Anda di halaman 1dari 6

Tiga Landasan UtamaBab Thaharah (Bersuci) Thaharah Dan Macam-Macam Najis

BAB THAHARAH (BERSUCI)

PENGERTIAN THAHARAH DAN HUKUMNYA


Thaharah/bersuci adalah membersihkan kotoran-kotoran dan najis. Bersuci merupakan
kewajiban setiap muslim, berdasarkan firman Allah:

‫فطهر‬
ِّ ‫و ثيابك‬
“Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Muddatstsir 4)

‫وإن كنتم جنبا فاطهروا‬


“Dan jika kamu junub maka mandilah.” (Al-Maidah: 6)
Sabda Nabi:

‫التقبل صالة بغير طهور‬


“Tidak diterima (sah) shalat tanpa bersuci” (HR. Muslim)

‫الطهور شطر اإليمان‬


“Bersuci adalah separuh iman.” (HR. Muslim)

MACAM-MACAM BERSUCI
Bersuci ada dua macam: Bathinah maknawiyah (bersuci secara batin) dan Zhahirah
hissiyah (bersuci secara lahir).
1. Thaharah/bersuci secara batin adalah membersihkan hati dari kotoran-kotoran syirik,
keraguan, syubhat dan dengan segala macam dan bentuknya. Caranya dengan bertindak
ikhlas dan benar-benar ditujukan hanya kepada Allah, dan mengikuti Rasulullah.
Membersihkan jiwa dari perbuatan maksiat, dosa dan penyimpangan-penyimpangan yang
dapat dilakukan dengan cara bertaubat nashuha.
2. Thaharah/bersuci secara lahir adalah membersihkan kotoran dan hadats:
1. Membersihkan kotoran: Dengan cara menghilangkan najis/kotoran dengan air
yang suci dari anggota badan, pakaian atau tempat (ibadah) dan lain
sebagainya.
2. Membersihkan hadats: Dengan cara berwudhu, mandi dan tayamum.
DENGAN (ALAT) APA BERSUCI DAPAT DILAKUKAN?
Bersuci dapat dilakukan dengan dua alat:

1. Air mutlak.
Air mutlak adalah air yang memang dari asalnya bersih/suci, tidak bercampur dengan sesuatu
apapun yang bisa merubah keasliannya balk benda yang najis ataupun yang suci. Seperti air
hujan, air sumur, air mate air, air wadi (lembah), air sungai, air salju/es yang mencair, air laut
yang asin.

Berdasarkan firman Allah:


‫وأنزلنا من السماء ماء طهورا‬
“dan Kami tunmkan dari langit air yang amat bersih, “ (Al-Furqan: 48)
Sabda Nabi:

‫الماء طهور ال ينجسه شيء‬


“Air itu adalah suci, tidak dikotori oleh sesuatu apapun. “ (HR. Ahmad, Abu Daud, dan lain-
lain. Hadits ini shahih)
2. Debu yang suci.
Debu yang suci yaitu bagian tanah yang suci berupa debu atau kerikil atau bath atau tanah
berair/lembab dan asin. Berdasarkan sabda Nabi

‫و جعلت لي األرض طهورا و مسجدا‬


“Dan dijadikan untukku bumi itu adalah suci dan sebagai masjid tempat shalat.” (HR. Muslim)
Debu menjadi alat untuk bersuci dalam keadaan tidak ditemukan air atau tidak mampu
menggunakannya, seperti karena sakit dan lainnya. Berdasarkan finnan Allah

‫لم تجدوا ماء فتيمموا صعيدا‬


“Kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci).” (An-Nisa’: 43)
Sabda Nabi

‫إن الصعيد الطيب طهور المسلم و إن لم يجد الماء عشر سنين فإذا وجد الماء فليمسه بشرته‬
“Debu yang suci adalah alat bersuci orang muslim, walaupun ia tidak mendapatkan air sepuluh
tahun, tetapi apabila ia mendapatkan air, hendaklah air itu ia sentuhkan kepada kulit
badannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits ini shahih)
FAIDAH: MACAM-MACAM AIR
1. Air Mutlak.
Uraiannya telah disebutkan di atas. Hukum air tersebut adalah suci dan mensucikan, atau air
tersebut adalah suci pada dirinya dan mensucikan bagi lainnya. Keterangan tentang macam-
macamnya telah diuraikan di atas.

