Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA Tn.

R
DENGAN GIZI KURANG PADA An. D UMUR 2,5 TAHUN
DI RT 02 RW 01 DUSUN KRAJAN DESA LEYANGAN
KECAMATAN UNGARAN TIMUR SEMARANG

Disusun oleh :
Adelia Rizki Novita R
005512

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2008
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan individu yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga


Tn. R dengan Gizi Kurang pada An. D di RT 02 RW 01 Dusun Krajan Desa
Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang” ini telah diterima
dan disetujui oleh tim pembimbing Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran
pada :

Hari :
Tanggal :

Mengetahui

Koordinator PKL Pembimbing

Chichik Nirmasari, S.SiT Chichik Nirmasari, S.SiT


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komunitas pada Keluarga Tn. R dengan Gizi Kurang pada An. D Umur 2,5 Tahun
di Dusun Krajan RT 02 RW 01 Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang” dengan lancar tanpa suatu hambatan apapun.
Dalam penyusunan laporan individu ini penulis tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Adapun acara ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Lila Kusuma Rahayu, S.SiT. M. Si selaku Ketua Yayasan Ngudi Waluyo
Ungaran.
2. Surjani, S.SiT, selaku Direktur Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Ungaran.
3. Chichik Nirmasari, S.SiT, selaku dosen pembimbing PKL Kebidanan
Komunitas Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
4. Seluruh dosen-dosen pembimbing PKL Kebidanan Komunitas Akademi
Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
5. Keluarga Tn. R, selaku keluarga binaan dalam PKL Kebidanan Komunitas
ini.
6. Teman-teman angkatan ke-5 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran
yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
penyempurnaan laporan ini.
Demikianlah laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi segenap
pembaca, khususnya bagi keluarga Tn. R sebagai tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan dalam keluarganya.
Ungaran, Februari 2008
Penulis
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Gizi
1. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh
untuk metabolisme yaitu air, protein, lemak, vitamin dan mineral. (Ilmu
Kesehatan Anak Jilid I).
2. Penyebab Gizi Kurang
- Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
- Pola makan yang salah
3. Tanda dan Gejala Gizi Kurang
- Anoreksia
- Anak tampak kurus
- Cengeng/rewel
- Berat badan yang tidak sesuai dengan umur
4. Penatalaksanaan
- Membawa anak untuk ditimbang di Posyandu secara teratur
- Tetap memberikan ASI pada anak sampai usia 2 tahun
- Memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak
- Memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga lainnya.
- Segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila anak balita
mengalami sakit atau gangguan pertumbuhan

B. Teori Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa anggota keluarga yang berkumpul dan bertempat
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi satu dengan yang lainnya saling bergantung dan
berinteraki. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
yang lainnya dan keluarga-keluarga yang disekitarnya. (Effendy, 1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ibu dan
anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misal : kakek, nenek, keponakan, saudara
sepupu, paman dan bibi dsb.
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
e. Keluarga cabitas (cabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Partikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah.
b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ibu.
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ayah dan ibu.
4. Peranan Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, bersifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu
Menurut Effendi (1998) perananan dalam keluarga adalah :
a. Peranan ayah
Sebagai suami dan istri dari anak-anak, pencari nafkah, pendidik,
pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota
masyarakat dari lingkungan.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik, pelindung dan salah satu kelompok dan
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungan,
pncari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik
fisik, mental maupun spiritual.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota
keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan kasih sayang di antara anggota keluarga
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak
d. Fungsi ekonomi
1) Pengetahuan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, keterampilan
dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.

