Proses Berpikir
Posted by psychologymania ⋅ Juli 11, 2011 ⋅ Tinggalkan komentar
Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera
akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.
Menurut Suharnan, 2005 persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah
dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti, mata, telinga
dan hidung. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi adalah
proses penginterpretasian informasi yang diterima menggunakan alat indera.
Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi yang berhubungan dengan kognisi manusia yaitu:
1. Pencatatan indera
Pencataan indera adalah sebuah sistem ingatan yang dirancang untuk menyimpan sebuah
rekaman mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel reseptor. Pencatatan indera juga
dikenal sebagai ingatan sensory yang dibedakan menjadi dua macam yaitu, iconic yaitu
sistem pencatatan indera terhadap informasi visual, gambar dan benda konkrit dan echonic
yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi berupa suara.
2. Pengenalan pola
Pengenalan pola adalah proses transformasi dan pengorganisasian informasi yang masih
kasar agar mempunyai makna atau arti tertentu. Aspek ini lebih dalam dari hanya sekedar
menyimpan informasi yang masuk melalui reseptor, dengan kata lain dapat pula dikatakan
bahwa aspek pengenalan pola ini adalah sebuah upaya untuk menata informasi yang masuk
sesuai dengan karakteristik yang menonjol untuk ditempatkan sesuai dengan jenisnya.
3. Perhatian.
Perhatian adalah aspek yang ketiga, yang diartikan sebagai proses pemusatan aktivitas mental
atau proses konsentrasi pikiran dengan mengabaikan rangsangan lain yang tidak berkaitan.
Aktivitas ini menuntut pemusatan konsentrasi pikiran pada hal-hal yang menonjol dari
sebuah informasi dan bekerja secara intens terhadap informasi tersebut dengan mengabaikan
hal-hal yang tidak terkait.
Ingatan atau memory merujuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi yang
telah diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua aktivitas manusia baik yang
bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor pasti melibatkan ingatan. Oleh karena itu
ingatan menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses yang dialami manusia.(Ellis
dan hunt, 1993; Matlin, 1989).
Secara Umum pendekatan tentang Memori dibagi menjadi dua yaitu pendekatan Model
Asosiasi (association model) dan Model Kognitif (Cognitive Model).
Teori awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi). Menurut
model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh
yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang melakukan beberapa
penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings.
Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian dari
information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam
Memori sebagai berikut:
b. Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori
Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita
dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek
ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam
benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi
diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses
encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor
telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa
potongan yang lebih mudah diingat.
o Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya
dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena
semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di
antara pilihan yang ada.
o Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu. Misalnya
ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka
saksi tersebut harus melakukan proses recal.
Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan apa
yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa sudah hampir bisa
menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the
tounge. Misalnya ketika kita bertemu dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita
mengingat namanya namun tetap tidak dapat menyebutkannya.
Berikut adalah tiga model ingatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi;
a. Model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin yang membedakan ingatan jangka
pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang (Long Term Memory)
Model ini seperti yang sudah dijelaskan diatas, didasarkan kepada pemrosesan informasi.
Berdasarkan model ini, informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera
menuju pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih
permanen di dalam ingatan jangka panjang. Menurut model ini informasi dimasukkan dan di
oleh melalui 3 tahap ( Huitt, W ;2003).
Pemindahan informasi dari ingatan indera (ingatan sensori)menuju pada ingatan jangka
pendek akan dikendalikan oleh perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek
sudah dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Proses pengendalian
yang paling penting dalam ingatan jangka pendek adalah rehearsal atau repetition, yaitu
pengulangan informasi dalam pikiran.
b. Model ingatan yang diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan pada tingkatan
proses informasi didalam ingatan.
Model tingkatan pemrosesan informasi, orang dapat menganalisis informasi menurut cara-
cara yang berbeda, dari proses yang paling dangkal hingga yang paling dalam (tentang
makna). Menurut Craik dan Lockhart suatu proses pengulangan informasi (rehearsal)
dibedakan menjadi pengulangan untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi atau pendalaman.
Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan kinerja penggalian
kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena adanya faktor yang menonjol
(distinctiveness) dan pemerincian (elaboration).
Model ingatan episodik dan semantik diperkenalkan oleh Endel tulving(Matlin, 1989).
Ingatan episodik menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian dan hubungan-hubungan
masing-masingkejadian itu, bersifat temporer dan berkaitan dengan perubahan peristiwa.
Sedangkan ingatan semantik adalah pengetahuan yang terorganisasikan mengenai segala
sesuatu yang ada dalam kehidupan. Ingatan semantik ini berkaitan erat dengan perngertian,
konsep, ide dan fakta.
Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem
Memori:
Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara
lain melalui:
Para ahli masih memperdebatkan apakah Memori merupakan suatu trait (sifat) atau skill
(kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan
skill merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan.
Orang yang memiliki kemampuan Memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Bagi orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori, antara
lain: