TINJAUAN PUSTAKA
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
2.7.5 Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi.
2.7.6 Halusinasi pendengaran: adalah menghindar untuk berhubungan dengan
orang lain.
2.9.1 Biologis.
Ganggguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnomalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak akibat
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima
oleh otak untuk diinterpretasikan.
2.9.2 Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap sress yang berinteraksi terhadap stresor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
2.11 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat muncul pada penderita halusinasi adalah
adanya prilaku kekerasan, yaitu resiko mencedrai dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan selain itu komplikasi lainnya dapat muncul adalah mengisolasi diri
sendiri, klien kurang memperhatikan selfcare,menunjukan kerekatan terhadap
realita dan bertindak terhadap realita, gangguan orientasi realita.
2.12 Penatalaksanaan
2.12.1 Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien
akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara
individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di
sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau
i. Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien.
j. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi )
Katakan bahwa ada
klien lain yang
mengalami hal yang
sama, katakan
perawat akan
membantu klien.
Jika klien tidak
sedang
berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya pengalaman
halusinasi,
diskusikan dengan
klien :Isi, waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang-kadang )
Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi.
d. Diskusikan dengan
klien apa yang
dirasakan jika
terjadi halusinasi
dan beri kesempatan
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
e. Diskusikan dengan
klien apa yang
dilakukan untuk
mengatasi masalah
tersebut.
f. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila
klien menikmati
halusinasinya
lain(perawat/ teman/
anggota keluarga)
untuk menceritakan
tentang
halusinasinya,
membuat dan
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disusun,
Meminta
keluarga/teman/pera
wat menyapa jika
sedang
berhalusinasi.
d. Bantu klien memilih
cara yang sudah
diajurkan dan latih
untuk mencobanya.
e. Beri kesempatan
untuk melakukan
cara yang dipilih
dan dilatih.
f. Pantau pelaksanaan
yang telah dipilih
dan dilatih, jika
berhasil beri pujian.
g. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktifitas kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi.
dapat diatasi di
rumah.
TUK 5 Setelah interaksi klien 2.14.1 Diskusikan
klien dapat menyebutkan: manfaat dengan klien
memanfaatka minum obat, kerugian tentang manfaat dan
n obat dengan tidak munum obat, kerugian tidak
baik nama, warna, dosis, minum obat, warna,
efek terapi dan efek dosis, cara, efek
samping obat, terapi dan efek
klienmendemonstrasika samping
n penggunaan obat penggunaan obat.
dengan benar, klien 2.14.2 Pantau klien
menyebutkan akibat saat penggunaan
berhenti minum obat obat.
tanpa konsultasi dokter. 2.14.3 Beri pujian jika
klien menggunakan
obat dengan benar.
2.14.4 Diskusikan
akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi dengan
dokter.