Anda di halaman 1dari 14

BAHASA INDONESIA

LANDASAN PENDIDIKAN DI INDONESIA


KARYA M.HARUN AL-RASYID ( 1607123554 )

KELAS : S1 B

PROGRAM SARJANA TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FALKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah yang telah


memberikan begitu banyak nikmat hingga memudahkan jalan bagi penulis dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul LANDASAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang
sangat membantu penulis, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut serta membantu kelancaran
penulisan sehingga akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis
ucapkan kepada:
1. IbuYantiSumarsih, M,Pd selaku DosenPengampumatakuliahBahasa Indonesia,
2. Teman-teman yang mendukung, dan berbagai sumber.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi makalah yang baik dan bermanfaat nantinya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Pekanbaru, 28 MEI 2017

Penulis
M.HARUN AL-RASYID
( 1607123554 )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 5

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Perkembangan ................................................................. 7

2. Belajar ketrampilan yang diperlukan ............................................ 7

3 Mengetahui permainan yang biasa................................................ 8

4 Membangun sikap secara keseluruhan terhadap diri sendiri ........ 9

5 Belajar dengan teman sebaya untuk memeperoleh kemajuan ...... 9

6 Mempelajari peranan seseorang menurut jenis kelamin ............... 10

7 Mengembangkan keterampilan-keterampilan mental seperti membaca,

menulis, menghitung ..................................................................... 10

8 Mengembangkan konsep yang penting dalam kehidupan sehari-hari 11

9 Mengembangkan kata hati, moral, dan ukuran nilai-nila ............. 12

10 Mengembangkan sikap ke arah kelompok sosial dan institusi sosial lainnya.

....................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP

11 Simpulan ....................................................................................... 13

12 Saran ............................................................................................. 13

DaftarPustaka ............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak-anak pada tingkat usia SD merupakan individu dengan wujud kepribadian yang
masih utuh, segar, polos, dan bersih. Hal ini disebabkan karena mereka masih dalam proses
pertumbuhan,perkembangan dan proses pencarian jati diri. Selain itu anak usia SD memiliki
ciri dan karakter yang berbeda-beda, dimana mereka mengalami perubahan pada fisiknya
yang disebut proses pertumbuhan, sedangkan proses perubahan pada psikisnya disebut proses
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki kaitan yang sangat erat karena
keduannya berlangsung secara berkaitan.
Setiap anak harus mencapai perkembangan sesuai dengan tingkatannya. Dimana
untuk mencapai itu semua anak-anak harus diperhatikan dan dibimbing oleh orangtua, guru
serta orang dewasa. Sebagai calon pendidik, kita harus mengetahui dan memahami apa saja
tugas-tugas perkembangan anak usia SD. Memahami prinsip-prinsip perkembangan anak
akan membantu pendidik untuk lebih memahami tentang perbedaan-perbedaan yang dimiliki
setiap anak. Dengan begitu, pendidik akan lebih mengetahui sejauh mana kemampuan dan
kepintaran anak pada usia SD dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri pendidikan di Indonesia?

2. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?

3. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?

4. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di


Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan


2. Mengetahui dan memehami perkembangan umum anak usia Sekolah Dasar
(SD)
3. Mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah
Dasar (SD)
4. Mengetahui bagaimana proses belajar mengajar di Sekolah Dasar (SD)
5. Memahami karakteristik anak usia Sekolah Dasar (SD)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam


rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya. Bayi yang baru lahir adalah hasil atau
produk dari dua keluarga. Dari sejak saat pembuahan dan seterusnya, kehidupan baru itu akan
terus berlangsung karena pengaruh dari banyak stimulus dan lingkungan yang berbeda-beda.
Dengan demikian terbentuklah pola sifat-sifat tingkah laku yang khas.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus
mengenai proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, proses belajar dan
pembawaan atau bakat. Ketiga hal tersebut berkaitan erat satu sama lain dan saling
berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia. Selain itu anak memerlukan
bimbingan dari orang tua, guru beserta orang dewasa agar proses tersebut tercapai dengan
baik.
Setiap anak yang menjalankan proses perkembangan tersebut pastinya memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dicapainya. Tugas tersebut tidak muncul begitu saja
atau dengan sendirinya disadari oleh individu yang sedang berkembang, tetapi tugas tersebut
dirumuskan oleh orang dewasa, pendidik yang bertanggung jawab atas setiap fase
perkembangan agar individu dapat mencapai perkembangan yang sebaik-baiknya. Setiap fase
perkembangan mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat membedakannya dengan fase
yang lainnya. Setiap fase perkembangan akan diikuti oleh perubahan fisik maupun psikis
individu yang sedang berkembang.

