Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

“Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut


OD”

Meilano Setiawan A 21604401032


Rizky Rachmat K 21604401042
Willy Zodia Thahar 21604401043
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Sudut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam

drainase aqueous humor. Sudut ini dibentuk oleh pangkal


iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan
trabekular dan garis Schwalbe (bagian ujung membrane
descement kornea yang prominen).
FISIOLOGI HUMOR AKUEUS

 Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi

kamera anterior dan posterior mata, diproduksi di korpus siliaris.

Volumenya sekitar 250 uL, dengan kecepatan pembentukan

sekitar 1,5-2 uL/menit.


FISIOLOGI HUMOR AKUEUS
DEFINISI GLAUKOMA

 Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki


satu gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat
progresif yang disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular.
Sebagai akibatnya akan terjadi gangguan lapang pandang dan
kebutaan.

 TIO NORMAL = 10-20 mmHg


EPIDEMIOLOGI

20 % Penduduk Dunia > 40


Tahun

PRIA >>
WANITA
ETIOLOGI

PRODUKSI
SEIMBANG DRAINASE
FAKTOR RESIKO

JENIS RIWAYAT
USIA RAS REFRAKSI
KELAMIN KELUARGA

4 kali lebih Resiko


usia di atas
Kulit Hitam sering pada meningkat 6 Hipermetropia
40th
wanita kali

meningkat 6 Asia: Sudut


kali lipat tertutup
KLASIFIKASI
A. Glaukoma Primer
1. Glaucoma sudut terbuka
a. Glaucoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut
terbuka kronik, glaukoma sederhana kronik)
b. Glaucoma tekanan normal (galukoma tekanan
rendah)
2. Glaucoma sudut tertutup
a) Akut
b) Subakut
c) Kronik
d) Iris plateu
B. Glaukoma Kongenital

C. Glaukoma Sekunder

D. Glaukoma Absolut
GLAUKOMA SUDUT
TERTUTUP
 Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan
predisposisi anatomis tanpa disertai kelainan lain. Peningkatan
tekanan intraocular terjadi karena sumbatan aliran keluar aqueous
akibat adanya oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer.

 Diagnosis ditegakan dengan melakukan pemeriksaan segmen


anterior dan gonioskopi yang cermat. Istilah glaukoma sudut
tertutup primer hanya digunakan bila penutupan sudut primer telah
menimbulkan kerusakan nervus optikus dan kehilangan lapangan
pandang.
GLAUKOMA SUDUT
TERTUTUP

Pada orang dengan kecenderungan untuk menderita glaucoma


sudut tertutup ini, sudutnya lebih dangkal dari rata-rata biasanya.
Karena letak dari jaringan trabekular meshwork itu terletak di sudut
yang terbentuk dimana kornea dan iris bertemu, makin dangkal
sudut maka makin dekat pula iris terhadap jaringan trabecular
meshwork.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
PRIMER AKUT

Apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan


pada bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran
humor aquos dan tekanan intraokuler meningkat dengan
cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan
penglihatan.
GLAUKOMA SUDUT
TERTUTUP PRIMER AKUT
Gejala Klinis
SUBJEKTIF

OBJEKTIF
• Nyeri hebat
•Palpebra : Bengkak • Kemerahan ( injeksi siliaris )
•Konjungtiva bulbi : Hiperemia kongestif, kemosis dengan • Pengelihatan kabur
injeksi silier, injeksi konjungtiva, injeksi episklera • Melihat halo
•Kornea : keruh, insensitif karena tekanan pada saraf kornea
• Mual – muntah
•Bilik mata depan : Dangkal

•Iris : gambaran coklat bergaris tak nyata karena edema,


berwarna kelabu.

