Anda di halaman 1dari 6

1.

Shalat Sunah Tahajud

Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di
antara shalatisya’ dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rokaat shalat tahajud
minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak kembali tidur sebaiknya
membaca ayat kursi, surat al-ikhlas, surat al-falaq dan surat an-nas.

2. Shalat Sunah Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00
hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha minimal dua rokaat dan
maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap dua roka'at. Manfaat dari shalat
dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat
melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-
quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.

3. Shalat Sunah Istikharah

Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk
dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara
maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan
dan kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan
pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang. Contoh kasus
penentuan pilihan:
- memilih jodoh suami/istri
- memilih pekerjaan
- memutuskan suatu perkara
- memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya

Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasasunah,


shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya

4. Shalat Sunah Tasbih

Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak me-maha sucikan
Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali
bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat
salam, sedangkan jika malam hari dengan dua salam

5. Shalat Sunah Taubat


Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang ingin
bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dengan
bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya tersebut.
Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan sholat.

6. Shalat Sunah Hajat

Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh Allah SWT.
Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk mencapai hajat atau
cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal dua belas bisa
kapan saja dengan satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada
sepertiga terakhir waktu malam.

7. Shalat Sunah Safar

Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang sebelum bepergian atau
melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat seperti pergi haji, mencari
ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya
mendapat keridhoan, keselamatan, dan perlindungan dari Allah SWT.

8. Shalat Sunah Rawatib

Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu. Sebelum Shalat
Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalat fardhu di sebut shalat Ba'diyah.
Keutamaannya adalah sebagai pelengkap dan penambal shalat fardhu yang mungkin
kurang khusu’ atau tidak tumaninah.

 2 rakaat sebelum sholat zuhur. 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur.


 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum sholat ashar, (sesudah sholat ashar tidak ada sholat
ba’diyah).
 2 rakaat sesudah sholat maghrib.
 2 rakaat sebelum sholat isya.
 2 rakaat sesudah sholat isya.

9. Shalat Sunah Istisqho’

Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan dan dilakukan secara
berjamaah saat musim kemarau.

10. Shalat Sunah Witir


Shalat sunah witir dilakukan setelah sampai sebelum fajar. bagi yang yakin akan
bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam setelah shalat Tahajud.
Shalat witir disebut juga shalat penutup. biasa dilakukan sebanyak tiga rakaat dalam dua
kali salam, dua rakaat pertama salam dan dilanjutkan satu rakaat lagi.

11. Shalat Tahiyatul Masjid

Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati masjid. Disunnahkan shalat
tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid, sebelum ia duduk. Shalat tahiyatul
masjid terdiri dari dua raka’at.

12. Shalat Tarawih

Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan sesudah shalat Isya’.
Hukumnya sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan, boleh dikerjakan
sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.

13. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri)

Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul fitri adalah
tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya. Akan tetapi, jika
diketahui sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari itu tanggal 1 syawal jadi waktu
shalat telah habis, maka hendaklah shalat di hari kedua atau tanggal 2 saja.

Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Dengan sistim yang sama dengan sholat sunnah Idul Fitri.

14. Shalat Dua Gerhana

Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan. Shalat kusuf dan
khusuf hukumnya sunnah muakaddah berdasarkan sabda Nabi saw. Yang
artinya :“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian
seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian menyaksikan itu, hendaklah
kalian shalat dan berdoa kepada Allah Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).

KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM

Shalat sebenarnya telah diperintahkan Allah kepada umat terdahulu sebelum umat
nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi Wasallam. Allah berfirman

“Wahai Bani Isra’il ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepada kalian. T
egakkanlah shalat, keluarkanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku. [Al
Baqarah: 40-43].
Allah berfirman, “Dan tidaklah mereka (ahlul kitab dan musyrikin) diperintah kecuali
agar mereka beribadah kepada Allah semata, menegakkan shalat dan mengeluarkan
zakat. Demikianlah agama yang lurus.”[Al Bayyinah: 5].

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Islam dibangun atas lima (perkara): kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak di
ibadahi selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan.

Adapun kedudukan sholat dalam islam yaitu:

 Shalat sebagai sebab seseorang ditolong oleh Allah.

Hal ini karena Allah sendiri berfirman (artinya), “ Wahai orang-orang yang beriman
mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat” [Al Baqarah 153].
Shalat bila ditunaikan sebagaimana mestinya niscaya akan menyebabkan seseorang
ditolong oleh Allah dalam setiap urusannya.

 Shalat merupakan sebab seseorang tercegah dari kekejian dan kemungkaran.

Allah berfirman (artinya), “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji
dan kemungkaran.” [Al Ankabuut 45]. Jika shalat dikerjakan dengan semestinya pasti
akan mencegah pelakunya dari kekejian dan kemungkaran dengan ijin Allah.

 Shalat merupakan salah satu rukun islam.

[H.R Al bukhari 8 dan Muslim 16].

 Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab/ dihitung di hari kiamat.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda (artinya), “Sesungguhnya amalan


seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila
shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat. Namun bila shalatnya jelek maka ia
akan merugi dan celaka..” [H.R At Tirmidzi 413 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani].