Setelah melaksanakan observasi langsung dengan sampel siswa-siswi SD kelas IV di


SD Negeri 3 Ciuyah, tugas-tugas perkembangan anak pada usia SD tersebut akan dijelaskan
secara rinci berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

1. Belajar ketrampilan yang diperlukan


Setiap anak pasti mempunyai keterampilan tersendiri dalam hidupnya, dimana bakat
keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak dengan anak lainnya berbeda. Keterampilan
yang di kembangkan oleh anak tersebut diperoleh dari hasil bantuan orang-orang terdekatnya,
di bekali dan di kembangkan oleh anak sejak usia dini. Murid-murid di SD biasanya dibekali
keterampilan lewat pelajaran yang berhubungan dengan kesenian dimana didalamnya
memuat keterampilan-keterampilan yang harus di kembangkan oleh anak sekolah.
Melalui pelajaran kesenian, guru sering meminta para siswa untuk membuat hasta
karya, menggambar suatu objek yang mereka anggap bagus atau indah di pandang. Sebelum
membuatnya guru mengajarkan tentang bagaimana cara membuat hasta karya seni dan
menggambar, kemudian menunjukan hasil karya seni yang sudah jadi. Setelah itu guru
menugaskan murid untuk membuat karya seni itu.
Begitulah cara yang diberikan guru di sekolah untuk mengembangkan keterampilan
siswanya. Hal ini dimaksudkan agar tugas perkembangan anak tentang keterampilan dapat
tercapai. Dimana siswa meempunyai keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya di masa
yang akan datang.
Lain halnya dengan sekolah yang mempunyai fasilitas komputer, biasanya
keterampilan yang harus dikembangkan oleh siswa yaitu keterampilan memnggunakan
komputer. Hal ini di maksudkan agar siswa memiliki keterampilan yang dapat di gunakan
untuk masa yang akan datang.
Keterbatasan fasilitas yang tidak memadai dapat menjadi salah satu penghambat
dalam memngembangkan keterampilan paraa siswa. Namun seorang guru tidak boleh
menyerah dalam mengembangkan keterampilan pada anak dikarenakan hanya kekurangan
fasilitas. Untuk mengatasi fasilitas yang kurang memadai guru juga bisa memanfaatkan
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, menciptakan sesuatu yang menarik sehingga bisa
menjadi objek pengganti dari fasilitas yang kurang memadai.

2. Mengetahui permainan yang biasa


Anak selalu ingin bermain dan bermain. Naluri bermain anak sangat kuat terutama di
usia tingkat SD. Anak yang selalu ingin bermain pasti sering melakukan permainan yang di
sukainya. Anak-anak yang suka bermain pasti mengetahui permainan yang biasa dimainkan
oleh anak kecil. Hal ini dapat terlihat ketika jam istirahat telah tiba, anak-anak berbondong-
bondong keluar kelas dengan senang hati dan bermain dilapangan di depan sekolah mereka.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Dari gambar tersebut terlihat jelas bahwa anak-anak memanfaatkan fasilitas lapangan
sekolah mereka untuk dijadikan tempat bermain oleh anak-anak sewaktu istirahat. Disini
terlihat anak memainkan permainan yang sudah menjadi turun temurun atau yang biasa di
mainkan.
Apabila ada anak yang tidak bermain sesuai dengan jenis kelaminnya atau
memainkan permainan yang bukan untuk mereka seperti game online pada zaman sekarang
yang sudah banyak mempengaruhi anak-anak sebaiknya sebagai guru atau orangtua
hendaknya memberitahukan kepada mereka bahwa permainan seperti itu tidak baik bagi
mereka, hanya akan merusak diri mereka. Sebagai guru dan orangtua hendaknya mengontrol
dan memperhatikan apa saja permainan yang dimainkan oleh anak agar tidak terpengaruh
dalam pengembangan kepribadian mereka nantinya.