•Pupil : Melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang-


kadang didapatkan midriasis yang total, warnanya
kehijauan, refleks cahaya lamban atau tidak ada
samasekali
GLAUKOMA SUDUT
TERTUTUP PRIMER SUBAKUT
 Terjadinya episode peningkatan TIO yang berlangsung singkat

dan rekuren. Episode penutupan sudut membaik secara spontan,

tetapi terjadi akumulasi kerusakan pada sudut kamera anterior

berupa pembentukan sinekia anterior perifer.

 Kunci untuk diagnosis terletak pada riwayat, nyeri unilateral

berulang, kemerahan, dan kekaburan penglihatan yang disertai

halo disekitarnya, serangan sering terjadi malam hari.


GLAUKOMA SUDUT
TERTUTUP PRIMER SUBAKUT
b. Gejala Klinis

OBJEKTIF SUBJEKTIF

• Injeksi silier ringan • Sakit kepala sebelah pada


• Edema kornea ringan mata yang sakit (timbul
• TIO meningkat pada waktu sore hari
karena pupil middilatasi
sehingga iris menebal dan
menempel pada
trabekulum  out flow
terhambat)
• Penglihatan sedikit menurun
• Melihat pelangi di sekitar
lampu (hallo)
• Mata merah
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
PRIMER KRONIK

 Glaukoma primer yang ditandai dengan tertutupnya

trabekulum oleh iris perifer secara perlahan. Bentuk primer

berkembang pada mereka yang memiliki faktor predisposisi

anatomi berupa sudut bilik mata depan yang tergolong

sempit.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
PRIMER KRONIK
Riwayat serangan glaucoma sudut tertutup primer akut beberapa

waktu yang lalu disertai gejala klinis di atas.

 Pemeriksaan fisik :

 Peningkatan TIO -Sudut coa yang sempit

 Sinekia anterior

 Kelainan diskus optikus dan lapangan pandang.


IRIS PLATEAU

Pada iris plateau, kedalaman bilik mata depan sentral normal,

tetapi sudut bilik mata depannya sangat sempit karena posisi

processus ciliares terlalu anterior. Mata dengan kelainan ini jarang

mengalami blokade pupil, tetapi dilatasi akan menyebabkan

merapatnya iris perifer, sehingga menutup sudut (pendesakan

sudut)
PEMERIKSAAN
Visus, Tonometry: Schiotz, aplanasi
PEMERIKSAAN
Gonioscopy : Memeriksa drainase sudut mata
Opthalmoscopy : Evaluasi kerusakan diskus optikus
PEMERIKSAAN

Perimetri: Uji lapang pandang masing-masing mata. Setiap


penderita yang diduga menderita glaucoma harus diperiksa
secara periodic
PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

1. Menurunkan produksi humor akuos

 Beta adrenergik:Timolol 0,25 % dan 0,5 % bentuk tetes


mata diberikan 2 kali sehari,

 betaksolol 0,25 % dan 0,5 %. Tetes mata 1 tetes dua


kali sehari

 Inhibitor karbonat anhidrase sistemik acetazolamide


tablet 125 mg, 250mg, 500 mg dalam bentuk kapsul
dan diberikan setiap 6 jam pada orang dewasa.
 Anak-anak : 10-15 mg/kgBB/hari dengan dosis terbagi 3-4 kali
sehari.
PENATALAKSANAAN

2. Fasilitasi Aliran Keluarnya Humor Aqueous

 Pilokarpin hidrokloride 0,25%- 10% dan pilokarpin nitrat 1%-4%


diteteskan 1-2 tetes 3-4 kali sehari

3. Menurunkan Volume Korpus Vitreum

Obat – obatan hiperosmotik menyebabkan darah hipertonik


sehingga cairan tertarik keluar dari korpus vitreum. Selain itu, juga
terjadi penurunan produksi humor aqueous.