Yang dimaksud shalat merupakan amalan pertama kali yang dihisab di hari kiamat
adalah shalat wajib, sebagaimana sabda beliau Shallallahu’alaihi Wasallam yang lain
(artinya), “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari seorang muslim pada hari
kiamat adalah shalat wajib…” [H.R ibnu Majah 1425 dan dishahihkan Asy Syaikh Al
Albani].
Telah dimaklumi bahwa shalat yang diwajibkan kepada kita adalah shalat 5 waktu
(Zhuhur, ‘Ashr, Maghib, Isya’ dan Subuh). Demikian pula shalat Jum’at bagi pria. Inilah
yang disepakati seluruh ulama.5. Keutamaan shalat dapat dilihat dari awal perintah
untuk mengerjakannya yaitu diperintahkan langsung kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wasallam tanpa melalui perantara Jibril “alaihis Salaam, di tempat yang tertinggi
yang pernah dicapai manusia yaitu langit ketujuh, di malam yang paling utama bagi Nabi
Shallallahu ‘alaihi Wasallam yaitu malam Isra’ Mi’raj dan diwajibkan disetiap hari
sepanjang hidup seorang muslim.

Hukum Orang Yang Meninggalkan ShalatSeluruh ummat Islam sepakat bahwa orang yang
mengingkari wajibnya shalat, maka dia kafir dan keluar dari Islam. Tetapi mereka berselisih
tentang orang yang meninggalkan shalat dengan tetap meyakini kewajiban hukumnya. Sebab
perselisihan mereka adalah adanya sejumlah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menamakan orang yang meninggalkan shalat sebagai orang kafir, tanpa membedakan antara
orang yang mengingkari dan yang bermalas-malasan mengerjakannya.Dari Jabir Radhiyallahu
anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya:“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah
meninggalkan shalat.”Dari Buraidah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda yang artinya : Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya, maka ia telah kafir.’”[6]Namun yang rajih dari pendapat-pendapat para
ulama’, bahwa yang dimaksud dengan kufur di siniadalah kufur kecil yang tidak mengeluarkan
dari agama. Ini adalah hasil kompromi antara hadits-hadits tersebut dengan beberapa hadits
lain, di antaranya:Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit Radhiyallahu anhu,ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :‘Lima shalat diwajibkan Allah atas
para hamba. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena
menganggap enteng, maka dia memiliki perjanjian de-ngan Allah untuk memasukkannya ke
Surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah.
Jika Dia berkehendak, maka Dia mengadzabnya. Atau jika Dia berkehendak, maka Dia
mengampuninya.’”[7]Kita menyimpulkan bahwa hukum meninggalkan shalat masih di bawah
derajat kekufuran dan kesyirikan. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan
perkaraorang yang tidak mengerjakannya kepada kehendak Allah.Sedangkan Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:‫ا‬bÎ !
$#Ÿw㠍 Ïÿøótƒbr&x8uŽô³ç„¾ÏmÎ/㠍 Ïÿøótƒur$tBtbrߊy7Ï9ºsŒ`yJÏ9âä!$t±o„4`tBurõ8ÎŽô³ç„«!$
$Î/ωs)sù#“uŽtIøù$#$¸JøOÎ)$¸JŠÏàtãÇÍÑÈ“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.” [An-Nisaa’: 48]Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata,“Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari
seorang hamba yang muslim pada hari Kiamat adalah shalat wajib. Jika dia mengerjakannya
dengan sempurna (maka ia selamat). Jika tidak, maka dikatakan: Lihatlah, apakah dia memiliki
shalat sunnah? Jika dia memiliki shalat sunnah maka shalat wajibnya disempurnakan oleh shalat
sunnah tadi. Kemudian seluruh amalan wajibnya dihisab seperti halnya shalat tadi.’”Dari
Hudzaifah bin al-Yaman, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Islam akan lenyap sebagaimana lenyapnya warna pada baju yang luntur. Hingga tidak
lagi diketahui apa itu puasa, shalat, qurban, dan shadaqah. Kitabullah akan diangkat dalam satu
malam, hingga tidak tersisalah satu ayat pun di bumi. Tinggallah segolongan manusia yang
terdiri dari orang tua dan renta. Mereka berkata, ‘Kami dapati bapak-bapak kami mengucapkan
kalimat: Laa ilaaha illallaah dan kami pun mengucapkannya.’” Shilah berkata kepadanya,
“Bukankah kalimat laa ilaaha illallaah tidak bermanfaat untuk mereka, jika mereka tidak tahu
apa itu shalat, puasa, qurban, dan shadaqah?”Lalu Hudzaifah berpaling darinya. Shilah
mengulangi pertanyaannya tiga kali. Setiap kali itupula Hudzaifah berpaling darinya. Pada kali
yang ketiga, Hudzaifah menoleh dan berkata, “Wahai Shilah, kalimat itulah yang akan
menyelamatkan mereka dari Neraka. Dia mengulanginya tiga kali.

LANDASAN HUKUM SHALAT WJIB DAN SUNNAHa. Landasan hukum sholat wajiba.1. Landasan
Al qur’anKewajiban shalat dapat dilihat dalam (Q.S:Al Baqarah 2:110)Yang artinya: Dan
dirikanlah sholat tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,
tentu kamuakan mendapat pahalanyapada sisi Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa-apa
yang kamu kerjakan.Kemudian dalam (Q.S:An Nisa 4:103)Yang artinya: Maka apabila kamu
telah menyelesaikan sholat (mu), ingat Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana
biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman.[9]Dan banyak lagi seperti dalam surat-surat berikut ini:2:277, 4:103, 4:162, 5:12,
6:72, 6:92, 7:29, 8:3,9:11, 9:18, 9:71, 13:22, 14:31, 14:37, 14:40, 20:132, 22:78, 24:56, 30:31,
33:33, 58:13.[10]a.2. Landasan haditslandasan hukum bagi sholat wajib termuat dalamHadist
Shahih Bukhari No. 211 Jilid I yakni isinya tentang proses terjadinya isra’ wal mi’raj dimana pada
peristiwa dimana nabi diberikan perintah sholat yang awalnya 50 rakaat di perkecil menjadi 5
rakaat.[11]

Anda mungkin juga menyukai