلُوبَ ُه ْم لَ ُه ْم فِي الدُّ ْنيَا ِخ ْزي َولَ ُه ْم فِي اْأل َ ِخ َرةِ َعذَابٌ َع ِظي ُم
وذلك باإلخالص والتوحيد واليقين، مكلف أن يطهر قلبه من نجاسة الشرك والشك. ، ويطهر نفسه وقلبه من أقذار المعاصي
والعجب والرياء والسمعة، والكبر، والغل والغش، وآثار الحسد والحقد. وذلك بالتوبة الصادقة من جميع الذنوب والمعاصي.
وهذه الطهارة هي شطر اإليمان.
• الطهارة الحسية
قال عليه السالم، وهذا هو شطر اإليمان الثاني، وهي الطهارة من األحداث والنجاسات: ( ـ وتكون )الطهور شطر اإليمان
ومكان الصالة، والبدن، وزوال النجاسة أو إزالتها من اللباس، أو التيمم عن فقدان الماء، والغسل، بما شرع هللا من الوضوء
Pembagian thaharah
Thaharah itu terbagi menjadi dua :
1. Thaharah ma’nawiyah atau thaharah qalbu (hati), yaitu bersuci dari syirik dan maksiat dengan
cara bertauhid dan beramal sholeh, dan thaharah ini lebih penting dan lebih utama
daripada thaharah badan. Karena thaharah badan tidak mungkin akan terlaksana apabila terdapat
syirik. Dalilnya adalah sebagai berikut :
ِإنا َما ْال ُم ْش ِر ُكونَ نَ َجس
“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis” (QS. At-Taubah : 28)
َ ُأ ُ ْوَّلَئِكَ الاذِينَ لَ ْم ي ُِر ِد هللاُ أَن ي
ط ِه َر قُلُوبَ ُه ْم لَ ُه ْم فِي الدُّ ْنيَا ِخ ْزي َولَ ُه ْم فِي اْأل َ ِخ َرةِ َعذَابٌ َع ِظي ُم
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka
beroleh kehinaan didunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al-Maaidah:
41)
Maka wajib bagi seorang muslim yang berakal untuk mensucikan dirinya dari syirik dan
keraguan dengan cara ikhlas, bertauhid, dan yakin. Dan juga wajib atasnya untuk mensucikan
diri dan hatinya dari kotoran-kotoran maksiat, dengki, benci, dendam, penipuan,
kesombongan, ‘ujub, riya‘, dan sum’ah.
2. Thaharah hissiyah atau thaharah badan, yaitu mensucikan diri dari hadats dan najis, dan ini
adalah bagian dari iman yang kedua. Allah mensyariatkan thaharah badan ini dengan wudhu dan
mandi, atau pengganti keduanya yaitu tayammum (bersuci dengan debu). Penghilangan najis dan
kotoran ini meliputi pembersihan pakaian, badan, dan juga tempat shalat. Dalilnya adalah
sebagai berikut :
الطهور شطر اإليمان
“Sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman”
س ُحوا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُج ِل ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن َوإِن ُكنت ُ ْم َ ق َوا ْم ِ ِصالَةِ فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْال َم َراف
يَاأَيُّ َها الاذِينَ َءا َمنُوا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى ال ا
َ ص ِعيدًا
ط ِيبًا َ سآ َء فَلَ ْم ت َِجدُوا َمآ ًء فَت َ َي ام ُموا َ سفَ ٍر أ َ ْو َجآ َء أ َ َحدٌ ِمن ُكم ِمنَ ْالغَآ ِئ ِط أَ ْو َّلَ َم ْست ُ ُم ال ِن َ ضى أ َ ْو َعلَى
َ ط اه ُروا َو ِإن ُكنتُم ام ْر ُجنُبًا فَا ا
ا َ َ َ َ َ َ
َس ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ ْيدِي ُكم ِم ْنهُ َماي ُِريد ُ هللاُ ِليَجْ عَ َل َعل ْي ُكم ِم ْن َح َرجٍ َول ِكن ي ُِريدُ ِليُط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ ام ِن ْع َمتَهُ َعل ْي ُك ْم لعَل ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون َ ام ْ َف
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah (usaplah) kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau
dalam perjalanan atau salah seorang dari kamu kembali dari tempat buang air (wc/kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmAt-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maaidah: 6)
Sedangkan menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu yang diminta -
bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang diminta -bersucinya dengan –
mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan tempat ibadah dari
sesuatu yang najis dengan air.
— akan datang penjelasan tentang hadats dan khubts ini pada artikel yang mendatang, insya
Allah —-
Maraji’ (sumber) :