Surya 3A HIDROLOGI
Surya 3A HIDROLOGI
ABSTRACT
The river is a natural element that is very involved in community life. Human activity is very
dependent on the availability of water and the potential that exists in it.river is one of the
water resources which require proper management to be used as human needs such as
irrigation and raw water. It required data such as discharge or velocity and water level. Until
this period standard for measuring the velocity is just arranged in non-tidal rivers with SNI
03-2414-1991. This research aims to examine ways to measure water velocity in tidal rivers
and provide recommendations for the design of new SNI for measuring the velocity of the
tidal rivers. Methods used is by conducting velocity measurements performed in two rivers
namely the Kapuas and Katingan by dividing the cross section into 3 sections and the time
interval is 1 hour. Measurements were made using a 5 point in depth (d), are 20 cm, 0,2d,
0,4d, 0,6d, 0,8d which further results are elaborated and analyzed. It also carried out
measurements of water level for 15 days with intervals of 1 hour.
ABSTRAK
Sungai merupakan suatu unsur alam yang sangat berperan dalam kehidupan masyarakat.
Kegiatan manusia sangat bergantung pada ketersediaan air dan berbagai potensi yang ada di
dalamnya. sungai merupakan salah satu sumber daya air yang membutuhkan manajemen yang
tepat untuk digunakan sebagai kebutuhan manusia seperti irigasi dan air baku. Untuk itu
diperlukan data seperti debit atau kecepatan dan ketinggian air. Sampai saat ini standar
periode untuk mengukur kecepatan hanya diatur dalam sungai non-pasang surut dengan SNI
03-2414-1991. Penelitian ini bertujuan untuk menguji cara untuk mengukur kecepatan air di
sungai, rekomendasi untuk desain SNI baru untuk mengukur kecepatan dari sungai pasang
surut. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan kecepatan pengukuran dilakukan di
dua sungai yaitu Kapuas dan Katingan dengan membagi penampang menjadi 3 bagian dan
interval waktu 1 jam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan titik 5 secara mendalam
(d), adalah 20 cm, 0,2d, 0,4d, 0,6d, 0,8d yang hasil lebih lanjut diuraikan dan dianalisis. Hal
ini juga dilakukan pengukuran kadar air selama 15 hari dengan interval 1 jam
1. PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangnan air diperlukan
informasi yang menunjukan jumlah air yang akan masuk dalam suatu bangunan air
tersebut,yang dikenal sebagai debit aliran. Informasi mengenai besarnyadebit aliran sungai
membantu dalam merancang bangunan dengan memperhatikan besarnyadebit puncak ( banjir)
yang diperlukan untuk perancangan bangunan pengendalian banjir dan juga dilihat dari data
debit minimum yang diperlukan untuk pemanfaatan air terutama padamusim kemarau.
.Sehingga dengan adanya data debit tersebut pengendalian air baik
dalamkeadaan berlebih atau kurang sudah dapat diperhitungkan sebagai usaha
untuk mengurangidampak banjir pada saat debit maksimum dan kekeringan atau
defisit air pada saat musim kemarau panjang.Oleh karena itu, dalam praktikum ini belajar
melakukan pengukuran debitsungai untuk mendapatkan informasi besarnya air yang mengalir
pada suatu sungai pada saatwaktu tertentu.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi sungai
Menurut arah alirannya, sungai dapat dibedakan atas beberapa macam,yaitu sebagai
berikut:
(1) Sungai konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
(2) Sungai insekwen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
(3) Sungai subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai
konsekwen.
(4) Sungai obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan
dengan induk sungai konsekwen.
(5) Sungai resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai
konsekwen.
Menurut sumber airnya
Berdasaikan sumber airnya, sungai dibagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut:
(1) Sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan.
(2) Sungai gletser yaitu sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
(3) Sungai campuran yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan dari gletser
Contohnya: di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Irian Jaya
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang pada uraian diatas, maka permasalahan dalam penulisan ini adalah
untuk mengetahui metode penggukuran kecepatan aliran dan pola aliran yang terjadi di
sunga,metode apa saja yang digunakan dalam pengukurean kecepatan aliran disaluran,dan
bagaimana penerapannya dilapangan.
.
Metode Pengukuran Kecepatan Aliran disaluran
Prinsip kerja jenis curent meter ini adalah propeler berputar dikarenakan partikel air yang
melewatinya. Jumlah putaran propeler per waktu pengukuran dapat memberikan kecepatan
arus yang sedang diukur apabila dikalikan dengan rumus kalibrasi propeler tersebut.
Jenis alat ini yang menggunakan sumbu propeler sejajar dengan arah arus disebut Ott -
propeler curent meter dan yang sumbunya tegak lurus terhadap arah arus disebut Price cup
current meter. Peralatan dengan sumbu vertikal ini tidak peka terhadap arah aliran.