 Gliserin oral 2 - 3 cc/Kg BB 3-4 kali perhari

 Manitol 1-2 cc /Kg BB, 60 – 100 tetes tiap menit IV


PENATALAKSANAAN
BEDAH dan LASER
1. Iridektomi dan Iridotomi Perifer

2. Trabekulektomi

3. Bedah Drainase Glaukoma

4. Siklodestruktif
Identitas

Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 58 tahun
Alamat : Klatak, Banyuwangi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Anamnesis

 Keluhan Utama : mata kanan merah

 Riwayat Penyakit Sekarang :

 Pasien mengeluh mata kanan merah sejak 1 minggu ini,


penglihatan kabur sejak +1 minggu yang lalu. Pandangan mata
yang kabur tersebut terjadi mendadak. Mata kanan berair (+).
Selain itu, pasien juga merasa matanya berat. halo (+), cekot-
cekot (+),nyeri (+), mual (+), muntah (-), pusing (+), silau (+),
lakrimasi (+), sekret (-), trauma (-), riwayat bengkak kelopak
mata (+)
Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Dahulu ;


 Pasien belumpernah mengalami sakit yang sama
 Hipertensi (+), DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga ;


 Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.
 Tidak ada keluarga yang buta
 Hipertensi (-), DM (-)
Pemeriksaan Fisik

 Kesadaran : compos mentis (GCS 456)

Vital sign
 Tensi :tidak dilakukan
 Nadi :80x/mnt
 Pernafasan : 20x/mnt
 Suhu : 36
Pemeriksaan Lokalis
OD Pemeriksaan Mata OS
6/45 Visus 6/6
N+1/P TIO N
Ortophoria Kedudukan Ortophoria
Pergerakan
Hiperemi (-), Edema (+), Hiperemi (-), Edema (-),
Palpebra
spasme (-) spasme (-)
Hiperemi (+) CI (–), PCI
Hiperemi (-)CI (–), PCI (–),
(+), jaringan fibrovaskular Konjungtiva
jaringan fibrovaskular (-)
(-)
Jernih, Edema (-),
Jernih, Edema(-), infiltrate
Kornea infiltrate (-), Arkus senilis
(-), Arkus senilis (+)
(+)
rad. line (+),Reguler Iris rad. line (+), Reguler
Sentral, round, Reflek Sentral, round,Reflek
cahaya (-), Pupil cahaya (+)/menurun,
7 mm  3 mm
Jernih Lensa Jernih
Tonometri
TOD 3/10 50,5 mmHg
TOS 14/10 7,8 mmHg
Slit Lamp
 SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), injeksi perikornea (+), pterigium
(-), kornea jernih , bilik mata depan kesan normal, iris coklat,
kripte (+), pupil midriasis, sentral, RC (-), lensa jernih.

 SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), injeksi perikornea (-), pterigium (-


),kornea jernih, bilik mata depan kesan normal, iris coklat, kripte
(+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

 Funduskopi : Tidak dilakukan

 Gonioskopi : Tidak dilakukan


Resume

 Ny. D 58 th dating ke Poli Mata RSUD Blambangan dengan


mata kanan merah sejak 1 minggu ini, penglihatan kabur sejak
+1 minggu yang lalu. Pandangan mata yang kabur tersebut
terjadi mendadak. Selain itu, pasien juga merasa matanya
berat. halo (+), cekot-cekot (+),nyeri (+), mual (+), muntah (-),
pusing (+), silau (+), lakrimasi (+), sekret (-), trauma (-), riwayat
bengkak kelopak mata (+). Riwayat HT (+), DM (-).

 Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 6/45 dan VOS


6/6. Pada mata kanan, didapatkan palpebra edema, injeksi
siliaris, pupil midriasis 7 mm, reflex cahaya negative, lakrimasi
(+), TOD 50,5 mmHg dan TOS 7,8 mmHg.
Diagnosis

 OD Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut


Penatalaksanaan

R/ Timolol ed 0,25% No I
S 2 dd gtt I OD

R/ Asetazolamid tab mg 500 SR No XV


S 2 dd tab I omni 12 h

R/ Kcl tab No V
S 1 dd tab 1
Timolol
Kalium Klorida

Kalium klorida adalah obat suplemen mineral dengan fungsi untuk


mengobati atau mencegah jumlah kalium yang rendah dalam darah.