2. Air Musta’mal.
Yaitu air yang telah terpisah dad anggota-anggota orang yang berwudhu dan mandi. Hukumnya
suci dan mensucikan, seperti air mutlak. Hal itu mengingat asalnya yang suci, sebagaimana yang
dilalcukan Rasulullah:

‫مسح رأسه من فضل ماء كان في يده‬


“Beliau mengusap kepalanya dengan sisa air wudhu yang ada pada tangannya.” (HR. Imam
Ahmad, Abu Daud. Hadits ini
hasan)
3. Air yang bercampur dengan benda yang suci seperti sabun, atau barang lainnya yang
biasanya terpisah dari air.
Hukumnya suci dan mensucikan selama masih terpelihara kemutlakannya, jika sudah tidak
terpelihara kemutlakannya, sehingga ia tidak dapat lagi dikatakan air mutlak, make hukumnya
ialah suci pada dirinya, tidak mensucikan bagi lainnya.

4. Air yang terkena najis.


Air macam ini mempunyai dua keadaan:

 Apabila najis itu merubah rasa, warm atau baunya. Dalam keadaan ini pan ulama
rahimahumullah ijma (sepakat) bahwaair itu tidak dapat dipakai untuk bersuci.
 Apabila air tetap dalam keadaan mutlak, tidak merubah salah satu di antara tiga sifat tadi
maka hukumnya suci dan mensucikan balk itu sedikit atau banyak. Berdasarkan sabda
Rasulullah:

‫الماء طهور ال ينجسه شيء‬


“Air itu suci lagi mensucikan, tidak ada sesuatu pun yang menajisinya.” (HR. Ahmad, Abu
Daud dan lainnya. Hadits ini shahih)
MACAM-MACAM NAJIS
Kata najasat jama’ dari najasah, dan dia adalah sesuatu yang keluar dari
dua farji (qubul dan dubur, pen.) bani Adam baik berupa tinja, kencing, madzi dan wadi atau
kencing, begitu juga kotoran (tinja) dan kencing semua binatang yang dagingnya tidak boleh
dimakan, dan begitu juga jumlah banyak dari darah, nanah, dan muntahan yang sudah
membusuk. Juga berbagai macam bangkai dan bagian-bagiannya, kecuali kulitnya jika telah
disamak, karena kulit yang telah disamak adalah suci. Berdasarkan sabda Rasulullah:

‫أيما إهاب دبغ فقد طهر‬


“Kulit binatang apa saja yang telah disamak maka ia menjadi suci. “ (HR. Muslim)
Sumber :Panduan Praktis Rukun Islam, Darul Haq, Jakarta. Cetakan I, Rajab 1422 H. / Oktober
2001 M.
Artikel TigaLandasanUtama.WordPress.Com
Panduan Praktis Rukun Islam"
Rukun Kedua : Shalat | Syarat Wajib, Syarat Sah dan Tata Cara Shalat Jum'at
D. Syarat-syarat Kewajiban Shalat Jum'at Shalat Jum'at diwajibkan atas setiap muslim laki-laki
yang merdeka, sudah mukallaf, sehat badan serta muqim (bukan dalam keadaan musafir). Ini
berdasarkan hadits Rasulullah : ٌ‫اجبٌ َعلَى ُك ِل ُمس ِل ٍم فِي َجماع ٍة اإَّل أربَعَة‬
ِ ‫ال ُج ُمعَةُ َح ٌّق َو‬: ‫ي‬ َ ‫عبدٌ َمملُوكٌ أو‬
َ ‫امرأة ٌ أو‬
ٌّ ِ‫صب‬ َ
‫ريض‬
ٌ ‫م‬
َ ‫"أو‬Shalat Jum'at itu…
dalam "Panduan Praktis Rukun Islam"
Rukun Kedua : Shalat | Hal-Hal yang Disunnahkan Serta Beberapa Adab Hari Jum'at
C. Hal-Hal Yang Disunnahkan Serta Beberapa Adab Hari Jum'at 1. Mandi, berpakaian yang rapi,
ُ
memakai wangi-wangian dan bersiwak. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: ٌ‫غس ُل الج ُمع ِة واجب‬
‫محتلم‬
ٍ ‫كل‬
ِ ‫"على‬Mandi hari Jum'at itu wajib bagi tiap muslim yang telah baligh." (Muttafaq 'alaih)
Sabda Rasulullah ‫محتلم‬
ٍ ‫كل‬ ُ …
ِ ‫غس ُل يوم الج ُمع ِة على‬
dalam "Panduan Praktis Rukun Islam"
By hamdan9 • Posted in Panduan Praktis Rukun Islam • Dengan kaitkata Dua Kalimat
Syahadat, Fardhu, Fiqih Ibadah, Haji, Panduan Ibadah, Panduan Praktis Rukun
Islam, Pembatal, Puasa, Rukun, Rukun Islam, Shalat, Shaum, Sunnah, Syarat, Tata Cara
Ibadah, Thahharah, Wajib, Zakat
1.