3. Membangun sikap secara keseluruhan terhadap diri sendiri


Sebagai guru pendidik selain bertugas mendidik para siswanya, guru juga harus
membimbing anak didiknya menuju kedewasaannya. Seorang anak tidak boleh terus dimanja,
karena hal itu akan membuat anak menjadi tidak mampu menghadapi masalah hidup yang
sewaktu-waktu bisa menimpa anak tersebut. Anak harus diajarkan dan dibiasakan agar
bersikap mandiri. Terkadang banyak orang tua yang terlalu memanjakan anak sampai-sampai
anak tersebut bersikap manja disekolahnya. Anak-anak harus diajarkan mandiri tidak hanya
di rumahnya saja tapi di sekolahpun harus dibiasakan seperti itu. Di sekolah pendidik
merupakan orang tua yang harus mengajarkan anaknya menuju kepada hal-hal yang baik.
Anak harus dibiasakan untuk mampu melakukan sesuatu tanpa meminta bantuan orang lain
selama masih di dalam batas yang wajar.
Ketika ada kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, anak-anak
yang sudah bisa mandiri akan mengambil peralatan gotong royong dengan sendirinya di
gudang lalu mulai membersihkan lingkungan sekolahnya tanpa harus diperintah oleh gurunya
hal ini disebabkan karena anak tersebut sudah di ajarkan untuk membangun sikap peduli.
Walaupun begitu masih ada saja siswa yang bandel dan tidak ikut membersihkan tapi malah
bermain-main. Sebagai guru, kita tidak boleh diam saja tetapi menegur murid dan
menasehati anak tersebut untuk ikut membantu teman-temannya membersihkan lingkungan
sekolah. Setelah kegiatan gotong royong selesai, anak-anak akan menyimpan kembali
peralatan kebersihannya di gudang.

4. Belajar dengan teman sebaya untuk memeperoleh kemajuan


Selain bisa bermain dengan teman sekelas, anak-anak juga bisa belajar kelompok
dengan teman sekelasnya. Bahkan anak-anak akan lebih cepat akrab dengan teman
sebayanya. Hal ini disebabkan karena mereka bertemu setiap hari, mereka juga melakukan
hal-hal yang baru secara bersamaan sehingga membuat mereka lebih cepat akrab. Hal
tersebut dapat dilihat ketika waktu istirahat, ada sekelompok anak sebaya berbondong-
bondong membeli binatang laut sejenis siput laut. Mereka mengamati dan memperhatikan
binatang itu bersama-sama dengan teman-teman yang lain. Mereka mengamati semua hal
yang berkaitan dengan hewan tersebut. Bahkan mereka meneliti bersama-sama tentang
bagaimana hewan itu hidup, apa makanan hewan itu, dimana hewan tersebut tinggal sehingga
apa yang mereka amati dapat menambah wawasan pengetahuan mereka. Disini peran
gurupun tidak tinggal diam, guru ikut membantu meneliti dan mengajari mereka tentang hal-
hal yang belum mereka ketahui. Guru ikut membantu anak-anak agar memperoleh suatu
kemajuan. Penelitian hewan tersebut menambah pengetahuan bagi mereka sehingga mereka
mengalami kemajuan dalam belajar.