Keuntungan:
Propeler curent meter ini menghasilkan pekerjaan yang akurat dan cepat apabila
dilakukan perawatan yang baik dan pelaksanaan yang cermat. Juga kalibrasi propeler harus
dilakukan dengan baik.
Kerugian:
Dapat dipengaruhi oleh kapal (pitching dan rolling), sehingga kecepatan arus yang
diukur bukan hanya kecepatan arus aliran sungai saja. Diperlukan test kalibrasi untuk
mengatasi hal ini.
Cara pemakaian:
Ott current-meter dapat digunakan baik dengan digantung pada kabel/tali maupun
pada tiang. Cara yang pertama dapat dilaksanakan pada pengukuran di sungai maupun di
muara sungai, sedangkan cara kedua dapat dipakai pada pengukuran di kanal yang kecil
atau digantung di jembatan.
Gambar (a) Cup current meter dan (b) Propeler current meter
Metode ini digunakan untuk sungai yang dangkal dengan mengukur pada kedalaman
0,6 h. Kecepatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
V = V0,6
Metode 1 titik
Metode 2 titik
Pengukurandilakukanpadakedalaman 0,2 h dan 0,8 h. Kecepatan rata-rata
dapatdihitungdenganrumussebagaiberikut:
Pelampung merupakan alat ukur kecepatan arus yang paling sederhana. Pelampung
bergerak terbawa oleh arus dan kecepatan arus didapat dari jarak tempuh pelampung dibagi
dengan waktu tempuh. Pelampung dapat berupa pelampung permukaan, pelampung ganda,
pelampung tongkat dan lain-lain.
Cara ini dapat dengan mudah digunakan meskipun permukaan air sungai itu tinggi. Cara ini
sering digunakan karena tidak dipengaruhi oleh kotoran atau kayu-kayuan yang hanyut dan
mudah dilaksanakan.
Gambar Macam-macam pelampung untuk mengukur kecepatan aliran
Tempat yang harus dipilih adalah bagian sungai yang lurus dengan perubahan lebar
sungai, dalamnya air dan gradien yang kecil. Seperti terlihat dalam gambar, tiang-tiang untuk
observasi dipancangkan pada 2 buah titik dengan jarak dari 50 sampai 100 m. Waktu
mengalirnya pelampung diukur dengan “stopwatch.” Setelah kecepatan aliran dihitung, maka
diadakan perhitungan debit yakni kecepatan kali luas penampang melintangnya.
Biasanya digunakan 3 buah pelampung yang dialirkan pada satu garis pengukuran
aliran dan diambil kecepatan rata-rata. Mengingat arah mengalirnya pelampung itu dapat
dirubah oleh pusaran-pusaran air dan lain-lain, maka harga yang didapat dari pelampung
yang arahnya sangat berbeda harus ditiadakan.
A. Pelampung permukaan:
B. Pelampung tangkai:
Pelampung tangkai dibuat dari sepotong/setangkai kayu atau bambu yang diberi
pemberat pada ujung bawahnya. Pemberat itu dibuat dari kerikil yang dibungkus dengan
jaring atau kain di ujung bawah tangkai.
Pelepasan pelampung:
Beberapa saat sesudah pelepasan, pelampung itu tidak stabil. Jadi pelampung harus
dilepaskan kira-kira 20-50 m di sebelah hulu garis observasi pertama, sehingga pada waktu
observasi, pelampung itu telah mengalir dalam keadaan yang stabil. Hal ini akan dipermudah
jika di sebelah hulu titik pelepasan terdapat jembatan. Mengingat posisi pelepasan itu sulit
ditentukan, maka sebelumnya harus disiapkan tanda yang menunjuk posisi tersebut dengan
jelas.
Dalam metode pengukuran kecepatan aliran disaluran dapat dilakukan dengan beberapa
metode,anatara lain dengan menggunakan alat ukur currentmeter dan dengan pelampung.Kedua
cara tersebut yang kerap kali digunakan sebagai metode pengukuran kecepatan aliran disaluran,dan
kedua cara tersebut memiliki keuntungan dan kerugiannya masing masing,dan dalam
penggunaannyapun memiliki teknis yang berbeda juga.Untuk pengukuran dengan current meter
diperlukan keahlian dalam pengoprasian alat tersebut,sedangan metode menggunakan pelampung
lebih sederhana dan tidak diperlukan keahlian khusus,pengukuran kecepatan aliran dengan
pelampung permukaan biasanya digunakan dalam keadaan banjir atau jika diperlukan
segera harga perkiraan kasar dari debit, karena cara ini adalah sangat sederhana dan dapat
menggunakan bahan tanpa suatu pilihan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuenergi.blogspot.co.id/2015/05/pengukuran-debit-pada-saluran-terbuka.html
http://myblogcii.blogspot.co.id/2013/06/materi-laporan-pengukuran-kecepatan.html