PENGERTIAN THAHARAH (BERSUCI) DAN PEMBAGIANNYA


admin | January 1, 2012 | Thaharah | No Comments
Ternyata masih banyak orang di kalangan kaum muslimin yang belum memahami
pentingnya thaharah (bersuci). Seolah thaharah hanyalah bagian dari kurikulum pelajaran
Agama Islam di sekolah, atau dalam bab Fiqih Ibadah, tapi dalam prakteknya, masih banyak
yang belum mengaplikasikannya dengan benar sesuai dengan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Apa itu thaharah? Dan apa saja pembagian thaharah?
Dalam bab ini insya Allah akan saya ulas sedikit tentang pengertian thaharah dan pembagiannya.
Semoga bermanfaat.
‫مفهوم الطهارة‬
‫الطهارة لغة‬: ‫ و التخلص من األقذار ومن النجاسات‬،‫النظافة‬.
ً ‫الطهارة شرعا‬: ‫ ألداء الصالة أو غيرها مما تشترط فيه الطهارة بالماء أو بالبديل عنه وهو التيمم‬،‫إزالة حكم الحدث‬

Pengertian thaharah
Thaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan
pengertian thaharah secara istilah (syara’) adalah menghilangkan hukum hadats untuk
menunaikan shalat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci
dengan air atau pengganti air, yaitu tayammum.
Jadi, pengertian thaharah atau bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat
mencegah sahnya shalat, baik najis atau kotoran yang menempel di badan, maupun yang ada
pada pakaian, atau tempat ibadah seorang muslim.
‫الطهارة قسمان‬:
• ‫الطهارة المعنوية‬: ، ‫ وهي أهم من طهارة البدن‬، ‫ وتكون بالتوحيد واَّلعمال الصالحة‬، ‫وهي الطهارة من الشرك والمعاصي‬
‫بل َّل يمكن أن تقوم طهارة البدن مع وجود نجس الشرك‬. ‫قال هللا تعالى‬:{ ‫التوبة ( }إنا المشركون نجس‬:٢٨)‫ وقال تعالى‬،:
َ ُ‫المائدة( }أ ُ ْوَّلَئِكَ الاذِينَ لَ ْم ي ُِر ِد هللاُ أَن ي‬: ٤١). ‫فيجب على كل‬
{‫ط ِه َر قُلُوبَ ُه ْم لَ ُه ْم فِي الدُّ ْنيَا ِخ ْزي َولَ ُه ْم فِي اْأل َ ِخ َرةِ َعذَابٌ َع ِظي ُم‬
‫ وذلك باإلخالص والتوحيد واليقين‬، ‫مكلف أن يطهر قلبه من نجاسة الشرك والشك‬. ، ‫ويطهر نفسه وقلبه من أقذار المعاصي‬
‫ والعجب والرياء والسمعة‬، ‫ والكبر‬، ‫ والغل والغش‬، ‫وآثار الحسد والحقد‬. ‫وذلك بالتوبة الصادقة من جميع الذنوب والمعاصي‬.
‫وهذه الطهارة هي شطر اإليمان‬.
• ‫الطهارة الحسية‬
‫ قال عليه السالم‬، ‫ وهذا هو شطر اإليمان الثاني‬، ‫وهي الطهارة من األحداث والنجاسات‬: ( ‫ـ وتكون )الطهور شطر اإليمان‬
‫ ومكان الصالة‬، ‫ والبدن‬، ‫ وزوال النجاسة أو إزالتها من اللباس‬، ‫ أو التيمم عن فقدان الماء‬، ‫ والغسل‬، ‫بما شرع هللا من الوضوء‬
Pembagian thaharah
Thaharah itu terbagi menjadi dua :
1. Thaharah ma’nawiyah atau thaharah qalbu (hati), yaitu bersuci dari syirik dan maksiat dengan
cara bertauhid dan beramal sholeh, dan thaharah ini lebih penting dan lebih utama
daripada thaharah badan. Karena thaharah badan tidak mungkin akan terlaksana apabila terdapat
syirik. Dalilnya adalah sebagai berikut :
‫ِإنا َما ْال ُم ْش ِر ُكونَ نَ َجس‬
“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis” (QS. At-Taubah : 28)
َ ُ‫أ ُ ْوَّلَئِكَ الاذِينَ لَ ْم ي ُِر ِد هللاُ أَن ي‬