5. Mempelajari peranan seseorang menurut jenis kelamin


Ketika anak berusia tingkat SD, anak sudah harus diajarkan tentang peran mereka
masing-masing sejak dini. Begitupun dalam mempelajari dan memahami peranan orang lain
harus disesuaikan dengan jenis kelamin si anak itu sendiri. Anak-anak sudah bisa
membedakan perannya dengan lawan jenisnya.
Hal ini terlihat pada gambar, dimana anak laki-laki berperan sesuai jenis kelaminnya.
Dari gambar di atas menjelaskan tentang siswa laki-laki yang sedang mengangkat kursi untuk
dibawa keluar yang tidak mungkin diangkat oleh siswa perempuan.
Guru juga harus mengajarkan anak laki-laki untuk berperan sebagai pemimpin seperti
menjadi ketua kelas, dimana laki-laki yang nantinya akan memimpin keluarganya,
melindungi ibunya ketika sudah besar nanti. Sedangkan pada perempuan, guru mengajarkan
untuk piket membersihkan kelasnya pulang sekolah, agar nantinya bisa membantu
orangtuanya dirumah dan menjadi perempuan yang terampil.

6. Mengembangkan keterampilan-keterampilan mental seperti membaca, menulis, menghitung


Pada saat anak memasuki SD, anak tersebut diajarkan bagaimana cara menulis,
membaca dan menghitung. Anak tersebut dilatih terus menerus hingga mereka memiliki
keterampilan mahir seperti membaca, menulis dan menghitung. Pada anak SD yang sudah
memasuki kelas tinggi harus sudah mempunyai keterampilan membaca, menulis, dan
menghitung dengan lancar. Mereka diharuskan sudah bisa membaca dengan lancar dengan
memperhatikan tanda baca dan intonasi yang jelas. Selain itu mereka juga harus sudah bisa
mengarang atau membuat cerita pendek. Dan mereka juga harus bisa menghitung dan
menerapkan ilmu hitung itu dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar disamping merupakan salah satu contoh anak yang sudah bisa berhitung, anak
tersebut diminta oleh gurunya untuk mencari jawaban dari soal yang diberikan oleh gurunya
dan anak tersebut bisa menyelesaikannya.
Namun tidak semua anak bisa menguasai semua hal tersebut. Ada saja siswa yang belum bisa
menguasai dan belum mengerti itu semua.
Oleh karena itu, guru sebagai seorang pendidik harus membantu siswanya agar
mampu menguasai keterampilan-keterampilan tersebut. Dalam rangka mengembangkan
keterampilan seperti itu, langkah seorang guru harus memperhatikan semua muridnya,
melakukan pendekatan kepada muridnya dan menanyakan batasan-batasan dari anak tersebut
agar nantinya anak tersebut menjadi lebih mengerti dan memiliki keterampilan tersebut.

7. Mengembangkan konsep-konsep yang penting dalam kehidupan sehari-hari


Dalam menjalani kehidupan, ada konsep-konsep penting yang harus diperhatikan oleh
setiap individu. Konsep tersebut harus ditanamkan dalam masing-masing hidup individu agar
nantinya menjadi sebuah kebiasaan yang membawa kebaikan. Salah satu konsepnya yaitu
sikap disiplin. Sikap disiplin harus ditanamkan dan dikembangkan oleh individu sejak usia
dini, hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa disiplin dalam menjalani kehidupannya setiap
hari. Sikap disiplin adalah suatu sikap dimana seseorang melakukan suatu hal tepat pada
waktunya, sesuai pada tempatnya, dilakukan dan juga diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Sikap disiplin harus diterapkan baik di rumah maupun di sekolah. Dirumah anak akan
di bimbing oleh orang tua, sedangkan di sekolah anak dibimbiung oleh gurunya. Siswa harus
disiplin dalam melaksanakan setiap kegiatannya. Misalnya si anak dibiasakan untuk bangun
pagi agar tidak terlambat datang kesekolah, mentaati dan melaksanakan aturan-aturan yang
berlaku disekolahnya.
Jika ada siswa yang tidak disiplin sebagai guru hendaknya menasehati siswa tersebut
dengan baik, menanyakan alasan mengapa siswa itu tidak mau disiplin. Jika sudah diperingati
berkali-kali tapi tidak ada kemajuan atau kesadaran pada anak itu sebaiknya anak tersebut
diberi hukuman dan menghukumnya sesuai dengan kesalahannya tapi tidak melebihi batas
dan masih dalam taraf yang sewajarnya. Hal itu dilakukan agar siswa tersebut menyadari
kesalahannya dan tidak akan mengulangi kesalahan tersebut serta merubah sikapnya agar
berubah menjadi disiplin terhadap aturan yang telah ditentukan.

