Hubungan antara kehamilan dengan inflamasi gingiva
Menurut studi epidemiologi, pada ibu hamil prevalensi inflamasi gingiva meningkat dibanding yang tidak hamil (100% dibanding 30%). Hal ini dikarenakan adanya perubahan periodontal saat kehamilan. Perubahan ini terjadi terutama saat trimester akhir dan mulai kembali normal setelah tiga bulan postpartum. Perubahan fisiologis pada ibu hamil salah satunya peningkatan kadar hormon dan sensitivitas dari reseptornya. Esterogen dan progesteron juga mempengaruhi gingiva, yaitu pada proses proliferasi dandiferensiasi sel. Saat kadar hormon mingkat, akan terjadi pembesaran atau pembengkakan gingiva karena proliferasi dan diferensiasi berlebihan. Selain itu hormon juga mempengaruhi bakteri yang ada di gingiva, yaitu meningkatkan dari aktivitas bakterinya. Selain perubahan hormon, terdapat juga perubahan pada proses inflamasi yang terjadi pada ibu hamil. Perubahan yang pertama adalah dalam hal kemotaksis atau pergerakan dari sel inflamasi. Pada ibu hamil proses ini lebih lambat terjadi karena hormon estradiol yang meningkat. Yang kedua adalah sitokin inflamasi atau senyawa yang dikeluarkan sel saat inflamasi. Sitokin yang diproduksi oleh sel pada proses inflamasi, khusunya monosit yang memproduksi prostaglandin-e (PG-E) dan interleukin-1. Prostaglandin-e dan interleukin-1 menyebabkan proses inflamasi. Selain itu juga terjadi penurunan dari sekresi interleukin-6 (IL-6) yang disebabkan tingginya hormon esterogen dan progesteron. Yang ketiga adalah peningkatan dari stes oksidatif. Pada saat hamil terjadi peningkatan stes oksidatif yang di keluarkan oleh mitokondria plasenta, sehingga antioksidan dialam tubuh berkurang. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan antara ibu hamil dengan gingivitis, ibu hamil normal, pasien periodontitis kronis, ibu hamil dengan periodontitis kronis, dan orang normal. Hasilnya pada ibu hamil dan pasien gingivitis kadar dari antioksidannya menurun, terutama pada ibu hamil trimester ketiga. Dan yang ke empat adalah dari sel peridontium. Sel peridontium berproliferasi dan berdiferensiasi akibat dari kadar hormon estradiol dan progesteron yang meningkat.