C. Manajemen Kebidanan
Manajemen digunakan untuk memecahkan masalah yang di alami oleh
klien. Manajemen adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melatar
belakangi tindakan untuk menyelamatkan pasien dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas yaitu :
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dengan mengumpulkan data berdasarkan
sumber data. Pengumpulan data dilakukan secara berlangsung di
masyarakat (data subjektif) dan secara tidak langsung (data subjektif).
Pengumpulan data meliputi keadaan kesehatan data dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
a. Data desa
Data desa meliputi :
1) Wilayah desa (luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas
kesehatan serta pemerintahan)
2) Penduduk (jumlah, komposisi, penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk)
3) Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesakitan ibu,
anak dan balita)
4) Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jamban,
pembuangan sampah, kondisi rumah).
5) Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan rata-rata penduduk,
organisasi dan lembaga swadaya masyaraat yang ada, media dan
komunitas yang dimiliki oleh masyarakat).
b. Data keluarga
Untuk pemeriksaan keluarga meliputi :
1) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
2) Pemeriksaan hubungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran)
2. Analisa Data
a. Analisa
Seluruh data dikumpulkan yang relevan sebagai bahan analisis. Tujuan
analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan
satu dengan yang lain sehingga ditemukan berbagai masalah.
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisis.
Perumusan masalah menckup masalah utama dan penyebabnya serta
masalah potensial.
3. Rencana dan Tindakan
Setelah diketahui masalah dan penyebabnya maka disusun rencana
dan tindakan yang akan dilakukan. Rencana merupakan rancangan upaya
yang disusun untuk mengetahui suatu masalah. Tindakan dilakukan
berdasarkan rencana yang telah disusun :
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah dapat dibagi menjadi tujuan,
rencana pelaksanaan dan evaluasi. Tujuan ditetapkan dalam
penyusunan rencana mencakup keadaan yang diharapkan dapat dicapai
bila masalah telah terpecahkan. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu
ditetapkan sasarn, maka disusun rencana pelaksanaan.
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan dan tindakan tidak jarang ditemukan masalah dan
hambatan. Bila ada masalah atau hambatan segera dilakukan
pengkajian untuk mengambil langkah untuk mengatasinya.
4. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketetapan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu kegiatan
dinyatakan berhasil bila hasil evaluasi menunjukkan data yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai maka perlu
dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan dilakukan dalam
mengantisipasi terjadinya masalah lain yang timbul akibat keberhasilan
tersebut.
IV. Implementasi
No Tgl/Waktu Diagnosa/Masalah Implementasi
1 04-02-2008 Gizi kurang 1.Memberitahu ibu tentang kesesuaian
12.00 WIB kebutuhan makanan
2.Memberitahu ibu tentang gizi
seimbang.
3.Menganjurkan ibu untuk memasak
makanan gizi pokok dan PMT dan
menyajikannya.
4.Memotivasi anak D untuk mau
makan yang teratur
2 04-02-2008 Kesehatan 1. Memberitahu ibu tentang
12.00 WIB lingkungan rumah pentingnya kebersihan lingkungan
rumah.
2. Menganjurkan keluarga Tn. R
untuk membersihkan rumah setiap
hari.

V. Evaluasi
No Tgl/Waktu Diagnosa/Masalah Implementasi
1 04-02-2008 Gizi kurang Setelah dilakukan penyuluhan ibu
12.00 WIB mengetahui tentang :
- Gizi seimbang
- Kebutuhan nutrisi yang seimbang
bagi balita
- Gejala bayi balita gizi kurang
- Cara membuat dan menyajikan
makanan sesuai anjuran dan aturan
makan yang baik.

Catatan Perkembangan
No S O A P
1 - Ibu mengatakan Pemeriksaan umum - Dx. Kebidanan An. D - Menganjurkan ibu
anaknya berumur - KU : baik umur 2,5 tahun dengan untuk selalu
2,5 tahun - Kesadaran : gizi kurang. memberikan makanan
- Ibu mengatakan komposmentis - Masalah : gizi kurang gizi seimbang dan
berat badan - TTV : - Dx. Potensial : gizi menyajikannya
anaknya tetap S : 36,3 oC buruk. dengan berbagai cara
(belum mengalami N : 76x/menit - Antisipasi masalah : yang dapat menarik
kenaikan) RR : 20x/menit memberi makanan gizi perhatian anaknya.
BB : 10,2 kg seimbang, makanan - Menganjurkan ibu
Pemeriksaan fisik : tambahan sesuai untuk selalu rutin
- Normal dengan kebutuhannya. menimbangkan
anaknya ke Posyandu
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis membandingkan antara teori yang didapat


diperkuliahan dan referensi yang penulis ambil dari buku pustaka dengan hasil
Asuhan Kebidanan dengan harapan penulis dapat memperoleh gambaran secara
nyata. Sejauh mana Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada An. D dengan gizi
kurang dan untuk membandingkan adanya kesamaan dan kesenjangan yang
dijumpai penulis selama melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan teori atau
konsep yang ada.
A. Pengkajian
1. Faktor Pendukung
Keingintahuan dan kesadaran keluarga untuk mengetahui
pentingnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan gizi kurang.
2. Faktor Penghambat
Ketidaktahuan keluarga tentang pengetahuan gizi seimbang dan gizi
kurang.
3. Kesenjangan antara Teori dan Kenyataan
a. Dalam kenyataan di lapangan, keluarga Tn. R tidak begitu menyadari
adanya masalah yang akan timbul terhadap ketidaktahuan tentang gizi
seimbang dan gizi kurang.
b. Dalam teori, ketidaktahuan ibu tentang pengetahuan gizi seimbang dan
gizi kurang akan menimbulkan masalah dalam pertumbuhan anak
nantinya.