8. Mengembangkan kata hati, moral, dan ukuran nilai-nilai


Anak pada usia dini sebaiknya diajarkan dan ditanamkan nilai-nilai moral yang baik.
Karena ketika mereka sudah diajarkan dari kecil akan terbiasa nantinya hingga mereka
dewasa. Selain itu pada saat usia dini anak-anak sangat bagus diajarkan untuk kebaikan,
mereka akan mudah terpengaruh bila dipengaruhi oleh hal-hal apapun,baik itu yang bersifat
bagus ataupun buruk. Oleh karena itu hati anak yang belum mengetahui apa-apa sebaiknya
diajarkan dengan kebaikan dan dikembangkan dalam kehidupan mereka yang berisikan moral
yang baik, nilai-nilai norma agama dan masyarakat.
Anak harus diajarkan sifat-sifat yang baik dan benar mulai dari lingkungan keluarga
kemudian dilanjutkan dilingkungan sekolah. Dilingkungan keluarga, anak dididik oleh orang
tua, saudara dan masyarakat. Dilingkungan sekolah anak dididik oleh guru. Selain sebagai
pengajar dan pendidik, guru juga berperan sebagai orang tua kedua setelah orang tua
dirumah. Anak harus diajarkan nilai-nilai yang baik seperti : harus selalu jujur tidak boleh
bohong, harus saling tolong menolong dan membantu orang lain, bersikap baik pada orang
lain, bersikap sopan terhadap yang lebih tua, menghargai orang lain, menjenguk teman yang
sedang sakit, dan lain sebagainya. Jika anak sudah mampu mengembangkan hal-hal seperti
itu, maka berarti dia telah mampu mengembangkan kebaikan moralnya.

9. Mengembangkan sikap ke arah kelompok sosial dan institusi sosial lainnya.


Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri,
manusia memerlukan bantuan orang lain dalam hidupnya dan selalu bergantung pada orang
lain. Oleh karena itu anak harus dididik semenjak usia dini agar selalu berinteraksi dengan
orang lain. Hal itu dilakukan agar anak mampu hidup bermasyarakat dengan orang lain.
Dilingkungan sekolah anak di didik oleh gurunya. Langkah guru dalam
mengajarkannya melalui kerja kelompok atau diskusi. Hal tersebut akan membiasakan
siswanya untuk selalu berinteraksi dengan teman-temannya. Selain mengajarkan interaksi,
kegiatan itu juga mengajarkan tentang kerjasama antar teman.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan anak berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan pada
fase-fase tertentu dalam perkembangan anak. Didalam tugas perkembangan ini, orang tua,
pendidik, lingkungan, dan diri anak sendiri mempunyai peranan yang menentukan dalam
rangka menyelesaikan tugas perkembangan tersebut. Tetapi yang sangat penting adalah
peranan pendidik berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukannya dalam tugas pendidikan.

B. Saran
Tugas-tugas perkembangan dapat menjadi acuan untuk mengetahui apakah seorang
anak sudah menguasai atau menyelesaikan tugas perkembangannya atau belum. Oleh karena
itu, pendidik harus membantunya agar bisa dikuasai anak. Pada hakikatnya tugas
perkembangan anak menjadi tanggung jawab para pendidik dan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Maksum & Luluk Yunan.R (2004). Paradigma Pendidikan Universal di era modern
dan post modern. Yogyakarta: IRCiSoD.
Dr. Y. Suyitno, M.Pd , 2009. “Landasan Filosofis Pendidikan”. Diakses jam 16.00
tanggal 20 Februari 2011.
Dr. Y. Suyitno, M.Pd, 2009. “Introduction Phylosophy of Education”. Diakses jam
16.10 tangal 20 Februari 2011.

Anda mungkin juga menyukai