 Dosis Dewasa biasa untuk Pencegahan Hipokalemia

 Parenteral:

10 sampai 40 mEq Kalium Klorida untuk injeksi diencerkan dalam jumlah dan
jenis larutan yang tepat untuk intravena infus sekali pada tingkat yang tidak
melebihi 40 mEq / jam.

 Oral:

10 sampai 20 mEq oral sekali sehari diberikan dalam dosis yang terbagi
 Kontraindikasi:

kerusakan ginjal berat, kadar plasma kalium di atas 5 mmol/liter.

 Efek Samping:

mual dan muntah (bila berat dapat merupakan tanda obstruksi) ulserasi

esofagus atau usus kecil.

 Peringatan:

penderita lanjut usia, kerusakan ginjal ringan sampai sedang (diperlukan

pengawasan ketat) striktur usus, riwayat ulkus peptikum, hiatus hernia (untuk

sediaan lepas lambat); penting: bahaya khusus bila diberikan dengan obat

yang bisa menaikkan kadar plasma kalium seperti diuretik hemat kalium, ACE

inhibitor, atau siklosporin.


 Acetazolamide

merupakan turunan sulfonamida. Acetazolamid adalah inhibitor reversibel


Noncompetitive dari karbonat anhidrase enzyme. Mengurangi pembentukan ion
hidrogen dan bikarbonat dari karbon dioksida dan air, sehingga mengurangi
sekresi aqueous humor dan IOP dan meningkatkan ekskresi bikarbonat, natrium,
dan kalium karena penurunan ion hidrogen dalam tubules ginjal. Karena
penurunan bikarbonat pada serum, tekanan intraokular menjadi turun oleh
karena penurunan produksi aqueous humor.

 Absorpsi

Acetazolamide oral akan menurunkan tekanan intraokular selama 8 hingga


12 jam, beberapa 18 hingga 24 jam. Acetazolamide intravena dapat segera
menurunkan tekanan intraokular dalam 2 menit setelah pemberian dan durasi
obat akan bertahan 4 hingga 5 jam
 Distribusi

Setelah proses absorpsi, acetazolamide yang sudah berada dalam plasma


segera didistribusikan ke mata (aqueous humor), korteks pada ginjal dan sel darah
merah (eritrosit). Acetazolamide juga mampu menembus sawar plasenta.

 Dosis

8-30 mg / kg atau 300-900 mg / m2 hari dalam 3 dosis terbagi telah digunakan.

 Kontraindikasi

Hipersensitivitas (termasuk sulfonamid lain), hiponatremia, hipokalemia,


insufisiensi adrenal, ginjal atau gagal hati, sirosis hati (risiko ensefalopati), urolitiasis
(untuk hiperkalsiuria), asidosis hiperkloremik, dekompensasi glaukoma sudut tertutup
kronis (untuk terapi jangka panjang ), diabetes, uremia, menyusui.
Interaksi Acetazolamid

Zat aktif Deskripsi tentang interaksi


FED. Terhadap latar
belakang acetazolamide,
Karbamazepin
risiko efek beracun
meningkat.
FED. Memperkuat efek
Teofilin
diuretik.
FED. Terhadap latar
belakang acetazolamide,
Ephedrine
risiko efek beracun
meningkat.
prognosis

 Prognosis baik apabila gloukoma akut cepat terdeteksi dan


mendapatkan terapi sesegera mungkin. Sering diagnosa
dibuat pada stadium lanjut, dimana lapangan pandang
telah hilang secra progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap. Penanganan episode akut yang
terlambat akan meyebabkan sinekia sudut tertutup
permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan
permanen.

Anda mungkin juga menyukai