B. Interpretasi Data
1. Faktor Pendukung
Keluarga mengungkapkan masalah kesehatan yang ada didalam
keluarga.
2. Faktor Penghambat
Keluarga tidak dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam
keluarganya.
3. Kesenjangan antara Teori dan Kenyataan
Ada kesenjangan antara teori dan kenyataannya.

C. Diagnosa Potensial
Tidak ditemukan diagnosa potensial dalam wilayah keluarga Tn. R

D. Antisipasi Masalah
Tidak ditemukan antisipasi masalah yang harus diselesaikan segera.

E. Perencanaan
Memberi penyuluhan seputar gizi seimbang dan gizi kurang.
Tujuannya adalah agar keluarga mengetahui dan memahami tentang
pengertian dari gizi seimbang, sehingga keluarga Tn. R mampu memberikan
asuhan kepada anaknya.

F. Pelaksanaan
1. Faktor Pendukung
Keingintahuan dan kesadaran ibu dan keluarga untuk mengetahui
pentingnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan gizi kurang. Pasien
bersedia memperhatikan penjelasan yang telah dijelaskan oleh penulis.
2. Faktor Penghambat
Ketidaktahuan ibu tentang pengetahuan gizi seimbang yang akan
menghambat pertumbuhan anaknya.
3. Kesenjangan antara Teori dan Praktek
Dalam prakteknya, keluarga Tn. R kurang tahu tentang gizi
seimbang.
G. Evaluasi
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif yaitu pada
tanggal 5 Februari 2008 diperoleh hasil :
1. Ibu sudah paham dan mengerti tentang gizi seimbang
2. Ibu bersedia untuk memberikan anaknya makanan yang mengandung gizi
seimbang.
3. Ibu bersedia untuk selalu rutin menimbangkan anaknya ke Posyandu.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. R yang dilakukan
pada tanggal 3 Februari 2008 didapatkan suatu kesenjangan antara teori dan
praktek yaitu dalam prakteknya keluarga tidak menyadari masalah yang
timbul akibat ketidaktahuan keluarga tentang manfaat pengetahuan terhadap
gizi seimbang. Sedangkan berdasarkan teori ketidaktahuan keluarga terhadap
pentingnya pengetahuan tentang gizi seimbang akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan terutama pada anak balita.
Berdasarkan masalah tersebut penulis melakukan strategi promosi
untuk meningkatkan kesehatan dengan cara penyuluhan kepada keluarga Tn.
R. Strategi yang dilakukan akan berhasil dengan adanya peningkatan
pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya gizi seimbang.

B. Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga dapat mengubah perilaku tentang pemberian
makanan gizi seimbang yang kurang serta keluarag bisa memahami
tentang manfaat dan pentingnya gizi seimbang.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa bisa mengkaji lebih dalam lagi sehingga bisa
mengetahui masalah yang benar-benar terjadi dalam masyarakat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Gizi


Sub Pokok Bahasan : Gizi Seimbang
Waktu : ± 30 menit
Tempat : Rumah Keluarga Tn. R
Sasaran : An. D
Hari/Tanggal : Senin, 04 Februari 2008
Penyuluh : Adelina Rizki Novita R
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ± 30 menit diharapkan ibu dapat
mengetahui tentang gizi seimbang dan bersedia memberikan makanan gizi
seimbang pada An. D.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny. U mampu :
a) Menjelaskan pengertian nutrisi
b) Menyebutkan kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi/balita
c) Menyebutkan gejala bayi/balita gizi kurang
d) Membuat dan menyediakan makanan sesuai anjuran dan aturan makan