‫ط ِه َر قُلُوبَ ُه ْم لَ ُه ْم فِي الدُّ ْنيَا ِخ ْزي َولَ ُه ْم فِي اْأل َ ِخ َرةِ َعذَابٌ َع ِظي ُم‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka
beroleh kehinaan didunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al-Maaidah:
41)
Maka wajib bagi seorang muslim yang berakal untuk mensucikan dirinya dari syirik dan
keraguan dengan cara ikhlas, bertauhid, dan yakin. Dan juga wajib atasnya untuk mensucikan
diri dan hatinya dari kotoran-kotoran maksiat, dengki, benci, dendam, penipuan,
kesombongan, ‘ujub, riya‘, dan sum’ah.
2. Thaharah hissiyah atau thaharah badan, yaitu mensucikan diri dari hadats dan najis, dan ini
adalah bagian dari iman yang kedua. Allah mensyariatkan thaharah badan ini dengan wudhu dan
mandi, atau pengganti keduanya yaitu tayammum (bersuci dengan debu). Penghilangan najis dan
kotoran ini meliputi pembersihan pakaian, badan, dan juga tempat shalat. Dalilnya adalah
sebagai berikut :
‫الطهور شطر اإليمان‬
“Sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman”
‫س ُحوا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُج ِل ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن َوإِن ُكنت ُ ْم‬ َ ‫ق َوا ْم‬ ِ ِ‫صالَةِ فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْال َم َراف‬
‫يَاأَيُّ َها الاذِينَ َءا َمنُوا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى ال ا‬
َ ‫ص ِعيدًا‬
‫ط ِيبًا‬ َ ‫سآ َء فَلَ ْم ت َِجدُوا َمآ ًء فَت َ َي ام ُموا‬ َ ‫سفَ ٍر أ َ ْو َجآ َء أ َ َحدٌ ِمن ُكم ِمنَ ْالغَآ ِئ ِط أَ ْو َّلَ َم ْست ُ ُم ال ِن‬ َ ‫ضى أ َ ْو َعلَى‬
َ ‫ط اه ُروا َو ِإن ُكنتُم ام ْر‬ ‫ُجنُبًا فَا ا‬
‫ا‬ َ َ َ َ َ َ
َ‫س ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ ْيدِي ُكم ِم ْنهُ َماي ُِريد ُ هللاُ ِليَجْ عَ َل َعل ْي ُكم ِم ْن َح َرجٍ َول ِكن ي ُِريدُ ِليُط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ ام ِن ْع َمتَهُ َعل ْي ُك ْم لعَل ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ َ ‫ام‬ ْ َ‫ف‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah (usaplah) kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau
dalam perjalanan atau salah seorang dari kamu kembali dari tempat buang air (wc/kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmAt-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maaidah: 6)
Sedangkan menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu yang diminta -
bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang diminta -bersucinya dengan –
mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan tempat ibadah dari
sesuatu yang najis dengan air.
— akan datang penjelasan tentang hadats dan khubts ini pada artikel yang mendatang, insya
Allah —-
Maraji’ (sumber) :

 Fiqih Sunnah Wanita – Kamal bin As Sayyid Salim


 Fiqih Ibadah, Master Text Book IFIQ 2033 – Al Madinah International University
 Bidayatul Mujtahid – Imam Ibnu Rusyd

Anda mungkin juga menyukai