B. Metode
Ceramah dan tanya jawab

C. Media
Bahan makanan asli

D. Referensi
Buku kesehatan ibu dan anak

E. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan/ Kegiatan
Penyuluh Sasaran Media Metode
Waktu
Pembukaan - Memberi salam Menjawab salam
5 menit - Menjelaskan maksud dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan dan mendengarkan
Penyajian Menjelaskan materi Mendengarkan dan Gambar Ceramah
15 menit tentang: memperhatikan
- Pengertian nutrisi
- Kebutuhan nutrisi yang
diperlukan bayi/balita
- Gejala yang terjadi pada
balita gizi kurang
- Anjurkan makanan yang
diberikan sesuai gizi
seimbang
Penutup - Mengevaluasi peserta Menjawab Diskusi
10 menit dengan tanya jawab pertanyaan Ceramah
- Menyimpulkan semua Mendengarkan
materi yang telah
disampaikan
DAFTAR PUSTAKA

Maryanto, Sugeng. 2006. Kesehatan dalam Reproduksi.


Nasrul Effendi. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit
Buku Kedokteran BHS.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I.
Lampiran Materi

GIZI SEIMBANG PADA BALITA

Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh
untuk metabolisme yaitu air minum, vitamin,mineral, lemak, karbohidrat, protein.
Bahan makanan ialah hasil produksi pertanian, perikanan dan peternakan
misalnya buah-buahan, susu, telur dan lain-lain. Adapula makanan yang
memerlukan pengolahan terlebih dahulu misalnya tepung, beras, minyak dan lain-
lain.
Gizi seimbang adalah bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang
dibutuhkan. Kebutuhan nutrisi pada anak :
1. Karbohidrat : sebagai sumber tenaga
Didapat dari nasi, jagung dan lain-lain
2. Lemak : sebagai cadangan makanan
Didapat dari daging sapi, daging ayam dll
3. Protein : sebagai zat pembangun
Diperoleh dari protein hewani : telur, keju
Diperoleh dari protein nabati : kacang-kacangan dll
4. Vitamin dan mineral : sebagai zat pengatur misal tomat, jeruk, pisang
5. Air : sebagai zat pelarut
6. Energi : sebagai sumber tenaga

Kalori yang diberikan digunakan untuk :


1. Metabolisme
2. Aktivitas jasmani
3. Pertumbuhan
Defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang masukan makanan yang
cukup bergizi dalam waktu lama. Tidak cukup asal anak mendapat makanan
banyak saja atau misalnya sehari makan 3x/hari 1 piring nasi hanya dengan
kerupuk atau kuah saja, tetapi harus mengandung nutrien yang cukup yaitu
karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air.
Gejala yang timbul bila kurang gizi antara lain :
1. Kekurangan Vitamin A akan mempengaruhi daya penglihatan
2. Kekurangan Vitamin B1 (tiamin) akan menyebabkan penyakit beri-beri
Vitamin B2 berpengaruh pada pernapasan
Vitamin B6 berperan dalam fungsi saraf
Vitamin B12
3. Kekurangan Vitamin C berpengaruh pada pertumbuhan tulang dan gizi
4. Kekurangan mineral
5. Kekurangan yodium menyebabkan gondok
Biasanya diberikan makanan 3x/hari (pagi, siang, malam) tetapi pada
umumnya diberikan makanan kecil (tambahan) diantara makanan tersebut.
Contoh hidangan yang dianjurkan antara lain :
1. Makanan pokok yaitu sumber kalori misalnya roti, nasi, jagung, ketela, ubi
jalar.
2. Lauk-pauk antara lain :
a. Sumber protein hewani : telur, daging, ikan
b. Sumber protein nabati : kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau, kacang
merah, sayuran warna hijau, tahu, tempe)
c. Sumber vitamin : buah-buahan (jeruk, pisang, pepaya)
d. Susu
e. Tambahan makanan (puding, biskuit, bubur kacang hijau)
Penyajian makanan pada balita :
Bila anak susah makan, alangkah baiknya bila kita menyiasati :
1. Buat makanan jadi menarik
Misal : buat bentuk yang lucu dan warna yang menarik
2. Jangan dipaksa
Jika dipaksa akan semakin menolak, berikan kesempatan untuk makan sendiri
justru bisa makan sampai selesai.
3. Biarkan anak menjadi koki
Bawa anak ke pasar untuk memilih sendiri makanan-makanan yang
diinginkan.
4. Tingkatkan aktivitas
Anak yang aktif biasanya memiliki nafsu makan lebih baik
5. Pilih waktu yang tepat
Tawarkan jenis makanan yang baru pada awal makan, ketika sedang lapar, jika
menolak jangan dipaksa.

Anda mungkin juga menyukai